Anda di halaman 1dari 49

RUMUS LENGKAP

FISIKA SMA

http://pak-anang.blogspot.com
BESARAN DAN SATUAN

Simbol
Nama besaran Satuan Dimensi
satuan
Panjang meter m [L]
Massa kilogram kg [M]
Waktu sekon s [T]
Suhu kelvin K []
Intensitas candela cd [J]
Kuat arus ampere A [I]
Banyak zat mole mol [N]

VEKTOR

Komponen vektor arah sumbu-x


vx = v cos y
Komponen vektor arah sumbu-y v
vx
vy = v sin
Besar resultan

v = v x + v y + 2v x v y cos
2 2

vx x
Keterangan:
vx = vektor pada sumbu x
vy = vektor pada sumbu y
v = resultan dari dua vektor
= sudut antara vx dan vy

KELAJUAN DAN KECEPATAN

Kelajuan rata-rata (vr)


s
vr =
t
Kelajuan sesaat (vt)
s
vt = lim
t 0 t
Kecepatan rata-rata ( vr )
s
vr =
t

http://pak-anang.blogspot.com
Kecepatan sesaat ( vt )
s
vt = lim
t 0 t

Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
s = perubahan jarak benda (m)
t = waktu (s)
t = selang waktu (s)

PERLAJUAN DAN PERCEPATAN

Perlajuan rata-rata (ar)


v
ar =
t
Perlajuan sesaat (at)
v
a = lim
t t 0 t
Percepatan rata-rata ( ar )
v v2 v1
ar = =
t t2 t1
Percepatan sesaat ( at )
v
at = lim
t 0 t

Keterangan:
ar = perlajuan rata-rata (m/s2)
at = perlajuan sesaat (m/s2)
v = perubahan kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu atau selang waktu (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan kedua benda (m/s)

GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

Kedudukan benda saat t


st = s0 + v . t

Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan benda awal (m)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)

http://pak-anang.blogspot.com
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

Kedudukan benda saat t


s t = s 0 + v 0 . t + a . t2
Kecepatan benda saat t
vt = v0 + a . t
vt 2 = v0 2 + 2a . st

Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan awal benda (m)
vt = kecepatan benda saat t (m/s)
vo = kecepatan benda awal (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
t = waktu yang diperlukan (s)

GERAK JATUH BEBAS

Kedudukan saat t
s t = s 0 + g . t2
Kecepatan saat t
vt = g . t
v2 = 2 . g . h
Ketinggian benda (h)
h = g . t2

Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan awal benda (m)
vt = v = kecepatan benda saat t (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
g = percepatan gravitasi = 10 m/s

GERAK VERTIKAL KE ATAS

Ketinggian atau kedudukan benda (h)


st = h = v0 . t - g . t2
Kecepatan benda (vt)
vt = v0 - g . t
v = v02 2gh
Waktu untuk sampai ke puncak (tp)
tp =
v0
g
Waktu untuk sampai kembali ke bawah (t)
t = 2tp

http://pak-anang.blogspot.com
Tinggi maksimum (hmaks)
v02
hmaks =
2g

Keterangan:
st = kedudukan benda selang waktu t (m)
s0 = kedudukan awal benda (m)
vt = v = kecepatan benda saat t (m/s)
v0 = kecepatan benda awal (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

DINAMIKA GERAK LURUS

Hukum I Newton
F=0
Hukum II Newton
F
a =
m
F = m.a
Hukum III Newton
Faksi = Freaksi
Gaya berat (w)
W = m .g

Keterangan:
F = gaya yang berlaku pada benda (N atau kg m/s2)
W = gaya berat pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

GAYA NORMAL DAN GAYA GESEK

Gaya normal pada lantai datar (N)


N=W=m.g
Gaya normal pada lantai datar dengan gaya bersudut
Fx = F cos
Fy = F sin
N = W F cos
Gaya normal pada bidang miring
N = W cos
Gaya gesek statis (fs)
fs = s . N
Gaya gesek kinetik (fk)
fk = k . N

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada benda (N atau kg m/s2)
Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N atau kg m/s2)
Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N atau kg m/s2)
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetik (N)
s = koefisien gesek statis
k = koefisien gesek kinetik

KATROL TETAP

Percepatan (a)
WB WA
a=
m A + mB
Tegangan (T)
2m A
T= .WB dengan WB = mB g
m A + mB
2 mB
T= .WA dengan WA = mA g
m A + mB

Keterangan:
WA = gaya berat pada benda A (N)
WB = gaya berat pada benda B (N)
a = percepatan benda (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)

GERAK PARABOLA

Benda dilempar horizontal dari puncak menara


Gerak pada sumbu x
x = vox . t
Gerak pada sumbu y
vy = g . t
2h
h= 1
2 g. t2 t =
g
vy2 = 2 g h vy = 2 gh
Kecepatan benda saat dilempar
2
v= v0 + 2 gh

Keterangan:
x = jarak jangkauan benda yang dilempar dari menara (m)
vox = kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
vy = kecepatan benda pada sumbu y (m/s)

http://pak-anang.blogspot.com
v = kecepatan benda saat dilempar (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
h = tinggi (m)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

Benda dilempar miring ke atas dengan sudut elevasi


Waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (tmaks)
v0 y v0 sin 2h
tmaks = = =
g g g
Tinggi maksimum (hmaks)
v02
hmaks = sin 2
2g
Waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh
2v0 y 2v0 sin 2h
tterjauh = 2 tmaks = = =2
g g g
Jarak terjauh (xmaks)
v02
x maks = sin 2
g

Koordinat titik tertinggi

v02 v2
E(x,y) = ( sin 2 , 0 sin 2 )
g 2g
Perbandingan hmaks dan xmaks
hmaks 1
= tan
xmaks 4

Keterangan:
tmaks = waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (s)
tterjauh = waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh (s)
v0y = kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
h = tinggi (m)
hmaks = tinggi maksimum (m)
xmaks = jarak terjauh (m)
= sudut elevasi

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Lintasan busur (s)


s=.R
Frekuensi (f)
1
f=
T
Periode (T)
1
T=
f

http://pak-anang.blogspot.com
Laju/kecepatan anguler ( )
2
= = 2 f
T
Laju/kecepatan linear (v)
v = 2 f R
v= R
Percepatan sentripetal (asp)
v2
asp = = 2R
R
Gaya sentripetal (Fsp)
v2
Fsp = m a = m = m 2 R
R

Keterangan:
s = lintasan busur (rad.m)
= jarak benda pada lintasan (rad)
R = jari-jari lintasan (m)
f = frekuensi (Hezt)
T = periode (s)
v = laju/kecepatan linear (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
asp = percepatan sentripetal (m/s2)
Fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (m)
a = percepatan linear (m/s2)

PADUAN DUA ATAU LEBIH GERAK MELINGKAR


BERATURAN

Perpaduan oleh tali (rantai)


1 R2
= v1 = v2
2 R1
Perpaduan oleh poros (as)
v2 R1
1 = 2 =
v1 R2

Keterangan:
1 = kecepatan sudut poros pertama (rad/s)
2 = kecepatan sudut poros kedua (rad/s)
v1 = kecepatan linear poros pertama (m/s)
v2 = kecepatan linear poros kedua (m/s)
R1 = jari-jari poros pertama (m)
R2 = jari-jari poros kedua (m)

http://pak-anang.blogspot.com
GAYA GRAVITASI

Gaya gravitasi (F)


mM
F= G
R2
Percepatan gravitasi (g)
M
g= G
R2

Keterangan:
F = gaya gravitasi (N)
m = massa benda (kg)
M = massa bumi (kg)
R = jarak massa bumi dan massa benda (m)
G = tetapan gravitasi umum = 6,673 10-11 Nm2 . kg-2

USAHA DAN ENERGI

Usaha (W)
W = F s cos
W=Fs
Energi potensial gravitasi (Ep)
Ep = m g h
Usaha dan energi potensial gravitasi
W = Ep = m g (h2 h1) dengan h = h2 h1

Keterangan:
W = usaha (J atau kg m/s)
F = besar gaya yang digunakan untuk menarik benda (N)
s = jarak pergeseran atau perpindahan benda (m)
= sudut antara arah gaya dan arah perpindahan
Ep = energi potensial gravitasi (J)
Ep = perubahan energi gravitasi (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h = ketinggian benda (m)
h1 = ketinggian benda awal (m)
h2 = ketinggian benda akhir (m)

Energi kinetik (Ek)


1
Ek = m v2
2
Usaha dan energi kinetik
1
W = Ek = m (v2 2 v12)
2
Energi mekanik (Em)
1
Em = Ep + Ek = = m . g . h + m.v2
2

http://pak-anang.blogspot.com
Energi mekanik dalam medan gravitasi
Em = Ep + Ek = konstan
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

Keterangan:
Ep = energi potensial (J)
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
w = usaha (J)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan akhir benda (m/s)
Em = energi mekanik (J)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian benda (m)
Ep1 = energi potensial awal (J)
Ep1 = energi potensial akhir (J)
Ek2 = energi kinetik awal (J)
Ek1 = energi kinetik awal (J)
Ek = perubahan energi kinetik (J)

Daya (P)
E W F .s
P= = = = F. v
t t t

Keterangan:
P = daya (J/s atau watt (W))
E = perubahan energi (J)
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = jarak (m)
v = kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu (s)

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

Momentum (p)
p = mv
Impuls (I)
I = F t
Hubungan momentum dan impuls:
F t = m v

Keterangan:
p = momentum (kg m/s)
I = impuls (N/s)
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu (s)

http://pak-anang.blogspot.com
Hukum kekekalan momentum:
p = tetap/konstan
m1.v1 + m2 .v2 = m1.v1, + m2 .v2,
Koefisien restitusi (e) tumbukan:
v1, v2,
e =
v1 v2
Hukum kekekalan energi kinetik:
Ek =
Ek'
1 1 1 1
m1.v12 + m2 .v22 = m1.v1'2 + m2 .v2'2
2 2 2 2

Keterangan:
Ek = energi kinetik sebelum tumbukan (J)
Ek = energi kinetik sesudah tumbukan (J)
p = momentum sebelum tumbukan (kg m/s)
p = momentum sesudah tumbukan (kg m/s)
m1 = massa benda 1 sebelum tumbukan (kg)
m2 = massa benda 2 sebelum tumbukan (kg)
m1 = massa benda 1 sesudah tumbukan (kg)
m2 = massa benda 2 sesudah tumbukan (kg)
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1 = kecepatan benda 1 sesudah tumbukan (m/s)
v2 = kecepatan benda 2 sesudah tumbukan (m/s)
e = koefisien restitusi

Tumbukan lenting sempurana


e=1
v = v
p = p
Ek = Ek
Tumbukan lenting sebagian
0<e<1
v v
p = p
Ek > Ek
Tumbukan tidak lenting sama sekali
e=0
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v

Keterangan:
v = kecepatan benda setelah tumbukan (m/s)

Prinsip kerja roket sebelum mesin dihidupkan


p = m v = (m1 + m2) v = 0 karena v = 0
Prinsip kerja roket sesudah mesin dihidupkan
p = m1v1 + m2v2

Keterangan:
v = kecepatan benda sebelum mesin dihidupkan (m/s)
v = kecepatan benda sesudah mesin dihidupkan (m/s)

http://pak-anang.blogspot.com
ELASTISITAS

Tegangan ()
F
=
A

Keterangan:
= tegangan (N.m-2)
F = gaya (N)
A = luas penampang benda (m2)

Regangan ()
L
=
L0

Keterangan:
= regangan (m)
L = perubahan panjang benda (m)
L0 = panjang awal benda (m)

Modulus Young (Y)


F L
Y=/=
A L0
Hukum Hooke
F = k. x

Energi potensial pegas (Ep)


1
Ep = k (x)
2

Keterangan:
F = gaya pada pegas (N)
Ep = energi potensial pegas (J)
k = konstanta pegas
x = perubahan panjang pegas (m)

FLUIDA TAK BERGERAK

Massa jenis ( )
m
=
V
Berat jenis (S)
S= g

Keterangan:
= massa jenis benda (kg/m3)

http://pak-anang.blogspot.com
m = massa benda (kg)
V = volume benda (kg)
S = berat jenis benda (kg/m2s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Tekanan (P)
F
P =
A
Tekanan pada fluida tak bergerak:
Ph = .g.h

Keterangan:
Ph = tekanan hidrostatis (pascal atau N/m2)
F = gaya permukaan (N)
A = luas permukaan benda (m2)
= massa jenis (kg/m3)
h = jarak antara titik dengan permukaan zat cair (m)

Hukum utama hidrostatis:


PA = PB = PC = P0 + .g .h

Keterangan:
PA = tekanan hidrostatis di titik A (pascal (pa) atau N/m2)
PB = tekanan hidrostatis di titik B (pascal (pa))
Pc = tekanan hidrostatis di titik C (pascal (pa))
P0 = tekanan udara luar (pascal (pa))
1 atm = 1,01 x 105 pa

Hukum Pascal
P1 = P2
F1 F2
=
A1 A2

Keterangan:
P1 = tekanan hidrostatis di daerah 1 (pa)
P2 = tekanan hidrostatis di daerah 2 (pa)
F1 = gaya permukaan daerah 1 (N)
F2 = gaya permukaan daerah 2 (N)
A1 = luas permukaan penampang 1 (m2)
A2 = luas permukaan penampang 2 (m2)

Hukum Archimedes
FA = f .g.V f

Keterangan:
FA = gaya archimedes (N)
f = massa jenis cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vf = volume benda yang tercelup (m3)

http://pak-anang.blogspot.com
Tegangan permukaan ()
F
=
l

Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
l = panjang (m)

Sudut kontak pada meniskus cekung:


Fadhesi > Fkohesi dan sudut kontak < 90 (runcing)
Sudut kontak pada meniskus cembung:
Fadhesi < Fkohesi dan sudut kontak > 90 (tumpul)

Kapilaritas
2 cos
y=
.g.r

Keterangan:
y = tinggi cairan dalam pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
= massa jenis cairan (kg/m3)
= sudut kontak
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)

Viskositas (f)
f = rv

Keterangan:
f = gaya geser oleh fluida terhadap bola (N)
= koefisien viskositas
r = jari-jari bola (m)
v = kecepatan bola dalam fluida (m/s)

FLUIDA BERGERAK

Debit fluida (Q)


V
Q = = Av
t

Keterangan:
Q = debit fluida (m3/s)
V = volume fluida (m3)
t = waktu fluida mengalir (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)

Persamaan kontinuitas
A.v = konstan
A1.v1 = A2.v2

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
A1 = luas penampang di daerah 1 (m2)
A2 = luas penampang di daerah 2 (m2)
v1 = kecepatan fluida di daerah 1 (m/s)
v2 = kecepatan fluida di daerah 2 (m/s)

Hukum Bernoulli
P + .g.h + .v2 = konstan
P1 + .g.h1 + .v12 = P2 + .g.h2 + .v22

Keterangan:
P1 = tekanan fluida di daerah 1 (pa)
P2 = tekanan fluida di daerah 2 (pa)
h1 = tinggi pada daerah 1 (m)
h2 = tinggi pada daerah 2 (m)
v1 = kecepatan fluida pada daerah 1 (m/s)
v2 = kecepatan fluida pada daerah 2 (m/s)

Kecepatan fluida pada tabung venturi

2 gh
v1 = 2
A1
1
A2

Keterangan:
v1 = kecepatan fluida yang masuk ke tabung venturi (m/s)
A1 = luas penampang pada bagian 1 (m2)
A2 = luas penampang pada bagian 2 (m2)
h = selisih tinggi fluida pada tabung venturi (m)

Kecepatan fluida pada tabung pitot:


2 g .h. '
v=

Keterangan:
v = kecepatan fluida pada tabung pitot (m/s)
h = selisih tinggi fluida (m)
= massa jenis fluida (kg/m3)
= massa jenis fluida di dalam cairan manometer (kg/m3)

Gaya angkat pesat


1
F1 F2 = A (v22 v12 )
2

Keterangan:
F1 = gaya angkat di bawah sayap (N)
F2 = gaya angkat di atas sayap (N)
= massa jenis fluida (udara) (kg/m3)
v1 = kecepatan fluida di bawah sayap (m/s)
v2 = kecepatan fluida di atas sayap (m/s)

http://pak-anang.blogspot.com
GERAK TRANSLASI

Persamaan posisi r atau vektor posisi r:


r = xi+yj
Vektor perpindahan (r):
r = x i +y j dengan x = x2 x1 dan
y = y2 y1
Vektor kecepatan ( v ):
r dr dx dy
v = lim = = i+ j = vx i + v y j
t 0 t dt dt dt
vy
dengan | v |= vx2 + v y2 dan arahnya tan =
vx
Vektor percepatan ( a ):
v dv dv x dv y
a = lim = = i+ j = ax i + a y j
t 0 t dt dt dt
ay
dengan | a | = ax2 + a y2 dan arahnya tan =
ax
Persamaan gerak translasi:
dv
a= v = adt = a.t + v0
dt

dr 1
v= r = v dt = (a.t + v0 )dt = a.t 2 + v0 .t + r0
dt 2

Keterangan:
r0 = jarak awal kedudukan benda (m)
r = perpindahan benda (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan setelah t (m/s)
a = percepatan gerak benda (m/s2)
t = waktu (s)

GERAK ROTASI

Kecepatan sudut rata-rata ( r )



r = tan =
t
Kecepatan sudut sesaat ( ):
d
= lim =
t 0 t dt
Percepatan sudut rata-rata:

r =
t
Percepatan sudut sesaat:
d d 2
= lim = 2
t 0 dt dt

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
r = kecepatan sudut atau anguler rata-rata (rad/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
r = percepatan sudut rata-rata (rad/s2)
= percepatan sudut (rad/s)
= sudut elevasi
= perubahan jarak benda pada lintasan (rad)
= perubahan kecepatan sudut benda (rad/s)
t = perubahan waktu (s)

Kecepatan sudut ( ):
= .t + 0
Jarak ():
= 2 t + 0 t + 0
Kecepatan linear (v):
v = R
Percepatan linear (a):
a=R

Keterangan:
0 = kedudukan awal benda (rad)
0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
R = jari-jari lintasan (m)

Momen gaya ( ):
= R F = R .F sin
Momen inersia (I):
I = m R2
Momentum sudut ( L ):
L = m R2 = I .
Hubungan momen gaya dan percepatan sudut:
= I. S
Energi kinetik gerak rotasi (Ek)
Ek = m . v 2 = m.R2 2 = I. 2

Keterangan:
= momen gaya (Nm)
R = jari-jari lintasan (m)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
= sudut elevasi
I = momen inersia (kg m2)
L = momentum sudut (kg m/s2)
S = panjang lintasan (rad)
Ek = energi kinetik gerak rotasi (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)

Hukum kekekalan momentum anguler/sudut:


I . = konstan
I1.1 + I 2 .2 = I1.1' + I 2 . ' 2

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
I1 = momen inersia awal benda 1 (kg m2)
I2 = momen inersia awal benda 2 (kg m2)
1 = kecepatan sudut awal benda 1 (rad/s)
2 = kecepatan sudut awal benda 2 (rad/s)
1 = kecepatan sudut akhir benda 1 (rad/s)
2 = kecepatan sudut akhir benda 2 (rad/s)

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Keseimbangan partikel, syaratnya:


Fx = 0 dan Fy = 0
Titik tangkap gaya resulton (xo, yo):

x0 =
F yi .xi
, dengan Ry = Fyi
Ry

y0 =
F .y
xi i
, dengan Rx = Fxi
Rx
Syarat keseimbangan benda tegar memiliki: keseimbangan translasi: Fx = 0 dan Fy = 0
juga keseimbangan rotasi: = 0 dengan = F
Titik berat benda tegar Z(xo, yo):

x0 =
w .x
1 i
dan y0 =
w .y
1 i
, dengan w = berat benda
w i w i

Keterangan:
Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N)
Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N)

GETARAN PADA BANDUL SEDERHANA

Periode getaran (T)


T = 2 l
g

Frekuensi getaran (f)


1 1 g
f = =
T 2 l
Fase getaran ():
= Tt
Sudut fase ():
= 2 Tt

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
T = periode getaran (s)
f = frekuensi getaran (s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
l = panjang tali bandul (m)
= fase getaran
t = waktu getaran (s)

GETARAN PEGAS

Gaya pada pegas (F)


F=ky
Konstanta pegas (k)
k = m 2
Periode pegas (T)
m
T = 2
k
Frekuensi pegas (f)
1 k
f=
2 m

Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
m = massa benda (kg)
= kecepatan sudut (rad/s)

GERAK HARMONIS

Persamaan simpangan gerak harmonis:


2t
y = A sin( + 0 ) = A sin(t + 0 )
T
Fase ( )
t
=
T
Persamaan kecepatan gerak harmonis:
dy
v= = A cos ( t + 0 ) atau
dt
v = A2 y 2
Persamaan percepatan gerak harmonis:
dv
a = = - A 2 sin ( t + 0 ) atau
dt
a = 2. . y

Paduan dua simpangan dua gerak harmonis:


y = 2 A sin (f1 + f2) t cos (f1 + f2) t

http://pak-anang.blogspot.com
Energi mekanik gerak harmonis:
Em = Ep + Ek = m 2 A = k A2
= 2 2 m2 f2 A2
dengan Ep = k.y2 = k A2sin2 t
Ek = m.v2 = k A2cos2 t

Keterangan:
y = simpangan (m)
v = kecepatan (m/s)
a = percepatan (m/s2)
A = amplitudo (m)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
= fase
= sudut fase
Ep = energi potensial (J)
Ek = energi kinetik (J)
Em = energi mekanik (J)

GELOMBANG

Cepat rambat gelombang (v)



v= = f .
T

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hezt)
T = periode (s)

Pembiasan gelombang
sin i v1 n2
= =
sin r v2 n1

Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2

Indeks bias suatu medium


c 0 sin i
n= = =
v sin r

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
c = cepat rambat gelombang dalam ruang hampa udara (m/s)
v = cepat rambat gelombang dalam medium (m/s)
0 = panjang gelombang dalam ruang hampa (m)
= panjang gelombang dalam medium (m)

Jarak simpul ke perut (s p)



sp =
4

Keterangan:
s p = jarak simpul ke perut gelombang (m)
= panjang gelombang (m)

BUNYI SEBAGAI GELOMBANG

Hubungan intensitas bunyi dan jaraknya terhadap sumber bunyi:


I1 R22 P P
= 2 dengan I1 = = dan
I 2 R1 AL1 4R12

P P
I2 = =
AL2 4R22

Keterangan:
I1 = intensitas bunyi pertama (W/m2)
I2 = intensitas bunyi kedua (W/m2)
R1 = jarak sumber bunyi pertama dengan pendengar (m)
R2 = jarak sumber bunyi kedua dengan pendengar (m)

Taraf intensitas bunyi (TI)


I
TI = 10 log
I0

Keterangan:
TI = taraf intensitas bunyi (desibel atau dB)
I0 = intensitas bunyi sebuah benda (W/m2)
I = intensitas bunyi sejumlah benda (W/m2)

Frekuensi layangan (f)


f = f1 f2

Keterangan:
f1 = frekuensi gelombang pertama (Hezt atau Hz)
f2 = frekuensi gelombang kedua (Hz)

Efek Doppler
v vp
fp = fs
v vs

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
fp = frekuensi yang terdengar oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = kecepatan bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s) positif jika pendengar mendekati sumber bunyi
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s) positif jika sumber bunyi menjauhi pendengar

GELOMBANG MEKANIS

Simpangan pada gelombang berjalan


x
y = A sin 2 f (t )
v
Simpangan gelombang stasioner dari getaran dawai
2x
y = 2A sin cos 2 f t

Keterangan:
x = jarak tiap titik (m)
v = kecepatan gelombang (m/s)
A = amplitudo (m)
= panjang gelombang (m)

Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai (hukum Marsene)


F
v=

Keterangan:
F = gaya tegangan dawai (N)
= massa tali per satuan panjang (kg/m)
v = kecepatan gelombang (m/s)

Daya yang dirambatkan oleh gelombang


E 2m 2 f 2 A2
P= = = 2v 2 f 2 A2
t t
Intensitas gelombang:
P 2 v 2 A2
I= = = 2 v 2 f 2 A2
AL AL

Keterangan:
P = daya yang dirambatkan gelombang (watt)
E = energi yang dirambatkan gelombang (J)
= massa jenis tali (kg/m3)
A = amplitudo (m)
AL = luas penampang (m2)
I = intensitas gelombang (W/m2)

http://pak-anang.blogspot.com
SUHU

Perbandingan skala antara termometer X dengan termometer Y:


X X 0 Y Y0
=
X t X 0 Yt Y0

Keterangan:
X = suhu yang ditunjukkan termometer x
X0 = titik tetap bawah termometer x
Xt = titik tetap atas termometer x
Y = suhu yang ditunjukkan termometer y
Y0 = titik tetap bawah termometer y
Yt = titik tetap atas termometer y

Muai panjang
L
= Lt = L0(1 + . t)
L0 .t

Keterangan:
= koefisien muai panjang (K-1)
L = Lt L0 = perubahan panjang (m)
t = perubahan suhu (K)

Muai luas
A
= = 2 At=A ( 1 + . t)
A0 .t

Keterangan:
= koefisien muai luas (K-1) = 2
A =At A0 = perubahan luas (m2)
t = perubahan suhu (K)

Muai volume
V
= Vt = V ( 1 + . t)
V0 .t

Keterangan:
= koefisien muai volume (K-1) = 3
V = Vt V0 = perubahan volume (m3)
t = perubahan suhu (K)

Kalor jenis (c)


Q
c=
m.T

Keterangan:
c = kalor jenis (J . kg-1 . K-1)
T = perubahan suhu (K)
Q = kalor (J)

http://pak-anang.blogspot.com
Kapasitas kalor (C)
Q
C= = m.c
T

Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/T)

Azaz Black
Qlepas = Qterima

Kalor lebur/beku
Q
Lf =
m

Keterangan:
Lf = kalor lebur/beku (J.kg-1)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)

Kalor uap/didih
Q
Lu =
m

Keterangan:
Lu = kalor uap/didih (J.Kg-1)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)

PERPINDAHAN KALOR

Besarnya kalor pada peristiwa konduksi:


H = k.A.T/

Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
k = koefisien konduksi termal (J s-1m-1K-1)
= panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m2)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)

Besarnya kalor pada peristiwa konveksi:


H = h.A.T

Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
h = koefisien konduksi termal (J s-1m-2K-1)
A= luas penampang medium (m2)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)

http://pak-anang.blogspot.com
Energi pada peristiwa radiasi (berlaku hukum Stefan):
E = T4
jika permukaannya tidak hitam sempurna:
E = e. T4
sementara energi yang dipancarkan ke lingkungan:
E = e. (T4 - T04)

Keterangan:
= konstanta Stefan (5,675 . 10-8 W.m-2.K-1)
T = suhu (K)
e = emisivitas permukaan (0 < e <1)
T0 = suhu sekitar atau suhu lingkungan

TEORI KINETIK GAS

Tekanan gas dalam ruang tertutup:


2N 3 pV
p= .Ek Ek =
3V 2N

Keterangan:
p = tekanan gas (pa)
Ek = energi kinetik gas (joule)
N = jumlah gas
V = volume (m3)

Hukum Boyle:
p.V = konstan
Hukum Gay Lussac:
V = K .T
Hukum Boyle-Gay Lussac
p .V = K .T
atau
p .V = N . k . T
Persamaan gas ideal:
p .V = n . R . T
N
dengan =n
N0

Keterangan:
K = konstanta
p = tekanan (pa atau N/m2)
T = suhu (K)
V = volume (m3)
N0 = bilangan Avogadro = 6,025.1026 k mol-1
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
k = tetapan Boltzman = 1,38.10-23 JK-1
n = jumlah zat (mol)

http://pak-anang.blogspot.com
Hubungan suhu mutlak dan energi kinetik partikel:
3 2
Ek = kT T = Ek
2 3k
Energi dalam untuk gas monoatomik:
3
U = Ek = NkT
2
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu rendah:
3
U = Ek = NkT
2
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu sedang:
5
U = Ek = NkT
2
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu tinggi:
7
U = Ek = NkT
2

Keterangan:
U = energi dalam (J)
Ek = energi kinetik (J)
N = jumlah gas
T = suhu (K)
V = volume (m3)

TERMODINAMIKA

Usaha oleh lingkungan terhadap sistem (W):


W = p.V

Keterangan:
W = usaha luar (J)
p = tekanan (pa)
V = perubahan volume (m3)

Proses isothermal:
T = konstan p.V = konstan
V2
W = 2,3 . n RT log
V1
Proses isokhorik:
p
V = konstan = konstan
T
W = 0
Proses isobarik:
V
p = konstan = konstan
T

W = p (V2 V1)
Proses adiabatik:
pV = konstan
W = n Cv(T2 T1) = n .Cv.T

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
W = usaha luar/kerja (J)
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
T = suhu (K)
T = perubahan suhu (K)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
Cv = kapasitas kalor pada volume konstan (J/K)

Kalor yang diberikan pada suatu sistem:


Q = W + U

Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepas sistem (J)
U = perubahan energi dalam sistem (J)
W = usaha luar/kerja (J)

Kapasitas kalor gas (C):


Q
C= = konstan
T
U + W U W
C= = +
T T T

Keterangan:
C = kapasitas kalor gas (J/K)
Q = perubahan kalor (J)
T = perubahan suhu (K)
U = perubahan energi dalam (J)

Kapasitas kalor gas pada volume tetap (CV):


U
Cv =
T v
Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (Cp):
Cp = Cv + n R
Cp
=
Cv

Keterangan:
Cv = kapasitas kalor gas pada volume tetap (J/K)
Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (J/K)
= tetapan/konstanta Laplace
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1
Tetapan Laplace () untuk gas ideal monoatomik: = 1,67
Tetapan Laplace () untuk gas ideal diatomik: = 1,40

http://pak-anang.blogspot.com
Usaha yang dilakukan pada gas dalam siklus Carnot:
W = Q1 - Q2
Q1 T1
=
Q2 T2
Persamaan umum efisiensi mesin ( ):
W
= 100%
Q1
Efisiensi mesin Carnot:
Q2
= 1 100%
Q1
T
= 1 2 100%
T1
dengan 0 < < 1

Koefisien daya guna (K) pada mesin pendingin Carnot:


Q2 Q2 T2
K= = =
W Q1 Q2 T1 T2

Keterangan:
W = usaha atau kerja mesin (J)
Q1 = kalor yang diserap pada suhu tinggi (J)
Q2 = kalor yang diserap paa suhu rendah (J)
T1 = suhu tinggi (K)
T2 = suhu rendah (K)
= efisiensi mesin (%)
K = koefisien daya guna

LISTRIK STATIS

Gaya Coulomb antara dua benda yang bermuatan listrik


q1.q2
Fc = k
r2

Keterangan:
Fc = gaya Coulomb (N)
q1, q2 = muatan listrik (C)
r = jarak kedua muatan (m)
1
k= = 9.109 Nm2/C2
4 0

Resultan gaya Coulomb pada suatu titik bermuatan


FR = F1 + F2 + F3 + ...
n
qi
F = kq
i =1 ri 2

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
F = gaya Coulomb (N)
q = muatan yang ditinjau (C)
qi = muatan-muatan yang berinteraksi dengan q (C)
ri = jarak masing-masing muatan yang berinteraksi dengan q terhadap muatan q (m)
= tanda (+) dan (-) menunjukkan tanda arah, bukan pada jenis muatan yang berinteraksi
dengan q

Kuat medan listrik (E)


FC q
E = =k 2
q r

Keterangan:
E = kuat medan listrik (NC-1)
FC = gaya Coulomb (N)
q = muatan listrik (C)
r = jarak antara titik dengan muatan listrik (m)

Total garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan


q
= E A cos =
0

Keterangan:
= jumlah total garis gaya yang menembus suatu permukaan
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas permukaan (m2)
= sudut antara E dan A
q = besar muatan listrik (C)
0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2

Beda energi potensial (Ep) antara dua titik dalam medan listrik homogen
Ep = FC. s cos

Keterangan:
Ep = beda energi potensial (J)
Fc = gaya Coulomb (N)
= sudut antara FC dengan s
s = jarak antara kedua titik (m)

Untuk membawa muatan q2 ke titik lain didekat muatan q1 yang berjarak r dari muatan itu
diperlukan energi sebesar:
q1.q2
W = Ep = k.
r

Keterangan:
W = energi (J)

http://pak-anang.blogspot.com
Kuat medan listrik homogen yang terdapat di antara dua plat sejajar bermuatan

E=
0

Keterangan:
E = kuat medan listrik
= kerapatan muatan (jumlah muatan per satuan luas permukaan)
0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2

Beda potensial (V) antara dua titik dalam medan listrik homogen
E p
V = = -E s cos
q

Keterangan:
s = jarak antara dua titik (m)

Kapasitas kapasitor (C)


q
C=
V

Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (farad)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)

Kapasitas kapasitor keping sejajar:


A
C =
d

Keterangan:
= permitivitas dialektrik
A = luas penampang (m2)
d = jarak kedua keping (m)

Kapasitas kapasitor susunan seri:


1 1 1 1 1
= + + + ... +
Cs C1 C2 C3 Cn
Kapasitas kapasitor susunan paralel:
CP = C1 + C2 + C3 + + Cn
Energi yang tersimpan dalam kapasitor:
q2
W= = q.V = CV2
C

Keterangan:
W = energi kapasitor (J)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)
C = kapasitas kapasitor (farad)
Cs = kapasitas kapasitor susunan seri (farad)
Cp = kapasitas kapasitor susunan pararel (farad)

http://pak-anang.blogspot.com
RANGKAIAN ARUS LISTRIK SEARAH

Kuat arus listrik (I)


q ne
I= =
t t

Keterangan:
I = kuat arus listrik (Cs-1 atau ampere (A))
q = muatan listrik (C)
t = waktu yang dibutuhkan untuk menghantarkan arus listrik (s)
n = jumlah elektron
e = muatan elektron = 1,6 . 10-19 C

Hukum Ohm
V =IR

Keterangan:
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan ( = ohm)

Hambatan (R) pada suatu penghantar


L
R =
A

Keterangan:
R = hambatan penghantar ( = ohm)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
= hambat jenis bahan (Ohm . m)

Hukum Kirchoff I
Imasuk = Ikeluar
Hukum Kirchoff II
E + I R = 0

Keterangan:
I = arus masuk (A)
E = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)

Hambatan listrik susunan seri (Rs)


Rs = R1 + R2 + + Rn
Hambatan listrik susunan pararel (Rp)
1 1 1 1
= + + ... +
R p R1 R2 Rn
Tegangan listrik susunan seri (Es)
Es = E1 +E2 + + En
n.E
I=
R + nr

http://pak-anang.blogspot.com
Tegangan listrik susunan pararel (Ep)
Ep = E
n.E
I=
r
R+
n

Keterangan:
I = arus listrik (A)
E = tegangan listrik (volt)
n = banyaknya sumber tegangan seri
r = hambatan dalam masing-masing sumber (ohm)
R = hambatan listrik (ohm)

Energi listrik (W):


W = q V = I2 R t
Daya listrik (P):
W V2
P= = I2.R = = V.I
t R

Keterangan:
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (watt)
t = waktu (s)
I = arus listrik (A)
R = hambatan listrik (ohm)
V = tegangan listrik (volt)

INDUKSI MAGNETIK

Induksi magnetik (B):



B=
A

Keterangan:
B = induksi magnetik (weber/m2 atau tesla)
= fluks magnetik (weber)
A = luas penampang (m2)

Induksi magnetik pada kawat lurus panjang (B)


0 I
B=
2 a

Keterangan:
B = medan magnetik (weber/m2 atau tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
a = jarak dari suatu titik ke penghantar
0 = permeabilitas ruang hampa = 4 .10-7 weber/ampere.meter

http://pak-anang.blogspot.com
Induksi magnetik pada kawat melingkar berarus (B)
0 I N 0 I N
B= =
2r L
Induksi magnetik pada selenoida di pusat:
N
B = 0 n I dengan n =
l

Keterangan:
N = jumlah lilitan
r = jari-jari lingkaran (m)
L = panjang selenoida (m)
n = jumlah lilitan per panjang selenoida

Induksi magnetik pada selenoida di ujung kumparan:


0 I n
B =
2
Induksi magnetik pada toroida:
0 I N IN R+r
B= atau B = 0 dengan a =
2 R 2 a 2
Gaya Lorentz pada kawat berarus dalam medan magnet:
F = B I L sin
Gaya Lorenzt dengan muatan bergerak dalam medan magnet:
F = B q v sin

Keterangan:
F = gaya Lorenzt (N)
B = medan magnetik (tesla atau T)
I = arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan gerak muatan (m/s)
= sudut antara B dan I
= sudut antara B dan v
R = jari-jari toroida (m)

Gaya Lorenzt pada dua kawat sejajar


0 I1 I 2 L
F=
2 a
Momen kopel (M)
M = N A B I sin

Keterangan:
I1 = kuat arus listrik pada kawat pertama (A)
I2 = kuat arus listrik pada kawat kedua (A)
L = panjang kawat (m)
a = jarak antara dua kawat (m)
M = momen kopel (Nm)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang kumparan (m2)
B = medan magnetik (T)
I = kuat arus (A)
= sudut antara bidang normal dengan medan magnet

http://pak-anang.blogspot.com
Permeabilitas relatif suatu bahan
r

=
0
Kuat medan magnet dengan inti besi
B = r B0

Keterangan:
r = permeabilitas relatif
0 = permeabilitas ruang hampa
r = permeabilitas bahan
B = kuat medan magnet dengan inti besi (feromagnetik: r >1)
B0 = kuat medan magnet tanpa inti besi (udara)

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

GGL induksi ( ) menurut hukum Faraday


N
=
t
GGL induksi diri menurut hukum Henry
I
=L
t
Fluks magnetik ( )
= B A cos

Keterangan:
= GGL induksi (volt atau V)
N = jumlah kumparan
= fluks magnetik (Wb)
I = perubahan arus listrik (A)
t = perubahan waktu (s)
B = medan magnet (T)
A = luas penampang (m2)
= sudut antara medan magnet dan permukaan datar penampang

Induktansi diri (L)



L=N atau
I
0 N 2 A
L=
l
Energi yang tersimpan dalam induktor (W)
W = L.I2
Induktansi silang (induktansi bersama):
0 N1 N 2 A
M=
l
GGL induksi pada generator ( ):
maks = N B A
= maks sin t
sementara kuat arus (I):
Imaks = Imax sin t

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
L = induktansi diri (henry atau H)
= fluks magnet (Wb)
N = jumlah kumparan
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang selenoida (m)
0 = permeabilitas udara = 4 107 Wb m/A
W = energi yang tersimpan dalam induktor (J)
M = induktansi silang (henry)
N1 = jumlah lilitan pada selenoida pertama
N2 = jumlah lilitan pada selenoida kedua
A = luas penampang selenoida (m2)
B = medan magnet (T)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)

TRANSFORMATOR (TRAFO)

Besaran daya pada kumparan primer:


Pp = Vp . Ip = Np . Ip
Besaran daya pada kumparan sekunder:
Ps = Vs . Is = Ns . Is
Daya yang hilang:
Philang = Pp Ps
Hubungan antara besaran-besaran pada kumparan primer dan kumparan sekunder:
Vs N s I N
= dan P = s
Vp N p IS N p
Efisiensi transformator:
Ps
= 100%
Pp

Keterangan:
Pp = daya pada kumparan primer (watt)
Ps = daya pada kumparan sekunder (watt)
Vp = tegangan listrik pada kumparan primer (V)
Vs = tegangan listrik pada kumparan sekunder (V)
Ip = kuat arus pada kumparan primer (A)
Is = kuat arus pada kumparan sekunder (A)
Np = jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder
= efisiensi transformator (%)

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK

Nilai sesaat
I = Imaks sin t
V = Vmaks sin ( t )

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
I = arus listrik (A)
Imaks = arus listrik maksimum (A)
V = tegangan listrik (V)
Vmaks = tegangan listrik maksimum (A)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)

Nilai efektif
I maks
I ef = = 0,707.I maks
2
V
Vef = maks = 0,707.Vmaks
2

Keterangan:
Ief = arus listrik efektif (A)
Vef = tegangan listrik efektif (V)

Rangkaian resistif
I = Imaks sin t
V = Vmaks sin t
Prata-rata = Ief2.R

Keterangan:
Prata-rata = daya rata-rata (watt)
R = resistor (ohm)

Reaktansi induktif (XL)


XL = L = 2 f L
Impedansi rangkaian R-L:
Vmaks
Z = = R 2 + X L2
I maks
Tegangan rangkaian R-L:
VL = I XL
Sudut fase pada rangkaian R-L:
XL
Tg =
R
X
Cos = L
Z

Keterangan:
XL = reaktansi induktif (ohm)
= kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
Z = impedansi (ohm)
VL = tegangan induktor (V)
R = resistor (ohm)
= sudut fase
Cos = faktor daya

http://pak-anang.blogspot.com
Rangkaian kapasitif
I = Imaks sin t
V =Vmaks sin (t - 90o)
Reaktansi kapasitif (Xc)
VC maks 1 1
XC = = =
I maks C 2 f C

Keterangan:
XC = reaktansi kapasitif (ohm)
C = kapasitas kapasitor (farad atau F)

Impedansi rangkaian R-C


Vmaks
Z = = R 2 + X C2
I maks
Tegangan rangkaian R-C:
VC = I XC
Sudut fase pada rangkaian R-C:
XC
Tg =
R
X
Cos = C
Z
Kuat arus pada rangkaian R-L-C
V VR VL VC
I= = = =
R R X L XC
Impedansi rangkaian R-L-C
Z = R 2 + ( X L X C )2
Tegangan pada rangkaian R-L-C
2
V = VR + (VL VC ) 2
Beda sudut fase pada rangkaian R-L-C
X L X C VL VC
tg = =
R VR
R
cos =
Z
Resonansi pada rangkaian R-L-C
Syaratnya XL = XC sehingga:
1 1
f =
2 LC

Keterangan:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
C = kapasitas kapasitor (F)

Harga impedansinya berharga minimum:


Z = R
Daya rata-rata (Pr)
Pr = Ief .Vef cos = Ief2.R cos

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
= sudut fase

Daya semu (Ps)


Ps = Ief .Vef = Ief2.R
Faktor daya (cos )
Pr
cos =
Ps

OPTIKA GEOMETRI

Pemantulan cahaya
Hukum Snellius: sinar datang (i), sinar pantul (r), dan garis normal (N) terletak pada satu bidang
datar; dan sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pembiasan cahaya
n = indeks bias
c
n=
v
n2
n2,1 =
n1
n1 sin i = n2 sin r
sin i n2 v1 1
= = =
sin r n1 v2 2

Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di ruang vakum/hampa = 3 108 m/s
v = kecepatan cahaya dalam suatu medium (m/s)
n2,1 = indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
v1 = kecepatan cahaya di medium 1 (m/s)
v2 = kecepatan cahaya di medium 2 (m/s)
1 = panjang gelombang di medium 1 (m)
2 = panjang gelombang di medium 2 (m)

Pembiasan pada prisma


Besarnya sudut deviasi (D) pada prisma:
D = (i1 + r2) -
Sudut deviasi minimum (Dmin) berlaku pada prisma:

Dmin = 2i1 , dan r1 =
2
Sementara untuk sudut Dmin dan yang kecil berlaku:
Dmin = (n 1).

Keterangan:
= sudut puncak (pembias) prisma

http://pak-anang.blogspot.com
Pembiasan pada bidang sferis (lengkung):
n1 n2 n2 n1
+ =
s s' R
Pembesaran (m) yang terjadi pada bidang sferis:
n1s ' h'
m= =
n2 s h

Keterangan:
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias lensa
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
R = jari-jari kelengkungan lensa (m)

Pembiasan pada benda yang berada di dalam kedalaman berbentuk bidang datar:
n2
s = s
n1

Keterangan:
s' = kedalaman benda yang terlihat (m)

Sifat-sifat bayangan pada cermin datar:


- Jarak bayangan ke cermin (s) = jarak benda ke cermin (s)
- Tinggi bayangan (h) = tinggi benda (h)
- Sifat bayangan: tegak dan maya (tidak dapat ditangkap layar)
Perbesaran bayangan oleh cermin datar:
h'
M= =1
h
Jarak fokus (f) pada cermin lengkung:
1 1 1 2
+ = =
s s' f R
atau
R s' . s
f = =
2 s '+ s
Jarak benda (s) pada cermin lengkung:
s'. f
s=
s ' f
Jarak bayangan (s) pada cermin lengkung:
s. f
s' =
s f
Pembesaran (M) pada cermin lengkung:
s ' h'
M= = atau
s h
f
M= atau
s f
s ' f
M=
f

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
f = jarak fokus (m)
R = jari-jari kelengkungan cermin (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
M = pembesaran

Jarak fokus pada pembiasan cahaya di lensa:


1 n1 1 1
= 1 +
f nm R1 R2
Kekuatan lensa (P):
1
P=
f
Kekuatan lensa dan jarak fokus lensa gabungan:
Pgab = P1 + P2 + ...
1 1 1
= + + ...
f gab f1 f 2

Keterangan:
f = jarak fokus lensa (m)
n1 = indeks bias lensa
nm = indeks bias medium
R1 = jari-jari kelengkungan lensa 1 (m)
R2 = jari-jari kelengkungan lensa 2 (m)
P = kekuatan lensa (dioptri)
Pgab = kekuatan lensa gabungan (dioptri)
fgab = jarak fokus lensa gabungan (m)

ALAT-ALAT OPTIK

Titik dekat mata normal (PP) = 25 cm


Titik jauh mata normal (PR) = ~
Rabun jauh (miopi):
PP < 25 cm dan PR < ~
1
P=
PR
Rabun dekat (hipermetropi):
PP > 25 cm
1 1
P=
s PR

Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
s = jarak benda (m)

http://pak-anang.blogspot.com
Lup
Sifat bayangan pada lup (kaca pembesar): maya, tegak, diperbesar
Pembesaran anguler pada lup saat mata tidak berakomodasi:
sn x
= = , sn = jarak titik dekat mata
f f
Pembesaran anguler pada lup saat mata berakomodasi maksimal:
sn
= + 1 dengan sn = 25 cm
f
Pembesaran anguler pada lup saat mata berakomodasi pada jarak x:
f d
= sn +
sn S n
= (1 + )
f x f x
Pembesaran sudut pada lup:
s n s ' sn
= =
s s s '+ d

Keterangan:
= pembesaran sudut atau pembesaran anguler
Sn = jarak titik dekat mata (m)
f = jarak titik api atau titik fokus lup (m)
d = jarak lup ke mata (m)
x = jarak akomodasi (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)

Mikroskop
Sifat bayangannya: maya, terbalik, diperbesar
Panjang mikroskop:
d = fob + fok
Pembesaran linear total:
sob ' sok '
M = Mob . Mok =
sob sok
Pembesaran sudut total untuk mata yang tidak berakomodasi:
sob ' sok '
M = Mob . Mok =
sob sok

Pembesaran sudut total untuk mata yang berakomodasi maksimum:


sob ' sn
M = Mob . Mok = +1
sob f ok

Keterangan:
M = pembesaran linear total
Mob = pembesaran lensa obyektif
Mok = pembesaran lensa okuler
sob = jarak benda di depan lensa obyektif (m)
sob = jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif (m)
sok = jarak benda di depan lensa okuler (m)
sok = jarak bayangan yang dibentuk lensa okuler (m)
fob = fokus lensa obyektif (m)
fok = fokus lensa okuler (m)
d = panjang mikroskop (m)

http://pak-anang.blogspot.com
Teropong
Panjang teropong:
d = fob + fok
Pembesaran bayangan untuk mata yang berakomodasi maksimum:
f ob
M = +1
f ok
Pembesaran bayangan untuk mata yang tidak berakomodasi maksimum
f ob
M =
f ok

Dispersi Cahaya
Sudut dispersi prisma ():
= Du - D m
Daya dispersi ():
= (nu nm)

Keterangan:
Du = sudut deviasi warna ungu
Dm = sudut deviasi warna merah
nu = indeks bias warna ungu
nm = indeks bias warna merah

Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya pada celah ganda (percobaan Young)
Garis terang (interferensi maksimum):
pd
sin = m , dengan =m
d L
Garis gelap (interferensi minimum):
pd 1
sin = (2m + 1) , dengan = m +
2d L 2

Keterangan:
= panjang gelombang (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
d = jarak celah (m)
L = jarak celah ke layar (m)
m = orde = 0, 1, 2, 3, ...

Interferensi cahaya pada selaput tipis


Garis terang (interferensi maksimum):
1
2nd cos r = m +
2
Garis gelap (interferensi minimum):
2nd cos r = m

Keterangan:
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
r = sudut bias
m = order = 0, 1, 2, 3, ...

http://pak-anang.blogspot.com
Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya pada celah tunggal:
Garis terang (interferensi maksimum):
1 pd 1
d sin = m + dengan = m +
2 L 2
Garis gelap (interferensi minimum):
pd
d sin = m , dengan = m
L
Difraksi cahaya pada kisi difraksi:
Garis terang (interferensi maksimum):
d sin = m
pd
= m
L
1
d=
N
Garis gelap (interferensi minimum):
1 pd 1
d sin = m + dengan = m +
2 L 2

Keterangan:
d = jarak celah (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
N = jumlah garis per satuan panjang
= panjang gelombang (m)
= sudut antara sinar yang dilenturkan dengan garis normal

Polarisasi Cahaya
Sudut polarisasi menurut hukum Brewster karena pembiasan dan pemantulan:
n'
tan p =
n
p + r = 90o

Keterangan:
p = sudut pantul
r = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n = indeks bias medium 2

KONSEP ATOM

Percobaan Thomson
e
= 1,7 1011 C/kg
m

Keterangan:
e = muatan elementer = 1,60204 10-19 C
me = massa elektron = 9,11 10-31 kg

http://pak-anang.blogspot.com
Deret Lyman
1 1
= R(1 ) ; n = 2, 3, 4,
n2
Deret Paschen
1 1 1
= R( ) ; n = 4, 5, 6,
32 n 2
Deret Bracket
1 1 1
= R( ) ; n = 5, 6, 7,
42 n 2
Deret Pfund
1 1 1
= R( ) ; n = 6, 7, 8,
52 n 2

Keterangan:
= panjang gelombang (m)
R = tetapan Rydberg (1,0074 107 m-1)

Model atom Bohr


h
m.v.r = n ( )
2
rn = 5,3 . 10-11.n2
13,6
En = (dalam eV)
n2
2,174.1018
En = (dalam J)
n2

Keterangan:
En = energi elektron pada kulit ke-n (eV)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
r = jari-jari orbit (m)
n = bilangan kuantum utama = 1, 2, 3, ...
h = konstanta Planck = 6,63 10-23 JS

Energi radiasi
h . f = E1 E2

Keterangan:
hf = energi radiasi
E1 = energi awal atom
E2 = energi keadaan akhir atom

INTI ATOM
A
Nuklida jenis inti atom ditulis: Z X

Keterangan:
X = jenis inti atom atau nama unsur
A = nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)
Jumlah netron: N = A Z

http://pak-anang.blogspot.com
Massa defek
mD = mi mr, atau:
mD = (Z.mp + N.mn) mr
Energi ikat inti:
Eb = mD . c2

Keterangan:
mD = massa defek (kg)
mi = massa inti (kg)
mr = massa proton ditambah massa neutron (kg)

Waktu paruh (T)


t
N = No ()n dengan n =
T1
2

ln 2 0,693
T = =

Umur rata-rata:
1 T1
T= = 2
= 1,44 T
ln 2

Keterangan:
N = jumlah sisa bahan yang meluruh
N0 = jumlah bahan mula-mula
t = waktu peluruhan (s)
= konstanta peluruhan (disentregasi/s)
T = umur rata-rata (tahun)
T1 = waktu paruh (s)
2

Energi foton dalam spektrum emisi:


Efoton = E2 - E1 = h.f

Keterangan:
Efoton = energi foton (J)
h = konstanta Planck = 6,63 10-34 Js
f = frekuensi (Hz)

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Cepat rambat gelombang magnetik (c)


1
c=

Keterangan:
c = kecepatan atau cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
= permitivitas medium (C2/Nm2)
= permeabilitas medium (Wb.m/A)

http://pak-anang.blogspot.com
Cepat rambat gelombang magnetik di ruang hampa
1
c=
0 0

Keterangan:
0 = permitivitas listrik ruang hampa = 8,85 10-12 C2/N.m2
0 = permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10-7 Wb/A.m

Laju energi rata-rata per m2 luas permukaan ( S )


Emaks Bmaks B
S= atau S = Emaks.Hmaks jika Hmaks =
20 0
Induksi magnetik pada gelombang elektromagnetik:
E = 0 H.v = c.B dan Emaks = c.Bmaks

Keterangan:
S = laju energi rata-rata yang dipindahkan tiap m2 luas permukaan
Emaks = medan listrik maksimum (N/C)
Bmaks = medan magnet maksimum (T)
0 = permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10-7 Wb/A.m
v = kecepatan (m/s)
c = cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
H = intensitas medan magnet

Energi radiasi kalor


E P
W= = = e. .T 4
t. A A

Keterangan:
W = energi persatuan waktu persatuan luas (watt.m-2)
P = daya (watt)
e = koefisien emisivitas (0 < e < 1)
e = 0 benda putih sempurna
e = 1 benda hitam sempurna
= konstanta Stefans-Boltzman = 5,67.10-6 watt.m-2K-4

Hukum pergeseran Wien


b = maks . T

Keterangan:
maks = panjang gelombang yang dipancarkan pada energi maksimum (m)
b = tetapan pergeseran Wien = 2,8978.10-3 mK
T = suhu mutlak (K)

Teori kuantum Planck


hc
Efoton = h f =

hc
Etotal = n h f = n

E h
P= =
c

http://pak-anang.blogspot.com
Keterangan:
h = tetapan Planck = = 6,63 10-34 Js
c = kecepatan cahaya (m/s)
E = energi foton (J)
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
n = jumlah foton
f = frekuensi foton (Hz)

Efek fotolistrik
Ek = E W= hf W
W = h . f0
Ek = h (f f0)

Keterangan:
Ek = energi kinetik elektron (J)
W = fungsi kerja logam (J)
f = frekuensi foton (Hz)
f0 = frekuensi ambang (Hz)
h = konstanta Planck = 6,63 10-34 Js

Efek Campton
E hf h
P= = =
c c
h
= = (1 cos )
me .c

Keterangan:
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck
c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s
= panjang gelombang foton terhambur (m)
= panjang gelombang foton datang (m)
h
= panjang gelombang Compton = 0,0243
me .c
= sudut hamburan foton
me = massa diam elektron = 9,1 10-23 kg

Teori de Broglie
h h
= =
mv P
h h
= atau =
2mqv 2 m Ek

Keterangan:
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
= panjang gelombang (m)
P = momentum partikel (kg m/s)
q = muatan partikel (C)

http://pak-anang.blogspot.com
TEORI RELATIVITAS

Kecepatan relatif terhadap acuan diam:


vx ' + v
vx =
v v
1 + x2'
c
x v.t
x' =
v2
1
c2
vx
t 2
t'= c
v2
1 2
c

Keterangan:
vx = kecepatan relatif terhadap acuan diam (m/s)
vx = kecepatan relatif terhadap acuan bergerak (m/s)
v = kecepatan acuan bergerak terhadap acuan diam (m/s)
c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s
x = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan pertama
x' = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan kedua
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan kedua (s)
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan pertama (s)

Kontraksi Lorenzt
v2 L
L' = L 1 =
c2 b
Dilatasi waktu
t
t = t = b.t
v2
1 2
c
Relativitas massa/massa relativistik
m0
m = = b m0
v2
1 2
c

Keterangan:
L = panjang benda oleh pengamat bergerak (m)
L = panjang benda oleh pengamat diam (m)
1
b= = konstanta transformasi
v2
1 2
c
t = lama waktu oleh pengamat diam (s)
t = lama waktu oleh pengamat bergerak (s)
m = massa benda bergerak (kg)
m0 = massa benda diam (kg)

http://pak-anang.blogspot.com
Relativitas momentum/momentum relativistik:
m0 .v
p = m .v = = b m0 v
v2
1 2
c
Relativitas energi/energi relativistik:
Untuk benda yang bergerak:
m0 .c 2
E= = b m0 c 2
2
v
1
c2
Untuk benda diam:
m0 c 2
E0 = = m0 c 2
1 0
Energi kinetik relativistik:
m0 c 2
Ek = E - E0 = m0 c 2 = (b 1)m0.c 2
2
v
1
c2

Keterangan:
p = momentum relativistik (kg m/s)
E0 = energi diam (J)
E = energi total (J)
Ek = energi kinetik (J)

http://pak-anang.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai