Anda di halaman 1dari 28

Tugas Final

MAKALAH KIMIA PADATAN ANTAR MUKA


SISTEM KRISTAL

OLEH :

SITTI MARYAM

A1C4 14 071

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kristalografi dan mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari

tentang kristal dan mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin

ilmu kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika.

Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri Kristal

serta fisis kristal.

Secara tersendiri kristalografi diartikan satu cabang ilmu yang

mempelajari tentang sifat-sifat di dalam geometri kristal terutama berkaitan

dengan permasalahan perkembangan, pertumbuhan, kenampakan luar suatu

struktur dalam sifat fisis lainnya. Sedangkan mineralogi merupakan ilmu yang

secara dalam mempelajari tentang sifat-sifat mineral pembentuk batuan yang

terdapat di bumi dan manfaat bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat tanah.

Mempelajari kristalografi berarti akan membahas tentang bagaimana serta

dimana kristal diartikan bidang homogen yang memiliki bidang polyhedral

tertentu.Bidang muka yang licin dalam suatu kristal di dalam kristalografi dan

mineralogi biasanya bersifat anisotrop dan tembus air. Sedangkan di dalam

mempelajari mineralogi berarti akan membahas mineral dimana merupakan benda

padat homogen yang ada di alam dengan komposisi kimia tertentu,mempunyai

atom yang teratur dan biasanya terbentuk secara alami.


Proses terbentuknya kristal dan mineral alam merupakan akibat dari proses

geologi, yaitu :

a.Endogenik, merupakan proses kristal yang dibentuk pengkristalan

magma.Satrio RamadhanH1C109070

b.Eksogenik, merupakan proses pengkristalan yang dipengaruhi oleh gaya-

gaya dari luar.

c.Tektonik lempeng, dimana proses ini adalah dasar dari penyatuan

jalur magnetik dengan sumbu zona pelapukan.

Berdasarkan perbandingan panjang yang berada pada sumbu-

sumbukristalografi, letak maupun maupun posisi sumbu, jumlah dan nilai

sumbuvertikal atau nilai di sumbu c, maka kristal digolongkan menjadi 7 sistem

kristal, yaitu : isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal, orthorombic, triclinik,

monoclinic. Untuk mempelajari sistem kristal yang lebih mendalam dan beberapa

hal yang sangat penting di atas maka makalah ini ini di buat untuk mengenal lebih

jauh atau memperdalam ilmu pengetahuan tentang kritalografi.

B. Rumusan Masalah
1. Menyebutkan 7 sistem kristal dengan masing-masing kelasnya.

2. Menggambarkan bentuk kristal.

3. Menyebutkan simbol mauguin dan schoenflish pada masing-masing kelas.

C. Tujuan

1. Mengetahui macam-macam sistem kristal

2. Mengetahui kelas-kelas yang ada pada sistem kristal

3. Mengetahui bentuk sistem kristal dan simbol yang ada di dalamya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kristal

Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang

mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin

dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang

mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang

muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan

besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak

maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal.

Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang

menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan

panjang yang disebut sebagai parameter.

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya

terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara

umum, Kristal berarti zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses

pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua

atom-atom dalam padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang

sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga

menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan terbentuk

dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal

sebagai kristalisasi.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari

ikatan-ikatan atom/ion secara kimiawi. Susunan daripada ikatan-ikatan tersebut

tergantung pada : jenis dan macam unsur kimia yang terikat. Jarak ikatan antar

atom tersebut tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-

kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan Kristalin, yaitu :

padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah

ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik/magnetis.

Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk/terjadi sebagai

akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :

- pembekuanproses pendinginan

- penguapanproses evaporasi

dalam keadaan (air & gas/uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari

distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan

serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari

susunan atom/ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai. Proses-proses

kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara

alamiah (bukan oleh buatan manusia).

B. Sistem Kristal

Mineral yang terdapat dialam memiliki beragam ciri dan karakteristik,

perbedaan ini dapattampak secara langsung ataupun tidak langsung, namun,

bentuk dari Kristal-kristal mineralkadang memperlihatkan kesamaan pada


berbagai mineral, sehingga muncul klasifikasi umumdari system Kristal, yang saat

ini mempunyai 7 sistem utama, dan tiap system dibagi lagimenjadi beberapa

kelas.Pembagian sistem ini didasarkan kepada pembagian dari ruang kosong yang

berdasarkansimetri dari struktur dalam bentuk tiga dimensi dengan simetri

translasi di tiga arah, mempunyaimempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap kelas.

Ilmu yang mempelajari hal ini lebih lanjutdisebut dengan kristalografi. Sistem

kristal terbagi menjadi tujuh sistem kristal.

Berikut ini merupakan 7 sistem utama dari system Kristal tersebut :

a. Triclinic: semua contoh dari triclinic tidak mebutuhkan syarat- syarat tertentu seperti

sistem kristal yang lain. Tidak ada simetri selain simetri translasi meskipun

demikianinverse tetaplah sangat mungkin terjadi.

b. Monoclinic: membutuhkan satu sumbu rotasi rangkap dua atau satu bidng cermin.

c. Orthorhombic: membutuhkan tiga buah sumbu rotasi rangkap dua atau 1 buah sumbu

rotasi rangkap dua dan dua buah bidang cermin.

d. Tetragonal: membutuhkan satu buah sumbu rotasi rangkap empat.

e. Trigonal: membutuhkan satu buah sumbu rotasi rangkap tiga.

f. Hexagonal: membutuhkan satu buah sumbu rotasi rangkap enam.

g. Isometric: membutuhkan empat buah sumbu rotasi rangkap tiga.

1. Sistem Isometrik (Kubik)

Perbandingan sumbu : a = b = c

Sudut kristalografi : ===90

Cara Menggambar :a/b+=300


a : b: c=1 : 3 : 3

system isomeric

Sistem kubus ini adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga

dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang

dan sama sudut potong satu sama lain. Sistem ini berbeda dengan sistem lain dari

berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang

membuatnya lebih mudah dikenal.Sistem ini sering juga disebut dengan sistem

isometric. Kata isometric berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga

dimensinya yang sama simetri. Sedangkan sering dinamakan sistem kubus karena

bentuk umum dari kristalnya berstruktur seperti kubik.

Sistem kubik terbagi atas 5 kelas yaitu:

a. Kelas Tetartoidal
Kelas : ke-28, Simetri : 2 3
Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua.
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan
a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal
dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan
tetrahedron.
Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit, langbeinit,
maghemit, micherenit, pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.
b. Kelas Hexoctahedral

Kelas : ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m

Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga

dimensi dengan 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar

dua. Dengan 9 bidang utama dan 1 pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan

a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o


Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium.

Dan kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.

Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina,

perak, emas, halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok

garnet, sebagian besar kelompok spinel, uraninit dan lain-lain.

c. Kelas Hekstetrahedral

Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m

Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6

bidang kaca.

Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.

Sudut : ketiga sudutnya = 90o

Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron,

dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron

dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit,

rhodizit, dan lain-lain.


d. Kelas diploidal

Kelas : ke-29, Simetri : 2/m 3bar

Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang

kaca dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan

a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron,

rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.

Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit,

laurit, dan lain-lain

e. Kelas Giroid
o Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 2

o Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga,

dan 6 sumbu putar dua

o Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1,

a2, dan a3

o Sudut : ketiga-tiganya 90o

o Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan

trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.

o Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.

2. Sistem Hexagonal

Sistem hexagonal merupakan sistem yang memiliki banyak aksial, yang

berarti ini didasarkan pada satu sumbu utama, dalam kasus ini oleh enam. Sistem

hexagonal sekilas nampak seperti tetragonal. Sistem heksagonal memuat kelas

yang merupakan pencerminan dari sistem tetragonal, dengan enam sisi bidang

pembatas kristal dengan empat sumbu berpotongan.

Sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima sistem

kristal yang lain dalam hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya. Sementara

sistem yang lain menggunakan tiga sumbu perpotongan kristal, sistem heksagonal

dan trigonal menggunakan empat sumbu berpotongan. Dengan enam sudut pada

bidangnya dan satu sumbu vertikalnya. Ketiga sumbunya memotong tegak lurus

terhadap sumbu utama kristal yang membujur vertical dan disebut a1, a2, dan a3.

Perpotongannya simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap sumbu.

Pada sistem ini tidak ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk setiap
sumbu a membuat sebuah sudut 60o antara perpotongan. Terdapat tujuh kelas

dalam sistem ini, yaitu ;

a. Dihexagonal Dipyramid

Kelas : ke-20, Simetri : 6/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7

bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu

sumbu rotasi dan satu pusat.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,

dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau

pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid,

diheksagonal prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.

Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit

kakohenit, seng, fluoserit dan lain-lain.


b. Hexagonal Trapezohedral

Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,

dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau

pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid,

diheksagonal prism, heksagonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan

beta-kuarsa.
c. Dihexagonal Pyramidal

Kelas : ke-18, Simetri : 6 m m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,

dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau

pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid,

diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit

d. Ditrigonal Dipyramidal

Kelas : ke-17, Simetri : 6bar m 2


Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4

bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan

a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek

dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid,

diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit,

hidroksil basnasit, ofretit dan lain-lain.

e. Hexagonal Dipyramidal

Kelas : ke-16, Simetri : 6/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan

a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek

dari sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal

pinakoid.

Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan

kelompok apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).

f. Trigonal Dipyramidal

Kelas : ke-15, Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan

a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek

dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan

reederit-(Y).
g. Hexagonal Pyramidal

Kelas : ke-14, Simetri : 6

Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,

dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau

pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara

semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.

3. Sistem Trigonal

Sistem trigonal mempunyai tiga sisi perputaran sumbu. Meskipun hanya

memiliki tiga sisi putar sumbu, tapi simetri kristal terbentuk dari enam sisi

pembedaan. Meski termasuk dalm sistem heksagonal, kelas trigonal mengikuti

jenis kelas orthorombik dan menyerupai kubah, sphenoid, dan pinakoidnya sistem

monoklin.

Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu :


a. Kelas Hexagonal Scalenohedral

Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m

Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang

simetri

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan

a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata

lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a

dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism,

hexagonal prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,

hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit,

dan millerit.

b. Trigonal Trapezohedral

Kelas : ke-12, Simetri : 3 2

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan

a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata

lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a

dan sumbu c = 90o.


Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism,

ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.

c. Ditrigonal Pyramidal

Kelas : ke-11, Simetri : 3m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan

a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata

lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a

dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal

pyramid, trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedio

Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya

pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.

d. Kelas Rhombohedral

Kelas : ke-10, Simetri : 3bar

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan

a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata

lebih panjang dari sumbu

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a

dan sumbu c = 90o.


Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinako

Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit,

ilmenit, dioptase, willemit, dan phenakit.

e. Kelas Trigonal Pyramidal

Kelas : ke-9, Simetri : 3

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan

a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata

lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a

dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam

kelas ini.

4. Sistem Tetragonal

Sistem tetragonal mirip dengan sistem isometric. Perbedaanya, salah satu

sumbunya lebih panjang dari pada dua sumbu yang lain. Sumbu yang berbeda ini

menjadi sumbu utama, yang disebut juga sumbu c. Sedangkan 2 sumbu yang lain

sama panjang dan disebut sumbu a dan a.

Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu :

a. Kelas Ditetragonal Dipyramidal

Kelas : ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m


Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5

sumbu simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal

prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.

yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit, meta-torbernit,

xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit, pyrolusit, thorite,

anatase, rilit, dan casiterit dan lain-lain.

b. Kelas Tetragonal Trapezohedral


Kelas : ke-26, Simetri : 4 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua,

semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal

prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : wardit dan kristobalit.

c. Kelas Ditetragonal Pyramidal


Kelas : ke-25, Simetri : 4 mm

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri.


Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal

prism, tetragonal pyramid, dan pedion.

Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, hematophanit, dan

routhierit.

d. Kelas Tetragonal Scalahedral

Kelas : ke-24, Simetri : 4bar 2 m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2

bidang simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism,

tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit,

hardistonit, melilit, urea, luzonit, pirquitasit, renierit, dan tetranatrolit.

e. Kelas Tetragonal Dipyramidal

Kelas : ke-23, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : scapolit, wulfenite, vesuvianit, powellit,

narsarsukit, meta-zeunerit, leucit, fergusonit, dan scheelit.

f. Kelas Tetragonal Disphenoidal

Kelas : ke-22, Simetri : 4bar

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lain

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : cahnit, minium, nagyagit, tugtupit, dan beberapa

yang jarang seperti krookesit, meliphanit, schreibersit, dan vincentit.

g. Kelas Tetragonal Pyramidal

Kelas : ke-21, Simetri :

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu

(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : wulfenit (diragukan), pinnoit, piypit dan richelit


5. Sistem Orthorombik

Pada sistem orthorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang

kesemuanya tidak sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus.

Satu sumbu memanjang vertical, yang disebut sumbu c. Sumbu satunya

memanjang kearah pengamat yang disebut sumbu a, juga disebut brachyaxis.

Sumbu ketiganya melintang dari kanan ke kiri yang disebut sumbu b atau

macroaxis. Tidak ada sumbu utama dalam sistem ini, karena itu setiap sumbu

dapat dipilih sebagai sumbu vertical atau c.

Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri, yaitu :

a. Orthorombik Dipiramidal

Kelas : ke-8, Simetri : 2/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri

yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.

Sumbu : semuanya tidak sama panjang.

Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.

Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.

Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine,

staurolit, andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit,

anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-

lain.

b. Kelas Orthorombik Disphenoidal

Kelas : ke-7, Simetri : 2 2 2

Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.


Sumbu : semuanya tidak sama panjang.

Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.

Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan

pinakoid silang.

Mineral yang Umum : epsomit

c. Kelas Orthorombik Piramidal

Kelas : ke-6, Simetri : 2 m m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.

Sumbu : semuanya tidak sama panjang.

Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.

Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.

Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.

6. Sistem Monoklin

Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan hampir satu

banding tiga dari seluruh mineral termasuk kedalam salah satu kelas dalam sistem

ini. Sistem ini terdiri dari dua sumbu tak sama panjang (a dan b) yang saling

berpotongan tegak lurus dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a.

Sumbu a dan c melintang pada satu bidang. Keduanya tidak saling tegak lurus.

Sistem monoklin dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :

a. Prismatic

Kelas : ke-5, Simetri : 2/m, Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan

sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus, Sumbu : tidak ada
yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak

lurus.

Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.

Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit,

annabergit, arsenopyrit, biotit, borak, boulangerit, brazilianit, brochantit,

butlerit, calaverit, carnotit, catapleit, caledonit, celsian, klinoklas, kriolit,

datolit, diopside, gypsum, manganit, olivenit, psilomelan, rosasit, talc,

wolframit, titanit, dan lain-lain.

b. Kelas Sphenoidal

Kelas : ke-4, Simetri : 2, Elemen Simetri : 1 sumbu putar.

Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c

tidak saling tegak lurus.

Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit,

goosekrecit, mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.

c. Kelas Domatik

Kelas : ke-3, Simetri : m, Elemen Simetri : 1 bidang simetri.

Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c

tidak saling tegak lurus.

Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron,

neptunit, skolosit, dan lain-lain.


7. Sistem Triklin

Pada sistem ini, semua kristalnya memiliki tiga sumbu kristal tak sama

panjang dan saling berpotongan tetapi tidak saling tegak lurus. Sumbu tersebut

dinamai seperti pada sistem orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c,

vertical axis. Sumbu c membujur vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan,

dan sumbu a melintang menuju pengamat.

Sistem triklin terbagi menjadi dua kelas, yaitu :

a. Kelas Pinakoid

Kelas : ke-2, Simetri : 1bar

Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.

Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.

Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.

Bentuk Umum : pinakoid.

Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit,

bustamit, colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.

b. Kelas Pedial

Kelas : ke-1, Simetri : 1

Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.

Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.

Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.

Bentuk Umum : pedion.

Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-

lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kristal terbagi menjadi 7 sistem kristal dengan masing-masing

sistem memiliki beberapa kelas yakni sistem isometrik 5 kelas, hexagonal 7 kelas,

rhombohedral 5 kelas, tetragonal 7 kelas, orthorhombic 3 kelas, monoklin 3 kelas,

triklin 2 kelas. Dengan total keseluruhan 32 kelas.

Anda mungkin juga menyukai