Tanaman obat yang berkembang di Indonesia sangat melimpah tetapi pemanfaatannya masih
terbatas dikonsumsi secara segar, sehingga dibutuhkan teknologi pengolahan untuk dapat
memaksimalkan pemanfaatannya. Pemanfaatan yang maksimal dari berbagai tanaman obat
ini masih dirasa kurang beredar di masyarakat. Teknologi pengolahan dan penanganan untuk
berbagai macam obat dengan pemanfaatan tanaman obat merupakan peningkatan nilai tambah
dari tanaman yang dimaksud.
Buku teknologi pascapanen tanaman obat ini di paparkan tentang pengolahan tanaman secara
umum, baik tanaman yang berasal dari daun, akar, batang, buah, biji, rimpang, kulit kayu dan
herba. Cara-cara pengolahan sederhana tapi memenuhi kaidah cara pengolahan yang baik dan
benar. Selain itu, di berikan juga beberapa contoh tanaman dengan khasiatnya dan beberapa
contoh cara penggunaannya. Kami merasa bahwa buku ini belum sangat sempurna, tapi mudah-
mudahan dapat membantu mengenali dan memanfaatkan tanaman tersebut untuk menjaga
kesehatan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan
wawasan pembaca tentang berbagai tanaman obat sebagai salah satu komoditas tanaman yang
potensial. Selanjutnya, diharapkan saran dan kritik membangun atas segala kekurangan yang
terdapat pada buku ini untuk perbaikan mendatang.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Khasiat dan kegunaan tanaman obat, berasal dari daun, akar dan bunga. ........... 5. 5
Tabel 2. Khasiat dan kegunaan tanaman obat, berasal dari buah, biji, herba dan batang .. 6. 6
Tabel 3. Khasiat dan kegunaan tanaman obat, berasal dari rimpang .................................. 8. 8
Tabel 4. Komponen kimia beberapa tanaman obat ............................................................. 9
Menurut Depkes, yang dimaksud dengan obat tradisional ialah obat yang
berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral atau sediaan galeniknya
atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis
dan dipergunakan dalam usaha pengobatan hanya berdasarkan pengalaman.
Bahan yang digunakan bisa dalam keadaan segar ataupun dalam bentuk kering
yang di sebut simplisia, dapat berupa rimpang, akar, herba, daun, batang, bunga
dan buah. Secara umum yang dinamakan simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Untuk menunjang kegiatan industri, suatu produksi harus dimulai dari cara
mendapatkan bahan baku yang tepat, baik dari segi kuantitas ataupun
kualitasnya. Faktor yang sangat berpengaruh dalam hal ini adalah aspek
budidaya dan pascapanen yang tepat. Proses pembuatan simplisia di tingkat
petani masih dilakukan secara tradisional, dan kadang-kadang tidak memenuhi
cara-cara pengolahan yang baik dan benar, sehingga untuk mendapatkan mutu
yang baik agak sulit dicapai. Untuk simplisia yang berasal dari petani, biasanya
dilakukan proses ulang, dimulai dari penyortiran, pencucian, perajangan dan
Pengolahan hasil panen merupakan suatu tahapan yang sangat penting dan
perlu dilakukan secara baik dan benar, sehingga dapat memberikan hasil
dengan kualitas yang optimal, mempunyai kadar zat berkhasiat yang tinggi,
stabil, efisien dan mempunyai penampilan fisik yang menarik. Cara pencucian
dan pengeringan harus dilakukan dengan baik dan teliti. Selain itu, proses
pengolahan sebaiknya dilakukan ditempat yang sedekat mungkin dengan
lokasi tanaman yang dipanen. Apabila terjadi penundaan dalam pencucian dan
pengeringan, hal ini dapat menimbulkan kelainan kualitas dari simplisia yang
dihasilkan. Untuk itu, dengan teknik pengolahan yang baik dan benar maka
akan dihasilkan simplisia dengan kualitas yang memenuhi persyaratan standar.
terhadap ekstrak kolesom menggunakan tikus putih. Dari hasil uji tersebut,
ternyata ekstrak kolesom dapat menaikkan jumlah dan motilitas spermatozoa,
menaikkan kadar testosteron dan menambah lapisan spermatogesis.
Khasiat dan kegunaan beberapa tanaman obat tersaji pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Khasiat dan kegunaan tanaman obat berasal dari daun, akar dan bunga
Bagian yang Nama tanaman Khasiat dan kegunaan
digunakan
Daun Belimbing wuluh (Averhoa Anti hipertensi, encok, penurun panas, gondok,
bilimbi) demam, sariawan
Seledri (Apium graviolens Linn) Antihipertensi, masuk angin, diare, rematik, asam
urat, bronkhitis
Katuk (Souropus androgynus) Laktagoga, demam, darah kotor
Kumis kucing (Orthosiphon Diuretik, batu ginjal, encok, darah tinggi, kencing
stamineus) manis
Sambiloto (Andrographis Febrifuga,amarum,antelmintik,antipiretik, tipus,
paniculata) kencing manis, diuretik
Jambu biji (Psidium guajava) Diare, peluruh haid, astringens, sariawan.
Sirih (Piper betle, Linn) Diuretik, antiseptik, hipertensi, sakit mata, eksim,
bau mulut, kulit gatal, pendarahan gusi, mimisan,
bronkhitis, batuk, sariawan, keputihan, alergi/biduren
Tempuyung (Sonchus arvensis) Litotriptik, diuretik, antiuroliasis
Tapak dara (Vinca rosea) Diabetes, anti kanker, darah tinggi, leukimia, asma,
bronkhitis, demam, radang perut, gondong, bisul, luka
bakar, bengkak
Saga (Abrus precatorius ) Obat batuk, sariawan, gangguan perut, susah tidur
Daun dewa (Grynura Obat kanker, kudis dan kurap, antiradang, lever,
pseudocina) analgetik, antikoagulan, penghilang nyeri di
persendian, luka terpukul, bengkak payudara, masuk
angin, digigit binatang berbisa, asam urat, kutil, tumor
Tabel 2. Khasiat dan kegunaan tanaman obat yang berasal dari buah, biji, herba, batang
Bagian yang Nama tanaman Khasiat dan kegunaan
digunakan
Buah Cabe jawa (Piper rectrofractum) Stimulan, karminatif, diaforetik, obat gosok,
alteratif, obat sakit perut, sakit gigi.
Mahkota dewa (Phaleria Anti tumor, desentri, eksim
macrocarpa)
Mengkudu (Morinda citrifolia) Antihipertensi, antikanker, sedatif, meningkatkan
stamina
Kemukus (Piper cubeba) Penyakit kelamin, disentri, sesak napas, bau mulut,
menghangatkan badan, karminatif, ekspektoran.
Pemakaian obat tradisional tidak akan menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan seperti pada obat modern. Hal ini dikarenakan didalam tanaman/
bahan alam masih terdapat senyawa kimia pendukung lainnya yang akan
memberikan efek sinergisitas terhadap senyawa-senyawa lain dalam suatu
bahan, dibandingkan dengan obat modern yang hanya mengandung komponen
tunggal. Didalam satu tanaman, masing-masing bagian seperti akar, daun,
batang, buah, bunga dan biji mengandung senyawa kimia/metabolit sekunder
dengan struktur senyawa yang sedikit berbeda. Metabolit sekunder di dalam
tanaman berperan sebagai zat berkhasiat dan berkorelasi positif dengan jenis
tanaman, umur panen, agronomis/lingkungan tumbuh seperti ketinggian, jenis
tanah, curah hujan.
8 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
III. KANDUNGAN KIMIA
Tanaman obat mengandung berbagai jenis senyawa kimia yang bisa berfungsi
untuk mengobati berbagai macam penyakit dan juga berbagai macam jenis
enzim. Enzim-enzim tertentu yang terdapat dalam tanaman harus di non
aktifkan, bila masih bekerja maka senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman
akan berubah menjadi senyawa lain yang tidak mempunyai efek terapi. Didalam
simplisia terdapat kandungan senyawa kimia, baik yang memiliki efek terapi
yaitu senyawa aktif maupun yang tidak mempunyai efek terapi yaitu zat ballast
seperti karbohidrat, lemak, protein, khlorofil, resin dan tannin. Walaupun tidak
memiliki efek terapi, akan tetapi zat ballast memiliki pengaruh yang cukup besar
pada ekstraksi kandungan zat aktif.
Senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman obat dapat berfungsi untuk
mengubah detak jantung, tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar glukosa.
Dengan demikian, orang yang memiliki problem jantung, tekanan darah
tinggi, atau kelainan gula darah seperti diabetes mellitus harus waspada bila
mengkonsumsi obat tradisional. Untuk itu, sangat di perlukan sekali menguji
efek farmakologi dari senyawa kimia yang terdapat dalam masing-masing
tanaman, sehingga semakin terungkap adanya kemungkinan efek kombinasi
kandungan senyawa kimia dalam tanaman tersebut. Beberapa tanaman obat
dengan kandungan komponen kimianya tertera dalam Tabel 4.
Kerusakan hasil tanaman obat sesungguhnya telah dimulai sejak masa sebelum
panen dilakukan, yaitu ketika tanaman masih berada dilapang. Beberapa
serangga (ngengat dan kumbang) dan jasad renik seperti Aspergillus sp, Fusarium
sp dan golongan khamir yang mencemari pada waktu dilapang, masih dapat
berkembang biak selama masa penyimpanan atau setelah proses pengolahan.
Pengendalian cemaran sejak dilapang sampai penyimpanan untuk pengolahan
lebih lanjut perlu dilakukan dalam upaya untuk menekan kehilangan hasil.
Demikian juga dengan sanitasi, wadah yang digunakan untuk menyimpan hasil
panen merupakan sarana keberhasilan pada saat pra panen.
Kandungan zat berkhasiat dari suatu tanaman sangat erat kaitannya dengan
tingkat kematangan pada waktu tanaman tersebut dipanen, karena akan
sangat menentukan mutu akhir dari produk yang diperoleh. Keragaman derajat
kematangan bukan saja mempengaruhi mutu tetapi membawa konsekuensi juga
terhadap biaya dan tenaga pada waktu proses pembersihan dan sortasi serta
dapat menurunkan rendemen yang diperoleh. Sebagai contoh, tanaman lada
dikenal dengan pembungaan yang tidak serentak. Hal ini akan menyebabkan
Pengeringan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan kadar air bahan
sampai ketingkat yang diinginkan. Pemakaian alat pengering mekanik dapat
dikatakan lebih efisien bila mampu mengeringkan bahan sampai pada tingkat
kekeringan yang aman tanpa mengalami perubahan fisik, kimia, biokimia, efisien
dalam penggunaan waktu, biaya operasional bahan bakar, dan upah pekerja.
Pada proses pengeringan menggunakan matahari langsung, kemungkinan akan
12 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
terjadi kontaminasi dari lingkungan, seperti debu, insekta, kotoran burung dan
rodensia. Untuk itu, diperlukan tempat penjemuran yang cukup luas karena bila
tidak luas, kadang-kadang bisa terjadi proses fermentasi bila tidak diperlakukan
secara benar, susut pengeringan lebih besar, suhu tidak dapat dikontrol. Dari segi
ekonomis, matahari akan lebih menguntungkan karena tanpa menggunakan
bahan bakar atau tambahan energi, tapi dari segi kualitas kadang-kadang akan
memberikan produk yang kurang baik. Selain itu, pengeringan matahari tidak
dapat diterapkan disemua daerah karena kondisi cuaca yang tidak sama. Untuk
proses pengeringan dengan matahari, bahan-bahan yang akan dikeringkan
bisa ditebar ditanah dengan terlebih dahulu dialasi tikar, kain atau diatas baki
besar dari aluminium, lamporan, dapat juga menggunakan bahan bambu/kayu
yang dibuat berlubang-lubang (Gambar 2). Lamanya pengeringan tergantung
dari jenis bahan yang dikeringkan. Biasanya pengeringan dengan cara ini
memerlukan waktu sekitar 1-2 minggu.
Bahan tanaman yang dapat dikeringkan dengan cara ini adalah bahan yang
berasal dari akar, kulit dan biji-bijian. Dengan keadaan terbuka, seringkali
menyebabkan bahan mengalami pencemaran dan bila terjadi perubahan cuaca
secara tiba-tiba akan memberikan masalah. Pengeringan dengan menggunakan
alat pengeringan mekanikakan lebih menguntungkan karena suhu dapat diatur
sesuai dengan jenis bahan yang akan dikeringkan. Keuntungan alat ini adalah
tidak perlu diangkat atau dirubah bila cuaca secara tiba-tiba berubah, serta
pencemaran akibat debu sangat sedikit bahkan kemungkinan tidak ada. Selain
itu, bila menggunakan alat pengering mekanik, produk yang dihasilkan akan
lebih baik dari segi penampilan dan kandungan zat berkhasiat, karena suhunya
dapat diatur sesuai keinginan. Beberapa tipe alat pengering mekanik, antara
lain tipe rak dan tipe berputar tertera pada Gambar 3 (Gambar 3a dan 3b).
a b
Gambar 5. Diagram alir pascapanen tanaman obat yang berasal dari daun
Akar sebagai produk tanaman obat dapat dibedakan dalam dua golongan
menurut asal dan jenis tanamannya, yaitu akar lunak dan akar keras. Akar lunak
biasanya banyak mengandung air, lebih dari 60%, misalnya akar kolesom (T.
paniculatum), akar purwoceng (P.alpina). Sementara akar yang bersifat keras
biasanya memiliki kandungan serat yang tinggi, misalnya akar pasak bumi
(E. longifolia) dan akar trengguli (C. fistula). Dengan adanya perbedaan sifat
tersebut, tentu dibutuhkan penanganan dan pengolahan yang berbeda. Akar-
akar yang banyak mengandung air, pengeringannya dilakukan secara perlahan
Tahapan proses pengolahan tanaman yang berasal dari akar adalah pencucian
secara baik dan benar, karena banyak tanah yang melekat disela-sela akar
tersebut. Bentuk akar yang tidak beraturan kadang-kadang sedikit menyulitkan
dalam proses pencucian. Akar tanaman harus dibersihkan secara hati-hati,
karena merupakan bagian yang langsung bersinggungan dengan tanah. Selain
itu, kemungkinan adanya bakteri yang akan terikut karena sulit dibersihkan.
Bahan-bahan seperti akar wangi, akar purwoceng, akar kolesom sebaiknya
menggunakan air yang bertekanan atau dilakukan perendaman terlebih dahulu
Gambar 7. Diagram alir penanganan pasca panen tanaman obat dari akar
Setelah ditiriskan dan air mengering, bahan bisa dikecilkan ukurannya dengan
cara dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan menggunakan pisau
stainless steel. Untuk akar purwoceng dan som jawa, pengirisan dapat dilakukan
secara memanjang atau melintang dengan ketebalan sekitar 4-5 mm. Dalam
proses pengeringan, sebaiknya bahan dihamparkan pada wadah atau alas
penjemur dan ditebarkan tidak terlalu tebal. Hal ini untuk mencegah kerusakan
pada bahan serta memudahkan panas cepat menyerap kedalam bahan yang
akan dikeringkan. Pengeringan langsung dengan sinar matahari, membutuhkan
waktu sedikit lebih lama dibandingkan bila menggunakan alat pengering
mekanik. Bila cuaca tidak memungkinkan, biasanya bahan akan mudah sekali
rusak karena berjamur. Untuk itu, akan lebih baik bila bahan dikeringkan dengan
menggunakan alat pengering mekanik. Akar pasak bumi, setelah ditiriskan lalu di
keringkan dengan ukuran tertentu kemudian baru dikecilkan kembali ukurannya
atau bisa menggunakan alat penyerut. Lamanya pengeringan tergantung dari
ketebalan bahan yang dikeringkan.
Tanaman obat yang berasal dari akar yang sangat dikenal oleh masyarakat
adalah pasak bumi dan purwoceng, karena kedua tanaman tersebut berkhasiat
sebagai afrosidiak atau meningkatkan vitalitas bagi kaum laki-laki. Di Indonesia
pasak bumi banyak tumbuh di pulau Kalimantan, sehingga pasak bumi menjadi
salah satu tanaman obat yang sangat terkenal sejak dahulu dan telah digunakan
oleh masyarakat suku asli di Kalimantan seperti suku Banjar dan Dayak. Di
Kalimantan akan sangat mudah dijumpai pasak bumi yang dijual hampir
disemua toko barang-barang kerajinan. Kini pasak bumi menjadi tanaman obat
yang mulai dikenal di dunia, banyak penelitian baik di dalam dan luar negeri
yang dilakukan untuk mencari kebenaran atau khasiat lain dari akar pohon ini.
Bahkan disebutkan pasak bumi memiliki keampuhan empat kali lebih kuat dari
pada Ginseng untuk meningkatkan kadar testosterone dalam tubuh manusia.
Di Malaysia pasak bumi ini dikenal dengan nama tongkat ali.
cukup tinggi, yaitu antara 70%-80%. Namun, ada beberapa jenis buah yang
memiliki kandungan air kurang dari 70%. Selain mengandung air, buah-
buah yang lunak juga mengandung lemak, protein, atau zat-zat lain sehingga
membutuhkan perlakuan khusus dalam proses pengeringan agar kandungan
zat yang dimiliki tidak hilang. Untuk buah mahkota dewa perlakuan pascapanen
meliputi: penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan. Bila diinginkan
membuat serbuk maka setelah proses pengeringan dilakukan penyangraian
terlebih dahulu baru digiling halus menjadi serbuk. Pada waktu pembelahan
buah, biji dan cangkang yang terdapat didalamnya harus dibuang karena agak
beracun.
Untuk cabe jawa, pemetikan dilakukan bila buah sudah berwarna kemerahan
sampai merah, kemudian buah ditebarkan diwadah pengeringan. Buah cabe
jawa ini bisa dikeringkan menggunakan matahari atau menggunakan alat
pengering mekanik dengan suhu berkisar 40C. Untuk mendapatkan kadar air
yang cukup rendah bisa digunakan alat pengering beku, tapi biasanya bahan
harus dihancurkan terlebih dahulu dan produk yang dihasilkan dalam bentuk
serbuk. Rasa pedas pada cabe jawa disebabkan oleh senyawa turunan alkaloid,
yaitu piperin dan piperidin. Tanaman dan buah cabe jawa disajikan pada Gambar
11.
Untuk buah kemukus, buah yang di panen harus buah yang sudah tua dan
berwarna hijau tua sampai kuning kemerahan. Akibat tidak adanya keseragaman
warna buah, maka sebelum dijemur atau dikeringkan, buah sebaiknya diperam
terlebih dahulu dalam ruang tertutup selama 1-3 hari agar buah menjadi masak
secara keseluruhan dan warnanya merata. Buah harus langsung dikeringkan
agar tidak terjadi proses fermentasi atau berjamur yang akan menurunkan
kualitasnya. Untuk melepaskan buah dari tangkainya, bisa dilakukan dengan
memasukkan buah kedalam air panas selama beberapa menit, sehingga buah
dapat dengan mudah terlepas dari tangkainya. Kemudian buah dipisahkan dari
tangkainya, dan ditiriskan baru dikeringkan. Bila pengeringan menggunakan
matahari langsung sangat tergantung pada cuaca. Pada saat cuaca cukup baik,
maka penjemuran bisa berlangsung sekitar 4-7 hari. Selama proses penjemuran
buah harus dibolak-balik agar tidak terjadi fermentasi yang akan menurunkan
kualitas buah. Bila buah di keringkan langsung dengan tangkai, maka akan
memakan waktu yang cukup lama dan proses pengeringan juga tidak merata.
Gambar 15. Diagram alir pascapanen tanaman obat berasal dari buah
Diagram alir pengolahan tanaman obat yang berasal dari biji tertera pada
Gambar 17.
Tanaman ketumbar Biji ketumbar Tanaman jintan hitam Biji jintan hitam
Batang dan kulit batang memiliki karakteristik yang hampir sama, yaitu kaku,
keras, dan liat. Hal ini karena keduanya memiliki kandungan serat selulosa,
hemiselulosa, serta lignin yang tinggi. Penanganan dan pengolahan terhadap
produk tersebut harus sesuai anjuran dengan memperhatikan sifat yang dimiliki
Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 31
Tanaman kayumanis Kulit kayumanis
Gambar 21. Tanaman dan kulit kayumanis
Gambar 24. Diagram alir penanganan pascapanen tanaman dari kulit batang
Rimpang, umbi batang, umbi lapis, dan umbi akar umumnya memiliki sifat
yang sangat mirip, yakni keras dan agak rapuh. Hal ini dikarenakan adanya
kandungan zat pati, protein dan kandungan air yang cukup tinggi. Penanganan
dan pengolahan untuk tanaman obat dari rimpang harus sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing tanaman. Panen rimpang sebaiknya dilakukan
pada saat awal musim kemarau. Diagram alir pengolahan rimpang tersaji pada
Gambar 27.
Jaminan kualitas simplisia yang harus di terapkan adalah bahwa simplisia yang
di gunakan adalah benar, bersih, aman dan berkhasiat. Simplisia harus di jamin
benar karena untuk sediaan herbal, aktivitas farmakologi sangat tergantung
pada kandungan kimianya. Setiap simplisia mempunyai komponen aktif yang
berbeda, sehingga kebenarannya dapat diuji dengan karakteristik farmakognosi
dan fitokimia. Untuk jaminan bersih bukan sekedar bersih dari pengotor saja,
tetapi bersih dari cemaran bakteri patogen, jamur atau cemaran logam berat
dan residu pestisida dengan pengujian sesuai parameter yang ada. Jaminan
aman adalah aman dari toksisitas hasil nilai pengujian terhadap toksisitas akut
dan sub akut dan dilanjutkan dengan uji zat berkhasiat. Uji berkhasiat melalui
uji farmakologi terhadap hewan coba.
Kadar abu merupakan komponen yang sangat penting untuk menilai cemaran
fisik simplisia, seperti partikel tanah dan pasir yang dapat memberikan
gambaran higinitas atau baik tidaknya cara-cara pengolahan simplisia tersebut.
Untuk kadar sari yang larut dalam air dan alkohol merupakan suatu petunjuk
terhadap kualitas tanaman, terutama komposisi senyawa kimia; nilainya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh atau baik tidaknya proses agronomi serta
dapat memperlihatkan apakah simplisia tersebut berasal dari bagian tanaman
yang dikehendaki.
Ekspor tanaman obat bila dibandingkan dengan ekspor non-migas relatif sangat
kecil, akan tetapi bila mengingat keragaman hayati yang cukup luas, maka
ekspor tanaman obat dapat diandalkan sebagai salah satu komoditas non migas
yang mempunyai potensi besar dan daya saing yang cukup kuat. Dalam dekade
terakhir, pasar herbal telah mengalami peningkatan dengan meningkatnya
permintaan akan obat alternatif alami. Menurut penelitian, permintaan produk
herbal dipasaran dunia rata-rata setiap tahunnya meningkat 8% selama tahun
1999-2001. Pasar global produk herbal diperkirakan 80 billion US pada tahun
2000, dan meningkat menjadi 200 billion US tahun 2008 dan 5 trillion US
pada tahun 2050. Permintaan herbal berdasarkan dari kegunaannya sebagai
ingredients telah meningkat secara signifikan di negara-negara Eropa dan
Amerika, karena kebutuhan industri. Di negara Eropa, yaitu Jerman merupakan
pasar yang cukup besar, diperkirakan 80% masyarakatnya telah mencoba herbal
sebagai obat. Di negara Asean, herbal telah cukup lama dikenal dan cukup
efektif dalam bidang pengobatan, karena khasiat dan manfaatnya telah dikenal
secara turun temurun.
Omzet penjualan jamu dan obat tradisional di Tanah Air pada tahun 2012
diperkirakan mencapai Rp 13,2 triliun. Kontribusi dari penjualan di pasar dalam
negeri sekitar Rp 12,1 triliun dan pasar ekspor Rp 1,1 triliun. Omzet tersebut
didapatkan dari penjualan jamu, obat herbal, makanan dan minuman herbal,
ramuan spa, aroma terapi dan minuman energi. Khusus untuk omzet obat
tradisional di dalam negeri tahun ini berpotensi meningkat 10% menjadi Rp
12,1 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 11 triliun. Potensi omzet pasar
obat tradisional sebenarnya mencapai sekitar Rp 30 triliun. Namun, produsen
Hampir semua jenis tanaman obat di butuhkan sebagai bahan baku pembuatan
obat tradisional/jamu oleh berbagai industri obat tradisional Indonesia. Namun
ada beberapa jenis tanaman obat budidaya yang dibutuhkan industri obat
tradisional dalam jumlah besar, antara lain jahe (Z. officinale Roxb.) sebesar 5
000 ton / tahun, kapulogo (A. cardamomum Auct.) 3 000 ton/tahun, temulawak
(C. xanthorrhiza Roxb.) 3 000 ton/tahun, adas (F. vulgare Mill.) 2 000 ton/tahun,
kencur (K. galanga L.) 2 000 ton kering/tahun, kunyit (C. domestica Val.) 3 000
ton kering/tahun dan 1 500 ton basah/tahun.
Tanaman obat mempunyai banyak keragaman yang terdiri dari daun, akar,
biji, buah, rimpang, kulit kayu, bunga, sehingga mempunyai perbedaan
dalam pengolahan menjadi simplisia. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
proses pengolahan antara lain, penyortiran, pencucian, pengecilan ukuran,
pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan pengawasan mutu. Dengan
melakukan pengolahan secara baik dan benar dengan memperhatikan
kebersihan akan di hasilkan simplisia dengan kualitas yang memenuhi standar.
Asam urat
Daun salam segar sebanyak 10 lembar dicuci bersih, kemudian di tambah dengan 700 mL air
dan di rebus sampai tinggal 200 mL. Di minum selagi hangat
Kolesterol tinggi
Daun salam segar sebanyak 10-15 lembar dicuci bersih, lalu di rebus dalam 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari.
Lakukan setiap hari.
Radang lambung
Daun salam sebanyak 30g dicuci bersih ditambah daun sambiloto 30 g dan gula batu secu-
kupnya serta 600 mL air di rebus sampai tertinggal 300 mL, airnya di minum untuk dua kali
sehari.
Diare
Daun salam sebanyak 7 lembar dicuci bersih dan tambahkan 200 mL air, lalu di rebus selama
15 menit, tambahkan garam secukupnya. Setelah dingin kemudian di saring baru di minum.
Kencing manis
Daun salam segar sebanyak 7-15 lembar di cuci bersih, lalu di rebus dalam 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan.
Lakukan sehari 2 kali.
Gatal-gatal
Daun/kulit batang / akar secukupnya dicuci bersih dan digiling halus. Tambahkan minyak ke-
lapa secukupnya, balurkan pada bagian yang gatal
Bisul, borok
Herba bandotan segar dicuci bersih, kemudian di tambahkan seke-
pal nasi dan seujung sendok teh garam. Giling sampai halus baru
dioleskan ke tempat yang sakit dan di balut dengan perban.
Sakit tenggorokan
Cuci 30-60 g daun bandotan segar di tumbuk halus, lalu di peras
dan di saring. Tambahkan larutan gula batu dalam air perasan
secukupnya dan diaduk sampai homogen. Diminum 3 kali sehari.
Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu di tumbuk sampai
halus. Lalu di peras dan saring. Air perasan yang terkumpul di
gunakan untuk obat tetes telinga. Lakukan sehari 4 kali, setiap kali
pengobatan sebanyak 2 tetes.
Malaria, influenza
15-30 g herba bandotan kering di rebus dalam dua gelas air sampai
tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin di saring dan minum
sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Perut kembung, mulas, muntah
Cuci herba bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu di potong
seperlunya. Kemudian di rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa
menjadi satu gelas. Setelah dinginsaramuan di ring dan di minum
sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Kencing manis
Daun sambiloto1/2 genggam dicuci bersih, lalu direbus dengan 3 gelas air ber-
sih sampai menjadi sekitar 2 1/4 gelas. Ramuan di dinginkan dan di saring. Di
minum sehabis makan, 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas.
Demam
Satu genggam daun sambiloto di cuci bersih, kemudian ditumbuk dan tambah-
kan 1/2 cangkir air matang. Campuran di saring lalu di minum sekaligus. Sisa
hasil penyaringan daun sambiloto bisa digunakan sebagai tapal untuk merin-
gankan demam.
Influenza dan sakit kepala
1 g serbuk kering daun sambiloto diseduh dengan air panas satu cangkir atau
secukupnya. Biarkan sampai menjadi dingin barundi minum, lakukan 3-4 kali
sehari.
Disentri, diare, radang saluran napas, radang paru
Herba kering daun sambiloto sebanyak 9-15 g di tambahkan air sebanyak 3
gelas, kemudian direbus sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan kemudian di saring
dan di minum sehari 2 kali, masing-masing sebanyak 1/2 gelas.
Darah tinggi dan batuk rejan
5-7 Lembar daun sambiloto segar, di cuci bersih, kemudiaan di seduh den-
gan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya dan diaduk sampai
merata.. Setelah dingin baru di minum. Lakukan 3 kali sehari.
Asam urat
30 g herba tempuyung segar di cuci bersih, lalu di rebus dengan 3 ge-
las air bersih sampai hanya tersisa 1 gelas. Ramuan di minum setelah
dingin.
Darah tinggi
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci bersih, lalu diasap
sebentar. Kemudian dimakan dan di lalap bersama nasi. Dikonsumsi
3 kali sehari dengan dosis yang sama.
Kandung kencing dan empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci bersih, lalu diasap
sebentar, kemudian dimakan sebagai lalap bersama nasi. Konsumsi 3
kali sehari dengan dosis yang sama.
Radang payudara (mastitis)
Daun tempuyung segar sebanyak 17 g dicuci bersih, lalu rebus den-
gan 3 gelas air hingga tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin di saring dan
diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.