Disusun Oleh:
Meyva Sasmita
120100142
Pembimbing:
Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ(K)
Disusun Oleh:
Meyva Sasmita
120100142
Pembimbing:
Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ(K)
Koordinator P3D
Pembimbing Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ(K) dr. Vita Camellia, M.Ked(KJ), Sp. KJ
NIP. 130 517 440 NIP. 19780404 200501 2 002
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Gangguan Obsesif Kompulsif.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing, Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ(K), yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 1
1.3 Manfaat..................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
2.1. Definisi..................................................................................... 3
2.2. Epidemiologi............................................................................ 3
2.3. Etiologi..................................................................................... 3
2.4. Perjalanan Penyakit.................................................................. 4
2.5. Gambaran Klinis....................................................................... 5
2.6. Diagnosis.................................................................................. 6
2.7. Diagnosis Banding.................................................................... 7
2.8 Terapi........................................................................................ 7
2.9 Prognosis.................................................................................. 8
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menguraikan penjelasan
mengenai gangguan obsesif kompulsif, dimulai dari pembahasan definisi,
etiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Penyusunan makalah ini
sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Pendidikan Profesi
1
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
1.3 MANFAAT
Adapun tujuan dari pembuatan makalah mengenai gangguan obsesif
kompulsif ini adalah sebagai berikut :
i. Untuk mengetahui definisi, etiologi dan epidemiologi dari gangguan
obsesif kompulsif
iv. Untuk mengetahui cara pengobatan yang tepat bagi penderita gangguan
obsesif kompulsif sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Gangguan obsesif kompulsif digambarkan sebagai pikiran dan tindakan yang
berulang yang menghabiskan waktu atau menyebabkan distress dan hendaya yang
bermakna. (3)
Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau sensasi yang berulang dan
mengganggu. Kompulsi adalah perilaku yang disadari, standar, dan berulang
seperti menghitung, memeriksa, atau menghindar. Pasien dengan gangguan ini
menyadari ketidakrasionalan obsesi dan merasakan obsesi serta kompulsi sebagai
ego-distonik (4)
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan obsesi kompulsif di populasi umum diperkirakan
sebesar 2-2,4%. Sebagian besar gangguan dimulai pada saat remaja atau dewasa
muda dengan onset usia 18-24 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia kanak-
kanak.(3)
Diantara orang dewasa, laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi
kecenderungan yang sama untuk terkena, namun diantara remaja, laki-laki lebih
sering terkena dibandingkan perempuan. Onset rerata pada laki-laki yaitu usia 19
tahun sedangkan pada perempuan yaitu usia 22 tahun. (4)
2.3 ETIOLOGI
Penyebab ganggguan obsesif kompulsif bersifat multifaktor, yaitu interaksi
antara faktor biologik, faktor perilaku, dan faktor psikososial.(3,4)
1. Faktor Biologis
Beberapa penelitian menujukkan adanya hubungan antara
neurotransmitter serotonin terhadap terjadinya gangguan obsesif
kompulsif. Percobaan obat klinis yang telah dilakukan mendukung
hipotesis bahwa disregulasi serotonin terlibat dalam pembentukan gejala
3
obsesi dan kompulsi. Data menunjukkan bahwa obat serotonergik lebih
efektif daripada obat yang memengaruhi neurotransmitter lain. Selain itu
data tentang neuroimunologi menyatakan terdapat hubungan positif antara
infeksi SBHA yang menyebabkan demam rematik terhadap kejadian ini.
Sekitar 10-30% pasien demam rematik yang mengalami Sydenham chorea
menunjukkan gejala gangguan obsesif kompulsif.(4)
2. Faktor Perilaku
Obsesi merupakan stimulus yang dipelajari. Stimulus yang relatif
netral menjadi dikaitkan dengan rasa takut atau ansietas melalui suatu
proses pembelajaran sehingga objek dan pikiran yang tadinya netral
menjadi stimulus yang mampu mencetuskan ansietas atau
ketidaknyamanan. Kompulsi dibentuk dengan pemikiran berupa ketika
suatu tindakan tertentu mengurangi ansietas yang timbul akibat pikiran
obsesional, seseorang akan mengembangkan strategi penghindaran aktif
dalam bentuk kompulsi untuk mengendalikan ansietasnya.(4)
3. Faktor Psikososial
Sebagian besar pasien dengan gangguan obsesif kompulsif tidak
memiliki gejala kompulsif pramorbid, hanya sekitar 15-35% pasien yang
memiliki ciri obsesional pramorbid. Faktor psikodinamik menjelaskan
adanya keterlibatan dimensi interpersonal. Seringkali kesulitan
interpersonal meningkatkan ansietas pasien sehingga juga meningkatkan
simtomatologi pasien. Riset mengesankan bahwa gangguan ini dapat
dicetuskan oleh sejumlah stressor lingkungan, khususnya yang melibatkan
kehamilan, kelahiran anak, atau perawatan anak oleh orangtua.(4)
4
bervariasi, sering berlangsung lama. Beberapa pasien mengalami perjalanan
penyakit yang berfluktuasi, beberapa lainnya mengalami perjalanan gangguan
yang konstan.(3,4)
Sekitar 20-30% pasien mengalami perbaikan gejala yang bermakna, 40-50%
pasien mengalami perbaikan sedang, dan sisanya 20-40% gejalanya menetap atau
memburuk. Sepertiga hingga separuh pasien memiliki gangguan depresif berat
dan bunuh diri merupakan resiko untuk semua pasien dengan gangguan ini.(3,4)
5
2.6 DIAGNOSIS
Diagnosis pasti gangguan obsesif kompulsif berdasarkan PPDGJ III:(5)
i. Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan
kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya dua minggu berturut-turut.
ii. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita.
iii. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:
Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh
penderita
Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan
hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan
lega atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti
dimaksud diatas)
Gagasan, bayangan, pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan
iv. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan
depresi. Penderita gangguan obsesif-kompulsif sering kali juga
menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi
berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode
depresif-nya.
Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau
menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan
perubahan gejala obsesif.
Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis
diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu.
Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada
gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul.
6
Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik
menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer.
Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang
paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.
v. Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia,
sindrom Tourette, atau gangguan mental organik, harus dianggap sebagai
bagian dari kondisi tersebut.
2. Gangguan Tourette
Gejala khas gangguan ini adalah tik motorik dan vokal yang sering terjadi
bahkan setiap hari. Gangguan ini memiliki onset dan gejala yang serupa
dengan gangguan obsesif kompulsif.
2.8 TERAPI
Pengobatan yang disarankan pada gangguan obsesif kompulsif adalah
pemberian farmakoterapi dan terapi perilaku, hal ini mengingat faktor utama
penyebab gangguan ini adalah faktor biologik. Terapi farmakologis yang dapat
diberikan adalah:(3)
1. SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor).
7
Dapat diberikan fluoxetin (2x20 mg), atau sertraline (2x50 mg)
2. Clomipramine
Diberikan dengan dosis 3x25 mg.
2.9 PROGNOSIS(4)
Prognosis buruk apabila menyerah pada kompulsi, onset pada masa kanak,
kompulsi yang aneh, kebutuhan akan perawatan di rumah sakit, gangguan depresif
berat yang timbul bersamaan, keyakinan waham, dan adanya gangguan
kepribadian. Prognosis yang baik apabila adanya penyesuaian sosial dan
pekerjaan yang baik, adanya peristiwa yang mencetuskan, dan gejala yang bersifat
episodik.(4)
BAB III
8
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10