DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BULULAWANG
Jl. Stasiun No. 11-13 Bululawang Tlp. (0341) 833021
E-mail : puskesmasbululawang@yahoo.com
M A L A N G - 65171
I. PENDAHULUAN
Puskesmas termasuk kedalam criteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja, tapi juga terhadap pengguna layanan maupun pengunjung
puskesmas.Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit-penyakit
infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
tempat pelayanan tersebut.
Resiko Klinis adalah bahaya, kesialan, musibah, atau potensi terjadinya hal- hal
yang merugikan pengguna layanan dan petugas terkait dengan berbagai dampak asuhan
klinis yang diberikan kepada pengguna layanan. Manajemen risiko klinis adalah
upaya menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi di sebuah institusI dengan
pendekatan yang proaktif untuk mengidentifikasi, menilai, dan menyusun prioritas
risiko dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak/kerugiannya
baik bagi karyawan, pengguna jasa, maupun masyarakat luas dalam rangka mengurangi
resiko akibat pelaksanaan pelayanan klinis.
Manajemen resiko klinis Puskesmas adalah suatu system dimana puskesmas
membuat asuhan pengguna layanan lebih aman yang meliputi assessemen, identifikasi
dan pengelolaan yang berhubungan dengan risiko pengguna layanan, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
Manajemen resiko merupakan bagian dari system manajemen secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan klinis
guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan produktif.
II. TUJUAN
TUJUAN UMUM
1. Terciptanya budaya keselamatan di puskesmas;
2. Menghilangkan atau meminimalkan resiko klinis ;
3. Meminimumkan terjadinya medical error adverse events , dan harms pada
pengguna layanan (Membuat asuhan pengguna layanan lebih aman );
4. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim
yang harus menjadi tanggungan institusi dan dokter;
5. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas;
6. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan.
TUJUAN KHUSUS
1. Terhadap Penggunalayanan:
Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan;
Meningkatkan keamanan pengguna layanan dan mutu asuhan.
2. Terhadap Staf :
Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan staf .
3. Terhadap Institusi :
Menjaga reputasi
Meminimumkan risiko financial dengan Manajemen yg lebih baik
Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-baiknya
sumberdaya yang ada
4. Terhadap Publik
Meningkatkan kepercayaan public bahwa dengan program Manajemen resiko
klinis yg baik keamanan mereka lebih terjamin.
III. SASARAN
1. Pengguna layanan
2. Petugas
3. Institusi Puskesmas
4. Masyarakat
V. PROGRAM KERJA
Menyusun dan mengoperasikan Program- Program:
1. Penyusunan FMEA
2. Pencegahan dan pengendalian risiko klinis
3. Penerapan RCA jika terjadi insiden keselamatan pengguna layanan
4. Penanganan insiden keselamatan pengguna layanan
d. Teknikal:
1. Kurang tanggap
2. Peralatan yang buruk
3. Peralatan yang tidak mencukupi
4. Kompleksitas
5. Integrasi antar unit layanan kurang
6. Terlalu banyak informasi
7. Tidak tersedia ceklist
e. Kekeliruan konsep:
1. Kekeliruan konsep penyakit
2. Kekeliruan konsep terapi
f. Kekeliruan diagnostik:
1. Kesalahan diagnosis
2. Keterlambatan diagnosis
3. Kegagalan melakukan prosedur diagnosis
4. Penggunaan prosedur yang telah usang
g. Kekeliruan terapi:
1. Kesalahan melakukan tindakan medis
2. Kesalahan memberikan terapi
3. Kesalahan menetapkan dosis
4. Keterlambatan pemberian terapi meskipun indikasi secara diagnosis
sudah jelas
5. Melakukan tindakan medis yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
6. Penggunaan teknik yang salah
h. Kekeliruan pencegahan:
1. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
2. Pemantauan hasil terapi tidak adekuat
i. Kekeliruan lainnya:
1. Kegagalan komunikasi dengan pengguna layanan
2. Kegagalan komunikasi dengan petugas klinis yang lain
3. Kegagalan peralatan
4. Kegagalan sistem
j. Kekeliruan konsep:
1. Kekeliruan konsep penyakit
2. Kekeliruan konsep terapi
k. Kekeliruan diagnostik:
1. Kesalahan diagnosis
2. Keterlambatan diagnosis
3. Kegagalan melakukan prosedur diagnosis
4. Penggunaan prosedur yang telah usang
5. Kegagalan pemantauan
6. Kesalahan hasil pemeriksaan penunjang
l. Kekeliruan terapi:
1. Kesalahan melakukan tindakan medis
2. Kesalahan memberikan terapi
3. Kesalahan menetapkan dosis
m. Kekeliruan pencegahan:
1. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
2. Pemantauan hasil terapi tidak adekuat
n. Kekeliruan lainnya:
1. Kegagalan komunikasi dengan pengguna layanan
2. Kegagalan komunikasi dengan petugas klinis yang lain
3. Kegagalan peralatan
4. Kegagalan sistem
VII. PENUTUP
Demikian pedoman ini disusun untuk menjadi pedoman manajemen resiko
klinis di puskesmas Bululawang.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
BAMBANG PUJASWENDRO