Anda di halaman 1dari 8

1

AUDIT DAN KONSERVASI ENERGI PADA RUMAH SAKIT


ANGKATAN LAUT dr. RAMELAN SURABAYA

Resti Permata Dewi1) Sarwono2) Ridho Hantoro3)


1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: rezz_thee@yahoo.com

AbstractBerdasarkan Inpres No. 10 Tahun 2005 tentang II. DASAR TEORI


penghematan energi, perlu dilakukan manajemen energi agar
Konservasi energi yaitu suatu kegiatan pemanfaatan
penggunaan energi terutama energi listrik menjadi lebih
efisien. Manajemen energi dilaksanakan melalui beberapa energi secara lebih efisien (optimal) dan rasional tanpa
tahapan, langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
melaksanakan audit energi. Oleh karena itu pada penelitian ini diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
akan dilakukan audit energi pada gedung komersial pekerjaan.
khususnya Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Ramelan Sedangkan audit energi merupakan kegiatan untuk
Surabaya. mengidentifikasi jenis energi dan mengidentifikasi besarnya
Penelitian audit energi dilakukan dengan tujuan untuk
energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu
mengetahui penggunaan energi di rumah sakit serta mencari
peluang penghematan. Tahapan yang dilakukan diantaranya industri/pabrik atau bangunan serta mencoba
survey energi, audit energi awal serta audit energi rinci mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi [1].
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa prosentase Dengan melaksanakan audit energi diharapkan[7] :
penggunaan energi di RSAL dr.Ramelan yaitu: Energi listrik a) Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi
46,7 % , BBM 32,5 %, Air 12,95 % dan LPG 7,8%. Pada audit (IKE) pada bangunan tersebut.
awal didapat nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik b) Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus
rata-rata RSAL dr.Ramelan Surabaya selama kurun waktu 4 mengurangi tingkat kenyamanan gedung yang berarti
tahun yaitu sebesar 9,44 % kWh/m2 per bulan sedangkan pada pula penghematan biaya energi.
audit energi rinci didapat nilai IKE Listrik rata-rata sebesar
c) Dapat diketahui profil penggunaan energi.
7,93 kWh/m2 per bulan, setelah dilakukan penghematan nilai
IKE Listrik rata-rata berkurang menjadi 7,7 kWh/m2 per d) Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha
bulan. Sedangkan biaya penghematan yang diperoleh dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
rekomendasi mengatur jam pemakaian lampu dan Air Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik merupakan
Conditioning, mengatur jumlah pemakaian AC, serta istilah yang digunakan untuk menyatakan besarnya
perawatan sistem AC secara berkala yaitu sebesar Rp pemakaian energi dalam bangunan gedung dan telah
2.925.514,-/bulan sedangkan biaya penghematan yang diterapkan di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan
diperoleh dengan rekomendasi mengganti tipe AC dan lampu 2
dalam satuan kWh/m per tahun[7].
yaitu sebesar Rp 6.199.217,-/bulan serta biaya investasi yang
dikeluarkan yaitu sebesar Rp 157.114.600 dengan lamanya
waktu pengembalian investasi yaitu 25,3 bulan. Tabel 2.1 Standar IKE pada Bangunan Gedung di
Indonesia[7]
Kata kunci: Audit Energi, Konservasi Energi, IKE IKE [kWh/m2
No Jenis Gedung
per tahun]
I. PENDAHULUAN 1 Perkantoran (Komersial) 240
Berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 2005 tentang 2 Pusat Perbelanjaan 330
penghematan energi, maka perlu dilakukan manajemen 3 Hotel dan Apartemen 300
energi agar penggunaan energi terutama energi listrik
4 Rumah Sakit 380
menjadi lebih efisien. Manajemen energi dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, langkah awal yang harus
dilakukan adalah dengan melaksanakan audit energi. Tujuan Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE
dari audit energi untuk mengetahui profil penggunaan energi untuk bangunan di Indonesia yang telah ditetapkan oleh
dan peluang penghematan energi sehingga dapat Depatemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun
meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 2004.
Namun pada kenyataannya proses audit energi masih
jarang diterapkan di Indonesia, terutama bagi gedung- Tabel 2.2 Standar IKE pada Bangunan Gedung di
gedung komersial seperti gedung perkantoran, sekolah, Indonesia[5]
universitas, rumah sakit maupun gedung-gedung komersial Ruangan AC Ruangan Non AC
Kriteria
lainnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian audit energi di (KWh/m2/bln) (KWh/m2/bln)
Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Ramelan Surabaya dengan Sangat Efisien 4,17 7,92 0,84 1,67
tujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi, untuk Efisien 7,92 12,08 1,67 2,5
mengetahui besarnya nilai Intensitas Konsumsi Energi di Cukup Efisien 12,08 14,58 -
RSAl dr.Ramelan Surabaya serta untuk mengetahui
Agak Boros 14,58 19,17 -
besarnya biaya penghematan yang diperoleh.
Boros 19,17 23,75 2,5 3,34
Sangat Boros 23,75 37,75 3,34 4,17
2

Prosedur Audit Pada Bangunan Gedung Menurut SNI 03- Dari Gbr 2.1 dijelaskan zona kenyamaanan menurut
6196-2000 ASHRAE yaitu pada:
a. Audit Energi Awal Kelembaban relative : 30 % - 60%
Audit energi awal adalah pengumpulan contoh data awal Temperatur DB : 20oC - 28 oC
dan memperkenalkan istilah-istilah seperti audit singkat dan Temperatur WB : 20oC - 30 oC
survey awal. Audit energi awal pada prinsipnya dapat Sedangkan Sistem Tata Udara untuk Rumah Sakit
dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung yang menurut Departement of Veteran Affairs dapat dilihat pada
bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi Tabel 2.3.
yang dikeluarkan dan pengamatan visual. Kegiatan audit
energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan Tabel 2.3 HVAC Requirements in Radiology[8]
dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan Ruangan Temperatur RH
pengukuran serta melakukan perhitungan Intensitas CT.Scan 21-24 oC 30-60%
Konsumsi Energi berdasarkan data yang telah MRI 24 oC 30-50 %
dikumpulkan.[7] o
Chest Room 21-24 C 30-60%
b. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci merupakan tindak lanjut yang Mammography Room 21-24 oC 30-60%
o
dilakukan jikalau dari analisa sebelumnya nilai IKE lebih Ultrasound Room 21-24 C 30-60%
besar dari nilai target yang ditentukan. Audit energi rinci Radiographic/Fluoroscopic
juga perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan Room 21-24 oC 30-60 %
energi pada bangunan gedung, sehingga dapat diketahui
peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian Sistem Penerangan
energinya cukup besar. Kegiatan yang dilakukan pada audit Sistem penerangan atau pencahayaan adalah suatu sistem
energi rinci diantaranya: penelitian dan pengukuran yang mengatur pencahayaan baik bersifat alami maupun
konsumsi energi. [7] buatan. Untuk mengetahui sistem penerangan, perlu
c. Analisis Peluang Hemat Energi diketahui beberapa satuan yang digunakan diantaranya[6]:
Setelah melakukan audit energi awal dan audit energi a. Flux Luminous
rinci maka perlu adanya identifikasi peluang hemat energi. Merupakan laju emisi cahaya atau kuantitas cahaya yang
Hasil pengumpulan data selanjutnya ditindak lanjuti dengan diproduksi oleh suatu sumber cahaya yang dinyatakan
perhitungan besarnya IKE dan penyusunan profil dalam satuan [Lumen].
penggunaan energi bangunan gedung. Apabila besarnya IKE b. Efisiensi Luminous (Efikasi)
hasil perhitungan ternyata sama atau kurang dari IKE target Merupakan perbandingan antara laju emisi cahaya
maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau (Lumen) dan daya listrik yang digunakan untuk
diteruskan untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. memproduksi cahaya. Efikasi ini dinyatakan dengan satuan
Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang [Lumen/Watt].
untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya guna c.Iluminasi (E) atau Tingkat Pencahayaan
memperoleh penghematan energi. [7] Merupakan laju emisi per luas permukaan luas yang
Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, dikenainya. Tingkat pencahayaan ini dinyatakan dengan
selanjutnya perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang satuan [Lumen/m2] atau [lux].
hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi Pedoman pencahayaan di rumah sakit memuat beberapa
perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar penjelasan dan teori pencahayaan serta kategori
untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang pencahayaan pada ruangan-ruangan di rumah sakit yang
direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan disesuaikan dengan bidang kerjanya.
gedung harus tetap memperhatikan kenyamanan penghuni. Berikut ini akan ditabelkan ketegori pencahayaan yang
[7]
dinotasikan dengan huruf A,B,C,D,E,F,G,H, dan I. masing-
masing notasi mempunyai nilai intensitas 3 macam yaitu
Sistem Tata Udara minimal, nilai yang diharapkan dan nilai maksimal[4].
Sistem tata udara adalah suatu proses
mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai Tabel 2.4. Standar Kategori Pencahayaan di Rumah Sakit[4]
suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan.[2]
Kategori Lux
Pencahayaan Minimal Diharapkan Maksimal
A 20 30 50
B 50 75 100
C 100 150 200
D 200 300 500
E 500 700 1000
F 1000 1500 2000
G 2000 3000 5000
H 5000 7500 10000
I 10000 15000 20000

Gbr 2.1. Standar Efektif Temperatur dan Zona


Kenyamanan[3]
3

Tabel 2.5. Standard Pencahayaan Gedung Radialogi


Diagnostik[4]
Nama Ketegori
Bidang Kerja
Ruangan Pencahayaan
Ruang tunggu Penerimaan pasien C
& pengantar
Administrasi Membaca, menulis, D
mengetik &
pengarsipan
Aula Ruang serba guna C
R.sub tunggu Penerimaan pasien C
& pengantar
Kepala UPF Membaca & C
menulis
Staf s.d.a C
Locker Penyimpanan/ ganti B
pakain
Kamar gelap Pemrosesan film X- A
ray
Monitoring Pemantauan C
Mamography Pemeriksaan pasien B
Thorax s.d.a B
Tomography s.d.a B
Angiocap s.d.a B
diovasticular
X-Ray s.d.a C
Operator Pengendalian alat C
X-ray
Dapur Distribusi makanan C
Gudang film Penyimpanan film B
Aplikasi Persiapan peralatan C
kerja
Storing isotop Pemeriksaan dan C
persiapan alat kerja
Recieving Penerimaan C
bahan/alat
Gudang Penyimpanan B
peralatan
Genaral Pemeriksaan pasien E
Examinasi
Barium Penyimpanan dan C
pengolahan bahan
Enema Penyuntikan ke E
pasien Gbr 3.1. Diagram Alir Penelitian Tugas Akhir

Data RSAL dr.Ramelan Surabaya


III. METODOLOGI PENELITIAN Kompleks Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan
Pengerjaan Tugas Akhir ini dilakukan melalui beberapa Surabaya terletak di Jl. Gadung No.1 Wonokromo. RSAL
tahapan seperti pada digambarkan pada diagram alir berikut: dr.Ramelan Surabaya memiliki area tanah seluas 208.205 m2
sedangkan luas bangunan Rumah Sakit adalah sebesar
49.123 m2.
a. Sistem Distribusi Energi
Energi yang dimanfaatkan oleh Rumah Sakit Angkatan
Laut dr. Ramelan Surabaya antara lain: listrik, BBM
(premium dan solar), air dan LPG.
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Rumah Sakit
Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya menggunakan sumber
energi listrik yang disuplai dari PLN dengan golongan tarif
menengah dan golongan tarif rendah khusus untuk gedung
Unit Rawat Jalan (URJ).
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi oleh
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya
diantaranya : premium dan solar. Pemakain premium di
4

Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya biasanya pengukuran langsung pada panel listrik menggunakan
untuk angkutan dan mobil-mobil dinas sedangkan solar digital clamp meter serta data intensitas cahaya, suhu dan
digunakan untuk angkutan, generator set (genset), boiler, kelembaban.
dan pompa banjir. Sedangakan pamakaian LPG di Rumah Pengukuran energi listrik dilakukan selama 3 minggu ,
Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya hanya mulai tanggal 24 November sampai 14 Desember
digunakan untuk memasak. 2011setiap satu jam dari pukul 07.00 sampai 15.00 WIB
dilanjutkan pada malam hari pada jam 19.00 dan 21.00
b. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate) WIB.
Data tingkat hunian diambil berdasarkan data pasien di Pengukuran energi listrik dilakukan pada 6 panel utama
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Data yang terletak di gardu barat dan gardu timur serta 2 panel di
tingkat hunian dapat dilihat pada Tabel 3.1 gedung URJ (Unit Rawat Jalan).
Berikut akan dilampirkan contoh data hasil pengukuran
Tabel 3.1. Data Tingkat Hunian RSAL dr.Ramelan yang dilakukan pada panel 2 dan 3 yang terletak di gardu
Surabaya Tahun 2008-2011 barat serta panel 6 yang terletak di gardu timur tanggal 25
Occupancy Rate (%) November 2011 pada jam 10.00 WIB.
Bulan
2008 2009 2010 2011
Tabel 3.3. Data Hasil Pengukuran Energi Listrik
Jan 52,5 52,1 48,5 51,0
Jum'at (25 Nopember 2011)
Peb 51,7 40,5 51,6 45,4
Tegangan
Mar 52,4 47,4 55,7 52,3 Panel Jalur
Arus (Ampere) (Volt)
Apr 57,5 58,3 54,9 39,7 R S T R S T
Mei 56,5 56,4 56,4 57,2 Gilut 46 63 74 128 128 127
Jun 49,7 50,0 50,6 52,3 Jiwa 15 26 17 128 127 128
Jul 47,7 55,4 50,8 51,7 2 Pav VIII 100 72 96 128 127 127
Agust 46,2 47,9 49,0 42,4 Pencucian 70 66 37 127 127 128
Sep 42,6 41,6 42,8 45,9 OKA 182 194 167 128 128 127
Okt 46,5 46,9 50,4 57,3 3 Radioterapi 63 59 64 225 224 224
Nop 48,3 43,6 49,5 Radiologi A 87 115 92 214 215 215
6 Radiologi B 17 36 38 214 214 215
Des 51,0 46,5 48,1
Rata-rata 50,2 48,9 50,7 49,5 Radiologi C 97 144 131 214 215 215
Sumber : Bagian Midmet RSAL dr.Ramelan Surabaya
Sedangkan untuk pengukuran intensitas cahaya, suhu dan
Data Kebutuhan Energi kelembaban dilakukan pada gedung radiologi karena gedung
Data kebutuhan energi yang diperoleh dari Rumah Sakit radiologi yang berpotensi untuk dilakukan konservasi atau
Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya yaitu dalam jangka penghematan. Pengukuran dilakukan pada hari Selasa
waktu empat tahun (periode bulan Januari 2008 - Oktober tanggal 20 Desember 2011 pada jam 09.00 WIB.
2011). Berikut akan dilampirkan contoh data hasil pengukuran
Berikut adalah data rata-rata pemakain energi selama intensitas cahaya, suhu dan kelembaban pada beberapa
kurun waktu 4 tahun : ruangan di Gedung Radiologi,:

Tabel 3.2. Data Konsumsi Energi Rata-rata Tabel 3.4. Data Intensitas Cahaya ,Suhu dan Kelembaban
Listrik BBM LPG Pengukuran
Bulan Air (m3)
(kWh) (liter) (kg) Nama Ruangan Intensitas
Jan 490925 35424 29525 6253 cahaya Tdb (0C) RH (%)
Feb 466308 42565 32762 5577 (lux)
Mar 426799 46297 31320 6146 Ruang 22 68 25,6 64
Apr 498128 35635 31050 5721 Ruang 21 104 27,1 62,6
Mei 487632 42771 31326 6268 Ruang 19 83 26,8 63,6
Jun 379532 41894 31048 6083 Kamar Gelap 40 27 64
Jul 478404 43371 29659 5585 R. ET. YSF 132 25,5 60
Agust 479031 43127 29711 4803
R. CT. Scan 141 24 63
Sept 472160 39409 29901 4324
R.Dokter 123 26,2 51,31
Okt 499098 35329 31228 4812
Nop 322537 28130 23617 3797
Des 318765 29774 24194 3912
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
rata-rata 443276 38644 29612 5273
Audit Energi Awal
Data Primer Dalam penelitian audit energi awal, informasi yang dicari
Data primer merupakan data yang diambil dengan yaitu gambaran mengenai distribusi penggunaan energi serta
pengamatan atau pengukuran secara langsung. Adapun data nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) pada bangunan
primer yang diambil diantaranya: data pemakaian energi gedung Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya,
listrik di RSAL dr.Ramelan Surabaya dengan melakukan dengan memanfaatkan data historis energi (data yang
5

diperoleh tanpa hasil pengukuran) serta data bangunan Dari Gbr 4.3 dapat diketahui bahwa penggunaan Bahan
gedung Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Dalam Bakar Minyak (BBM) di Rumah Sakit Angkatan Laut
analisisnya, akan ditampilkan gambaran mengenai profil Surabaya cenderung mengalami penurunan terutama pada
penggunaan energi di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. tahun 2009 dengan rata-rata pemakain 29.962 liter/bln. Hal
Ramelan Surabaya. ini terjadi karena pada tahun 2009 terjadi kenaikan harga
a. Konsumsi Energi Listrik BBM sehingga pasokan BBM ke SPBU RSAL dr.Ramelan
mengalami pengurangan dan otomatis pemakaiannya juga
akan berkurang.
Sedangkan untuk prosentase rata-rata pemakaian Bahan
Bakar Minyak (BBM) di RSAL dr. Ramelan Surabaya dapat
dilihat pada Gbr 4.4.

Gbr 4.1. Grafik Pemakaian Listrik di RSAL dr. Ramelan


Surabaya

Dari Gbr 4.1. dapat diketahui bahwa pemakaian energi


listrik di Rumah Sakit dr. Ramelan Surabaya tidak stabil.
Pemakaian rata-rata sekitar 463.634 kWh/bulan. Sedangkan Gbr 4.4. Prosentase Penggunaan BBM di RSAL dr.
prosentase pemakaian energi listrik per tahun dapat dilihat Ramelan Surabaya
pada Gbr 4.2.
Dari Gbr 4.4 dapat diketahui bahwa pemakaian BBM di
RSAL dr.Ramelan Surabaya paling tinggi terjadi pada tahun
2008 dengan prosentase sebesar 34 % dan pada tahun-tahun
berikutnya justru mengalami penurunan.

c. Konsumsi Air

Gbr 4.2. Prosentase Penggunaan Energi Listrik di RSAL dr.


Ramelan Surabaya

Dari Gbr 4.2 dapat diketahui bahwa pemakaian energi


listik paling besar di RSAL dr.Ramelan Surabaya terjadi
pada tahun 2009 dengan prosentase sebesar 26,7 %.
Sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan sekitar 3.2%,
hal ini dikarenakan pada tahun 2010 pasokan listrik dari Gbr 4.5. Grafik Pemakaian Air di RSAL dr. Ramelan
PLN diputus dalam jangka waktu 3 hari. Surabaya
Penurunan penggunaan energi listrik dapat disebabkan Dari Gbr 4.5 dapat diketahui bahwa pemakaian air di
karena adanya ganggunan atau pemadaman listrik dari PLN. Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya dapat
Sedangkan kenaikan penggunaan energi listrik dapat dikatakan stabil dengan rata-rata 30.927 m3/bulannya.
disebabkan beberapa faktor dintaranya: peningkatan jumlah Sedangkan prosentase rata-rata pemakaian air dapat dilihat
pasien, adanya penambahan alat-alat kesehatan, dan pada Gbr 4.6.
penambahan gedung baru.
b. Konsumsi BBM

Gbr 4.3. Grafik Pemakaian BBM di RSAL dr. Ramelan Gbr 4.6. Prosentase Penggunaan Air di RSAL dr. Ramelan
Surabaya Surabaya
6

Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pemakaian air listrik, dimana biaya yang dikeluarkan hampir separuh dari
paling banyak yaitu pada tahun 2010, hal ini terjadi karena total biaya penggunaan energi di Rumah Sakit Angkatan
tingkat hunian di RSAL dr.Ramelan Surabaya mengalami Laut dr. Ramelan Surabaya. Hal ini terjadi karena setiap
peningkatan pada tahun tersebut dengan rata-rata tingkat tahun adanya penambahan alat kesehatan sehingga otomatis
hunian sebesar 50,7 % dapat dilihat pada Tabel 3.1. pemakaian listrik semakin besar. Selain itu pada tahun 2011,
RSAL dr. Ramelan Surabaya menaikkan daya terpasang dari
d. Konsumsi LPG 1385 kVA menjadi 2180 kVA maka otomatis biaya
pembayaran listrik juga akan mengalami peningkatan.

f. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi Listrik


Intensitas Konsumsi Energi adalah jumlah penggunaan
energi tiap meter persegi luas gross bangunan dalam suatu
kurun waktu tertentu. Luas gross kompleks Rumah Sakit
Angkatan Laut dr.Ramelan Surabaya adalah 49.123 m2.
Konsumsi energi listrik RSAL dr.Ramelan Surabaya pada
tahun 2008 sebesar 5.221.221 kWh. Sehingga Intensitas
Konsumsi Energi dapat dihitung dengan persamaan berikut :

TotalkWh 2008
Gbr 4.7. Grafik Pemakaian LPG di RSAL dr. Ramelan IKE =
Surabaya Luasgross
5 . 221 . 221 kWh
IKE = = 106 . 29 kWh / m 2 pertahun
Dari Gbr 4.7 dapat diketahui bahwa pemakaian LPG rata- 49 . 123 m 2
rata selama kurun waktu 4 tahun yaitu sebesar 5.496 kg/bln. Dengan cara perhitungan yang sama dapat dilakukan
Sedangkan prosentase rata-rata pemakaian LPG dapat perhitungan untuk seluruh data dan diperoleh IKE rata-rata
dilihat pada Gbr 4.8. sebesar 108,285 kWh/m2 per tahun.

Gbr 4.8. Prosentase Penggunaan LPG di RSAL dr. Ramelan Gbr 4.10. Grafik IKE Listrik per bulan di RSAL dr.Ramelan
Surabaya Surabaya
Dari Gbr 4.8 dapat diketahui bahwa pemakain LPG paling
besar yaitu pada tahun 2008 dan 2010 dengan prosentase Dari Gbr 4.10 dapat diketahui bahwa IKE di RSAL
sebesar 25,8 dan 25,9. Hal ini terjadi karena pada tahun dr.Ramelan Surabaya berkisar antara 8,810 kWh/m2 per
2008 dan 2010 tingkat hunian di RSAL dr.Ramelan bulan dan nilai IKE Listrik rata-rata yaitu sebesar 9,44
Surabaya mengalami kenaikan dengan rata-rata sebesar 50,2 kWh/m2 per bulan. Sedangkan nilai Intensitas Konsumsi
% untuk tahun 2008 dan 50,7 % untuk tahun 2010, seperti Energi (IKE) listrik standar untuk bangunan rumah sakit
dapat dilihat pada Tabel 3.1. yaitu 31,67 kWh/m2 per bulan. Karena nilai IKE listrik
masih jauh dibawah standar yang direkomendasikan berarti
e. Profil Penggunaan Energi pemakaian energi listrik di RSAL dr.Ramelan Surabaya
masih tergolong sangat efisien.

Audit Energi Rinci


Dari hasil audit awal dapat diketahui bahwa pemakaian
energi paling besar di RSAL dr.Ramelan Surabaya adalah
energi listrik. Sehingga pada audit energi rinci ini akan
dikhususkan pada penelitian energi listrik.
Hal yang pertama dilakukan dalam audit energi rinci ini
adalah melakukan pengukuran energi listrik pada tiap-tiap
panel untuk mengetahui pemakaian energi listrik di tiap blok
atau gedung Rumah Sakit AL dr.Ramelan Surabaya. Setelah
itu dilakukan perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Gbr 4.9. Prosentase Penggunaan Energi di RSAL dr.
untuk mengetahui pemakai energi yang paling besar
Ramelan Surabaya
sehingga dapat dilakukan konservasi atau peluang
penghematan.
Dari Gbr 4.9 dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu 4
tahun, biaya konsumsi energi yang paling besar yaitu energi
7

a. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi Listrik tergolong efisien sekitar 3 % dibanding dengan pemakaian
Pada audit energi rinci, diperoleh nilai Intensitas listrik untuk penggunaan AC dan peralatan medis.
Konsumsi Energi Listrik untuk RSAL dr.Ramelan Surabaya Pemakaian listrik yang efisien memang sangat bagus
yaitu sekitar 0,33 kWh/m2 per hari pada hari kerja dalam rangka konservasi energi, tetapi selain itu harus
sedangkan pada hari libur diperoleh nilai IKE rata-rata dilihat faktor-faktor lainnya terutama faktor
sebesar 0,17 kWh/m2 per hari. Oleh karena itu diperoleh kenyamanannya. Adapun pemakaian listrik untuk
nilai rata-rata IKE listrik sebesar 0,28 kWh/m2 per hari atau penerangan di Gedung Radiologi ini memang sudah
7,93 kWh/m2 per bulan. Nilai IKE listrik pada audit energi tergolong sangat efisien tetapi dalam hal kenyamanan masih
rinci masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan IKE tergolong kurang karena belum sesuai dengan intensitas
listrik standar dan IKE listrik hasil audit awal, dimana IKE penerangan standar menurut Pedoman Pencahayaan di
listrik standar yaitu sebesar 31,67 kWh/m2.hari sedangkan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
nilai IKE listrik hasil audit awal sebesar 9,44 %. Sedangkan Republik Indonesia.
untuk gafik IKE listrik pada setiap blok atau gedung dapat Berikut adalah grafik perbandingan intensitas penerangan
dilihat pada Gbr 4.11 hasil pengukuran dengan intensitas penerangan standar:

Gbr 4.11. Grafik Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik


per Gedung di RSAL dr.Ramelan Surabaya Gbr 4.13. Perbandingan Intensitas Cahaya Pengukuran
Dari Gbr 4.11 dapat diketahui bahwa pemakaian energi dengan Intensitas Cahaya Standar
listrik di setiap gedung di RSAL dr.Ramelan Surabaya
masih dibawah IKE standar rumah sakit (1,04 kWh/m2 per Dari Gbr 4.13 dapat diketahui bahwa intensitas
hari) kecuali untuk gedung Radiologi dimana pemakaian pencahayaan pada ruangan-ruangan di Gedung Radiologi
energi listrik pada hari kerja melebihi standar dengan rata- masih banyak yang belum sesuai dengan intensitas
rata sekitar 1,15 kWh/m2 per hari. pencahayaan yang direkomendasikan oleh Departemen
Kesehatan.
Identifikasi Peluang Hemat Energi
Berikut adalah prosentase penggunaan energi di Gedung b. Sistem Tata Udara
Radiologi : Dari Gbr 4.12 dapat dilihat bahwa penggunaan listrik
untuk sistem tata udara (AC) paling besar dibanding dengan
sistem penerangan atau peralatan lainnya. Hal ini terjadi
karena pada beberapa ruangan seperti Ruang MRI dan CT-
Scan AC harus terus dinyalakan 24 jam.
Dalam menganalisa peluang penghematan untuk sistem
tata udara langkah yang dilakukan yaitu:
Melakukan perhitungan beban pendingin (cooling
load) pada setiap ruangan untuk mengetahui beban
pendinginan yang dibutuhkan pada masing-masing
ruangan.
Membandingkan beban pendinginan hasil perhitungan
dengan kapasitas pendingin pada AC yang telah
Gbr 4.12. Prosentase Penggunaan Energi Listrik di Gedung
tepasang.
Radiologi
Apabila kapasitas yang tepasang lebih besar dari beban
pendinginan yang dibutuhkan akan terjadi pemborosan
Dari Gbr 4.12 dapat diketahui bahwa pemakaian energi
listrik yang paling besar yaitu untuk penggunaan AC. Hal energi karena pada saat beban rendah atau sedang AC
ini terjadi karena AC pada beberapa ruangan seperti ruangan harus terus bekerja full load sehingga konsumsi daya
MRI dan CT-Scan harus dioperasikan terus menerus selama listrik oleh AC akan relative lebih tinggi. Oleh karena
24 jam. itu solusi untuk penghematannya dengan
merekomendasikan AC yang memiliki kapasitas
pendingin sesuai dengan beban yang dibutuhkannya.
Analisa Peluang Hemat Energi
a. Sistem Penerangan
Dari Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pemakaian listrik
untuk penerangan pada Gedung Radiologi ini masih
8

Implementasi Peluang Hemat Energi listrik rata-rata RSAL dr. Ramelan Surabaya menjadi
a. Perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik 7,7 kWh/m2 per bulan.
Setelah dilakukan penghematan energi, nilai IKE Listrik Penggunaan listrik untuk Air Conditioning hampir
di Gedung Radiologi mengalami penurunan menjadi 17,9 separuh dari total penggunaan listrik yaitu 56 %
kWh/m2 per bulan atau 0,9 kWh/m2 per hari. Penurunan sedangkan untuk lampu sekitar 3 % sehingga pada ke-2
nilai IKE listrik pada Gedung Radiologi berpengaruh pada sistem tersebut dilakukan analisa peluang hemat
nilai IKE total rumah sakit dimana nilai IKE RSAL energi. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh biaya
dr.Ramelan Surabaya berkurang menjadi 7,70 kWh/m2 per penghematan dengan rekomendasi mengatur jam
hari. pemakaian lampu dan Air Conditioning, mengatur
b. Perhitungan Biaya Penghematan jumlah pemakaian Air Conditioning, serta perawatan
Tabel 4.1 Penghematan Energi Tanpa Biaya sistem Air Conditioning secara berkala yaitu sebesar
Rekomendasi Biaya penghematan Rp 2.925.514,-/bulan sedangkan biaya penghematan
Sistem Pengaturan jam yang diperoleh dengan rekomendasi mengganti tipe
Rp. 108.779,-/bln AC dan lampu yaitu sebesar Rp 6.199.217,-/bulan serta
Penerangan pemakaian lampu
Pengaturan jam biaya investasi yang dikeluarkan yaitu sebesar
Rp. 1.295.668,-/bln Rp.157.114.600 dengan lamanya waktu pengembalian
pemakaian AC
Sistem Pengaturan jumlah investasi yaitu 25,3 bulan atau 2,1 tahun.
Rp. 987.360,-/bln
Tata Udara nyala AC
DAFTAR PUSTAKA
Perawatan AC secara
Rp. 533.707,-/bln
berkala
[1] Abdurarachim. Halim, Pasek, Darmawan Ari, dan
Sulaiman, TA. 2002. Audit Energi,Modul 2, Energi
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan
Conservation Efficiency And Cost Saving Course,
Peluang Hemat Energi (PHE) No Cost adalah sebesar Rp.
Bandung: PT. Fiqry Jaya Mandiri.
2.925.514,-/bulan.
[2] Arismunandar, Wiranto. dan Saito, Heizo. 2004.
Penyegaran Udara. Jakarta. PT. Pradnya Paramita.
Tabel 4.2 Penghematan Energi dengan Biaya Tinggi
[3] ASHRAE. 1993. ASHRAE Handbook Fundamentals.
Rekomendasi Biaya penghematan [4] Direktorat Jendral Pelayanan Medik.1992. Pedoman
Mengganti tipe lampu Pencahayaan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI.
Sistem
dan menambah Rp. 34.993,-/bln [5] DEPDIKNAS, 2004, Pedoman pelaksanaan konservasi
Penerangan
jumlah lampu energi dan pengawasan di lingkungan Depdiknas,
Sistem Jakarta, Depdiknas.
Mengganti tipe AC Rp. 6.164.224,-/bln
Tata Udara [6] Harten P.Van, Setiawan, E. 1985. Instalasi Listrik Arus
Kuat, Jilid 2. Bandung: Percetakan Bina Cipta.
Biaya total penghematan apabila mengimplementasikan [7] SNI 03-6169-2000. 31-03-2009. Prosedur audit energi
Peluang Hemat Energi (PHE) High Cost adalah sebesar Rp. pada bangunan gedung. Jurnal Insinyur Mesin.com.
6.199.217,-/bulan. Sedangkan biaya investasi yang [8] Department of Veteran Affair,2006. HVAC Design
dikeluarkan untuk mengganti tipe lampu dan AC yaitu Manual for Hospital.Washington.
sebesar Rp. 157.114.600,-. Waktu pengembalian investasi
dapat dihitung dengan persamaan berikut : BIODATA PENULIS
Nama : RESTI PERMATA DEWI
investasipembelianlampu & AC TTL : Garut, 12 Nopember 1987
SPB =
Penghema tan/ bulan
Alamat : Jln. Cigodeg Tonggoh No. 25
Rp157.114.600, Pameungpeuk Garut
=
Rp6.199.217 / bulan
E-mail : rezz_thee@yahoo.com
= 25,3bulan = 2,1tahun
Jadi biaya investasi untuk penggantian tipe lampu dan AC
dapat kembali dalam jangka waktu 25,3 bulan. Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Pameungpeuk 1 (1994-2000)
V. KESIMPULAN
2. MTs. Darul Arqom Garut (2000-2003)
Kesimpulan 3. MA. Darul Arqom Garut (2003-2006)
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa 4. D3Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
kesimpulan yaitu: Politeknik Negeri Bandung (2006-2009)
Prosentase penggunaan energi di RSAL dr. Ramelan 5. S1 Teknik Fisika ITS Surabaya (2009-
Surabaya yaitu energi listrik 46,5 %, BBM 32,5 %, Air sekarang)
12,95 % dan LPG 6,8 %.
Pada audit energi awal diperoleh nilai Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) listrik rata-rata di RSAL
dr.Ramelan Surabaya yaitu sebesar 9,44 kWh/m2 per
bulan sedangkan dari hasil audit energi rinci diperoleh
nilai IKE listrik rata-rata sebesar 7,93 kWh/m2 per
bulan. Setelah dilakukan penghematan energi nilai IKE

Anda mungkin juga menyukai