Anda di halaman 1dari 8

Cara Merawat Burung Murai Batu

Tangkapan Hutan
Sansanosa17 / 7 Agustus 2016

Cara merawat burung murai batu tangkapan hutan memang tidak mudah seperti merawat
burung murai yang sudah mapan atau yang sudah lama di pelihara. Apabila kita tidak telaten
dalam perawatan, burung murai batu tangkapan hutan tersebut bisa mati karena di samping
burung itu yang masih liar dan juga belum mau makan voer.

Sebelum Anda memutuskan membeli burung murai batu tangkapan hutan. Sebaiknya Anda
mengetahui terlebih dahulu cara merawat murai batu bakalan tersebut, terutama bagi pemula
yang kepincut ingin memelihara salah satu burung kicauan terbaik di dunia ini. Banyak
keluhan dari pemula, meski telah berupaya memberikan perawatan yang diperlukan, faktanya
banyak penggemar murai batu yang merasa kewalahan ketika menghadapi murai batu
bakalan. Banyak di antaranya yang stres, mengalami kelumpuhan, dan bahkan mati.

Dan Langkah apa saja yang harus dilakoni dalam merawat murai batu tangkapan hutan /
bakalan ? Pastikan murai batu bukan hasil pancingan, harus pula dipahami bahwa murai batu
rentan stres dan metabolisme terganggu akibat proses penangkapan dari habitat asli
dipindahkan ke dalam sangkar.
Baca dan Simak Artikel ini >> Perawatan Murai Batu Baru Beli

Baca kembali Artikel penting ini >> Cara Merawat Burung Murai Batu

Tips Cara Merawat Murai Batu Bakalan

Langka awal dalam memulai perawatan murai batu bakalan adalah, berikan murai batu
makanan yang paling digemari seperti kroto, ulat hongkong, ulat kandang, jangan langsung
melatih murai batu muda hutan untuk makan voer pasalnya justru akan membuat murai batu
enggan makan karena merasa ada benda asing dicepuk pakannya. Maka dari itu Anda bisa
mencampurkan voer dengan kroto terlebih dahulu.
Baca Artikel ini >> Merawat Murai Batu Trotol

Pemberian kroto bisa juga ditaburkan didasar sangkar yang sebelumnya dasar sangkar
dilapisi kertas koran untuk menjaga kebersihan, sedangkan pemberian ulat hongkong dan air
minum tetap di dalam cepuk besar namun cukup diletakkan di dasar sangkar, hal ini untuk
melatih murai batu tangkapan hutan makan di dalam sangkar. Tahap ini biasanya berlangsung
dua hingga tiga minggu. Apabila murai batu dalam tiga minggu bertahan hidup serta sehat
maka langkah selanjutnya baru bisa dijalankan

Hindari pemberian jangkrik secara utuh, karena untuk murai batu tangkapan hutan
metabolisme dan sistem pencernaanya belum stabil atau lancar. Pemberian jangkrik secara
utuh beresiko membuat murai batu bakalan kelolotan dan kesulitan mencernak di dalam
pencernaan. Akibat hal itu murai batu akan kesulitan membuang feses akibatnya murai batu
akan sakit dan sekarat. Tetapai jika ingin memberikan jangkrik potong-potonglah jangkrik
tersebut hingga menjadi beberapa bagian.
Jangan langsung menjinakan murai batu selama masa recovery. Lakukan upaya full kerodong
dan gantangkan di tempat tenang serta jauh dari keramain maupun kegaduhan, lebih baik jika
didekatkan sumber air yang mengalir. Full kerodong berfungsi untuk menenangkan murai
batu di dalam sangkar dan tidak menabrak ruji sangkar. Perawatan full kerodong ini
dilakukan selama 1-2 bulan, tergantung mental murai batu. Apabila murai batu muda hutan
sudah mulai belajar bunyi atau rajin ngeriwik, kerodong dibuka secara bertahap, sambil
pantau kondisi murai batu.
Baca juga ya Artikel ini >> Cara Merawat Murai Batu Trotolan Biar Gacor

Jangan di mandikan dulu murai batu tangkapan hutan tersebut, baik disemprot maupun
dikramba mandi. Mengingat kondisi murai batu tangkapan hutan rentan sakit dan stress,
untuk mandi berikan cepuk di dalam sangkar tanpa memaksa murai mau mandi. Jika kondisi
murai batu fit, secara naluri akan mandi sendiri. Penjemuran cukup diangin-anginkan saja di
tempat yang tenang.
Gantangkan murai batu di tempat yang aman dan nyaman. Anda juga dapat memasteri suara
burung kicauan lainya tujuanya untuk meningkatan kualitas suara murai batu tangkapan
hutan tersebut. Tetapi hal yang harus Anda ingat adalah jangan tergesa-gesa bahkan iseng
untuk menggantangkan murai batu tangkapan hutan jika kondisinya belum benar-benar sehat
serta mentalnya mapan.
Beberapa tahap cara merawat murai burung batu tangkapan hutan seperti diatas dapat Anda
terapkan ketika baru membeli burung murai batu muda hutan atau yang sering di sebut
burung murai batu bakalan.

Namun sebaiknya sebelum Anda membeli murai batu bahan Anda dapat menyimak tips-tips
cara memilih murai batu bakalan dan langsung saja. Simak dibawah ini.

Baca dan Simak Artikel dahsyat ini >> Perawatan Murai Batu Bakalan Biar Cepat
Bunyi

Tips Memilih Murai Batu Bakalan

Berikut adalah Tips bagi Anda yang ingin membeli bakalan murai batu. Diasumsikan murai
batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan juga harganya
relatif murah. Yang perlu Anda perhatikan dalam pemilihan ini yaitu adalah:

Mata- Hindari pembelin murai batu yang pada matanya sudah kelihtan tanda katarak, yaitu
slaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu
menjadi buta sangat tinggi.
Ekor- Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini
selain enak di pandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya saat di trek.
Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu
bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh.
Bulu Dada- Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat. Tapi jika Anda
mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwrna kekuningan, maka itu rezeki
Anda. Murai batu bakalan dengan warna dada seperti ini, biasanya cepet bunyi dan cepet
juga cepet jadi.
Usia- Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan kaki, ini bisa
menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih
berbintik cokelat di bagian sayap di sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
Perilaku- Jika murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan
berusaha mematuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
Bentuk Paruh- Sebaiknya plih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan
panjang. Paruh bagian bawah lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok.
Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Bentuk Kepala- Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat, besar dan melotot. Menandakan
burung ini mental tempur yang baik.
Postur Badan- Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan & ekor
serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap- Mengepit rapat dan kaki mencrengkam kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat.
Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah Dan Bernafsu Makan Besar- Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Panjang Ekor Tang Serasi- Dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
Leher Panjang- Pilihlah yang padat dan berisi. Menandakan burung ini akan mengelurkan
power suara secara maksimal.

Demikianlah perawatan murai batu tangkapan hutan yang bisa saya bagikan berserta cara
memeilih murai batu bakalan. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai