Anda di halaman 1dari 9

Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro Gunung Sawur unit 3 Lumajang


Rizal Firmansyah, Ir. Teguh Utomo, MT., Ir. Hery Purnomo, MT.
Mahasiswa Teknik Elektro, Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: rizal.firmansyah.rf63@gmail.com
AbstrakPerancangan Pembangkit Listrik Tenaga air berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar
Mikrohidro (PLTMH) Gunung Sawur unit 3 75.67 GW di seluruh Indonesia, namun sekitar 4.2 GW
berlandaskan pada kebutuhan energi listrik yang termanfaatkan dan diantaranya sekitar 450 MW
masyarakat Gunung Sawur yang belum terpenuhi. untuk potensi mini/mikrohidro dan sekitar 230 MW
Pembangunan PLTMH ini terletak di Desa yang terpasang sampai tahun 2008.
Poncosumo Dusun Gunung Sawur di lereng selatan Umumnya daerah pedesaan terpencil yang
Gunung Semeru Kecamatan Candipuro Kabupaten terletak pada wilayah pegunungan mempunyai potensi
Lumajang dengan memanfaatkan aliran sungai energi air yang besar, sehingga pembangkit listrik
Besuk Semut dari mata air Gunung Semeru. Pada tenaga air skala mikro merupakan salah satu sumber
penelitian ini, pengukuran debit air menggunakan energi yang dapat dikembangkan.
metode apung dan pengukuran tinggi jatuh air Dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan
menggunakan metode water pas. Dari pengukuran dan pertumbuhan ekonomi pedesaan, energi listrik
debit air dan tinggi jatuh air tersebut, memiliki peranan yang sangat penting. Ketersediaan
dipergunakan untuk menentukan desain PLTMH energi listrik di pedesaan, selain dapat memenuhi
unit 3 yang meliputi dimensi pipa pesat, jenis turbin kebutuhan rumah tangga juga dapat mendorong
air, dimensi turbin air, dan untuk menentukan peningkatan sarana pendidikan kesehatan dan
kapasitas generator sinkron 3 fasa yang sesuai keamanan lingkungan serta dapat menyediakan
dengan desain PLTMH Gunung Sawur unit 3 . lapangan kerja baru.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah
daya yang dapat dibangkitkan pada PLTMH pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran sungai
Gunung Sawur 3 secara teori adalah sebesar 15,87 yang mengalir terus menerus. Salah satu sungai di
kW dengan debit air yang digunakan sebesar 0,463 Provinsi Jawa Timur yang berpotensi untuk dijadikan
dan ketinggian jatuh air bersih (head nett) sumber energi pembangkit listrik tenaga air skala
6.24 meter. Dari debit air dan tinggi jatuh air mikro adalah sungai Besuk Semut yang terletak di
tersebut didapatkan desain pipa pesat dengan Desa Poncosumo Dusun Gunung Sawur di lereng
panjang 30 meter dan berdiameter 0,453 meter Gunung Semeru, Lumajang.
serta dimensi turbin yang berdiameter 30 cm Saat ini, pada sungai Besuk Semut sudah
dengan lebar 163 cm. Dari perhitungan daya terdapat 2 unit pembangkit skala mikro. Masing-
terbangkitkan sebesar 15,87 kW maka kapasitas masing pembagkit berkapasitas 16 kW untuk unit 1
generator sinkron 3 fasa yang digunakan sebesar dan 8 kW untuk unit 2, namun kapasitas pembangkit
20 kVA dengan sistem kontrol beban menggunakan unit 1 dan unit 2 belum bisa memenuhi kebutuhan daya
ELC berkapasitas 15 kW. listrik masyarakat Gunung Sawur karena pada malam
hari kapasitas tersebut hanya dapat memenuhi
Kata Kuncidebit air, ketinggian jatuh air (head), kebutuhan penerangan bagi masyarakat desa
PLTMH Gunung Sawur unit 3, potensi daya, pipa Poncosumo dan Bonagung. Melimpahnya sumber daya
pesat, turbin air, generator alam sungai Besuk Semut memungkinkan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
I. PENDAHULUAN unit 3, sehingga diharapkan dapat memenuhi
ndonesia merupakan negara kepulauan kebutuhan daya listrik di dusun Gunung Sawur.

I yang kaya akan sumber daya alam, namun


belum dimanfaatkan secara optimal. Salah
satu sumber daya yang ada di Indonesia adalah sumber
Keadaan keadaan diatas menjadi dasar bagi
penulis untuk membahas studi perencanaan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
daya energi. Indonesia memiliki potensi yang sangat (PLTMH) unit 3 di sungai Besuk Semut yang terletak
besar dalam sektor energi, baik energi fosil maupun di Dusun Gunung Sawur di lereng Gunung Semeru,
energi non fosil. Energi fosil antara lain energi batu Lumajang.
bara, minyak bumi, gas alam, dan lain-lain. Energi non
fosil terdiri dari panas bumi, tenaga angin, tenaga II. TINJAUAN PUSTAKA
surya, tenaga air dan mikrohidro. A. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya (PLTMH)
akan sumber energi mikrohidro. Sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah
mikrohidro adalah sumber energi yang memanfaatkan pembangkit listrik dengan skala kecil (kurang dari 100
tenaga air dalam skala yang tidak begitu besar. kW) yang memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah
Berdasarkan hasil pengamatan, sumber energi tenaga
1
debit per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, Debit yang melalui saluran pembawa dapat dihitung
sungai atau air terjun. Aliran ini akan memutar poros dengan persamaan sebagai berikut:
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi Q=VxA (2-3)
ini selanjutnya menggerakkan generator dan generator Kecepatan aliran pada saluran pembawa dapat
menghasilkan listrik. diperoleh dengan persamaan Manning-Strikler sebagai
Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga berikut : [5]
komponen utama yaitu air sebagai sumber energi,
(2-4)
turbin air dan generator. Air yang mengalir dengan
kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian (2-5)
tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi Dimana :
(power house). Di rumah instalasi, air tersebut akan Q : Debit (m3/s)
menumbuk turbin air sehingga akan menghasilkan V : Kecepatan rata-rata (m/s)
energi mekanik berupa berputarnya poros turbin air. R : Jari-jari hidrolik (m)
A : Luas penampang basah
B. Debit Air P : Keliling penampang basah
Debit air adalah jumlah air yang mengalir melalui
S : Kemiringan dasar saluran
suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu.[1]
n : Koefisien kekasaran
Guna mendapatkan kapasitas PLTMH, tidak
terlepas dari perhitungan berapa banyak air yang dapat
G. Bak Penenang
diandalkan untuk membangkitkan PLTMH. Debit
Bak penenang berfungsi untuk mengontrol
desain atau debit andalan suatu PLTMH yang dideal
perbedaan debit dalam pipa pesat dan saluran pembawa
adalah 1.2 atau dengan prosentase 120% dari debit
karena fluktuasi beban, disamping itu juga sebagai
minimum suatu sungai.
tempat penenang air, pengendapan akhir, dan
C. Tinggi Jatuh Air penyaring sampah terakhir benda-benda yang masih
Tinggi jatuh tergantung kepada geografi lokasi. terbawa dalam saluran air.
Pada dasarnya pembangkit mikrohidro digolongkan Kapasitas bak penenang dapat diperoleh
dalam dua kategori yang menentukan jenis turbin yang dengan persamaan sebagai berikut :
akan dipakai yaitu tinggi jatuh rendah (sampai 20 Vf = A f x h f (2-6)
meter) dan tinggi (lebih dari 20 meter). [9] Vf = B x L x d f (2-7)
Dengan :
D. Daya PLTMH Vf : Volume bak penenang (m3)
Persamaan untuk mengetahui daya listrik yang A : Luas bak penenang (m2)
dibangkitkan karena perbedaan tinggi adalah sebagai B : Lebar bak penenang (m)
berikut: [12] L : Panjang bak penenang (m)
Daya teoritis : hf : Tinggi muka air pada bak penenang (m)
P = 9,81 . Q . Heff (2-1) df : Selisih antara tinggi muka air normal pada
Persamaan teoritis diatas perlu juga ditambahkan debit desain
dengan efisiensi pipa pesat, efisiensi turbin dan
H. Pipa Pesat
efisiensi generator, sehingga persamaan daya
Pipa pesat (penstock pipe) adalah pipa tekan yang
terbangkitkan adalah sebagai berikut:
menyalurkan aliran untuk menggerakkan turbin
Daya terbangkitkan:
PLTMH.
P = 9,81. p . t . g . Q . H (2-2)
a. Kecepatan pada pipa pesat dapat diperoleh dengan
Dimana :
menggunakan persamaan Darcy- Weisbach sebagai
p : 0.90 0.95 (tergantung pada panjang pipa pesat)
berikut : [5]
t : 0.7 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
g : 0.80 0.95 (tergantung pada kapasitas generator) V= (2-8)
Dimana :
E. Bendungan dan Intake V : Kecepatan (m/s)
Bendungan adalah bangunan yang berfungsi untuk Q : Debit pembangkitan (m3/s)
membelokkan arah aliran air. Kontruksi bendungan A : Luas penampang pipa pesat (m2)
bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air b. Diameter minimum pipa pesat dapat menggunakan
dalam sungai secara signifikan sehingga elevansi muka persamaan sebagai berikut: [5]
air cukup untuk dialihkan ke dalam intake.
2 69 ( ) (2-9)
Kontruksi intake bertujuan untuk mengalirkan air
dari bendungan ke saluran pembawa, bak penenang Dengan :
dan pipa pesat. Umumnya, kontruksi intake dibuat D : Diameter pipa pesat (m)
pintu air untuk melakukan pembilasan sedimen. Q : Debit pembangkit (m3/dt)
H : Tinggi jatuh (m)
F. Saluran Pembawa L : Panjang pipa pesat
Saluran pembawa adalah bangunan yang n : Koefisien manning
mengalirkan air dari intake ke bak penenang dan c. Tebal pipa pesat yang direncanakan dapat
berfungsi untuk mempertahankan kestabilan debit air. menggunakan persamaan sebagai berikut : [12]

2
H : Tinggi Jatuh air
(2-10) 2. Putaran Turbin air : [11]
Dengan :
d : Diameter pipa (m) (2-12)
n : Faktor keamanan 3. Jarak Antar Sudu
n = 2 untuk pipa yang tertutup tanah Untuk menentukan jarak antar sudu dapat
n = 4 untuk pipa di luar diketahui menggunakan persamaan sebagai
p0 : Tekanan udara berikut : [11]
= 0,1 MPa (2-13)
E : Modulus elastisitas
= 200 GPa Dengan :
t : Jarak antar sudu
I. Turbin Air 1 : Sudut sudu = 290 50 atau kurang lebih 300
Secara umum hasil penelitian di lapangan S1 : Penerima pancaran
mendapatkan potensi pengembangan PLTMH dengan k : koefisien kecepatan
tinggi jatuhan (head) 6 60 m, yang dapat
dikategorikan pada head rendah dan medium. Grafik 4. Jumlah Sudu
pada gambar di bawah ini dapat membantu pemilihan Jumlah sudu yang tepat adalah sudu yang
turbin. memiliki bentuk setipis dan semulus mungkin.
Persamaan untuk memperoleh jumlah sudu
adalah sebagai berikut : [11]
(2-14)
Dimana :
N : Jumlah sudu

5. Lebar keliling Radial


Untuk menentukan lebar keliling radial dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut: [11]
0 17 D1 (2-15)
Dimana :
Gambar 2.1 Grafik Pemilihan Turbin Air : Lebar keliling radial
D1 : Diameter luar runner
J. Dimensi Turbin Air
Turbin cross-flow terdiri dari dua bagian utama, 6. Kelengkungan Sudu
nosel dan roda turbin. Roda turbin terbuat dari dua Untuk mengetahui kelengkungan sudu dapat
piringan lingkaran yang disatukan pada rim oleh menggunakan rumus dibawah ini : [11]
sudu-sudu. Nosel yang mempunyai penampang 0.326 r1 (2-16)
persegi panjang, memancarkan air masuk Dimana :
memenuhi seluruh lebar turbin dengan sudut : Kelengkungan sudu runner
absolut 160. Air membentur sudu (gambar 2.8), r1 : Jari-jari runner
mengalir melalui sudu, dan meninggalkan sudu
melalui suatu ruangan kosong antara rim sebelah 7. Jarak Pancaran dari Pusat Poros
dalam lalu masuk kembali ke rim di sisi yang lain Untuk mengetahui jarak pancaran dari pusat
kemudian akhirnya keluar. poros dapat menggunakan persamaan dibawah
ini : [11]
y1 = (0.1986 0.945 k) D1 (2-17)
dengan:
y1 : Jarak pancar dari pusat poros
k : Koefisien kecepatan = 0.087
D1 : Diameter Luar runner
8. Jarak pancaran dari tepi dalam Runeer
Untuk mengetahui jarak pancar dari tepi dalam
runner dapat menggunakan persamaan dibawah
ini : [11]
y2 = (0.1314 0.945 k) D1 (2-18)
Gambar 2.2 Lintasan air melalui turbin K. Karakteristik Turbin Air
1. Diameter dan Lebar Runner dapat diketahui 1. Faktor Kecepatan
dengan persamaan sebagai berikut : [11] Faktor kecepatan diperoleh dengan persamaan
L = 210.6 Q / D1 H1/2 (2-11) sebagai berikut : [12]
Dengan :
(2-19)
L : Lebar Runner
D : Diameter Runner Dimana :
3
Nt : Banyaknya putaran per menit (put/mnt) dengan daya di bawah 20 kW. Pada trasnsmisi
D : Diameter (m) memerlukan komponen pendukung seperti pully
dan bantalan.
2. Kecepatan Satuan
Pada sistem transmisi puli (pulley)dan sabuk
Kecepatan satuan adalah kecepatan turbin (bagian
(belt) berlaku persamaan sebagai berikut : [3]
yang berputar) yang geometris serupa pada Hnetto
= 1 meter dan D = 1 meter. Kecepatan satuan (2-23)
dapat diketahui melalui persamaan sebagai Dengan :
berikut :[12] n1 : Kecepatan puli 1
(2-20) n2 : Kecepatan puli 2
r1 : Jari-jari puli 1
Dimana : r2 : Jari-jari puli 2
N11 : Kecepatan satuan (rad/det)
N : Banyaknya putaran per menit (put/mnt) M. Generator
D : Diameter (m) Generator adalah sebuah mesin yang berfungsi
Hn : Perbedaan tinggi muka air untuk mengubah energi mekanis dari turbin menjadi
dikurangikehilangan tinggi (m) energi listrik. Komponen utama dari generator adalah
rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang
3. Debit Satuan
berputar, yang dikopel dengan poros turbin sebagai
Debit satuan adalah debit turbin yang geometris
tenaga putarnya. Stator merupakan bagian generator
serupa pada Hnetto = 1 meter dan D = 1 meter.
yang tidak bergerak. Stator akan menghasilkan
Debit satuan dapat dihitung dengan persamaan
tegangan apabila rotor diberi penguatan atau
sebagai berikut :[12]
magnetisasi.
(2-21) N. Sistem Pengaturan Beban
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohiro
Dimana : (PLTMH) perubahan beban akan berakibat pada
Q11 : Debit satuan (m3/dt) generator. Jika torsi turbin tidak diubah saaat terjadi
D : Diameter (m) perubahan beban maka frekuensi dan tegangan listrik
Hn : Perbedaan tinggi muka air dikurangi yang dihasilkan akan berubah yang berakibat
kehilangan tinggi (m) kerusakan pada generator maupun pada beban.
4. Putaran Spesifik Untuk melakukan proteksi pada PLTMH, ada
Putaran spesifik adalah besarnya putaran turbin beberapa cara yang dapat digunakan. Salah satunya
yang geometris serupa sehingga pada Hnetto = 1 dengan menggunakan Electronic Load Controller
meter menghasilkan daya sebesar 1 kW. Putaran (ELC).
spesifik ditentukan melalui persamaan sebagai III. METODOLOGI PENELITIAN
berikut: [12] A. Studi Literatur
(2-22) Studi literatur yang dilakukan adalah mempelajari
dan memahami konsep mengenai perancangan
Dimana :
PLTMH, yang mencakup studi kelayakan hidrologi,
NS : Putaran spesifik (put/mnt)
studi kelayakan sipil dan studi kelayakan mekanikal-
N : Banyaknya putaran per menit (put/mnt)
elektrikal. Selain itu dilakukan pula studi literatur
P : Daya (kW)
mengenai metode pengukuran head dan debit air
Hn : Perbedaan tinggi muka air dikurangi
sebagai perencanaan desain pada PLTMH Gunung
kehilangan tinggi (m)
Sawur unit 3.
L. Transmisi Mekanik B. Metode Pengumpulan Data
Transmisi daya berperan untuk menyalurkan daya Metode penelitian yang dilakukan untuk
dari poros turbin ke poros generator. melaksanakan studi potensi PLTMH adalah dengan
a. Sistem Tranmisi langsung pengumpulan data-data lapangan yang meliputi debit
Pada sistem transmisi ini daya dari poros aliran dan tinggi jatuh air.
turbin (rotor) langsung ditransmisikan ke poros
generator dengan sebuah kopling. Kontruksi C. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
sistem ini menjadilebih kompak, mudah Mikrohidro
perawatan, dan efisiensi tinggi. 1. Bendungan dan Intake
b. Sistem Transmisi tidak langsung Desain bendungan pada penelitian dilengkapi
Pada sistem ini sabuk digunakan untuk dengan saluran limpah, pintu kuras, dan juga
memindahkan dari 2 poros yang sejajar. Sabuk saringan sampah.
merupakan peran penting dalam menyerap beban Desain saluran pelimpah pada penelitian ini
kejut dan meredam pengaruh getaran. Sabuk yang sepanjang bak di sisi sungai agar ketika terjadi
digunakan umumnya flat belt dan V-belt. Flat belt luapan air dapat langsung terbuang ke sungai.
digunakan pada sistem transmisi daya besar. 2. Saluran Pembawa
Sedangkan V-belt digunkan pada PLTMH Desain saluran pembawa pada penelitian ini

4
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan juga IV. PEMBAHASAN
debit desain yang berfungi untuk menentukan A. Lokasi PLTMH
kecepatan aliran dan dimensi saluran pembawa. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
3. Bak Penenang Mikrohidro teletak di Desa Poncosumo Dusun Gunung
Desain volume bak penenang dapat diketahui Sawur di lereng Gunung Semeru, Lumajang.
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Vf = Af x hf B. Perancangan PLTMH
Desain bak penenang dilengkapi dengan 1. Debit Air
saringan sampah dan saluran pembuangan air. Pada penelitian ini debit air diukur secara
Lebar bak penenang selebar saringan sampah. langsung dengan menggunakan metode apung. Data
4. Pipa Pesat pengukuran debit berikut merupakan data
Pada desain pipa pesat dilakukan dengan pengukuran debit mingguan dengan pengukuran
menghitung kecepatan aliran pada pipa pesat. Hasil sesaat untuk debit musim kering maupun debit
perhitungan kecepatan aliran pipa pesat digunakan musim basah.
untuk menentukan diameter dan juga tebal pipa Berikut adalah tabel hasil pengikuran debit
pesat, dilanjutkan dengan perhitungan rugi-rugi sungai Besuk Semut :
pada pipa pesat.
5. Turbin Air Tabel 4.1 Pengukuran debit musim kering
Pada penelitian ini pemilihan turbin MUSIM KERING
berdasarkan tinggi jatuh sesuai dengan grafik LUAS
pemilihan turbin pada gambar 2.7 serta dengan PENAMPANG KECEPATAN DEBIT
melihat karakteristik turbin yang meliputi faktor NO. (m2) ALIRAN (m/s) (m3/S)
kecepatan, kecepatan sudut, debit satuan, dan 1 0.357 1.039 0.373
kecepatan spesifik. 2 0.380 1.032 0.392
Desain dimensi turbin pada penelitian ini 3 0.377 1.039 0.392
meliputi diameter runner ,lebar runner, jarak antar
4 0.375 1.041 0.390
sudu, jumlah sudu, lebar keliling radial,
kelengkungan sudu, jarak pancaran air. Rata-rata 0.386
6. Transmisi Mekanik
Pemilihan jenis transmisi bergantung pada Tabel 4.2 Pengukuran debit musim basah
besar kecilnya putaran turbin yang dihasilkan. MUSIM BASAH
Ketika putaran turbin sama dengan putaran LUAS
generator, maka poros turbin dan generator KECEPATAN DEBIT
NO. PENAMPANG
disatukan dengan sebuah kopling. Namun ketika ALIRAN (m/s) (m3/S)
(m2)
putaran turbin lebih kecil atau berbeda dengan
putaran generator, maka poros turbin dan generator 1 0.505 1.350 0.685
menggunakan sisitem transmisi sabuk dengan 2 0.505 1.324 0.669
bantuan komponen pendukung seperti pulley. 3 0.497 1.332 0.662
7. Generator 4 0.440 1.378 0.615
Dalam pemilihan ini generator yang Rata-rata 0.652
digunakan adalah generator sinkron 3 fasa 1500
rpm. Dari tabel pengukuran musim kering diatas,
Kapasitas generator yang digunakan digunakan sebagai acuan untuk menentukan debit
berdasarkan pada perhitungan daya terbangkitkan desain, dimana debit desain yang ideal merupakan
pada persamaan 2.2. Dengan memperhatikan rugi- debit dengan prosentase 120% dari debit minimum.
rugi generator serta untuk menjamin kinerja Sehingga debit desain diperoleh sebesar 0.463 m3/s.
generator maka diperlukan faktor keamanan 25% 2. Tinggi Jatuh air
dari daya terbangkitkan. Pada pengukuran tinggi dilapangan beda elevasi
8. Sistem Pengaturan beban atau tinggi jatuh antara letak bendungan hingga
Pada penelitian ini sistem pengaturan beban rumah turbin adalah 6.82 meter.
menggunakan Electronic Load Controller (ELC). Pada desain bendungan tinggi jatuh ditambah
Penentuan kapasitas beban ballast yang digunakan 1.2 meter, namun terjadi penurunan pada kontur
adalah dengan prosentase 60% dari kapasitas saluran pembawa sebesar 7.5 cm, pada saluran
generator. pembuang pada rumah turbin sebesar 80 cm dan
tinggi jagaan banjir 20 cm. Sehingga tinggi bruto
D. Penarikan Kesimpulan
pada desain PLTMH ini adalah sebesar 6.945 m.
Penarikan kesimpuan dari penelitian ini adalah
akan dilakukan perancangan Pembangkit Listrik 3. Bendungan dan Intake
Tenaga Mikohidro pada Desa Poncosumo kecamatan Penentuan letak bendungan pada penelitian ini
Candipuro, Kabupaten Lumajang dengan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
memanfaatkan aliran sungai Besuk Semut.

5
Vf = B x L x df
Vf = 4 x 2 x 1.7 =13.6 m3
6. Pipa Pesat
Desain pipa pesat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Diameter pipa pesat
Untuk mendapatkan diameter pipa pesat dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Lokasi Bendung 2 69 ( )
Berdasarkan pengukran lokasi di lapangan,
bendungan direncanakan dengan panjang 7 meter,
tinggi 1,9 meter dan lebar rencana 8.5 m, dengan 2 69 ( )
lebar pintu pembilas 1 m serta dilengkapi saluran 0.4533 meter
pelimpah dengan lebar 7 m, tinggi 1.2 m dan panjang
2 m. Desain bangunan pengambil (intake) dengan b. Kecepatan air pada pipa pesat
panjang 0.8 meter, lebar 0.2 meter dan jarak dari Kecepatan air pada pipa pesat dapat dihitung
permukaan air 0.25 m. Dari desain bendung dan dengan persamaan berikut ini :
intake pada penelitian ini direncanakan tinggi muka V=
air 1.5 meter dari dasar bangunan dengan debit 0.463 Dengan
m3/s. A d2 = x 3.14 x (0.4533)2
4. Saluran Pembawa = 0.1613 m2
Pada penelitian ini saluran pembawa V =
direncanakan memakai saluran terbuka dengan = 2.8704 m/s
geometri persegi empat dan panjangnya kurang lebih
50 meter dan lebarnya 0.7 meter. Kontur saluran c. Tebal Pipa Pesat
pembawa 1.5% artinya setiap 10 meter panjang Desain tebal pipa pesat pada penelitian ini dapat
saluran, ketinggiannya diturunkan 1.5 cm. Sehingga diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
untuk panjang 50 meter ketinggian saluran pembawa
turun 7.5 cm.
Tinggi muka air pada saluran pembawa dapat 2
Dengan d = 0.4533 meter
diketahui sebagai berikut :
n = 2 (pipa dipendam dalam tanah)
po = 0.1 MPa
1 E = 200 GPa

0 463 1 07
2
0 075
07 0 017 2 2 07 2 01
07 0 4533
0 0287 07 2 200
2 2 07
h = 0.21 m = 0.036 meter
d. Rugi-rugi pada pipa pesat
dari perhitungan tinggi muka air di atas maka
tinggi saluran pembawa sekitar 0.6 meter. Akibat gesekan pada pipa
Kecepatan air pada saluran pembawa dapat Untuk mengetahui rugi-rugi akibat gesekan
diketahui sebagai berikut : pipa dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

124 5 124 5 0 009


= 0 013
D 0 463
sehingga
= 3.149 m/s
= 0 013
5. Bak Penenang
Desain bak penenang pada penelitian ini adalah 0 3613 m
sebagai berikut : Kehilangan tinggi minor di jaringan pipa
Q = 0 463 m3/s Pada penelitian ini, desain pipa pesat tidak
B = 2 meter ada perubahan ukuran pipa dan belokan pada
L = 4 meter pipa. Sehingga kehilangan tinggi minor pada
Df = 1.7 meter jaringan pipa diakibatkan oleh sambungan pipa.
Dari desain tersebut maka tinggi dari bak Untuk mengetahui kehilangan tinggi minor
penenang adalah 2 m. akibat sambungan pipa pesat dapat dihitung
Volume bak penenang sebagai berikut : dengan persamaan sebagai berikut :
6
2
Dengan KL = 0.2 (katub pintu terbuka 39 631 rad/s
lebar) Debit Satuan
Debit satuan dapat dihitung dengan persamaan
02 0.0293 m
sebagai berikut :
Kehilangan Energi akibat Saringan
Untuk mengetahui kehilangan energi akibat
saringan dapat dihitung dengan persamaan 0 463
sebagai berikut : 0 3 6 24
2 0594
2 Putaran Spesifik
Dengan = 2.42 Putaran spesifik ditentukan melalui persamaan :
= 75
b = 0.05 m
s = 0.01 m 117 03 rad/s
2 42 75 = 0.04 m
8. Dimensi Turbin
Dari perhitungan diatas, apabila terdapat 6 Diameter dan Lebar Runner
sambungan pada pipa pesat, maka tinggi jatuh Diameter dan Lebar runner diketahui dengan
efektif dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai subtitusi persamaan 2.15 dengan 2.16. sehingga
berikut : persamaannya menjadi sebagai berikut :
Heff = 6.94 0.3633 6 x 0.0293 0. 04
= 6.3609 m 144
Pada penelitian ini tinggi jatuh efektif yang
digunakan adalah tinggi jatuh bruto dikalikan 2
dengan efisiensi pipa pesat sebesar 0.9, sehingga Dengan :
didapatkan 6.24 meter. Q = 0.463 m3/s = 16.3443 ft3/s
H = 6.24 m = 20.472 ft
7. Turbin Air C = 0.98 dan k = 0.087 maka
Turbin air sebagai fluida kerja mempunyai g = 32.174ft/s2
beberapa klasifikasi berdasarkan tinggi jatuh dan 144 16 3443
debit faktor kecepatan, kecepatan sudut, debit satuan,
dan kecepatan spesifik. 0 98 0 087 2 9 81 20 472
Penentuan letak rumah turbin dapt dilihat pada 760 56
gambar dibawah ini : Untuk mencari lebar turbin dapat menggunakan
persamaan berikut:
760 56

Tabel 4.3 Perbandingan diameter dan lebar turbin


D1 (cm) D1 (inci) L (inci) L (cm)
20 7.87 96.652 245.496
25 9.84 77.321 196.397
30 11.81 64.434 163.664
Gambar 4.2 Lokasi Turbin Air 35 13.15 55.229 140.283
Pada penelitian ini desain turbin memiliki debit 40 15.74 48.326 122.748
0.463 m3/s dan juga tinggi jatuh efektif sebesar 6.24
45 17.71 42.956 109.109
meter. Berdasarkan grafik pemilihan turbin pada
gambar 2.1, maka turbin yang dipilih adalah turbin 50 19.68 38.660 98.198
Banki/ Crossflow.
Dari tabel di atas maka dipilih L = 163.664 cm
Karakteristik Turbin Air 163 cm dan D = 30 cm.
Faktor Kecepatan Putaran turbin
Faktor kecepatan atau speed factor ditentukan Berdasarkan dari hasil pemilihan diameter
oleh : dan lebar turbin di atas, maka putaran turbin
D bisa dicari dengan persamaan sebagai berikut :
84 6 862
0 4685
Kecepatan Satuan
Kecepatan satuan dapat diketahui melalui 862 20 472
330
persamaan : 11 81

7
Jarak antar sudu Nilai perbandingan tersebut bisa didapatkan
Untuk menentukan jarak antar sudu dapat dengan pesamaan :
diketahui menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Dengan k = 0.087, 1 = 300, dan D1 = 11.81 inci
Dimana: Putaran Turbin Air n1 = 330 (rpm)
Putaran Generator n2 = 1500 (rpm)
2 0529 inci Jari jari Puli Turbin Air r1 = 0.6 (m)
Jari jari Puli Generator r2
= 5.2143 cm
330
Jumlah sudu 1500 0 6
Persamaan untuk memperoleh jumlah sudu Sehingga r2 = 0.1320 m
adalah sebagai berikut :
10. Perhitungan Daya
Pada penelitian ini tinggi jatuh air adalah 6.94
3 14 11 81 meter. Untuk mencari tinggi jatuh efektif maka tinggi
jatuh tersebut dikurangi dengan rugi-rugi kehilangan
2 0529 tinggi pada pipa pesat. Didapatkan tinggi jatuh 6.36
= 18 buah
m. Namun pada penelitian ini tinggi jatuh efektif
Lebar Keliling Radial yang digunakan adalah tinggi jatuh bruto dikalikan
Untuk menentukan lebar keliling radial dengan efisiensi pipa pesat. Sehingga didapatkan
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: tinggi jatuh 6.24 m.
= 0.17 D1 Persamaan untuk mencari daya listrik teoritis
= 0.17 x 11.81 yang dibangkitkan karena perbedaan tinggi adalah
= 2.0077 inci = 5.099 cm sebagai berikut :
P = 9,81 . Q . H
Kelengkungan sudu = 9.81 x 0.463 x 6.24
Untuk mengetahui kelengkungan sudu dapat = 28.342 kW
menggunakan rumus dibawah ini : Apabila diasumsikan :
= 0.326 r1 Efisiensi pipa pesat p = 0.9
= 0.326 x 5.905 Efisiensi turbin t = 0.77
= 1.925 inci = 4.889 cm Efisiensi generator g = 0.8
Maka daya listrik yang dibangkitkan dihitung
Jarak Pancaran dari Pusat Poros dengan persamaan:
Untuk mengetahui jarak pancaran dari pusat P = 9,81 . Q . H . p .t . g
poros dapat menggunakan rumus dibawah ini : = 9.81 x 0.463 x 6.96 x 0.9 x 0.7 x 0.8
Dengan k = 0.087 dan D1 = 11.81 inci = 15.87 kW
y1 = (0.1986 0.945 k) D1 Pada PLTMH unit 1 dan unit 2 beban rata-rata
y1 = (0.1986 0.945 x 0.087 ) 11.81 tiap pelanggan adalah 200 VA dan tiap 2 kepala
= 1.374 inci = 3.489 cm keluarga dicatu daya 450 VA, sehingga bila mengacu
pada beban unit 1 dan 2 jumlah pelanggan ideal yang
Jarak pancaran dari tepi dalam Runeer bisa dilayani oleh unit 3 adalah sekitar 58 kepala
Untuk mengetahui jarak pancar dari tepi keluarga.
dalam runner dapat menggunakan rumus
dibawah ini : 11. Generator
Dengan k = 0.087 dan D1 = 11.81 inci Pada penelitian ini besar daya terbangkitkan
y2 = (0.1314 0.945 k) D1 sekitar 15.87 kW. Mengacu pada buku pedoman
y2 = (0.1314 0.945 x 0.087) 11.81 Studi Kelayakan Mekanikal-Elektrikal, dengan
= 0.5809 inci = 1.475 cm memperhatikan rugi-rugi generator serta untuk
menjamin kinerja generator maka diperlukan faktor
9. Transmisi Mekanik keamanan minimal 25% dari daya terbangkitkan.
Pada penelitian ini desain transmisi mekanik Maka kapasitas generator yang dipilih adalah 20
menggunakan sitem transmisi tidak langsung karena kVA.
daya yang dihasilkan dibawah 20 kW, yaitu 15.87 Sistem kontrol yang direncanakan menggunakan
kW. Electronic Load Controller (ELC) yang menyatu
Pada sistem transmisi ini menggunakan V-belt dengan kontrol panel dan sebagai penyeimbang
dengan komponen pendukung lainnya seperti pulley beban digunakan ballast load air heater dengan
dan juga bantalan. kapasitas 60% dari daya generator yaitu sebesar 15
Dengan sistem transmisi puli dan sabuk seperti kW.
pada gambar 2.9, maka kecepatan putar turbin
generator dapat diatur pada nilai tertentu berdasarkan
kecepatan putar turbin sesuai dengan perbandingan
yang diinginkan.
8
V. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan [1] Arismunandar,A. dan Susumu Kuwahara.
Dari pembahasan pada penelitian ini maka dapat 2000. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik
disimpulkan : Jilid I. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
1. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di [2] Dandekar, M.M dan K.N Sharma. 1991.
sungai Besuk Semut diperoleh debit rata rata Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta:
0.386 m3/s, untuk debit desain ideal merupakan Universitas Indonesia.
1.2 x debit minimum, sehingga debit desain [3] Hagendoorn,J.J.M. 1989. Kontruksi Mesin 2.
sebesar 0.463 m3/s dan head efektif adalah 6.24 Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
m. [4] Harvey, adam. 1993. Micro-Hydro Design
Dari debit dan head pada penelitian ini, maka Manual. London : Intermediate Technologi
daya generator yang dapat dibangkitkan oleh Publications
PLTMH unit 3 adalah 15.87 kW. [5] Linsley, Ray.K. 1989. Teknik SumberDaya air.
2. Komponen sipil yang direncanakan terdiri dari: Jakarta: Erlangga
a. Bendungan dengan panjang 7 m, lebar 8 m dan [6] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
tinggi 1.9 m. Kelayakan Hidrologi. Jakarta: Integrated
b. Saluran pelimpah dengan panjang 2 m, lebar 7 Microhydro Development and Application
m, dan tinggi 1,5 m. Program
c. Intake dengan tinggi 0.2 m dan lebar 0,8 m. [7] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
d. Saluran pembawa dengan panjang 50 m, lebar Kelayakan Mekanikal-Elektrikal. Jakarta:
0,7 m, dan tinggi 0,6 m. Integrated Microhydro Development and
e. Bak penenang dengan panjang 6 m, lebar 4 m, Application Program.
dan tinggi 1.7 m. [8] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
f. Pipa pesat pipa bahan PVC dengan diameter Kelayakan Sipil. Jakarta: Integrated
0.4533 m dan panjang 30 m. Microhydro Development and Application
g. Saluran pelepasan dengan panjang 5 m, lebar Program.
0,8 dan tinggi 0,8 m. [9] Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi
3. Komponen mekanikal elektrikal yang Kelayakan Teknis. Jakarta: Integrated
direncanakan terdiri dari : Microhydro Development and Application
a. Berdasarkan head dan debit, turbin yang Program
digunakan pada penelitian ini adalah turbin Linsley, Ray.K. 1989. Teknik Sumber Daya
cross flow. air. Jakarta: Erlangga
b. Diameter turbin sebesar 30 cm dan lebarnya [10] Mismail Budiono. 1991/1992. Pelistrikan Desa
163 cm. di Indonesia. Depok: Kampus Baru UI.
c. Desain runner pada penelitian ini yaitu jarak [11] Mockmore.C.A & Merryfield Fred. 1949. The
antar sudu = 5.2143 cm, jumlah sudu =18 buah, Banki Water Turbin. Engineering Experiment
lebar keliling radial = 5.099 cm, kelengkungan Station
sudu = 4.889, jarak pancaran dari pusat poros = [12] Niemann, G. dan H. Winter. 1992. Elemen
3.489, jarak pancaran dari tepi runner = 1.475 Mesin. Jakarta: Erlangga
d. Sistem tramsmisi mekanik menggunakan pulley [13] Patty, O.F., 1995, Tenaga air, Jakarta :
dan V-belt dengan perbandingan 0.4 : 0.132 Erlangga.
e. Kapasitas generator sinkron 3 fasa yang [14] Ramdhani, A.S.D. 2008. Studi Perencanaan
digunakan adalah 20 kVA PLTMH 1x12 kW sebagai Desa Mandiri
f. Sistem kontrol beban yang digunakan adalah Energi di Desa Karangsewu, Cisewu, Garut,
Electronic Load Controller (ELC) dengan Jawa Barat. Surabaya: Teknik Elektro Institut
kapasitas beban ballast sebesar 15 kW Teknologi Sepuluh November.
[15] Susatyo, Anjar. 2003. Pengembangan Turbin
B. Saran Air Type Cross-flow Diameter Runner 400
Dari penelitian mengenai studi perancangan mm. Bandung : Pusat Penelitian Tenaga Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Gunung Dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan
sawur unit 3 maka peneliti memberikan saran sebagai Indonesia
berikut: [16] Wibowo, Nan Ady. 2013. Studi Perencanaan
1. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
masyarakat Gunung Sawur, diharapkan (PLTMH) Wamena di kabupaten Jayawijaya
dilakukan pembangunan PLTMH Gunung Provinsi Papua. Malang: Teknik Pengairan
sawur unit 3. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
2. Untuk menjaga kontinuitas debit air dimusim [17] Zuhal. 1991. Dasar Teknik Tenaga Listrik.
kemarau, diharapkan menjaga kelestarian di Bandung: ITB.
hutan disepanjang daerah aliran sungai Besuk
Semut.

Anda mungkin juga menyukai