Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Jembatan Badak Mati
Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Jembatan Badak Mati
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN JEMBATAN BADAK MATI
KABUPATEN BATANGHARI
JAMBI
Oleh :
Pembimbing :
ARI ENDRA NASUTION, ST.
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN JEMBATAN BADAK MATI
KABUPATEN BATANGHARI
JAMBI
Oleh :
Menyetujui/ Mengesahkan :
Muara Bungo,12 Maret 2014
Mengetahui :
Ketua
Program Studi Teknik Sipil
Dekan Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo Universitaas Muara Bungo
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan berkat nikmat -Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
pada Proyek duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari dengan baik dan lancar.
Kerja Praktek ini merupakan Mata Kuliah Wajib yang harus ditempuh
dalam rangka menyelesaikan pendidikan Kesarjanaan Strata I (S1) di Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Muara Bungo, dimana Mata
Kuliah Kerja Praktek ini mempunyai bobot 3 SKS.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis dibantu oleh berbagai pihak dan
dengan rasa hormat, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Ir. Azdy Elfistoni, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo.
2. Bapak Furqan D Yunus, ST. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muara Bungo
3. Bapak Ari Endra Nasution, ST Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan hingga selesainya Laporan Kerja Praktek ini.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Muara
Bungo yang telah membantu mengurus surat perizinan dan
kepentingan administrasi sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja
Praktek dengan lancar.
5. Ibu Nana Wirnarni, ST. selaku Pejabat Pembuat Komitmendan
seluruh Pegawai Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1
Provinsi Jambi yang memberikan ijin dalam melaksanakan Kerja
Praktek ini.
6. Bapak Dagus Purwana, SH selaku Direktur dan seluruh Staff PT.
Megasari Sejati yang telah membimbing serta memberikan data yang
dibutuhkan selama Kerja Praktek di Proyek tersebut.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Program Studi Teknik Sipil
Universitas Muara Bungo.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR BIMBINGAN ii
KATA PENGANTAR . iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Kerja Pratek .... 1
1.2 Objek Kerja Praktek.... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek ..9
1.4 Lingkup Kerja Praktek.... 10
1.5 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ..... 10
1.6 Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan ....... 11
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengendalian dan Pengawasan Mutu .............................................. 68
4.1.1 Struktur Organisasi .............................................................. 68
4.2 Proses Pengadaan Jasa ..................................................................... 70
4.2.1 Ketentuan Umum ................................................................. 70
4.2.2 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi ................................... 70
4.2.3 Tender ................................................................................. 71
4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen .................................................. 71
4.3.1 Pengumpulan Data Existing ................................................. 71
4.3.2 Gambar-gambar Perencanaan ............................................. 71
4.3.3 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ............ 72
4.3.4 Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan ) ........................... 72
4.4 Proses Seleksi dan Penunjukkan kontraktor ................................... 72
4.5 Dokumen Kontrak ........................................................................... 76
4.5.1 Pembahasan Umum Dokume Kontrak ................................ 76
4.5.2 Fungsi Dokumen Kontrak dalam Pelaksanaan Proyek ....... 77
4.5.3 Kontrak dan Lampian-lampiran Kontrak ............................ 77
4.6 Metoda penanganan Pekerjaan ........................................................ 78
LAMPIRAN LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Rencana
2. Time Scedule
3. Data Calendering
4. Data Stressing
5. Surat Selesai Kerja Praktek
6. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
b. Cor Pilecap
Cor pilecap terdiri dari :
- Lean Concrete (lantai kerja beton mutu rendah K-125) tebal
10 cm
- Beton mutu sedang K-300 yang dicor dengan menggunakan
Concrete Mixer kapasiatas 0,3 m3
- Baja Tulangan yang dirakit
c. Cor Abutmen
Abutmen Kedua sisi pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Jembatan Badak Mati Kabupaten Batanghari dicor
dengan menggunakan MobilConcrete Mixer kapasiatas 7 m3
dengan komposisi baja tulangan dan beton K-300 dan pada setiap
dudukan gelagar diberi mortar (umpak) tebal 5 cm sebanyak 5
buah serta stopblock 2 buah di kiri dan kanan ujung Abutmen
serta pilar yang berfungsi mencegah gelagar bergeser ke arah
samping. Sementara wingwall dan plat injak dikerjakan setelah
gelagar pracetak terpasang hal ini bertujuan mempermudah
lounching gelagar.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak terkait dari PT Megasari Sejati,
antara lain pihak engineering, supervisor, surveyor dan quality
control. Ditambah dengan melakukan tanya jawab dengan pihak
lapangan.
3. Gambar kerja dan data tertulis
Merupakan data yang berisi tentang keterangan teknis proyek, dimana
dari data tersebut dapat diketahui rencana pembangunan suatu
konstruksi dan dapat pula digunakan untuk menyusun langkah-
langkah dari suatu pekerjaan di proyek tersebut. Dari data tersebut
dapat diketahui hal-hal yang sesuai dengan rencana maupun yang
tidak sesuai dengan rencana awal.
4. Kepustakaan/ Study Literatur
Merupakan pelengkap dari data yang didapat selama melakukan kerja
praktek. Kepustakaan dapat digunakan sebagai pembanding dalam
menganalisa hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
1.2. Objek Kerja Praktek
1.3. Tujuan dan Kerja Praktek
1.4. Data Proyek
1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek
1.6. Sistematika Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2.3. Tender
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 23 menerangkan bahwa
tender (pelelangan umum) adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang memenuhi syarat.
2.3. Perencanaan
2.3.1. Tinjauan Umum
Berdasarkan peraturan Departemen Pekerjaan Umum tentang Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan, Kegiatan perencanaan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting sebelum dilaksanakannya suatu pekerjaan
atau proyek. Hasil perencanaan merupakan produk yang didukung oleh
peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan
baik secara teknis maupun secara hukum. Perencanaan yang matang
sebelum dimulainya suatu pekerjaan tidak hanya menghemat biaya tetapi
juga dapat menghemat waktu dan tenaga. Adapun tahapan tahapan
perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1
Q = C. An
Metoda Rasional
Q = I0 . A
2
I0 = 0.045
+1
Q = A. V
L=C Q
P
jadi bentang ekonomis = =
a1
- Kedalaman Penggerusan
Pada umumnya penggerusan dasar alur terjadi pada waktu
banjir dimana penggerusan terjadi pada kaki pilar, kepala
jembatan dan juga pada belokan sungai.
Dalamnya penggerusan normal adalah kedalaman air
ditengah aliran pada saat debit banjir maksimum
- Kedalaman Pondasi
Dalamnya pondasi minimum dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus berikut :
P 1 sin Q
h= 2
W 1+sinQ
Qult = Qe + Qs
Qall =
Dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang maksimum
Qe = Kapasitas daya dukung ujung yang didapat dari
tanah di bawah ujung pondasi
Qs = Kapasitas daya dukung yang didapat dari gaya
geser atau gaya ahesi antara tiang pancang
dengan tanah
Qall = Kapasitas daya dukung tiang pancang ijin
SF = Faktor keamanan
- Ruang Bebas Jembatan
Ruang bebas jembatan adalah lebar dan tinggi jembatan yang
dapat dilalui oleh lalu lintas.
Didalam peraturan Bina Marga tidak dicantumkan berapa
lebar minimum yang disyaratkan, hanya ada persyaratan
mengenai tinggi minimum jembatan yaitu 4.50 m.
9. Bangunan atas yang tersedia
Jenis struktur bangunan atas dapat direncanakan sesuai kebutuhan
b. Tahap 2
Menggunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk
menentukan semua hambatan geometrik pada struktur yang diusulkan
1. Alinyemen jalan yang diusulkan
2. Persyaratan aliran keadaan batas
3. Potensi gerusan
4. Lokasi bahan pondasi dan potensi kelongsoran tebing
5. Lokasi dan lebar alur utama sungai
6. Persyaratan konstruksi dan pelaksanaan
7. Persyaratan pemeliharaan
8. Aksi sismie
c. Tahap 3
Dengan kreatifitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam
batas hambatan geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2
atau 3 kombinasi bangunan bawah/ pondasi/ banguanan atas yang
memenuhi pokok perencanaan secara baik.
1. Rancangan percobaan
2. Jenis dan dimensi bangunan atas dan bangunan bawah tipikal :
- Bangunan atas kayu
- Bangunan atas baja, komposit
- Bangunan atas beton bertulang
- Bangunan atas beton prategang
- Banguanan bawah dengan pondasi langsung, sumuran, dan
tiang pancang
3. Pilihan alternatif
d. Tahap 4
Melaksanakan analisis perencanaan (Gambar prarencana/pradesign)
untuk alternatif terbaik dari tahap 3. Gambar prarencana tersebut
memberikan dimensi yang diperlukan untuk mencapai kekuatan dan
tujuan stabilitas.
e. Tahap 5
Perkiraan biaya untuk alternatif alternatif tersebut. Perkiraan biaya
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang paling ekonomis
yang dapat diterima
f. Tahap 6
Menyelesaikan prarencana dan membuat gambar rencana, laporan
perencanaan, dan perkiraan biaya yang baru sehingga dapat
menghemat biaya.
a. Survey Pendahuluan
Pada perencanaan konstruksi jembatan diperlukan data-data akurat
yang digunakan sebagai dasar perencanaan. Untuk itu diperlukan
survey untuk mendapatkan data-data tersebut, survey perlu dilakukan
dengan cermat agar mendapatkan hasil yang akurat. Adapun data-data
yang diperlukan dalam perecanaan konstruksi jembatan antara lain:
1. Data tanah di sekitar lokasi proyek untuk menentukan tipe
pondasi yang akan digunakan.
2. Data banjir dan kecepatan aliran sungai. Data banjir digunakan
untuk mengetahui tinggi muka air banjir yang akan digunakan
untuk menentukan peil lantai jembatan. Data banjir dan kecepatan
aliran sungai juga digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
konstruksi pilar dan abutment.
3. Data kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang
direncanakan akan melewati jembatan.
4. Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah
perencanaan.
5. Data penunjang lain untuk mendapatkan informasi lapangan
kaitannya dengan aspek pelaksanaan dan analisis lainnya misal
tentang tenaga kerja, material, harga satuan dan lain lain.
Setelah data data teknis lengkap maka diadakan analisis dan
selanjutnya akan ditetapkan antara lain :
- Lebar jembatan
- Elevasi jembatan
- Bentang jembatan
- Konstruksi jembatan, meliputi konstruksi bagian bawah dan
konstruksi bagian atas jembatan.
- Material yang dibutuhkan
Untuk mendapatkan data-data diatas dan sebagai pertimbangan
analisa, maka dilakukan survey lanjutan yang meliputi:
2.6.2. Kontraktor
Kontraktor merupakan orang/instansi yang bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan yang diberikan pemilik (owner) dan bertanggung jawab
langsung terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Penunjukan kontraktor
dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung atau pelelangan sesuai
yang dituliskan dalam Keppres No. 80 tahun 2003. Kontraktor wajib untuk
mentaati segala sesuatu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
Tetapi kontraktor juga dapat mengajukan adendum kepada owner bila
adanya pekerjaan yang telah sesuai kontrak tidak dapat dilaksanakan di
lapangan.
Pada lingkup tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja masing-
masing personil ditetapkan secara rinci oleh perusahaan sebagai berikut:
a. Site Manager
1. Memimpin dan mengkoordinasi semua pelaksanaan proyek agar
berjalan sesuai dengan schedule.
2. Mempelajari, menganalisa dan memahami semua perencanaan
proyek.
3. Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pelaksanaan sesuai
dengan perencanaan proyek.
4. Membuat schedule bahan, alat dan sdm serta mengkoordinir dan
memantau (membuat Net Work Planing).
5. Melaporkan semua hasil pekerjaan yang telah dikerjakan ke
direksi.
6. Mengevaluasi dan menindak lanjuti pelaksanaan proyek yang
telah berjalan.
7. Membuat pengajuan sertifikat bulanan (monthly certificate).
8. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek termasuk mobilisasi
dan demobilisasi.
9. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatankegiatan yang
berkaitan dengan penanganan proyek.
10. Pembinaan terhadap personil di proyek untuk meningkatkan
SDM.
b. General Superintendent
1. Sebagai orang yang mengkoordinasi segala kegiatan pelaksanaan
konstruksi agar sesuai dengan kontrak yang disepakati.
2. Mengarahkan pelaksanaan konstruksi agar dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan (sesuai time schedule).
b. Standar pelaksanaan
1. RSNI T-12-2004 Tentang Perencanaan Struktur Beton untuk
Jembatan
2. SNI 03-1725-1989 Tentang Cara Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya
3. SNI 2458 : 2008 Tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Uji
Beton Segar
4. SNI 06-2412-1991 Tentang Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air
5. SK SNI T-15-1991-03 Tentang Beton Prategang
6. SNI 03-3976-1995 Tentang Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton
7. SNI 03-3976-1995 Tentang Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Owner
SATKER Pelaksanaan Jalan Nasional
Wil. 1 Prov. Jambi, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. 3
2. Gaji harian
Gaji harian dibayar sesuai kesepakatan dan diterima oleh pekerja
lapangan (mandor, tukang, security, operator dan pekerja harian
lepas)
3. Gaji borongan
Gaji borongan yang dimaksud adalah pembayaran upah untuk
setiap pekerjaan yang disub-kontrakkan dan diterima oleh
pemborong yang besarnya sesuai kesepakatan
4. Lembur
Gaji lembur dibayar untuk seluruh personil yang terlibat dalam
pekerjaan yang dilemburkan dan dihitung untuk setiap jam
lembur
5. Bonus
Jika pekerjaan sesuai target atau lebih cepat dari target yang
direncanakan maka ada pembayaran lebih di akhir pekerjaan yang
diberikan oleh kontraktor kepada beberapa personil dan besarnya
sesuai kemampuan keuangan Kontraktor.
Angkat meja
Angkat rol utama dan lepaskan rol samping dari rol
utama.
- Penarikan Kembali Rangka Bealey ( Acrow Panel )
- Penyuntikan Pasta Semen Kedalam Tendon ( Grouting)
- Penempatan Gelagar Tahap II (Akhir)
- Finishing Gelagar
Pemasangan Elastomeric (Rubber Bearing)
Pemasangan diaphragma
Pekerjaan pemasangan diaphragma dibagi dalam beberapa sub
pekerjaan yaitu:
Penempatan diaphragma
Spesi
Stressing
Grouting
Finishing
1. Data kalendering
Data kalendering tidak disertakan dalam laporan ini
2. Data hasil uji slump
Data hasil uji slump tidak ada dokumentasinya pada laporan ini
3. Data hasil uji kuat tekan beton
Data hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat dalam lampiran
laporan kerja praktek ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
PPK - 05
Nana Winarni Badar, ST.
Direktur
Dagus Purwana, SH.
Proyek Manager
A Hadi Prawira
General Superintendent
Ngadiran, ST.
Adm. Lapangan
Endro Prabowo
Pelaksana
Daladi
4.2.3. Tender
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 23
menerangkan bahwa tender (pelelangan umum) adalah metode pemilihan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
n. Pengambilan Dokumen
o. Penjelasan Pekerjaan ( Aanwidjzing )
p. Pemasukan Penawaran
q. Pembukaan Penawaran
r. Evaluasi, Kualifikasi dan Klarifikasi Penawaran
s. Pembuktian Kualifikasi
t. Penetapan dan Pengumuman Pemenang
u. Penunjukan Pemenang
v. Penandatanganan Kontrak
g. Evaluasi Harga
1. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi syarat administrasi dan teknis.
2. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
3. Apabila dalam evaluasi terdapat harga yang tidak wajar akibat
terjadinya persaingan yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan dianggap gagal
dan peserta yang terlibat dimasukkan ke daftar hitam.
4. Setelah evaluasi harga, panitia membuat daftar urutan penawaran
yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah yang telah
lulus persyaratan dalam evaluasi administrasi, teknis dan harga.
Cara Kerja
- Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
- Beton dituang kedalam tiang pancang pipa baja
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran
Gambar 4.4. Denah pondasi Tiang Pancang pada abutmen & pilar
- Pekerjaan Pilecap
Bekisting Pilecap
- Bahan
Papan Kayu
Kayu Kasau
Paku
Kawat pengikat
- Alat
Gergaji
Martil
Alat Bantu Lainnya
- Cara Kerja
Kayu dipotong/disambung hingga dicapai ukuran yang
diinginkan.
Kayu yang telah dipersiapkan dirangkai dengan alat
sambung paku hingga didapat bentuk yang diinginkan.
Perangkaian dilakukan dilapangan (posisi pile cap).
Penulangan Pilecap
- Bahan
Baja tulangan diameter 16 mm (BJTD Mile certificate)
Baja tulangan diameter 19 mm (BJTD Mile certificate)
Baja tulangan diameter 22 mm (BJTDMile certificate)
- Alat
Gunting potong baja (metal cutting bar bender)
Blender (pemotong besi dengan menggunakan api bersuhu
tinggi, berbahan oksigen dan acitilin)
Kunci pembengkok besi
Alat bantu lainya (pipa, gegep, dll)
- Cara Kerja
Besi tulangan dipotong kemudian dibengkokkan sesuai
dengan yang diperlukan.
Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar
rencana dan persilangan dengan sengkang diikat.
Pengecoran Pilecap
- Bahan
Semen Portland (PC) Tipe PCC
Pasir Beton
Agregat Kasar
Air
- Alat
Concrete Mixer kapasitas 0,3 m3
Alat Bantu (skop, gerobak, pengki, dll)
Pompa air
Bak Penampung
- Cara Kerja
Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
Beton dituang kedalam bekisting
Dipadatkan dengan internal vibrator
Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran
2. Pekerjaan Abutmen
a. Bekisting Abutmen
Bahan
- Papan Kayu
- Kayu Kasau
- Paku
- Kawat pengikat
Alat
- Gergaji
- Martil
- Alat Bantu Lainnya
Cara Kerja
- Kayu dipotong/disambung hingga dicapai ukuran yang
diinginkan.
- Kayu yang telah dipersiapkan dirangkai dengan alat sambung
paku hingga didapat bentuk yang diinginkan.
- Perangkaian dilakukan dilapangan (posisi Abutmen).
b. Penulangan Abutmen
Bahan
- Baja tulangan diameter 10 mm (BJTD Mile certificate)
- Baja tulangan diameter 13 mm (BJTD Mile certificate)
- Baja tulangan diameter 16 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 19 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 22 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 25 mm (BJTD Mile certificate)
Alat
- Gunting potong baja
- Blender (pemotong besi dengan menggunakan api bersuhu
tinggi)
- Kunci pembengkok besi
- Alat bantu lainya (pipa, gegep, dll)
Cara Kerja
- Besi tulangan dipotong kemudian dibengkokkan sesuai
dengan yang diperlukan.
- Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar
rencana dan persilangan dengan sengkang diikat.
c. Pengecoran Abutmen
Bahan
- Semen Portland (PC) Tipe PCC
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Air
Alat
- Mobil ConcreteMixer kapasitas 7 m3
- Alat Bantu (skop, gerobak, pengki, dll)
- Pompa air
- Bak Penampung
Cara Kerja
- Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
- Beton dituang kedalam bekisting
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran
- Peluncuran
Setelah rangka type 1 dan 2 terpasang, lakukan
penyambungan berikutnya dengan menggunakan rangka type
3 kemudian didorong bertahap hingga rangka type 2 berada
diatas perletakan ujung.
- Pemotongan segmen rangka bealey (acrow panel).
- Portal
Portal dimaksudkan sebagai pembawa (peluncur) segmen gelagar,
pada peluncuran gelagar digunakan 2 buah portal yang dilengkapi
chain block kapasitas 30 ton, tahapan pekerjaan pemasangan portal
adalah:
Pasang rocky roller sebanyak 8 buah diatas rangka utama (4
kanan dan 4 kiri) kemudian pasang 4 buah rol samping (side
roller) disetiap rocky roller.
Pasang meja troly 2 buah (1 kanan dan 1 kiri).
Susun diaphragma beton diatas meja troly hingga dicapai level
portal yang diinginkan.
Pasang balok portal yang sebelumnya telah dilengkapi chain
block kapasitas 30 ton.
Ikat balok portal ke meja dan dikencangkan menggunakan kuku
rantai.
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
Tampak Vertikal
Tampak Horizontal
- Penegangan Gelagar
Pada penegangan gelagar dibagi dalam beberapa sub pekerjaan
yaitu:
Pembersihan permukaan sambungan gelagar
Permukaan gelegar persegmen dibersihkan dengan brush dan
ujung-ujung duckting yang lebih menonjol diratakan agar
memudahkan dalam prases pangisian (memasukkan) kabel (PC
strand) kedalam lubang tendon.
Pengisian kabel kedalam lubang tendon
Ujung kabel (PC strand) dipotong rata kemudian dibungkus
isolasi plastik agar ujung strand yang tajam tidak merusak
duckting, strand didorong hingga ujung kemudian dilebihkan 20
cm di ujung sementara dipangkal dilebihkan 80 cm untuk tendon
1 dan 60 cm untuk tendon selanjutnya hal ini dilakukan untuk
memberi ruang yang cukup pada jack stressing pada saat
penegangan, adapun jumlah kabel pertendon untuk balok
22,60 m :
- Tendon 1, 2 dan 3 = 7 kabel
Pemasangan anchor kepala (anchorhead)
Anchor head yang digunakan adalah anchor head type 7 s yang
berfungsi sebagai dudukan wedges (pasak/baji) dan juga sebagai
- Stressing jack
Cincin depan (front ring)
Anchor hidup (sarang tawon/jari-jari)
Stressing jack
Stop block
Crome wedges
Gauge meter (tera gaya)
- Selang tekanan tinggi
Selang berfunsi sebagai pengalir fluida dari pompa ke
stressing jack sebanyak dua selang (in dan out) yang
disambung menggunakan nevel.
- Pompa stressing
Urutan penegangan pada tendon gelagar dilakukan secara
bertahap:
Tahap 1 tendon 1 = 54 % = 4000 Psi
Tahap 2 tendon 2 =100 % = 7400 Psi
Tahap 3 tendon 3 = 54% = 4000 Psi
Tahap 4 tendon 1 = 100 % = 3400 Psi
Tahap 5 tendon 3 = 100 % = 3400 Psi
Penempatan Gelagar
Setelah penegangan dan merapikan sambungan, gelagar
dipindahkan (angkat, geser, turun) dengan menggunakan crane
dan portal ke tempat sementara.
Bongkar Portal
Portal dibongkar setelah semua gelagar diluncurkan dan
disusun, pembongkaran portal dilakukan beberapa tahap yaitu:
- Lepas rantai pengikat dengan cara membuka kuku rantai
- Angkat portal dengan menggunakan crane
- Lepaskan chain block dari portal
- Angkat diaphragma peninggi portal
- Angkat meja
- Angkat rol utama dan lepaskan rol samping dari rol utama.
Penarikan Kembali Rangka Bealey (Acrow Panel)
Penarikan rangka bealey dilakukan dengan cara rangka
disambung kembali dan diberi beberapa perletakan sementara di
darat sehingga didapat beban rangka di sungai lebih kecil dari
beban rangka didarat, kemudian rangka ditarik perlahan
menggunakan crane dan rangka didarat dipotong bertahap.
Pemasangan diaphragma
Pekerjaan pemasangan diaphragma dibagi dalam beberapa sub
pekerjaan yaitu:
Penempatan diaphragma
Diaphragma diangkat dengan menggunakan crane kemudian
ditempatkan sesuai posisi, perhatikan posisi Tendon
kemudian masukkan strand.
Spesi
Maksud pekerjaan ini adalah menutup lubang antara
permukaan diaphragma dan gelagar dengan menggunakan
adukan pasir dan semen semi basah yang sebelumnya strand
di balut dengan kertas (spesi jangan menyumbat tendon).
Stressing
Stessing dilakukan setelah spesi benar-benar kering dan
tahapannya adalah:
Strand tunggal yang dilengkapi custing, anchorhead dan
wedges ditarik dengan menggunakan Stressing Jack
hingga tegangan mencapai maksimal 6 ton.
Potong kedua ujung kabel dengan menggunakan gerinda
listrik dan sisakan 3 cm dari permukaan wedges.
Tutup anchorhead dan ujung kabel dengan beton atau
mortar yang sebelumnya pasang selang tanam untuk
grouting.
Grouting
Pekerjaan grouting dilakukan setelah beton penutup anchor
head kering dan tahapannya sama dengan groting pada
gelagar.
Finishing
Setelah grouting, rapikan permukaan beton penutup
anchorhead dan permukaan spesi dengan acian semen.
Pemasangan plat deck pracetak
Plat deck pracetak diangkat dengan menggunakan crane
kemudian pasang pada posisi nya dan rapikan dengan
menggunakan pengungkit atau linggis.
Data hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat dalam lampiran
laporan kerja praktek ini.
isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam tiga lapis.
Tiap lapis isi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan
dengantongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata.
Tongkat pemadat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap-
tiap lapisan. Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi
dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan dinding cetakan.
Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat. Tunggu selama menit, dan dalam jangka waktu ini
kelebihan beton harus segera dibersihkan
Cetakan diangkat perlahan-lahan secara tegak lurus ke atas.
Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
Ukurlah Slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji.
Tinggi slump yang diijinkan pada pekerjaan pengecoran tiang
pancang dan abutment tidak lebih dari 7 cm.
c. Pengambilan sampel uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton bertujuan menentukan kekuatan tekan beton
dengan cara pengambilan sampel berbentuk kubus dan silinder.
Adapun tatacara pengambilan sampel yang diamati selama
pekerjaan adalah :
Ambil adukan dari concrete mixer secukupnya
Masukkan adukan beton kedalam cetakan yang berbentuk
silinder dan kubus (yang sebelumnya telah dilumuri oli sebagai
pelumas), kemudian padatkan, rapikan lalu simpan sampel
Sampel yang telah mengering dibuka dari cetakan lalu sampel
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan perawatan dan diuji.
Sampel diambil 2 buah (kubus dan silinder) setiap 1 m3 adukan
beton.
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.3 Tinjauan Keseimbangan Momen agar tidak Terjadi Lentur pada saat
Pengangkatan Deck Slab Precast
Gambar 5.4 Keseimbangan Momen pada saat Pengangkatan Deck Slab Precast
Superposisi Momen
Kekakuan sama
Dimensi sama
M+ = M-
1
/2 q a2 = 1
/8 q ( - 2a )2 1/2 q a2
1/
2 q a2 + 1/2 q a = 1
/8 q ( + 4a + 4a2)
2 1
= /8 q ( + 4a )
qa2 = 1
/8 q ( + 4a + 4a)
a2 = 0
2 4a2 4a
2 4 4 4 2 4 4 2
a1,2 = 2 =
2 4
a1 = -0,2071
a2 = +1,2071
Diambil yang negatif saja karena nilai yang terkecil :
b. Beban T = 10 ton
Beban bergerak merata tanpa kejut q = 2,2 t/m untuk L < 30m
20
Koefesien kejut k = 1 + 50 + L
a. Beban Primer
Berat sendiri konstruksi (terfaktor)
b. Beban akibat T
Gambar 5.10 Analisa lantai jembatan akibat pembebanan roda kendaraan atau beban T
Bidang kontak b = 50 cm
Bidang kontak a = 30 cm
Gambar 5.11 Analisa lantai jembatan akibat penggunaan 2 (dua) lapisan lantai
beton dengan mutu berbeda.
= 811 kg
> 3r 1 x
Maka = 3/4 a + r
= 112,37 cm
. . 10 0,65 1,2
0 = = = 4,2162 t m ( terbesar ambil)
1,85
- = +
0 4,2162 . .
= = 7,3555 .
0,5732
+ 7,3555 7,3555 .
= 4 = 4 0,532 = = 5,2052.
1+ 1+ 1,4131
3 3 1,85
0 4,2162 .
- = -10%x = -10% x = -3751 .
1,124
. = . + .
. = . + .
1
= 5,2052 + 0,0200 = 5,252 tm/m = 5,2252 105 kg cm/m
Kontrol tegangan :
10811
= = = 2,44 kg/2
57,32 77,32
Karena ada perbedaan mutu beton pada lapisan lantai beton maka perlu di
cari tebal efektif ekifalensi dari pada lantai,maka ;
1 300
= h = 16 = 13,85 cm
2 400
2 .
2
1
. . 2 .39 ,40
4000 4000 2 .12,987 .4000
= .
=
0,77
12,987 .4000
= 0,01408
75% 0,00255 . 2
= 2
=
75% 0,00255 0,77.400
4000
+ +
+ 0,003 +
200 .000
Dimana P > jadi perlu tulangan rangkap
= 6 x 2,010
= 12,06 2
Cari lapangan
. . 12,06 2
= = 100 = 0,008708
13,85
Kenyataan di lapangan
Ada 6 13 = 6 x 1,33 cm2 = 7,98
As perlu < As lap. cukup aman!
5,29 cm2< 7,98 cm
Gambar 5.14 Hasil Resume Analisa Perhitungan Tulangan Lantai Jembatan pada
Potongan Melintang
fs 4000
m = = = 12,987
1 . fc1 0,77 x 400
2 x Ru 2 x 27,29
f2 . m. fs 4000 40002 12,987 4000
1 0,77
P = =
m . fs 12,987 4000
= 0,00942
Pmax = 75 % Pb
0,00255 x 2 . fc2 0,00255 x 0,77 x 400
P = fs
= 4000
fc s + 4000 0,003 +
s 200.000
= 0,9985
Jadi P > P 0,00942 > 0,00640 perlu tulangan ganda
7,84 cm2
Ambil 13max perlu =5,89 6 batang
1,33 cm2
Salah satu alternatif analisa hal tersebut adalah dengan cara analisa
perpindahan momen (M- & M+) pada pembebanan statis dengan
mangasumsikan bahwa tumpuan lantai kita anggap jepit sempurna .
+
1
Mmax = q 2 = q 2
24
1 0
20 = 24
1
8
20 = 1 3 2
l0 = 1 2
3 = 0,577 0 = 0,577 185 cm
= 106,75 cm
0 185 106,75
a = = = 39 cm
2 2
1
0 = 8 PL = 4 L = 0,5 x 185 = 92,5 cm
1 P 8
4
0 185 92,5
a = = = 46,25 cm
2 2
Ambil a = 46,25 cm >1/5 = 37 cm
Gambar 5.21. Resume Hasil Analisa Posisi Letak Tulang Geser Miring pada
Lantai Jembatan
fc' 1 300
Tebal plat lantai efektif de =d = 20 =17,32 cm
fc' 2 400
Vc = b x de fc . 1 6
= 1000 x 173,2 30 . 1 6
Gambar 5.24. Denah Kuat Geser pada Beton Dua Lapis Berbeda Mutu
SK SNI. 91.03
Pasal 3.4.3. Jadi Ve< Dmax Kuat geser lebih kecil dari pada gaya geser
Jadi perlu tulangan geser
Linersia plat efektif Ie = 1/12. b . de3 = 1/12. 100 cm (17,32)3
= 43301,27 cm3
Vc .1 . .b . de . 1 4 de
2
Tegangan geser servis Vs = b . Ie
1
16137 ,948 x 1 2 x 100 x 17,32 x ( x 17,32)
4
=
100 x 43301 ,27
= 13,97 kg/cm2
0,002552 2
Pmax = 75%. Pb Pb =
+ Es
<Pmax , maka
As = x b x he
= 0,00398 x 100 x 17,32
= 6,893 cm2 pakai 13 mm perlu 6,893
= 5,18 batang
Dibulat = 5 batang/m
Apabila dilakukan sinkronisasi dengan penulangan atas melintang jembatan
(sb x), akan dapat bertemu dalam satu jalur dengan jarak tulangan yang
sama pula G 20 cm, dengan diameter sama pula yaitu 13 mm.
Gambar 5.25. Resume Analisa Rencana Penulangan Lantai Jembatan Pada Potongan
Melintang Jembatan Deck Slab Precast Type B
Gambar 5.27. Letak Depan Memanjang Unit Plat Deck Precat Type A
(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan)
BETON PRATEGANG
1. Sejarah
2. Aplikasi
3. Sifat-Sifat Bahan
a) Beton
b) Baja Prategang
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum dipakai pada
struktur beton prategang. Baja untuk beton prategang terdiri dari:
Kawat baja
Kawat baja disediakan dalam bentuk gulungan, kawat dipotong
dengan panjang tertentu dan dipasang di pabrik atau lapangan. Baja
harus bebas dari lemak untuk menjamin rekatan antara beton dengan
baja prategang.
Batang Baja
Batang baja yang digunakan untuk beton prategang disyaratkan pada
ASTM A 322, kekuatan batas minimum adalah 1000 MPa. Modulus
elastisitas 1,72 105 1,93.105 MPa. Batang baja mutu tinggi tersedia
pada panjang sekitar 24 m. Batang-batang baja tersedia sampai 34,9
mm.
a. Tiang sandaran
b. Trotoar
c. Pipa pembuangan air hujan
d. Instalasi air bersih dan kabel
e. Plat injak
f. Back wall
g. Wings wall
h. Loneng
3. Selain memikirkan aspek kekatan dari jembatan aspek apa saja yang harus
difikirkan ?
Jawab
a. Aspek sikologis
b. Aspekkenyamanan
c. Aspek estetika
d. Aspek ekonimis
e. Aspek keamanan
6. Beban apa saja yang mampu ditahan oleh perletakan sendi gambarkan..?
Jawab
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan yang dilakukan selama
pelaksanaan kerja praktek, dapat diambil beberapa simpulan antara lain:
1. Objek Kerja Praktek adalah Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati dan merupakan
proyek Pemerintah.
2. Proses pengadaan jasa konstruksi dilakukan dengan sistem pelelangan
umum dan ketentuannya mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000.
3. Struktur jembatan pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan
Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati menggunakan gelagar Type I
Panjang 22 m Tinggi 125 cm produksi Pracetak Jambi dan merupakan
jembatan klass A.
4. Proses seleksi dan penunjukan Kontraktor sesuai dengan Perpres No,
54 Tahun 2010.
5. Dokumen kontrak lengkap beserta lampiran-lampirannya mengacu
pada Perpres No, 54 Tahun 2010.
6. Organisasi penanganan pekerjaan pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati sesuai dengan
PP No 30 Tahun 2000.
7. Metode penanganan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan metode
yang ditetapkan dan metode lain nya yang disepakati.
8. Penerapan standard dan peraturan yang dilakukan pada Proyek
Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai
Badak Mati sangat ketat untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
diinginkan.
6.2. Saran
Selama pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati dan Penyusunan Laporan
Kerja Praktek tidak terlepas dari hambatan-hambatan ataupun kekurangan-
kekurangan, untuk penulis ingin memberikan beberapa saran :
1. Penyelenggara Kerja Praktek diharapkan lebih mensosialisasikan
proses dan tahapan pelaksanaan Kerja Praktek agar Mahasiswa lebih
siap melaksanakan Kerja Praktek benar.
2. Kepada perencana diharapkan lebih detil menyajikan gambar hasil
perencanaan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membaca gambar
ketika pelaksanaan sebagai contoh :
a. Sertakan desain balok tumit pada Abutment agar memudahkan
pemasangan Elastomerick.
b. Pada perencanaan harus dibahas tentang ruang yang disediakan
untuk tahapan peluncuran (lounching) gelagar.
3. Kepada kontraktor agar kedepannya memperhatikan timbunan
sementara oprit sehingga didapatkan landasan penegangan
(stressingbad) yang rata sehingga mempermudah proses peluncuran
(lounching) gelagar.
4. Pengawas diminta supaya lebih aktif dalam pengawasan serta
koordinasi dengan kontraktor lebih ditingkatkan untuk meminimalkan
kesalahan dalam pelaksanaan.
5. Diharapkan kepada owner untuk lebih aktif agar pelaksanaan
pekerjaan lebih cepat (bukan sekedar tepat waktu).
6. Kepada mahasiswa peserta Kerja Praktek selanjutnya agar lebih
mempersiapkan diri serta pendekatan pada organisasi pengelola
proyek (owner, pengawas dan kontraktor) lebih ditingkatkan sehingga
ilmu dan data yang diperlukan mudah didapat.
Dokumentasi Pemancangan
Dokumentasi Kalendring