Penanggung Jawab
dr. Putu Asih Primatanti, Sp.KJ
dr. Rima Kusuma Ningrum, MMedEd
Koordinator Kurikulum
dr. Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini, M.Si
Koordinator Blok
dr. I Putu Triyasa, Sp.A
Sekretaris Blok
dr. Putu Nita Cahyawati, M.Sc
Anggota
dr. Suparmi Wiadnyana, Sp.A
Dr. dr. A.A Oka Lely, Sp.A
dr. Romy Windiyanto, Sp.A
Pemicu oleh
dr. Kadek Agus Kurniawan, Sp.OG
dr. Ni Putu Diah Witari, M.Sc
ii
Editor
dr. AA Sagung Ayu Santhi Sueningrum, S.Ked
Kontributor
dr. IGN Made Bayuningrat, Sp.OG, MM, CHt
dr. IGN Putu Sana
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc, Sp.A
Dr. dr. A.A. Oka Lely, Sp.A
dr. I Putu Triyasa, Sp.A
dr. I Putu Wijana, Sp.A
dr. Ni Putu Aniek Mahayani, Sp.A
dr. I.G.N.K. Oka Nurjaya, Sp.A
dr. Suparmi Wiadnyana, Sp.A
Adijanti Marheni
iii
Mapping Kurikulum 2014
General Medical Medical Cell as Biochemical Machinery Growth and Community Health -
Studies Professionalism Communication and Human Body Design Development Based Practice
(Studi (Profesionalisme (Komunikasi (Sel sebagai Mesin Biokimia (Tumbuh (Kedokteran
1 Umum) Kedokteran) Kedokteran) dan Desain Tubuh Manusia) Kembang) Komunitas)
(21/19)
(5/4) (2/2) (2/2) (6/5) (2/2) (3/3)
iv
Clinical skills (2/2)
(Keterampilan Klinik yang Terintegrasi Dalam Blok)
Clerkship (24)
8
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24)
9
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24)
10
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24), KKN/PGC (4)
11
(Kepanitraan Klinik Madya, KKN/PGC)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmat-Nya lah, Buku
Modul Block Pediatric Disorders tahun 2017 ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Penyusunan Buku Modul ini dimaksudkan untuk menjadi pegangan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, agar tujuan dari blok ini yaitu mampu mengelola dan melakukan edukasi
tentang masalah kesehatan serta tumbuh kembang bayi dan anak serta mampu melakukan akses
terhadap informasi baru yang relevan untuk mendukung diagnosis, manajemen dan pencegahan
penyakit dapat terwujud.
Proses dalam pelaksanaan Block Pediatric Disorders diselenggarakan dengan sistem
pembelajaran di PSPD FKIK Unwar yang menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
mengikuti proses pembelajaran modern yakni menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam
berkomunikasi, belajar aktif dan mandiri sebagai landasan untuk menjadi dokter yang
profesional. Namun karena keterbatasan kemampuan dalam penyusunannya, buku modul ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya saran dan masukan dari berbagai pihak, terutama
yang memanfaatkan buku ini sangat diharapkan dan akan digunakan sebagai panduan dalam
penyempurnaan modul ini di tahun berikutnya.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih kepada para dosen anggota Tim Penyusun serta
pegawai yang membantu selesainya modul ini.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Penyusun .................................................................................................................... ii
Mapping Kurikulum................................................................................................... iv
Kata Pengantar ........................................................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................................... vii
Informasi Umum........................................................................................................ 1
Dosen Pemberi Kuliah ......................................................................................... 1
Tutor..................................................................................................................... 2
Kurikulum Blok ................................................................................................... 3
Jadwal Pembelajaran............................................................................................ 5
Pertemuan Evaluasi.............................................................................................. 9
Daftar Pustaka............................................................................................................ 10
Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................. 11
Pemicu.................................................................................................................. 14
Student Project..................................................................................................... 24
Kunjungan Lapangan ........................................................................................... 26
Panduan Praktikum .............................................................................................. 28
Abstrak Kuliah ..................................................................................................... 33
Uji Diri ....................................................................................................................... 49
Penutup ...................................................................................................................... 52
vii
Block Pediatric Disorders
INFORMASI UMUM
TUTOR
08175731999
8 dr. Tanjung Subrata, M.Repro Fisiologi 8
KURIKULUM BLOK
Block Pediatric Disorders merupakan integrasi beberapa bidang ilmu yang diharapkan dapat
mendukung pemahaman mahasiswa secara lebih komprehensif mengenai pertumbuhan dan
perkembangan manusia selama dalam kandungan dan sesudah lahir. Dalam blok ini akan
diuraikan secara berkesinambungan tentang pertumbuhan dan perkembangan di dalam
kandungan dan sesudah lahir yang normal maupun yang mengalami gangguan serta informasi
klinisnya.
Materi-materi dalam Blok ini dibagimenjadi empat bagian pokok, yaitu prinsip dasar
prenatal, pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir, gangguan pada neonatus dan bayi,
serta kesehatan anak dan gangguannya.
Buku modul blok ini dilengkapi dengan pemicu yang harus dibahas oleh mahasiswa
dalam diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
(learning outcomes) yang diharapkan, self assessement untuk mengukur sendiri keberhasilan
mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang dibahas dalam Blok serta daftar referensi
standar yang dianjurkan.
Blok ini memiliki bobot tiga SKS, dengan dengan masa pembelajaran selama 3
minggu (15 hari efektif untuk proses pembelajaran di Blok dan 2 hari efektif untuk
pembelajaran keterampilan klinik).
Blok ini dilengkapi dengan pemicu yang dibahas oleh mahasiswa dalam diskusi
kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai tujuan pembelajaran blok. Untuk lebih
meningkatkan pemahaman, pembelajaran juga diberikan dalam bentuk kuliah dan praktikum.
Dalam buku blok ini, disertakan pula daftar referensi dan abstrak kuliah sebagai sumber
belajar acuan dan self assessment untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa.
JADWAL PEMBELAJARAN
PERTEMUAN EVALUASI
Penilaian sumatif (ujian) akan dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Juli 2017. Agar dapat
mengikuti ujian sumatif, terdapat beberapa prasyarat yang wajib diikuti oleh mahasiswa,
yaitu mengikuti kegiatan praktikum dan kunjungan lapangan sesuai jadwal yang ditentukan.
Ujian tulis Blok memakai metode MCQ, yang memberikan kontribusi 75% terhadap nilai
akhir. Kemampuan juga dinilai pada penyusunan dan presentasi student project yang
memberikan kontribusi 5%. Kemampuan dan sikap yang dinilai oleh tutor saat diskusi
kelompok, memberikan kontribusi 5%, nilai praktikum memberikan kontribusi 5% serta nilai
minitest yang akan memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap nilai akhir. Batas nilai
minimal kelulusan pada Blok ini adalah 70 dari skala 100.
DAFTAR PUSTAKA
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Dalam Block Pediatric Disorders, terdapat dua aktivitas pembelajaran utama, yaitu tutorial
dan pembelajaran mandiri. Aktivitas pembelajaran tambahan yang mendukung pembelajaran,
yaitu kuliah interaktif, praktikum, student project, dan keterampilan klinik. Rincian
penjelasan aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tutorial
Tutorial dibimbing oleh seorang dosen tutor dan dipimpin seorang ketua kelompok.
Diskusi kelompok memakai metode seven jumps, yaitu:
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms identifikasi dan klarifikasi istilah yang
belum dipahami. Mahasiswa mencari istilah yang belum dipahami dengan menggunakan
kamus.
Langkah 2: Define the problems merumuskan daftar masalah. Mahasiswa dipandu
dalam melakukan eksplorasi masalah secara mendalam. Bentuk eksplorasi permasalahan
dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Peran tutor adalah memandu mahasiswa untuk dapat
menganalisis kasus secara kritis dan mendalam.
Langkah 3: Brain storming based on prior knowledge curah pendapat berdasarkan
pengetahuan awal. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang permasalahan pada langkah 2. Jawaban diberikan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis atau poin-poin singkat. Dalam langkah ini tidak dinilai salah/benar
suatu jawaban yang berarti semua jawaban mahasiswa dihargai. Dalam langkah ini
belum terjadi tukar pendapat maupun saling sanggah. Penjelasan secara rinci selanjutnya
dibuat di langkah 4.
Langkah 4: Analyze, review, and organize tentative explanation (hipotesis) Analisa,
kaji, dan susun dugaan awal (hipotesis). Dalam langkah ini, penjelasan dalam bentuk
poin-poin yang dibuat dalam langkah 3 dijelaskan dengan lebih rinci. Pada prosesnya
dapat terjadi silang pendapat, saling sanggah atau tukar pikiran. Mahasiswa juga
didorong untuk membuat hubungan antar topik-topik yang dibicarakan dalam bentuk
skema.
Langkah 5: Formulate learning objectives (LO) perumusan tujuan pembelajaran.
Dalam langkah ini, permasalahan utama dimasukkan dalam LO. Selain itu, LO juga
mencakup penjelasan-penjelasan yang masih dianggap kurang atau pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab. Dalam hal ini, tutor dapat menyesuaikan LO yang
harus dicapai dengan LO yang dibuat oleh mahasiswa. Jika ditemukan perbedaan, maka
tutor dapat melakukan intervensi dengan mengusulkan LO mahasiswa sesuai dengan LO
diskusi yang diharapkan. Mahasiswa perlu diingatkan menggunakan referensi yang valid
dan tidak membagi-bagi LO antar masing-masing individu. Setiap anggota kelompok
wajib mempelajari semua LO yang telah disetujui bersama.
Langkah 6: Independent study and information gathering belajar mandiri dan mencari
informasi. Dalam langkah ini, mahasiswa melakukan proses belajar mandiri untuk
mencari jawaban dari LO yang dibuat. Berbagai sumber belajar dapat dieksplorasi,
misalnya buku teks, sumber ilmiah elektronik, jurnal ilmiah, maupun konsultasi pakar.
Mahasiswa diharapkan mencari sumber yang validitasnya terpercaya dan menghindari
catatan kakak kelas/kuliah, media daring seperti blog, wikipedia dan lain sebagainya.
Langkah 7: Share, synthesis, and summarize the results of independent study bagi,
olah, dan rangkum hasil belajar mandiri. Dalam langkah ini, mahasiswa membagi,
mengolah, dan merangkum sumber belajar yang telah didapatkan dalam langkah 6. Saat
diskusi mahasiswa diminta untuk menyebutkan sumber referensinya. Pada akhir langkah
ini, tutor memberikan umpan balik, baik terhadap performance kelompok secara
keseluruhan dan performance setiap anggota kelompok. Umpan balik yang diberikan
sebaiknya mengikuti kaidah-kaidah umpan balik yang baik, antara lain: spesifik,
langsung dan terarah.
2. Pembelajaran mandiri
Dalam proses adult learning, mahasiswa tidak cukup hanya belajar dari bahan kuliah
yang diberikan. Mahasiswa diharapkan mampu belajar mandiri dengan mencari dan
belajar dari berbagai sumber belajar seperti media online yang valid serta buku teks di
perpustakaan sebagai sumber materi pembelajaran. Pembelajaran mandiri ini juga
merupakan langkah ke-6 dari seven jumps.
3. Kuliah interaktif
Kuliah oleh narasumber diberikan secara dua arah. Masing-masing kuliah disediakan
waktu selama 50 menit. Sebelum mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan sudah
mempelajari materi yang akan dikuliahkan.
4. Praktikum
Sesi praktikum dilakukan di laboratorium atau ruangan kuliah sesuai dengan panduan
praktikum yang telah dipersiapkan.
5. Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan merupakan salah satu aktivitas pembelajaran dengan cara melihat
kondisi lapangan secara langsung. Kunjungan lapangan pada Block Pediatric Disorders
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai tumbuh kembang anak.
Kunjungan lapangan pada blok ini dilakukan sebanyak satu kali ke tempat yang telah
ditentukan oleh Tim Blok. Kunjungan lapangan dilakukan dengan cara pengamatan
(observasi), wawancara, dan pengukuruan tumbuh kembang anak.
6. Pleno
Pleno merupakan sesi dimana mahasiswa bertemu kembali dengan para pakar atau
pemberi kuliah untuk mendiskusikan kembali topik-topik yang sudah dipelajari. Pleno
dilakukan selama 50 menit
7. Student project
Student project bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai
isi/materi pembelajaran pada Block Pediatric Disorders. Pada Blok ini, student project
mahasiswa adalah power point yang dipresentasikan di runag diskusi sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
8. Keterampilan klinik
Keterampilan klinik dilakukan di gedung Laboratorium Keterampilan Klinik. Kegiatan
ini meliputi empat kegiatan yaitu kuliah pengantar, keterampilan klinik terbimbing,
belajar mandiri dan responsi. Dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing
kelompok mahasiswa akan dibimbing oleh seorang instruktur. Materinya terdapat pada
buku yang terpisah dengan buku Blok ini, yaitu Buku Manual Keterampilan Klinik 6.
PEMICU
Pemicu 1
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Prinsip dasar diagnosis prenatal
Durasi : 1 jam
Konten :
Pemicu 2
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Gangguan hepatobilier pada bayi baru lahir
Durasi : 1 jam
Konten :
Pemicu 3
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Sudden infant death syndrome (SIDS)
Durasi : 1 jam
Konten :
a. Pengertian dan faktor risiko SIDS
STUDENT PROJECT
Student project pada Block Pediatrics Disorders bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa mengenai masalah yang terjadi pada bayi dan anak. Setiap mahasiswa membuat
power point untuk semua topik student project. Mahasiswaakan presentasi di ruang diskusi
bersama dengan tutor menggunakan proyektor sesuai dengan jadwal.
Student project 2
a. Gangguan Neurologi pada neonatus
b. Gangguan Respirasi
Student project 3
a. Imunisasi
b. Tumbuh Kembang anak dan permasalahannya
KUNJUNGAN LAPANGAN
Kunjungan lapangan merupakan salah satu aktivitas pembelajaran pada Block Pediatric
Disorders. Kunjungan lapangan dilakukan satu kali ke tempat yang telah ditentukan oleh Tim
Blok. Pada kunjungan tersebut setiap mahasiswa melakukan pengamatan (observasi),
wawancara, dan pengukuran terhadap tumbuh kembang anak. Mahasiswa akan mencatat hasil
kunjungan ke dalam formulir yang telah disiapkan. Hasil kunjungan tersebut akan
dipresentasikan dan didiskusikan bersama anggota kelompak SGD dan Tutor pada saat
diskusi kelompok. Kunjungan lapangan ini merupakan prasyarat mahasiswa agar dapat
mengikuti ujian sumatif.
Lokasi :
Tanggal :
Inisial Anak :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hasil Interaksi :
Hasil pengukuran
Berat badan :
Tinggi Badan :
Lingkar kepala :
Kesimpulan:
PANDUAN PRAKTIKUM
Praktikum 1
Vaksinasi Dasar
dr. Suparmi Wiadnyana, Sp.A
Praktikum vaksinasi dasar pada Block Pediatric Disorders akan dilaksanakan sebanyak 1x
pertemuan sesuai dengan jadwal yang telah diatur dalam Buku Blok dan mahasiswa dibagi
menjadi 4 kelompok.
Tujuan pembelajaran:
Bisa melakukan vaksinasi dan melatih tenaga pelaksana vaksinasi di lapangan
2. Bahan
Obat untuk vaksinasi: polio dengan pipet tetes, uniject/hepatitis B1 dosis, BCG
obat dan pelarut, pentavalent, campak.
Alat injeksi 1 ml/BCG, 2 ml, 5 ml
Kapas
Kasa steril
Alkohol
Aquadest
Safety box
Lembar pretest dan posttest sebanyak jumlah mahasiswa
Metoda praktikum
1. Kuliah/penjelasan mengenai imunisasi 1 jam
2. Penjelasan praktikum vaksinasi 1jam
3. Pembagian kelompok
Cara bekerja:
1. Dua mahasiswa bekerja sama saling bergantian menjadi pasen dan petugas
vaksinasi.
2. Berikan penjelasan kepada pasen layaknya melakukan informed concern
3. Lakukan seolah-olah memberikan vaksin kepada pasien
4. Pantau pasien apakah ada KIPI, dan catat bila ada.
5. Catat semuanya dilembar pencatatan dan pelaporan.
Referensi:
1. Buku Panduan Pelatihan Vaksinologi Dasar FKUI-RSCM th 2007
2. Permenkes th 2014
Pratikum 2
Tumbuh Kembang Anak
Dr. dr. A.A. Oka Lely, Sp.A
Tumbuh dan kembang adalah dua proses yang berbeda namun selalu berkaitan. Tumbuh
(pertumbuhan) adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,
sedangkan kembang (perkembangan) adalah bertambahnya kemampuan struktur & fungsi
tubuh menjadi lebih kompleks. Jadi pemantauan tumbuh kembang dilakukan
berkesinambungan dalam interval tertentu, dimana untuk tumbuh diukur dengan satuan berat
dan satuan panjang. Jadi bersifat kuantitatif. Kembang (perkembangan), diukur memakai
kuesioner (KPSP, Denver II, dan lainnya) hasilnya bersifat kualitatif.
Ukuran tumbuh yang paling penting dan dilakukan setiap saat baik ketika sakit/sehat
adalah berat badan (kg), yang lainnya adalah ukuran panjang badan (PB/TB), lingkar kepala
(LK), lingkar lengan atas(LLA), dan lipatan kulit. Ukuran lainnya diantaranya bentuk tubuh
dan perbandingan kepala tubuh-anggota gerak- tebal jaringan otot/ jaringan lemak, bentuk
& warna rambut serta gigi geligi.
Hasil pengukuran perkembangan yang didapat dari kuesioner praskrining
perkembangan (KPSP), maupun Tes Denver II, menunjukan kemampuan gerak kasar/halus,
bicara & personal sosial. Lainnya adalah pemeriksaan Chat & Claim untuk perkembangan
kognitif dan emosi. Adapula kuesioner untuk mendendiagnosis adanya autis. Secara
keseluruhan proses deteksi dini kelainan Tumbuh Kembang tertuang dalam SDIDK (
Stimulasi Deteksi dan Deteksi Dini). Tumbuh Kembang anak baik ditempat Pelayanan
Kesehatan Dasar maupun ditingkat lanjutan.
Untuk penilaian pertumbuhan dimulai dengan cara pengukuran dan menggunakan alat
yang baik (stimulasi), alat yang dipakai dijamin ketepatannya serta diminimalisir kesalahan
yang terjadi. Pengukuran dilakukan berulang dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan
rate of growth atau kecepatan tumbuh. Tehnik dan alat yang dipakai terdapat dalam lampiran.
Suatu baku (standar) diperlukan untuk penilaian tumbuh kembang anak menyimpang
atau tidak, masih dalam batas normal, lambat tumbuh, terlalu cepat untuk umurnya
proporsional untuk ukurannya.
Pratikum Tumbuh KembangAnak (TKA) akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
TujuanPembelajaran:
A. Dengan menggunakan instrument(DenverII) diharapkankan mahasiswa memahami
cara menilai perkembangan anak ( utamanya 1-5 th) dalam hal :
1. Motorik Kasar
2. Motorik Halus
3. Bicara & Bahasa
4. Personal Sosial
Buku Acuan.
1. Pedoman penangan kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang balita, Kemenkes RI,
bekerja sama dengan IDAI, PDSKJI, PERDOSIRI,Perdami, Perhati-KL, KL, IFT,
IOTI, IKATWI 2013
2. Buku Tumbuh Kembang Anak& Remaja IDAI th 2002
3. Buku Deteksi Tumbuh Kembang Anak . Sulistyawati dalam: Salemba Medika,
Jakarta Selatan 2014
4. Pedoman fasilitator Pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
kembang Anak. Tingkat Pelayanan kesehatan anak. KEMENKES RI, 2012.
Lampiran:
1. Skala Denver II ( sudah tersedia di FKIK UNWAR)
2. Lampiran diambil dari hal 9-11 Buku Pelatihan stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh kembang Anak. Tingkat Pelayanan kesehatan anak. KEMENKES RI, 2012.
Referensi:
1. Pedoman penangan kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang balita, Kemenkes RI,
bekerja sama dengan IDAI, PDSKJI, PERDOSIRI,Perdami, Perhati-KL, KL, IFT,
IOTI, IKATWI 2013
2. Buku Tumbuh Kembang Anak& Remaja IDAI th 2002
ABSTRAK KULIAH
Kuliah 1
Prinsip Dasar Diagnosis Prenatal
dr. I G. N. Made Bayuningrat, Sp.OG, MM, CHt
Prenatal Diagnosis adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah janin
dalam kandungan mengalami keabnormalan genetik, ada yang menyebut diagnosis sebelum
kelahiran, dan berbagai teknik yang digunakan untuk mengenal kesehatan dan kondisi janin
sebelum lahir. Insiden dan prevalensi diantaranya congenital anomalies : 20 - 25% perinatal
deaths, 3% Gangguan Bayi Baru Lahir. Manfaat pembelajaran ini antara lain : menangani
minggu sisa dari kehamilan, mengenali luaran kehamilan, merencanakan kemungkinan
komplikasi pada proses kelahiran, memprediksi masalah yang mungkin terjadi pada janin
yang baru lahir, memutuskan apakah meneruskan kehamilan, mendapatkan kondisi yang
berdampak pada kehamilan selanjutnya. Indikasi prenatal diagnosis meliputi : umur ibu
lanjut, Keguguran berulang 3, Kemungkinan riwayat keluarga dengan penyakit genetik atau
gangguan multifaktor, etnis pada peningkatan risiko penyakit genetik, teratogen, pemeriksaan
USG abnormal, hasil skrining serum darah ibu yang abnormal.
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui :peran prenatal diagnosis, prinsip
dasar prenatal diagnosis, berbagai teknik prenatal diagnostik, dan kemampuan mahasiswa
untuk :membedakan berbagai teknik prenatal diagnostik, konseling pasien dengan risiko
tinggi kelainan kongenital, memberikan jaminan dan mengurangi kecemasan pada ibu dengan
risiko tinggi, memberikan pasangan pilihan penanganan kalau ada kelainan (psikologi,
kehamilan, pasca persalinan), konseling kemungkinan tarapi prenatal.
Prenatal diagnosis dibedakan atas : prosedur invasive, dan non-invasive. Prosedur
invasive, seperti :amniosintesis, chorionic villus sampling/CVS, dan non-invasive :
ultrasonography, fetal blood cells in maternal blood (2013), maternal serum alpha-
fetoprotein, maternal serum beta-HCG, maternal serum estriol, next generation pd (genomic
amnio and villuos sampling) (2014). Berbagai pemeriksaan meliputi : penapisan dengan
menggunakan USG menemukan Nuchal Translucency (NT), Tes Biokimia dengan tes AFP
(Alfa feto Protein), hCG (Human Chorionic Gonadotrophin), Inhibin A, Estriol,
Gabungan/Integrated.Tes diagnostik dengan CVS, Amniosintesis. Pemeriksaan Anatomical
Scan, dan ditambah evaluasi trimester ketiga kehamilan, seperti :NST, CST, BPP,
Ultrasonografi.
Prenatal diagnosis memiliki peranan penting dalam mendiagnosa janin sebelum
kelahirannya. Berbagai peran penting prenatal diagnosis diperlukan untuk membantu
konseling berbagai kemungkinan dan keabnormalan yang dapat terjadi saat kehamilan.
Pengetahuan prenatal diagnosis sangat diperlukan bagi aktifitas diagnostik dokter,
sebagai bekal dalam menjalankan tugas profesinya kelak sehingga mampu memberi
konseling bagi masyarakat dengan lebih baik.
Kuliah 2
Prenatal Development 1: Embryonic Stage
dr. IGN Putu Sana
Fertilisasi-Perkembangan Minggu II
Spermatozoa yang dituangkan ke dalam vagina saat copulasi tidak mempunyai kemampuan
untuk fertilisasi. Dalam perjalanannya dari vagina menuju tuba uterine spermatozoa
mengalami capacipation selama 7 jam. Kalau pada saat itu spermatozoa bertemu dengan
ovum ia akan mengalami zona reaction saat menembus corona radiate sehingga enzym-
enzym yang terdapat di dalam acriosemennya dapat ke luar untuk membantunya menembus
zona pellucida dalam proses fertilisasi. Fertilisasi menghasilkan zygote/conceptus yang
mengandung chromosome yang diploid dan jenis kelaminnya sudah ditentukan. Zygote
segera mengalami cleavage, membelah secara mitosis menjadi 2 sel dan seterusnya sehingga
pada hari ketiga setelah fertilisasi sudah dalam bentuk marula meskipun ukurannya tetap
karena masih terbungkus zona pollucida,. Pada hari keempat umumnya zygote telah masuk
uterine cavity, disusul oleh hilangnya zone pollucida dan zygote menggelembung menjadi
blastocyst. Sel-sel zygote mengelompokkan dan berubah bentuk menjadi inner cell mass
(embriyoblast) yang menempel pada salah satu kutub blastocyst (kutuk embriyonal) dan outer
cell mass (trophoblast) yang bentuknya pipih membentuk dinding blastocyst/Mulai hari ke
enam sampai hari ke-13/14 blastocyst mengalami implantasi ke dalam endometrium yang
dalam stadium secrecy.
Trophoblast menjadi 2 lapis yaitu syncytiotrophoblast (tanpa batas sel). Dan
cytotrophoblast sedangkan embriyoblast juga membentuk 2 lapis sel yaitu epiblast dan
hypoblast, yang bersama-sama membentuk bilaminar germ disc. Dari epiblast kemudian akan
terbentuk amnioblast yang membentuk dinding amniotic cavity dan dari hypoblast terbentuk
housers membrane yang membentuk dinding primitive yolk sac. Epiblast juga membentuk
extra embriyonic mesoderm yang mengisi rongga diantara amnion & yolk sac dengan
lapisan cytotrophoblast. Di dalam mesoderm ini kemudian terbentuk rongga yaitu chrionic /
extra embriyonic coelem sehingga extra embriyonic mesoderm terbagi menjadi
splanchopleuric mesoderm yang melapisi amnion & yolk sac dan somatopleuric mesoderm
yang melapisi zytotrophoblast yang kemudian menjadi chorionic plate.
Di dalam lapisan zyncyriotropblast terbentuk lubang-lubang disebut trophoblastic
lacunae , yang pada hari terakhir (hari kle -13714) proses implantasi dimasuki darah si ibu
dengan deras sehingga si ibu sering mengalami menstruasi palsu. Pada hari ini juga terbentuk
definitive yolk sac yang lebih kecil sehingga chorionic cavity menjadi makin lebar.
Kuliah 3
Prenatal Development 2: Fetal Stage
dr. IGN Putu Sana
kelahiran disebut dengan fetal period. Di dalam periode ini yang terjadi adalah perubahan
proporsi panjang kelapa dan panjang tubuh sehingga saat lahir panjang kepala seperempat
panjang tubuh. Di dalam periode ini, organ-organ tubuh mendapat fungsinya sehingga saat
lahir semua organ telah berfungsi optimal.
Pada awal periode ini, yang mengalami perubahan dengan cepat adalah tinggi fetus
sedangkan pada bagian akhir periode ini berat serta penimbunan lemak di bawah kulit yang
bertambah dengan cepat sehingga saat bayi lahir terlihat gemuk.
fotus dengan dinding amnion, dan c) memungkinkan pergerakan fetus. Volume amniotic
fluid diganti setiap 3 jam. Mulai awal bulan ke-5 fetus minum amniotic fluidnya dan
menambahnya dengan cairan urine yang dikeluarkannya.
Perkembangan Twin
Twins ada 2 jenis yaitu dizygote / fraternal twins dan monozygotic / identical twins.
Dizygotic twins mendekati dua per tiga dari twins. Twins yang berasal lebih dari 2 ovu sangat
jarang. Pada monozygotic twins pemisahan menjadi dua dapat terjadi pada two cells stage,
pada awal blastocyst stage dan awal bilaminar germ disc akan menghasilkan pemisahan
secara sempurna. Pemisahan yang terjadi selanjutnya dapat menghasilkan pemisahan tidak
sempurna (conjoined twins ) yang mungkin tetap menyatu di kepala atau dada atau panggul
dan yang lebih parah lagi kalau pemisahan yang terjadi tidak sama besar.
Fetal membrane pada monozygotic twin dapat bermacam-macam tergantung pada
waktu pemisahannya misalnya pemisahan yang terjadi two cells stage akan mempunyai 2
pacenta, 2 amnion dan 2 chorion seperti pada dizygotic twins.
Kuliah 4
Trauma Persalinan pada Bayi Baru Lahir
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A
Trauma persalinan kerap terjadi pada proses lahirnya seorang bayi. Kejadian trauma
persalinan menurun seiring tingginya tindakan operasi berupa seksio secarian. Trauma dapat
terjadi akibat kecilnya jalan lahir, bayi yang terlalu besar, dan kelainan presentasi bayi.
Truma dapat berupa trauma kepala luar, cidera nervus fasialis, cidera nervus brakialis, patah
tulang humerus, femur dsb. Tatalaksana yang adekuat dapat mengurangi komplikasi kematian
yang dapat terjadi.
Kuliah 5
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Manajemen Laktasi
Dr. dr. A. A. Oka Lely, Sp.A
Air susu ibu merupakan makanan utama dan paling alami untuk bayi, sudah dikenal
sejak manusia ada. Komponen nutrisi ASI sangat unik dan sesuai dengan kebutuhan untuk
tumbuh kembang bayi manusia. ASI memiliki keunggulan karena kandungan gizinya
lengkap, dan mengandung pula zat anti penyakit yang berguna untuk menunjang sistim
kekebalan bayi baik yang bersifat seluler maupun humoral. Selain itu juga mengandung
berbagai ensim pencernaan, berbagai jenis hormon yang berguna untuk pertumbuhan fisik
bayi dan keuntungan bagi ibu setelah melahirkan.
Proses menyusui (laktasi) mempunyai arti yang sangat khusus bagi ibu maupun
bayinya. Saat bayi menyusu terbentuk ikatan emosi (bonding) yang erat antara bayi dengan
ibunya, dan ini sangat berguna bagi tumbuh kembang bayi hingga masa remaja. Keuntungan
lain dari pemberian ASI adalah penghematan pengeluaran bagi keluarga baik untuk keperluan
membeli susu formula maupun untuk biaya perawatan di rumah sakit, karena terbukti bayi
yang tidak mendapat ASI lebih sering sakit. Bagi pemerintah bila seluruh bayi mendapat
ASI, dapat menghemat devisa untuk mengimfor susu formula.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO) dan UNICEF
merekomendasikan pemberian ASI saja pada bayi lahir normal sejak lahir hingga berusia 6
bulan yang diistilahkan sebagai pemberian ASI-eksklusif. Setelah usia 6 bulan pemberian
ASI masih dilanjutkan disertai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Bayi yang
mendapat ASI-eksklusif umumnya tumbuh dengan cepat pada usia 2-3 bulan pertama dan
jarang menderita kegemukan.
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks oleh karenanya perlu dipahami
bagaimana ASI terbentuk, cara menyusui yang benar dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI. Keterampilan menyusui dan cara menyusu yang benar
merupakan syarat utama agar proses laktasi berjalan lancar.Tidak kalah penting adalah
mengenal tanda-tanda keberhasilan menyusu dengan menilai kecukupan ASI bagi bayi.
Produksi ASI sudah mulai berproses begitu ibu ingat akan bayinya dan ketika bayi mulai
menyusu terjadi rangsangan sensoris menuju ke kelenjar hipopise di dalam otak. Terdapat 2
macam hormon yang kemudian disekresi ke dalam aliran darah yaitu oksitosin dan prolaktin
yang fungsinya masing-masing memeras ASI yang telah ada di dalam gudang ASI dan
merangsang produksi ASI untuk penyusuan yang berikutnya.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan jumlah oksitosin yang beredar di
dalam darah maupun faktor-faktor yang dapat menurunkan produksi hormon oksitosin. Agar
bayi dapat menyusu secara eksklusif hingga 6 bulan harus ada upaya agar proses penyusuan
berjalan baik. Ketrampilan menyusu berhubungan dengan posisi tubuh bayi dan ibu saat
penyusuan berlangsung benar yang terdiri atas perlekatan yang benar dan bagaimana cara
bayi menghisap saat menyusu. Sebagai indikasi keberhasilan penyusuan adalah kecukupan
ASI yang diterima bayi dengan memakai ukuran tertentu.
Pada keadaan tertentu menyusu bagi bayi merupakan kontraindikasi atau tidak boleh
dilakukan, demikian pula pada bayi yang terpaksa ditinggal bekerja sebelum bayi berusia 6
bulan cara pemberian ASI perlu disiasati agar proses penyusuan tidak terhenti
Kuliah 6
Gangguan Hepatobilier pada Bayi Baru Lahir
dr. I Putu Triyasa, Sp.A
Ikterus adalah warna kuning di kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat penumpukan bilirubin
dalam serum. Sedangkan hyperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin
serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar
bilirubin tidak dikendalikan. Ikterus yang cenderung patologik perlu ditelusuri jika : Ikterus
muncul pada 24 jam pertama kehidupan, Peningkatan kadar bilirubin serum sama / > 5
mg/dL dalam 24 jam, Ikterus pada proses hemolisis (ABO Inkompatibilitas, defisiensi G6PD,
atau sepsis), Ikterus dengan: berat lahir <2000 gram, masa gestasi <36 minggu, asfiksia,
hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus (SGNN) , infeksi ,trauma lahir pada kepala ,
hipoglikemia, hiperkarbia , hiperosmolaritas darah, Ikterus klinis yang menetap setelah bayi
berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari pada NKB)
Gambaran klinis: Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Gejala
penyerta seperti dehidrasi, asupan kalorinya tidak adekuat (misalnya, kurang minum, muntah-
muntah), adanya anemia hemolitik (mis. ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus,
defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular, trauma lahir, bruising,
sefalhematoma, perdarahan tertutup lainnya. Pletorik, polisitemia, yang dapat disebabkan
oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi kecil masa kehamilanya (KMK), letargik dan
gejala klinis sepsis lainnya. Petekie ; sering berkaitan dengan infeksi kongenital, sepsis, atau
eritroblastosis.Penyakit hati, hepatosplenomegali, omfalitis, hipotiroidisme, massa abdominal
kanan atas sering berkaitan dengan duktus koledokus, feses dempul disertai urine warna
coklat tua pikirkan ke arah ikterus obstruktif.
Pemeriksaan penunjang: terutama dilakukan pada hiperbilirubinemia patologik seperti :
Kadar bilirubin serum (total); bilirubin serum direk, bila dijumpai bayi kuning dengan usia >
10 hari dan atau dicurigai adanya suatu kolestasis. Golongan darah dan faktor Rh dari ibu dan
bayi. Pemeriksaan kadar enzim G6PD. Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati.
Septik marker jika dicurigai sepsis : kultur darah, urine, IT ratio dan C reaktif protein (CRP).
Pemeriksaan penunjang diprioritaskan kepada diagnosis hiperbilirubinemia yang paling
mungkin.
Tata laksana ; Pertimbangkan terapi sinar pada: kadar bilirubin total > 12 mg/dl (NCB -
SMK sehat), : kadar bilirubin total > 10 mg/dl (NKB-sehat). Pertimbangkan transfusi tukar
bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dl. Pada keadaan ikterus patologis, angka - angka di atas
harus dimodifikasi dan pada umumnya tata laksana bersifat lebih agresif. Saat Ini tata laksana
bayi kuning yang dianjurkan adalah modifikasi/penyesuaian dari American Academy of
Pediatric AAP thn 1994.
Kuliah 7
Infeksi pada Bayi Baru Lahir
dr. I Nyoman Arie Purwana, M.Sc., Sp.A
Infeksi pada bayi baru lahir menjadi salah satu penyumbang angka kematian terbesar. Infeksi
dapat terjadi dalam kandungan (in utero), selama persalinan, beberapa hari setelah lahir(post
partum). Infeksi in utero dapat terjadi kapan saja sebelum kehamilan yang disebabkan infeksi
pada ibu hamil. Infeksi post partum sering kali terjadi akibat kontaks lansung ibu dengan
bayi atau akaibat kontak bayi dengan petugas kesehatan di rumah sakit maupun akibat
pengaruh lingkungan.
Kuliah 8
Kejang pada Bayi Baru Lahir
dr. I Putu Wijana, Sp.A
Neonatal seizures (NS) are the most frequent and distinctive clinical manifestation of
neurological dysfunction in the newborn infant. A seizure is defined clinically as a
paroxysmal alteration in neurologic function, i.e. motor, behavior and/or autonomic function.
Seizures in the neonatal period are also the most common neurological emergency and are
associated with high mortality and morbidity. Infants with NS are at a high risk of neonatal
death or neurological impairment/epilepsy disorders in later life.
The incidence of NS in infants born at term is 0.8 1,2 per 1000 live births; the
incidence is even higher in preterm infants and in very low birthweight infants. The mortality
of neonatal seizure is 21-58%, 30% case recover with squele. The classification of NS is
subtle seizure, clonic seizure, tonic seizure, myoclonic seizure
Most common causes include cerebral hypoxia ischemia, hypoglycemia, CNS
infection, intracranial hemorrhage, developmental defect, infarction, kern icterus, drugs
withdrawl and unknwn. Diagnosis NS depend on result of history, clinical manifestation,
laboratory studies, radiologic studies, electroencephalograhy(EEG).
Treatment neonatal seizure for the underlying etiology and traditional antiepileptic
medications, phenobarbitol, phenytoin, and benzodiazepines, remain the first line treatments.
Prognosis of NS determined by etiology, seizure type and duration. Good in SAH, benign
neonatal seizures, isolated metabolic abnormalities and poor in HIE, CNS infection, CNS
malformations.
Kuliah 9
Bayi Berat Lahir Rendah dan Komplikasinya
dr. Ni Putu Aniek Mahayani, SpA
Definisi : Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan ataupun bayi cukup bulan.
Insiden :BBLR terjadi pada 15,5 % dari seluruh kelahiran di seluruh dunia. Di Indonesia
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain berkisar antara 9-30 %
Etilologi : penyebab terbanyak BBLR adalah kelahiran kelahiran premature. Factor ibu
adalah umur (kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun), paritas dan lain-lain. Factor
plasenta seperti penyakit vascular,kehamilan ganda dan lain-lain juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR
Diagnosis:
Anamnesis : umur ibu, hari pertama haid terakhir,riwayat persalinan sebelumnya,paritas,
jarak kelahiran sebelumnya,kenakan berat badan selama hamil, aktivitas, obat-obatan yang
diminum selama hamil
Pemeriksaan fisik: berat badan <2500 gram, tanda prematuritas,
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan skor Ballard,darah rutin, gds, rontgen dada, uSG
kepal.
Tata laksana: pemberian vit K,mempertahankan suhu tubuh normal,pemberian minum
sesuai berat badan
Komplikasi : hipotermia, hipoglikemia,hiperbilirubinemia, Respiratori Distress Syndrom
(RDS), Intravascular Hemoragi, Nekrotikan Enterokolitis, Apneu of Prematurity dll.
Kuliah 10
Respiratory Distress Syndrome
dr. I G. N. K. Oka Nurjaya, Sp.A
Kuliah 11
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
dr. I G. N. K. Oka Nurjaya, Sp.A
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) merupakan kematian bayi yang terjadi secara tiba-
tiba, tak terduga, biasanya saat tidur, bayi tampak sehat, pemeriksaan pasca kematian tidak
menunjukan penyebab yang jelas. Salah satu penyebab kematian yang paling sering pada
bayi berusia 2 minggu sampai 1 tahun. Penyebab pasti belum diketahui.
Kuliah 12
Aspirasi Pneumonia
dr. Ni Putu aniek Mahayani Sp,A
Definisi
Terhirupnya isi oropharing atau lambung ke saluran nafas bagian bawah atau masuknya
benda asing ke paru-paru yang dapat menyebabkan sejumlah sindrom ditentukan oleh
kuantitas dan sifat bahan aspirat, frekuensi aspirat, faktor host yang merupakan predisposisi
untuk terjadinya aspirasi dan respons modifikasinya. Ada empat jenis sindrom aspirasi: (1)
Aspirasi asam lambung menyebabkan pneumonitis kimiawi yang juga disebut sindrom
Mendelson; (2) Aspirasi bakteri dari daerah mulut dan faring menyebabkan pneumonia
aspirasi; (3) Aspirasi minyak (misalnya minyak mineral atau minyak sayur) menyebabkan
pneumonia lipoid eksogen, bentuk pneumonia yang tidak biasa; dan (4) Aspirasi benda asing
dapat menyebabkan keadaan darurat pernafasan akut dan dalam beberapa kasus, dapat
menyebabkan pasien terserang pneumonia bakteri.
Patogenesis Pneumonia
Pada pneumonia aspirasi infiltrat berkembang pada pasien dengan peningkatan resiko aspirasi
oropharing, Hal ini terjadi bila pasien menghirup material dari oropharing yang dikolonisasi
oleh flora saluran nafas atas. Resiko aspirasi secara tidak langsung berhubungan dengan
tingkat kesadaran pasien. Penurunan GCS berhubungan dengan peningkatan resiko aspirasi.
Aspirasi dari sejumlah kecil dari buccal mungkin saat tidur bukanlah yang tidak biasa.
Penyakit ini tidak terjadi pada orang sehat karena material aspirasi akan dibersihkan oleh
gerakan mukosilia dan makropag alveoli. Sifat bahan yang terhirup, volume material dan
status pertahanan host , adalah tiga faktor penting yang menentukan luas dan beratnya
aspirasi pneumonia.
Mikroorganisme Penyebab
Studi bakteriologis awal terhadap organisme penyebabnya mengungkapkan bahwa spesies
anaerob menjadi patogen utama pada pneumonia aspirasi yang didapat masyarakat. Namun,
penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, dan Enterobacteriaceae adalah organisme yang paling
umum. Sebenarnya, dalam dua penelitian pasien dengan aspirasi akut dan disaksikan dengan
sampel sikat spesimen pelindung dan pembiakan anaerob, tidak ada anaerob yang diisolasi.
Selain itu, pneumonia aspirasi yang didapat di rumah sakit sering disebabkan oleh organisme
gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, terutama pada pasien intubasi. Selain itu,
Stafilokokus Aureus resisten methicillin (MRSA) lebih sering ditemukan (4,2% vs 1,4%)
pada orang dengan pneumonia aspirasi terkait perawatan kesehatan atau masyarakat. Studi ini
menunjukkan peran terbatas patogen anaerobik baik pada varian komunitas dan nosokomial
penyakit ini.
Manifestasi klinis:
Tanda dan gejala pneumonia aspirasi bervariasi dari sakit ringan sampai sakit kritis.Pasien
dengan pneumonia aspirasi dan atau pneumonitis mungkin menunjukkan gejala-gejala dan
pemeriksaan fisik sebagai berikut :
Panas atau hypothermia
Takipnea
Takikardi
Penurunan suara nafas
Perkusi redup di daerah konsolidasi
Ronki
Penurunan suara nafas
Pleural friction rub
Perubahan status mental
Hipoksemia
Hipotensi (in septic shock)
Diagnosis Pneumonia
Dokter harus mempertimbangkan diagnosis aspirasi pneumonia saat pasien hadir dengan
faktor risiko dan bukti radiografi infiltrasi yang menandakan pneumonia aspirasi. Lokasi
infiltrasi pada radiografi dada tergantung pada posisi pasien saat aspirasi terjadi. Studi
laboratorium yang diperoleh harus dipandu oleh presentasi klinis pasien. Pasien dengan tanda
atau gejala sepsis atau syok septik memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut
dibandingkan dengan sindrom aspirasi yang tidak rumit.
Tata laksana
Pasien dengan aspirasi pneumonia baik pneumonitis dan pneumonia bakteri perlu rawat inap.
Pasien dengan status respirasi dan hemodinamik stabil dapat dirawat di ruang perawatan
umum.. Pasien dengan distress respirasi dan hemodinamik tidak stabil perlu dirujuk ke ICU.
Pemilihan antibiotik didasarkan atas kultur organisme dari darah, sputum dan aspirat
tracheal.
Differential Diagnosis
Saat mengevaluasi pasien dengan dugaan pneumonia aspirasi, pertimbangan lain termasuk
pneumonia nekrosis, fistula bronkopleural, karsinoma paru, abses paru, mikosis, dan
pneumonitis hipersensitif. Pada anak-anak, bronkiolitis, croup atau laryngotracheobronchitis,
epiglotitis, asma, penyakit saluran napas reaktif, sindrom gangguan pernapasan, dan benda
asing harus dipertimbangkan.
Kuliah 13
Pemeriksaan Fisik Anak
dr. Suparmi Wiadnyana,SpA
Seperti pemeriksaan klinik pada umumnya, pemeriksaan klinik anak terdiri dari: Anamnesa,
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang. Gunanya adalah untuk menegakkan diagnose
kemudian diikuti oleh tindakan yang tepat pada anak tersebut.
Anamnesa pada umumnya dilakukan secara Alloanamesa, yang diperoleh baik dari orang
tua anakt, nenek/kakek, maupun pengasuh dan bahkan kadang kadang diperlukan dari orang
orang sekitar/tetangganya.
Pemeriksaan Fisik dilakukan senyaman mungkin, tidak selalu berurutan tetapi tetap
lengkap seluruh tubuh sesuai kaidah ilmu kedokteran. Pemeriksaan yang tidak nyaman
dilakukan paling akhir. Perlu dilakukan beberapa modifikasi dari pemeriksaan standard yang
telah dipelajari tergantung dari situasi dan sifat anak.
Pemeriksaan Penunjang diperlukan untuk mencapai diagnose yang tepat dan
menyingkirkan beberapa DD. Pemeriksaan penunjang biasanya tidak mengenakkan anak
yang diperiksa oleh karena itu perlu kiat khusus untuk bisa melakukannya. Misalnya untuk
mengambil darah rutinpun baru dapat diakses dari pembuluh darah besar (v.femoralis, sinus
sagitalis superior). Pengambilan urine perlu urine collector atau bahkan punksi vesica
urinaria. Sering diperlukan obat penenang untuk bisa melakukan EEG, dan perlu pembiusan
untuk melakukan CT scan.
Kuliah 14
Kejang Demam
dr. I Putu Triyasa, Sp.A
Kejang demam adalah suatu bangkitan kejang pada bayi atau anak, yang terjadi pada
peningkatan suhu tubuh (>38C rektal), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Pada umumnya terjadi antara umur 6 bulan - 5 tahun, dan tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu.
Penyebab kejang demam adalah semua infeksi di luar otak yang menimbulkan panas
seperti faringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, otitis media akut, bronkopneumonia, dan lain-
lain.
Patofisiologi: Bila suhu tubuh meningkat, akan terjadi gangguan fungsi otak dengan akibat
keseimbangan potensial membran terganggu, mengakibatkan terjadi difusi K+ dan Na+ yang
dapat menimbulkan lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel neuron maupun ke sel tetangganya dan akhirnya timbullah kejang
fokal maupun kejang umum.
Klasifikasi Kejang Demam: (1) Kejang demam sederhana yang ditandai dengan lama
kejang < 15 menit, kejang bersifat umum, frekuensi 1 kali dalam 24 jam; (2) Kejang demam
kompleks ditandai oleh lama kejang > 15 menit, kejang bersifat fokal atau parsial, frekuensi
kejang> 1 kali dalam 24 jam (kejang multipel atau kejang serial).
Manifestasi klinis berdasarkan anamnesis: Identifikasi/pastikan adanya kejang, jenis
kejang, lama kejang, suhu sebelum/pada saat kejang, ferekuensi, penyebab demam di luar
SSP. Tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Riwayat kelahiran, tumbuh
kembang, kejang demam, atau epilepsi dalam keluarga. Singkirkan penyebab kejang yang
lain.
Pemeriksan fisik: Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsangan meningial, tanda peningkatan
tekanan intrakaranial, dan tanda infeksi di luar SSP. Pemeriksaan fisik neurologis harus
dilakukan walaupun pada umumnya tidak ditemukan adanya kelainan.
Pemeriksaan penunjang: jika ada indikasi. Darah lengkap, gula darah, elektrolit serum
lengkap. Lumbal pungsi sesuai indikasi, dilakukan untuk menyingkirkan atau menegakkan
diagnosis meningitis. Lumbal pungsi sangat dianjurkan pada bayi < 12 bulan, dianjurkan
pada bayi berumur 12 - 18 bulan, dan tidak rutin dikerjakan pada anak lebih > 18 bulan,
kecuali ada gejala meningitis atau kecurigaan infeksi intrakranial lainnya.
Elektroensefalografi (EEG) CT scan atau MRI kepala jika diperlukan.
Tata laksana: Prinsip Penanganan kejang demam terdiri dari 3 hal: 1. Mengatasi kejang fase
akut. 2. Mengatasi demam, mencari, dan mengobati penyebab demam. 3. Pengobatan
profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.
Kuliah 15
Perkembangan Psikososial dan Perkembangan Kognitif
Adijanti Marheni
Untuk dapat memahami manusia secara komprehensf, maka mahasiswa pendidikan dokter
perlu mengetahui dan memahami teor-teori prikologi perkembangan. Dengan demikian
diharapkan mahasiswa dapat memahami proses tumbuh kembang sepanjang kehidupan
manusia (long life perspective). Pada topik pembelajaran ini akan dibahas perkembangan
psikososial yang akan menjelaskan mengenai aspek-aspek psikososial yang berpengaruh
kepada perkembangan kepribadian dan perkembangan kognitif yang menjelaskan tentang
tehapan-tahapan perkembangan kecerdasan sejak masa bayi hingga masa dewasa. Seorang
ahli psikologi perkembangan Erik Erikson mengatakan bahwa dalam perkembangan
sepanjang hidup (long life span) terdapat krisis psikososial yang harus diselesaikan dengan
baik. Terdapat delapan krisis psikososial sepanjang hidup manusia, dimana individu
dihadapkan pada dua kutub yang berlawanan. Individu akan menghadapi krisis tersebut,
apabila berhasil memaluinya dengan baik dalam arti ke arah kutub positif maka dia akan
berkembang menuju pribadi yang matang. Sebaliknya apabila individu tidak dapat
menyelesaikannya dengan baik maka akan menghambat perkembangan kepribadiannya.
Delapan krisis psikososial tersebut adalah: Trust versus Mistrust (0-2th), Autonomy versus
Shame and Doubt (2-3th), Initiative versus Guilt (3-5 th), Industry versus Inferiority (6-11th),
identity versus Identity Diffusion (11-12th), intimacy versus Isolation (21-35th), Generativity
versus Stagnation (35-55th), Inegrity versus Gespair (55th). Ahli lain, Jean Piaget
mengemukakan teori perkembangan kognitif dari masa bayi hingga masa remaj, di mana
telah terjadi puncak perkembangan kognitif, tahapan-tahapan tersebut adalah: tahap sensori
motorik (0-2th), pra operasional (2-7th), operasionam konkrit (7-11th) dan operasional formal
(11th).
b. Kapan terjadinya pembelahan dari zygot menjadi dua, agar fetusnya terpisah
secara total
c. Difinisikan anomali kongenital
d. Apa sebab insidennya pada neonatus dan anak-anak berbeda
e. Pada umur kehamilan berapa bulan teratogen bekerja paling efektif
f. Sebutkan beberapa penyakit dan obat-obatan yang bersifat teratogenik
g. Sebutkan keuntungan memakai USG untuk ibu hamil
h. Apa yang dicari dengan amniosintesis dan berapa jumlahnya
i. Sebutkan kemungkinan normal yang terjadi kalau AFP meningkat atau
berkurang di dalam amniotic fluid
j. Apa risiko dari chorionic villus sampling
27. Dalam struktur kepribadian dari Freud, prinsip dari Id adalah prinsip
sedangkan ego adalah
28. Sebutkan fase-fase perkembangan psikoseksual dari Sigmund Freud.
29. Pada usia berapa sebaiknya anak diberi toilet training? dan apa akibatnya bila
diberikan secara kaku atau sebaliknya terlalu longgar?
30. Apa yang dimaksud dengan oediphus complex?
31. Sebutkan dan jelaskan krisis emosional yang terjadi pada setiap tahap
perkembangan psikososial dari Erikson.
32. Pada usia berapa sense of authonomy muncul dan bagaimana agar dapat
berkembang dengan baik?
33. Sense of initiative dapat terbentuk bila anak.
34. Bagaimana terbentuknya Sense of industri pada anak?
35. Self Definition merupakan tugas perkembangan yang terpenting pada remaja.
Mengapa dan bagaimana sebaiknya remaja menyikapinya?
36. Peer Group cukup besar peranannya dalam kehidupan sosial remaja, mengapa?
37. Mengapa pada masa dewasa muda, orang dapat mengalami sense of isolation?
Adakah kaitannya dengan terjadinya perceraian pada pasangan suami isteri pada usia
ini? Mengapa?
38. Apa tuntutan sosial masyarakat bagi orang usia dewasa madya, yang sangat
penting bagi terbentuknya sense of generativity.
39. Telah diketahui bahwa ASI memiliki keunikan sehingga susu formula bukan sebagai
pengganti yang sempurna. Jelaskan dalam jawaban saudara apa yang dimaksud
dengan unik?
40. ASI juga mengandung komponen antiinfeksi. Jelaskan bagaimana hubungannya
dengan morbiditas dan mortalitas terhadap bayi/balita bila bayi mendapat ASI hingga
usia bawah tiga tahun (Batita)?
41. Uraikan mengenai hal-hal apa yang dapat diberikan pada ibu hamil agar tidak timbul
masalah laktasi ketika penyusuan dimulai?
42. Terdapat konsepinisiasi menyusui dini (IMD). Jelaskan apa tujuannya dan
bagaimana cara pelaksanaannya?.
43. Terdapat beberapa faktor yang berasal dari Ibu sebagai penyebab gagalnya laktasi.
Jelaskan!
44. Kadang-kadang oleh berbagai hal bayi akhirnya tidak dapat menyusui secara
eksklusif. Sebutkan beberapa keadaan yang saudara ketahui sebagai pemicu
kegagalan tersebut!.
45. Sebutkan beberapa keadaan yang menyebabkan bayi terpaksa diberi susu formula.
PENUTUP
Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran
Block Pediatric Disorders baik bagi dosen pengajar, tutor, maupun mahasiswa sendiri,
sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.
Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
kemampuannya masing-masing dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan anak
sebagai bekal pembelajaran selanjutnya. Namun demikian disadari Buku Modul Blok ini
masih belum sempurna, dan oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang belum jelas
hendaknya mahasiswa dan pembaca lainnya dapat menyampaikan kepada Tim Penyusun
Buku Modul ini, serta sangat diharapkan berbagai masukan dan saran demi penyempurnaan
Buku Modul ini di kedepannya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.