SIROSIS HEPATIS
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 18
Dentinawati (15320113P)
BAB I
PENDDAHULUAN
menahun pada hati diikuti dengan ploriferasi jaringan ikat, degenerasi, dan
regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekeacauan dalam susunan parenkim hati.
Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar pada pasien
yang berusia 45-46 tahun setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit kanker. Di
merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan bagian
hepatik?
4. Apa manifestasi klinis dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik?
5. Bagaimana patofisiologi dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita dari
hepatic/koma hepatik?
8. Apa saja komplikasi dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik?
9. Bagaimana prognosis dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik?
10. Bagaimana woc (web of caution) dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati
hepatic/koma hepatik?
11. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita dari
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan Sirosis
hepatik.
3. Menjelaskan etiologi/faktor pencetus Sirosis Hepatis dan ensefalopati
hepatic/koma hepatik.
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati
hepatic/koma hepatik.
5. Menjelaskan patofisiologi Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik.
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang pada Sirosis Hepatis dan ensefalopati
hepatic/koma hepatik.
7. Menjelaskan penatalaksanaan klien dengan Sirosis Hepatis dan
hepatic/koma hepatik.
9. Menjelaskan prognosis dari Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma
hepatik.
10. Menjelaskan WOC Sirosis Hepatis dan ensefalopati hepatic/koma hepatik.
11. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pasien dengan Sirosis Hepatis dan
1.4 Manfaat
1. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Sirosis Hepatis
2. Mengetahui dan memahami definisi Sirosis Hepatis dan ensefalopati
hepatic/koma hepatik.
3. Mengetahui dan memahami etiologi/faktor manifestasi klinis dari Sirosis
hepatic/koma hepatik.
6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada Sirosis Hepatis
hepatic/koma hepatik.
12. Menejelaskan asuhan keperawatan pasien dengan Sirosis Hepatis dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keduan kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.
Beratnya 1200-1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah
diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area.
berkaitan 1 sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap
karbon (3C) yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus
krebs).
beberapa komponen:
1. Senyawa 4 karbon - KETON BODIES
3. Pembentukan cholesterol
metabolisme lipid
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses
deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.
plasma albumin dan globin dan organ utama bagi produksi urea. Urea
dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang globulin hanya
BM 66.000
faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang
bereaksi adalah faktor ekstrinsi. Bila ada hubungan dengan katub jantung-
yang ereaksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer biar kuat
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, proses detoksikasi terjadi pada proses
bahan melalui proses fagositosis selain itu sel kupfer juga ikut
8. Fungsi hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal
a.hepatica 25% dan di dalam v porta 75% dari seluruh aliran darah ke hat.
persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu , exercise,
Sirosis Hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara
dan nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai
dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan
jaringan ikat, dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan
akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C.Smeltzer dan
Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan
pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat melukai sel-sel hati.
dari hati berlemak yang sederhana dan tidak rumit (stetosis), ke hati
disebabkan oleh suatu kelainan dari sistem imun yang ditemukan pada
sebagian besar wanita. Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan
dalam hati yang dilalui empedu menuju usus. Empedu adalah suatu
tua)
menyebabkan sirosis
suatu kelainan sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita.
reaksi yang tidak umum pada beberapa obat-obatan dan paparan yang
1. Etiologi
2. Morfologi
1). Mikronodular
hati mengandung nodul halus dan kecil tersebut di seluruh lobul. Sirosis
2). Makronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi,
didalamnyaada daerah luas dengan parenkim yang masih baik atau terjadi
regenerasi parenkim.
3). Campuran
Fungsional
dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi
penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan
yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua
darah dari organ-organ digesif akan terkumpul dalam vena portal dan
3.Varises Gastrointestinal:
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik
4.Edema:
Gejala lanjut lainya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati
kalium.
5.Kemunduran mental:
2. Cepat lelah
3. Kelemahan otot
8. Hematemesis , melena
tersebut dapat terjadi dalam waktu yang singkatatau dalam keadaan kronis
atau perlukaan hati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alkohol
aktif. Hal ini kemudian akan membuat hati merespon kerusakan sel tersebut
yang rusak sehingga banyak banyak gejala klinis. Kompresi dari vena pada
dimulai dengan proses peradangan, lalu nekrosis hati yang meluas yang
yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien. Pemberian preparat diuretik
kalori). Bila ascites diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III
(1.000-2.000 mg). Bila proses tidk aktif, diperlukan diet tinggi kalori
adalah:
1. Perdarahan Gastrointestinal
Setiap penderita Sirosis Hepatis dekompensata terjadi
2. Koma Hepatikum
Komplikasi yang terbanyak dari penderita Sirosis Hepatis
sebagai akibat dari faal hati sendiri yang sudah sangat rusak,
makanan.
4. Infeksi
Setiap penurunan kondisi badan akan mudah kena infeksi,
Gambaran Klinis
Pembesaran hati (hepatomegali):
Pada awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi
oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat
fibrosa hati akan (kaosasukalisoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut,
ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut sehingga menyebabkan
sebagian lagi oleh obtruksi sirkulasi portal.Semua darah dari organ-organ digestif
Komplikasi
komplikasi lain,yaitu:
Asites
Encefalopali
Pentonitis bakterial spontan
Transformasi kanker hati primer(hepatoma)
Sindrom hepatorenal
c. Intoleransi aktivitas
Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, tugor kulit
baik,pengisian kapiler nadi perifer dan haluan urine individu sesuai
Intervensi:
Berikan Cairan IV
Intervensi:
Hasil yang diharapkan: Menunjukan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam
nyeri(tidak mengerut,menangis, intesitas dan lokasinya)
Intervensi:
Kaji dan catat nyeri dan karakteristiknya: lokasi, kwalitas, frekuensi dan
durasi
Intervensi:
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa
Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit
FKUI, jakarta.\