Anda di halaman 1dari 168

1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN JEMBATAN BADAK MATI
KABUPATEN BATANGHARI
JAMBI

Oleh :

HERU PURNAMA SIDIQ


091016122201019

Pembimbing :
ARI ENDRA NASUTION, ST.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2014

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
2

LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN JEMBATAN BADAK MATI
KABUPATEN BATANGHARI
JAMBI

Oleh :

HERU PURNAMA SIDIQ


091016122201019

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademis


Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo

Menyetujui/ Mengesahkan :
Muara Bungo,12 Maret 2014

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Ari Endra Nasution, ST Furqan D Yunus, ST

Mengetahui :
Ketua
Program Studi Teknik Sipil
Dekan Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo Universitaas Muara Bungo

Ir. Azdy Elfistoni, MT. Furqan D Yunus, ST

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
3

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan berkat nikmat -Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
pada Proyek duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari dengan baik dan lancar.
Kerja Praktek ini merupakan Mata Kuliah Wajib yang harus ditempuh
dalam rangka menyelesaikan pendidikan Kesarjanaan Strata I (S1) di Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Muara Bungo, dimana Mata
Kuliah Kerja Praktek ini mempunyai bobot 3 SKS.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis dibantu oleh berbagai pihak dan
dengan rasa hormat, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Ir. Azdy Elfistoni, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muara Bungo.
2. Bapak Furqan D Yunus, ST. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muara Bungo
3. Bapak Ari Endra Nasution, ST Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan hingga selesainya Laporan Kerja Praktek ini.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Muara
Bungo yang telah membantu mengurus surat perizinan dan
kepentingan administrasi sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja
Praktek dengan lancar.
5. Ibu Nana Wirnarni, ST. selaku Pejabat Pembuat Komitmendan
seluruh Pegawai Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1
Provinsi Jambi yang memberikan ijin dalam melaksanakan Kerja
Praktek ini.
6. Bapak Dagus Purwana, SH selaku Direktur dan seluruh Staff PT.
Megasari Sejati yang telah membimbing serta memberikan data yang
dibutuhkan selama Kerja Praktek di Proyek tersebut.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
5

7. Bapak Kasirman, ST., Bapak Suwarjo, BE.,ST., dan seluruh rekan


Pegawai PU Pracetak Jambi yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu dan memberikan informasi, dukungan, saran, pengetahuan,
motifasi yang sangat berguna selama Kerja Praktek dan dalam
penyusunan laporan ini.
8. Bapak Harun Aroniselaku Operator Stressing dari PU Pracetak Jambi.
9. Keluarga penulis Khususnya Kedua Orang tua saya dan Anggi
Kardianti yang selalu memberikan dukungan, nasehat, bantuan, dan
doa sehingga penulis bersemangat, sabar, dan teguh dalam
pelaksanaan Kerja Praktek dan penyusunan laporan.
10. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2009 dan adik-adik
tingkat khususnya yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa
Teknik Sipil (CESC) Universitas Muara Bungo yang telah
memberikan banyak masukan dan dorongan hingga Laporan Kerja
Praktek selesai.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam kelancaran proses pelaksanaan kerja
praktek maupun penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Kerja Praktek ini masih banyak
kekurangan dalam penyajian dan penulisan, oleh karena itu saran dan kritik sangat
diharapkan demi penyempurnaan Laporan Kerja Praktek ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Program Studi Teknik Sipil
Universitas Muara Bungo.

Muara Bungo, Maret


2014

Penulis

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
6

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR BIMBINGAN ii
KATA PENGANTAR . iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Kerja Pratek .... 1
1.2 Objek Kerja Praktek.... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek ..9
1.4 Lingkup Kerja Praktek.... 10
1.5 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ..... 10
1.6 Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan ....... 11

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Manajemen Proyek ........................................................................ .. 13
2.2 Pengadaan Pemberi Jasa ................................................................ .. 14
2.2.1 Jenis Perilaku Pembelian .................................................. .. 14
2.2.2 Ketentuan Umum .............................................................. .. 14
2.2.3 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi ................................. .. 14
2.2.4 Tender ............................................................................... .. 14
2.3 Perencanaan ................................................................................... .. 15
2.3.1 Tinjauan Umum ................................................................. .. 15
2.3.2 Survey dan Penyelidikan .................................................. .. 25
2.3.3 Perancangan Struktur ........................................................ .. 28

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
7

2.3.4 Perencanaan Struktur Bawah ............................................ .. 29


2.3.5 Perencanaan Struktur Atas ................................................ .. 30
2.3.6 Dokumen Perencanaan ..................................................... .. 30
2.4 Pengadaan Kontraktor ................................................................... .. 30
2.4.1 Metoda Pengadaan Kontraktor .......................................... .. 30
2.4.2 Proses dan Tata Cara Pengadaan Kontraktor .................... .. 30
2.5 Dokumen Kontrak ......................................................................... .. 36
2.5.1 Pembahasan Umum Dokumen Kontraktor ........................ .. 36
2.5.2 Jenis-jenis Kontrak Proyek ............................................... .. 38
2.6 Organisai Pengelolaan Proyek ....................................................... .. 40
2.6.1 Pemilik (Owner) ................................................................ .. 40
2.6.2 Kontraktor ......................................................................... .. 40
2.6.3 Konsultan Perencanaan ..................................................... .. 44
2.6.4 Konsultan Pengawasan ..................................................... .. 45
2.6.5 Tenaga Kerja ..................................................................... .. 46
2.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan...................................................... .. 46
2.7.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Proyek ............................... .. 46
2.7.2 Peralatan yang digunakan ................................................. .. 47
2.8 Standar dan Peraturan .................................................................... .. 48
2.8.1 Standar Perencanaan / Kontruksi ....................................... .. 48
2.8.2 Peraturan Perencanaan / Pelaksanaan Kontruksi .............. .. 49

BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI


3.1 Proses Perencanaan dan Dokumen Proyek ...................................... 51
3.1.1 Gambar-gambar Perencanaan ............................................ .. 51
3.1.2 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) .......... .. 51
3.1.3 Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan ........................... .. 51
3.2 Proses Seleksi penunjukkan Konsultan / Kontraktor....................... 52
3.3 Organisasi dan Personil ................................................................... 52
3.3.1 Bentuk Organisasi ............................................................... 52
3.3.2 Organisasi Kontraktor .......................................................... 53
3.3.3 Sistem Pelaporan ................. 54
3.4 Metoda Pelaksanaan dan Peralatan .................................................. 55

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
8

3.4.1 Peralatan yang Digunakan ................................................... 55


3.4.2 Material yang Digunakan..................................................... 55
3.4.3 Tata Cara Pelaksanaan Proyek ............................................ 56
3.4.4 Metoda Pengendalian Kualitas ........................................... 61
3.5 Administrasi Proyek ........................................................................ 62
3.5.1 Kontrak dan Lampiran-lampiran Kontrak ........................... 62
3.5.2 Tata Cara Penghitungan Kualitas / Volume Pekerjaan ....... 62
3.5.3 Tata Cara Termyn / MC (Monthly Certicate) ..................... 63
3.5.4 Tata Cara Contact Change Order (CCO) ........................... 63
3.5.5 Tata Cara Penyerahan Hasil Pekerjaan (Hard Cover) ........ 64
3.6 Pengendalian dan Pengawasan Mutu .............................................. 64
3.6.1 Dokumen Proses Pengendalian Mutu .................................. 42
3.6.2 Tata Cara Pengawasan dan Jenis-jenis Pengujian Mutu ...... 42
3.6.3 Prosedur Pengujian Mutu Dilapangan dan Dilaboratorium . 44

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengendalian dan Pengawasan Mutu .............................................. 68
4.1.1 Struktur Organisasi .............................................................. 68
4.2 Proses Pengadaan Jasa ..................................................................... 70
4.2.1 Ketentuan Umum ................................................................. 70
4.2.2 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi ................................... 70
4.2.3 Tender ................................................................................. 71
4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen .................................................. 71
4.3.1 Pengumpulan Data Existing ................................................. 71
4.3.2 Gambar-gambar Perencanaan ............................................. 71
4.3.3 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ............ 72
4.3.4 Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan ) ........................... 72
4.4 Proses Seleksi dan Penunjukkan kontraktor ................................... 72
4.5 Dokumen Kontrak ........................................................................... 76
4.5.1 Pembahasan Umum Dokume Kontrak ................................ 76
4.5.2 Fungsi Dokumen Kontrak dalam Pelaksanaan Proyek ....... 77
4.5.3 Kontrak dan Lampian-lampiran Kontrak ............................ 77
4.6 Metoda penanganan Pekerjaan ........................................................ 78

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
9

4.6.1 Pekerjaan Struktur Bawah .................................................. 78


4.6.2 Pekerjaan Struktur Atas ...................................................... 84
4.7 Penerapan Standar dan peraturan..................................................... 99
4.7.1 Metode Pengendalian Kualitas ............................................ 100
4.7.2 Dokumen Proses Pengendalian Mutu ................................. 101
4.7.3 Tata Cara Pengawasan dan Jenis-jenis pengujian Mutu ..... 102
4.7.4 Prosedur Pengujian Mutu Dilapangan dan Dilaboratorium . 102

BAB V TUGAS KHUSUS


5.1 Tugas Khusus................................................................................... 106
5.2 Tinjauan Akibat Beban Sementara Pada Deck Slab Precast .......... 106
5.3 Perhitungan Lantai Jembatan .......................................................... 110
5.3.1 Data Teknis Pembebanan .................................................... 110
5.3.2 Peninjauan Kontruksi Lantai Kendaraan ............................ 112
5.3.3 Mendimensi Tulangan Lantar ............................................. 117

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 141
6.2 Saran ....................................................................................... 142

LAMPIRAN LAMPIRAN

FOTO DOKUMENTASI

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek ....................................................................... 2


Gambar1.2. Pemancangan Tiang Pancang ....................................................... 4
Gambar1.3. Pengecoran Pilecap . .......... 5
Gambar1.4. Pengecoran Abutmen ............ 6
Gambar 1.5. Ilustrasi Peluncuran Gelagar.............. 7
Gambar1.6. Peluncuran (Lounching) gelagar pracetak .. .......... 8
Gambar3.1. Sistem Organisasi Proyek ............................................................ 52
Gambar 3.2. Pemasangan Elastomeric Rubber Bearing .................................. 58
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Omner .......................................................... 68
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Kntraktor Pelaksana .................................... 69
Gambar 4.3. Pemancangan Tiang Pondasi Abutment . ........ 80
Gambar 4.4. Denah Pondasi Tiang Pancang pada Abutment dan Pilar .......... 81
Gambar 4.5. Sebelum dan Sesudah Pemancangan Tiang Pancang ................. .82
Gambar 4.6. Type Rangka Bealey .................................................................... 85
Gambar 4.7.a Peluncuran Rangka Bealey ........................................................ 86
Gambar 4.7.b Peluncuran Rangka Bealey (Lounching Truss Bealey) ............... 87
Gambar 4.8. Peletakan Portal ........................................................................... 88
Gambar 4.9. Ilustrasi Peluncuran Gelagar ....................................................... 91
Gambar 4.10. Potongan Melintang Peluncuran Gelagar Pracetak .................... 92
Gambar 4.11. Anchor Head ...... ......... 93
Gambar 4.12. Posisi Tendon .... ......... 94
Gambar 4.13. Penegangan Gelagar (Stressing) ... ......... 95
Gambar 4.14. Penempatan Gelagar dengan Menggunakan Crane dan Portal ... 96
Gambar 4.15. Pemasangan Elastomeric Rubber Bearing ................................. 98
Gambar 4.16. Stressing dan Grouting pada Diaphragma . ......... 99
Gambar 4.17. Pengambilan Data Kalendering ................................................. 103
Gambar 5.1. Tampak Atas Plat Deck Precast................................................ 107

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
11

Gambar 5.2. Tampak Memanjang Plat Deck Precast . 107


Gambar 5.3. Tampak Melintang Plat Deck Precast .... 106
Gambar 5.4. Keseimbangan Momen pada saat Pengangkatan
Deck SlabPrecas ...........................................................................108
Gambar 5.5. Pembebanan Plat Deck Precast . 108
Gambar 5.6. Super Posisi Momen (M+ = M) ... 108
Gambar 5.7. Hasil Resume Super Posisi . 110
Gambar 5.8. Pembagian Beban Kendaraan pada Lantai Jembatan . 111
Gambar 5.9. Potongan Melintang Jembatan yang Dibebani Muatan
Kendaraan Peninjauan Lantai tiap 1,00 m lebar . 112
Gambar 5.10. Analisa Lantai Jembatan Akibat Pembebanan Roda Kendaraan
Atau beban T ... 114
Gambar 5.11. Analisa Lantai Jembatan Akibat Pengguna 2 (dua) Lapisan
Lantai Beton dengan mutu Berbeda ... 114
Gambar 5.12. Momen Tumpuan .. 116
Gambar 5.13. Analisa Perhitungan Penulangan Lantai Jembatan ....117
Gambar 5.14. Hasil Resume Analisa Perhitungan Tulangan Lantai Jembatan
Pada Potongan Melintang .. 119
Gambar 5.15. Penulangan Beton Jembatan pada Potongan Melintang
(Data Aktual / Lapangan) ... 119
Gambar 5.16. Penulangan Melintang Lantai Jembatan Hasil Analisa .. 120
Gambar 5.17. Penulangan Melintang Jembatan Aktual Dilapangan ... 121
Gambar 5.18. Pembebanan Dinamis pada P (Roda) .... 122
Gambar 5.19. Pembebanan Merata q = Beban Tetap (Statis) .. 122
Gambar 5.20. Beban Dinamis P (Roda) Berada Ditengah-tengah Plat atau
Jarak Tengah-tengah antara Gelagar .... 122
Gambar 5.21. Resume Hasil Analisa Posisi Letak Tulang Geser Miring
Pada Lantai Jembatan .... 124
Gambar 5.22. Bidang Momen ...... 124
Gambar 5.23. Bidang Gaya Lintang ..... 124
Gambar 5.24. Denah Kuat Geser pada Beton Dua Lapis Berbeda Mutu . ...125

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
12

Gambar 5.25. Resume Analisa Rencana Penulangan Lantai Jembatan


Pada Melintang Jembatan Deck Slab Precast Type B .... 128
Gambar 5.26. Penyusunan Letak Posisi Plat Deck Slab Precast ......... 128
Gambar 5.27. Letak Depan Memanjang Unit Plat Deck Precast Type A
(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan) ..... 128
Gambar 5.28. Potongan Memanjang Unit Plat Deck Precast Type A
(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan) ....... 129
Gambar 5.29. Potongan Melintang Unit Plat Deck Precast Type A
(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan) .... 129

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Berat Volume Beban Mati. 17


Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan.. 55
Tabel3.2. Material yang digunakan .. 56

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
14

DAFTAR ISTILAH

Aanwidjzing : Penjelasan tentang proyek yang akan dilelangkan


Abutment : Kepala jembatan yang berada di ujung-ujung
jembatan
Activity : Aktivitas proyek
Addendum : Tambahan kontrak proyek
Administrasi Keuangan : Pengelolaan keuangan
Administrasi Teknik : Pengelolaan teknis pekerjaan
Aggregate : Material berbutir
Alinyemen : Proyeksi sumbu jalan/jembatan
Anchor head : Alat untuk menjangkarkan tendon
Arbitrase : Pemutus atau penyelesaian sengketa
Back Wall : Dinding penahan tanah pada jembatan bagian
belakang
Bill of Quantity : Kuantitas harga proyek
Boring : Pemboran tanah
Bucket : Alat pengeruk
Calendering : Tes untuk mengetahui besar penurunan tiang
pancang
Cash Flow : Aliran keuangan proyek
Chain Block : Katrol mekanik
Chord : Profil baja untuk menambah kekuatan truss
bealey
Clearance : Pembersihan lapangan
Concrete Mixer : Mesin pengaduk campuran beton
Concrete Vibrator : Mesin penggetar campuran beton
Contract Change Order : Permintaan perubahan kontrak
Contract Drawing : Gambar kontrak
Crumb Rubber : Karet alam (setengah jadi)
Custing : Kepala tendon

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
15

Diafragma : Rusuk gelagar jembatan


Direct Shear Test : Tes geser langsung pada tanah
Disturbed Sample : Sampel tanah yang dipengaruhi lingkungan
Drafter / Drafmen : Juru gambar teknik
Duckting : Selongsong/pembungkus tendon
Dump Truck : Kendaraan pengangkut yang dilengkapi dengan
pembongkar mekanis
Elastomeric : Perletakan jembatan yang terdiri dari plat baja
dan karet
Engineering : Teknik
Excavator : Alat berat yang dilengkapi dengan bucket
Fee : Keuntungan
Field Hand Over : Serah terima lapangan pekerjaan
Finishing : Penyelesaian pekerjaan
Footing / pile cap : Telapak pondasi
Front wall : Dinding penahan tanah bagian depan jembatan
Gelagar / Girder : Balok utama jembatan
General Superintendent : Kepala pelaksana lapangan
Generator Set : Alat pembangkit listrik
Grout Pump : Alat pompa grouting
Grouting : Penyutikan pasta semen kedalam tendon
Guide : Alat pembaca tekanan
Hammer Pile Driver : Alat pemukul tiang pancang
Hotmix : Campuran aspal panas
Jack Stressing : Alat untuk menegangkan kabel
Job Mix Formula : Formula untuk campuran beton/aspal
Lean Concrete : Lantai kerja
Lem Epoxsy : Lem perekat antar permukaan beton
Liquid Limit : Batas cair
Liquidity Index : Indeks pencairan
Logistic : Bahan/material
Loneng : Sayap gorong-gorong

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
16

Lounching : Peluncuran gelagar


Lump Sum : Sistem kontrak berdasarkan harga pas
Material on Site : Bahan/material di lapangan
Millimeter Block : Kertas grafik
Mobile Crane : Mobil yang dilengkapi dengan katrol pengangkat
Modulus Elastisitas : Rasio tegangan normal tarik/tekan terhadap yang
timbul akibat tegangan
Monthly Certificate : System pembayaran bulanan proyek
Mortar : Peninggi dudukan gelagar
Network Planning : Rencana kerja
Oprit : Timbunan tanah di belakang abutment
Over Head : Biaya tak terduga
Owner : Pemilik proyek
Pierstool : Rangka baja peninggi truss bealey
Pilar / Pier : Pendukung bangunan atas jembatan yang terletak
diantara abutment
Plastic Limit : Batas plastis
Plasticity Index : Indeks plastisitas
Plat Deck : Plat lantai beton yang berfungsi sebagai bekisting
lantai jembatan
Porosity : Angka pori tanah
Port Land : Jenis semen
Portal : Gawang untuk pengangkut chain block
Precast : Komponen Beton yang dicetak terlebih dahulu
sebelum dirakit jadi jembatan
Pre Design : Tahapan perencanaan sebelum desain
Project Hand Over : Serah terima pekerjaan
Quality Control : Kontrol terhadap kualitas pekerjaan
Quality Engineer : Pengawas teknis kualitas pekerjaan
Quantity Control : Kontrol terhadap volume pekerjaan
Quantity Engineer : Pengawas teknis volume pekerjaan
Request : Permintaan pekerjaan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
17

Retensi : Pengganti jaminan proyek


Sample : Contoh bahan/material
Shop Drawing : Gambar kerja sesuai lapangan
Site Manager : Manajer lapangan
Slump Test : Tes kelecakan beton
Specific Gravity : Penyerapan agregat
Specification : Spesifikasi pekerjaan
Specy : Plesteran
Split : Batu pecah
Stamper : Alat pemadat tanah semi mekanis
Stone Crusher : Alat pemecah batu
Stop Block : Balok beton penahan geser
Strand : Kabel baja mutu tinggi
Stressing : Penegangan kabel
Stressing Bad : Landasan penegangan
Stressing Pump : Pompa hidrolik untuk penegangan
Surveyor : Juru survey lapangan
Tender : Pelelangan pekerjaan/proyek
Tendon : Kumpulan strand
Time Schedule : Waktu pelaksanaan pekerjaan
Topografi : Kontur tanah
Truss Bealey : Rangka baja mutu tinggi yang biasanya
digunakan sebagai jembatan sementara/jembatan
militer
Undisturbed Sample : Sampel tanah yang tidak terpengaruh oleh
lingkungan
Unit Price : Harga satuan pekerjaan
Vibrator Roller : Alat berat yang berfungsi sebagai pemadat
Void Ratio : Perbandingan rongga tanah
Water Pump : Pompa air
Water Tanker : Kendaraan tanki air
Wedges : Pasak pengunci kabel ketika penegangan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
18

Welding Set : Peralatan las listrik


Wet Density : Berat volume kering tanah
Wingwall : Dinding penahan tanah bagian samping pada
jembatan
Wobble Factor : Faktor ketidaktepatan lengkungan tendon

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Rencana
2. Time Scedule
3. Data Calendering
4. Data Stressing
5. Surat Selesai Kerja Praktek
6. Dokumentasi

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek


Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Unversitas Muara Bungo, mewajibkan kepada setiap mahasiswa tingkat akhir
melaksanakan Kerja Praktek pada proyek-proyek yang sedang dilaksanakan dan
sesuai dengan jurusannya sebagaisyarat untuk mengkuti ujian sidang Tugas Akhir.
Hal tersebut bertujuan untuk tercapainya pendidikan Strata 1 (S1) pada Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Muara Bungo, sehingga materi
kuliah yang diterima, dipelajari di perkuliahan dapat dipahami, dimengerti oleh
setiap mahasiswa melalui penyerapan studi lapangan selama Kerja Praktek.
Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan cara berfikir logis,
analitis, konsepsional serta bertindak tepat dan cepat sebagai Sarjana Teknik,
sehingga apabila telah terjun di dunia kerja akan lebih mampu bekerja secara
professional.

1.2. Objek Kerja Praktek


Selama ini prasarana penghubung dalam Provinsi Jambi terutama Jalan
Lintas Jambi-Muara Bulian terganggu karena padatnya volume kendaraan.
Peningkatan sudah mulai dilakukan diantaranya Pelaksanaan Peningkatan Jalan
dan Jembatan yang mencakup pelebaran jalan dan pembangunan duplikasi
jembatan. Kegiatan Paket Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Jembatan Badak
Mati Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari merupakan peningkatan jalan
struktur dalam pelaksanaan pada Jalan Muara Tembesi-Muara Bulian-Sp.
Mendalo Darat, dengan di bangunnya jembatan baru Sungai Badak Mati sehingga
diharapkan kepadatan lalu lintas dari Kota Jambi menuju Kabupaten-kabupaten
yang ada didalam Provinsi Jambi begitupun sebaliknya melalui jembatan lama
akan berkurang.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
21

Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek

1.2.1. Data umum


Kegiatan Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Jembatan Sungai Badak
Mati Kabupaten Batanghari ini terdiri dari peningkatan struktur jalan Nasional
dengan data sebagai berikut :

1. Nama Proyek : Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan


Jembatan Badak Mati
2. Nama Satuan Kerja : SNVT Pelaksana Jalan Nasional
Wilayah I Provinsi Jambi
3. Nama Paket : Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan
Jembatan Badak Mati
4. Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2013
5. Lokasi : Desa Pulau Betung Kecamatan
Pemayung Kabupaten Btanghari
Provinsi Jambi
6. Nomor Kontrak : KU.03.01/PJN-I/05

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
22

7. Nilai Kontrak : Rp. 5.763.473.000,00 (Termasuk PPn


10%.)
(Lima milyar Tujuh ratus Enam Puluh
Tiga juta Empat ratus Tujuh puluh
Tiga ribu rupiah)
8. Tanggal Kontrak : 08 Maret 2013
9. Pemilik/Owner : Kementrian Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga / Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III
10. Kontraktor : PT. Megasari Sejati
11. Konsultan : PT. Hazfarm Dian Konsultan
PT. Shuma Revine Consultant
12. Jenis Kontrak : Unit Price
13. Panjang Efektif : 22 m (Klas A)
14. Waktu Pelaksanaan : 17 Maret 2013 s/d 12 September 2013
(180 hari kalender)
16. Masa Pemeliharaan : 730 hari kalender
17. Jenis Lelang : Pelelangan Umum

1.2.2. Uraian Pekerjaan Objek Kerja Praktek


Kerja praktek ini dilaksanakan dari Tanggal 15 April sampai dengan
Tanggal 10 September 2013 padaProyek Duplikasi Jembatan Badak
Mati.Dikarenakan keterbatasan waktu pelaksanaan kerja praktek maka pekerjaan
yang diamati selama kerja praktek adalah :
1. Pekerjaan Bangunan Bawah
a. Pemancangan Tiang Pancang Beton (d = 500 mm)
Pondasi abutmen dan pilar menggunakan tiang pancang beton
diameter 500 mm dipancang sedalam rata-rata 21 m dan setiap
abutmen didukung oleh 12 tiang pancang.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
23

Gambar 1.2. pemasangan Tiang Pancang

b. Cor Pilecap
Cor pilecap terdiri dari :
- Lean Concrete (lantai kerja beton mutu rendah K-125) tebal
10 cm
- Beton mutu sedang K-300 yang dicor dengan menggunakan
Concrete Mixer kapasiatas 0,3 m3
- Baja Tulangan yang dirakit

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
24

Gambar 1.3. Pengecoran Pilecap

c. Cor Abutmen
Abutmen Kedua sisi pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Jembatan Badak Mati Kabupaten Batanghari dicor
dengan menggunakan MobilConcrete Mixer kapasiatas 7 m3
dengan komposisi baja tulangan dan beton K-300 dan pada setiap
dudukan gelagar diberi mortar (umpak) tebal 5 cm sebanyak 5
buah serta stopblock 2 buah di kiri dan kanan ujung Abutmen
serta pilar yang berfungsi mencegah gelagar bergeser ke arah
samping. Sementara wingwall dan plat injak dikerjakan setelah
gelagar pracetak terpasang hal ini bertujuan mempermudah
lounching gelagar.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
25

Gambar 1.4. Pengecoran Abutmen

2. Pekerjaan Bangunan Atas


a. Peluncuran (Lounching) Gelagar Pracetak
Gelagar beton pracetak yang digunakan pada Proyek Pelaksanaan
Kontruksi Pembangunan Jembatan Sungai Jujuhan Kabupaten
Bungo adalah gelagar beton prategang mutu tinggi (K-400)
pabrikasi type I dengan Panjang 22 m tinggi 125 cm sebanyak 5
gelagar. Pada peluncuran gelagar ini dibagi dalam beberapa
tahapan pekerjaan yaitu :
- Peluncuran (Lounching) rangka Bealey (truss)
- Portal
- Landasan penegangan (Stressing bad)
- Penyusunan gelagar persegmen
- Penegangan (Stressing)
- Merapikan sambungan segmen
- Peluncuran gelagar
- Penyuntikan pasta semen kedalam Tendon (Grouting)
- Penempatan gelagar (sesuai posisi)

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
26

ILUSTRASI PELUNCURAN GELAGAR PRACETAK


JEMBATAN BADAK MATI

1. Peluncuran gelagar pertama diletakan dipinggir

2. Peluncuran gelagar kedua diletakan dipinggir sebelah gelagar pertama

3. Peluncuran gelagar ketiga diletakan disebelah sisi pinggir yang satunya

4. Peluncuran gelagar Keempat sama seperti gelagar kedua

5. Peluncuran gelagar terakhir diletakan ditengah, kemudian tarik kembali truss


bealey dengan mobile crane,lalu bongkar pierstool, rocky roller dan
diaphragma
1 2 5 4 3

6. Kemudiangeser gelagar dengan menggunakan dongkrak dan tempatkan tepat


diatas mortar untuk delakukan penempatan tahap akhir dan pemasangan
elastomeric (rubber bearing)
Gambar 1.5. Ilustrasi Peluncuran Gelagar

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
27

Gambar 1.6. Peluncuran (Louncing) gelagar pracetak

b. Pemasangan Elastomerik Rubber Bearing


Elastomerik (Rubber Bearing) atau lebih dkenal dengan nama
Elastomerik berfungsi sebagai perletakan gelagar, Elastomerik
yang digunakan berukuran41 cm x 20,5 cm x 4 cmterbuat dari
karet dan baja.

c. Pemasangan Diafragma Pracetak


Diaphragma difunsikan untuk mengikat antar gelagar dan untuk
mengurangi potensi punter yang terjadi pada gelagar. Diafragma
yang digunakan adalah Diafragma beton bertulang (K-400)
berukuran 125 cm x 120 cm x 20 cm sebanyak 16 buah. Adapun
pekerjaan pemasangan Diafragma dibagi dalam beberapa sub
yaitu :
- Penempatan diapragma pracetak
- Pekerjaan plesteran (Specy)
- Penegangan (Stressing)
- Penyuntikan pasta semen ketendon (Grouting)
- Finshing

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
28

d. Pemasangan Plat Deck pracetak (beton bertulang K-400)


Plat deck berfungsi sebagai bekisting pada pekerjaan cor lantai
jembatan berukuran 170 cm x 100 cm x 7cm.

1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek


Kerja Praktek dimaksudkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman
praktek dengan mengikuti langsung kegiatan perencanaan atau pelaksanaan
pembangunan serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari
aplikasi pekerjaan konstruksi mulai dari proses gagasan menjadi wujud fisik
bangunan yang mencakup :
a. Proses seleksi konsultan dan kontraktor
b. Proses perencanaan
c. Dokumen perencanaan
d. Manajemen proyek dan manajemen konstruksi
e. Metoda dan pengendalian kualitas pelaksanaan konstruksi
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek yaitu untuk memenuhi syarat
akademis S1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Muara Bungo dan
menambah wawasan tentang realisasi bidang ilmu yang didalami serta
meningkatkan apresiasi Mahasiswa terhadap pelaksanaan proyek.
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek yaitu:
1. Melihat secara langsung hal yang dipelajari penulis di Program Studi
Teknik Sipil Universitas Muara Bungo di Proyek Pembangunan
Jembatan Badak Mati.
2. Menambah keterampilan dalam penerapan ilmu Teknik Sipil secara
komprehensif terutama bidang struktur jembatan.
3. Menambah pembelajaran, pengalaman dan wawasan ilmu teknis dan
manajemen konstruksi yang berlangsung pada proyek saat
pelaksanaan pembangunan di lapangan.
4. Memahami, mengevaluasi, membahas, melakukan kajian, serta
memberikan pandangan atau pendapat komentar terhadap pekerjaan
pembangunan tersebut.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
29

1.4. Lingkup Kerja Praktek


Lingkup pekerjaan yang diamati dari Objek Kerja Praktek adalah :
a. Pekerjaan Bangunan Bawah
Pekerjaan bangunan bawah yang diamati diantaranya :
1. Pemancangan Tiang Pancang Beton
2. Cor Pilecap
3. Cor Abutmen
b. Pekerjaan Bangunan Atas
Pada tahapan pekerjaan bangunan atas, pekerjaan yang diamati hanya
pemasangan gelagar pracetak yang terbagi dalam beberapa sub yaitu :
1. Peluncuran (Lounching) Gelagar Pracetak
2. Pemasangan Elastomerik (Rubber Bearing)
3. Pemasangan Diaphragma Pracetak
4. Pemasangan Plat Deck Pracetak (beton bertulang K-400)

1.5. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan guna memahami pelaksanaan konstruksi di
lapanganmelalui metode-metode pelaksanaan bangunan serta mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan dan solusi pemecahanya.
Oleh karenanya disusunlah laporan kegiatan kerja praktek sebagai sarana
informasi. Penyusunan laporan berdasarkan data-data yang diperoleh pada Proyek
Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Jembatan Badak Mati yang berlokasi di
Desa Pulau Betung Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
Data-data tersebut diperoleh dengan cara, sebagai berikut :
1. Observasi
Merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung. Data-data
yang diperoleh dapat menunjang pemahaman tentang data tertulis dari
proyek, selain itu terdapat data-data yang tidak terdapat pada data
tertulis dari proyek.Observasi dilaksanakan selama kurang lebih 3
bulan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
30

2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak terkait dari PT Megasari Sejati,
antara lain pihak engineering, supervisor, surveyor dan quality
control. Ditambah dengan melakukan tanya jawab dengan pihak
lapangan.
3. Gambar kerja dan data tertulis
Merupakan data yang berisi tentang keterangan teknis proyek, dimana
dari data tersebut dapat diketahui rencana pembangunan suatu
konstruksi dan dapat pula digunakan untuk menyusun langkah-
langkah dari suatu pekerjaan di proyek tersebut. Dari data tersebut
dapat diketahui hal-hal yang sesuai dengan rencana maupun yang
tidak sesuai dengan rencana awal.
4. Kepustakaan/ Study Literatur
Merupakan pelengkap dari data yang didapat selama melakukan kerja
praktek. Kepustakaan dapat digunakan sebagai pembanding dalam
menganalisa hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

1.6 Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan


Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan di lapangan dan mengacu kepada Buku Petunjuk Kerja Praktek yang
dikeluarkan oleh Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muara
Bungo dan dibimbing oleh seorang Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah
ditunjuk oleh Koordinator Kerja Praktek.
Sistematika dari penulisan laporan ini terdiri dari enam bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
1.2. Objek Kerja Praktek
1.3. Tujuan dan Kerja Praktek
1.4. Data Proyek
1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek
1.6. Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
31

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Manajemen Proyek
2.2. Pengadaan Pemberi Jasa
2.3. Perencanaan
2.4. Pengadaan Kontraktor
2.5. Dokumen Kontrak
2.6. Organisasi Pengelolaan Proyek
2.7. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan
2.8. Standar dan Peraturan
BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3.1. Proses Seleksi dan Penunjukan Konsultan / Kontraktor
3.2. Organisasi dan Personil
3.3. Metoda Pelaksanaan dan Peralatan
3,4. Administrasi Proyek
3.5. Metoda pengendalian kualitas
3.6. Pengendalian dan Pengawasan Mutu
3.7. Pengendalian Biaya dan Jadwal
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Organisasi Perusahaan / Instansi
4.2. Proses Pengadaan Jasa
4.3. Proses Perencanaan dan Dokumen,
4.4. Proses Seleksi dan Penunjukan Kontraktor,
4.5. Dokumen Kontrak,
4.6. Organisasi Penanganan Pekerjaan
4.7. Metoda Penanganan Pekerjaan
4.8. Penerapan Standar dan Peraturan
BAB V TUGAS KHUSUS
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DOKUMENTASI PROYEK
LAMPIRAN

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
32

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Proyek


Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang
terbatas. Proyek konstruksi teknik sipil memiliki karakteristik yang unik, selain
membutuhkan sumber daya serta membutuhkan organisasi sehingga dalam
perencanaannya juga diperlukan adanya rancangan dan program pembangunan
tersendiri yang lebih dikenal dengan istilah manajemen proyek.
Penyelenggaraan suatu proyek membutuhkan suatu organisasi yang teratur
dan rapi sehingga dapat melaksanakan proyek secara keseluruhan. Selain itu perlu
juga dilakukan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Unsur-unsur tersebut membentuk suatu organisasi kerja yang masing-masing
mempunyai peranan, fungsi dan tanggung jawab yang jelas. Pada dasarnya tujuan
yang ingin dicapai dari semua unsur pembentuk organisasi dalam suatu proyek
adalah efisiensi optimum dari biaya, waktu dan tenaga yang dioperasikan terhadap
hasil yang didapat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen
proyek yang baik.
Dimana stuktur organisasi yang baik dan teratur akan menunjang
keberhasilan dan kelancaran suatu proyek sehingga mencapai tujuan akhir dari
proyek yaitu tepat waktu, tepat kualitas (standar mutu), tepat kuantitas (dimensi)
dan tepat biaya (ekonomis). Selain itu keuntungan dari adanya organisasi dalam
suatu proyek diantaranya:
a. Pekerjaan dapat direncanakan secara matang.
b. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara lebih efektif.
c. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan pembagian
tugas serta tanggung jawab sesuai bidang keahlian.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
33

d. Peningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang


tersedia secara maksimal.
2.2. Pengadaan Pemberi Jasa
2.2.1. Ketentuan Umum
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000
Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi Pasal 4 Ayat 2
bahwasanya penyedia jasa konstruksi terdiri dari:
a. Orang perseorangan;
b. Badan usaha yang berbadan hukum atau pun yang bukan berbadan
hukum

2.2.2. Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi


Arahan Lampiran 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun
2010 tentang Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi Pengadaan
menyatakan bahwa :
a. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia.
b. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi
atau pascakualifikasi.
c. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
sebelum pemasukan penawaran.
d. Prakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
1. Pemilihan penyedia yang bersifat kompleks melalui Pelelangan
Umum;
2. Pemilihan penyedia yang menggunakan Pelelangan Terbatas; dan
3. Pemilihan penyedia yang menggunakan Penunjukan Langsung,
kecuali untuk penanganan darurat.
e. Proses prakualifikasi menghasilkan daftar calon penyedia.
f. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi setelah
pemasukan penawaran.
g. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
34

1. Pemilihan penyedia melalui Pelelangan Umum kecuali untuk


Pekerjaan Kompleks; dan
2. Pemilihan penyedia yang menggunakan Pemilihan Langsung.
h. Dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang:
1. Bertujuan diskriminatif; dan
2. Menghambat dan membatasi keikutsertaan calon penyedia dari
luar provinsi/kabupaten/kota/lokasi pengadaan.
i. ULP/Pejabat Pengadaan wajib menyederhanakan proses kualifikasi
dengan meminta penyedia mengisi formulir kualifikasi dan tidak
meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada tahap
pembuktian kualifikasi.

2.2.3. Tender
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 23 menerangkan bahwa
tender (pelelangan umum) adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang memenuhi syarat.

2.3. Perencanaan
2.3.1. Tinjauan Umum
Berdasarkan peraturan Departemen Pekerjaan Umum tentang Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan, Kegiatan perencanaan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting sebelum dilaksanakannya suatu pekerjaan
atau proyek. Hasil perencanaan merupakan produk yang didukung oleh
peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan
baik secara teknis maupun secara hukum. Perencanaan yang matang
sebelum dimulainya suatu pekerjaan tidak hanya menghemat biaya tetapi
juga dapat menghemat waktu dan tenaga. Adapun tahapan tahapan
perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
35

Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjelaskan fungsi


jembatan, geometri dan beban.

1. Lebar jembatan dan Lebar trotoar


Sesuai dengan peraturan muatan bina marga No. 12/1970 lebar
jembatan ditentukan sebagai berikut :
- Untuk 1 jalur lebar jembatan Minimum : 2,75 m
Maximum : 3,75 m
- Untuk 2 jalur lebar jembatan Minimum : 5,50 m
Maximum : 7,50 m
- Lebar trotoar umumnya berkisar antara 1,00 s/d 1,50 m
- Lebar jalan untuk slow traffic : 2,50 m
2. Alinyemen jembatan
Alinyemen jembatan bergantung kepada sudut yang terbentuk
antara jembatan dengan sumbu sungai. Alinyemen jembatan
dibedakan menjadi :
- Alinyemen tegak yaitu jembatan tegak lurus sumbu sungai
- Alinyemen miring yaitu jembatan membentuk sudut terhadap
sumbu sungai
3. Geometri sungai
Studi geometri sungai akan mencakup pembuatan peta topografi,
alur, palung dan lembah. Potongan-potongan horizontal dan
vertikal diperlukan pada lokasi yang kemungkinan atraktif untuk
dikembangkan.
Adapun data-data geometri sungai diantaranya :
- Panjang sungai
- Lebar sungai
- Elevasi
- Kemiringan
- Sudut belokan
- Azimuth
- Arah arus

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
36

4. Karakteristik aliran sungai


Karakteristik aliran sungai berpengaruh terhadap desain footing
dan bangunan pengaman jembatan.
5. Besaran - besaran tanah
Besaran-besaran tanah digunakan sebagai dasar desain pondasi
dan bangunan pengaman jembatan seperti tallut, bronjong, turap,
dan sebagainya.
6. Perlengkapan umum.
Perlengkapan didesain sesuai kebutuhan, seperti lampu
penerangan dan aksesoris lainya.
7. Beban jembatan
Dalam perhitungan beban rencana jembatan perlu diperhatikan :
- Beban mati
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat
sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau,
termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap
merupakan suatu kesatuan tetap dengannya.
Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut harus
dipergunakan nilai berat volume untuk bahan-bahan
bangunan tabel dibawah ini :
Tabel 2.1. Berat volume beban mati
Jenis material Nilai berat volume
Baja tuang 7.85 t/m3
Besi tuang 7.25 t/m3
Aluminium paduan 2.80 t/m3
Beton tulang / Pratekan 2.50 t/m3
Beton biasa, timbuk, siklop 2,20 t/m3
Pasangan bata 2,00 t/m3
Kayu 1,00 t/m3
Tanah, pasir, kerikil (keadaan padat) 2.00 t/m3
Perkerasan jalan beraspal 2 2.50 /m3

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
37

Untuk bahan-bahan yang belum disebut diatas, harus


diperhitungkan berat volume yang sesungguhnya.
Bila bahan bangunan setempat memberikan nilai berat
volume yang jauh menyimpang dari nilai-nilai diatas, maka
berat volume harus ditentukan tersendiri dan disetujui oleh
pihak yang berwenang dan selanjutnya dipakai dalam
perhitungan.
Distribusi beban mati
Beban mati yang dipergunakan dalam perhitungan
kekuatan gelagar-gelagar (baik gelagar tengah maupun
gelagar pinggir) adalah berat sendiri dari plat dan sistem
lainnya yang dipikul langsung oleh masing-masing
gelagar tersebut.
Beban mati sekunder (super imposed dead load) yaitu
Kerb, trotoar, tiang sandaran, dan lain-lain, apabila
dipasang setelah pelat di cor, maka beban-beban tersebut
bisa dianggap terbagi merata kesemua gelagar.
- Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat
kendaraan-kendaraan yang bergerak/lalu lintas dan atau berat
orang-orang yang berjalan kaki yang dianggap bekerja pada
jembatan.
Beban hidup diatas lantai kendaraan yang harus ditinjau
dinyatakan dalam dua macam beban, yaitu :
Beban T, yang merupakan beban untuk lantai kendaraan
Beban D, yang merupakan beban untuk jalur lalu lintas.
- Faktor beban
Yaitu suatu faktor koeffisien yang diberikan dan besarnya
tergantung kebutuhan. Metode LRFD (Load Resistance
Factor Design) mengisyaratkan faktor beban minimum
adalah 1,2 untuk beban mati dan 1,6 untuk beban hidup.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
38

8. Jarak bebas vertikal dan horizontal


Beberapa parameter yang digunakan untuk mendesain jarak bebas
vertikal dan horizontal diantaranya :
- Penentuan Debit Banjir
Untuk menentukan debit banjir maksimum pada sungai
dimana suatu jembatan akan dibangun dapat dihitung dengan
menggunakan metoda-metoda sebagai berikut :
Metoda Empiris
Persamaan umum debit banjir

Q = C. An

Dimana : Q = Maksimum debit banjir (m3/dt)


A = Catchment area (km2)
C = Konsntanta yang bergantung
keadaan dan lokasi
N = Konstanta

Metoda Rasional

Q = I0 . A

Dimana : Q = Maksimum debit banjir (m3/dt)


A = Catchment area (km2)
I0 = Intensitas hujan terbesar
(mm/jam)

Fungsi yang tergantung dari karakteristik catchment


yang memberikan run-off puncak

2
I0 = 0.045
+1

Dimana : tc = Time-concentration (jam)


= Waktu mengalirnya hujan mulai

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
39

dari titik kritis s/d lokasi


= jembatan (jam)
L3
0.88 0.385
H

L = Jarak titik kritis ke lokasi


jembatan
H = beda elevasi dari titik kritis ke
lokasi jembatan(M)
P = prosentase koefisien run-off
untuk karakteristik catchment
F = faktor koreksi untuk variasi
intensitas hujam I untuk daerah
catchment

Rumus rasional ini hasilnya cukup memadai/mendekati


kebenaran apabila distribusi hujannya merata, catchment
area tidak luas, intensitas konstant (40-80 ha)
Metoda Luas dan Kecepatan

Q = A. V

Dimana : Q = Maksimum debit banjir (m3/dt)


A = Luas penampang Basah (m2)
V = Kecepatan aliran (m/dt)

Untuk menghitung V kita pakai rumus manning :


1
V = R0.67 S 0.50
n
Dimana : Q = Koefisien kekasaran
S = Kemiringan aliran
V = Kecepatan aliran (m/dt)
R = Radius hidrolis (m) = A/K

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
40

A = Luas penampang basah (m2)


K = Keliling penampang basah (m2)

A, K dihitung dari penampang melintang pada keadaan


banjir dan S suatu besaran yang dapat ditentukan
walaupun agak sulit
- Lebar Alur
Lebar alur adalah lebar dasar saluran suatu sungai dengan
tebing yang teratur, atau suatu saluran batuan untuk irigasi
atau lalu lintas pelayaran.
Pada sungai dengan tebing tidak teratur, lebar alur dapat
ditentukan dengan rumus lacey :

L=C Q

Dimana : L = Lebar alur (m)


Q = debit maksimum rencana (m3/dt)
C = Konstanta, biasanya diambil sebesar
4,8 untuk saluran, tetapi
= Dapat juga antara 4,5 6,3
tergantung kondisi setempat
- Bentang Ekonomis
Salah satu faktor yang dapat mengurangi biaya keseluruhan
(biaya total) suatu jembatan menjadi minimum adalah dengan
memperhitungkan besarnya bentang yang ekonomis
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya total suatu jembatan
diantaranya :
Biaya material
Tenaga kerja (skilled labour)
Panjang bentang
Sifat sungai
Keadaan cuaca

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
41

Bentang yang ekonomis apabila :


Biaya bangunan bawah = biaya bangunan atas
Penurunan rumus untuk menentukan bentang yang ekonomis
didasarkan pada beberapa anggapan berikut :
Panjang bentang-bentang dianggap sama
Biaya bangunan atas berubah-ubah menurut kwadrat
panjang bentang
Biaya lantai jembatan bervariasi sesuai dengan
bentangnya
Biaya pilar (pier) + pondasinya, konstant
Biaya abutment + pondasinya, konstant
Biaya total jembatan = biaya bangunan atas + biaya kedua
abutment + biaya approaches + biaya (n-1) pilar.
Dinyatakan dalam rumus yang sederhana sbb :
= 1 . 2 + 2 . + 21 + 2 + 1

Dimana : a1 . l2 + a2. l = Lebar alur (m)


A1 dan A2 = debit maksimum rencana (m3/dt)
T = biaya total jembatan
L
n = jumlah bentang = l

(n-1) = jumlah pilar/pier


L = panjang bentang total
l = panjang satu bentang
A1 = biaya satu abutment + pondasinya
A2 = biaya satu approach
P = biaya satu pilar + pondasinya
L
Subtitusi n = pada rumus diatas diperoleh :


= 1 . 2 + 2 . + 1 + 21 + 22

PL
T = L. a1 . + a2 . L + P + 2A1 + 2A2

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
42

Bentang ekonomis bila T minimum


a 1 .T
Supaya T minimum =0
a 1 .
a 1 .T
= a1 . L PL 2
a 1 .
P P
a1 = 12 =
12 a1

P
jadi bentang ekonomis = =
a1

- Kedalaman Penggerusan
Pada umumnya penggerusan dasar alur terjadi pada waktu
banjir dimana penggerusan terjadi pada kaki pilar, kepala
jembatan dan juga pada belokan sungai.
Dalamnya penggerusan normal adalah kedalaman air
ditengah aliran pada saat debit banjir maksimum
- Kedalaman Pondasi
Dalamnya pondasi minimum dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus berikut :

P 1 sin Q
h= 2
W 1+sinQ

Dimana : h = dalamnya pondasi (m)


P = daya dukung tanah (bearing capacity)
W = (Kg/m2)
Q = Specific weight of earth (kg/m3)
Sudut geser dalam dari tanah (angle of
internal friction of soil)
Untuk daerah yang mudah tergerus (tetapi keadaan tanah
telah cukup kuat) dalamnya pondasi minimum diambil
sebesar 1.33 D, (D = dalamnya penggerusan maksimum)
Jika pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam (tiang
pancang) maka untuk mengetahui kedalaman tiang pancang
perlu dilakukan uji sondir sehingga daya dukung rencana
tiang pancang diketahui melalui perhitungan :

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
43

Qult = Qe + Qs

Qall =

Dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang maksimum
Qe = Kapasitas daya dukung ujung yang didapat dari
tanah di bawah ujung pondasi
Qs = Kapasitas daya dukung yang didapat dari gaya
geser atau gaya ahesi antara tiang pancang
dengan tanah
Qall = Kapasitas daya dukung tiang pancang ijin
SF = Faktor keamanan
- Ruang Bebas Jembatan
Ruang bebas jembatan adalah lebar dan tinggi jembatan yang
dapat dilalui oleh lalu lintas.
Didalam peraturan Bina Marga tidak dicantumkan berapa
lebar minimum yang disyaratkan, hanya ada persyaratan
mengenai tinggi minimum jembatan yaitu 4.50 m.
9. Bangunan atas yang tersedia
Jenis struktur bangunan atas dapat direncanakan sesuai kebutuhan
b. Tahap 2
Menggunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk
menentukan semua hambatan geometrik pada struktur yang diusulkan
1. Alinyemen jalan yang diusulkan
2. Persyaratan aliran keadaan batas
3. Potensi gerusan
4. Lokasi bahan pondasi dan potensi kelongsoran tebing
5. Lokasi dan lebar alur utama sungai
6. Persyaratan konstruksi dan pelaksanaan
7. Persyaratan pemeliharaan
8. Aksi sismie

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
44

c. Tahap 3
Dengan kreatifitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam
batas hambatan geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2
atau 3 kombinasi bangunan bawah/ pondasi/ banguanan atas yang
memenuhi pokok perencanaan secara baik.
1. Rancangan percobaan
2. Jenis dan dimensi bangunan atas dan bangunan bawah tipikal :
- Bangunan atas kayu
- Bangunan atas baja, komposit
- Bangunan atas beton bertulang
- Bangunan atas beton prategang
- Banguanan bawah dengan pondasi langsung, sumuran, dan
tiang pancang
3. Pilihan alternatif
d. Tahap 4
Melaksanakan analisis perencanaan (Gambar prarencana/pradesign)
untuk alternatif terbaik dari tahap 3. Gambar prarencana tersebut
memberikan dimensi yang diperlukan untuk mencapai kekuatan dan
tujuan stabilitas.
e. Tahap 5
Perkiraan biaya untuk alternatif alternatif tersebut. Perkiraan biaya
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang paling ekonomis
yang dapat diterima
f. Tahap 6
Menyelesaikan prarencana dan membuat gambar rencana, laporan
perencanaan, dan perkiraan biaya yang baru sehingga dapat
menghemat biaya.

2.3.2. Survey dan Penyelidikan


Sebelum proyek Pembanguanan dilaksanakan, sebelumnya dilakukan
survey dan penyelidikan di sekitar lokasi proyek, survey dan penyelidikan
yang dimaksud meliputi :

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
45

a. Survey Pendahuluan
Pada perencanaan konstruksi jembatan diperlukan data-data akurat
yang digunakan sebagai dasar perencanaan. Untuk itu diperlukan
survey untuk mendapatkan data-data tersebut, survey perlu dilakukan
dengan cermat agar mendapatkan hasil yang akurat. Adapun data-data
yang diperlukan dalam perecanaan konstruksi jembatan antara lain:
1. Data tanah di sekitar lokasi proyek untuk menentukan tipe
pondasi yang akan digunakan.
2. Data banjir dan kecepatan aliran sungai. Data banjir digunakan
untuk mengetahui tinggi muka air banjir yang akan digunakan
untuk menentukan peil lantai jembatan. Data banjir dan kecepatan
aliran sungai juga digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
konstruksi pilar dan abutment.
3. Data kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang
direncanakan akan melewati jembatan.
4. Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah
perencanaan.
5. Data penunjang lain untuk mendapatkan informasi lapangan
kaitannya dengan aspek pelaksanaan dan analisis lainnya misal
tentang tenaga kerja, material, harga satuan dan lain lain.
Setelah data data teknis lengkap maka diadakan analisis dan
selanjutnya akan ditetapkan antara lain :
- Lebar jembatan
- Elevasi jembatan
- Bentang jembatan
- Konstruksi jembatan, meliputi konstruksi bagian bawah dan
konstruksi bagian atas jembatan.
- Material yang dibutuhkan
Untuk mendapatkan data-data diatas dan sebagai pertimbangan
analisa, maka dilakukan survey lanjutan yang meliputi:

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
46

1. Survei Lalu Lintas


Survei lalu lintas dilakukan untuk mengetahui volume lalulitas
dan jenis kendaraan yang akan lewat. Volume lalulintas yang
diperoleh digunakan untuk menentukan lebar jalan dan hal yang
memerlukan data volume kendaraan yang lewat. Dari jenis
kendaraan yang lewat digunakan untuk mengetahui Muatan
Sumbu Terberat (MST) untuk perencanaan perkeraasan jalan.
2. Survei Topografi
Survei topografi dilakukan untuk membuat peta kontur dari suatu
daerah yang memuat tinggi rendah suatu permukaan tanah.
Dengan peta kontur ini dibuat peta situasi letak bangunan, sungai
potongan memanjang serta melintang, dan dapat juga digunakan
untuk menentukan ketinggian jembatan (clearance).
3. Survei Kondisi Tanah
Survei kondisi tanah dilakukan di lokasi yang akan dibangun
jembatan. Bertujuan untuk mengetahui secara umum kondisi
tanah berupa lapisan keras, macam tanah serta tebal lapisannya.
Dari hasil survei kodisi tanah dapat ditentukan jenis pondasi
berserta kedalamannya.
4. Survei Faktor Penunjang Lainnya
Untuk kelancaran pelakasanaan konstruksi perlu ditentukan
potensi-potensi yang ada misalkan tentang tenaga kerja, material,
harga satuan dan lain lain. Setelah perumusan selesai, maka
dibuat gambar rencana yang sesuai dengan kondisi lapangan,
bagian bagian pekerjaan dan detail detail serta dilengkapi
dengan anggaran biaya serta syarat teknis dan administrasi.
e. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dilakukan dengan bebrapa cara yaitu :
1. Penyelidikan Lapangan
Penyelidikan lapangan bertujuan untuk mengetahui kedudukan
Muka Air Tanah (MAT), serta untuk mengambil contoh tanah
atau sample baik contoh tanah asli (undisturbed sample), maupun

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
47

tanah tidak asli (disturbed sample) untuk kemudian diperiksa di


laboraturium. Penyelidikan tanah harus mengambil sample di
lokasi yang akan dibangun. Penyelidikan dilakukan dengan
sondiring dengan kapasitas 2,5 ton, boring, Standart Penetration
Test (SPT).
- Test Sondir
Manfaat dari penyelidikan dengan menggunakan alat sondir
adalah untuk mengetahui daya dukung tanah dan tahanan
tanah setempat. Disamping itu juga untuk melengkapi
pendeskripsian tanah pada data yang didapat pada saat
booring test serta untuk mengetahui hambatan perekat
(friction) pada kedalaman tertentu.
- Pengeboran (boring)
Pengeboran bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan
tanahnya termasuk warna dan kedudukan muka air tanah.
Dari hasil pemboran dapat diketahui kedudukan lapisan tanah
keras yang digunakan untuk penentuan kedalaman pondasi.
2. Test Laboratorium
Pengujian di laboraturium berdasar sampel tanah yang didapat
dari lokasi perkerjaan bertujuan untuk memperoleh sifat sifat
umum (Soil Properties) dan sifat sifat teknis tanah
(Engineering Properties). Pemeriksaaan tersebut meliputi :
- Sifat sifat umum
Spesific gravity (Gs), wet density (d), water content (w),
void ratio (e), porosity (n), liquid limit (LL), plastic limit
(PL), plasticity index (PI), liquidity index (LI), activity
(A).
Gradasi dengan analisa saringan dan hidrometer
- Sifat sifat teknis
Kemampuan dengan percobaan konsolidasi
Kemampuan terhadap geser, parameter C dengan
percobaan direct shear test.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
48

2.3.3. Perancangan Struktur


Perancangan struktur berpengaruh tehadap keamanan dari struktur, maka
pada perancangan struktur selalu memperhatikan beban beban yang
bekerja, berkaitan dengan umur rencana dan pendimensian struktur,
sehingga struktur bekerja sebagaimana mestinya dalam waktu yang telah
direncanakan.
Adapun prinsip dasar dalam perencanaan Jembatan diantaranya sebagai
berikut:
a. Pemilihan Lokasi / Alinyemen
b. Penentuan Kondisi Eksternal
c. Stabilitas Konstruksi
d. Ekonomis
e. Pertimbangan Pelaksanaan
f. Pertimbangan pemeliharaan
g. Keamanan dan kenyamanan
h. Estetika

2.3.4. Perencanaan Struktur Bawah


Struktur bawah berfungsi untuk menerima atau memikul beben beban
yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi.
Untuk beban beban yang bekerja pada struktur bawah dapat dibedakan
menjadi:
a. Beban vertikal yang diakibatkan oleh berat sendiri struktur dan beban
kendaraan termasuk beban pejalan kaki
b. Beban horizontal
Beban horizontal yang bekerja meliputi:
1. Gaya rem dan traksi
Pengaruh gaya rem sebesar 5% dari beban D tanpa koefisisen
kejut dengan titik tangkap setinggi 1.80 meter diatas permukaan
lantai kendaraan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
49

2. Gaya akibat gempa bumi


Pengaruh gempa bumi pada jembatan diperhitungkan senilai
dengan pengaruh gaya horizotal yang bekerja pada titik berat
konstruksi yang ditinjau.
3. Gaya akibat tekananan tanah
Kepala jembatan (abutment) harus direncanakan dapat menahan
tekanan tanah dari belakang.

2.3.5. Perencanaan Struktur Atas


Struktur atas merupakan bagian atas suatau jembatan yang berfungsi
menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan
kendaraan maupun lainnya, yang kemudian disalurkan ke bangunan
bawah.
Dalam perencanaan bangunan atas jembatan untuk mengurangi
analisisnya, peraturan mengijinkan penggunaan cara yang di sederhanakan
jika pembataasan peraturan tersebut memenuhi. Cara sederhana tersebut
meliputi:
a. Respon terhadap beban mati, seluruh atau sebagaian bangunan atas
jembatan dianggap sebagai balok untuk perhitungan momen atau
geser memanjang. Jembatan dianggap sebagai girder atau balok.
b. Respon terhadap beban lalu lintas, mempertimbangkan beban lajur
D tersebar pada seluruh lebar girder dan gelagar dengan intensitas
100% , dan menyebarkan beban truk tunggal T yang bekerja pada
plat dengan faktor sesuai peraturan

2.3.6. Dokumen Perencanaan


Penyusunan dokumen berasal dari hasil perencanaan yang telah dilakukan,
dokumen tersebut berupa:
a. Gambar kontrak (Contract Drawing),yang menunjukan detail
pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dimensi dan susunannya.
b. Estimasi Perencanaan Proyek, meliputi rencana anggaran biaya
proyek yang akan dilaksanakan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
50

c. RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-syarat ), meliputi rencana-rencana


kerja dan syarat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.

2.4. Pengadaan Kontraktor


2.4.1. Metoda pengadaan kontraktor
Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan
jasa pemerintah, metoda pemilihan penyedia barang/jasa pemborong
(kontraktor) adalah sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum
Semua pemilihan penyedia barang/jasa pada prinsipnya dilakukan
dengan pelelangan umum.
b. Pelelangan Terbatas
Pemilihan penyedia barang/jasa kontraktor dengan metoda pelelangan
terbatas dapat dilakukan untuk suatu pekerjaan yang kompleks dan
jumlah penyedia barang/jasa yang tersedia terbatas.
c. Pelelangan Langsung
Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang
bernilai sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah).
d. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Keadaan tertentu, yaitu:
- Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan
keselamatan masyarakat, yang pelaksanaan pekerjaannya
tidak dapat ditunda, atau harus dilakukan segera, termasuk
penanganan darurat akibat bencana alam.
- Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut
pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh
Presiden.
- Pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp.
50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan:

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
51

Untuk keperluan sendiri


Teknologi sederhana
Resiko kecil
Dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang
perseorangan atau badan usaha kecil termasuk koperasi
kecil
2. Pengadaan barang/jasa khusus, yaitu:
- Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan
pemerintah.
- Pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan
oleh satu penyedia barang/jasa, pabrikan, penyedia hak paten.
- Merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil
atau pengrajin industri kecil yang telah mempunyai pasar dan
harga yang relatif stabil.
- Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan
dengan penggunanaan teknologi khusus dan atau hanya ada
satu penyedia barang/jasa yang mampu mengaplikasikannya.
Dengan mengacu pada peraturan di atas dan nilai proyek yang di
perkirakan, pengadaan penyedia barang/jasa (kontraktor) pada proyek
ini adalah dengan cara pelelangan umum.
Peraturan administrasi dan ketentuan-ketentuan dalam pelelangan
umum ini berpedoman pada:
1. Perpres No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
2. UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
4. Keputusan Menteri Kimpraswil No.339/KPTS/M/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah.
5. Kepmen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
No.257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
52

2.4.2. Proses dan Tata Cara Pengadaan Kontraktor


Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman secara luas melalui media massa, media cetak, dan
pada papan pengumuman resmi, untuk penerangan umum sehingga
penyedia barang/jasa pemborong yang berminat dan memenuhi kualifikasi
dapat mengikutinya.
Lelang (tender) pada suatu proyek bertujuan untuk menciptakan
persaingan yang sehat antara rekanan atau peserta tender dalam
mengajukan penawaran pekerjaan. Harga penawaran tersebut dilelang
berdasarkan gambar kerja dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).
Dokumen lelang, ketentuan-ketentuan dan penjelasan lainnya diberikan
pada saat rapat penjelasan (Aanwijzing).
Adapun rangkaian dari pelelangan umum ini adalah sebagai berikut:
a. Pengumuman Tender
b. Pendaftaran Peserta Lelang
c. Pengambilan Dokumen
d. Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
e. Pemasukan Penawaran
f. Pembukaan Penawaran
g. Evaluasi, Kualifikasi dan Klarifikasi Penawaran
h. Pembuktian Kualifikasi
i. Penetapan dan Pengumuman Pemenang
j. Penunjukan Pemenang
k. Penandatanganan Kontrak
Pengumuman tender dilakukan secara luas di media massa, dan papan
pengumuman resmi dengan tujuan agar pelelangan ini diketahui oleh
banyak penyedia barang/jasa sehingga diharapkan akan terpilih penyedia
barang dan jasa yang paling baik.
Penyedia barang / jasa yang berminat mengikuti pelelangan mendaftarkan
diri ke panitia lelang, selanjutnya mengambil undangan untuk mengikuti
tahapan berikutnya sebelum pelelangan diadakan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
53

Penyedia barang/jasa yang akan mengikuti pelelangan diberikan


penjelasan tentang pekerjaan yang akan dilelangkan dan penjelasan
tentang pelaksanaan lelang itu sendiri. Jika dalam penjelasan itu terdapat
hal-hal baru atau peraturan penting yang perlu dicantumkan maka hal
tersebut harus dituangkan dalam addendum dokumen lelang. Dalam acara
penjelasan lelang ini juga diumumkan harga perkiraan sendiri (HPS) oleh
pengguna jasa.
Penyedia barang/jasa selanjutnya akan menyusun dokumen penawaran dan
memasukkan dokumen penawaran ke panitia lelang. Berdasarkan metode
pelelangan yang digunakan maka dokumen penawaran yang dimasukkan
harus berisi tentang kualifikasi perusahaan dan harga penawaran dari
perusahaan bersangkutan. Dimana, dokumen penawaran ini dimasukkan
dalam satu amplop dan dilak (segel).
Pada waktu yang ditetapkan, akan dilakukan pembukaan penawaran atas
semua dokumen penawaran yang masuk. Tahapan evaluasi diawali dengan
evaluasi kualifikasi perusahaan yang mendaftar jika tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan maka perusahaan bersangkutan dan
dinyatakan gugur. Untuk menjamin ketelitian dan mencegah kecurangan
maka ditunjuklah panitia kecil dari rekanan sebagai saksi yang turut serta
membuka penawaran. Panitia kecil tersebut biasanya terdiri dari 3 orang
dari perwakilan rekanan yang memasukkan penawaran. Setelah diperoleh
peserta yang memenuhi kualifikasi maka panitia lelang akan melakukan
evaluasi penawaran, dimana metode yang digunakan dalam evaluasi
penawaran ini adalah sistem gugur.
Urutan proses evaluasi penawaran dengan sistem gugur adalah sebagai
berikut:
a. Evaluasi Administrasi
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang
memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran
yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat
administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
54

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen


pengadaan.
3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat administrasi (lulus) yang dilanjutkan evaluasi
teknis, atau tidak memenuhi syarat administrasi (gagal).
b. Evaluasi Teknis
1. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
2. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
3. Hasil evaluasi teknis adalah memenuhi syarat teknis (lulus) atau
tidak memenuhi syarat teknis (gagal).
c. Evaluasi Harga
1. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi syarat administrasi dan teknis.
2. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
3. Berdasarkan evaluasi harga panitia membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah
yang telah lulus persyaratan dalam evaluasi administrasi, teknis
dan harga, serta mengusulkan penawaran terendah sebagai calon
pemenang.
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka panitia akan
mengusulkan calon pemenang kepada pengguna jasa. Kemudian pengguna
jasa akan menetapkan pemenang lelang yaitu peserta lelang yang
memenuhi persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan harga yang
rendah. Pemenang lelang akan diumumkan dan kepada peserta lelang
diberikan masa sanggah terkait dengan pemenang lelang. Terakhir
pengguna jasa akan melakukan penetapan pemenang lelang yang
dilanjutkan dengan penanda tanganan dokumen kontrak antara penggguna
jasa dengan pemenang lelang atau penyedia barang/jasa yang telah
ditunjuk.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
55

2.5. Dokumen Kontrak


2.5.1. Pembahasan Umum Dokumen Kontrak
Untuk menjelaskan segala hal yang menyangkut pekerjaan, maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan, antara pemilik (owner) dengan kontraktor perlu
dibuat suatu perjanjian kerja yang biasa disebut dengan kontrak. Kontrak
adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas
dengan pelaksana (kontraktor). Kontrak dibuat setelah pemberi tugas
menetapkan/menunjuk pemenang. Kedua belah pihak harus tunduk dan
melaksanakan ketentuan-ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam
kontrak yang meliputi tugas, kewajiban, tanggungjawab dan wewenang
masing-masing. Kontrak yang telah disepakati biasanya diberi materai
sesuai peraturan yang berlaku dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Secara lengkap dokumen kontrak berisi:
a. Gambar-gambar kontrak (Contract Drawing),yang menunjukan detail
pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dimensi dan susunannya.
b. Spesifikasi (Spesification), yaitu uraian yang melukiskan dengan kata-
kata tentang pekerjaan yang harus dibangun, kualitas material,
mutu/cara pengerjaan yang harus diterapkan, metode pengujian dan
lain-lain.
c. Daftar Kuantitas Pekerjaan (Bill of Quantities), yang memberikan
ukuran kuantitas atau jumlah dari setiap jenis pekerjaan atau operasi
pelaksanaan. Kuantitas tersebut dibuat berdasarkan hitungan-hitungan,
gambar-gambar, atau taksiran-taksiran.
d. Syarat-syarat Umum Kontrak (General Condition of Contract), yang
menetapkan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dari owner,
kontraktor serta tenaga ahli (engineer) yang meliputi beberapa hal,
seperti metode pembayaran, asuransi, tanggung jawab tiap pihak yang
terlibat pada kontrak, dan lain-lain.
e. Berita Acara Penjelasan (Letter of Explanation, Classification, and
Aanwijzing), yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak sebagai penegasan dari maksud yang telah disampaikan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
56

f. Penawaran atau tender (Tender-Bidding Proposal), yang diajukan dan


ditandatangani oleh kontraktor, merupakan penawaran finansial dari
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian-uraian
di atas.
g. Perjanjian atau Persetujuan Kontrak (Legal/Formal Agreement), yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan dan
menguatkan keinginan mereka secara timbal balik dalam membuat
kontrak diantara mereka sebagaimana ditetapkan oleh semua dokumen
di atas.
Fungsi Dokumen Kontrak dalam pelaksanaan proyek adalah:
a. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan.
b. Dokumen tersebut menjadi pegangan/pedoman (undang-undang)
selama masa pelaksanaan.
c. Dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti kebenaran dalam kasus
proses perselisihan (arbitrase) atau bahkan dalam proses penyelesaian
perselisihan di pengadilan.
Menurut Perpres Nomor 54 Tahun 2010, bagian-bagian dokumen kontrak
dan urutannya adalah sebagai berikut:
a. Surat perjanjian.
b. Surat penawaran berikut kuantitas dan harga.
c. Amandemen kontrak.
d. Ketentuan khusus kontrak.
e. Ketentuan umum kontrak.
f. Spesifikasi khusus.
g. Spesifikasi umum.
h. Gambar-gambar.
i. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, berita acara hasil
pelelangan, berita acara penjelasan dokumen pelelangan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
57

2.5.2. Jenis-Jenis Kontrak Proyek


Jenis kontrak yang umum digunakan dalam suatu proyek pengadaan
barang/jasa adalah sebagai berikut:
a. Unit Price
Kontrak jenis ini dibuat berdasarkan harga satuan dari pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Artinya disini adalah di dalam kontrak tersebut
harga satuan pekerjaan yang digunakan tetap sampai proyek yang
dilaksanakan selesai, yang dapat berubah hanyalah volume dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kontrak jenis ini sering digunakan
pada pekerjaaan yang tidak bisa dipastikan volume pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Seperti dalam perhitungan volume galian dan
timbunan pada pekerjaan perkerasan.
b. Fixed Price
Jenis kontrak ini disebut juga dengan lumpsum contract, dimana
harga satuan dan volume pekerjaan dalam kontrak ini adalah tetap dan
tidak akan berubah jika pada saat pelaksanaan volume pekerjaan
dalam dokumen kontrak tidak sesuai dengan volume pekerjaan di
lapangan dan bukan merupakan permintaan tambahan dari owner.
Artinya disini bahwa segala kemungkinan terhadap resiko
pelaksanaan proyek akan ditanggung oleh kontraktor. Jadi, dengan
sistem kontrak jenis ini sebaiknya kontraktor dalam membuat
dokumen penawaran harus benar-benar teliti, terutama dalam
perhitungan volume pekerjaan dan spekulasi resiko dalam
pelaksanaan.
c. Cost Plus Fee
Dalam Pelaksanaannya sistem ini dapat dibedakan atas 3 (tiga) cara,
sebagai berikut:
1. Cost Plus Percentage Fee
Pada sistem ini harga yang dibayar oleh owner kepada kontraktor
berdasarkan harga nyata biaya dasar ditambah suatu jumlah
persentase dari harga nyata biaya dasar tersebut sebagai fee bagi
kontraktor, termasuk biaya pengawasan dan biaya tak terduga

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
58

(over head) yang sebelumnya telah disetujui bersama.Jenis


kontrak ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang
bersifat darurat dimana owner tidak memiliki waktu yang cukup
untuk mempersiapkan gambar rencana dan spesifikasi untuk
pelelangan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan pengawasan yang
sangat ketat, untuk mecegah terjadinya kecurangan yang mungkin
akan dilakukan kontraktor yang dapat memperbesar biaya
pekerjaan.
2. Cost Plus Fixed Price
Dengan jenis kontrak ini kontraktor dibayar sesuai dengan harga
nyata biaya dasar ditambah keuntungan yang tetap dalam bentuk
lump sum yang telah disetujui bersama. Kontrak jenis ini
menguntungkan bagi kontraktor bila pekerjaan dapat selesai lebih
cepat dari waktu rencana penyelesaian pekerjaan.
3. Cost Plus Fluktuating Fee
Jenis kontrak ini hampir sama dengan jenis kontrak Cost Plus
Fixed Price, hanya saja keuntungan yang diterima kontraktor
dihitung berdasarkan item pekerjaan yang akan dilaksanakan
sehingga dimungkinkan keuntungan yang akan diperoleh lebih
besar.
4. Turn Key
Dalam sistem kontrak ini pengguna jasa hanya memberi tahu
fungsi bangunan yang dikehendakinya dan selanjutnya
menyerahkan seluruh perencanaan dan pelaksanaan pada
kontraktor. Artinya disini bahwa owner hanya akan menerima
hasil jadi dari pekerjaan yang dilaksanakan dan dengan jenis
kontrak ini dimungkinkan kontraktor akan memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
59

2.6. Organisasi Pengelolaan Proyek


Dalam suatu proyek rekayasa konstruksi pihak-pihak yang terkait dalam
proyek tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus bekerja sama untuk menyelesaikan
proyek tersebut. Pihakpihak yang terkait dalam proyek yang telah diamati
adalah:
a. Pemilik (owner)
b. Kontraktor (pelaksana konstruksi)
c. Konsultan Perencana
d. Pengawas
e. Tenaga Kerja

2.6.1. Pemilik ( Owner )


Owner adalah orang atau badan usaha baik swasta maupun instansi
pemerintah yang mempunyai gagasan untuk membangun dan mewujudkan
menjadi kenyataan dengan menyediakan dana yang dibutuhkan. Tugas dan
wewenang dari owner adalah:
a. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) agar pihak pelaksana dapat
memulai pekerjaannya.
b. Menyediakan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan proyek
sesuai dengan kontrak.
c. Mengesahkan perubahan (pengurangan/penambahan) volume kerja.
d. Mengesahkan berita acara kemajuan pekerjaan
e. Memberikan fasilitas dan kemudahan yang diperlukan kontraktor.
f. Mengeluarkan instruksi kepada kontraktor melalui konsultan
pengawas atau secara langsung.
g. Menerima hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah dibuat.

2.6.2. Kontraktor
Kontraktor merupakan orang/instansi yang bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan yang diberikan pemilik (owner) dan bertanggung jawab
langsung terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Penunjukan kontraktor
dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung atau pelelangan sesuai

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
60

yang dituliskan dalam Keppres No. 80 tahun 2003. Kontraktor wajib untuk
mentaati segala sesuatu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
Tetapi kontraktor juga dapat mengajukan adendum kepada owner bila
adanya pekerjaan yang telah sesuai kontrak tidak dapat dilaksanakan di
lapangan.
Pada lingkup tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja masing-
masing personil ditetapkan secara rinci oleh perusahaan sebagai berikut:
a. Site Manager
1. Memimpin dan mengkoordinasi semua pelaksanaan proyek agar
berjalan sesuai dengan schedule.
2. Mempelajari, menganalisa dan memahami semua perencanaan
proyek.
3. Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pelaksanaan sesuai
dengan perencanaan proyek.
4. Membuat schedule bahan, alat dan sdm serta mengkoordinir dan
memantau (membuat Net Work Planing).
5. Melaporkan semua hasil pekerjaan yang telah dikerjakan ke
direksi.
6. Mengevaluasi dan menindak lanjuti pelaksanaan proyek yang
telah berjalan.
7. Membuat pengajuan sertifikat bulanan (monthly certificate).
8. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek termasuk mobilisasi
dan demobilisasi.
9. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatankegiatan yang
berkaitan dengan penanganan proyek.
10. Pembinaan terhadap personil di proyek untuk meningkatkan
SDM.
b. General Superintendent
1. Sebagai orang yang mengkoordinasi segala kegiatan pelaksanaan
konstruksi agar sesuai dengan kontrak yang disepakati.
2. Mengarahkan pelaksanaan konstruksi agar dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan (sesuai time schedule).

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
61

3. Bertanggung jawab untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan


konstruksi kepada dewan direksi.
4. Mengadakan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan
konstruksi.
5. Menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Site
Manager mengenai kepentingan pelaksanaan konstruksi.
6. Mengajukan perubahanperubahan yang ada dalam pelaksanaan
konstruksi kepada pemilik baik perubahan pekerjaan yang ada di
lapangan maupun perubahan terhadap kontrak.
c. Ketua Pelaksana
1. Melaksanakan kegiatan yang ditugaskan site manager.
2. Melaksankan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
3. Mencatat setiap langkah kerja awal.
4. Bersama direksi lapangan membuat laporan hasil kemajuan
pekerjaan.
5. Memeriksa kesiapan pelaksanaan untuk memulai pekerjaan.
6. Memberikan masukan kepada direksi yang berwenang untuk
meningkatkan kesempurnaan hasil pelaksanaan.
7. Melaksanakan pengambilan fotofoto.
8. Menyelenggarakan pertemuan harian dengan mandor.
9. Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas pekerjaan
10. Melakukan tugastugas lain atas perintah pimpinan.
d. Pelaksana Struktur
1. Mengevaluasi pekerjaan yang telah selesai setiap minggu sekali,
baik bahan, mutu dan kualitas pekerjaan.
2. Membuat metode kerja untuk di lapangan yang kemudian
diberitahukan kepada bagian teknik.
3. Membuat rencana kerja harian maupun mingguan.
4. Memberikan data-data untuk laporan kemajuan pekerjaan kepada
Site Manager.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
62

5. Memonitoring perkembangan operasional proyek guna


memberikan laporan-laporan, data-data, situasi serta kondisi
lapangan secara berkala.
e. Pelaksana Hotmix
1. Melaksanakan pengaspalan.
2. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang berhubungan dengan
pengaspalan.
f. Quality Engineer
1. Melakukan pertemuan terhadap kedatangan meterial yang dipakai
visual / kualitas material.
2. Melakukan pemeriksaan kualitas produk dalam produksi AMP
dan stone crusher.
3. Melakukan pemantauan terhadap alat ukur yang dikalibrasi serta
melakukan perawatannya.
4. Membuat laporan terhadap hasil mutu produksi harian dan
bulanan kualitas.
g. Quantity Engineer
1. Menghitung volume pekerjaan dilapangan sesuai dengan rencana
pelaksanaan proyek.
2. Menangani masalah yang berhubungan dengan pekerjaan tambah
kurang mulai proses perhitungan volume sampai dengan
pengajuan harga kepada owner.
3. Memeriksa kebutuhan material sesuai dengan parameter dan
analisa harga satuan.
4. Melaksanakan pengendalian biaya sesuai rencana anggaran
pelaksanaan dan pekerjaan tambah-kurang apabila ada addendum
kontrak.
5. Memberikan laporan pengendalian biaya secara periodik.
h. Draftmen/Juru Gambar
1. Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan gambar kerja.
2. Menjaga dokumen proyek yang berkaitan dengan gambar agar
tertata dengan baik dan selalu up to date.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
63

3. Membuat gambar detail sesuai bidang kerjanya.


4. Menyimpan dan mengarsip secara lengkap shop drawing serta
gambar dokumen kontrak.
i. Logistik
1. Menyusun program penyediaan material dan menghimpun data
terhadap kebutuhan material yang diperlukan.
2. Penjagaan terhadap setiap lalu lintas personil, material dan alat di
lokasi proyek.
3. menyediakan semua kelengkapan proyek baik untuk kantor
maupun untuk lapangan.
4. Ikut serta dalam rapat proyek yang menyangkut proses
pelaksanaan kerja.
j. Administrasi Teknik
1. Membuat laporan administrasi proyek secara periodik.
2. Mengarsipkan administrasi proyek dengan benar.
k. Administrasi Keuangan
1. Membuat laporan keuangan secara periodik.
2. Membuat laporan pembukuan biaya proyek.
3. Membukukan pengeluaran biaya proyek secara tepat.
4. Membuat laporan posisi kas pelaksanaan proyek secara periodik.

2.6.3. Konsultan Perencana


Konsultan perencana merupakan orang/badan yang bertugas
merencanakan dan merancang ide dan gagasan yang dimiliki pemilik
hingga dapat menjadi suatu realisasi yang konkrit. Tugas konsultan
perencana meliputi tahap perencanaan, dan tahap perancangan.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan konsultan mempunyai tugastugas sebagai
berikut:
1. Membantu owner dalam pengembangan sasaran-sasaran dari
proyek yang ingin dicapai oleh owner.
2. Membantu melaksanakan studi kelayakan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
64

3. Membantu dalam melakukan survey lapangan.


4. Membuat proyeksi tahapan pendanaan (cash flow).
5. Membantu dalam menentukan dan menetapkan alokasi sumber
daya.
6. Memeriksa serta merekomendasikan kriteria dan standar yang
diinginkan oleh owner.
7. Membuat proposal pelaksanaan manajemen proyek.
b. Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan konsultan mempunyai tugas tugas sebagi
berikut:
1. Membuat gambar rencana dan spesifikasi, rencana kerja, syarat-
syarat dan perlengkapan yang dibutuhkan, yang disusun dalam
suatu dokumen tender.
2. Menyusun jadwal waktu pelelangan bersama pemberi tugas.
3. Memberi rekomendasi mengenai pemilihan dan pembelian
material serta alat yang diperlukan.
4. Membantu memproses izin-izin yang diperlukan.

2.6.4. Konsultan Pengawas


Konsultan Pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh owner untuk
mengawasi setiap pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana dan
gambar kerja. Konsultan pengawas merupakan suatu organisasi yang
bertugas mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di
lapangan agar sesuai dengan yang direncanakan. Konsultan pengawas
dituntut memiliki keahlian dalam bidang yang terkait dengan proyek
pembangunan. Melalui ketrampilan dan kecermatan konsultan pengawas,
proyek akan dapat diselesaikan dengan tepat mutu, tepat waktu, dan tepat
biaya. Konsultan pengawas membuat catatan-catatan mengenai prestasi
pelaksanaan pembangunan proyek tersebut dan memberikan nasihat jika
dibutuhkan. Pengawas akan melihat dan menginstruksikan pembenahan
kepada kontraktor pada pekerjaanpekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Bila masalah tidak bisa

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
65

diselesaikan di lapangan, maka pengawas berhak dan harus melaporkan


masalah tersebut kepada pimpinan proyek.

2.6.5. Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang terlibat dalam adalah tenaga kerja tetap perusahaan
kontraktor ditambah dengan tenaga kerja lepas yang masa kerjanya hanya
selama proyek ini berlangsung. Tenaga kerja yang digunakan dalam
penanganan proyek ini terdiri atas:
a. Tenaga Pimpinan dan Staf manajemen proyek.
b. Tenaga operasional lapangan, pelaksana, mekanik dan operator alat
berat.
c. Pekerja.

2.7. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


Metoda pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap pelaksanaan suatu
pekerjaan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan untuk menyelesaikan
suatu paket pekerjaan secara berkesinambungan dan terkontrol.

2.7.1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Tahapan Pelaksanaan untuk pekerjaan paket tersebut sebagai berikut:
a. Pekerjaan Pendahuluan / Umum :
- Join survey
- Line Cleering
b. Pekerjaan Pondasi
- Pemancangan
- Galian Tanah Tiang Pancang
c. Pekerjaan Struktur
- Pembesian
- Pengecoran
d. Pekerjaan Aspal
- pengaspalan lantai jembatan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
66

e. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin


- Pembersihan saluran air
- Pengecatan ulang dinding sandaran dan trotoar

2.7.2. Peralatan yang digunakan


Pada proyek berskala besar, untuk pekerjaan yang tidak dapat dilakukan
oleh manusia maka diperlukan suatu alat bantu baik yang bersifat manual
atau mekanis yang mana keduanya saling mendukung satu sama lain. Alat
mekanis dapat berbentuk alat berat atau ringan. Pemilihan alat dan
jumlahnya perlu diperhitungkan secara tepat agar pekerjaannya dapat
diselesaikan sesuai waktu yang dijadwalkan dan dengan menggunakan
dana sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Begitu juga perlu
dipertimbangkan apakah alat tersebut akan dibeli atau disewa, yang
merupakan bagian dari pekerjaan tersebut. Pertimbangan ini dihasilkan
dari analisa usia kegunaan, nilai guna dan juga besarnya keuntungan yang
diperoleh dari penggunaan alat tersebut.
a. Excavator
Alat ini digunakan untuk menggali, memindahkan, meratakan dan
memuat tanah. Alat ini memiliki kapasitas bucket 0,7 m3 dengan roda
baja yang berfungsi untuk mengurangi selip saat digunakan di
permukaan yang licin. Semua sistem peralatannya digerakkan dengan
kendali hidrolik (hydraulic controlled). Pada pinsipnya alat ini
mempunyai gerakan mengisi bucket (land bucket), mengayun (swing
laded), membongkar (dump bucket), dan mengayun balik (swing
empty). Kelemahannya adalah tidak dapat dipakai untuk menggali
pada celah sempit atau tempat yang terlalu terjal.
b. Dump Truck
Dump truck adalah kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut tanah
maupun bahan-bahan lain seperti pasir, kerikil dan lain sebagainya
dari suatu tempat ke tempat lain. Penuangan material ke tempat
penimbunan dengan sistem hidrolik yang ada pada dump truck dimana
bak truk akan terangkat keatas sehingga material yang tertampung

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
67

dapat jatuh ke tempat penimbunan. Untuk memuat material ke bak


truk memerlukan bantuan excavator.
c. Vibrator Roller
Vibrator Roller yaitu alat pemadat tanah yang digerakkan dengan
tenaga mesin dan beroda baja yang dilengkapi dengan alat penggetar.
Kekuatan getaran yang dihasilkan dapat diatur dengan mengatur alat
pengatur getaran yang terletak disekitar alat kemudi. Besar kecilnya
kekuatan getaran yang dihasilkan disesuaikan dengan jenis material
yang akan dipadatkan dan bangunan sekitarnya.
d. Mobile Crane
Mobile Crane digunakan untuk mengangkat material seperti besi
tulangan, gelagar, balok girder dan lain sebagainya. Pada dasarnya
sama dengan tower crane, hanya saja mobile crane bersifat
moveableyaitu bisa berpindah-pindah tidak seperti tower crane yang
bersifat tetap. Mobile crane dapat melakukan pekerjaan angkat (lift),
ayun (swing), dan menurunkan (boom).
e. Water Tanker
Water tank truck atau truk tangki air adalah truk yang digunakan
untuk mengangkut dan menyemprotkan air pada suatu pekerjaan.
f. Hammer Pile Driver
Hammer pile driver adalah alat yang di gunakan untuk memancang
tiang pancang baik yang berbahan beton maupun baja. Cara
pemancangannya adalah dengan menjatuhkan hammer atau palu
dengan beban tertentu dari ketinggian tertentu tergantung diameter
tiang pancang dan lapisan tanah. Hammer di gantung dengan crane.

2.8. Standar dan Peraturan


2.8.1. Standar Perencanaan/Konstruksi
Standar-standar yang digunakan dalam perencanaan/ konstruksi:
a. Standar mutu
1. SNI 03-1972-1990 Tentang Pengujian Slump Beton

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
68

2. SNI 03-2827-1992 Tentang Pengujian Lapangan dengan Alat


Sondir
3. SNI 03-1974-1992 Tentang Pengujian Kuat Tekan Beton
4. SNI 15-2530-1991 Tentang Metode Pengujian Kehalusan Semen
Portland
5. SNI 15-2531-1991 Tentang Metode Pengujian Berat Jenis Semen
Portland
6. SNI 03-2914-1992 Tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap
Air

b. Standar pelaksanaan
1. RSNI T-12-2004 Tentang Perencanaan Struktur Beton untuk
Jembatan
2. SNI 03-1725-1989 Tentang Cara Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya
3. SNI 2458 : 2008 Tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Uji
Beton Segar
4. SNI 06-2412-1991 Tentang Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air
5. SK SNI T-15-1991-03 Tentang Beton Prategang
6. SNI 03-3976-1995 Tentang Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton
7. SNI 03-3976-1995 Tentang Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton

2.8.2. Peraturan Perencanaan/Pelaksanaan Konstruksi


Peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dalam perencanaan/ pelaksanaan
konstruksi:
a. Perencanaan Pembebanan Struktur Jembatan
Perencanaan pembebanan struktur mengacu pada:
1. SNI 03-1725-1989
2. RSNI T-02-2005

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
69

b. Pengawasan: material, detail konstruksi, metoda pelaksanaan mengacu


pada Mill Certificate yang diantaranya berisi tentang:
1. Besi Beton
2. Baja Prategang (PC Strand)
3. Mutu Beton
4. Beton Prategang (Standar Pelaksanaan dan Penegangan Penarikan
Kabel Prategang/PC Strand)
5. Baja Tiang Pancang

d. Pelaksanaan: material, detail konstruksi, metoda pelaksanaan,


ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mengacu
pada:
1. Permen PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum;
2. Permen PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
70

BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

3.1. Proses Perencanaan dan Dokumen Proyek


3.1.1. Gambar-gambar perencanaan
Gambar-gambar perencanaan terdiri dari :
a. Gambar-gambar arsitektur
Tidak ada gambar-gambar arsitektur yang diamati selama kerja
praktek pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan Badak Mati.
b. Gambar-gambar struktur
Pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan Badak Mati terdapat
beberapa gambar struktur yang diamati diantaranya :
1. Detail tiang pancang dan penulangan.
2. Gambar abutmentbeserta potongan dan detail penulangan.
3. Detail gelagar dan diafragma.
4. Detail lantai dan trotoar lengkap dengan sandaran.
5. Denah jembatan beserta potongan memanjang dan melintang.
c. Gambar-gambar mekanikal
Selama pengamatan tidak ditemukan adanya gambar mekanikal
d. Gambar-gambar plumbing
Gambar plumbing tidak ada.

3.1.2. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak didapatkan selama
observasi kerja praktek.

3.1.3. Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan


Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan yang didapat selama observasi
kerja praktek hanya gambar-gambar teknis Perencanaan jembatan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
71

3.2. Proses Seleksi Penunjukkan Konsultan/Kontraktor


Landasan peraturan yang digunakan dalam proses pengadaan dan proses
seleksi penunjukan penyedia barang/jasa :
a. PERMEN PU Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi
b. Lampiran Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Buku PK 01 A : Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode
Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
c. PERPRES Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

3.3. Organisasi dan Personil


3.3.1. Bentuk Organisasi Proyek
Bentuk dari organisasi pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan Badak
Mati Kabupaten Batanghari adalah organisasi proyek pemerintah dimana
pihak-pihak yang terlibat dan hubungan antar pihak dapat dilihat pada
gambar berikut:

Owner
SATKER Pelaksanaan Jalan Nasional
Wil. 1 Prov. Jambi, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. 3

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor


PT. Adiya Widyajasa Jo PT. Hazfarm Dian Konsultan Jo PT. Megasari Sejati
PT. Wira Widyatama dan PT. Shuma Revine Consultant
PT. Mitra Karya Sanjaya

Gambar 3.1. Sistem Organisasi Proyek

Keterangan: Hubungan Formal


Hubungan Koordinasi
Hubungan formal adalah hubungan yang berkaitan dengan aspek
legalitas/hukum antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, sedangkan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
72

hubungan Koordinasi adalah hubungan yang berkaitan dengan


koordinasi/kerja sama dalam melakukan pekerjaan.

3.3.2. Organisasi Kontraktor


a. Struktur organisasi
Struktur organisasi kontraktor pelaksana pada Duplikasi Jembatan
Jembatan Badak Mati Kabupaten Batanghari tidak didapatkan.
b. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang terlibat selain seluruh nama yang tertera
pada struktur organisasi, dibantu oleh beberapa tenaga kerja
diantaranya :
1. Mandor lapangan
2. Tukang besi
3. Tukang batu
4. Tukang kayu
5. Operator dan co-operator alat mekanis (sesuai jumlah alat
mekanis yang digunakan)
6. Pemborong dan tenaga kerja harian yang dibawa oleh pemborong
untuk setiap pekerjaan yang disub-kontrakkan.
7. Tenaga keamanan (security)
8. Pekerja harian lepas yang jumlahnya disesuaikan untuk setiap
pekerjaan.
c. Hubungan kerja
Hubungan kerja pada organisasi kontraktor adalah hubungan formal
yang dominan bersifat perintah dan hubungan koordinasi untuk
beberapa personil (sebagian dijelaskan dalam struktur organisasi)
d. Sistem pembayaran tenaga kerja
Sistem pembayaran tenaga kerja (upah) yang dilakukan kontraktor
dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Gaji tetap
Gaji tetap dominan diberikan kepada personil inti yang besarnya
disesuaikan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
73

2. Gaji harian
Gaji harian dibayar sesuai kesepakatan dan diterima oleh pekerja
lapangan (mandor, tukang, security, operator dan pekerja harian
lepas)
3. Gaji borongan
Gaji borongan yang dimaksud adalah pembayaran upah untuk
setiap pekerjaan yang disub-kontrakkan dan diterima oleh
pemborong yang besarnya sesuai kesepakatan
4. Lembur
Gaji lembur dibayar untuk seluruh personil yang terlibat dalam
pekerjaan yang dilemburkan dan dihitung untuk setiap jam
lembur
5. Bonus
Jika pekerjaan sesuai target atau lebih cepat dari target yang
direncanakan maka ada pembayaran lebih di akhir pekerjaan yang
diberikan oleh kontraktor kepada beberapa personil dan besarnya
sesuai kemampuan keuangan Kontraktor.

3.3.3. Sistem Pelaporan


a. Jenis-jenis laporan
Jenis-jenis laporan pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan Badak
Mati adalah :
1. MC (Monthly Sertificate)
2. Laporan harian kontraktor
3. Laporan mingguan kontraktor
4. Laporan bulanan kontraktor
5. Laporan Progres Pelaksanaan Pekerjaan
6. Laporan Tenaga, Alat dan Material
7. Laporan Keadaan Cuaca
8. Request Pekerjaan
9. Rekap laporan kontraktor (laporan akhir)
10. Laporan Back Up Data Pendukung

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
74

b. Persetujuan dan pihak-pihak penerima laporan


Setiap laporan kontraktor disetujui oleh Konsultan pengawas dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta diketahui oleh Kuasa
Pengguna Anggaran. Sementara pihak yang menerima laporan adalah
Kuasa Pengguna Anggaran.

3.4. Metoda Pelaksanaan dan Peralatan


3.4.1. Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan
Badak Mati dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Table 3.1. Peralatan yang digunakan
No Jenis Peralatan Merk Kapasitas Jml Kepemilikan
1 Excavator - 0,9 M3 1 Sewa
2 Dump Truck Mitsubishi 3,5 M3 3 Sewa
3 Concrete Mixer Tiger/Ratna 0,3 M3 3 Sewa
4 Concrete Vibrator Robin - 2 Sewa
5 Vibrator Roller Mikasa - 1 Sewa
6 Water Tanker Firman - 1 Milik Sendiri
7 Water Pump Honda 150 L/dtk 2 Milik Sendiri
8 Crane on Track - - 1 Sewa
9 Pile Driver+Hammer - 8-10 Ton 1 Sewa
10 Welding Set Jiangdong - 3 Milik Sendiri
11 Genset Robin 3,5 PK 2 Milik Sendiri
12 Stamper - - 1 Milik Sendiri
13 Pemasangan Gelagar - - 1 Set PracetakJambi

3.4.2. Material Yang Digunakan


Sistem pengadaan dan penyimpanan material pada Proyek Duplikasi
Jembatan Jembatan Badak Mati dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 3.2. Material yang digunakan

No Jenis Material Sistem Pengadaan Sistem Penyimpanan


1. Tiang pancang beton Dibeli oleh kontraktor
Disimpan disekitar
diameter 500 mm dari pabrik terdekat
lokasi pemancangan
2. Semen PC Dibeli oleh kontraktor
Disimpan di gudang
dari toko bangunan
material sekitar
lokasi proyek
3. Agregat Halus / Pasir Didatangkan dari Ditumpuk disekitar
Quarry terdekat yang lokasi proyek

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
75

telah disetujui oleh


direksi teknis
4. Agregat Kasar / Split Dibeli dari stock pile Ditumpuk disekitar
stone crusher yang lokasi proyek
telah disetujui oleh
direksi teknis
5. Beton gelagar, plat Disediakan oleh Disusun disekitar
deck dan diafragma Pracetak Jambi lokasi
(pabrikasi)
6. PC Srand, anchor Disediakan oleh Disusun disekitar
head, wedges dan lem Pracetak Jambi lokasi dan disimpan
epoksi didalam Toolkit
7. Elastomeric / Rubber Disediakan oleh Disimpan dalam
Bearing Pracetak Jambi Toolkit

3.4.3. Tata Cara Pelaksanaan Proyek


Pada Proyek Duplikasi Jembatan Jembatan Badak Mati terdapat beberapa
tahapan pelaksanaan pekerjaan yang diamati yaitu :
a. Pekerjaan Struktur Bawah
1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
- Pembersihan Lokasi
- Pemancangan tiang pancang beton diameter 500 mm
- Pekerjaan Pilecap
Penulangan Pilecap
Pengecoran Pilecap
2. Pekerjaan Abutmen
- Bekisting Abutmen
- Penulangan Abutmen
- Pengecoran Abutmen
b. Pekerjaan Struktur Atas
Mobilisasi peralatan dan segmen gelagar
Peluncuran gelagar pracetak ( Lounching)
- Peluncuran Rangka Bealey ( Acrow Panel )
- Portal
- Peluncuran Segmen Gelagar
- Penegangan Gelagar

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
76

Pada penegangan gelagar dibagi dalam beberapa sub


pekerjaan yaitu:
Pembersihan permukaan sambungan gelagar
Pengisian kabel kedalam lubang tendon
Pemasangan anchor kepala (anchorhead)
Pemasangan baji (wedges)
Pemasangan bahan perekat (lem epoksi/epoxy concrete)
Penegangan
Pemotongan kabel sisa
Pemasangan selang grouting dan baching
- Merapikan Sambungan Antar Segmen
- Penempatan Gelagar Tahap 1
- Bongkar Landasan Penyambungan dan Penegangan Gelagar
(Stressing Bad)
Proses pembongkaran mengikuti beberapa tahap, yaitu:
Rapikan plat landasan penyambungan
Angkat chord (perletakan segmen gelagar)
Angkat ujung rangka dengan menggunakan portal 2 dan
bagian pangkal diangkat menggunakan mobile crane
Tarik rangka bealey kemudian potong dengan cara
melepas pen penyambung
Bongkar skor bawah dan samping, kemudian rangka
bealey disusun.
- Bongkar Portal
Portal dibongkar setelah kelima gelagar ditempatkan
sementara, pembongkaran portal dilakukan beberapa tahap
yaitu:
Lepas rantai pengikat dengan cara membuka kuku rantai
Angkat portal dengan menggunakan mobile crane
Lepaskan chain block dari portal
Angkat diaphragma peninggi portal

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
77

Angkat meja
Angkat rol utama dan lepaskan rol samping dari rol
utama.
- Penarikan Kembali Rangka Bealey ( Acrow Panel )
- Penyuntikan Pasta Semen Kedalam Tendon ( Grouting)
- Penempatan Gelagar Tahap II (Akhir)
- Finishing Gelagar
Pemasangan Elastomeric (Rubber Bearing)

Gambar 3.2. Pemasangan Elastomeric Rubber Bearing

Pemasangan diaphragma
Pekerjaan pemasangan diaphragma dibagi dalam beberapa sub
pekerjaan yaitu:
Penempatan diaphragma
Spesi
Stressing
Grouting
Finishing

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
78

Pemasangan plat deck pracetak


Plat deck pracetak diangkat dengan menggunakan crane
kemudian pasang pada posisi nya dan rapikan dengan
menggunakan pengungkit atau linggis.

3.4.4. Metoda Pengendalian Kualitas


Pengendalian kualitas pekerjaan pada Proyek Duplikasi Jembatan Badak
Mati dibagi dalam beberapa tahap pekerjaan diantaranya:
1. Pekerjaan Bangunan Bawah
Kualitas beberapa item pekerjaan yang diawasi pada pekerjaan
bangunan bawah selama observasi kerja praktek dititik beratkan pada
pengawasan kualitas material yang digunakan seperti :
a. Tiang pancang beton
Tiang pancang beton yang digunakan adalah hasil pabrikan
sehingga pengendaliannya pun dilakukan dengan pemeriksaan
sertifikat pada saat material datang dan pengecekan fisik secara
visual.
b. Aggregate kasar
Pengendalian kualitas pada material aggregat kasar dengan cara
aggregate disiram (disemprot) dengan air supaya aggregate bersih
dari bahan organic dam bahan lain yang menempel dan
diindikasikan mengganggu kekuatan material
c. Aggregate halus
Pasir yang digunakan haruslah pasir sungai dan penggunaan pasir
pantai sama sekali tidak diijinkan
d. Semen
Semen yang diijinkan penggunaannya hanya Semen Padang
Type I atau yang setara, yang masih baik.
e. Air
Air yang digunakan adalah air sungai yang berada dibawah
jembatan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
79

2. Pekerjaan Bangunan Atas


Pada pekerjaan bangunan, pengendalian kualitas dilakukan pada 2
item pekerjaan yaitu :
a. Penegangan gelagar
Penegangan dihentikan jika :
Pembacaan guide pada stressing pump telah menunjukkan
angka 466,5 Bar dan
Perpanjangan kabel yang diijinkan adalah 7% dari
perpanjangan rencana.
b. Grouting pada tendon gelagar
Tekanan grouting yang dianjurkan adalah 3 5 Mpa, hal ini dapat
diketahui dengan melihat guide pada grout pump.

3.5. Administrasi Proyek


3.5.1. Kontrak dan Lampiran-lampiran Kontrak
Surat perjanjian kerja (kontrak) pada Proyek Penggantian Jembatan Badak
Mati Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi tertera dalam kontrak :
Nomor Kontrak : KU.03.01/PJN-I/05
Tanggal Kontrak : 8 Maret 2013
Nilai Kontrak : Rp. 5.763.473.000,00
Nama Pekerjaan : Duplikasi Jembatan Badak Mati
Lokasi : Kabupaten Batanghari
Sumber Dana : APBN Murni
Tahun Anggaran : 2013
Provinsi : Jambi

3.5.2. Tatacara Penghitungan Kuantitas / Volume Pekerjaan


Penghitungan volume pekerjaan dilakukan berdasarkan progress pekerjaan
dilapangan (opname lapangan), dengan menghitung volume pekerjaan
yang diselesaikan, ditambah dengan perkiraan harga material yang telah
didatangkan ke lokasi (Material On Site) dan mobilisasi peralatan ke lokasi
pekerjaan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
80

3.5.3. Tatacara Termyn/MC (Monthly Certificate)


Pada Proyek ini, Pengajuan Permohonan pembayaran oleh Kontraktor
dilakukan dengan MC (Monthly Certificate). Permohonan pembayaran ini
telah diatur dalam kontrak kerja dengan cara cara sebagai berikut :
a. Pembayaran harga borongan dilakukan berdasarkan persentase fisik
komulatif setiap bulan dinyatakan dengan Monthly Sertificate (MC)
dan dipotong sebesar 5% sebagai jaminan pemeliharaan (Retensi)
serta dipotong pengembalian Uang Muka sebesar 20% dari persentase
tagihan.
b. Jaminan pemeliharaan hasil pelaksanaan pekerjaan ditetapkan sebesar
5%, separuh dari jumlah yang ditahan dapat dibayarkan kembali
setelah diterbitkannya berita acara serah terima pertama pekerjaan
(PHO), sedangkan separoh lainnya dibayarkan pada saat masa
pemeliharaan selesai (FHO) atau dapat dibayarkan pada saat (PHO)
setelah kontraktor menyerahkan Bank garansi sebesar jumlah yang
belum dibayar.
c. Pembayaran dilakukan melalui Kantor Pelayanan Pembendaharaan
Negara (KPPN) Jambi.
d. Uang muka kerja dapat diberikan maksimum 20% dari nilai kontrak.
e. Jaminan pemeliharaan ditetapkan sebesar 5% dari nilai kontrak.
3.5.4. Tatacara Contract Change Order (CCO)
Tata cara perubahan volume pekerjaan (CCO) telah diatur dalam kontrak
apabila:
a. Jika sewaktu-waktu owner karena keadaan tertentu harus
mengurangi/menambah volume pekerjaan, maka kontraktor tidak
diperkenankan mengajukan tuntutan biaya, waktu dan lain-lain
b. Pekerjaan tambah kurang dianggap sah apabila ada perintah tertulis
dari owner kepada kontraktor dan penentuan harga CCO dihitung
sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan untuk
menambah waktu penyelesaian pekerjaan kecuali atas perintah tertulis
dari owner

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
81

d. Pekerjaan tambah kurang, perpanjangan waktu pekerjaan atau


perubahan lainnya harus diikuti dengan pembuatan Addendum
Kontrak.

3.5.5. Tatacara Penyerahan Hasil Pekerjaan (Hand Over)


Penyerahan hasil pekerjaan dilakukan dengan tatacara sebagai berikut:
a. Setelah menyelesaikan 100% pekerjaan, kontraktor mengajukan
secara tertulis penyerahan pertama pekerjaan berupa berita acara serah
terima pertama kepada owner
b. Owner melakukan pemeriksaan pekerjaan dilapangan dan hasilnya
dicantumkan dalam berita acara pemeriksaan pekrejaan untuk
mendapatkan perbaikan dari kontrktor
c. Bila berdasarkan pertimbangan owner, biaya perbaikan kekurangan /
cacat pekerjaan ditanggung owner
d. Berdasarkan berita acara pemeriksaan penyelesaian pekerjaan, jika
owner menyatakan pekerjaan telah selesai yang memuaskan maka
setelah pemeriksaan akhir owner menerbitkanberita acara penyerahan
pertama pekerjaan (PHO) dan sejak itu masa pemeliharaan
e. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh
owner.
3.6. Pengendalian dan Pengawasan Mutu
3.6.1. Dokumen Proses Pengendalian Mutu
Dokumen proses pengendalian mutu terdiri dari :
a. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
b. Shop Drawing
Khusus untuk bangunan jembatan pada Proyek Duplikasi Jembatan
Badak Mati tidak ada Shop Drawing
c. Request
Request tidak ditemukan pada Proyek Duplikasi Jembatan Badak Mati
d. Daftar Periksa mutu
Daftar periksa mutu terdiri dari :

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
82

1. Data kalendering
Data kalendering tidak disertakan dalam laporan ini
2. Data hasil uji slump
Data hasil uji slump tidak ada dokumentasinya pada laporan ini
3. Data hasil uji kuat tekan beton
Data hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat dalam lampiran
laporan kerja praktek ini.

3.6.2. Tatacara Pengawasan dan Jenis-jenis Pengujian Mutu


Tatacara pengawasan untuk jenis-jenis pengendalian mutu yang diamati
seperti :
1. Kalendering
Kalendering dilakukan untuk setiap tiang pancang hingga didapatkan
kedalaman yang diinginkan (3 cm untuk setiap 10 pukulan)
2. Uji slump
Uji slumpdilakukan berulang hingga didapat rasio air yang diinginkan
untuk mencapai angka Slumptidak lebih dari 7 cm
3. Uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton diloakukan untuk setiap 1 m3adukan beton yang
komposisi materialnya ditentukan sehingga kuat tekan beton dicapai
tanpa menunggu hasil uji laboratorium, hal ini disebabkan lama umur
beton selama pengujian. Jika ditemukan hasil uji lab yang kurang dari
ketentuan maka sebisa mungkin dilakukan pembongkaran pada
segmen yang telah ditandai (data terekam).

3.6.3. Prosedur Pengujian Mutu Dilapangan dan di Laboratorium


Beberapa prosedur pengendalian mutu yang diamati selama kegiatan Kerja
Praktek adalah :
1. Pengujian mutu dilapangan yang meliputi :
a. Kalendering
Pekerjaan pemancangan dikendalikan dengan menggunakan
metode kalendering yaitu sebuah cara sederhana untuk

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
83

mengetahui daya dukung tiang pancang yang dilaksanakan pada


sepuluh pukulan terakhir dengan menggunakan spidol, kertas
milimeterblock, selotip dan kayu pengarah spidol. Syarat umum
peda kalendering ini adalah 3 cm kedalaman untuk sepuluh
pukulan dengan mengikuti beberapa tahapan yaitu :
Memasang kertas milimeterblock pada tiang pancang
menggunakan selotip
Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu pengarah spidol,
kemudian tempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
Menjalankan pemukulan sebanyak sepuluh pukulan
Hitung kedalaman yang dicapai
b. Uji slump beton
Uji slump pada beton bertujuan untuk mengetahui tingkat
kekenyalan adukan beton yang dibuat dengan langkah kerja
sebagai berikut :
- Cetakan dan plat dibasahi dengan kain basah
- Letakkan cetakan di atas plat
- Isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam tiga
lapis. Tiap lapis isi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis
dipadatkan dengantongkat pemadat sebanyak 25 tusukan
secara merata. Tongkat pemadat harus tepat masuk sampai
lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama,
penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan
sesuai dengan kemiringan dinding cetakan
- Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji
dengan tongkat. Tunggu selama menit, dan dalam jangka
waktu ini kelebihan beton harus segera dibersihkan
- Cetakan diangkat perlahan-lahan secara tegak lurus ke atas
- Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji
- Ukurlah Slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
84

- Tinggi slump yang diijinkan pada pekerjaan pengecoran tiang


pancang dan abutment tidak lebih dari 7 cm.
c. Pengambilan sampel uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton bertujuan menentukan kekuatan tekan beton
dengan cara pengambilan sampel berbentuk kubus dan silinder.
Adapun tatacara pengambilan sampel yang diamati selama
pekerjaan adalah :
- Ambil adukan dari concrete mixer secukupnya
- Masukkan adukan beton kedalam cetakan yang berbentuk
silinder dan kubus (yang sebelumnya telah dilumuri oli
sebagai pelumas), kemudian padatkan, rapikan lalu simpan
sampel
- Sampel yang telah mengering dibuka dari cetakan lalu
sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan perawatan
dan diuji.
- Sampel diambil 2 buah (kubus dan silinder) setiap 1 m3
adukan beton
2. Pengujian mutu di laboratorium
Pengujian mutu di laboratorium yang diamati hanya pengujian kuat
tekan beton dengan metoda :
a. Ambil benda uji dari tempat perawatan;
b. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris;
c. Jalankan mesin tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-
angsur dengan kecepatan berkisar antara 6 s/d 14 kg/cm;
d. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan
catatlah beban maksimum hancur yang terjadi selama
pemeriksaan benda uji;
e. Lakukan proses 1 s/d 4 sesuai jumlah benda uji yang akan
ditetapkan kekuatan tekan karakteristiknya.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
85

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Organisasi Perusahaan / Instansi


4.1.1. Struktur Orgonisasi
1. Struktur organisai Owner
Struktur organisai Owner pada Proyek Pembangunan Jembatan Badak
Mati.

Kementerian PU Dirjen Bina Marga

Balai Besar PJN

P2JJ SNVT Pelaksana Jln Nas Wil I


Sarwono Soeyono, ST., MM.

PPK - 05
Nana Winarni Badar, ST.

PT. HAZFARM DIAN K. Jo PT. MEGASARI SEJATI


PT. SHUMA REFINE CON. Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas

Gambar 4.1. Struktur organisai owner

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
86

2. Struktur organisai Konsultan Pengawas


Struktur organisasi konsultan pengawas pada Proyek Pembangunan
Jembatan Badak Mati tidak didapatkan.
3. Struktur organisai kontraktor
Struktur organisasi kontraktor pelaksana pada Proyek Pembangunan
Jembatan Badak Mati.

Direktur
Dagus Purwana, SH.

Proyek Manager
A Hadi Prawira

General Superintendent
Ngadiran, ST.

Adm. Lapangan
Endro Prabowo

Quality Engineer Bridge Engineer Quantity Engineer


Soeharsono, ST. M. Eddy, ST. Perdinal Hasnur, ST.

Pelaksana
Daladi

Gambar 4.2. Struktur organisai kontraktor pelaksana

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
87

4.2 Proses Pengadaan Jasa


4.2.1. Ketentuan Umum
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi Pasal
4 Ayat 2 bahwasanya penyedia jasa konstruksi terdiri dari:
g. Orang perseorangan;
h. Badan usaha yang berbadan hukum atau pun yang bukan berbadan
hukum.

4.2.2. Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi


Arahan Lampiran 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
70 Tahun 2012 tentang Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi
Pengadaan menyatakan bahwa :
j. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia.
k. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi
atau pascakualifikasi.
l. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
sebelum pemasukan penawaran.
m. Prakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
4. Pemilihan penyedia yang bersifat kompleks melalui Pelelangan
Umum;
5. Pemilihan penyedia yang menggunakan Pelelangan Terbatas; dan
6. Pemilihan penyedia yang menggunakan Penunjukan Langsung,
kecuali untuk penanganan darurat.
n. Proses prakualifikasi menghasilkan daftar calon penyedia.
o. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi setelah
pemasukan penawaran.
p. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
3. Pemilihan penyedia melalui Pelelangan Umum kecuali untuk
Pekerjaan Kompleks; dan
4. Pemilihan penyedia yang menggunakan Pemilihan Langsung.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
88

q. Dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang:


3. Bertujuan diskriminatif; dan
4. Menghambat dan membatasi keikutsertaan calon penyedia dari luar
provinsi/kabupaten/kota/lokasi pengadaan.
r. ULP/Pejabat Pengadaan wajib menyederhanakan proses kualifikasi
dengan meminta penyedia mengisi formulir kualifikasi dan tidak
meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada tahap
pembuktian kualifikasi.

4.2.3. Tender
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 23
menerangkan bahwa tender (pelelangan umum) adalah metode pemilihan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen


4.3.1. Pengumpulan data existing
Pengumpulan data existing yaitu data-data pada jembatan lama, agar
pada saat perencanaan jembatan baru bisa di singkronisasikan.

4.3.2. Gambargambar perencanaan


Gambar-gambar perencanaan terdiri dari :
e. Gambar gambar arsitektur
Tidak ada gambar gambar arsitektur yang diamati selama kerja
praktek pada Proyek Pembangunan Jembatan Badak Mati.
f. Gambar gambar struktur
Pada Proyek Pembangunan Jembatan Badak Mati terdapat beberapa
gambar struktur yang diamati diantaranya :
6. Detail tiang pancang dan penulangan
7. Gambar footing beserta potongan dan detail penulangan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
89

8. Gambar abutmentbeserta potongan dan detail penulangan


9. Gambar Backwall dan Wingwall lengkap dengan potongan dan
detail penulangan
10. Detail umpak dan stopblock
11. Detail gelagar dan diafragma
12. Detail lantai dan trotoar lengkap dengan sandaran
13. Denah jembatan beserta potongan memanjang dan melintang.
g. Gambar gambar mekanikal
Selama pengamatan tidak ditemukan adanya gambar mekanikal
karena jaringan mekanikal terdapat pada jembatan lama
h. Gambar gambar plumbing
Adapun plumbing terdapat pada jembatan lama dan pada jembatan
baru hanya berupa gambar detail pipa air pembuangan pada lantai
jembatan.

4.3.4. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS)


Dokumen Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS) belum saya dapatkan
selama observasi kerja praktek.

4.3.5. Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan


Dokumen Spesifikasi Teknis Pekerjaan yang didapat selama observasi
kerja praktek hanya gambar-gambar teknis dan Rencana Anggaran dan
Pelaksanaan Pekerjaan (RAPP).

4.4 Proses Seleksi dan Penunjukan Kontraktor


Proses seleksi dan Penunjukan Kontraktor Proyek Pembangunan
Jembatan Badak Mati dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku melalui
tahapan-tahapan yang sudah ditetapkan oleh panitia serta sesuai dengan peraturan
yang ada.
Secara umum Proses Pengadaan, Seleksi dan Penunjukan Kontraktor :
l. Pengumuman Tender
m. Pendaftaran Peserta Lelang

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
90

n. Pengambilan Dokumen
o. Penjelasan Pekerjaan ( Aanwidjzing )
p. Pemasukan Penawaran
q. Pembukaan Penawaran
r. Evaluasi, Kualifikasi dan Klarifikasi Penawaran
s. Pembuktian Kualifikasi
t. Penetapan dan Pengumuman Pemenang
u. Penunjukan Pemenang
v. Penandatanganan Kontrak

Untuk penunjukan kontraktor, Pengguna jasa melakukan pengadaan


barang dan jasa melalui proses pelelangan/tender proyek. Sebelum melakukan
proses tender, pengguna jasa membentuk panitia tender dengan tujuan menyeleksi
dan memilih penyedia barang/jasa yang baik dan serius dalam melaksanakan
proyek. Pengumuman tender dilakukan secara luas di media massa, dan papan
pengumuman resmi oleh pengguna jasa.Penyedia barang / jasa yang berminat
untuk mengikuti pelelangan mendaftarkan diri ke panitia lelang, selanjutnya
mengambil dokumen pengadaan proyek dan undangan untuk mengikuti tahapan
berikutnya sebelum pelelangan diadakan.

Penyedia barang/jasa yang akan mengikuti pelelangan diberikan


penjelasan tentang pekerjaan yang akan dilelangkan dan penjelasan tentang
pelaksanaan lelang itu sendiri. Jika dalam penjelasan itu terdapat hal-hal baru atau
peraturan penting yang perlu dicantumkan maka hal tersebut harus dituangkan
dalam addendum dokumen lelang.

Penyedia barang/jasa selanjutnya akan menyusun dokumen penawaran


dan memasukkan dokumen penawaran ke panitia lelang dengan batas waktu yang
telah ditentukan oleh panitia lelang. Dokumen penawaran yang dimasukkan berisi
tentang kualifikasi perusahaan dan harga penawaran dari perusahaan
bersangkutan. Dokumen penawaran ini dimasukkan dalam satu amplop.Setelah
habis batas waktu yang diberikan oleh panitia lelang untuk pemasukan dokumen

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
91

penawaran, dilakukan pembukaan penawaran atas semua dokumen penawaran


yang masuk.

Tahapan evaluasi diawali dengan evaluasi kualifikasi perusahaan yang


mendaftar, jika tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka perusahaan
bersangkutan dan dinyatakan gugur. Untuk menjamin ketelitian dan mencegah
kecurangan maka ditunjuklah panitia kecil dari rekanan sebagai saksi yang turut
serta membuka penawaran. Panitia kecil tersebut biasanya terdiri dari 3 orang dari
perwakilan rekanan yang memasukkan penawaran. Setelah diperoleh peserta yang
memenuhi kualifikasi maka panitia lelang akan melakukan evaluasi penawaran,
dimana metode yang digunakan dalam evaluasi penawaran ini adalah sistem
gugur. Proses evaluasi penawaran dengan sistem gugur adalah sebagai berikut:
e. Evaluasi Administrasi
1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang
memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.
2. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap Penawaran yang masuk
dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi.
Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.
3. Penawaran yang telah memenuhi syarat administrasi dinyatakan
lulus dan dilanjutkan evaluasi teknis, sementaradokumen
penawaran yang tidak memenuhi syarat administrasi dinyatakan
gugur.
f. Evaluasi Teknis
4. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
5. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
6. Hasil evaluasi teknis adalah memenuhi syarat teknis (lulus) atau
tidak memenuhi syarat teknis (gagal).
7. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis, dilanjutkan ketahap
evaluasi harga.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
92

g. Evaluasi Harga
1. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi syarat administrasi dan teknis.
2. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
3. Apabila dalam evaluasi terdapat harga yang tidak wajar akibat
terjadinya persaingan yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan dianggap gagal
dan peserta yang terlibat dimasukkan ke daftar hitam.
4. Setelah evaluasi harga, panitia membuat daftar urutan penawaran
yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah yang telah
lulus persyaratan dalam evaluasi administrasi, teknis dan harga.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka panitia akan


mengusulkan calon pemenang kepada pengguna jasa. Kemudian pengguna jasa
akan menetapkan pemenang lelang yaitu peserta lelang dengan harga penawaran
terendah. Pemenang lelang akan diumumkan dan kepada peserta lelang diberikan
masa sanggah terkait dengan pemenang lelang.

Terakhir pengguna jasa akan melakukan penetapan pemenang lelang


yang dilanjutkan dengan membuat Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) dan
menginformasikan kepada PPK (Pejabat Pelaksana Kegiatan) untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia/Jasa (SPPBJ).

Sebelum penandatanganan kontrak, PPK wajib memeriksa apakah


pernyataan dalam Dokumen Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu
pernyataan tersebut tidak dipenuhi, maka penandatangan kontrak tidak dapat
dilakukan.

Penanda tanganan kontrak antara penggguna jasa dengan pemenang


lelang atau penyedia barang/jasa yang telah ditunjuk. Penandatanganan kontrak
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPBJJ dan
setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
93

Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia


barang/jasa adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar Perusahaan yang telah didaftarkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pihak lain yang bukan direksi atau yang namanya
tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani
kontrak dengan syarat mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari
direksi untuk menandatangani kontrak.

4.5 Dokumen Kontrak


4.5.1. Pembahasan Umum Dokumen Kontrak
Untuk menjelaskan segala hal yang menyangkut pekerjaan, maka
sebelum pelaksanaan pekerjaan, antara pemilik (owner) dengan
kontraktor perlu dibuat suatu perjanjian kerja yang biasa disebut dengan
kontrak. Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak
pemberi tugas dengan pelaksana (kontraktor). Kontrak dibuat setelah
pemberi tugas menetapkan/menunjuk pemenang. Kedua belah pihak
harus tunduk dan melaksanakan ketentuan-ketentuan/persyaratan yang
tercantum dalam kontrak yang meliputi tugas, kewajiban, tanggungjawab
dan wewenang masing-masing. Kontrak yang telah disepakati biasanya
diberi materai sesuai peraturan yang berlaku dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Secara lengkap dokumen kontrak berisi:
h. Gambar-gambar kontrak (Contract Drawing),yang menunjukan
detail pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dimensi dan
susunannya.
i. Spesifikasi (Spesification), yaitu uraian yang melukiskan dengan
kata-kata tentang pekerjaan yang harus dibangun, kualitas material,
mutu/cara pengerjaan yang harus diterapkan, metode pengujian dan
lain-lain.
j. Daftar Kuantitas Pekerjaan (Bill of Quantities), yang memberikan
ukuran kuantitas atau jumlah dari setiap jenis pekerjaan atau operasi
pelaksanaan. Kuantitas tersebut dibuat berdasarkan hitungan-
hitungan, gambar-gambar, atau taksiran-taksiran.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
94

k. Syarat-syarat Umum Kontrak (General Condition of Contract), yang


menetapkan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dari owner,
kontraktor serta tenaga ahli (engineer) yang meliputi beberapa hal,
seperti metode pembayaran, asuransi, tanggung jawab tiap pihak
yang terlibat pada kontrak, dan lain-lain.
l. Berita Acara Penjelasan (Letter of Explanation, Classification, and
Aanwijzing), yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak sebagai penegasan dari maksud yang telah disampaikan.
m. Penawaran atau tender (Tender-Bidding Proposal), yang diajukan
dan ditandatangani oleh kontraktor, merupakan penawaran finansial
dari kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian-
uraian di atas.
n. Perjanjian atau Persetujuan Kontrak (Legal/Formal Agreement),
yang ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan dan
menguatkan keinginan mereka secara timbal balik dalam membuat
kontrak diantara mereka sebagaimana ditetapkan oleh semua
dokumen di atas.

Menurut Pepres Nomor 70 Tahun 2012 bagian-bagian dokumen kontrak


dan urutannya adalah sebagai berikut:
j. Surat perjanjian.
k. Surat penawaran berikut kuantitas dan harga.
l. Amandemen kontrak.
m. Ketentuan khusus kontrak.
n. Ketentuan umum kontrak.
o. Spesifikasi khusus.
p. Spesifikasi umum.
q. Gambar-gambar.
r. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, berita acara hasil
pelelangan, berita acara penjelasan dokumen pelelangan.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
95

4.5.2. Fungsi Dokumen Kontrak dalam pelaksanaan proyek


1. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan.
2. Dokumen tersebut menjadi pegangan/pedoman (undang-undang)
selama masa peaksanaan.
3. Dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti kebenaran dalam kasus
proses perselisihan (arbitrase) atau bahkan dalam proses penyelesaian
perselisihan di pengadilan.

4.5.3. Kontrak dan Lampiran-lampiran Kontrak


Surat perjanjian kerja (kontrak) pada Proyek Pembangunan Jembatan
Badak Mati tertera dalam kontrak :
Nomor Kontrak : KU.03.01 / PJN I / 05
Lokasi : Kab. Batanghari, Jambi
Pembangunan Jembatan Badak
Nama Pekerjaan :
Mati
Nilai Kontrak : Rp. 5.763.473.000,00
Provinsi : Jambi
Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2013
Tahun Anggaran : 2013
Tanggal Kontrak : 08 Maret 2013

Dengan lampiran-lampiran kontrak sebagai berikut :


1. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
2. Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPBJJ)
3. Surat Perjanjian Kerja (SPK)
4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
5. Surat Penawaran, beserta Penawaran harga
6. Addendum Dokumen Lelang
7. Syarat-syarat Khusus Kontrak
8. Syarat-syarat Umum Kontrak
9. Spesifikasi Teknis
10. Gambar Kerja

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
96

4.6 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


Pada Proyek Pembangunan Jembatan Badak Mati terdapat beberapa
tahapan pelaksanaan pekerjaan yang diamati. Secara garis besar terdapat dua
pembagian yaitu Pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.

4.6.1 Pekerjaan Struktur Bawah


1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
- Pembersihan Lokasi
Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan dalam proses ini.
Alat
- Excavator
- Dump Truck
- Alat Bantu (cangkul, skop, dll)
Cara Kerja
- Excavator menggali dan menuangkan hasil galian ke Dump
Truck
- Dump Truck membuang hasil galian ke tempat yang telah
disetujui oleh direksi
- Sekelompok pekerja merapikan galian
- Pemancangan beton pratekan
Bahan
- Tiang Beton Pratekan diameter 500 mm, tebal 90 mm
- Kawat las jenis RD (baja mutu tinggi)
Alat
- Crane yang dilengkapi dengan Pile Drive Hummer
- Generator listrik dan travo las
- Alat-alat bantu
Cara Kerja
- Tiang Beton Pratekan dengan ujung diruncingkan dipancang
ke dalam tanah.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
97

- Bila Tiang kurang panjang dapat disambung dengan cara


dilas.
- Bila Tiang telah mencapai kedalaman yang direncanakan
pemancangan dihentikan. Kemudian tanah yang berada di
dalam pipa dikeluarkan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
penyemprotan air (water jet), tekanan udara, compressed,
coring out dan sebagainya.
- Tiang diisi pasir sedalam 2 meter dari dasar.

Gambar 4.3. Pemancangan tiang pondasi abutment

- Penulangan Tiang Pancang


Bahan
- Baja tulangan diameter 19 mm (BJTD)
- Baja tulangan diameter 12 mm (BJTD)
- Kawat pengikat (bendrat)
Alat
- Gunting potong baja (metal cutting bar bender)

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
98

- Blender (pemotong besi dengan menggunakan api bersuhu


tinggi, berbahan oksigen dan acitilin).
- Kunci pembengkok besi
- Alat bantu pembentuk sengkang spiral
- Alat bantu lainya (pipa, gegep, dll)
Cara Kerja
- Pertama-tama pangakal tiang pancang beton dipotong agar
pada saat pekerjaan pembesian pile cup dapat disatukan
dengan pembesian tiang pancang
- Lubang tiang pancang beton di isi pasir dan disisakan dengan
kedalaman 2 m
- Besi tulangan dipotong kemudian dibengkokkan ujungnya
sesuai dengan yang diperlukan.
- Besi untuk tulangan spiral digulung dengan alat bantu hingga
berbentuk spiral.
- Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar
rencana dan persilangan dengan sengkang diikat.
- Rangkaian besi dimasukkan kedalam lubang tiang pancang
beton.
- Pengecoran Tiang Pancang
Bahan
- Semen Portland (PC) Tipe PCC
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Air
Alat
- MobilConcrete Mixer kapasitas 7 m3
- Alat Bantu (skop, gerobak, pengki, dll)
- Pompa air
- Bak Penampung

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
99

Cara Kerja
- Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
- Beton dituang kedalam tiang pancang pipa baja
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

Gambar 4.4. Denah pondasi Tiang Pancang pada abutmen & pilar

Gambar 4.5. Sebelum dan sesudah pemancangan tiang pancang

- Pekerjaan Pilecap
Bekisting Pilecap
- Bahan
Papan Kayu
Kayu Kasau
Paku
Kawat pengikat

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
100

- Alat
Gergaji
Martil
Alat Bantu Lainnya
- Cara Kerja
Kayu dipotong/disambung hingga dicapai ukuran yang
diinginkan.
Kayu yang telah dipersiapkan dirangkai dengan alat
sambung paku hingga didapat bentuk yang diinginkan.
Perangkaian dilakukan dilapangan (posisi pile cap).
Penulangan Pilecap
- Bahan
Baja tulangan diameter 16 mm (BJTD Mile certificate)
Baja tulangan diameter 19 mm (BJTD Mile certificate)
Baja tulangan diameter 22 mm (BJTDMile certificate)
- Alat
Gunting potong baja (metal cutting bar bender)
Blender (pemotong besi dengan menggunakan api bersuhu
tinggi, berbahan oksigen dan acitilin)
Kunci pembengkok besi
Alat bantu lainya (pipa, gegep, dll)
- Cara Kerja
Besi tulangan dipotong kemudian dibengkokkan sesuai
dengan yang diperlukan.
Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar
rencana dan persilangan dengan sengkang diikat.
Pengecoran Pilecap
- Bahan
Semen Portland (PC) Tipe PCC
Pasir Beton
Agregat Kasar

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
101

Air
- Alat
Concrete Mixer kapasitas 0,3 m3
Alat Bantu (skop, gerobak, pengki, dll)
Pompa air
Bak Penampung
- Cara Kerja
Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
Beton dituang kedalam bekisting
Dipadatkan dengan internal vibrator
Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

2. Pekerjaan Abutmen
a. Bekisting Abutmen
Bahan
- Papan Kayu
- Kayu Kasau
- Paku
- Kawat pengikat
Alat
- Gergaji
- Martil
- Alat Bantu Lainnya
Cara Kerja
- Kayu dipotong/disambung hingga dicapai ukuran yang
diinginkan.
- Kayu yang telah dipersiapkan dirangkai dengan alat sambung
paku hingga didapat bentuk yang diinginkan.
- Perangkaian dilakukan dilapangan (posisi Abutmen).

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
102

b. Penulangan Abutmen
Bahan
- Baja tulangan diameter 10 mm (BJTD Mile certificate)
- Baja tulangan diameter 13 mm (BJTD Mile certificate)
- Baja tulangan diameter 16 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 19 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 22 mm (BJTDMile certificate)
- Baja tulangan diameter 25 mm (BJTD Mile certificate)
Alat
- Gunting potong baja
- Blender (pemotong besi dengan menggunakan api bersuhu
tinggi)
- Kunci pembengkok besi
- Alat bantu lainya (pipa, gegep, dll)
Cara Kerja
- Besi tulangan dipotong kemudian dibengkokkan sesuai
dengan yang diperlukan.
- Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar
rencana dan persilangan dengan sengkang diikat.

c. Pengecoran Abutmen
Bahan
- Semen Portland (PC) Tipe PCC
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Air
Alat
- Mobil ConcreteMixer kapasitas 7 m3
- Alat Bantu (skop, gerobak, pengki, dll)
- Pompa air
- Bak Penampung

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
103

Cara Kerja
- Semen, pasir, agregat kasar dan air diaduk menggunakan
Concrete Mixer
- Beton dituang kedalam bekisting
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

4.6.2 Pekerjaan Struktur Atas


Peluncuran Gelagar Pracetak (Lounching)
- Peluncuran Rangka Bealey (Acrow Panel)
Persiapan
- Pembuatan perletakan dan perletakan sementara
Perletakan utama terdiri dari:
Diaphragma beton (untuk mendapatkan permukaan yang
datar).
Pierstool (rangka baja) yang berfungsi sebagai tiang
Rol (rocky roller) 2 set yang masing-masing dilengkapi 4
rol samping (side roller).Sedangkan perletakan sementara
yang terdiri dari beberapa diaphragma dan dua set rol
berfungsi untuk menyeimbangkan rangka sebelum
mencapai perletakan ujung, pada peluncuran rangka
bealey jumlah perletakan sementara disesuaikan dan
memiliki elevasi lebih rendah dari perletakan utama.
- Perakitan segmen rangka bealey (acrow panel)
Rangka bealey yang digunakan terdiri dari 3 type yang
keseluruhannya dirakit dengan cara memasang skor samping
(side braching) dan skor bawah (diagonal braching) yang
dikencangkan menggunakan baut.
Peluncuran (metoda double lounching)
- Penyambungan segmen rangka bealey (acrow panel)
Rangka type 1 disambung dengan rangka type 2 dengan
menggunakan pen penyambung dan diletakkan pada
perletakan utama dan perletakan sementara.

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
104

- Peluncuran
Setelah rangka type 1 dan 2 terpasang, lakukan
penyambungan berikutnya dengan menggunakan rangka type
3 kemudian didorong bertahap hingga rangka type 2 berada
diatas perletakan ujung.
- Pemotongan segmen rangka bealey (acrow panel).

Gambar 4.6. Type Rangka Bealey

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Badak Mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
NPM :091016122201019
105

Gambar 4.7a. Peluncuran Rangka Bealy (Lounching Truss Bealey)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
106

Gambar 4.7b. Peluncuran Rangka Bealy (Lounching Truss Bealey)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
107

- Portal
Portal dimaksudkan sebagai pembawa (peluncur) segmen gelagar,
pada peluncuran gelagar digunakan 2 buah portal yang dilengkapi
chain block kapasitas 30 ton, tahapan pekerjaan pemasangan portal
adalah:
Pasang rocky roller sebanyak 8 buah diatas rangka utama (4
kanan dan 4 kiri) kemudian pasang 4 buah rol samping (side
roller) disetiap rocky roller.
Pasang meja troly 2 buah (1 kanan dan 1 kiri).
Susun diaphragma beton diatas meja troly hingga dicapai level
portal yang diinginkan.
Pasang balok portal yang sebelumnya telah dilengkapi chain
block kapasitas 30 ton.
Ikat balok portal ke meja dan dikencangkan menggunakan kuku
rantai.

Gambar 4.8. Perletakan Portal

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
108

- Landasan Penyambungan dan Penegangan Gelagar (Stressing Bad)


Landasan penyambungan dan penegangan gelagar (stressing bad)
tersusun dari diaphragma yang berfungsi sebagai landasan, adapun
urutan pekerjaan nya adalah:
Susun landasan (stressing bad) dari diaphragma
Letakkan plat besi diatas diaphragma yang pada bagian atas plat
dilumuri vaselin, kemudian tutup bagian ujung dan pangkal plat
dengan menggunakan plat besi (ukuran 700 mm x 200 mm x 3
mm).
- Penyusunan Segmen Gelagar
Pada tahapan ini penyusunan gelagar dilakukan di darat,
penyusunan ini dilakukan dengan cara:
Crane danPortal meletakkan segmen sesuai susunan antar
segmen.
Jarak antar segmen gelagar adalah 10 15 cm hal ini berfungsi
untuk memudahkan pemasangan lem pada permukaan
sambungan dan pengontrolan jalannya strand (kabel) ketika
pengisian tendon dengan kabel.
Lakukan hingga seluruh segmen (4segmen) tepat berada diatas
strassing bad.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
109

ILUSTRASI PELUNCURAN GELAGAR PRACETAK


JEMBATAN BADAK MATI

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

2. Peluncuran gelagar pertama diletakan dipinggir

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

3. Peluncuran gelagar kedua diletakan dipinggir sebelah gelagar pertama

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

4. Peluncuran gelagar ketiga diletakan disebelah sisi pinggir yang satunya

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
110

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

5. Peluncuran gelagar Keempat sama seperti gelagar kedua

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

6. Peluncuran gelagar terakhir diletakan ditengah, kemudian tarik kembali truss


bealey dengan mobile crane,lalu bongkar pierstool, rocky roller dan
diaphragma
1 2 5 4 3

Tampak Vertikal

Tampak Horizontal

7. Kemudiangeser gelagar dengan menggunakan dongkrak dan tempatkan tepat


diatas mortar untuk delakukan penempatan tahap akhir dan pemasangan
elastomeric (rubber bearing)

Gambar 4.9. Ilustrasi Peluncuran Gelagar

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
111

Gambar 4.10.Pot. melintang Peluncuran gelagar pracetak (Lounching beam)

- Penegangan Gelagar
Pada penegangan gelagar dibagi dalam beberapa sub pekerjaan
yaitu:
Pembersihan permukaan sambungan gelagar
Permukaan gelegar persegmen dibersihkan dengan brush dan
ujung-ujung duckting yang lebih menonjol diratakan agar
memudahkan dalam prases pangisian (memasukkan) kabel (PC
strand) kedalam lubang tendon.
Pengisian kabel kedalam lubang tendon
Ujung kabel (PC strand) dipotong rata kemudian dibungkus
isolasi plastik agar ujung strand yang tajam tidak merusak
duckting, strand didorong hingga ujung kemudian dilebihkan 20
cm di ujung sementara dipangkal dilebihkan 80 cm untuk tendon
1 dan 60 cm untuk tendon selanjutnya hal ini dilakukan untuk
memberi ruang yang cukup pada jack stressing pada saat
penegangan, adapun jumlah kabel pertendon untuk balok
22,60 m :
- Tendon 1, 2 dan 3 = 7 kabel
Pemasangan anchor kepala (anchorhead)
Anchor head yang digunakan adalah anchor head type 7 s yang
berfungsi sebagai dudukan wedges (pasak/baji) dan juga sebagai

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
112

angkur tendon. Setiap ujung tendon dipasang 1(satu) buah


anchor head (setiap balok dipasang 6anchor head).
Pemasangan baji (wedges)
Wedges difungsikan sebagai pasak atau pengunci kabel pada
anchor head setelah kabel ditegangkan, disetiap ujung kabel
dipasang 1 set wedges (120 set wedges untuk setiap gelagar).
Wedges dikencangkan dengan menggunakan pipa stick. Wedges
tidak boleh terkena oli, hal ini bertujuan agar wedges dapat
mencengkram sempurna pada strand dan tidak lepas saat
penegangan (stressing).

Gambar 4.11. Anchor Head

Pemasangan bahan perekat (lem epoksi/epoxy concrete)


Setelah dua bahan lem epoksi (soft denner dan hard denner)
dicampur, lem sesegera mungkin diratakan pada permukaan
sambungan secara manual menggunakan tangan yang dibungkus
dengan sarung tangan karet.
Penegangan
Setelah anchor head dan wedges terpasang serta lem epoksi rata,
penegangan dilakukan dengan cara seluruh strand pada satu
tendon ditarik secara serentak menggunakan seperangkat alat
sterssing yang terdiri dari:

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
113

- Stressing jack
Cincin depan (front ring)
Anchor hidup (sarang tawon/jari-jari)
Stressing jack
Stop block
Crome wedges
Gauge meter (tera gaya)
- Selang tekanan tinggi
Selang berfunsi sebagai pengalir fluida dari pompa ke
stressing jack sebanyak dua selang (in dan out) yang
disambung menggunakan nevel.
- Pompa stressing
Urutan penegangan pada tendon gelagar dilakukan secara
bertahap:
Tahap 1 tendon 1 = 54 % = 4000 Psi
Tahap 2 tendon 2 =100 % = 7400 Psi
Tahap 3 tendon 3 = 54% = 4000 Psi
Tahap 4 tendon 1 = 100 % = 3400 Psi
Tahap 5 tendon 3 = 100 % = 3400 Psi

Gambar 4.12. Posisi Tendon

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
114

Gambar 4.13. Penegangan Gelagar (Stressing)

Pemotongan kabel sisa


Setelah kabel ditegangkan 100 % sesuai tera gaya, kabel
dipotong dengan gerenda metal cutting (tidak boleh dengan cara
peleburan atau las) dan sisakan 5 cm dari permukaan anchor
head.
Pemasangan selang grouting dan baching
Selang grouting (potongan selang) ditanam pada lubang
grouting pada custing. Kemudian permukaan anchor head,
custing dan kabel ditutup dengan menggunakan mortar (semen
dan pasir), hal ini untuk menghindari adanya kebocoran pada
saat grouting.
Merapikan Sambungan Antar Segmen
Penggunaan pasta semen dalam hal ini dimaksudkan untuk
menyamarkan garis sambungan dan menutup lubang yang
terjadi pada sambungan agar tidak terjadi kebocoran ketika
pekerjaan grouting.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
115

Penempatan Gelagar
Setelah penegangan dan merapikan sambungan, gelagar
dipindahkan (angkat, geser, turun) dengan menggunakan crane
dan portal ke tempat sementara.

Gambar 4.14. Peluncuran gelagar dengam mengunakan crane dan portal

Bongkar Portal
Portal dibongkar setelah semua gelagar diluncurkan dan
disusun, pembongkaran portal dilakukan beberapa tahap yaitu:
- Lepas rantai pengikat dengan cara membuka kuku rantai
- Angkat portal dengan menggunakan crane
- Lepaskan chain block dari portal
- Angkat diaphragma peninggi portal
- Angkat meja
- Angkat rol utama dan lepaskan rol samping dari rol utama.
Penarikan Kembali Rangka Bealey (Acrow Panel)
Penarikan rangka bealey dilakukan dengan cara rangka
disambung kembali dan diberi beberapa perletakan sementara di
darat sehingga didapat beban rangka di sungai lebih kecil dari
beban rangka didarat, kemudian rangka ditarik perlahan
menggunakan crane dan rangka didarat dipotong bertahap.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
116

Penyuntikan Pasta Semen Kedalam Tendon (grouting)


Bahan yang dipakai untuk grouting adalah semen, aditif
(metozil, sikadur) dan air (wc ratio : 0,4 s/d 0,5). Dengan
perbandingan 50 kg semen : 1,5 metozil,sikadur : 20 liter
air.Grouting dilakukan dengan menggunakan mechine electrical
grout pump yang dilengkapi dengan selang grout, dan mengikuti
tahapan:
- Masukkan air sesuai keperluan kedalam tangki mechine
electricalgrout pump,
- Hidupkan mechine electrical grout pump
- Masukkan semen, air dan aditif kedalam tabung Mixer
- Sambungkan selang grout dengan selang tanam yang terdapat
pada gelagar
- Buka keran hingga tendon terisi pasta semen
- Jika telah penuh, tutup selang tanam diujung dan biarkan
mechine electrical grout pump menyuntikkan pasta semen ke
tendon hingga tekanan 5 MPa tercapai, lalu tutup keran dan
tutup selang tanam dipangkal
- Setelah semua tendon berhasil di isi pasta semen, bersihkan
mechine electrical grout pump.
Penempatan Gelagar Tahap 2 (Akhir)
Tahapan pada penempatan gelagar tahap akhir adalah:
- Gelagar digeser secara bersamaan di kedua ujung dengan
menggunakan dongkrak yang bertumpu pada gelagar
sebelahnya hingga gelagar berada di atas umpak/posisi yang
ditentukan.
Finishing gelagar
Finishing yang dimaksud adalah pengecoran dibagian ujung dan
pangkal gelagar (meratakan permukaan ujung dan pangkal
gelagar tempat custing). Adapun metode kerjanya adalah:
- Ratakan permukaan depan dan belakang gelagar dengan
adukan mortar (pasir dan semen) semi kering dan padatkan

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
117

atau cor dengan beton (pasir, semen, agregat kasar) +


bekisting.
- Setelah kering rapikan dengan pengacian (pasta semen).
Pemasangan Elastomeric (Rubber Bearing)
Elastomeric dipasang dengan cara:
- Angkat salah satu ujung gelagar dengan menggunakan 1 buah
aisan plat dan 2 buah dongkrak kapasitas 30 ton.
- Pasang Elastomeric sesuai posisi.
- Turunkan ujung gelagar secara perlahan dan bersamaan.

Gambar 4.15. Pemasangan Elastomeric Rubber Bearing menggunakan Aisan plat.

Pemasangan diaphragma
Pekerjaan pemasangan diaphragma dibagi dalam beberapa sub
pekerjaan yaitu:
Penempatan diaphragma
Diaphragma diangkat dengan menggunakan crane kemudian
ditempatkan sesuai posisi, perhatikan posisi Tendon
kemudian masukkan strand.
Spesi
Maksud pekerjaan ini adalah menutup lubang antara
permukaan diaphragma dan gelagar dengan menggunakan
adukan pasir dan semen semi basah yang sebelumnya strand
di balut dengan kertas (spesi jangan menyumbat tendon).

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
118

Stressing
Stessing dilakukan setelah spesi benar-benar kering dan
tahapannya adalah:
Strand tunggal yang dilengkapi custing, anchorhead dan
wedges ditarik dengan menggunakan Stressing Jack
hingga tegangan mencapai maksimal 6 ton.
Potong kedua ujung kabel dengan menggunakan gerinda
listrik dan sisakan 3 cm dari permukaan wedges.
Tutup anchorhead dan ujung kabel dengan beton atau
mortar yang sebelumnya pasang selang tanam untuk
grouting.
Grouting
Pekerjaan grouting dilakukan setelah beton penutup anchor
head kering dan tahapannya sama dengan groting pada
gelagar.
Finishing
Setelah grouting, rapikan permukaan beton penutup
anchorhead dan permukaan spesi dengan acian semen.
Pemasangan plat deck pracetak
Plat deck pracetak diangkat dengan menggunakan crane
kemudian pasang pada posisi nya dan rapikan dengan
menggunakan pengungkit atau linggis.

Gambar 4.16. Stressing dan grouting pada Diaphragma

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
119

4.7 Penerapan Standar dan Peraturan


Penerapan standar dan peraturan pada Proyek Pembangunan Jembatan
Badak Matidilakukan sesuai dengan Standar dan peraturan yang ada.

4.7.1. Metode Pengendalian Kualitas


Pengendalian kualitas pekerjaan pada Proyek Pembangunan Jembatan
Badak Matidibagi dalam beberapa tahap pekerjaan diantaranya:
1. Pekerjaan Bangunan Bawah
Kualitas beberapa item pekerjaan yang diawasi pada pekerjaan
bangunan bawah selama observasi kerja praktek dititik beratkan pada
pengawasan kualitas material yang digunakan seperti :
a. Beton tiang pancang dan tulangan
Beton tiang pancang dan tulangan yang digunakan adalah hasil
pabrikan sehingga pengendaliannya pun dilakukan dengan
pemeriksaan sertifikat pada saat material datang dan pengecekan
fisik secara visual.
b. Aggregate kasar
Pengendalian kualitas pada material aggregat kasar dengan cara
aggregate disiram (disemprot) dengan air supaya aggregate bersih
dari bahan organik dam bahan lain yang menempel dan
diindikasikan mengganggu kekuatan material.
c. Aggregate halus
Pasir yang digunakan haruslah pasir sungai dan penggunaan pasir
pantai samasekali tidak diijinkan.
d. Semen
Semen yang diijinkan penggunaannya hanya Semen Padang Type
I atau yang setara dan yang masih baik/tidak rusak.
e. Air
Lokasi proyek yang berada di dekat pabrik getah sehingga
penggunaan air sungai tidak diijinkan dikarenakan air sungai
mengandung limbah pabrik yang digunakan adalah air sumur yang
penggaliannya dijauhkan dari tepi sungai.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
120

2. Pekerjaan Bangunan Atas


Pada pekerjaan bangunan, pengendalian kualitas dilakukan pada 2
item pekerjaan yaitu :
a. Penegangan gelagar
Penegangan dihentikan jika :
Pembacaan guide pada stressing pump telah menunjukkan
angka 7400 Psi dan
Perpanjangan kabel yang diijinkan adalah 7% dari
perpanjangan rencana.
b. Grouting pada tendon gelagar
Tekanan grouting yang dianjurkan adalah 3 5 Mpa, hal ini dapat
diketahui dengan melihat guide pada grout pump.

4.7.2. Dokumen Proses Pengendalian Mutu


Dokumen proses pengendalian mutu terdiri dari :
e. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilihat dalam lampiran laporan
kerja praktek ini
f. Shop Drawing
Dalam proyek Pembangunan jembatan pada Proyek Pembangunan
Jembatan Badak Mati ada Shop Drawing
g. Request
Request tidak ditemukan pada Proyek Pembangunan Jembatan Badak
Mati.
Daftar Periksa mutu
Daftar periksa mutu terdiri dari :
4. Data kalendering
Data kalendering tidak disertakan dalam laporan ini
5. Data hasil uji slump
Data hasil uji slump tidak ada dokumentasinya pada laporan ini
6. Data hasil uji kuat tekan beton

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
121

Data hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat dalam lampiran
laporan kerja praktek ini.

4.7.3. Tatacara Pengawasan dan jenis jenis Pengujian Mutu


Tatacara pengawasan untuk jenis jenis pengendalian mutu yang diamati
seperti :
1. Kalendering
Kalendering dilakukan untuk setiap tiang pancang hingga didapatkan
kedalaman yang diinginkan (3 cm untuk setiap 10 pukulan)
2. Uji slump
Uji slumpdilakukan berulang hingga didapat rasio air yang diinginkan
untuk mencapai angka Slumptidak lebih dari 7 cm.
3. Uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton diloakukan untuk setiap 1 m3adukan beton yang
komposisi materialnya ditentukan sehingga kuat tekan beton dicapai
tanpa menunggu hasil uji laboratorium, hal ini disebabkan lama umur
beton selama pengujian. Jika ditemukan hasil uji lab yang kurang dari
ketentuan maka sebisa mungkin dilakukan pembongkaran pada
segmen yang telah ditandai (data terekam).

4.7.4. Prosedur Pengujian Mutu Dilapangan dan di Laboratorium


Beberapa prosedur pengendalian mutu yang diamati selama kegiatan
Kerja Praktek adalah :
1. Pengujian mutu dilapangan yang meliputi :
a. Kalendering
pekerjaan pemancangan dikendalikan dengan menggunakan
metode kalendering yaitu sebuah cara sederhana untuk mengetahui
daya dukung tiang pancang yang dilaksanakan pada sepuluh
pukulan terakhir dengan menggunakan spidol, kertas
milimeterblock, selotip dan kayu pengarah spidol. Syarat umum
peda kalendering ini adalah 3 cm kedalaman untuk sepuluh
pukulan dengan mengikuti beberapa tahapan yaitu :

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
122

Memasang kertas milimeterblock pada tiang pancang


menggunakan selotip
Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu pengarah spidol,
kemudian tempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
Menjalankan pemukulan sebanyak sepuluh pukulan
Hitung kedalaman yang dicapai

Gambar 4.17. Pengambilan data Kalendering

Kualitas hasil pekerjaan


Dalam pengendalian kualitas hasil pekerjaan yang dapat diamati
pada pekerjaan cor tiang pancang dan abutmen adalah :
a. Uji slump beton
b. Pengambilan sampel uji kuat tekan beton
b. Uji slump beton
Uji slump pada beton bertujuan untuk mengetahui tingkat
kekenyalan adukan beton yang dibuat dengan langkah kerja sebagai
berikut :
Cetakan dan plat dibasahi dengan kain basah.
Letakkan cetakan di atas plat.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
123

isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam tiga lapis.
Tiap lapis isi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan
dengantongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata.
Tongkat pemadat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap-
tiap lapisan. Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi
dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan dinding cetakan.
Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat. Tunggu selama menit, dan dalam jangka waktu ini
kelebihan beton harus segera dibersihkan
Cetakan diangkat perlahan-lahan secara tegak lurus ke atas.
Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
Ukurlah Slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji.
Tinggi slump yang diijinkan pada pekerjaan pengecoran tiang
pancang dan abutment tidak lebih dari 7 cm.
c. Pengambilan sampel uji kuat tekan beton
Uji kuat tekan beton bertujuan menentukan kekuatan tekan beton
dengan cara pengambilan sampel berbentuk kubus dan silinder.
Adapun tatacara pengambilan sampel yang diamati selama
pekerjaan adalah :
Ambil adukan dari concrete mixer secukupnya
Masukkan adukan beton kedalam cetakan yang berbentuk
silinder dan kubus (yang sebelumnya telah dilumuri oli sebagai
pelumas), kemudian padatkan, rapikan lalu simpan sampel
Sampel yang telah mengering dibuka dari cetakan lalu sampel
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan perawatan dan diuji.
Sampel diambil 2 buah (kubus dan silinder) setiap 1 m3 adukan
beton.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
124

2. Pengujian mutu di laboratorium


Pengujian mutu di laboratorium yang diamati hanya pengujian kuat
tekan beton dengan metoda :
a. Ambil benda uji dari tempat perawatan.
b. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
c. Jalankan mesin tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur
dengan kecepatan berkisar antara 6 s/d 14 kg/cm.
d. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan
catatlah beban maksimum hancur yang terjadi selama
pemeriksaan benda uji.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
125

BAB V
TUGAS KHUSUS

5.1. Tugas Khusus


Dari apa yang telah diamati di lapangan kerja peraktek, penulis tertarik
untuk bisa menganalisa perhitungan pelat deck (deck slab precast), yaitu
dengan mencoba menjelaskan metode analisa perhitungan pelat deck (deck
slab precast) akibat beban sendiri pelat deck tersebut dan beban hidup saat
pemsangan pelat lantai jembatan sungai badak mati.

5.2. Tinjauan Akibat Beban Sementara pada Deck Slab Precast


Pelat deck adalah bagian dari struktur atas jembatan yang berfungsi
sebagai lantai kerja untuk pekerjaan pelat lantai jembatan dengan pengadan
secara pracetak (precast) karena struktur jembatan cast in place. Pengaruh
pelat deck (deck slab) terhadap pelat lantai adalah menyalurkan beban yang
diterima pelat lantai kebalok girder, deck yang digunakan adalah precast
agar mempermudah dalam pelaksanaan.
Sefesifikasi :
Tebal (h) = 7,5 cm
Panjang (p) = 170 cm
Lebar (l) =100 cm
Mutu beton (fc) = 40 Mpa ( 400 kg/cm2)
Mutu baja tulagan (fy) = 240 Mpa (2400 kg/cm2)
tulangan utama = 6 mm
Tebal selimut beton = 2 cm
Teba Air Perawatan = 3 cm (0,03 m)
Berat Orang Kerja = 80 Kg
Tebal Beton Seger = 15 cm (0,15 m)
Massa Jenis Air = 1000 Kg/m3
Massa Jenis Beton Pracetak = 2500 Kg/m3
Asumsi Beban Lain-lain = 100 Kg/m1
Beban Mati = 1,6 L dan 1,2 D

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
126

Gambar 5.1 Tampak Atas Plat Deck Precast

Gambar 5.2 Tampak Memanjang Plat Deck Precast

Gambar 5.3 Tampak Melintang Plat Deck Precast

Air perawaatan = 0,03 x 1,00 x 1000 (1,2) = 36 kg/m1

Orang kerja = 80 x 1,00 x 1 (1,6) = 128 kg/m1

Beton seger = 0,15 x 1,00 x 2500 (1,2) = 450 kg/m1

Berat sendiri = 0,075 x 1,00 x 1,00 x 2500 (1,2) = 225 kg/m1

Beban lain2 = = 100 kg/m1


Q = 939 kg/m1

... beban P = q x = 1,7 x 939 = 1596, 30 kg

Kapasitas beban P = 2490 kg> pada = 1596, 3 kg Jadi aman !

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
127

5.3 Tinjauan Keseimbangan Momen agar tidak Terjadi Lentur pada saat
Pengangkatan Deck Slab Precast

Gambar 5.4 Keseimbangan Momen pada saat Pengangkatan Deck Slab Precast

Gambar 5.5 Pembebanan Plat Deck Precast

Gambar 5.6 Super Posisi Momen (M+ = M-)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
128

Superposisi Momen

Kekakuan sama

Dimensi sama

Penyelesaian : (Momen positif = Momen Negatif)

M+ = M-
1
/2 q a2 = 1
/8 q ( - 2a )2 1/2 q a2
1/
2 q a2 + 1/2 q a = 1
/8 q ( + 4a + 4a2)
2 1
= /8 q ( + 4a )

qa2 = 1
/8 q ( + 4a + 4a)

a2 = 0

2 4a2 4a

Diselesaikan dengan rumus ABC

2 4 4 4 2 4 4 2
a1,2 = 2 =
2 4

= 4 162 = 162 4 5,6568


=
-8 -8

a1 = -0,2071
a2 = +1,2071
Diambil yang negatif saja karena nilai yang terkecil :

a = 0,2071 () =0. 2071 (170)


= 35,21 cm

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
129

Gambar 5.7 Hasil Resume Super Posisi

5.4 Perhitungan Lantai Jembatan

5.4.1 Data Teknis Pembebanan

a. Muatan Sumbu Ms = 20 ton

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
130

Gambar 5.8 Pembangian Beban Kendaraan pada Lantai Jembatan

b. Beban T = 10 ton

c. Beban q = 2,2 t/m untuk

panjang batang L > 30 m.

q = 2,2 t/m 1,1 (L-30) t/m untuk 30m < L < 60 m.

q = 1,1 (1 + 30/L) t/m untuk L > 60 m.

a1 = a2 = 30 cm, b1 = 12,5 cm & b2 = 50 cm.

d. Panjang bentang L = 25.60 m.

e. Jarak antara balok gelagar S = 185cm


20
f. Koefisien kejut K = 1+
(50+1)

g. Mutu beton lantai fc = 300 kg/cm2 (min)

h. Mutu baja tulangan fy = 4000 kg/cm2


BJTD 40.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
131

5.4.2 Peninjauan Kontruksi Lantai Kendaraan

Gambar 5.9 Potongan Mleintang Jembatan yang Dibebani Muatan Kendaraan


Peninjauan lantai tiap 1,00 m lebar.

Muatan sumbu Ms = 20 ton


Ms
Beban 1 roda P = 2 = 10 ton

Tekanan angin W = 150 kg/m2

Berat jenis aspal = 2200 kg/m3

Berat jenis air = 1000 kg/m3

Beban bergerak merata tanpa kejut q = 2,2 t/m untuk L < 30m
20
Koefesien kejut k = 1 + 50 + L

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
132

a. Beban Primer
Berat sendiri konstruksi (terfaktor)

Air = 0,03 1 t/m3 (1,2) = 0,036 t/m

Aspal = 0,05 1 2,2 t/m3 ) (1,2) = 0, 132 t/m

Beton = 0, 175 1 2,5 t/m3 (1,2) = 0, 525 t/m


+
= 0, 693 t/m 0,70
500
Ambil = = = 2,70> 2,5
185

PBI 1971 (Tabel 13.3.1)

1 x = 0,001 q 2 x = 0.001 0.70 1,852 83 = 0,200 t.m/m

= -0,001 q 2 x = -0.001 0.70 1,852 83 = -0,200 t.m/m

1 = 0,001 q 2 x = 0.001 0.70 1,852 83 = 0,200 t.m/m

b. Beban akibat T

(Ditinjau sesuai prinsip tegangan geser pons).

Muatan sumbu = 20 ton

Muatan satu roda T = 1 2 . = 10 ton

(jembatan kls 1 ; 100% beban bina marga)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
133

Gambar 5.10 Analisa lantai jembatan akibat pembebanan roda kendaraan atau beban T

Bidang kontak b = 50 cm

Bidang kontak a = 30 cm

Bidang kontak 0 = 5 + 8,66 = 13,66 cm

Bidang kontak 0 = 13,66 cm

Gambar 5.11 Analisa lantai jembatan akibat penggunaan 2 (dua) lapisan lantai
beton dengan mutu berbeda.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
134

Nilai equivalen karateristik plat.


n = 1/2 = 300/400 =0,866
Tinggi efektif plat = 0,866 = 0,866 20 = 17,32 cm
Sumbu netral = 8,66 cm
0 = 5 + = 5 + 8,66 = 13,66 cm
0 = 5 + = 5 + 8,66 = 13,66 cm
Maka = 13,66 + 50 + 13,66 = 77,32 cm
= 13,66 + 30 + 13,66 = 57,32 cm

Reaksi roda pada lantai jarak roda w 1 m



2 5 150 2 1

=
1,85

= 811 kg

PBI 71 : Didalam rumus-rumus dimana r adalah koefisien yang bergantung


pada sifat-sifat dari tumpuan plat dan di ambil sebagai berikut :

r = 1 untuk plat yang terletak bebas pada kedua tumpuan.

r = 1/2 untuk plat yang terjepit penuh pada kedua tumpuannya.

r = 2/3 untuk keadaan-keadaan antara ambil

r = 1/2 dan panjang sekat = 500 cm

> 3r 1 x

500 > 3r 185

Maka = 3/4 a + r

= 3/4 57,32 + 185

= 112,37 cm

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
135

Gambar 5.12 Momen tumpuan

. . 10 0,65 1,2
0 = = = 4,2162 t m ( terbesar ambil)
1,85

Momen tumpuan = momen lapangan

- = +
0 4,2162 . .
= = 7,3555 .
0,5732

+ 7,3555 7,3555 .
= 4 = 4 0,532 = = 5,2052.
1+ 1+ 1,4131
3 3 1,85

0 4,2162 .
- = -10%x = -10% x = -3751 .
1,124

Momen total plat lantai :

. = . + .

= 7,355 + 0,2000 = 7,5555 tm/m1 = 7,5555 105 kg cm/m1

. = . + .
1
= 5,2052 + 0,0200 = 5,252 tm/m = 5,2252 105 kg cm/m

Kontrol tegangan :

Mutu beton lantai tc = 300 kg/2 ;tc = 400 kg/2

Tegangan geser izin beton

1 = 1,08 = 1,08 300 = 18,71 kg/2

2 = 1,08 = 1,08 400 = 21,60 kg/2


Total beban T pada lantai = P + = 10 t + 0,811 ton

Penyebaran beban pada bidang kontrak (Tegangan max)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
136

10811
= = = 2,44 kg/2
57,32 77,32

Jadi tebal plat 20 cm cukup kuat.

5.4.3 Mendimensi Tulangan Lantai

5.4.3.1. Tulangan melintang

= 7,5555 . 105 kg/2

Mutu baja tulangan 2 = 4000 kg/2

Gambar 5.13 Analisa perhitungan penulangan lantai jembatan

Karena ada perbedaan mutu beton pada lapisan lantai beton maka perlu di
cari tebal efektif ekifalensi dari pada lantai,maka ;

1 300
= h = 16 = 13,85 cm
2 400

Beton 1 = 300 kg/2 = 0,85


1

2 = 400 kg/2 = 0,77


1

1 =fc1 . = 255 kg/2 m


1
4000
= = 0,77 400 = 12,987
1 . 1

2 .
2
1
. . 2 .39 ,40
4000 4000 2 .12,987 .4000
= .
=
0,77
12,987 .4000

= 0,01408

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
137

75% 0,00255 . 2
= 2
=
75% 0,00255 0,77.400
4000
+ +
+ 0,003 +
200 .000


Dimana P > jadi perlu tulangan rangkap

Tulangan lapisan bawah ( )

Ambil = . b . = 0,0064 x 100 x 13,85 cm

= 8,864 cm2 kenyataan di lapangan ada 6 16

= 6 x 2,010

= 12,06 2

perlu < ada sangat aman !

Cari lapangan
. . 12,06 2
= = 100 = 0,008708
13,85

Tulangan Lapis Atas (As1)


As1 = max x b (e d) = 0,005372 x 100 cm (13,85 4) = 5,29

Kenyataan di lapangan
Ada 6 13 = 6 x 1,33 cm2 = 7,98
As perlu < As lap. cukup aman!
5,29 cm2< 7,98 cm

Gambar 5.14 Hasil Resume Analisa Perhitungan Tulangan Lantai Jembatan pada
Potongan Melintang

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
138

Gambar. 5.15. Penulangan Beton Jembatan pada Potongan Melintang


(data aktual/ lapangan)

5.4.3.2 Tulangan Memanjang Jembatan (Sumbu Y)

MlY = 5,2252 x 105 kg cm/m


M 5,25 .105
RU = = = 27,24
b x 2e 100. 13,85 2

fs 4000
m = = = 12,987
1 . fc1 0,77 x 400
2 x Ru 2 x 27,29
f2 . m. fs 4000 40002 12,987 4000
1 0,77
P = =
m . fs 12,987 4000
= 0,00942

Pmax = 75 % Pb
0,00255 x 2 . fc2 0,00255 x 0,77 x 400
P = fs
= 4000
fc s + 4000 0,003 +
s 200.000

= 0,9985
Jadi P > P 0,00942 > 0,00640 perlu tulangan ganda

Tulangan Lapis Bawah (As) :


As = Pmax x b (e dx) dx = 1,6 cm
= 0,0064 x 100 (13,85 1,6)
= 7,84 cm2

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
139

7,84 cm2
Ambil 13max perlu =5,89 6 batang
1,33 cm2

Actual dilapanga ada 6 13max = 7,98 cm2 Ok memenuhi !!!

Tulangan Lapis Atas (As) :


Ps = P Pmax = 0,00942 0,0064 = 0,00302
As = Ps . b . (e dx) = 0,00302 x 100 cm (13,85 cm 1,6 cm)
= 3,70 cm2
Pakai 13min = 2,78 6 batang ===> actual di lapangan
@ = 100 = 33 cm (jarak tulang) 6 13max = 7,98 cm2
@ = 12,5 cm (Jarak tulang)

Gambar 5.16 Penulanga Melintang Lantai Jembatan Hasil Analisa

Gambar 5.17. Penulangan Melintang Jembatan Aktual Dilapangan

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
140

5.4.3.3 Tulangan Miring atau Tumpu


Sesuai data actual dilapangan pada pertemuan lantai dengan
gelegar, di sisi atas tumpuan tersebut sering terjadi retak-retak, hal ini
mungkin terjadi disebabkan :
a. Mutu beton tidak memenuhi syarat (pada waktu itu < K-300) dan atau
mungkin keropos karena getaran vibrator kurang kontiniu.
b. Tidak ada tulangan miring atau tumpu yang berfungsi melawan
momen negative di atas tumpuan. Hal ini terjadi juga berkaitan erat
dengan tulangan pada plat deck salab precast yang memang belum
atau tidak dipasang tulangan miring .
c. Tebal plat lantai mungkin terlalu tipis, untuk mengatasi hal tersebut
salah satu alternatifnya dengan memasang tulangan miring atau tumpu
pada setiap pertemuan lantai dengan gelegar.

Tulangan miring dapat dihitung dengan menganalisa beban dinamis


dan beban tetap yang bekerja pada konstruksi tersebut. Analisa tulangan
miring atau tumpuan didalam plat lantai jembatan memanglah sulit, karena
pada suatu saat posisi beban dinamis (roda) berubah-ubah) pada setiap
interval jarak.

Salah satu alternatif analisa hal tersebut adalah dengan cara analisa
perpindahan momen (M- & M+) pada pembebanan statis dengan
mangasumsikan bahwa tumpuan lantai kita anggap jepit sempurna .

Gambar 5.18. Pembebanan Dinamis Pada P (Roda).

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
141

Gambar 5.19. (Pembebanan Merata q = Beban tetap (statis).

Gambar 5.20. Beban Dinamis P (Roda) Berada Ditengah-tengah plat Atau


Jarak Tengah-tengah antara Gelagar

Posisi I Akibat Beban q Statis


1 2
M+ = q 2 = q 2
12 24

+
1
Mmax = q 2 = q 2
24

1 0
20 = 24
1
8

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
142

20 = 1 3 2

l0 = 1 2
3 = 0,577 0 = 0,577 185 cm
= 106,75 cm

0 185 106,75
a = = = 39 cm
2 2

PBI 1971 Gb.13.3.1 a >1/5x


>1/5. 185
> 37 cm

Posisi III Akibat Beban P


PL
M- = M+ = Mmax= = 1 /4 P . x
8

1
0 = 8 PL = 4 L = 0,5 x 185 = 92,5 cm
1 P 8
4
0 185 92,5
a = = = 46,25 cm
2 2
Ambil a = 46,25 cm >1/5 = 37 cm

Gambar 5.21. Resume Hasil Analisa Posisi Letak Tulang Geser Miring pada
Lantai Jembatan

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
143

Dari hasil perhitungan halaman 58 dimana :


M+max = 7,5555 + ton m
M-+ = Mtx + Mtp Mtp = 1/8 P.
= 0,20 + 2,3125 = 1/8 x 10 . 1,85 = 2,5125 ton . m

Gambar 5.22. Bidang Momen

Gambar 5.23. Bidang Gaya Lintang

Mmax = 1/8 qu. 02


7,5555 t.m = 1/8 qu. (0,925)2
7,5555 t
q = = 70,645
0,10695 m

Jadi gaya lintang atau perletakan maksimum adalah :

Dmax = qu. . 1/2 = 70,645 x 1,85 x 1/2 = 65,35 ton

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
144

fc' 1 300
Tebal plat lantai efektif de =d = 20 =17,32 cm
fc' 2 400

Tegangan Geser yang Terjadi


Dmax 65350 kg
= = = 37,73 kg/cm2
de x b 17,32 cm x 100 cm
Kuat geser pada beton 2 (dua) lapis berbeda mutu

Vc = b x de fc . 1 6

= 1000 x 173,2 30 . 1 6

Vc = 158 .109,24 N 1 N = 0,1021 kg


Vc = 16.137,948 kg

Gambar 5.24. Denah Kuat Geser pada Beton Dua Lapis Berbeda Mutu

SK SNI. 91.03
Pasal 3.4.3. Jadi Ve< Dmax Kuat geser lebih kecil dari pada gaya geser
Jadi perlu tulangan geser
Linersia plat efektif Ie = 1/12. b . de3 = 1/12. 100 cm (17,32)3
= 43301,27 cm3
Vc .1 . .b . de . 1 4 de
2
Tegangan geser servis Vs = b . Ie
1
16137 ,948 x 1 2 x 100 x 17,32 x ( x 17,32)
4
=
100 x 43301 ,27

= 13,97 kg/cm2

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
145

Tegangan geser izin beton = = 0,6 . 1 6 f = 0,6 1 6 30


= 0,55 N/mm2 = 5,61 kg/cm2

Dari hasil analisis dimana :


Tegangan geser < 5,61 kg/cm2 <37,73 kg/cm2
Dan kuat geser beton lebih dari pada gaya geser kerja
Ve< Dmax hal tersebut perlu tulangan penahan geser

Gaya geser kerja yang perlu ditulangi (Vn)


Vn = Vu - Ve dimana Vu = Dmax = 65350 kg
= 65350 16137,918 kg = 49212,952 kg diangga max
Vr 19606,026 kg
Gaya geser rata-rata Vr = =
B x de 100 cm x 17,32 cm
= 11,32 kg/cm2
Vr 19606,026 kg
Perlu tulangan geser Asr = = = 4,92 kg/cm2
fs 4000 kg/cm2
4,90
pakai tulangan 10 mm perlur = = 6 batang
0,785
Tulangan akibat Momen Negatif (M) pada tumpuan atau tulangan tumpu
Dimana M = 25125 t.M = 251250 kg cm ?m
fc1 = 300 kg/cm2 (mutu beton lapis atas) 1 = 0,85
f s = 4000 kg/cm2 = 400 MPa (mutu baja tulangan)
M 251250
RU = = 2
=43,098
b x he 100 x 13,85
fs' 4000
m= = =15,686
1 .fc ' 1 0,85 x 300
2 .Ru
m . s
1
=
m
2 .13,098
4000 40002 15,686 40001
0,85
=
15,686 4000
= 0,00398

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
146

0,002552 2
Pmax = 75%. Pb Pb =
+ Es

0,00255 x 0,85 x 300


Pmax = 75%. = 4000
4000 0,003 + 200.000

Pmax = 75% = 0,00707

<Pmax , maka
As = x b x he
= 0,00398 x 100 x 17,32
= 6,893 cm2 pakai 13 mm perlu 6,893
= 5,18 batang
Dibulat = 5 batang/m
Apabila dilakukan sinkronisasi dengan penulangan atas melintang jembatan
(sb x), akan dapat bertemu dalam satu jalur dengan jarak tulangan yang
sama pula G 20 cm, dengan diameter sama pula yaitu 13 mm.

Selanjutnya tulangan geser 10 mm dapat diperpanjang atau diteruskan di


atas untuk mendukung tulangan tumpu akibat momen negative (M).

Gambar 5.25. Resume Analisa Rencana Penulangan Lantai Jembatan Pada Potongan
Melintang Jembatan Deck Slab Precast Type B

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
147

Gambar 5.26. Penyusunan Letak Posisi Plat Deck Slab Precast

Gambar 5.27. Letak Depan Memanjang Unit Plat Deck Precat Type A
(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan)

Gambar 5.28. Potongan Memanjang Unit Plat Deck Precat Type A


(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
148

Gambar 5.29. Potongan Melintang Unit Plat Deck Precast Type A


(Sesuai Hasil Analisa Tinjauan)

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
149

1. Apa saja kelebihan dan kekurangan gelagar prategang dibandingakan


dengan gelagar beton konvensional? Cari artikel
Jawab

BETON PRATEGANG

1. Sejarah

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi


terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat
rendah terhadap tarik.Beton tidak selamanya bekerja secara efektif
didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak
dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban
mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya
diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang
secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif.
Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam
baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat
karatan fatal akibatnya bagi struktur.

Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur


beton bertulang seperti diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk
menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan
memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang
ditarik atau biasa disebut beton pratekan. Beton pratekan pertama kali
ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur Perancis. Ia
mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,relaksasi dan slip pada
jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang
bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system
panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih
dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
150

Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu


jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena
penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat
dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah
penciptaan struktur-struktur yang langsing dan bentang-bentang yang
panjang. Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-
besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime
pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan
segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih
lanjut jenis struktur ini, seperti:

a). Yves Gunyon


Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah
menerbitkan buku Masterpiecenya Beton precontraint (2 jilid) pada
tahun 1951. Beliau memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur
dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan
oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai Gaya
Parasit maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar
belakang ilmiah dari beton pratekan.

b). T.Y. Lin


T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang
merupakan guru besar di California University, Merkovoy. Keberhasilan
beliau yaitu mampu memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada
struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963 tentang Load
Balancing. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan
gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang
telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini.
Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja
momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang
struktur bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban
vertikal dan horizontal) merupakan inbalanced load, yang akibatnya
pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
151

struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan


menggunakan tegangan merata akibat balanced dan tegangan lentur
akibat unbalanced load. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung
dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian
baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang
hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.

Teori inbalanced load telah mengakibatkan perkembangan yang


sangat pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung
bertingkat tinggi. Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama
di Amerika dewasa ini boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang
tidak menggunakan beton pratekan didalam strukturnya.

T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan


dapat dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa,
setelah sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang
kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi
dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup
kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk
yang diakibatkan oleh gempa.

c). P.W. Abeles


P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih
mendongkrak aliran full prestressing, karena penggunaanya tidak
kompetitif terhadap penggunaan beton bertulang biasa dengan
menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan full prestressing ini
tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton
pratekan dan full prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari
pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan
menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan demikian timbullah
gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk
mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan
penampang atau dikenal dengan nama partial prestressing. Yang mana

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
152

didalam penampang diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat


dikombinasikan dengan baik.

Partial prestressing telah disetujui oleh Chief Engineers


Departement untuk digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di
Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan
lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan biasa.
Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa
partial prestressing mengembangkan struktur-struktur tertentu.
Begitupun dengan teori load balancing dari T.W. Lin yang ikut
mendorong dipakainya partial prestressing karena pertimbangannya
kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

2. Aplikasi

Penggunaan sistem prategang pada elemen struktural linier adalah


dengan memberikan gaya konsentris atau eksentris dalam arah
longitudinal. Gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara
mengeliminasi atau sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan
dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehingga dapat meningkatkan
kapasitas lentur, geser, dan torsional penampang tersebut.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
153

Selain itu, pemberian tegangan (stressing) juga digunakan pada


cerobong reaktor nuklir, pipa, dan tangki cairan, yang pada dasarnya
mengikuti prinsip-prinsip dasar yang sama dengan pemberian prategang
linier. Tegangan melingkar pada struktur silindris atau kubah menetralisir
tegangan tarik di serat terluar dari permukaan kurvilinier yang disebabkan
oleh tekanan kandungan internal.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
154

Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara


lain :
a) Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap
keadaan korosif.
b) Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
c) Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja,
maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton
bertulang.
d) Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas
penampang dipakai secara efektif.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
155

e) Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah


berat besi beton biasa.
f) Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka
struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan
Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis
instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki
redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Adapun kekurangan dari penggunaan beton prategang adalah :
a) Dengan ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah,
maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini
menyebabkan natural frequency dari struktur berkurang, sehingga
menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila
struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya
ditambah.
b) Penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi mengakibatkan harga satuan
pekerjaan menjadi lebih tinggi.
c) Pengerjaan membutuhkan menuntut ketelitian yang lebih tinggi dan
pengawasan yang lebih ketat dari pelaksana ahli.

3. Sifat-Sifat Bahan
a) Beton

Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-


300) karena mempunyai sifat penyusutan dan rangkak yang rendah
mempunyai modulus elastisitas dan modulus tekan yang tinggi serta dapat
menerima tegangan yang lebih besar dibandingkan beton mutu rendah,.
Sifat-sifat ini sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan
yang cukup besar akibat sifat-sifat beton tersebut.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
156

b) Baja Prategang
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum dipakai pada
struktur beton prategang. Baja untuk beton prategang terdiri dari:

Kawat baja
Kawat baja disediakan dalam bentuk gulungan, kawat dipotong
dengan panjang tertentu dan dipasang di pabrik atau lapangan. Baja
harus bebas dari lemak untuk menjamin rekatan antara beton dengan
baja prategang.

Untaian kawat (strand)


Kekuatan batas strand ada 2 jenis yaitu 1720 MPa dan 1860 MPa,
yang lazim dipakai adalah strand dengan 7 kawat.

Tabel spesifikasi strand 7 kawat


Nominal (mm) Luas Nominal mm2 Kuat Putus (kN)
6,35 23,22 40
7,94 37,42 64,5
9,53 51,61 89
11,11 69,68 120,1
12,70 92,9 160,1
15,24 139,35 240,2

Batang Baja
Batang baja yang digunakan untuk beton prategang disyaratkan pada
ASTM A 322, kekuatan batas minimum adalah 1000 MPa. Modulus
elastisitas 1,72 105 1,93.105 MPa. Batang baja mutu tinggi tersedia
pada panjang sekitar 24 m. Batang-batang baja tersedia sampai 34,9
mm.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
157

2. Sebutkan komponen jembatan yang bukan komponen utama dari


jembatan?
Jawab

a. Tiang sandaran
b. Trotoar
c. Pipa pembuangan air hujan
d. Instalasi air bersih dan kabel
e. Plat injak
f. Back wall
g. Wings wall
h. Loneng

3. Selain memikirkan aspek kekatan dari jembatan aspek apa saja yang harus
difikirkan ?
Jawab

a. Aspek sikologis
b. Aspekkenyamanan
c. Aspek estetika
d. Aspek ekonimis
e. Aspek keamanan

4. Apa guna dari tiang sandaran dan trotoar?


Jawab

a. Tiang sandaran untuk kenyamanan sikis si pejalan kaki


b. Trotoar untuk daerah pejalan kaki

5. Selain jembatan bangunan apa saja yang menggunakan beton prategang..?


Jawab

Gedung bertingkat pada balok, plet lantai dan kolom bangunan

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
158

6. Beban apa saja yang mampu ditahan oleh perletakan sendi gambarkan..?
Jawab

Perletakan sendi mampu menahan gaya horizontal dan vertikal

Perletakan sendi rol mampu menahan gaya vertikal

7. Apa jenis dari perletakan lantai jembatan, perhitungan bidang momen


digunakan untuk menentukan apa.?
Jawab

Tinjauan jenis perletakan

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
159

Tinjauan A adalah perlekakan jepit atau overhang

Tinjauan B adalah perlekakan jepit-jepit

Tinjauan C adalah perlekakan jepit atau overhang

Aplikasi perletakan sendi pada Aplikasi perletakan sendi roll pada


gelagar jembatan beton jembatan struktur baja
menggunakan elestomerik raber
bearings

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
160

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan yang dilakukan selama
pelaksanaan kerja praktek, dapat diambil beberapa simpulan antara lain:
1. Objek Kerja Praktek adalah Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati dan merupakan
proyek Pemerintah.
2. Proses pengadaan jasa konstruksi dilakukan dengan sistem pelelangan
umum dan ketentuannya mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000.
3. Struktur jembatan pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan
Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati menggunakan gelagar Type I
Panjang 22 m Tinggi 125 cm produksi Pracetak Jambi dan merupakan
jembatan klass A.
4. Proses seleksi dan penunjukan Kontraktor sesuai dengan Perpres No,
54 Tahun 2010.
5. Dokumen kontrak lengkap beserta lampiran-lampirannya mengacu
pada Perpres No, 54 Tahun 2010.
6. Organisasi penanganan pekerjaan pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati sesuai dengan
PP No 30 Tahun 2000.
7. Metode penanganan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan metode
yang ditetapkan dan metode lain nya yang disepakati.
8. Penerapan standard dan peraturan yang dilakukan pada Proyek
Pelaksanaan Kontruksi Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai
Badak Mati sangat ketat untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
diinginkan.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
161

6.2. Saran
Selama pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Pelaksanaan Kontruksi
Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Badak Mati dan Penyusunan Laporan
Kerja Praktek tidak terlepas dari hambatan-hambatan ataupun kekurangan-
kekurangan, untuk penulis ingin memberikan beberapa saran :
1. Penyelenggara Kerja Praktek diharapkan lebih mensosialisasikan
proses dan tahapan pelaksanaan Kerja Praktek agar Mahasiswa lebih
siap melaksanakan Kerja Praktek benar.
2. Kepada perencana diharapkan lebih detil menyajikan gambar hasil
perencanaan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membaca gambar
ketika pelaksanaan sebagai contoh :
a. Sertakan desain balok tumit pada Abutment agar memudahkan
pemasangan Elastomerick.
b. Pada perencanaan harus dibahas tentang ruang yang disediakan
untuk tahapan peluncuran (lounching) gelagar.
3. Kepada kontraktor agar kedepannya memperhatikan timbunan
sementara oprit sehingga didapatkan landasan penegangan
(stressingbad) yang rata sehingga mempermudah proses peluncuran
(lounching) gelagar.
4. Pengawas diminta supaya lebih aktif dalam pengawasan serta
koordinasi dengan kontraktor lebih ditingkatkan untuk meminimalkan
kesalahan dalam pelaksanaan.
5. Diharapkan kepada owner untuk lebih aktif agar pelaksanaan
pekerjaan lebih cepat (bukan sekedar tepat waktu).
6. Kepada mahasiswa peserta Kerja Praktek selanjutnya agar lebih
mempersiapkan diri serta pendekatan pada organisasi pengelola
proyek (owner, pengawas dan kontraktor) lebih ditingkatkan sehingga
ilmu dan data yang diperlukan mudah didapat.

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
162
DOKUMENTASI DAN LAMPIRAN

Dokumentasi Pemancangan

Dokumentasi Kalendring

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
163

Dokumentasi Pemasangan Bekisting dan Pembesian Pilecap

Dokumentasi Pengecoran Pilecap

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
164

Dokumentasi Pemasangan Bekisting Pada Abutmen

Dokumentasi Pengerjaan Cor Gelagar Pracetak

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
165

Dokumentasi Slump Test Beton

Dokumentasi Pengecoran Plat Deck

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
166

Dokumentasi Peluncuran Gelagar Pracetak

Dokumentasi Stressing Gelagar Pracetak

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
167

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019
168

Laporan Kerja Peraktek Pembangunan Jembatan badak mati


Oleh: Heru Purnama Sidiq
091016122201019

Anda mungkin juga menyukai