2
H : Tinggi Jatuh air
(2-10) 2. Putaran Turbin air : [11]
Dengan :
d : Diameter pipa (m) (2-12)
n : Faktor keamanan 3. Jarak Antar Sudu
n = 2 untuk pipa yang tertutup tanah Untuk menentukan jarak antar sudu dapat
n = 4 untuk pipa di luar diketahui menggunakan persamaan sebagai
p0 : Tekanan udara berikut : [11]
= 0,1 MPa (2-13)
E : Modulus elastisitas
= 200 GPa Dengan :
t : Jarak antar sudu
I. Turbin Air 1 : Sudut sudu = 290 50 atau kurang lebih 300
Secara umum hasil penelitian di lapangan S1 : Penerima pancaran
mendapatkan potensi pengembangan PLTMH dengan k : koefisien kecepatan
tinggi jatuhan (head) 6 60 m, yang dapat
dikategorikan pada head rendah dan medium. Grafik 4. Jumlah Sudu
pada gambar di bawah ini dapat membantu pemilihan Jumlah sudu yang tepat adalah sudu yang
turbin. memiliki bentuk setipis dan semulus mungkin.
Persamaan untuk memperoleh jumlah sudu
adalah sebagai berikut : [11]
(2-14)
Dimana :
N : Jumlah sudu
4
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan juga IV. PEMBAHASAN
debit desain yang berfungi untuk menentukan A. Lokasi PLTMH
kecepatan aliran dan dimensi saluran pembawa. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
3. Bak Penenang Mikrohidro teletak di Desa Poncosumo Dusun Gunung
Desain volume bak penenang dapat diketahui Sawur di lereng Gunung Semeru, Lumajang.
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Vf = Af x hf B. Perancangan PLTMH
Desain bak penenang dilengkapi dengan 1. Debit Air
saringan sampah dan saluran pembuangan air. Pada penelitian ini debit air diukur secara
Lebar bak penenang selebar saringan sampah. langsung dengan menggunakan metode apung. Data
4. Pipa Pesat pengukuran debit berikut merupakan data
Pada desain pipa pesat dilakukan dengan pengukuran debit mingguan dengan pengukuran
menghitung kecepatan aliran pada pipa pesat. Hasil sesaat untuk debit musim kering maupun debit
perhitungan kecepatan aliran pipa pesat digunakan musim basah.
untuk menentukan diameter dan juga tebal pipa Berikut adalah tabel hasil pengikuran debit
pesat, dilanjutkan dengan perhitungan rugi-rugi sungai Besuk Semut :
pada pipa pesat.
5. Turbin Air Tabel 4.1 Pengukuran debit musim kering
Pada penelitian ini pemilihan turbin MUSIM KERING
berdasarkan tinggi jatuh sesuai dengan grafik LUAS
pemilihan turbin pada gambar 2.7 serta dengan PENAMPANG KECEPATAN DEBIT
melihat karakteristik turbin yang meliputi faktor NO. (m2) ALIRAN (m/s) (m3/S)
kecepatan, kecepatan sudut, debit satuan, dan 1 0.357 1.039 0.373
kecepatan spesifik. 2 0.380 1.032 0.392
Desain dimensi turbin pada penelitian ini 3 0.377 1.039 0.392
meliputi diameter runner ,lebar runner, jarak antar
4 0.375 1.041 0.390
sudu, jumlah sudu, lebar keliling radial,
kelengkungan sudu, jarak pancaran air. Rata-rata 0.386
6. Transmisi Mekanik
Pemilihan jenis transmisi bergantung pada Tabel 4.2 Pengukuran debit musim basah
besar kecilnya putaran turbin yang dihasilkan. MUSIM BASAH
Ketika putaran turbin sama dengan putaran LUAS
generator, maka poros turbin dan generator KECEPATAN DEBIT
NO. PENAMPANG
disatukan dengan sebuah kopling. Namun ketika ALIRAN (m/s) (m3/S)
(m2)
putaran turbin lebih kecil atau berbeda dengan
putaran generator, maka poros turbin dan generator 1 0.505 1.350 0.685
menggunakan sisitem transmisi sabuk dengan 2 0.505 1.324 0.669
bantuan komponen pendukung seperti pulley. 3 0.497 1.332 0.662
7. Generator 4 0.440 1.378 0.615
Dalam pemilihan ini generator yang Rata-rata 0.652
digunakan adalah generator sinkron 3 fasa 1500
rpm. Dari tabel pengukuran musim kering diatas,
Kapasitas generator yang digunakan digunakan sebagai acuan untuk menentukan debit
berdasarkan pada perhitungan daya terbangkitkan desain, dimana debit desain yang ideal merupakan
pada persamaan 2.2. Dengan memperhatikan rugi- debit dengan prosentase 120% dari debit minimum.
rugi generator serta untuk menjamin kinerja Sehingga debit desain diperoleh sebesar 0.463 m3/s.
generator maka diperlukan faktor keamanan 25% 2. Tinggi Jatuh air
dari daya terbangkitkan. Pada pengukuran tinggi dilapangan beda elevasi
8. Sistem Pengaturan beban atau tinggi jatuh antara letak bendungan hingga
Pada penelitian ini sistem pengaturan beban rumah turbin adalah 6.82 meter.
menggunakan Electronic Load Controller (ELC). Pada desain bendungan tinggi jatuh ditambah
Penentuan kapasitas beban ballast yang digunakan 1.2 meter, namun terjadi penurunan pada kontur
adalah dengan prosentase 60% dari kapasitas saluran pembawa sebesar 7.5 cm, pada saluran
generator. pembuang pada rumah turbin sebesar 80 cm dan
tinggi jagaan banjir 20 cm. Sehingga tinggi bruto
D. Penarikan Kesimpulan
pada desain PLTMH ini adalah sebesar 6.945 m.
Penarikan kesimpuan dari penelitian ini adalah
akan dilakukan perancangan Pembangkit Listrik 3. Bendungan dan Intake
Tenaga Mikohidro pada Desa Poncosumo kecamatan Penentuan letak bendungan pada penelitian ini
Candipuro, Kabupaten Lumajang dengan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
memanfaatkan aliran sungai Besuk Semut.
5
Vf = B x L x df
Vf = 4 x 2 x 1.7 =13.6 m3
6. Pipa Pesat
Desain pipa pesat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Diameter pipa pesat
Untuk mendapatkan diameter pipa pesat dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Lokasi Bendung 2 69 ( )
Berdasarkan pengukran lokasi di lapangan,
bendungan direncanakan dengan panjang 7 meter,
tinggi 1,9 meter dan lebar rencana 8.5 m, dengan 2 69 ( )
lebar pintu pembilas 1 m serta dilengkapi saluran 0.4533 meter
pelimpah dengan lebar 7 m, tinggi 1.2 m dan panjang
2 m. Desain bangunan pengambil (intake) dengan b. Kecepatan air pada pipa pesat
panjang 0.8 meter, lebar 0.2 meter dan jarak dari Kecepatan air pada pipa pesat dapat dihitung
permukaan air 0.25 m. Dari desain bendung dan dengan persamaan berikut ini :
intake pada penelitian ini direncanakan tinggi muka V=
air 1.5 meter dari dasar bangunan dengan debit 0.463 Dengan
m3/s. A d2 = x 3.14 x (0.4533)2
4. Saluran Pembawa = 0.1613 m2
Pada penelitian ini saluran pembawa V =
direncanakan memakai saluran terbuka dengan = 2.8704 m/s
geometri persegi empat dan panjangnya kurang lebih
50 meter dan lebarnya 0.7 meter. Kontur saluran c. Tebal Pipa Pesat
pembawa 1.5% artinya setiap 10 meter panjang Desain tebal pipa pesat pada penelitian ini dapat
saluran, ketinggiannya diturunkan 1.5 cm. Sehingga diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
untuk panjang 50 meter ketinggian saluran pembawa
turun 7.5 cm.
Tinggi muka air pada saluran pembawa dapat 2
Dengan d = 0.4533 meter
diketahui sebagai berikut :
n = 2 (pipa dipendam dalam tanah)
po = 0.1 MPa
1 E = 200 GPa
0 463 1 07
2
0 075
07 0 017 2 2 07 2 01
07 0 4533
0 0287 07 2 200
2 2 07
h = 0.21 m = 0.036 meter
d. Rugi-rugi pada pipa pesat
dari perhitungan tinggi muka air di atas maka
tinggi saluran pembawa sekitar 0.6 meter. Akibat gesekan pada pipa
Kecepatan air pada saluran pembawa dapat Untuk mengetahui rugi-rugi akibat gesekan
diketahui sebagai berikut : pipa dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
7
Jarak antar sudu Nilai perbandingan tersebut bisa didapatkan
Untuk menentukan jarak antar sudu dapat dengan pesamaan :
diketahui menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Dengan k = 0.087, 1 = 300, dan D1 = 11.81 inci
Dimana: Putaran Turbin Air n1 = 330 (rpm)
Putaran Generator n2 = 1500 (rpm)
2 0529 inci Jari jari Puli Turbin Air r1 = 0.6 (m)
Jari jari Puli Generator r2
= 5.2143 cm
330
Jumlah sudu 1500 0 6
Persamaan untuk memperoleh jumlah sudu Sehingga r2 = 0.1320 m
adalah sebagai berikut :
10. Perhitungan Daya
Pada penelitian ini tinggi jatuh air adalah 6.94
3 14 11 81 meter. Untuk mencari tinggi jatuh efektif maka tinggi
jatuh tersebut dikurangi dengan rugi-rugi kehilangan
2 0529 tinggi pada pipa pesat. Didapatkan tinggi jatuh 6.36
= 18 buah
m. Namun pada penelitian ini tinggi jatuh efektif
Lebar Keliling Radial yang digunakan adalah tinggi jatuh bruto dikalikan
Untuk menentukan lebar keliling radial dengan efisiensi pipa pesat. Sehingga didapatkan
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: tinggi jatuh 6.24 m.
= 0.17 D1 Persamaan untuk mencari daya listrik teoritis
= 0.17 x 11.81 yang dibangkitkan karena perbedaan tinggi adalah
= 2.0077 inci = 5.099 cm sebagai berikut :
P = 9,81 . Q . H
Kelengkungan sudu = 9.81 x 0.463 x 6.24
Untuk mengetahui kelengkungan sudu dapat = 28.342 kW
menggunakan rumus dibawah ini : Apabila diasumsikan :
= 0.326 r1 Efisiensi pipa pesat p = 0.9
= 0.326 x 5.905 Efisiensi turbin t = 0.77
= 1.925 inci = 4.889 cm Efisiensi generator g = 0.8
Maka daya listrik yang dibangkitkan dihitung
Jarak Pancaran dari Pusat Poros dengan persamaan:
Untuk mengetahui jarak pancaran dari pusat P = 9,81 . Q . H . p .t . g
poros dapat menggunakan rumus dibawah ini : = 9.81 x 0.463 x 6.96 x 0.9 x 0.7 x 0.8
Dengan k = 0.087 dan D1 = 11.81 inci = 15.87 kW
y1 = (0.1986 0.945 k) D1 Pada PLTMH unit 1 dan unit 2 beban rata-rata
y1 = (0.1986 0.945 x 0.087 ) 11.81 tiap pelanggan adalah 200 VA dan tiap 2 kepala
= 1.374 inci = 3.489 cm keluarga dicatu daya 450 VA, sehingga bila mengacu
pada beban unit 1 dan 2 jumlah pelanggan ideal yang
Jarak pancaran dari tepi dalam Runeer bisa dilayani oleh unit 3 adalah sekitar 58 kepala
Untuk mengetahui jarak pancar dari tepi keluarga.
dalam runner dapat menggunakan rumus
dibawah ini : 11. Generator
Dengan k = 0.087 dan D1 = 11.81 inci Pada penelitian ini besar daya terbangkitkan
y2 = (0.1314 0.945 k) D1 sekitar 15.87 kW. Mengacu pada buku pedoman
y2 = (0.1314 0.945 x 0.087) 11.81 Studi Kelayakan Mekanikal-Elektrikal, dengan
= 0.5809 inci = 1.475 cm memperhatikan rugi-rugi generator serta untuk
menjamin kinerja generator maka diperlukan faktor
9. Transmisi Mekanik keamanan minimal 25% dari daya terbangkitkan.
Pada penelitian ini desain transmisi mekanik Maka kapasitas generator yang dipilih adalah 20
menggunakan sitem transmisi tidak langsung karena kVA.
daya yang dihasilkan dibawah 20 kW, yaitu 15.87 Sistem kontrol yang direncanakan menggunakan
kW. Electronic Load Controller (ELC) yang menyatu
Pada sistem transmisi ini menggunakan V-belt dengan kontrol panel dan sebagai penyeimbang
dengan komponen pendukung lainnya seperti pulley beban digunakan ballast load air heater dengan
dan juga bantalan. kapasitas 60% dari daya generator yaitu sebesar 15
Dengan sistem transmisi puli dan sabuk seperti kW.
pada gambar 2.9, maka kecepatan putar turbin
generator dapat diatur pada nilai tertentu berdasarkan
kecepatan putar turbin sesuai dengan perbandingan
yang diinginkan.
8
V. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan [1] Arismunandar,A. dan Susumu Kuwahara.
Dari pembahasan pada penelitian ini maka dapat 2000. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik
disimpulkan : Jilid I. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
1. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di [2] Dandekar, M.M dan K.N Sharma. 1991.
sungai Besuk Semut diperoleh debit rata rata Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta:
0.386 m3/s, untuk debit desain ideal merupakan Universitas Indonesia.
1.2 x debit minimum, sehingga debit desain [3] Hagendoorn,J.J.M. 1989. Kontruksi Mesin 2.
sebesar 0.463 m3/s dan head efektif adalah 6.24 Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
m. [4] Harvey, adam. 1993. Micro-Hydro Design
Dari debit dan head pada penelitian ini, maka Manual. London : Intermediate Technologi
daya generator yang dapat dibangkitkan oleh Publications
PLTMH unit 3 adalah 15.87 kW. [5] Linsley, Ray.K. 1989. Teknik SumberDaya air.
2. Komponen sipil yang direncanakan terdiri dari: Jakarta: Erlangga
a. Bendungan dengan panjang 7 m, lebar 8 m dan [6] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
tinggi 1.9 m. Kelayakan Hidrologi. Jakarta: Integrated
b. Saluran pelimpah dengan panjang 2 m, lebar 7 Microhydro Development and Application
m, dan tinggi 1,5 m. Program
c. Intake dengan tinggi 0.2 m dan lebar 0,8 m. [7] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
d. Saluran pembawa dengan panjang 50 m, lebar Kelayakan Mekanikal-Elektrikal. Jakarta:
0,7 m, dan tinggi 0,6 m. Integrated Microhydro Development and
e. Bak penenang dengan panjang 6 m, lebar 4 m, Application Program.
dan tinggi 1.7 m. [8] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
f. Pipa pesat pipa bahan PVC dengan diameter Kelayakan Sipil. Jakarta: Integrated
0.4533 m dan panjang 30 m. Microhydro Development and Application
g. Saluran pelepasan dengan panjang 5 m, lebar Program.
0,8 dan tinggi 0,8 m. [9] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
3. Komponen mekanikal elektrikal yang Kelayakan Teknis. Jakarta: Integrated
direncanakan terdiri dari : Microhydro Development and Application
a. Berdasarkan head dan debit, turbin yang Program
digunakan pada penelitian ini adalah turbin Linsley, Ray.K. 1989. Teknik Sumber Daya
cross flow. air. Jakarta: Erlangga
b. Diameter turbin sebesar 30 cm dan lebarnya [10] Mismail Budiono. 1991/1992. Pelistrikan Desa
163 cm. di Indonesia. Depok: Kampus Baru UI.
c. Desain runner pada penelitian ini yaitu jarak [11] Mockmore.C.A & Merryfield Fred. 1949. The
antar sudu = 5.2143 cm, jumlah sudu =18 buah, Banki Water Turbin. Engineering Experiment
lebar keliling radial = 5.099 cm, kelengkungan Station
sudu = 4.889, jarak pancaran dari pusat poros = [12] Niemann, G. dan H. Winter. 1992. Elemen
3.489, jarak pancaran dari tepi runner = 1.475 Mesin. Jakarta: Erlangga
d. Sistem tramsmisi mekanik menggunakan pulley [13] Patty, O.F., 1995, Tenaga air, Jakarta :
dan V-belt dengan perbandingan 0.4 : 0.132 Erlangga.
e. Kapasitas generator sinkron 3 fasa yang [14] Ramdhani, A.S.D. 2008. Studi Perencanaan
digunakan adalah 20 kVA PLTMH 1x12 kW sebagai Desa Mandiri
f. Sistem kontrol beban yang digunakan adalah Energi di Desa Karangsewu, Cisewu, Garut,
Electronic Load Controller (ELC) dengan Jawa Barat. Surabaya: Teknik Elektro Institut
kapasitas beban ballast sebesar 15 kW Teknologi Sepuluh November.
[15] Susatyo, Anjar. 2003. Pengembangan Turbin
B. Saran Air Type Cross-flow Diameter Runner 400
Dari penelitian mengenai studi perancangan mm. Bandung : Pusat Penelitian Tenaga Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Gunung Dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan
sawur unit 3 maka peneliti memberikan saran sebagai Indonesia
berikut: [16] Wibowo, Nan Ady. 2013. Studi Perencanaan
1. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
masyarakat Gunung Sawur, diharapkan (PLTMH) Wamena di kabupaten Jayawijaya
dilakukan pembangunan PLTMH Gunung Provinsi Papua. Malang: Teknik Pengairan
sawur unit 3. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2. Untuk menjaga kontinuitas debit air dimusim [17] Zuhal. 1991. Dasar Teknik Tenaga Listrik.
kemarau, diharapkan menjaga kelestarian di Bandung: ITB.
hutan disepanjang daerah aliran sungai Besuk
Semut.