MANUAL MUTU
PUSKESMAS LALOLAE
JL. Lalosee, Kel.Lalolae, Kec.Lalolae Kode Pos : 93572
Email puskesmaslalolae@gmail.com
KATA PENGANTAR
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
2
PEDOMAN/MANUAL MUTU
PUSKESMAS LALOLAE
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas Lalolae merupakan salah satu Puskesmas
Induk non perawatan di Kecamatan Lalolae, dengan jumlah 4
(empat) desa dan 1 (satu) kelurahan. Kecamatan Lalolae
merupakan daerah yang memiliki kondisi topografi tanah yang
umumnya memiliki permukaan yang bergunung-gunung,
bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-
bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah
pertanian dan perkebunan yang subur dengan luas wilayah 81,9
Km2 (Pengelola Data Dinkes Kolaka Timur).
Berdasarkan letak geografisnya, maka wilayah Kecamatan
Lalolae mempunyai batas-batas :
1) Sebelah Utara : Kecamatan Tinondo
2) Sebelah Timur : Kecamatan Tirawuta
3) Sebelah Selatan : Kecamatan Loea dan Kecamatan
Wundulako
4) Sebelah Barat : Kecamatan Mowewe
b. Visi Puskesmas
Puskesmas Lalolae memiliki visi sebagai berikut:
MEWUJUDKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG
BERKUALITAS DAN MERATA DI SELURUH WILAYAH
KECAMATAN LALOLAE
c. Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Membangun kerja sama lintas sektor dalam upaya pemerataan
pelayanan kesehatan yang bermutu disuluruh wilayah kerja
puskesmas.
4. Mendorong peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
3
d. Struktur Organisasi Puskesmas
Struktur organisasi Puskesmas Lalolae disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 75 Tahun 2014.
e. Motto
SENYUM = Kepeda Setiap Pengguna Pelayanan
Kesehatan Kerja Puskesmas Lalolae.
SALAM = Kepada Setiap Yang Berkunjung di
Puskesmas Lalolae.
SAPA = Kepada Setiap Pengunjung Yang
Membutuhkan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Lalolae.
SABAR = Melayani Setiap Pasien Dalam Keadaan
Apapun.
SANTUN = Kepada Setiap Orang Yang Berkunjung Ke
Puskesmas Lalolae.
f. Tata Nilai
Tata Nilai Puskesmas Lalolae adalah TENTRAM
T : Tanggung jawab terhadap tugas
E : Empati terhadap pasien
N : Niat tulus dalam melayani pasien
T : Tertip dalam memberikan pelayanan
R : Ramah kepada pasien
A : Adil tanpa membeda-bedakan status pasien
M : Mengabdi kepada masyarakat
3. Proses Pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
UKM Esensial dan UKM Pengembangan. UKM Essensial
merupakan UKM yang wajib dilaksanakan terdiri dari pelayanan
promosi kesehatan (Promkes) termasuk UKS; pelayanan
kesehatan lingkungan (Kesling); pelayanan kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana (KIA) yang bersifat UKM; pelayanan gizi
(yang bersifat UKM); dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit (P2P). UKM Pengembangan merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan
upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia di masing-masing Puskesmas. UKM
Pengembangan di Puskesmas Lalolae berfokus pada Pelayanan
Kesehatan Posbindu
b. Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP)/Pelayanan Klinis suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
5
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Pelayanan UKP di Puskesmas Lalolae dilaksanakan dalam bentuk
rawat jalan, pelayanan gawat darura dan home care / home visite.
Kegiatan UKP terdiri dari pelayanan pemeriksaan umum,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang
bersifat UKP, pelayanan MTBS, pelayanan kefarmasian dan
pelayanan laboratorium.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM
maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
D. Landasan Hukum dan Acuan
Landasan hukum yang digunakan adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
6
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
Acuan yang digunakan adalah Standar Akreditasi Puskesmas dan
Instrumen Akreditasi Puskesmas.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
8
menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen mutu
sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap
proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelenggaraan upaya Puskesmas maupun pelayananan klinis, yang
meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggungjawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari
perencanaan yang berdasarkan analisis hasil survey kebutuhan
masyarakat/pelanggan baik internal maupun eksternal, verifikasi
terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, verifikasi
terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen dilaksanakan oleh bagian Tata Usaha dan
Tim Admen Puskesmas Lalolae.
C. Pengendalian Rekaman
Rekam implemenetasi pelaksanaan kegiatan disimpan oleh
pelaksana kegiatan dan penanggung jawab upaya.
C. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai SOP yang berlaku,
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
9
berfokus pada pelanggan dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat serta menjalin komunikasi dan kordinasi dengan
kader dan masyarakat dalam upaya pemberdayaan.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
11
2. Melaksanaan monitoring dan evaluasi pencapaian indikator
mutu/kinerja yang telah ditetapkan secara periodik (mulai
pengumpulan data hingga analisis)
3. Melakukan analisis penyebab masalah, dan menggali umpan balik
dari masyarakat tentang mutu pelayanan.
4. Memberikan masukan kepada tim manajemen mutu masalah yang
ditemukan sebagai masukan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
5. Mengikuti RTM secara aktif dan melaksanakan tindak lanjut terhadap
hasil/masalah yang tidak sesuai.
Struktur organisasi Tim Manajemen Mutu terdiri dari ketua tim
manajemen mutu dengan 3 anggota manajemen mutu.
G. Komunikasi internal
Komunikasi internal antara Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab
Mutu, Penanggung Jawab Upaya, dan Pelaksana dilakukan melalui :
1. Minilokakarya bulanan, yang dilaksanakan setiap bulan dengan
mengikut sertakan seluruh pegawai Puskesmas.
2. Rapat/pertemuan insidental untuk membahas masalah atau kendala
yang bersifat penting/segera
3. Apel pagi yang dilaksanakan setiap hari
4. Media sosial Facebook, BBM dan WhatsApp
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
14
dikelola oleh Bendahara/Pengurus Barang (Buku Inventaris, dan
Kartu Inventaris Barang)
d. Alat yang dibeli sendiri oleh Puskesmas akan dicatat dan disimpan
oleh Bendahara penyimpan barang lalu diserahkan ke
petugas/unit yang membutuhkan, disertai informasi penggunaan
dan pemeliharaan alat.
2. Obat dan perbekalan kesehatan
Perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan
berdasarkan jenis kegiatan dan besarnya sasaran/target, yang
dibutuhkan untuk penyelanggaraan UKM maupun UKP/Pelayanan
Klinis. Besarnya kebutuhan diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Kolaka Timur atau melalui pembelian sendiri dengan anggaran yang
ada di Puskesmas sesuai peraturan yang berlaku.
C. Infrastruktur
Manajemen infrastruktur dilakukan dengan penjadwalan kegiatan
pemeliharaan/perawatan berkala oleh Petugas pengelola barang.
Jadwal dipasang di setiap ruang dan setiap petugas yang telah
melakukan pemeliharaan wajib mengisi jadual tersebut sebagai bukti
bahwa pemeliharaan dan pemeriksaan infrastruktur telah dilakukan.
D. Lingkungan Kerja
Upaya memelihara lingkungan kerja tetap aman, hijau, dan bersih,
serta mengupayakan penghematan dilakukan dengan merekrut tenaga
khusus kebersihan, yang telah diberikan uraian tugas dan jadual kegiatan
yang jelas. Pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan
monitoring melalui ceklist kegiatan yang harus diisi oleh Petugas
kebersihan setiap selesai melaksanakan kegiatan. Monitoring dilakukan
langsung oleh Kepala Tata Usaha dengan melakukan pemeriksaan
kondisi kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan Puskesmas.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
16
dengan skala prioritas yang digunakan untuk penentuan/pemilihan
kegiatan
f. Kegiatan terpilih disusun dalam bentuk RPK UKM yang disertai
POA bulanan.
Akses UKM :
a. Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK dan POA
disosialisasikan/komunikasikan ke masyarakat sasaran melalui
pertemuan minilokakarya bulanan/lintas program, minilokakarya
lintas sektor, pertemuan lintas sektor tingkat kecamatan, atau
melalui media (brosur/leaflet/papan pengumuman).
b. Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan,
dan menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
c. Informasi umpan balik (mutu/kinerja, kepuasan sasaran) diperoleh
melalui sms, kotak saran, SMD/MMD, survey kepuasan, atau
wawancara langsung setelah pelaksanaan kegiatan.
Pengukuran Kinerja UKM :
a. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan indikator-indikator
kinerja yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas untuk masing
masing UKM di Puskesmas, mengacu kepada SPM dan Kebijakan
Dinkes Kota.
b. Penanggungjawab UKM bersama dengan pelaksana menyusun
rencana perbaikan kinerja berdasarkan hasil monitoring dan
penilaian kinerja. Perbaikan kinerja UKM dilaksanakan secara
berkesinambungan.
c. Pelaksanaan monitoring pencapaian kinerja UKM dilakukan setiap
bulan oleh PJ UKM kepada pelaksana melalui pertemuan yang
dilaksanakan maksimal 1 minggu sebelum pelaksanaan
minilokakarya bulanan.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
Penetapan sasaran kegiatan UKM dilakukan berdasarkan
pedoman program masing-masing UKM dengan
mempertimbangkan peta masalah berbasis wilayah (by name by
address).
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Pelaksana kegiatan melakukan tinjauan persyaratan sasaran
kegiatan sebelum dan setelah kegiatan, untuk mengevaluasi
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
17
ketepatan sasaran kegiatan. Apabila terjadi ketidaktepatan
sasaran, maka pelaksana segera melakukan tindakan preventif
jika kegiatan belum dilaksanakan dengan mengubah sasaran, atau
tindakan korektif pada kegiatan berikutnya.
c. Komunikasi dengan sasaran
Komunikasi kepastian jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan
oleh pelaksana UKM terhadap masyarakat/sasaran melalui surat
resmi, media telekomunikasi atau kunjungan koordinasi. Apabila
terjadi perubahan jadwal dikomunikasikan melalui sms, atau
telepon.
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
- Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan dengan
menetapkan pedoman/panduan program, kerangka acuan
program/kegiatan dan SOP pelaksanaan kegiatan.
- Penanggung Jawab dan pelaksana UKM melaksanakan
kegiatan sesuai dengan pedoman/panduan/kerangka
acuan/SOP/rencana kegiatan yang telah disusun, dan
berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran.
- Penanggung Jawab UKM memastikan jadwal kegiatan dan
petugas pelaksana yang kompeten.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
- Pelaksana menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UKM
kepada Penanggung jawab UKM maksimal satu minggu setelah
kegiatan.
- Penanggung jawab UKM memeriksa laporan apakah selaras
dengan kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan SOP
kegiatan.
- Secara berkala Penanggung jawab melakukan observasi
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan checklist/daftar
tilik.
c. Identifikasi dan mampu telusur
Penanggung jawab dan pelaksana upaya bertanggung jawab
atas proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut
seluruh kegiatan termasuk pendokumentasian rekaman.
Sehingga penanggung jawab dan pelaksana setiap upaya mampu
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
18
mengidentifikasi dan mampu telusur atas seluruh kegiatan masing-
masing upaya, baik telusur sistem maupun telusur dokumen.
d. Hak dan kewajiban sasaran
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya akan
menetapkan hak dan kewajiban sasaran setiap upaya yang
diselenggarakan. Penetapan hak dan kewajiban sasaran disusun
bersama dan ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas.
Hak sasaran yaitu :
1. Mengenal petugas yang memberikan pelayanan
2. Mendapatkan pelayanan dengan baik sesuai dengan standar
pelayanan
3. Memperoleh informasi yang diperlukan tentang kesehatan
dengan benar, lengkap dan tepat
4. Mendapatkan rujukan bila sasaran upaya memerlukan
penanganan lebih lanjut
Kewajiban sasaran yaitu :
1. Menaati serta mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas
Lalolae
2. Saling menghargai dan memperhatikan kepentingan sesama
sasaran program
3. Memberikan informasi yang benar berkaitan dengan penyakit
atau masalahnya kepada petugas bila diperlukan
4. Menaati petunjuk/nasihat petugas pemberi pelayanan.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
Manajemen risiko adalah proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suuatu organisasi
secara menyeluruh. Manejemen risiko dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko yang bisa terjadi
dalam setiap kegiatan.
Proses manajemen risiko dalam pelayanan UKM meliputi
menetapkan lingkup manajemen dengan kriteria 3H 1P (high risk,
high volume, high cost, potensial problem), kajian risiko/risk
assessment (identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko).
Hasil evaluasi risiko untuk menentukan perlu atau tidak tindakan
perbaikan/tindak lanjut. Tindakan perbaikan bisa berupa
perbaikan input, proses atau perbaikan output.
Analisis risiko dilakukan terhadap prosedur pelayanan di area
prioritas, dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
19
Effect Analysis dan RCA (Root Cause Analysis). Risiko yang telah
teridentifikasi kemudian ditetapkan tindakan preventif atau
pencegahan agar kegagalan yang dimungkinkan tidak terjadi.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
20
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang
kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan,
kerangka acuan dan SOP upaya yang telah ditetapkan,
termasuk ketaatan terhadap jadwal. Jika saat monitoring
proses diidentifikasi penyimpangan atau kecenderungan tidak
tercapainya tujuan, maka bisa segera dilakukan perbaikan.
Perbaikan yang bisa dilakukan meliputi perbaikan jadwal,
perbaikan metode, sasaran, SOP, dll. Perbaikan ditujukan
untuk melakukan tindakan korektif sehingga tujuan atau kinerja
yang ditargetkan akan tetap tercapai.
Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi
lintas program, melalui pertemuan mini lokakarya
internal/bulanan dengan menggunakan indikator kinerja proses
yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas pada awal
tahun.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dengan
menggunakan indikator kinerja/SPM dilakukan di akhir tahun
untuk mengetahui apakah target tercapai, dan bandingkan
kecenderungan dengan pencapaian tahun sebelumnya
(menurun, meningkat, tetap).
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila terdapat indikator/hasil UKM yang tidak sesuai, maka
perlu dilakukan penetapan ulang target untuk tahun sebelumnya
dengan memperhatikan rencana lima tahunan.
d. Analisis data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisis
penyebab masalah, dengan tahapan identifikasi masalah, tetapkan
masalah prioritas, tentukan penyebab masalah, tentukan alternatif
pemecahan masalah, buat keputusan pemecahan masalah yang
akan direncanakan untuk tahun depan, melalui mekanisme
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas.
e. Peningkatan berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan
peningkatan berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
21
tahapan/siklus : perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan tindak
lanjut untuk semua penyelenggaraan secara terus menerus.
f. Tindakan korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan
indikator mutu dapat dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
g. Tindakan preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab
kegagalan tahun sebelumnya, sehingga saat perencanaan perlu
ditentukan kegiatan antisipatif agar kegagalan tidak terulang
kembali.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
22
dalam pembelian barang melalui sistem e-katalog atau rekanan
yang ditunjuk.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
23
- Pelaksana mengisi dan melengkapi rekam medis pasien sesuai
hasil pengkajian dan pemeriksaan
- Pelaksana melengkapi dokumen administrasi pelayanan seperti
mengisi buku register, rujukan pasien, rekap penyakit diare, dan
lainnya sesuai ketentuan yang ada.
- Penanggung jawab UKP memeriksa laporan apakah selaras
dengan kebijakan, pedoman dan SOP tindakan.
- Secara berkala Penanggung jawab melakukan observasi
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan checklist/daftar
tilik.
c. Identifikasi dan ketelusuran
Penanggung jawab dan pelaksana pelayanan bertanggung
jawab atas proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindaklanjut pelayanan termasuk pendokumentasian rekaman.
Sehingga penanggung jawab dan pelaksana pelayanan mampu
mengidentifikasi dan mampu telusur atas seluruh kegiatan
pelayanan, baik telusur sistem maupun telusur dokumen.
d. Hak dan kewajiban pasien
Hak pasien :
1. Memperoleh informasi tentang tata tertib dan peraturan
yang berlaku di puskesmas.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh pelayanan yang, manusiawi,adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan melalui kotak saran.
7. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
8. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
24
10. didampingan keluarga apabila dalam keadaan kritis.
11. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di puskesmas.
12. Menyampaikan usul dan saran dalm rangka perbaikan
atas perlakuan puskesmas terhadap dirinya.
Kewajiban pasien :
1. Membrikan informasi secara lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga keseehatan
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas dan
jejaringnya.
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam medis,
dsb)
Semua data pasien meliputi riwayat perjalanan penyakit,
riwayat pengobatan, lembar persetujuan/penolakan tindakan, hasil
pemeriksaan laborat serta pemeriksaan penunjang lainnya
disimpan dalam 1 map rekam medis pasien di bagian loket.
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
Tujuan dari manajemen risiko untuk melestarikan aset,
meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk
mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian
meliputi :
- Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan
memperbaiki kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko
yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain- lain.
- Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan pelayanan
pasien untuk mengidentifikasi dan memperbaiki praktek-praktek
yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai,
pasien dan lain-lain.
- Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan
pelayanan yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak
terjadi hal-hal yang merugikan.
- Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan
menentukan bagaimana agar kejadian serupa dapat dihindari
untuk mengontrol kerugian.
- Menangani keluhan dan meningkatkan mutu pelayanan pasien
dan layanan yang terkait.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
25
Upaya Keselamatan Pasien adalah reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem elayanan
kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimum. Beberapa hal yang
menjadikan pentingnya keselamatan pasien adalah :
- Isu kesehatan global yang serius HAIs, Pasien Jatuh dll.
- Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah
- Tuntutan kasus malpraktek meningkat
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
Adapun Sasaran Keselamatan Pasien meliputi :
- Ketepatan identifikasi pasien
- Peningkatan komunikasi yang efektif;
- Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
- Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien;
- Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
- Pengurangan risiko pasien jatuh
5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien :
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Penilaian indikator kinerja klinis bagi masing-masing pegawai
dalam menjalankan tupoksinya dinilai dalam bentuk SKP bulanan
serta penilaian kinerja Puskesmas tahunan. Sebagai umpan balik
(feedback) atas kinerja pegawai dalam melaksanakan pelayanan
dinilai menggunakan survey kepuasan pelanggan berupa
kuesioner yang dibagikan setiap 6 bulan sekali dan survey
kepuasan melalui kotak ekspresi setiap 3 bulan sekali.
b. Penilaian indikator perilaku pemberi layanan klinis.
Perilaku pemberi layanan klinis dinilai dengan indikator
kepatuhan cuci tangan sebelum dan setelah pelayanan. Evaluasi
perilaku ini dilakukan oleh diri sendiri setiap hari dan tim mutu
pelayanan klinis tiap 3 bulan untuk kemudian dilakukan analisis,
rencana tindak lanjut, tindak lanjut, dan dievaluasi kembali.
c. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Pencapaian sasaran keselamatan pasien adalah 100% yakni
tidak adanya kasus kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian
Nyaris Cedera (KNC) berdasarkan analisa FMEA dan RCA.
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
26
- Yang harus dilaporkan yakni : kejadian yang sudah terjadi,
potensi terjadi maupun yang nyaris terjadi.
- Yang membuat laporan : siapa saja (semua pegawai)
Puskesmas yang pertama menemukan kejadian atau siapa saja
(semua pegawai) yang terlibat dalam kejadian
- Pelaporan insiden kepada Tim Mutu Puskesmas harus dijamin
keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak
mudah diakses oleh yang tidak berhak.
- Pelaporan insiden ditujukan untuk menurunkan insiden dan
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien dan tidak untuk menyalahkan orang.
e. Analisis dan tindak lanjut
Analisis keselamatan pasien dilakukan oleh Tim Mutu apabila
terjadi kasus/insiden pada pasien.
Hasil dari investigas tersebut akan menghasilkan suatu
rekomendasi atau rencana tindak lanjut (RTL) untuk
menanggulangi, memperbaiki serta mencegah terjadinya insiden
yang sama. Rekomendasi ditindaklanjuti oleh unit terkait (feed
back). Kepala Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi dari
hasil tindak lanjut yang dilaksanakan.
f. Penerapan manajemen risiko
Penerapan manajemen risiko di Puskesmas berdasarkan
pada keputusan Kepala Puskesmas serta dilaksanakan sesuai
SOP yang berlaku. Dalam penerapannya perlu dilakukan
identifikasi hambatan dan peluang dalam penerapan manajemen
risiko di Puskesmas baik dari organisasi, unit pelayanan (sistem,
SDM, dukungan dari Dinas Kesehatan serta sarana dan prasarana
yang ada).
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
29
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan
indikator mutu dapat dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
g. Tindakan preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab
kegagalan tahun sebelumnya, sehingga saat perencanaan perlu
ditentukan kegiatan antisipatif agar kegagalan tidak terulang
kembali.
VII.PENUTUP
Demikian pedoman ini disusun sebagai pedoman bagi semua unit
terkait dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan kinerja
Puskesmas.
Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
30