Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

LANDASAN TEORI

4.1 PENGERTIAN BROADCAST

Broadcasting secara umum dapat diartikan sebagai siaran atau penyiaran. Di

awal tahun 2000-an industri broadcasting mulai berkembang di Indonesia secara

signifikan walaupun wadah/peluang untuk orang-orang broadcasting sampai saat

ini belum terlalu banyak. Tetapi jangan khawatir Junior Broadcaster Indonesia,

Andalah tumpuan bangsa ini. Hari ini saja puluhan televisi lokal beserta partner

bisnisnya yakni PH (Production House) dan Agency mulai banyak berdiri artinya

peluang Anda untuk berkarya terbuka lebar. Hari ini pula, menjadikan

broadcasting satu bidang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan hal yang baru

tetapi menjadi sesuatu yang sangat baru. Indikasinya adalah ada berbagai

kalangan yang tidak mengerti apa itu broadcasting bahkan ketika penulis

menanyakan langsung kepada masyarakat umum mereka hanya bengong.

Lucunya lagi ada yang berpendapat bahwa broadcasting itu orang-orang yang

suka mengadakan casting untuk film, walaupun itu adalah bagian dari tugas

seorang broadcaster (sebutan orang yang berkecimpung di bidang broadcasting).

Toh, pada akhirnya industri broadcasting menjadi industri yang sangat

menjanjikan, sebab broadcasting akan terus berkembang seiring perkembangan

zaman.

Sebenarnya manusia sejak dulu telah mengenal apa yang disebut dengan

radio dan televisi, tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak paham bahwa

26
27

televisi dan radio adalah produk atau sarana utama untuk broadcasting meskipun

belakangan seiring berkembangnya zaman internet, HP, TV Wall dan jaringan-

jaringan multimedia juga termasuk sarana penyiaran (broadcasting). Artinya

batasan broadcasting tidak hanya ada pada radio dan televisi.

4.1.1 BROADCASTING SECARA UMUM

Menurut disiplin ilmu komunikasi, broadcasting adalah cabang dari ilmu

komunikasi yang berhubungan dengan penyiaran. Di dalam broadcasting sendiri

sebenarnya yang paling dominan dikaji adalah bagaimana membuat konten

sebuah siaran mulai dari praproduksi produksi-pascaproduksi, jadi bukan hanya

belajar secara teori saja namun di broadcasting mempelajari praktik bagaimana

membuat sebuah tayangan/konten yang menarik dan enak dilihat atau didengar,

atau menurut teori ilmu komunikasi, bagaimana pesan yang disampaikan sampai

kepada khalayak ramai/umum. Karakteristik broadcasting antara lain: memberi

informasi, mendidik dan menghibur.

Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke

berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi

data pada jaringan dan lain sebagainya. Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32

tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran

(broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa

inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau

suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat

interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima


28

siaran.Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana

pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan

menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media

lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat

dengan perangkat penerima siaran.

4.2. PENGERTIAN FLOOR DIRECTOR

Floor Director (assisten sutradara) merupakan pimpinan di studio, di

beberapa stasiun televisi dan production house. Floor Director biasa juga disebut

sebagai Floor Manager, atau bisa disebut juga sebagai FD. Mereka adalah

perpanjangan tangan dari Program Director (PD), jika PD merasa blocking

seorang talent tidak enak terlihat di kamera, maka PD akan mengatakan kepada

FD dan FD lah yang akan membenarkan posisi blocking agar enak terlihat di layar

kaca. Floor Director mendengarkan perintah PD melalui sistem komunikasi

intercom dari control room. Floor Director juga bertanggung jawab untuk

komunikasi dengan penonton dan setiap tamu. Floor Director mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap jalannya proses produksi didalam studio.

Pada tahap Pra Produksi (sebelum produksi dimulai) seorang Floor Director

harus menguasai content program juga rundown terlebih dahulu. Jika ada

perubahan yang terjadi didalam studio maka sebagai pimpinan di studio FD harus

segera mengkomunikasikan dengan seluruh Crew yang terlibat didalam studio.

Juga misalnya ada perubahan yang melibatkan anchor (pembawa acara) , seorang

host maupun talent maka FD secepat mungkin meminformasikan kepada mereka.


29

1. Ada beberapa hal yang menjadi tanggung jawab seorang Floor Director

dalam menghadapi persiapan shooting atau siaran sebuah program acara

diantaranya :

2. Memahami dan menguasai Rundown Acara

3. Menjaga kondisi studio melakukan cek terhadap tata artistik sett, plot

lighting, blocking camera dan tata audio dalam studio telah siap

4. Talent dan seluruh crew yang terlibat telah standby di posisi masing-masing

5. Memastikan pula bahwa gambar distudio monitor telah menerima output

dari vision mixer dll ibarat anggota tubuh, seorang FD menjadi telinga,

mata, dan mulut seorang PD.

4.3. TUGAS SEORANG FLOOR DIRECTOR

1. .Seorang Floor Director bertugas membantu dalam melaksanakan pekerjaan

yaitu mengawasi aspek kreatif dari suatu produksi. Pada suatu produksi

Floor Director membantu memilih milih script atau naskah kedalam

bagian bagian untuk memudahkan pengaturan pekerjaan, anggaran, dan

penjadwalan sebelum pelaksanaan produksi.

2. Floor Director melaporkan rencana kerja produksi kepada manager produksi

yang bertugas mengawasi penggunaan fasilitas studio dan personalianya.

Selama produksi berlangsung Floor Director terlibat dalam pekerjaan

kegiatan pengambilan gambar.

3. Pada proses produksi di studio TV, Floor Director bertugas mengawasi

waktu yang digunakan dan memperingatkan para kru dan pemain mengenai

kegiatan selanjutnya.
30

4. Menurut tugas FD dibagi menjadi beberapa bagian :

1) SHOW DIRECTOR

Show director atau Show director bertugas untuk memimpin shooting di

floor atau di studio. Mulai dari countdown bersama Pengarah Acara di

control room, sampai berkoordinasi dengan crew lighting person. Show

director juga harus bersikap tanggap jika ada perubahan jika ada

perubahan rundown dan dia harus secepatnya mengatur blocking dan

semua yang berhubungan dengan shooting yang sedang berjalan,

sekaligus juga mengkomunikasikannya langsung kepada PD, Produser

dan semua tim. Untuk menjadi showdir tidak mudah butuh waktu dan

pengalaman menjadi FD

2) FD LEADER

FD leader atau FD Nge- Lead adalah FD garis depan. Dialah yang

memimpin di garis depan berhadapan langsung dengan talent dan

penonton. FD leader bertugas memberikan countdown 5,4,3,2,1, FD

leader menguasai blocking, content, ikut membrief artis atau talent,

bahkan mengatur waktu agar artis bisa latihan nyanyi misalnya.

3) AUDIENCE WARMER

Audience Warmer atau AW, FD bagian ini bertugas untuk mengatur

penonton, mulai dari mempersilahkan masuk, menyebutkan peraturan

yang harus dipatuhi selama shooting sampai membuat penonton

bersemangat ketika shooting berlangsung, bahkan terkadang FD AW ikut

joget agar penonton juga tidak malu malu berjoget. FD bagian ini
31

adalah tugas terberat karena secapek apapun dia harus bisa membuat

penonton semangat selama shooting.

4) FD BAKCSTAGE

FD ini ada 2 macam, ada yang bertugas mengatur in out nya talent atau

lebih di kenal dengan FD TRAFIC, ada juga yang bertugas mengatur

taent di backstage. Mulai dari menyambut mereka sampai talent dengan

tim produksi.

4.3.1 KERJA FLOR DIRECTOR

A. PRA PRODUKSI

Dalam pra produksi seorang Floor Director berdiskusi dengan Program

Director, setelah itu memasang clip on dan memastikan dapat terhubung

dengan Program Director dan Camera Person, setelah itu mengarahkan

artis atau talent dalam blocking dan memastikan semua microphone yang

akan digunakan menyala, dan memastikan semua kamera dalam posisi

yang benar dan dalam keadaan stand by.

B. PRODUKSI

Saat produksi Floor Director mengarahkan pandangan artis atau talent ke

kamera yang ON dan memperhatikan blocking pada layar besar di studio.

Seorang Floor Director juga harus selalu mendengarkan arahan dari

Program Director dalam waktu tayang, break, dan menutup acara.

Berikut adalah cara seorang Floor Director saat memulai acara, break dan

menutup acara :
32

1) SAAT MEMULAI ACARA

Sikap tubuh agak jongkok dengan tangan kiri ke arah depan setara

dengan dada dan semua jari terbuka sedangkan tangan kanan di ayunkan

dari bawah ke atas

2) SAAT BREAK

Posisi tangan kiri sama dengan saat memulai acara sedangkan tangan

kanan kita di ayunkan di sekitar leher.

3) SAAT MENUTUP ACARA

Posisi tubuh jongkok dan posisi tangan kiri sama dengan saat memulai

acara ataupun saat break dan posisi tangan kanan diayunkan dari atas

kebawah.

C. PASCA PRODUKSI

Dalam pasca produksi seorang Floor Director dan semua crew mengevaluasi

kembali kesaalahan saat produksi.

4.4 PERANAN FLOOR DIRECTOR

1) Peranan Presentasional. Floor Director pada tingkat ini terbatas pada

teknik penyuguhan acara televisi yang bersifat merangkai gambar dan

suara, dari hasil pemikiran seorang produser.

2) Peranan yang selektif. Floor Director disini memimpin suatu kelompok

kerja produksi, pada saat pertemuan pertama kerabat kerja akan memberi

saran, pemikiran dan rencana yang disampaikan kepada Floor Director,


33

disini Floor Director akan meneliti berbagai saran yang nantinya akan

diterapkan pada saat produksi.

3) Peranan sebagai organisator Sebagai organisator Floor Director akan

merancang dan memikirkan seluruh konsep produksi acara yang akan

ditangani, sedangkan pada hal hal tertentu akan menulis pula

naskahnya dan merancang staging treatmentnya. Floor Director akan

bertindak sebagai pimpinan didalam melaksanakan proses produksi.

Segala pemikiran Floor Director yang tertuang dalam konsep, akan

direalisasikan menjadi suatu kenyataan.

4.5 METODE PEMBERIAN ABA ABA FLOOR DIRECTOR

Ada beberapa cara pemberian aba aba yang berupa kata kata , tanda

tanda , gerakan atau dengan gambar.

Berikut beberapa metodenya :

1) ABA-ABA SECARA VERBAL

Aba-aba atau cue secara verbal dilakukan dengan menggunakan kalimat

dalam dialog, yang tentunya semua telah disepakati bersama. Demikian

pula dalam komentar aba-aba atau cue dimulai / diakhiri atau beralih ke

topik selanjutnya yang berbeda.

2) ABA-ABA MELALUI CLEARCOM

Aba-aba atau cue ini sifatnya secara langsung diberikan kepada pengisi

acara, pembaca berita, talent , narasumber atau komentator melalui

earphone yang telah terpasang pada semua pengisi acara.


34

3) ABA-ABA MELALUI TALLY LIGHT

Para pengisi acara dapat memperhatikan lampu tanda yang umumnya ada

di atas body camera (warna merah), baik menyala, mati maupun

berkedip.

4) ABA-ABA MELALUI MONITOR

Adegan/peragaan tertentu yang keluar melalui aoutput monitor yang

berfungsi sebagai tanda dimulai /diakhiri suatu adegan yang lainnya.

5) ABA-ABA DARI FLOOR DIRECTOR

Cue (tanpa suara) dan Cue verbal distudio ketika dimulai proses

pengambilan gambar. Perintah yang diberikan dari pengarah acara /

Program Director akan diinformasikan kepada semua crew yang bertugas

di studio termasuk pengisi acara / talent.

Berikut adalah beberapa contoh Hands signal Floor Director :

1. STAND BY

Acara akan segera di mulai

Tangan kanan menunjuk kehidung atau lengan di atas kepala sambil telapak

tangan kanan di buka mengahadap objek


35

Gambar 4.1. Hands Signal Stand By

2. INFRAME

Inframe atau masuk kedalam frame.

Kedua lengan membentuk segitiga

Gambar 4.2. Hand Signal Inframe

3. KECEPATAN BICARA DI TAMBAH

Tangan kanan mengayun ke atas dan ke bawah


36

Gambar 4.3. Hand Signal kecepatan bicara di tambah

4. CUT

Berhenti berbicara atau kamera berhenti merekam, objek berhenti berkasi.

Lengan di gerakan sambil menarik jari telunjuk seperti gerakan kniflife di

tenggorokan.

Gambar 4.4. Hand Signal Cut

5. CLOSING PROGRAM

Menutup acara

Kedua lengan sejajar lalu mengayun ke kanan dan ke kiri


37

Gambar 4.5. Hands Signal Closing Program

6. KECEPATAN BICARA DI LAMBATKAN

Jari tangan di renggangkan lalu menganyun ke kanan dan kiri

Gambar 4.6. Hands Signal Kecepatan Bicara Di perlambat

7. 10 SECOND STAND BY

Kedua lengan sejajar dengan kepala dan jari di renggangkan menunjukan 10

jari
38

Gambar 4.7. Hands Signal 10 Second Stand By

8. 30 SECOND STAND BY

Kedua lengan membentuk tanda tambah dan jari mengepal

Gambar 4.8. Hands Signal 30 Second Stand by

Anda mungkin juga menyukai