Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU INFORMASI TEKNOLOGI

SINUSITIS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Informasi Teknologi

Dosen Pembimbing : Agus Wiwit S, S . Kep. Ns


Disusun Oleh :
Nama : Yulia Vista Sari
NIM : 201601122
Tingkat : II B

AKADEMI KEPERAWATAN DIPLOMA III


PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun makalah
ini tepat pada waktunya, dengan judul SINUSITIS.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Ponorogo, Februari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul...

Kata Pengantar..

Daftar Isi

1. BAB I PENDAHULUAN...
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah...
1.3 Tujuan.
2. BAB II PEMBAHASAN...........
2.1 Definisi Sinusitis............
2.2 Macam-macam Sinusitis.
2.3 Etiologi Sinusitis.
2.4 Manifestasi Klinis Sinusitis
2.5 Patofisiologi Sinusitis.
2.6 Masalah yang Sering Muncul Sinusitis..
2.7 Pemeriksaan dan Hasil Lab sinusitis...
2.8 Penatalaksanaan Kesehatan Sinusitis..
3. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sinusitis pada anak :
Sering tidak terdiagnosis karena muncul sebagai kumpulan gejala yang tidak spesifik
Tidak seperti orang dewasa, anak tidak mengeluhkan adanya kongesti nasal, nyeri, atau
sakit kepala
Menjadi penyulit dalam 5-13% infeksi saluran napas atas pada anak (infeksi saluran
pernapasan atas yang disebabkan oleh virus biasanya bertahan 5-7 hari); lebih jarang lagi
menjadi penyulit rhinitis alergi
Usia puncak 3-6 tahun. (schneewiss, 2011)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari Sinusitis ?
2. Apa saja macam-macam dari Sinusitis ?
3. Apa etiologi dari Sinusitis ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Sinusitis ?
5. Bagaimana patofisiologi dari Sinusitis ?
6. Apa saja masalah yang sering muncul dari Sinusitis
7. Bagaimana pemeriksaan LAB dan hasil dari Sinusitis ?
8. Bagaimana penatalaksanaan kesehatan dari Sinusitis ?

1.3 TUJUAN.
1.3.1 Umum
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang penyakit Sinusitis.
1.3.2 Khusus
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
(KMB II).
b. Mahasiswa/I diharap dapat :
Menjelaskan definisi dari Sinusitis
Memahami macam macam dari Sinusitis
Memahami dan menjelaskan etiologi dari Sinusitis
Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis dari Sinusitis
Memahami dan menjelaskan patofisiologi dari Sinusitis
Memahami dan menjelaskan masalah yang sering muncul dari sinusitis
Memahami dan menjelaskan pemeriksaan LAB dan hasilnya dari Sinusitis
Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan dan terapi dari Sinusitis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

(Mayo, 2016)

Proses peradangan pada mukosa sinus paranasal disebut sebagai sinusitis. Faktor
pemicu biasanya adalah peradangan mukosa hidung, yang terus berlanjut ke dalam sinus
paranasal melalui ostium. Hampir setiap rhinitis disertai oleh peradangan sinus, tetapi tidak
selalu memperlihatkan sinusitis simtomatik. Selain itu peradangan sinus maksilaris dapat
timbul secara dentogen, meskipun hal ini jarang terjadi. Sinus maksilaris dentogen hampir
selalu merupakan peradangan unilateral kronis. (Nagel, 2012)
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lender sinus
paranasal. Akibat peradangan nini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan
tulang dibawahnya. Sinus paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang
di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus naksila (
pipi kana dan kitri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid). (Nurarif, 2015)

2.2 MACAM-MACAM SINUSITIS


Sinusitis dibagi menjadi :
1. Sinusitis Akut (berlangsung kurang dari 4 minggu)
2. Sinusitis Subakut (berlangsung antar 4-12 minggu)
3. Sinusitis Kronik (berlangsung lebih dari 12 minggu). (Nurarif, 2015)

Sinusitis Akut

Sinusitis akut terutama terjadi pada rhinitis visrus sebagai peradangan infeksius. Faktor
predisposisi antara lin pergeseran letak ostium, penurunan imunitas pasien, serta virulensi
mikro-organisme penyebab. Mukosa sinus yang sangat hiperemis dan kecilnya ventilasi
menimbulkan tekanan negative didakam rongga sinus. Kondisi ini menguntungkana untuk
kolonisasi bakteri. Kuman yang sering terlibat dalam keadaan ini biasanya pneumococcus
dan haemophilus influenza, dan yang lebih jarang streptococcus, staphylococcus atau
Moraxella. Sinus maxillaris dan cellulae athmoidales paling sering terkena; yang lebih jarang
terkena adalah sinus frontalis; dan pada kasus yang langka, sinus sphenoidalis. Bila lebih
dari satu sinus mengalami peradangan, hal ini disebut polisinusitis; dan bila semua sinus
terkena, disebut pansinusitis.

Sinusitis Subakut

Gejala selama 30-90 hari, tetapi tingkat keparahannya tidak sedahsyat infeksi akut yang
mendahuluinya
Batuk kronik yang memburuk di malam hari, kongesti nasal, dan mengisap-isap hidung
(sniffling)
Jarang dijumpai demam, nyeri kepala, dan malaise
Duh mukopurulen mungkin terlihat didala lubang hidung atau dalam drainase hidung
posterior
Terapi menggunakan antimikroba minimal 14 hari kurang lebih dekongestan oral/topical.
(lalani, 2011)

Sinusitis Kronis

Sinusitis kronis terjadi bila peradangan di sinus paranasal berlangsung lebih lama dari
3 bulan atau sedikit terjadi 5 kali dalam setahun. Pemicu sinusitis adalah sumbatan yang
berlangsung terus-menerus pada ostium sinus di area kompleks osteomeatal. Sumbatan dapat
disebabkan berbagai hal, antara lain kelinan sputusm, hyperplasia conca nasalis, alergi,
trauma proses peradangan kronis, atau neoplasma. Sinus paranasal yang berdekatan, sinus
ethmoidales anterior dan sinus maxillaris tidak dapat lagi mengalirkn secret ke dalam rongga
hidung utam dalam jumlah memadai. Sumbatan secret menyebabkan pembengkakan mukosa
yang merupakan refleks osteomeatal yang kompleks sehingga memperparah penyakit.
Karena peradangan sinus paranasal akut yang terus berulang, akhirnya tercipta gambaran
penyakit kronis persisten. (Nagel, 2012)

2.3 ETIOLOGI
Sinus paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lendir yang dialirkan ke
dalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, kearah tenggorokan untuk ditelan ke
saluran pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari
sinus ke rongga hidung akan menyababkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab
sinusitis ada 2 macam, yaitu :
1. Faktor lokal adalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan terjadinya
sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi
polutan, dan gangguan pada mukosasilia (rambut halus pada selaput lendir)
2. Faktor sistemik adalah keadaan diluar hidung yang dapat menyebabkan sinusitis; anatara
lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AIDS), penggunaan obat-obat yang dapat
mengakibatkan sumbatan hidung. (Nurarif, 2015)

2.4 TANDA DAN GEJALA


1. Hidung tersumbat
2. Nyeri di daerah sinus
3. Sakit kepala
4. Hiposmia/anosmia
5. Halitosis
6. Post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak. (Nurarif, 2015)
Pada anak :
Persisten
Gejala pernapasan persisten yang bertahan > 10 hari dan < 30 hari dan tidak mulai
membaik.

Berat
Gejala flu yang tampak lebih berat daripada biasanya
Demam tinggi (suhu > 39C) dan duh hidung ppurulentselama 3-4 hari. (schneewiss,
2011)

2.5 MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekresi berlebihan sekunder akibat proses
inflamasi
2. Hipertermi b.d proses inflamasi, pemanjaan kuman
3. Nyeri akut b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi
4. Ansietas b.d proses penyakit (kesulitan bernapas), perubahan dalam statis kesehatan
(eksudat purulen)
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit yang diderita dan
pengobatannya. (Nagel, 2012)

2.6 PEMERIKSAAN LAB DAN HASIL


Pemerikasaan penunjang
1. Rinoskopi anterior : mukosa merah, mukosa bengkak, mukospus di meatus medius
2. Rinoskopi posterior : mukopus nasofaring
3. Nyeri tekan pipi sakit
4. Transiluminasi : kesuraman pada sisi sakit
5. X Foto sinus paranasalis : kesuraman, gambaran airfluidlevel, penebalan mukosa.
(Nurarif, 2015)

2.7 PENATALAKSANAAN KESEHATAN


Prinsip pengobatan ialah menghilangkan gejala, memberantas infeksi, dan
menghilangkan penyebab. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara konservatif dan
pembedahan.
Pengobatan konservatif terdiri dari :
1. Istirahat yang cukup dan udara di sekitarnya harus bersih dengan kelembaban yang ideal
45-55%.
2. Antibiotika yang adekuat paling sedikit selama 2 minggu.
3. Analgetik untuk mengatasi rasa nyeri.
4. Dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih daripada 5
hari karena dapat terjadi rebound congestion dan rhinitis medikamentosa. Selain itu pada
memberian dekongestan terlalu lama dapat timbul rasa nyeri, rasa terbakar, dan rasa
kering karena atrofi mukosa dan kerusakan silia.
5. Antihistamin jika ada faktor alergi.
6. Kortikosteroid dalam jangka pendek jika ada riwayat alergi yang cukup parah.
Pengobatan pembedahan (operatif) :
Pengobatan operatif dilakukan hanya jika ada gejala sakit yang kronis, otitis media
kronik, bronchitis kronis, atau ada komplikasi seperti abses orbita atau komplikasi abses
intracranial. Prinsip operasi sinus ialah untuk memperbaikansaluran saluran sinus paranasalis
yaitu dengan cara membebaskan muara sinus dari sumbatan. Operasi dapat dilakukan dengan
alat sinoskopi (1-ESS= functional endoscopic sinus segery). Teknologi ballon sinuslasty
digunakan sebagai perwat sinusitis. Teknologi ini, sama dengan Ballon Angioplasty untuk
jantung, menggunakan kateter balon sinus yang kecil dan lentur (fleksibel) untuk membuka
sumbatan saliran sinus, memulihkan saluran pembuangan sinus yang normal dan fungsi-
fungsinya. Ketika balon mengembang, ia akan secara perlahan mengubah struktur dan
memperlebar dinding-dinding dari saluran tersebut tanpa merusak jalur sinus. (Nurarif,
2015)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinus itu sendiri adalah rogga
udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus
sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daeranh
hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :

Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing-masing alis
Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hisung
Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung
Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata

Sinusitis akut dapat disebabkan oleh kerusakan lapisan rongga sinus akibat infeksi
atau tindakan bedah. Sedangkan sinusitis subakut biasanya disebakan oleh infeksi atau
tidakan bedah. Sedangkan sinusitis kronis biasanya di sebabkan oleh infeksi
bakteri. Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit
(akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non
infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 4 minggu. Sinusitis
subakut bila lamanya penyakit antara 4 sampai 12 minggu, sedangkan sinusitis kronis bila
penyakit diderita lebih dari 12 minggu. Sinusitis subakut dan kronis sering merupakan
lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.

Gejala lain yang ditimbulkan dari sinusitis adalah :

1. Hidung tersumbat
2. Nyeri di daerah sinus
3. Sakit kepala
4. Hiposmia/anosmia
5. Halitosis
3.2 Saran

Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang Sinusitis, supaya semua mahasiswa/I
dapat memahami Sinusitis dan mengetahui bagaimana Sinusitis bagi manusia, baik definisi,
etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, masalah yang sering muncul, pemeriksaan dan
hasil Lab, dan penatalaksanaan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai