Prosedur Audit Pada Bangunan Gedung Menurut SNI 03- Dari Gbr 2.1 dijelaskan zona kenyamaanan menurut
6196-2000 ASHRAE yaitu pada:
a. Audit Energi Awal Kelembaban relative : 30 % - 60%
Audit energi awal adalah pengumpulan contoh data awal Temperatur DB : 20oC - 28 oC
dan memperkenalkan istilah-istilah seperti audit singkat dan Temperatur WB : 20oC - 30 oC
survey awal. Audit energi awal pada prinsipnya dapat Sedangkan Sistem Tata Udara untuk Rumah Sakit
dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung yang menurut Departement of Veteran Affairs dapat dilihat pada
bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi Tabel 2.3.
yang dikeluarkan dan pengamatan visual. Kegiatan audit
energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan Tabel 2.3 HVAC Requirements in Radiology[8]
dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan Ruangan Temperatur RH
pengukuran serta melakukan perhitungan Intensitas CT.Scan 21-24 oC 30-60%
Konsumsi Energi berdasarkan data yang telah MRI 24 oC 30-50 %
dikumpulkan.[7] o
Chest Room 21-24 C 30-60%
b. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci merupakan tindak lanjut yang Mammography Room 21-24 oC 30-60%
o
dilakukan jikalau dari analisa sebelumnya nilai IKE lebih Ultrasound Room 21-24 C 30-60%
besar dari nilai target yang ditentukan. Audit energi rinci Radiographic/Fluoroscopic
juga perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan Room 21-24 oC 30-60 %
energi pada bangunan gedung, sehingga dapat diketahui
peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian Sistem Penerangan
energinya cukup besar. Kegiatan yang dilakukan pada audit Sistem penerangan atau pencahayaan adalah suatu sistem
energi rinci diantaranya: penelitian dan pengukuran yang mengatur pencahayaan baik bersifat alami maupun
konsumsi energi. [7] buatan. Untuk mengetahui sistem penerangan, perlu
c. Analisis Peluang Hemat Energi diketahui beberapa satuan yang digunakan diantaranya[6]:
Setelah melakukan audit energi awal dan audit energi a. Flux Luminous
rinci maka perlu adanya identifikasi peluang hemat energi. Merupakan laju emisi cahaya atau kuantitas cahaya yang
Hasil pengumpulan data selanjutnya ditindak lanjuti dengan diproduksi oleh suatu sumber cahaya yang dinyatakan
perhitungan besarnya IKE dan penyusunan profil dalam satuan [Lumen].
penggunaan energi bangunan gedung. Apabila besarnya IKE b. Efisiensi Luminous (Efikasi)
hasil perhitungan ternyata sama atau kurang dari IKE target Merupakan perbandingan antara laju emisi cahaya
maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau (Lumen) dan daya listrik yang digunakan untuk
diteruskan untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. memproduksi cahaya. Efikasi ini dinyatakan dengan satuan
Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang [Lumen/Watt].
untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna c.Iluminasi (E) atau Tingkat Pencahayaan
memperoleh penghematan energi. [7] Merupakan laju emisi per luas permukaan luas yang
Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, dikenainya. Tingkat pencahayaan ini dinyatakan dengan
selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang satuan [Lumen/m2] atau [lux].
hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi Pedoman pencahayaan di rumah sakit memuat beberapa
perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar penjelasan dan teori pencahayaan serta kategori
untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang pencahayaan pada ruangan-ruangan di rumah sakit yang
direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan disesuaikan dengan bidang kerjanya.
gedung harus tetap memperhatikan kenyamanan penghuni. Berikut ini akan ditabelkan ketegori pencahayaan yang
[7]
dinotasikan dengan huruf A,B,C,D,E,F,G,H, dan I. masing-
masing notasi mempunyai nilai intensitas 3 macam yaitu
Sistem Tata Udara minimal, nilai yang diharapkan dan nilai maksimal[4].
Sistem tata udara adalah suatu proses
mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai Tabel 2.4. Standar Kategori Pencahayaan di Rumah Sakit[4]
suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan.[2]
Kategori Lux
Pencahayaan Minimal Diharapkan Maksimal
A 20 30 50
B 50 75 100
C 100 150 200
D 200 300 500
E 500 700 1000
F 1000 1500 2000
G 2000 3000 5000
H 5000 7500 10000
I 10000 15000 20000
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya biasanya pengukuran langsung pada panel listrik menggunakan
untuk angkutan dan mobil-mobil dinas sedangkan solar digital clamp meter serta data intensitas cahaya, suhu dan
digunakan untuk angkutan, generator set (genset), boiler, kelembaban.
dan pompa banjir. Sedangakan pamakaian LPG di Rumah Pengukuran energi listrik dilakukan selama 3 minggu ,
Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya hanya mulai tanggal 24 November sampai 14 Desember
digunakan untuk memasak. 2011setiap satu jam dari pukul 07.00 sampai 15.00 WIB
dilanjutkan pada malam hari pada jam 19.00 dan 21.00
b. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate) WIB.
Data tingkat hunian diambil berdasarkan data pasien di Pengukuran energi listrik dilakukan pada 6 panel utama
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Data yang terletak di gardu barat dan gardu timur serta 2 panel di
tingkat hunian dapat dilihat pada Tabel 3.1 gedung URJ (Unit Rawat Jalan).
Berikut akan dilampirkan contoh data hasil pengukuran
Tabel 3.1. Data Tingkat Hunian RSAL dr.Ramelan yang dilakukan pada panel 2 dan 3 yang terletak di gardu
Surabaya Tahun 2008-2011 barat serta panel 6 yang terletak di gardu timur tanggal 25
Occupancy Rate (%) November 2011 pada jam 10.00 WIB.
Bulan
2008 2009 2010 2011
Tabel 3.3. Data Hasil Pengukuran Energi Listrik
Jan 52,5 52,1 48,5 51,0
Jum'at (25 Nopember 2011)
Peb 51,7 40,5 51,6 45,4
Tegangan
Mar 52,4 47,4 55,7 52,3 Panel Jalur
Arus (Ampere) (Volt)
Apr 57,5 58,3 54,9 39,7 R S T R S T
Mei 56,5 56,4 56,4 57,2 Gilut 46 63 74 128 128 127
Jun 49,7 50,0 50,6 52,3 Jiwa 15 26 17 128 127 128
Jul 47,7 55,4 50,8 51,7 2 Pav VIII 100 72 96 128 127 127
Agust 46,2 47,9 49,0 42,4 Pencucian 70 66 37 127 127 128
Sep 42,6 41,6 42,8 45,9 OKA 182 194 167 128 128 127
Okt 46,5 46,9 50,4 57,3 3 Radioterapi 63 59 64 225 224 224
Nop 48,3 43,6 49,5 Radiologi A 87 115 92 214 215 215
6 Radiologi B 17 36 38 214 214 215
Des 51,0 46,5 48,1
Rata-rata 50,2 48,9 50,7 49,5 Radiologi C 97 144 131 214 215 215
Sumber : Bagian Midmet RSAL dr.Ramelan Surabaya
Sedangkan untuk pengukuran intensitas cahaya, suhu dan
Data Kebutuhan Energi kelembaban dilakukan pada gedung radiologi karena gedung
Data kebutuhan energi yang diperoleh dari Rumah Sakit radiologi yang berpotensi untuk dilakukan konservasi atau
Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya yaitu dalam jangka penghematan. Pengukuran dilakukan pada hari Selasa
waktu empat tahun (periode bulan Januari 2008 - Oktober tanggal 20 Desember 2011 pada jam 09.00 WIB.
2011). Berikut akan dilampirkan contoh data hasil pengukuran
Berikut adalah data rata-rata pemakain energi selama intensitas cahaya, suhu dan kelembaban pada beberapa
kurun waktu 4 tahun : ruangan di Gedung Radiologi,:
Tabel 3.2. Data Konsumsi Energi Rata-rata Tabel 3.4. Data Intensitas Cahaya ,Suhu dan Kelembaban
Listrik BBM LPG Pengukuran
Bulan Air (m3)
(kWh) (liter) (kg) Nama Ruangan Intensitas
Jan 490925 35424 29525 6253 cahaya Tdb (0C) RH (%)
Feb 466308 42565 32762 5577 (lux)
Mar 426799 46297 31320 6146 Ruang 22 68 25,6 64
Apr 498128 35635 31050 5721 Ruang 21 104 27,1 62,6
Mei 487632 42771 31326 6268 Ruang 19 83 26,8 63,6
Jun 379532 41894 31048 6083 Kamar Gelap 40 27 64
Jul 478404 43371 29659 5585 R. ET. YSF 132 25,5 60
Agust 479031 43127 29711 4803
R. CT. Scan 141 24 63
Sept 472160 39409 29901 4324
R.Dokter 123 26,2 51,31
Okt 499098 35329 31228 4812
Nop 322537 28130 23617 3797
Des 318765 29774 24194 3912
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
rata-rata 443276 38644 29612 5273
Audit Energi Awal
Data Primer Dalam penelitian audit energi awal, informasi yang dicari
Data primer merupakan data yang diambil dengan yaitu gambaran mengenai distribusi penggunaan energi serta
pengamatan atau pengukuran secara langsung. Adapun data nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) pada bangunan
primer yang diambil diantaranya: data pemakaian energi gedung Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya,
listrik di RSAL dr.Ramelan Surabaya dengan melakukan dengan memanfaatkan data historis energi (data yang
5
diperoleh tanpa hasil pengukuran) serta data bangunan Dari Gbr 4.3 dapat diketahui bahwa penggunaan Bahan
gedung Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Dalam Bakar Minyak (BBM) di Rumah Sakit Angkatan Laut
analisisnya, akan ditampilkan gambaran mengenai profil Surabaya cenderung mengalami penurunan terutama pada
penggunaan energi di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. tahun 2009 dengan rata-rata pemakain 29.962 liter/bln. Hal
Ramelan Surabaya. ini terjadi karena pada tahun 2009 terjadi kenaikan harga
a. Konsumsi Energi Listrik BBM sehingga pasokan BBM ke SPBU RSAL dr.Ramelan
mengalami pengurangan dan otomatis pemakaiannya juga
akan berkurang.
Sedangkan untuk prosentase rata-rata pemakaian Bahan
Bakar Minyak (BBM) di RSAL dr. Ramelan Surabaya dapat
dilihat pada Gbr 4.4.
c. Konsumsi Air
Gbr 4.3. Grafik Pemakaian BBM di RSAL dr. Ramelan Gbr 4.6. Prosentase Penggunaan Air di RSAL dr. Ramelan
Surabaya Surabaya
6
Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pemakaian air listrik, dimana biaya yang dikeluarkan hampir separuh dari
paling banyak yaitu pada tahun 2010, hal ini terjadi karena total biaya penggunaan energi di Rumah Sakit Angkatan
tingkat hunian di RSAL dr.Ramelan Surabaya mengalami Laut dr. Ramelan Surabaya. Hal ini terjadi karena setiap
peningkatan pada tahun tersebut dengan rata-rata tingkat tahun adanya penambahan alat kesehatan sehingga otomatis
hunian sebesar 50,7 % dapat dilihat pada Tabel 3.1. pemakaian listrik semakin besar. Selain itu pada tahun 2011,
RSAL dr. Ramelan Surabaya menaikkan daya terpasang dari
d. Konsumsi LPG 1385 kVA menjadi 2180 kVA maka otomatis biaya
pembayaran listrik juga akan mengalami peningkatan.
TotalkWh 2008
Gbr 4.7. Grafik Pemakaian LPG di RSAL dr. Ramelan IKE =
Surabaya Luasgross
5 . 221 . 221 kWh
IKE = = 106 . 29 kWh / m 2 pertahun
Dari Gbr 4.7 dapat diketahui bahwa pemakaian LPG rata- 49 . 123 m 2
rata selama kurun waktu 4 tahun yaitu sebesar 5.496 kg/bln. Dengan cara perhitungan yang sama dapat dilakukan
Sedangkan prosentase rata-rata pemakaian LPG dapat perhitungan untuk seluruh data dan diperoleh IKE rata-rata
dilihat pada Gbr 4.8. sebesar 108,285 kWh/m2 per tahun.
Gbr 4.8. Prosentase Penggunaan LPG di RSAL dr. Ramelan Gbr 4.10. Grafik IKE Listrik per bulan di RSAL dr.Ramelan
Surabaya Surabaya
Dari Gbr 4.8 dapat diketahui bahwa pemakain LPG paling
besar yaitu pada tahun 2008 dan 2010 dengan prosentase Dari Gbr 4.10 dapat diketahui bahwa IKE di RSAL
sebesar 25,8 dan 25,9. Hal ini terjadi karena pada tahun dr.Ramelan Surabaya berkisar antara 8,810 kWh/m2 per
2008 dan 2010 tingkat hunian di RSAL dr.Ramelan bulan dan nilai IKE Listrik rata-rata yaitu sebesar 9,44
Surabaya mengalami kenaikan dengan rata-rata sebesar 50,2 kWh/m2 per bulan. Sedangkan nilai Intensitas Konsumsi
% untuk tahun 2008 dan 50,7 % untuk tahun 2010, seperti Energi (IKE) listrik standar untuk bangunan rumah sakit
dapat dilihat pada Tabel 3.1. yaitu 31,67 kWh/m2 per bulan. Karena nilai IKE listrik
masih jauh dibawah standar yang direkomendasikan berarti
e. Profil Penggunaan Energi pemakaian energi listrik di RSAL dr.Ramelan Surabaya
masih tergolong sangat efisien.
a. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi Listrik tergolong efisien sekitar 3 % dibanding dengan pemakaian
Pada audit energi rinci, diperoleh nilai Intensitas listrik untuk penggunaan AC dan peralatan medis.
Konsumsi Energi Listrik untuk RSAL dr.Ramelan Surabaya Pemakaian listrik yang efisien memang sangat bagus
yaitu sekitar 0,33 kWh/m2 per hari pada hari kerja dalam rangka konservasi energi, tetapi selain itu harus
sedangkan pada hari libur diperoleh nilai IKE rata-rata dilihat faktor-faktor lainnya terutama faktor
sebesar 0,17 kWh/m2 per hari. Oleh karena itu diperoleh kenyamanannya. Adapun pemakaian listrik untuk
nilai rata-rata IKE listrik sebesar 0,28 kWh/m2 per hari atau penerangan di Gedung Radiologi ini memang sudah
7,93 kWh/m2 per bulan. Nilai IKE listrik pada audit energi tergolong sangat efisien tetapi dalam hal kenyamanan masih
rinci masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan IKE tergolong kurang karena belum sesuai dengan intensitas
listrik standar dan IKE listrik hasil audit awal, dimana IKE penerangan standar menurut Pedoman Pencahayaan di
listrik standar yaitu sebesar 31,67 kWh/m2.hari sedangkan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
nilai IKE listrik hasil audit awal sebesar 9,44 %. Sedangkan Republik Indonesia.
untuk gafik IKE listrik pada setiap blok atau gedung dapat Berikut adalah grafik perbandingan intensitas penerangan
dilihat pada Gbr 4.11 hasil pengukuran dengan intensitas penerangan standar:
Implementasi Peluang Hemat Energi listrik rata-rata RSAL dr. Ramelan Surabaya menjadi
a. Perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik 7,7 kWh/m2 per bulan.
Setelah dilakukan penghematan energi, nilai IKE Listrik Penggunaan listrik untuk Air Conditioning hampir
di Gedung Radiologi mengalami penurunan menjadi 17,9 separuh dari total penggunaan listrik yaitu 56 %
kWh/m2 per bulan atau 0,9 kWh/m2 per hari. Penurunan sedangkan untuk lampu sekitar 3 % sehingga pada ke-2
nilai IKE listrik pada Gedung Radiologi berpengaruh pada sistem tersebut dilakukan analisa peluang hemat
nilai IKE total rumah sakit dimana nilai IKE RSAL energi. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh biaya
dr.Ramelan Surabaya berkurang menjadi 7,70 kWh/m2 per penghematan dengan rekomendasi mengatur jam
hari. pemakaian lampu dan Air Conditioning, mengatur
b. Perhitungan Biaya Penghematan jumlah pemakaian Air Conditioning, serta perawatan
Tabel 4.1 Penghematan Energi Tanpa Biaya sistem Air Conditioning secara berkala yaitu sebesar
Rekomendasi Biaya penghematan Rp 2.925.514,-/bulan sedangkan biaya penghematan
Sistem Pengaturan jam yang diperoleh dengan rekomendasi mengganti tipe
Rp. 108.779,-/bln AC dan lampu yaitu sebesar Rp 6.199.217,-/bulan serta
Penerangan pemakaian lampu
Pengaturan jam biaya investasi yang dikeluarkan yaitu sebesar
Rp. 1.295.668,-/bln Rp.157.114.600 dengan lamanya waktu pengembalian
pemakaian AC
Sistem Pengaturan jumlah investasi yaitu 25,3 bulan atau 2,1 tahun.
Rp. 987.360,-/bln
Tata Udara nyala AC
DAFTAR PUSTAKA
Perawatan AC secara
Rp. 533.707,-/bln
berkala
[1] Abdurarachim. Halim, Pasek, Darmawan Ari, dan
Sulaiman, TA. 2002. Audit Energi,Modul 2, Energi
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan
Conservation Efficiency And Cost Saving Course,
Peluang Hemat Energi (PHE) No Cost adalah sebesar Rp.
Bandung: PT. Fiqry Jaya Mandiri.
2.925.514,-/bulan.
[2] Arismunandar, Wiranto. dan Saito, Heizo. 2004.
Penyegaran Udara. Jakarta. PT. Pradnya Paramita.
Tabel 4.2 Penghematan Energi dengan Biaya Tinggi
[3] ASHRAE. 1993. ASHRAE Handbook Fundamentals.
Rekomendasi Biaya penghematan [4] Direktorat Jendral Pelayanan Medik.1992. Pedoman
Mengganti tipe lampu Pencahayaan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI.
Sistem
dan menambah Rp. 34.993,-/bln [5] DEPDIKNAS, 2004, Pedoman pelaksanaan konservasi
Penerangan
jumlah lampu energi dan pengawasan di lingkungan Depdiknas,
Sistem Jakarta, Depdiknas.
Mengganti tipe AC Rp. 6.164.224,-/bln
Tata Udara [6] Harten P.Van, Setiawan, E. 1985. Instalasi Listrik Arus
Kuat, Jilid 2. Bandung: Percetakan Bina Cipta.
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan [7] SNI 03-6169-2000. 31-03-2009. Prosedur audit energi
Peluang Hemat Energi (PHE) High Cost adalah sebesar Rp. pada bangunan gedung. Jurnal Insinyur Mesin.com.
6.199.217,-/bulan. Sedangkan biaya investasi yang [8] Department of Veteran Affair,2006. HVAC Design
dikeluarkan untuk mengganti tipe lampu dan AC yaitu Manual for Hospital.Washington.
sebesar Rp. 157.114.600,-. Waktu pengembalian investasi
dapat dihitung dengan persamaan berikut : BIODATA PENULIS
Nama : RESTI PERMATA DEWI
investasipembelianlampu & AC TTL : Garut, 12 Nopember 1987
SPB =
Penghema tan/ bulan
Alamat : Jln. Cigodeg Tonggoh No. 25
Rp157.114.600, Pameungpeuk Garut
=
Rp6.199.217 / bulan
E-mail : rezz_thee@yahoo.com
= 25,3bulan = 2,1tahun
Jadi biaya investasi untuk penggantian tipe lampu dan AC
dapat kembali dalam jangka waktu 25,3 bulan. Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Pameungpeuk 1 (1994-2000)
V. KESIMPULAN
2. MTs. Darul Arqom Garut (2000-2003)
Kesimpulan 3. MA. Darul Arqom Garut (2003-2006)
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa 4. D3Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
kesimpulan yaitu: Politeknik Negeri Bandung (2006-2009)
Prosentase penggunaan energi di RSAL dr. Ramelan 5. S1 Teknik Fisika ITS Surabaya (2009-
Surabaya yaitu energi listrik 46,5 %, BBM 32,5 %, Air sekarang)
12,95 % dan LPG 6,8 %.
Pada audit energi awal diperoleh nilai Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) listrik rata-rata di RSAL
dr.Ramelan Surabaya yaitu sebesar 9,44 kWh/m2 per
bulan sedangkan dari hasil audit energi rinci diperoleh
nilai IKE listrik rata-rata sebesar 7,93 kWh/m2 per
bulan. Setelah dilakukan penghematan energi nilai IKE