PENDAHULUAN
kita konsumsi sehari-hari juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan kita.
Minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas, penambah rasa gurih,
serta memperbaiki cita rasa makanan dan menambah nilai gizi dan kalori dalam
bahan pangan. Minyak goreng juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut dan
jagung, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji bunga
matahari.Minyak juga dapat bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan
paus dan lain-lain.(Ketaren, 1986:12). Minyak goreng memiliki harga yang relatif
terutama dilakukan oleh penjual makanan gorengan. Secara ilmiah minyak goreng
tidak sehat, karena minyak tersebut asam lemaknya lepas dari trigliserida sehingga
jika asam lemak bebas mengandung ikatan rangkap mudah sekali teroksidasi
tinggi (160-180 °C) disertai adanya kontak dengan udara dan air pada proses
penggorengan akan mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi (hidrolisis,
polimerasi dan oksidasi) yang komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai
senyawa hasil reaksi. Minyak goreng juga mengalami perubahan warna dari
minyak dan akhirnya minyak tidak dapat dipakai lagi dan harus dibuang (Maskan
Akrolein adalah sejenis aldehida yang dapat menimbulkan rasa gatal pada
turun. Minyak jelantah juga mudah mengalami reaksi oksidasi sehingga jika
disimpan cepat berbau tengik. Minyak jelantah disukai jamur aflatoksin sebagai
minyak goreng yang telah digunakan lebih dari sekali untuk menggoreng (minyak
goreng bekas), adalah hal yang biasa di masyarakat. Sebagian orang berpendapat
makanan yang dicampur jelantah lebih sedap. Sebagian lagi karena lemahnya
ekonomi, apalagi masa-masa krisis seperti sekarang ini. Terlalu sering
tubuh. Menurut para ahli kesehatan, minyak goreng hanya boleh digunakan dua
2003). Mualifa (2009) telah melakukan penelitian menggunakan arang aktif dari
ampas tebu untuk menjernihkan minyak goreng bekas menunjukkan bahwa arang
aktif yang dihasilkan kurang efektif untuk menurunkan kadar asam lemak bebas.
minyak dan memperkecil terjadinya kongesti sel liver maupun ginjal serta
mencegah akumulasi tetes-tetes lemak, baik dalam liver, jantung maupun arteri.
Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO),
adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu
penelitian yang sama, namun menggunakan jenis adsorben yang berbeda yakni
adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu
1. Bagaimana kualitas bau rasa dan warna setelah penggunaan CaO sebagai
adsorben?
2. Berapa kadar bilangan asam dan bilangan peroksida yang terkandung dalam
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas bau rasa dan warna setelah penggunaan CaO
sebagai adsorben
TINJAUAN PUSTAKA
komponen utama yang sangat menetukan mutu minyak adalah asam lemaknya,
kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Lemak dan
minyak sebagai bahan pangan dibagi menjadi dua, yaitu lemak yang siap
dikonsumsi tanpa dimasak misalnya mentega, dan lemak yang dimasak bersama-
sama bahan pangan atau dijadikan sebagai medium penghantar panas dalam
kandungan gizi dan daya awet serta menambah nilai kalori bahan pangan
(Winarno, 1997).
Pada pasaran dunia ditawarkan dua macam minyak goreng yaitu minyak
goring yang berasal dari tumbuhan (minyak nabati) dan minyak goreng yang
berasal dari hewan yang terkenal tallow (minyak atau lemak berasal dari sapi) dan
lard (minyak atau lemak berasal dari babi). Minyak goreng nabati contohnya
minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai, minyak
zaitun, dll yang berasal dari tumbuhan. Umumnya di Indonesia minyak yang
Adapun standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI 01-
3741-2002 menurut (Wijana, dkk., 2005). Standar mutu minyak goreng telah
dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu SNI 01-
3741-2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI 013741-1995, menetapkan bahwa
Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan
minyak sampai terbentuk akreolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan
rasa gatal pada tenggorokan hidrasi gliserol akanmembentuk aldehida tidak jenuh
atau akrelein tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng
itu. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak
yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah
terjadi hidrolisis molekul lemak. Oleh karena itu untuk menekan terjadinya
hidrolisis, pemanasan lemak atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang
Minyak goreng bekas atau sering disebut jelantah adalah sebutan untuk
minyak goreng yang telah berulang kali digunakan. Selain penampakannya yang
tidak menarik, coklat kehitaman, bau tengik, jelantah sangat berpotensi yang besar
hanya sebagai media transfer panas ke makanan, tetapi juga sebagai makanan.
luar bahan yang digoreng dan mengisi ruang kosong yang semula diisi oleh air.
lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak.
Kerusakan minyak akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan
yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan
menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak
enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini terbukti dengan
2.4 CaO
Kapur (CaO) berbentuk padat yang berwarna putih, bersifat alkali dan
sedikit pahit. Kapur bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan
banyak logam dengan adanya air. Karena kekuatan sifat basanya, kapur banyak
digunakan sebagai flokulan pada air, pengolahan limbah, serta pengolahan tanah
dengan rumus kimia CaO dan mempunyai ttik cair 2570oC dan titik didih 2850oC.
Batu kapur tohor berbentuk bongkahan berwarna putih dan mempunyai umur
simpan yang relative pendek yaitu sekitar 60 hari. Selama penyimpanan CaO akan
berubah sedikit demi sedikit menjadi Ca(OH)2 karena bereaksi dengan uap air
Batu kapur tohor (CaO) terbentuk jika batu kapur (CaCO3) dipanaskan
pada suhu diatas 650oC. Batu kapur (CaCO3) adalah batuan sedimen yang dapat
dibentuk oleh rombakan batu kapur yang lebih tua (Shadily, 1980). Reaksi
pembentukan CaO adalah reaksi endoterm dan bersifat reversible. Jika CO2 yang
Dengan :
Batu kapur tohor CaO merupakan batu kapur yang bersifat reaktif dengan
air dan akan membentuk Ca(OH)2 yang berbentuk bubuk. Reaksi CaO dengan air
membentuk (CaOH)2 merupakan reaksi eksoterm yang akan melepakan kalor dan
akan menghasilkan bahan yang berbentuk bubuk putih (Chang dan Tikkanen,
1998).
gedung dan untuk pertanian. Sekarang pemanfaatan batu kapur tohor semakin
digunakan untuk penanganan air dan penanganan limbah untuk pemulihan dan
2.5 Adsorpsi
Partikel yang terakumulasi dan diserap oleh permukaan disebut adsorbat material
Proses adsorpsi terdiri atas dua tipe, yaitu adsorpsi kimia dan fisika.
Adsorpsi kimia adalah tipe adsorpsi dengan cara suatu molekul menempel ke
adalah terjadi pada suhu yang tinggi, jenis interaksinya kuat, berikatan kovalen
antara permukaan adsorben dengan adsorbat, entalpi tingginya (ΔH 400 kJ/mol),
adsorpsi terjadi hanya pada suatu lapisan atas (monolayer), dan energi aktivasinya
Adsorpsi fisika adalah tipe adsorpsi dengan cara adsorbat menempel pada
adalah terjadi pada suhu yang rendah, jenis interaksinya adalah interaksi
intermolekuler (gaya Van Der Waals), entalpinya rendah (ΔH <20 kJ/mol),
adsorpsi dapat terjadi dalam banyak lapisan (multilayer), dan energi aktivasinya
Adsorpsi fisika terutama disebabkan oleh gaya Van Der Waals dan gaya
permukaan adsorben. Gaya Van Der Waals tersebut timbul sebagai akibat
interaksi dipol-dipol, yang mana pada jarak antar molekul tertentu terjadi
kesetimbangan antara gaya tolak dan gaya tarik. Dalam fase cair dan fase padat
terdapat gaya tarik Van Der Waals yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
gaya tarik dalam fase gas. Gaya Van Der Waals terdiri dari interaksi dipol-dipol,
dan kimia adsorben seperti luas permukaan, ukuran partikel, dan komposisi kimia.
Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar luas permukaan padatan
persatuan volume tertentu, sehingga akan semakin banyak zat yang diadsorpsi.
Faktor lainnya adalah sifat fisik dan kimia adsorbat, seperti ukuran molekul dan
komposisi kimia, serta konsentrasi adsorbat dalam fase cairan (Atkins, 1999).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Alat
analitik, oven, alat-alat gelas kimia (gelas ukur, pipet tetes, labu ukur, gelas piala,
3.2.2 Bahan
Minyak goreng baru, KOH, Na2S2O3, CaO, indicator PP, alcohol 95%, larutan KI,
dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan aquades hingga batas.
tambahkan 0,5 gram KI dan 2 mL HCl 4 N. Dibuat tiga kali ulangan. Larutan
segera dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,2 N yang sudah dipersiapkan hingga
hilang.
27,8 x VNa2S2O3
Ket:
Dibuat tiga kali ulangan. Pindahkan larutan ke dalam erlenmeyer 250 mL dan
tambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalin, selanjutnya dititrasi dengan KOH
63 x V KOH
Ket :
63 = Mr ekivalen C2H2O4.2H2O
b. Proses Pemucatan
70oC kemudian tambahkan 1 gram CaO dengan ukuran 100 mesh sambil diaduk
selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk dan direfluks. Alkohol
dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator pp sampai tepat warna merah jambu.
Keterangan:
60% asam asetat glasial dan 40% kloroform. Setelah minyak larut, ditambahkan
0,5 ml larutan KI jenuh sambil dikocok, setelah dua menit sejak penambahan KI,
tambahkan 30 ml air sehingga akan terjadi pelepasan iod (I2). Iod yang bebas
biru hilang.
Keterangan:
OLEH :
SITTI MARYAM
A1C4 14 071
KENDARI
2017