Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang sering dijumpai. Aritmia adalah irama
jantung di luar irama sinus normal. Istilah aritmia sebenarnya tidak tepat karena aritmia berarti
tidak ada irama. Oleh karena itu sekarang lebih sering dipakai istilah disritmia atau irama tidak
normal. (TIierney, Mcphee, & Papadakis, 2002).
Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang ditandai dengan
perubahan frekuensi jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi berkisar antara 150
sampai 280 per menit. TSV merupakan jenis disritmia yang paling sering ditemukan pada usia
bayi dan anak. Prevalensi TSV kurang lebih 1 di antara 25.000 anak lebih. Serangan pertama
sering terjadi sebelum usia 4 bulan dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada
perempuan sedangkan pada anak yang lebih besar prevalensi di antara kedua jenis kelamin
tidak berbeda. (TIierney, Mcphee, & Papadakis, 2002).
Pengenalan secara dini jenis takidisritmia ini sangat penting, terutama pada bayi karena
sifatnya yang gawat darurat. Diagnosis awal dan tatalaksana SVT memberikan hasil yang
memuaskan. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi akan
memperburuk prognosis, mengingat kemungkinan terjadinya gagal jantung bila TSV
berlangsung lebih dari 24-36 jam, baik dengan kelainan struktural maupun tidak. Referat ini
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan tatalaksana terhadap takikardi
supraventikular pada bayi dan anak. (Lalani & Schneeweiss, 2011).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi dari Supraventikel Takikardi ?
2. Apa etiologi dari Supraventrikel Takikardi ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari Supraventrikel Takikardi ?
4. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi dari Supraventrikel Takikardi ?
5. Bagaimana patofisiologi dari Supraventrikel Takikardi ?
6. Bagaimana diagnosis keperawatan dari Supraventrikel Takikardi ?
7. Apa tujuan dan kriteria hasil dari Supraventrikel Takikardi ?
8. Apa intervensi dari Supraventrikel Takikardi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan Supraventrikel Takikardi.
1.3.2 Khusus
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
(KMB II).
b. Mahasiswa/I diharap dapat :
Menjelaskan definisi dari Supraventrikel Takikardi
Memahami dan menjelaskan etiologi dari Supraventrikel Takikardi
Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis dari Supraventrikel Takikardi
Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan dan terapi dari Supraventrikel
Takikardi
Memahami dan menjelaskan patofisiologi dari Supraventrikel Takikardi
Merumuskan diagnosis keperawatan dari Supraventrikel Takikardi menurut
NANDA
Merumuskan tujuan dan kriteria hasil dari Supraventrikel Takikardi menurut
NOC
Merumuskan intervensi dari Supraventrikel Takikardi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Supraventrikel Takikardi adalah iramanya cepat yang melibatkan nodus AV dan bagian
jaringan antrium, serta ventrikel dalam sirkuit re-entry. Berkas penghantar yang ganjil sering
berada di antara antrium dan ventrikel. (Davey, 2003).

Supraventrikel Takikardi (SVT) merupakan disritmia simtomatik tersering pada anak-


anak. Walaupun jarang, dapat terjadi in utero dan dikendalikan dengan mengobati ibu. Bayi
dengan SVT sangat sakit, pingsan, dan terlihat berwarna abu-abu serta membutuhkan terapi
segera. (Meadow & Newell, 2005).

Denyut nadi sangat cepat, terlalu cepat untuk dihitung. EKG memperlihatkan takikardia
kompleks sempit (lebih dari 250 denyut per menit). (Meadow & Newell, 2005).

Anak dengan SVT harus diberikan oksigen dan mungkin membutuhkan perawatan
intensif. Stimulasi vagal (membasuh wajah dengan air es atau menempelkan kantung es )
kadang efektif. Injeksi cepat adenosin intravena biasanya memberikan hasil yang bagus
.Beberapa anak membutuhkan terapi jangka panjang untuk mencegah rekuensi. (Meadow &
Newell, 2005).

2.2 Etiologi

Wolff-parkinson-white (22%)
Penyakit jantung kongenital (23%): TGA yang terkoreksi, anomaly pascaperbaikan ASD,
Mustard, atau Fontan
Hipertiroidisme
Miokardittis
Obat-obatan: Simpatomimetik, kafein, toksitosis digitalis
(Lalani & Schneeweiss, 2011).
Etiologi takikardia supraventrikular (TSV) pada bayi tidak khas, umumnya terjadi pada
bayi di bawah usia 4 bulan. Bayi biasanya dibawa ke dokter karena mendadak gelisah, irritabel,
diaforesis, tidak mau menetek atau minum susu,. Kadang-kadang orangtua membawa bayinya
karena bernafas cepat dan tampak pucat. Dapat pula terjadi muntah-muntah. Laju nadi sangat
cepat sekitar 200-300 per menit, tidak jarang disertai gagal jantung atau kegagalan sirkulasi yang
nyata. (TIierney, Mcphee, & Papadakis, 2002).
Takikardia supraventrikular pada anak yang serangan pertamanya dimulai pada usia yang
lebih tua seringkali disebabkan oleh sindrom WPW, baik yang manifes maupun yang tersembunyi
(concealed). Berbeda dengan TSV pada bayi, pada kelompok ini tidak dijumpai tanda gagal
jantung atau kegagalan sirkulasi karena frekuensi jantung yang lebih lambat. Yang sering
menyebabkan pasien dibawa ke dokter adalah rasa berdebar dan perasaan tidak enak. (TIierney,
Mcphee, & Papadakis, 2002).
Berbeda dengan TSV pada bayi dan anak, TSV kronik dapat berlangsung selama
berminggu-minggu bahkan sampai bertahun-tahun. Hal yang menonjol adalah frekuensi denyut
nadi yang lebih lambat, berlangsung lebih lama, gejalanya lebih ringan dan juga lebih dipengaruhi
oleh sistem susunana saraf autonom. Pada sebagian besar pasien terdapat disfungsi miokard
akibat TSV pada saat serangan atau pada TSV sebelumnya. (TIierney, Mcphee, & Papadakis,
2002).
Gejala klinis lain TSV dapat berupa palpitasi, lightheadness, mudah lelah, hoyong, nyeri
dada, nafas pendek dan bahkan penurunan kesadaran. Pasien juga mengeluh lemah, nyeri
kepala dan rasa tidak enak di tenggorokan. (TIierney, Mcphee, & Papadakis, 2002).
Risiko terjadinya gagal jantung sangat rendah pada anak dan remaja dengan TSV tapi
risikonya meningkat pada neonatus dengan TSV, neonatus dengan WPW dan pada anak dengan
penyakit jantung. Bila takikardi terjadi saat fetus, dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung
berat dan hidrops fetalis. (TIierney, Mcphee, & Papadakis, 2002).

Anda mungkin juga menyukai