Penanggung Jawab
dr. Putu Asih Primatanti, Sp.KJ
dr. Rima Kusuma Ningrum, MMedEd
Koordinator Kurikulum
dr. Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini, M.Si
Koordinator Blok
dr. I Wayan Darwata, MPH
Sekretaris Blok
Anny Eka Pratiwi, SE, MPH
Anggota
dr. Made Judy Rachmanu, M.Kes
dr. I Wayan Kandera, MPH
dr. I Gusti Putu Wiadnyana, MPH
Pemicu oleh
Anny Eka Pratiwi, SE, MPH
dr. Ni Putu Diah Witari, M.Sc
ii
Editor
Anny Eka Pratiwi, SE, MPH
dr. AA Sagung Ayu Santhi Sueningrum, S.Ked
Kontributor
dr. I Gusti Putu Wiadnyana, MPH
Anny Eka Pratiwi, SE, MPH
dr. Wayan Weta, MS, Sp.GK
dr. Made Judy Rachmanu, M.Kes
dr. I Gusti Ngurah Putra Jelantik
dr. I Wayan Kandera, MPH
dr. I Made Sarmadi, MARS
dr. I Made Suwita, M.Kes
dr. Ida Ayu Cahyani Widyawati, M.Kes
dr. I Wayan Darwata, MPH
iii
Mapping Kurikulum 2014
General Medical Medical Cell as Biochemical Machinery Growth and Community Health -
Studies Professionalism Communication and Human Body Design Development Based Practice
(Studi (Profesionalisme (Komunikasi (Sel sebagai Mesin Biokimia (Tumbuh (Kedokteran
1 Umum) Kedokteran) Kedokteran) dan Desain Tubuh Manusia) Kembang) Komunitas)
(21/19)
(5/4) (2/2) (2/2) (6/5) (2/2) (3/3)
iv
Clinical skills (2/2)
(Keterampilan Klinik yang Terintegrasi Dalam Blok)
Clerkship (24)
8
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24)
9
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24)
10
(Kepanitraan Klinik Madya)
Clerkship (24), KKN/PGC (4)
11
(Kepanitraan Klinik Madya, KKN/PGC)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmat-Nya,
Buku Modul Block Health System Based Practice tahun 2017 dapat diselesaikan pada waktunya.
Penyusunan Buku Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, agar tujuan dari blok ini tercapai yaitu mahasiswa mampu memahami perihal
sistem manajemen kesehatan yang berlaku di Indonesia.
Block Health System Based Practice diselenggarakan dengan menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan SPICES dan adult learning yakni menumbuhkan
kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi, belajar aktif dan mandiri sebagai landasan untuk
menjadi dokter yang profesional. Namun karena keterbatasan kemampuan dalam
penyusunannya, buku modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya saran dan masukan
dari berbagai pihak sangat diharapkan, terutama yang memanfaatkan buku ini yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam penyempurnaan modul ini di tahun berikutnya.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih kepada para dosen anggota Tim Penyusun serta
pegawai yang membantu selesainya modul ini.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Penyusun .................................................................................................................... ii
Mapping Kurikulum................................................................................................... iv
Kata Pengantar ........................................................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................................... vii
Informasi Umum........................................................................................................ 1
Dosen Pemberi Kuliah ......................................................................................... 1
Tutor..................................................................................................................... 2
Kurikulum Blok ................................................................................................... 3
Topic Tree ............................................................................................................ 5
Jadwal Pembelajaran............................................................................................ 6
Pertemuan Evaluasi.............................................................................................. 9
Daftar Pustaka............................................................................................................ 10
Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................. 11
Pemicu.................................................................................................................. 14
Student Project..................................................................................................... 25
Abstrak Kuliah ..................................................................................................... 26
Uji Diri ....................................................................................................................... 55
Penutup ...................................................................................................................... 57
vii
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
INFORMASI UMUM
TUTOR
No. Nama Fasilitator No.Telp Alamat R.SGD
1 dr. I Wayan Darwata, MPH 08123911913Perum Unud No.13, 4.11
Batubulan
2 dr. I Gusti Putu 08561072152 Jl. I Made 4.12
Wiadnyana,MPH Bulet,Gg.Penaplekan No. 1
Dalung
3 dr. I Wayan Kandera, MPH 08123958256 Jl. A. Yani No. 337 Denpasar 4.13
4 dr. Made Judy Rachmanu, 08123970118 Perum Dalung Permai Blok 4.14
M. Kes EE/24
5 dr. I Made Sarmadi, M.ARS 085100439469 Jl. Jepun Putih 2 Kerta Graha 4.15
Dps
6 dr. I Ketut Tangking 08124604912 Jl. Pulau Bungin Gang IX/10, 4.16
Widarsa,MPH Pedungan
7 Anny Eka Pratiwi, 0818556111 Jalan Tukad Badung XII No.3 4.17
SE.,MPH
8 dr. Luh Gede Pradnyawati, 081999821155 Jl. Buana Mekar III No.2B 4.18
M.Kes
KURIKULUM BLOK
Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari beberapa tahapan yang memerlukan
manajemen secara khusus di berbagai tingkatan, sistem pembiayaan yang terencana dan
penjaminan kualitas atau mutu pelayanan. Pengetahuan tersebut diperlukan untuk menunjang
pengetahuan yang telah diperoleh oleh mahasiswa.
Block Health System Based Practice akan memberikan pengetahuan sistem manajemen
kesehatan di Indonesia baik di pelayanan primer maupun rumah sakit, serta peranan lintas
sektor dalam pelayanan kesehatan.
Masa pembelajaran Block Health System Based Practice ini mempunyai bobot 3 SKS
dengan 15 hari efektif proses pembelajaran yang termasuk persiapan ujian dan ujian. Dalam
Blok ini juga terdapat 1 hari efektif untuk keterampilan klinik dan satu hari efektif untuk
community-oriented medical education (COME). Blok ini dilengkapi dengan pemicu yang
dibahas oleh mahasiswa dalam diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran blok. Untuk lebih meningkatkan pemahaman, pembelajaran juga
diberikan dalam bentuk kuliah dan situasi pembelajaran khusus. Dalam buku blok ini,
disertakan pula daftar referensi dan abstrak kuliah sebagai sumber belajar acuan dan self
assessment untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa.
C. Isi Pembelajaran
1. Sistem Kesehatan Nasional, pembiayaan dan penjaminan mutu pelayanan kesehatan
a. Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Daerah
b. Pembiayaan pelayanan kesehatan
Block Health System Based Practiced 3
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
c. Managed care
d. Sistem Jaminan Sosial Nasional
e. Program penjaminan mutu pelayanan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit
a. Puskesmas dan Manajemen Puskesmas
b. Program Puskesmas
c. Sistem informasi dan manajemen Puskesmas dan Sistem Informasi Kesehatan
Keluarga
d. Promosi kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Primer
e. Manajemen Rumah Sakit
3. Peran lintas sektor dan usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
a. Peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan
b. Peran serta keluarga dan masyarakat menuju keluarga sehat
c. Peran serta Desa Siaga/UKBM dalam pembangunan kesehatan
d. Peran dokter keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Primer
e. Pelayanan kesehatan nonformal di masyarakat
TOPIC TREE
JADWAL PEMBELAJARAN
HARI/TGL WAKTU KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA
Hari 1 08.30 - 09.30 Kuliah pengantar blok HSBP RK dr.Darwata
Senin, 09.30 - 10.30 Kuliah pengantar student project RK Anny
18/9/2017
10.30 - 12.30 Belajar mandiri
12.30 - 14.30 Pemicu 1 R.SGD Fasilitator
14.30 - 15.00 Belajar mandiri
Hari 2 08.30 - 09.30 Kuliah 1 (SKN dan SKD) RK dr. Wiadnyana
Selasa, 09.30 - 10.30 Kuliah 2 (Pembiayaan pelayanan RK Anny
19/9/2017 Kesehatan )
10.30 - 12.30 Belajar mandiri
12.30 - 13.30 Kuliah 3 (Managed care) RK dr.Weta
13.30 - 15.00 Belajar mandiri
Hari 3 08.30 - 09.30 Kuliah 4 (SJSN) RK Anny
Rabu, 09.30 - 10.30 Kuliah 5 (Program penjaminan RK dr.Cahyani
20/9/2017 mutu pelayanan kesehatan)
10.30 - 11.30 Belajar mandiri
11.30 - 12.30 Presentasi SP 1 R.SGD Fasilitator
12.30 - 15.00 Belajar mandiri
Hari 4 08.00 -10.00 COME R.SGD Fasilitator
Jumat, 10.00 - 10.30 Istirahat -
22/9/2017 10.30 - 12.30 Diskusi kelompok 1 R.SGD Fasilitator
12.30 - 13.30 Pleno kuliah 1-5 RK dr. Wiadnyana,
Anny, dr.Weta,
dr. Cahyani
13.30 - 14.00 Minitest Tim Blok
14.00 - 15.00 Belajar mandiri
Hari 5 08.30 - 10.30 Pemicu 2 R.SGD Fasilitator
Senin, 10.30 - 11.30 Kuliah 6 (Puskesmas dan RK dr.Judy
25/9/2017 Manajemen Puskesmas )
11.30 - 12.30 Istirahat
12.30 - 13.30 Kuliah 7 (Program Puskesmas ) RK dr.Ngurah
13.30 - 15.00 Kuliah 8 (Sistem infromasi dan RK dr.Ngurah
manajemen Puskesmas)
Hari 6 08.30 - 09.30 Belajar mandiri
Selasa,
26/9/2017 09.30 - 10.30 Kuliah 9 (Promosi kesehatan RK dr.Kandera
dalam Yankes Primer)
10.30 - 11.30 Belajar mandiri
11.30 - 12.30 Presentasi SP 2 R.SGD Fasilitator
12.30 - 13.30 Kuliah pengantar kunjungan RK dr.Darwata
lapangan
13.30 - 15.00 Rapat Evaluasi Blok (Mahasiswa) RK Tim Blok
Hari 7 08.30 - 12.00 Kunjungan lapangan I Fasilitator
Rabu,
27/9/2016 12.00 - 13.00 Istirahat
13.00 - 14.00 Kuliah 10 (Manajemen Rumah RK dr.Sarmadi
Sakit )
14.00 - 15.00 Belajar mandiri
Hari 8 08.30 - 10.30 Diskusi kelompok 2 R.SGD Fasilitator
Kamis, 10.30 - 11.30 Pleno kuliah 6-10 RK dr. Kandera,
28/9/2017 dr.Sarmadi,
dr.Darwata,
dr.Judy,
dr.Ngurah
PERTEMUAN EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Dalam Block Health System Based Practice, terdapat dua aktivitas pembelajaran utama, yaitu
diskusi kelompok dan pembelajaran mandiri. Aktivitas pembelajaran tambahan yang
mendukung pembelajaran, yaitu kuliah interaktif, kunjungan lapangan, student project, dan
keterampilan klinik. Rincian penjelasan aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tutorial
Tutorial dibimbing oleh seorang dosen tutor dan dipimpin seorang ketua kelompok.
Diskusi kelompok memakai metode seven jumps, yaitu:
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms identifikasi dan klarifikasi istilah
yang belum dipahami. Mahasiswa mencari istilah yang belum dipahami dengan
menggunakan kamus.
Langkah 2: Define the problems merumuskan daftar masalah. Mahasiswa dipandu
dalam melakukan eksplorasi masalah secara mendalam. Bentuk eksplorasi permasalahan
dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Peran tutor adalah memandu mahasiswa untuk dapat
menganalisis kasus secara kritis dan mendalam.
Langkah 3: Brain storming based on prior knowledge curah pendapat berdasarkan
pengetahuan awal. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang permasalahan pada langkah 2. Jawaban diberikan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis atau poin-poin singkat. Dalam langkah ini tidak dinilai salah/benar
suatu jawaban yang berarti semua jawaban mahasiswa dihargai. Dalam langkah ini
belum terjadi tukar pendapat maupun saling sanggah. Penjelasan secara rinci selanjutnya
dibuat di langkah 4.
Langkah 4: Analyze, review, and organize tentative explanation (hipotesis) Analisa,
kaji, dan susun dugaan awal (hipotesis). Dalam langkah ini, penjelasan dalam bentuk
poin-poin yang dibuat dalam langkah 3 dijelaskan dengan lebih rinci. Pada prosesnya
dapat terjadi silang pendapat, saling sanggah atau tukar pikiran. Mahasiswa juga
didorong untuk membuat hubungan antar topik-topik yang dibicarakan dalam bentuk
skema.
Langkah 5: Formulate learning objectives (LO) perumusan tujuan pembelajaran.
Dalam langkah ini, permasalahan utama dimasukkan dalam LO. Selain itu, LO juga
mencakup penjelasan-penjelasan yang masih dianggap kurang atau pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab. Dalam hal ini, tutor dapat menyesuaikan LO yang
harus dicapai dengan LO yang dibuat oleh mahasiswa. Jika ditemukan perbedaan, maka
tutor dapat melakukan intervensi dengan mengusulkan LO mahasiswa sesuai dengan LO
diskusi yang diharapkan. Mahasiswa perlu diingatkan menggunakan referensi yang valid
dan tidak membagi-bagi LO antar masing-masing individu. Setiap anggota kelompok
wajib mempelajari semua LO yang telah disetujui bersama.
Langkah 6: Independent study and information gathering belajar mandiri dan mencari
informasi. Dalam langkah ini, mahasiswa melakukan proses belajar mandiri untuk
mencari jawaban dari LO yang dibuat. Berbagai sumber belajar dapat dieksplorasi,
misalnya buku teks, sumber ilmiah elektronik, jurnal ilmiah, maupun konsultasi pakar.
Mahasiswa diharapkan mencari sumber yang validitasnya terpercaya dan menghindari
catatan kakak kelas/kuliah, media daring seperti blog, wikipedia dan lain sebagainya.
Langkah 7: Share, synthesis, and summarize the results of independent study bagi, olah,
dan rangkum hasil belajar mandiri. Dalam langkah ini, mahasiswa membagi, mengolah,
dan merangkum sumber belajar yang telah didapatkan dalam langkah 6. Saat diskusi
mahasiswa diminta untuk menyebutkan sumber referensinya. Pada akhir langkah ini,
tutor memberikan umpan balik, baik terhadap performance kelompok secara keseluruhan
dan performance setiap anggota kelompok. Umpan balik yang diberikan sebaiknya
mengikuti kaidah-kaidah umpan balik yang baik, antara lain: spesifik, langsung dan
terarah.
2. Pembelajaran mandiri
Dalam proses pembelajaran dewasa, mahasiswa tidak cukup hanya belajar dari bahan
kuliah yang diberikan. Mahasiswa diharapkan mampu belajar mandiri dengan mencari
dan belajar dari berbagai sumber belajar. Mahasiswa dapat memanfaatkan media online
yang valid serta buku di perpustakaan sebagai sumber materi pembelajaran. Mahasiswa
juga dapat menguji hasil belajar dengan memanfaatkan bagian uji diri (self assessment)
dalam buku blok. Pembelajaran mandiri ini juga merupakan langkah ke-6 dari seven
jumps.
3. Kuliah
Kuliah oleh narasumber diberikan secara dua arah. Masing-masing kuliah disediakan
waktu selama 50 menit. Sebelum mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan sudah
mempelajari materi yang akan dikuliahkan.
4. Pleno
Pleno merupakan sesi pertemuan antara dosen/pakar atau pemberi kuliah untuk
klarifikasi/diskusi tentang materi-materi yang telah diberikan.
5. Video Session
Video session merupakan aktivitas pembelajaran dengan menonton video bersama
narasumber. Sesi menonton video ini dilakukan di ruang kelas dan dilanjutkan dengan
tanya jawab.
6. Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa
mengenai sistem manajemen kesehatan. Kunjungan pada blok ini adalah ke puskesmas
dan posyandu. Tujuan kunjungan ke puskesmas adalah untuk mangetahui manajemen
Puskesmas dan mempelajari salah satu Program Puskesmas. Kunjungan ke posyandu
adalah untuk observasi kegiatan Puskesmas yang melibatkan masyarakat serta capaian
posyandu.
7. Student Project
Student project bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai
isi/materi pembelajaran pada blok tersebut. Student project pada Block Health System
Based Practice ini yaitu berupa telaah 1 (satu) aspek manajemen pelayanan kesehatan
primer dan menggunakan tekhnik presentasi power point.
8. Keterampilan Klinik
Keterampilan klinik dilakukan di gedung Laboratorium Keterampilan Klinik. Kegiatan
ini meliputi empat kegiatan yaitu kuliah pengantar, keterampilan klinik terbimbing,
belajar mandiri dan responsi. Dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing
kelompok mahasiswa akan dibimbing oleh seorang instruktur.
PEMICU
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Daerah
Durasi : 1 jam
Konten :
a. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Pengertian
Prinsip dan Landasan
Tujuan
Kedudukan
Subsistem
Pelaku
Proses penyelenggaraan
a. Konsep SJSN
b. Health insurance
c. Social insurance
d. Private health insurance
e. Community base insurance
f. BPJS kesehatan dan Program Indonesia Case Base
Groups (INA-CBGs)
g. Sistem Rujukan Berjenjang
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Puskesmas dan Manajemen Puskesmas
Durasi : 1 jam
Konten :
Catatan Tutorial:
Catatlah di lembar ini proses tutorial sesuai seven jumps
Langkah 1: Identify and clarify unfamiliar terms
Kuliah
1. Judul : Peran Lintas Sektor dalam Pembangunan Kesehatan
Durasi : 1 jam
Konten :
Block Health System Based Practiced 23
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
STUDENT PROJECT
Student project pada Block Travel Health bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa mengenai masalah yang terjadi pada kesehatan pariwisata. Setiap mahasiswa akan
membuat power point sesuai dengan topik yang ditentukan. Mahasiswa akan presentasi di
ruang diskusi bersama dengan tutor sesuai dengan jadwal.
Teknis pelaksanaan:
- Mahasiswa yang presentasi diundi sebelumnya.
- Pada saat pelaksanaan student project, hanya 2 orang mahasiswa yang presentasi.
- Power point dikumpul dalam bentuk hardcopy, diserahkan kepada tutor yang bersangkutan
(sesuai jadwal) paling lambat 1 hari sebelum presentasi.
- Presentasi power point menggunakan proyektor.
- Waktu yang disediakan untuk setiap topik adalah 15 menit presentasi dan 15 menit diskusi.
- Student project dinilai dari diskusi dan hard copy ppt yang dibuat.
ABSTRAK KULIAH
Kuliah 1
Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Daerah
dr. I Gusti Putu Wiadnyana, MPH
Kuliah 2
Pembiayaan Kesehatan
Anny Eka Pratiwi, SE., MPH
Kuliah 3
Managed Care
dr. Wayan Weta, MS, Sp.GK
Kuliah 4
SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan
Kesehatan Daerah, Jaminan Persalinan)
Anny Eka Pratiwi, SE.,MPH
Kuliah 5
Program Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan dimana
perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka
setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan
mutu pelayanannya secara terus menerus. Sistem pengembangan dan manajemen kinerja
klinis (SPMKK) bagi perawat dan bidan terkait erat dan sinkron dengan program jaminan
mutu (Quality Assurance). Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa
masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup
(quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untk
memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk
mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam menerima produk
jasa, termasuk jasa pelayanan keperawatan dan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu
kinerja setiap perawat dan bidan perlu dilakukan terus menerus.
Mutu pelayanan kesehatan (yankes) sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor
utama yang berperan adalah faktor kebijakan (policy) baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah. Faktor lain yang juga sangat berperan adalah faktor dana (budget), penyelenggaraan
yankes (health service provision) yang mencakup sumberdaya manusia (manpower), sarana
dan prasarana, dan masyarakat (community & service users). Semua faktor tersebut saling
terkait dalam upaya peningkatan mutu yankes. Dalam sistem penjaminan mutu yankes
34 Block Health System Based Practice
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
dikenal adanya beberapa dimensi dengan ciri khas (characteristics) tertentu yang dipakai
pedoman untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dimensi tersebut adalah:
1) Equity (azas merata atau kesamaan) yaitu pelayanan kesehatan untuk semua yang
memerlukan
2) Accessibility (kemudahan akses) yaitu jaminan bahwa pelayanan dat dengan
mudah diakses oleh masyarakat.
3) Appropriateness (tepat guna) yaitu yankes dilaksanakan secara tepat guna dan
mencegah yankes yang tidak perlu, apalagi yang membahayakan.
4) Comprehensive (mencakup semua aspek) yaitu yankes yang mencakup aspek
pencegahan primer, sekunder dan tertier
5) Effectiveness (efektif) yaitu yankes yang menhasilkan perubahan positif seperti
peningkatan status kesehatan atau kualitas hidup pasien.
6) Efficiency (efisien) yaitu tercapainya kualitas yankes yang prima dengan
kemungkinan biaya paling minimal
Dalam proses peningkatan kualitas yankes perlu dibangun suatu strategi dan kemudian
memilih intervensi yang dinilai paling tepat dengan daya ungkit paling maksimal. Proses
peningkatan kualitas tersebut terdiri dari 3 tahap yaitu:
a) Tahap analisis yaitu (1) analisis keterlibatan pemangku kepentingan
(stakeholders); (2) analisis situasi (situational analysis); dan (3) penentuan tujuan
kesehatan (health goals).
b) Tahap penentuan strategi yaitu (1) penentuan tujuan peningkatan kualitas (quality
goals) dan (2) memilih intervensi untuk peningkatan kualitas (choosing
intervention).
c) Tahap implementasi terdiri dari (1) proses implementasi dan (2) perkembangan
dalam pemantauan (monitoring progress).
Program penjaminan mutu yankes dapat dilaksanakan pada setiap aspek yankes primer
baik dalam peningkatan mutu manajemen pelayanan maupun dalam peningkatan status
kesehatan masyarakat.
Pendapat tentang defenisi mutu bermacam-macam, tiga orang pakar terkenal dalam
bidang bisnis mengemukakan pendapatnya tentang mutu. W. Edward Deming adalah seorang
genius yang terkenal karena telah merevitalisasi industri bisnis Jepang, dengan berfokus pada
"Total Quality Management (TQM)" dan Continous Quality Improvement (CQI).
Konsep mutu dalam Deming Chain Reaction" menekankan bahwa untuk tercapainya
sukses organisasi atau bisnis, telah dibuat formulasi sebagai berikut:
Block Health System Based Practiced 35
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 6
Puskesmas dan Manajemen Puskesmas
dr. Made Judy Rachmanu, M.Kes
Sejak Declarasi Alma-Ata tahun 1978, Primary Health Care (PHC) atau pelayanan kesehatan
primer (Yankes Primer) telah menjadi suatu kebijakan utama dari World Health Organization
(WHO) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh dunia, khususnya di negara-
negara yang sedang berkembang. Declarasi Alma-Ata mengusulkan bahwa PHC seharusnya:
1) Mengacu kepada kondisi ekonomi, sosio-budaya dan kondisi politik suatu
negara
atau masyarakat.
2) Mengupayakan pelayanan promotif, prevetif, kuratif dan rehabilitatif sesuai
masalah di masyarakat
3) Melibatkan berbagai sektor terkait (kerjasama lintas sektor) untuk pembangunan
kesehatan
4) Melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan PHC
5) Menyelenggarakan PHC secara berkelanjutan, terpadu dan fungsional yang
ditunjang dengan sistem rujukan
6) Melibatkan semua pekerja kesehatan tingkat lokal dan tingkat rujukan yaitu
dokter, perawat, bidan dan kader kesehatan, serta praktisi obat
tradisional/alternatif bila diperlukan.
Block Health System Based Practiced 37
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 7
Program Pokok dan Program Pengembangan Puskesmas
dr. I Gusti Ngurah Gede Putra,S.Ked.,M.Si
Konsep pelayanan kesehatan primer lewat Puskesmas diperkenalkan sejak tahun 1968 yang
kemudian terus berkembang dengan tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat.
Fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas juga merupakan suatu konsep yang rumit/kompleks yang menuntut penggunaan
sumber daya seefisien dan seefektif mungkin, dimana sumberdaya yang dimiliki hampir
selalu terbatas serta harus melakukan pilihan dan menentukan prioritas dalam mengatasi
masalah kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan strata pertama yang dilaksanakan
meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Program atau kegiatan Puskesmas disesuaikan dengan surat keputusan Menkes
No.128/Menkes/SK/II/2004 yang operasionalnya dilakukan dalam bentuk program kesehatan
pokok (wajib) dan program pengembangan. Program kesehatan pokok (wajib) adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas di wilayah
kerjanya mencakup:
1) Upaya promosi kesehatan.
2) Upaya kesehatan lingkungan.
3) Upaya KIA dan KB
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat.
5) Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular.
6) Upaya pengobatan.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat. Upaya pengembangan
ini disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas yang dipilih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Upaya pengembangan ini mencakup:
1) Upaya kesehatan sekolah
40 Block Health System Based Practice
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 8
Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas
dr. I Gusti Ngurah Gede Putra,S.Ked.,M.Si
Pengertian subsistem informasi dan manajemen kesehatan adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan
informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dalam system kesehatan nasional
(SKN) guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan subsistem informasi dan manajemen kesehatan adalah terwujudnya kebijakan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya
fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna dan akuntabel, serta
didukung oleh hukum kesehatan dan sistem informasi kesehatan untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan.
Manajemen informasi sangat penting untuk pengambilan keputusan dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan. Subsistem ini mencakup kegiatan mencari/mengumpulkan data,
menata dan mengolah data, serta menyajikannya dalam bentuk informasi penting yang oleh
pengambil kebijakan akan dijadikan dasar untuk mengambil tindakan. Mengapa perlu sistem
informasi kesehatan (SIK)? Selama ini masih banyak pengambilan keputusan/ kebijakan
Block Health System Based Practiced 41
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
dilakukan tanpa landasan informasi yang akurat. Di samping itu informasi yang tersedia juga
tidak relevan, tidak tepat waktu dan tidak akurat, serta data yang tersedia sering duplikasi dan
tidak akuntabel. Upaya pencatatan pelaporan merupakan pelayanan penunjang dalam
melaksanakan kegiatan upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas. Kegiatan
pencatatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas mencakup semua aspek pelaporan yang
ditentukan oleh pusat, provinsi dan kabupaten. Jenis pelaporan yang diperlukan juga sangat
beragam mulai dari laporan dari semua upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas,
laporan bulanan (LB1, LB2, LB3 dan LB4), laporan tahunan, laporan pencapaian indikator
standar pelayanan minimal (SPM), laporan evaluasi atau laporan kinerja Puskesmas dan
lainnya. Dalam hal ini ada beberapa subsistem yang sudah dibuatkan aplikasi dengan
komputer seperti aplikasi subsistem kependudukan, subsistem ketenagaan, subsistem
keuangan, subsistem sarana prasarana, subsistem pelayanan kesehatan dan subsistem
pelaporan.
Kuliah 9
Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Primer
dr. I Wayan Kandera, MPH
Pencegahan atau penanggulangan suatu penyakit dapat dilaksanakan dengan baik bila konsep
terjadinya penyakit dan perjalanan alamiah penyakit telah dipahami dengan baik. Pencegahan
penyakit tidak saja menghindarkan terjadinya penyakit sebelum seseorang menjadi sakit,
tetapi juga menghambat atau memperlambat perjalanan suatu penyakit yang sudah terjadi
pada seseorang. Dalam arti luas, ada tiga tahap pencegahan (level of prevention) yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier, dimana tahap-tahap ini sangat erat kaitannya
dengan perjalanan alamiah penyakit. Pencegahan primer adalah semua usaha yang dilakukan
sebelum orang menjadi sakit, meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan proteksi
spesifik (specific protection).
Promosi kesehatan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan
lingkungan sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung,
sehingga penekanannya pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.
42 Block Health System Based Practice
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 10
Manajemen Rumah Sakit
dr. I Made Sarmadi, MARS
Salah satu permasalahan rumah sakit di Indonesia adalah kelemahan dalam bidang
manajemen/ pengelolanya sehingga tidak tercapainya sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama untuk rumah sakit pemerintah, sedangkan
rumah sakit swasta dalam beberapa hal lebih mempunyai keleluasaan dalam pengelolaannya.
Organisasi rumah sakit (pemerintah) tergantung type (ABCD), jenis pelayanan dan
kepemilikan. Sedangkan rumah sakit swasta organisasinya sangat bervariasi tergantung
pemilik & pengelola. Tata kelola rumah sakit (pemerintah) meliputi aspek:
1) Teknis pelayanan (unit-unit pelayanan RS)
2) Ketenagaan
3) Organisasi
4) Keuangan
Mutu dalam pelayanan rumah sakit, oleh Donabedian (Universitas Michigan, AS)
menggolongkan dalam aspek: struktur proses outcome. Mutu pelayanan kesehatn dapat
dinilai dari berbagai indikator, kriteria dan standar rumah sakit, antara lain: BOR, AV LOS,
BTO, TOI, angka infeksi nosokomial,dll.
Rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan telah mengalami
proses perubahan orientasi nilai & pemikiran/ paradigma (sosial, sosioekonomis,
komprehensif, organobiopsycko sosbud) revolusi RS. Sistem pelayanan kesehatan nasional
(SKN 1982) terdiri dari:
1) Pelayanan Tingkat dasar
2) Pelayanan Tingkat Spesialistik
3) Pelayanan Tingkat Sub Spesialistik
Yang tertata dalam suatu sistem Upaya Kesehatan Rujukan (rujukan medis dan
rujukan kesehatan):Puskesmas RS tipe D RS tipe C RS tipe B RS tipe A. Di masa
Block Health System Based Practiced 45
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 11
Peran Lintas Sektor dalam Pembangunan Kesehatan
dr. I Made Suwita, M.Kes
Kegiatan terintegrasi merupakan koordinasi kegiatan lintas sector dan lintas program.
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya kesehatan
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovatif) dengan berbagai program dari lintas sektor
terkait (di tingkat pusat, daerah, kecamatan dan desa) termasuk organisasi masyarakat dan
dunia usaha. Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan wajib dengan upaya kesehatan pengembangan yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas. Misalnya lokakarya mini bulanan adalah keterpaduan listas
program yang dipimpin oleh kepala puskesmas. Lokakarya triwulanan adalah keterpaduan
lintas sektor yang diadakan di kecamatan, dipimpin oleh camat dan dihadiri oleh instansi
lintas sektor tingkat kecamatan, badan penyantun puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan
jaringannya. Pelaksanaan kerjasama lintas sektoral di Puskesmas dilakukan lewat beberapa
tahapan yaitu:
1) Tahapan masukan (input): penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok dan pengumpulan informasi tentang program lintas sektor, informasi
tentang kesehatan serta kebijakan program terkait dengan konsep baru.
2) Tahapan proses: iventarisasi peran bantu masing-masing sektor, analisis
masalah peran bantu dan pembagian peran masing-masing sektor.
3) Tahapan keluaran (output): kesepakatan tertulis sektor terkait dalam
mendukung program kesehatan termasuk program pemberdayaan masyarakat.
Dinamika identifikasi dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kerjasama lintas
sektor di Puskesmas memakai model curah pendapat atau sumbang saran, diagram alur,
analisis SWOT, memilih gagasan alternatif, analisis tulang ikan, penilaian kritis, dan
benchmarking atau studi banding. Untuk mencapai tujuan organisasi pelayanan kesehatan
yang diharapkan, maka semua sektor terkait hendaknya berpikir secara sistem dengan
menetapkan visi bersama dan pembelajaran tim, membangun tim yang baik, tanpa
mengabaikan keahlian pribadi, pembelajaran individu dan model mental masing-masing.
Harus disadari bahwa manusia selalu membutuhkan pelayanan sesuai dengan masa
pertumbuhan atau perkembangan kehidupannya. Misalnya waktu kelahiran membutuhkan
bantuan tenaga dukun, bidan atau dokter. Masa balita memerlukan pengasuh atau baby sister.
Usia sekolah memerlukan guru. Remaja memerlukan konsultasi berbagai aktifitas, lapangan
kerja dan seksualitas. Dewasa perlu pendamping istri atau suami. Sewaktu bekerja perlu
bantuan bimbingan ketrampilan dan keahlian. Masa usia lanjut perlu berbagai jenis
pelayanan. Kerjasama lintas sektor yang baik sangat diperlukan untuk memudahkan
mencapai tujuan organisasi pelayanan kesehatan yang lebih mulia.
Block Health System Based Practiced 47
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 12
Peran Serta Keluarga dan Masyarakat Menuju Keluarga Sehat
dr. Ida Ayu Cahyani Widyawati, M.Kes
d. Sumber Daya adalah semua potensi yang ada kaitanya dengan kesehatan.
Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah: (1) Berbasis Masyarakat; (2) Edukatif dan
Kemandirian; (3) Kesempatan Mengemukakan Pendapat dan Memilih Pelayanan Kesehatan;
(4) Kemitraan dan Gotong-royong Penyelenggaraan dengan a) Penggerakan Masyarakat, b)
Pengorganisasian dalam Pemberdayaan, c) Advokasi, d) Kemitraan, dan
e) Peningkatan Sumber Daya.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu jenis Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Posyandu berfungsi untuk menyelamatkan,
meningkatkan status derajat kes. Masy. (KIA, KB, Gizi, P2M, Immunisasi, tanggap darurat
kesehatan dan penanggulangan bencana). Pengorganisasian sudah sistimatik dengan Pokjanal
Posyandu sesuai dengan Surat Edaran Mendagri No: 411.3/536/SJ tertanggal 3 Maret 1999
tentang Revitalisasi Posyandu; SE Mendagri dan Otonomi Daerah No: 411.3/1116/SJ
tertanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. SE Mendagri No:
411.4/147.C/PMD tgl. 30 Januari 2004 tentang tindak lanjut Revitalisasi Posyandu. SE
Mendagri No: 443/1334/SJ tgl 9 Juni 2005 perihal Program- program Kesehatan Dasar dan
Penyakit Menular. Dan di Bali sesuai dengan SK Gub.Bali No 251 thn 2000 tentang
pembentukan susunan keanggotaan Pokjanal Posyandu.
Contoh Manajemen Organisasi Pokjanal Posyandu TK Provinsi, Penanggung Jawab :
Gubernur Bali, Ketua : Kepala BPMD Prov. Bali, Wakil Ketua: Kepala Dinas Kes. Prov.
Bali, Sekretaris: Kabid. Pemberdayaan Keluarga & Masy BPMD., Wakil Sekr: Ka. Subdin
Binkesmas Dikes Prov. Bali., Anggota : Ka. Bappeda, Ka. BKKBN, Ka. Din Pendidikan,
Kadin Pertanian, Ketua TP PKK, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman, Kabid sosbud
Bappeda, Kasubdin pertanian, Kasubid pemberdayaan & Kesejahteraan Keluarga BPMD,
Kasie Gizi dikes, kasie bina PSM dikes, Kabag sosial Biro BKPP Setda Prov bali dan
kasubdin penyusunan program dan informasi kesehatan dinkes Prov.
Manajemen yang diterapkan dalam peran serta masyarakat adalah model ARRIF
(Analisa, Rumusan, Rencna, Intervensi, Forum komunikasi). Tahapan pada proses analisa
ada empat tahap yaitu: analisa situasi atau analisa keterjangkauan, analisa tingkat
perkembangan atau stratifikasi, analisa kasus dan analisa sumber daya. Sedangkan pada tahap
rumusan ada tiga macam yaitu: rumusan masalah, rumusan tujuan, dan rumusan intervensi.
Pada tahap rencana ada dua macam yaitu rencana usulan kegiatan (RUK/DUP = daftar usulan
proyek/pelaksanaan) dan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK/POA). Pada tahap intervensi
kegiatan dilakukan dengan cara beragam tergantung dengan masalah, tujuan yang dicapai,
kemampuan petugas, dan waktu yang tepat. Dan pada tahap forum komunikasi dilakukan
dengan proses pemantauan dan evaluasi.
Poskesdes adalah pos kesehatan desa yang merupakan salah satu UKBM yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Ruang lingkup kegiatan poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan atau perawat) dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela lainnya.
Kuliah 13
Peran serta Desa Siaga/UKBM dalam Pembangunan Kesehatan
dr. Ida Ayu Cahyani Widyawati, M.Kes
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, (bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Sebuah desa telah menjadi desa siaga apabila
desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah poskesdes.
Kuliah 14
Peran Dokter Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Primer
dr. I Wayan Darwata, MPH
Di Indonesia dokter praktek umum (DPU) tidak kurang dari 30.000 orang dan ada beberapa
diantaranya memperoleh gelar keprofesian seperti di luar negeri yaitu dengan gelar dokter
50 Block Health System Based Practice
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
keluarga (family doctor). Wadah organisasi dokter keluarga di Indonesia adalah Kolese
Dokter Keluarga Indonesia (KDKI) yang sampai sekarang masih merupakan perhimpunan
dokter seminat sebagai Badan Kelengkapan IDI, dimana sebagian anggotanya telah mendapat
penataran kedokteran keluarga. Ada beberapa hal yang menyebabkan pelayanan dokter
keluarga di Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya, yaitu:
1) Tidak adanya regulasi yang mengatur aturan main sistem pelayanan
kesehatan yang ada baik di klinik maupun di Puskemas. Uraian tugas pokok
dan fungsi klinik dan Puskesmas tidak diketahui secara pasti karena tidak
dibagi secara tegas/spesifik. Sejauh mana batas wewenang dan tanggung
jawab klinik dokter keluarga menjadi tidak jelas. Akibat semua ini maka
terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya
2) Kapasitas sumber daya yang masih lemah, provider tidak mengetahui sebatas
mana peran dan tanggungjawab yang harus dilakukan.
3) Pengorganisasian sumber daya manusia yang cukup sulit dalam penterapan
dokter keluarga, karena berbenturan dengan aturan kepegawaian.
4) Kurangnya dukungan infrastruktur di klinik, dimana dokter keluarga bekerja
seadanya sehingga tidak mendukung untuk melaksanakan kewenangan
sebagai dokter keluarga.
5) Tidak adanya model sistem pembiayaan yang baku dan memadai. Selama ini
sistem pembiayaan masih berdasarkan swakelola, yang sebenarnya seperti
proyek dengan pertanggung jawaban proyek orang per-orang.
6) Dokter keluarga melakukan kegiatan utamanya yang terkait dengan kegiatan
luar gedung seperti kunjungan rumah dan pembinaan kelompok lebih
didasarkan karena ada dana yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, bukan
karena hal tersebut adalah tanggung jawab mereka sebagai dokter keluarga.
Adanya beban kerja tambahan seperti laporan administrasi pertanggung-
jawaban merupakan sesuatu hal yang tidak biasa mereka lakukan. Dokter
keluarga adalah dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang kedokteran
atau pelayanan kesehatan dan memiliki pengetahuan serta keterampilan
melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga, sehingga memiliki
wewenang untuk menjalankan praktik dokter keluarga pada lini terdepan.
Pelayanan kedokteran adalah pelayanan kesehatan/asuhan medis yang
didukung oleh pengetahuan mutakhir secara paripurna (komprehensif) dan
menyeluruh (holistik) terhadap semua keluhan pasien sebagai anggota
Block Health System Based Practiced 51
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Kuliah 15
Pelayanan Kesehatan Nonformal di Masyarakat (Pengobatan Tradisional dan
Alternatif)
dr. I Wayan Darwata, MPH
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tidak disebut-sebut tentang pelayanan kesehatan
non-formal yang seringkali masih menjadi pilihan masyarakat untuk memperoleh
kesembuhan. Dalam praktek sehari-hari pelayanan kesehatan nonformal dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) jenis yaitu (1) kedokteran pelengkap (complementary medicine), (2)
kedokteran tradisional (traditional medicine) dan (3) pengobatan laternatif (alternative
therapy).
Pelayanan kedokteran pelengkap adalah beberapa jenis pelayanan yang banyak
dipraktekkan di masyarakat untuk menunjang yankes formal. Sebagai contoh adalah
pelayanan fisioterapi yang menggunakan berbagai metode dan seringkali dibantu dengan alat
tertentu. Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, akupunktur juga dimasukkan sebagai
complementary medicine karena banyak dokter sudah melakukannya baik dalam praktik
perorangan maupun dirumah sakit.
Pelayanan kedokteran traditional (traditional medicine) yang juga dikenal dengan
sebutan herbal medicine (pengobatan dengan ramuan) sudah digunakan sejak jaman
purbakala. Saat ini pemanfaatan kedokteran tradisional semakin berkembang, khususnya
terapi dengan ramuan Cina (Chinese herbal medicine) dan terapi dengan ramuan Yayur
Weda. Di masyarakat telah dikenal adanya beberapa pengobat traditional yaitu Sinshe
(Chinese healer) dan Balian Usadha (Balinese traditional healer). Metode pengobatan yang
digunakan adalam menggunakan ramuan tertentu yang umumnya bersumber dari alam.
Ramuan tersebut dapat berupa daun-daunan, akar, buah, umbi, hewan atau bagian dari organ
hewan tertentudan sebagainya dengan takaran tertentu. Prinsip ramuannya adalah adanya
sinergi untuk dapat menimbulkan efek penyembuhan maksimal. Pengobatan alternatif
(alternative therapy) adalah berbagai metode pengobatan baik
dengan menggunakan sarana tertentu ataupun tanpa sarana yang dipercaya memberikan efek
kesembuhan bagi si pasien. Pengobat alternatif yang paling dikenal di masyarakat yaitu
Block Health System Based Practiced 53
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
balian uwut (dukun pijat) dan balian takson/peluasan (mirip paranormal). Disamping itu
masih banyak pengobat (therapists) lainnya yang menggunakan sarana tertentu. Sarana yang
digunakan dalam melakukan praktek penyembuhan dapat berupa batu (misalnya batu giok),
permata, air, kayu, binatang, sesajen, alat tertentu (misalnya mangkok atau mesin) dan
sebagainya. Dalam pengobatan alternatif ini seringkali dijumpai hal-hal yang bersifat tidak
rasional atau tidak nalar dalam pikiran sehat, tetapi masyarakat seringkali sudah percaya
karena mereka merasa memperoleh kesembuhan.
UJI DIRI
Kuliah 1
a. Jelaskan sub sistem SKN!
b. Bagaimana sistem SKD dalam pembangunan kesehatan di era otonomi daerah!
Kuliah 2
a. Jelaskan pelaku beserta perannya dalam sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia!
b. Jelaskan sumber sumber pembiayaan kesehatan di Indonesia
c. Jelaskan peran dokter dalam implementasi pembiayaan kesehatan
Kuliah 3
a. Diskusikan pelaksanaan managed care di berbagai Negara
b. Jelaskan tujuan pelaksanaan managed care
Kuliah 4
a. Jelaskan perbedaan social insurance dan private insurance!
b. Jelaskan konsep Jaminan Kesehatan daerah yang ada di Indonesia, (jelaskan satu yang
ada didaerah anda)!
c. Diskusikan bagaimana peran dokter keluarga di era Jaminan Kesehatan Nasional!
Kuliah 5
a. Sebutkan dimensi Mutu pelayanan kesehatan!
b. Sebutkan aspek-aspek kepuasan pelanggan di pelayanan kesehatan!
Kuliah 6
a. Diskusikan proses manajemen yang dilakukan di puskesmas!
b. Jelaskan Fungsi Manajemen Puskesmas!
Kuliah 7
a. Jelaskan program pokok puskesmas!
b. Diskusikan strategi puskesmas dalam melaksanakan program pokok, esensial dan
pengembangan!
Kuliah 8
a. Sebutkan tujuan dilaksanakannya SIMPUS!
b. Apa saja fasilitas yang ada di dalam SIMPUS!
Kuliah 9
a. Sebutkan strategi dalam promosi kesehatan!
b. Jelaskan sasaran promosi kesehatan!
Kuliah 10
a. Sebutkan tugas dan fungsi rumah sakit di era jaminan kesehatan nasional!
b. Diskusikan klasifikasi rumah sakit yang ada di Indonesia!
Kuliah 11
a. Diskusikan tahapan pelaksanaan lintas sektoral di tingkat puskesmas!
Kuliah 12
a. Apakah tujuan dilaksanakannya pemberdayaan masyarakat?
b. Bagaimana peran puskesmas dalam memberdayakan masyarakat?
Kuliah 13
a. Diskusikan konsep dan pengembangan desa siaga!
b. Sebutkan kriteria suatu desa bisa dikategorikan dalam desa siaga!
c. Bagaimana peran desa siaga dalam pembangungan kesehatan?
Kuliah 14
a. Apa Tugas dan fungsi dokter keluarga dalam era Jaminan Kesehatan Nasional!
b. Bagaimana Peran dokter keluarga dalam pelayanan kesehatan primer?
PENUTUP
Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran
Block Health System Based Practice baik bagi dosen pengajar, tutor, maupun mahasiswa
sendiri, sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.
Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
kemampuannya masing-masing dalam bidang ini. Namun demikian disadari bahwa buku
blok ini masih belum sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang belum jelas,
hendaknya mahasiswa dan pembaca lainnya dapat menyampaikan kepada tim penyusun buku
modul ini, serta sangat diharapkan berbagai masukan dan saran demi penyempurnaan Buku
Modul ini kedepannya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.