Anda di halaman 1dari 47

GAMBAR TEKNIK 1

1. Pendahuluan
Gambar teknik adalah penyajian fisik
dari suatu objek dalam bentuk garis yang
digunakan secara internasional dan biasanya
menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata,
sebab setiap garis gambar dan simbol
mempunyai fungsi dan pengertian tertentu.

Suatu gambar teknik biasa dipergunakan


dalam perencanaan arsitektur, sipil, teknik
mekanikal, listrik dan lain-lain. Semua
disiplin ilmu memerlukan suatu metode dan
gambar yang memenuhi persyaratan :
- Kelengkapan sampai detail.
- Kebenaran.
- Presisi yang akurat.

Oleh karena itu diperlukan suatu petunjuk


bagaimana caranya membuat gambar yang
memenuhi persyaratan dan berkwalitas tinggi.
Suatu gambar teknik harus mudah dan
cepat dapat dimengerti oleh orang lain, karena
gambar merupakan media komunikasi antara
perencana, pemilik dan kontraktor yang akan
melaksanakan keinginan pemilik. Pelajaran
menggambar teknik ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan baik
membuat, membaca maupun mengartikan gambar.

Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diberikan petunjuk-petunjuk secara


bertahap mengenai :
- Pengenalan perlengkapan menggambar.
- Pengertian dan cara membuat gambar,
mulai dari elemen gambar, bagaimana
cara membuat garis dan proyeksi.
- Pengenalan dan contoh gambar-gambar
perencanaan untuk pelaksanaan.
- Dan sebagai penutup diberikan latihan-
latihan untuk membuat gambar
perencanaan secara lengkap.

2. Perlengkapan Gambar
2.1. Peralatan Gambar
Untuk mendapatkan hasil yang baik
dalam penggambaran semua peralatan
gambar yang kita pakai harus dalam
keadaan baik dan bersih.

Peralatan gambar terdiri dari :


1. Meja gambar, mesin gambar

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 1


2. Penggaris T

Penggaris T
3. Penggaris segi tiga (40 /30 - 60)

4. Penggaris berkala
5. Pensil dan Lead Holder.
Pengerasan dari pensil diperlihatkan dengan angka dan huruf.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 2


5H 3H 2H H F HB B 2B 3B
H = Hard = Keras; F = Fixed = normal; B = Black = Hitam (lunak).
6. Jangka
7. Kertas gambar.
NO. NAMA KERTAS KEGUNAAN

1. Kertas padalarang (kasar) Untuk gambar sket atau gambar


sementara pakai pensil.
2. Kertas Manila (halus) Untuk gambar sementara pakai
3. Kertas milimeter tinta.
4. Kertas Kalkir Untuk menggambar grafik
- 60 gr. sementara.

5. - 80 gr. Untuk rencana gambar sementara


tapi pakai tinta.
6. Kertas kalkir khusus 150 gr. Untuk gambar yang sudah jadi dan,
perlu di kopi.
7. Kertas kalkir milimeter Untuk rencana gambar permanen
dan tahan kembang susut.
Untuk menggambar grafik atau
gambar gambar khusus yang
bersifat permanen.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 3


Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 4
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 5
2.2. Macam-macam Ukuran Kertas
Standar ukuran kertas gambar digunakan di beberapa negara dengan seri A.
Ukuran dasar kertas gambar mempunyai luas 1 m2, dimana hubungannya adalah sebagai
berikut :
x.y = 1 m2 ...................................... (1) x = sisi lebar
y = sisi panjang.
Hubungan antara dua ukuran sisi tersebut ditentukan sebagai berikut :
x : y = 1 : V2 ..................................(2)
Dari dua persamaan tersebut didapat pemecahan sebagai berikut :
x = 0,841 m atau 841 mm
y = 1,189 m atau 1189 mm
Ukuran ini dikenal sebagai A0 (A nol)

Ukuran-ukuran kertas lainnya didapat dengan membagi luas A0 menjadi ukuran-ukuran


yang lebih kecil, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

X = 841
Ukuran kertas gambar adalah :

A0 = 841 x 1189

A1 = 594 x 841
A2
A1 A2 = 420 x 594

A3 = 297 x 420

A4 = 210 x 297
A5 A5
A5 = 148 x 210

Y = 1189

2.3. Penggambaran Garis tepi dan Penempatan gambar


1. Garis Tepi.
Garis Tepi sebelah kiri dibuat 20 mm untuk semua ukuran kertas. Sedangkan pada
sisi yang lain berbeda tergantung pada ukuran kertas gambar

Ukuran kertas :
Ao, Al, C = 15 mm
A2, A3, A4, A5, C = 10 mm
C

20 C

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 6


2. Penempatan gambar
Penempatan gambar harus merata, tidak hanya mengelompokkan pada satu sisi
dari kertas ganbar dan sisi yang lain-lain dibiarkan kosong. ( lihat contoh gambar ).

SALAH BENAR

Gambar harus tersusun secara teratur dan rapi.

2.4. Kepala atau Kop Gambar atau stuklis


Pada setiap gambar terdapat sebuah kepala atau kop gambar yang terletak pada :
- Sudut kanan bawah dari lembar gambar.
- Sepanjang samping kanan dari lembar gambar.

KEPALA/KOP GAMBAR

Kepala atau Kop gambar berisi mengenai ;

KEPALA/KOP GAMBAR

- Nama Proyek
- Nama Klien
- Nama, alamat dan nomor telepon dari konsultan atau biro arsitek
- Nama-nama dan tanda tangan dari :
Orang yang menghasilkan disain
Draftmen/Drafter/Juru Gambar

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 7


Orang yang memeriksa ketepatan dan kebenaran gambar
Orang yang menyetujui gambar/gambar revisi
- Judul gambar .
- Skala gambar
- Key plan, bagaimana letak dan posisi/hubungan gambar dengan yang lainnya
- Revisi gambar dengan tanggal, batasan, orang yang menyetujui revisi.
- Tanggal disetujui
- Nomor, kode dan jumlah gambar,

Contoh Kepala Kop Gambar

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DETAIL PENULANGAN PLAT LANTAI


SKALA : TANGGAL PARAF PROYEK UKURAN LEMBAR
DIRENCANA :
DIGAMBAR :
DIPERIKSA :
DISETUJUI :
2.5. Pemakaian Hurup (Lettrering) pada CATATAN
gambar.
Bisa berisi catatan ataupun Key Plane
Untuk melengkapi suatu gambar, harus
diperhatikan penggunaan huruf effektif, benar dan REVISI
konsisten. Pada prinsipnya, pemakaian huruf harus : No Diskripsi TGL DISET
- Mudah dan enak dibaca
- Mudah dimengerti
- Jelas dan rapi. DISETUJUI
Unit Implementasi Proyek
Penulisan huruf dapat mempergunakan
sablon, tapi dapat juga secara free hand, dan cara Arsitek Pembuat Pra Rencana
free hand ini yang dianjurkan untuk diterapkan.
Meskipun jenis huruf-huruf arsitektur bermacam- DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
macam paling tidak semua juru gambar profesional DIREKTORAT JENDRAL PERGURUAN TINGGI

biasanya selalu mengikuti peraturan-peraturan dasar POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


BIRO ARSITEKTUR ACMAD NOEMAN
mengenai penggunaan huruf. JALAN GANESA NO.3 TELP.81650 BANDUNG
PROYEK
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAGIAN
penggunaan/penulisan huruf arsitektur adalah : BANG SEKOLAH TYPE-A
- Gunakan garis-garis pembantu untuk menulis SCOOL BUILDING/CLASS ROOM
huruf dengan rapi. GAMBAR
LAY OUT FURNITURE
DENAH LANTAI BAWAH / GROUND FLOOR
SKALA DIGAMBAR NO. GAMBAR
1 : 100 RUDY

TANGGAL DIPERIKSA
2-13
23-10- IR. SIDIK
1981 M.
Contoh kop memanjang

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 8


USE GUIDELINES FOR GREATER
Garis pembantu
ACCURACY IN LETTERING

- Pilihlah satu jenis huruf saja untuk satu berkas gambar yang sama, sebaiknya pilih
yang sederhana.
- Buat huruf-huruf cukup tebal dan jelas.
- Buat garis-garis huruf dengan cepat, sehingga garis yang terjadi terlihat tegas dan
lurus.

- Buat spasi huruf dan kemiringan yang seragam, sehingga mudah dan enak dibaca.
- Sebaiknya tulis keterangan-keterangan dengan huruf cetak.
- Ukuran huruf sesuaikan dengan kepentingannya dengan tidak terlalu gemuk atau pun
kurus.

Contoh Penulisan Huruf dan angka ;

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 9


Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 10
3. PENGERTIAN DAN CARA MEMBUAT GAMBAR
3.1. Elemen Gambar
3.1.1. Garis untuk Membentuk Gambar

Salah satu faktor yang penting pada gambar yang baik adalah mutu dari garis, di
mana garis harus seragam ketebalan dan kehitamannya. Berat atau ketebal dari
beberapa garis bervariasi, untuk menunjukkan sesuatu yang penting. Demikian juga
garis yang utuh, adapula yang terputus-putus, hal ini menentukan arti dan makna
tertentu pula.
Garis ukuran dan garis batasan ukuran, merupakan garis yang paling tipis pada
gambar, jadi harus cukup terang apabila direproduksi (copy).
- Standar garis adalah sebagai berikut :

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 11


Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 12
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 13
3.1.2. Skala

Bila gambar-gambar konstruksi sipil dan bangunan, skala biasanya dipakai untuk
mengecilkan ukuran sebenarnya. Pemakaian skala pada gambar dimaksudkan untuk
menyahikan perbandingan nyata dari bendanya.
- Penggunaan skala biasanya ada 3 yaitu :

Ada tiga cara penulisan skala, yaitu :


1. Skala Teknis yaitu dengan menuliskan skala dalam bentuk persamaan.
Contoh : 1 cm = 1 m

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 14


2. Skala Numeris yaitu dengan menuliskan angka perbandingan
Contoh : 1 : 10 1 : 50
1 : 100 1 : 500
3. Skala Grafis yaitu dengan menggambarkan suatu garis lurus. Pada setiap jarak
tertentu dituliskan angka jarak sebenarnya di lapangan.
Contoh : 0 1m 2m 3m

3.1.3. Simbol - simbol


Pada gambar potongan, macam perbedaan bahan-bahan ditunjukan dengan
sinmbol -simbol. Di Indonesia simbol-simbol ini belum ada standarnya dan, setiap
perencana memilih caranya sendiri-sendiri. Untuk bahan-bahan umum yang penting
seprti batu bata, beton, kayu dan sebagainya sudah dipakai dengan simbol yang sama.
Daftar simbol-simbol, bahan-bahan umum dan instalasi titik penerangan yang
penting dapat dilihat pada gambar berikut :

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 15


Bentuk lain simbol bahan

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 16


Simbol Titik Lampu/Penerangan

3.1.4. Ukuran-ukuran pada Gambar


Penyelesalan gambar sebaiknya memperhatikan garis-garis batas ukuran dan garis
ukuran itu. sendiri. Pada gambar teknik ukuran itu harus ditulis karena sangat
diperlukan / penning untuk pendaftaran dan peletakan yang benar bagistruktur.
Dalam penggambaran konstruksi bangunan ukuran-ukuran arsitektur diutamakan,
tetapi ukuran-ukuran perencanaan harus dinyatakan dalam gambar teknik.

a. Macam-macam garis ukuran.


Semua ukuran-ukuran yang membujur
dibuat dengan garis-garis proyeksi dan
garis-garis ukuran, yang digambarkan
dengan garis fipis. Titik 'perpotongan
darldua garis ditandai dengan sebuah garis
yang mempunyai miring 45 (lihat
gambar).

Titik perpotongan dapat juga ditandai


dengan sebuah titik.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 17


b. Ukuran-ukuran Praktis.
- Proyeksi dan garis-garis ukuran tidak boleh berpotongan dengan garis-garis lain
yang tidak terpakai.
- Sebaiknya ukuran-ukuran yang berjarak berjarak sama.
- Buatlah ukuran-ukuran dengan lengkap, sehingga seorang pekerja tidak perlu lagi
menambah atau merubah untuk mencari ukuran yang kurang.
- Letakan semua ukuran diluat tampak-tampak. Hanya apabila diperlukan karena
untuk memperjelas dan
mempermudah pemecahan-
pemecahan, dapat
diletakkan didalam tampak.

- Letakan ukuran-ukuran
yang panjang diluar
ukuran-ukuran yang pendek
sehingga garis-garis
proyeksi tidak memotong
garis-garis ukuran.

- Garis-garis pusat atau


contur tidak boleh dipakai
sebagai garis ukuran tepi
boleh dipakai sebagai garis
proyektor.

- Garis-garis proyeksi dapat


digambarkan pada sebuah
arah yang tegak lurus
pada benda yang akan
diukur dan garis-garis
ukuran sejajar dengan
garis luar.

c. Penulisan Ukuran.
Ukuran-ukuran yang ada pada
gambar memperguna-kan
ukuran-ukuran yang
sebenarnya dari benda.

- Pada umumnya ukuran-


ukuran diberikan dalam cm sampai 1.00 m panjang, dan dalam meter dengan dua
desimal untuk ukuran-ukuran lebih dari 1.00 m panjang.

- Pada suatu saat kita perlu


dengan ukuran mm, kita
letakan desimal ketiga dengan
sebuah angka kecil diatas level dari ukuran tersebut.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 18


- Gambar harus dapat dibaca
dari bawah dan dari
samping kanan

- Ukuran-ukuran yang miring


juga harus dapat dibaca dari
bawah dan dari samping
kanan.

d. Ukuran untuk lingkaran.


- Ukuran dan bagian- bagian
selalu diberikan dari pusat ke
pusat.

- Selalu memperhatikan garis


tengah sebuah lingkaran,
tidak pernah jari-jari. Apabila
hal ini tidak cukup jelas bahwa ukuran itu adalah sebuah garis tengah, gambar
dapat ditunjukan dengan simbol garis tengah .

- Apabila akan
menyebutkan jari-jari
dan sebuah busur,
gambar dapat ditunjuk
dengan simbol jari-jari R.

- Garis ukuran jari-jari


mempunyai arah panah
pada garis lingkaran, tidak pada
pusatnya. Letakan sebuah perpotongan
kecil pada pusatnya.

Apabila akan
menempatkan
pusat suatu busur
yang terletak diluar gambar,
garis ukuran jari-jari dapat
dibuat sebagai berikut :

e. Ukuran untuk sudut.


- Untuk ukuran sebuah sudut,
gunakan sebuah busur sebagai garis
ukuran dengan kedua ujung diberi
anak panah. gunakan ujung sudut
sebagai pusatnya.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 19


- Pengakhiran garis ukuran
untuk sebuah sudut garis-
garis yang merupakan
permukaan, sebaiknya
mempergunakan garis
perpanjangan.

- Anak panah penunjuk


ukuran dapat digambarkan
didalam batas-batas garis ukuran. Apabila ruang
untuk itu tidak cukup, anak panah dapat
ditempatkan diluar.

- Angka derajat sudut diletakan


horizontal untuk sudut-sudut kecil.
Untuk sudut-sudut kecil. Untuk
sudut-sudut yang mempunyai
skala besar dapat diukur sejajar
dengan busur.

3.1.5 Penunjukan Ketinggian


Dalam perencanaan suatu
bangunan atau struktur, baisanya ditunjukkan juga ketinggian dasar yang disebut
0.00.

Pada gambar-gambar konstruksi bangunan atau struktur selalu dicantumkan ketinggian


pada setiap lantai, plat, pondasi, tangga dan lain-lain.
- Ketinggian biasanya ditandai dengan anak panah seperti terlihat pada gambar di
bawah.
0.00

Tanda + atau - menunjukkan bahwa ketinggian dari


struktur terletak di atas (+) atau di bawah (-)
ketinggian dasar. Ketinggian juga dicantumnkan
pada gambar potongan.

3.2. Pembuatan Garis-qaris denqan Geometri


Kebanyakan garis-garis yang membentuk
pandangan pada gambar teknik dapat digambar
memakai peralatan dan perlengkapan. Akan tetapi
konstruksi geometri mempunyai kegunaan
kegunaan yang penting, dalam hal pembuatan gambar maupun pemecahan masalah
dengan grafik dan diagram. Kadang-kadang diperlukan menggambar konstruksi
geometri, terutama jika menggambar tidak mempunyai hubungan yang diperoleh dari
mesin gambar dan papan gambar.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 20


3.2.1. Membuat garis Tegak Lurus dan Garis Sejajar
- Menggambar sebuah garis tegak lurus atay sejajar terhadap suatu garis sembarang
yang diketahui (A - B) dengan mempergunakan penggaris segi tiga.

Posisi sepasang penggaris segitiga, dipergunakan penggaris segitiga ke dua sebagai


dasar, dengan demikian salah satu sisi dari segitiga pertama berimpit dengan garis AB
yang
diketahui.

Geser segitiga pertama sepanjang sisi dari segitiga kedua. Salah satu sisi akan
menghasilkan garis sejajar (s), sisi yang lain akan menghasilkan garis tegak lurus

- Membuat garis sejajar terhadap garis tertentu (A-B) diketahui dengan memakai
jangka.
Gambar sebuah busur yang mempunyai jari-
jari = AP dengan pusat di B.

Gambar sebuah busur yang mempunyai iari-jari = AB dengan pusat di P.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 21


Hubungkan dua buah busur yang berpotongan (1) dengan titik P, garis ini adalah sejajar
dengan AB.

Membuat garis tegak lurus terhadap garistertentu (A - B) melalui titik P yang diketahui
dengan memakai jangka.

Gambar sebuah busur memotong garis AB


dengan pusat di P.

Dari ke dua titik potong tersebut (1 dan 2) gambar dua busur lagi. Hubungkan titik
potong (3) dengan titik P, garis ini adalahtegak lurus dengan AB.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 22


3.2.2. Membagi dua sama besar
- Membagi dua sama besar seluruh garis.

Diketahui garis AB, atur jangka


untuk sebuah jari-jari (R) lebih
besar dari AB. Dengan memakai
titik titik pada A dan B, gambar
berpotongan busur-busur diatas
dan di bawah garis 1-2 melalui
titik potong-titik potong akan
membagi A-B menjadi dua
bagian yang sama dan tegak
lurus dengan garis AB.

- Membagi dua sama besar seluruh sudut.


Diketahui sudut BAG dengan pusat A dan jari-jari
sesuai gambar sebuah busur untuk memotong AB di
1 dan AC di 2. Dengan pusat 1 dan 2 gambar busur-
busur dengan jari-jari yang sama, gambar
perpotongan busur-busur di 3

3.2.3. Membagi garis menjadi bagian-bagian yang sama


Diketahui garis A - B dan nomor dari bagian-bagian yang sama yang (misalnya
7) gambar salah satu garis dari A atau dari B. Dengan memakai skala atau jangka, tandai
bagian-bagian yang sama.

Seperti nomor dari bagian bagian


ingin kita dapatkan pada garis AB
(untuk ini misalnya 7).

Hubungkan titik terakhir (7) dengan ujung dari garis yang diketahui (B).
Gambar garis-garis sejajar dengan garis B-7 melalui -titik-titik yang bertanda.
Pembagian garis AB seperti yang kita kehendaki.
3.3. Proyeksi
Dalam penggambaran teknik, proyeksi dapat dikatakan merupakan metoda yang

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 23


memperlihatkan gambar suatu obyek secara 3 dimensi diatas kertas. Ada dua jenis
proyeksi : - proyeksi orthografi
- perspektif. (Perspektif isometri, Perspektif oblik/perspektif miring dan
Perspektif dengan titik hilang

3.3.1. Proyeksl Orthografi


Dalam proyeksi orthografi harus digambarkan bagian-bagian yang kelihatan
sebagai tiga dimensi (lebar, tinggi, dalam) pada kertas gambar. Perbedaan pandangan
pada object, tampak
muka, tampak
samping dan tampak
atas disusun secara
sistimatis pada
kertas gambar untuk
menyampaikan
informasi yang
penting. Benda
diproyeksikan dari
beberapa sisi.

Dalam proyeksi
orthografi, semua garis proyeksi sejajar terhadap satu sama lain dan tegak lurus
terhadap bidang dimana benda tersebut diproyeksikan.

Prinsip pandangan pada proyeksi orthografi :


Untuk memperoleh
gambaran sebuah benda,
biasanya kita perlu
menggambar tiga
pandangan yang berbeda,
yaitu ;
- Tampak depan
- Tampak atas atau denah
- Tampak samping.

vo

3.2.2. Perspektif.
Gambar perspektif
adalah suatu gambar tiga
dimensi yang
memberikan bayangan
ruang dari suatu obyek
atau bangunan, sehingga
orang dapat lebih mudah
dan lebih cepat mengerti.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 24


Perspektif, dapat dibedakan atas ; - Perspektif isometri
- Perspektif oblik/perspektif miring
- Perspektif dengan titik hilang

Perspektif isometrik dan perspektif oblik/miring biasa dipergunakan untuk pekerjaan-


pekerjaan teknik mekanikal, sipil ataupun arsitektur untuk keperluan konstruksi,
sedangkan perspektif dengan titik hilang biasanya dipakai untuk memperlihatkan
kepada klien atau pihak yang berwenang, bagaimana suatu struktur/konstruksi terlihat
setelah dibangun. Dalam pelajaran ini hanya akan dipelajari perspektif yang biasa
dipergunakan untuk keperluan konstruksi.

- Perspektif Isometri
Didalam menggambar perspektif Isometri
dimulaidengan menggambar tiga garis sumbu,
yaitu : - Sumbu tegak

- dua sumbu miring

Kemiringan sudut sumbu miring dibuat sama yaitu


30.

Apabila bendanya berbentuk kubus perbandingan antara tinggi, lebar dan kedalaman
adalah 1 : 1 : 1.
Sedangkan untuk benda-benda yang lain tergantung pada proyeksi Orthografinya, yaitu
dengan memindahkan ukuran-ukuran gambar Orthografi ke Perspektif Isometri

Didalam konstruksi bangunan selain untuk memperjelas detail, perspektif isometri juga
seringkali dipakai untuk memperjelas denah.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 25


Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 26
Prespektif Isometri dari denah

- Perspektif oblik atau perspektif

miring.

Didalam menggambar perspektif

miring dimulai dengan

menggambarkan ketiga sumbu

yaitu : Sumbu tegak, Sumbu datar

dan Sumbu miring. Kemiringan

sudut dari sumbu miring dibuat 30 atau 45.

Perbandingan ukuran antara tinggi, lebar dan kedalaman adalah 1 : 1 : 1 atau 2 : 2 : 1

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 27


Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 28
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 29
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 30
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 31
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 32
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 33
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 34
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 35
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 36
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 37
Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 38
4. GAMBAR-GAMBAR PERENCANAAN UNTUK PELAKSANAAN
BANGUNAN

Gambar-gambar perencanaan adalah alat komunikasi antara pemilik, tim


perencana dan kontraktor, dimana perencana menterjemahkan keinginan dan keperluan
pemilik didalam bentuk gambar dan kemudian proyek tersebut direalisir atau
dilaksanakan oleh kontraktor. Gambar perencanaan suatu bangunan biasanya terdiri atas
tahap-tahap :

4.1. Gambar Pra-rencana.


Dalam tahap ini, pihak yang terlibat adalah pemilik proyek dan perencana, dimana
perencana mulai menterjemahkan keinginan dan keperluan dari pemilik proyek
kedalam gambar secara garisbesar, belum mendetail. Gambar pra-rencana biasanya
meliputi :

4.1.1. Rencana Tapak


Rencana tapak biasanya diperlukan untuk proyek-proyek yang cukup besar.
Rencana tapak diperlukan untuk memberikan informasi mengenai :
- Tata letak bangunan pada tapak atau tanah yang dimiliki
- Penataan lansekap, yang meliputi penataan jalan, taman, area parkir, pedestrian,
selasar dan lain-lain.
- Keadaan tanah, rata atau berbukit dan lain-lain.
Untuk bangunan sederhana, rencana tapak tidak terlalu diperlukan, biasanya cukup
dengan gambar denah yang dilengkapi dengan penataan lansekap.
Contoh.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 39


E = Jalan masuk ; B = Garis Atap Bangunan ; T = Teras ; L = Lansekap/penanaman

4.1.2. Denah Bangunan.


Gambar denah adalah gambar
outline/garis luar bangunan dan
bagian-bagian bangunan yang dapat
kita lihat dari atas, bila bangunan
kita potong horisontal 1 m dari
lantai.
Denah memberikan keterangan-
keterangan khusus dari suatu
bangunan yang membedakannya
dengan keinginan bangunan lain.
Gambar denah berguna untuk
mengetahui :

- Jenis, hubungan antar ruang atau yang biasa disebut organisasi ruang.
- Sirkulasi dalam bangunan.
- Letak kolom, balok dan lain-lain.
- Letak bukaan-bukaan (pintu dan jendela), baik untuk sirkulasi udara, orang maupun
pemasukan cahaya.
- Letak potongan dan detail-detail konstruksi
- Rencana atap.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 40


Contoh gambar denah :

4.1.3. Tampak Banqunan


Dalam merencanakan suatu bangunan, kita harus dapat bembayangkan/
menggambarkan/ memproyeksikan bentuk trimatra dimensi bidang 3 sisi bangunan ke
dalam bidang dua dimensi yang disebut tampak bangunan sehingga bila tampak-tampak
tersebut diproyeksikan secara isometri akan menyajikan suatu bangunan utuh.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 41


Dengan kata lain, gambar tampak adalah proyeksi orthografi dari exterior satu
bangunan yang diproyeksikan dari denah bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 42


Gambar tampak ini diperlukan untuk mengetahui :
- Tinggi dinding bangunan, ruangan dan langit-langit
- Ukuran-ukuran dari dinding dan bukaan-bukaannya, jenis bukaan
- Kemiringan atap
- Tinggi kolom, balok dan elemen struktur lain
- Ukuran dan jenis material yang dipergunakan
Dan juga dari tampak ini bisa dilihat penampilan exterior dari suatu bangunan apakah
letak jendela yang ditentukan pada denah, terlihat cukup indah pada bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 43


Contoh gambar tampak bangunan.

4.1.4. Potongan
Potongan adalah suatu gambar yang memperlihatkan bagian bangunan yang
terpotong disuatu teropak tertentu, balk melintang maupun membujur.

Letak potongan dicanturnkan pada gambar denah dengan symbol potongan yang
menunjukkan juga kemana arah potongan kita lihat.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 44


Gambar potongan berguna untuk :
- Mengetahui secara detail sturktur dan konstruksi bangunan yang direncanakan,
seperti jenis dan konstruksi pondasi, lantai, dinding, atap dan lain-lain.
- Mengetahui dimensi dari konstruksi
- Mengetapui jenis dan ukuran bahan yang dipakai.
- Mengetahui suasana interior ruangan- seperti tinggi dan jenis langit-langit ketinggian
lantai dan lain-lain.
- Mengetahui bagian-bagian yang mempunyai penyelesaian detail khusus.

Aksonometri denah (dari 1 titik hilang)

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 45


.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 46


4.2. Gambar Kerja
Gambar kerja adalah gambar rencana akhir yang akan digunakan untuk
pelaksanaan konstruksi suatu bangunan. Gambar kerja harus :
- merupakan suatu gambar yangterperinci dari seluruh elemen-elemen struktur,
dimensi dan bahan bangunan.
- memperlihatkan bagaimana suatu bangunan dibangun dan berfungsi.

Gambar kerja suatu bangunan sederhana biasanya terdiri dari :


- Denah, tampak, potongan
- Rencana pondasi
- Rencana kolom dan balok
- Rencana perletakkan kusen pintu dan jendela
- Rencana atap
- Rencana langit-langit dan rangkanya
- Rencana lantai
- Rencana instalasi air bersih dan air kotor
- Rencana instalasi listrik
- Detail-detail antara lain ; detail pondasi, detail kusen, daun pintu dan jendela, detail
atap, langit-langit dan lain-lain.

4.3. Gambar Sketsa


Disamping gambar-gambar perencanaan seperti di atas, biasanya diperlukan
juga gambar-gambar sketsa yang terutama banyak dipakai untuk menerangkan
bagaimana suatu detail harus dibuat kepada tukang yang melaksanakan, baik tukang
kayu, batu ataupun personil lain. Gambar sketsa biasanya dipersiapkan dengan free
hand atau dengan alat-alat yang sangat sederhana tetapi harus dapat mudah dimengerti,
bisa berupa gambar dua dimensi ataupun tiga dimensi, lengkap dengan ukuran-
ukurannya dan keterangan.

Pustaka :
Gambar Teknik I, Politreknik ITB, Bandung, 1982.
Gambar Teknik I, Politreknik ITB, Bandung, 1982.
Bellis, Herbert F., Schmidt, Walter A., Membaca Cetak Biru, Penerbit Erlangga, 1986.
Brown, Walter C., Drafting for Industri, The Goodheart-Willcox Co-Inc, 1984
Tek Han, J. Oei, Teknik Menggambar Dekor dalam Gambar Interior, Pika Semarang,
1993.

Syafriadi-Gambar Teknik I-Polnep,2013 47

Anda mungkin juga menyukai