Jumlah peternak burung kacer di Indonesia belum sebanyak penangkar murai batu. Padahal
breeding kacer dan murai batu memiliki tingkat kesulitan yang hampir sama, terutama dalam
proses penjodohan. Tetapi tidak ada yang sulit jika ditekuni sungguh-sungguh. Buktinya, Om
Fandy (Pasuruan) sukses beternak burung kacer meski hanya menggunakan sangkar gantung.
1. Sepanjang kualitas indukan terjaga, apalagi dari trah juara, breeding kacer dalam
sangkar gantung tetap bisa menghasilkan anakan kacer yang kelak berkualitas pula.
2. Dengan mengandalkan sangkar gantung, kacer bisa berjodoh dengan hasil akhir
punya anak-anak berkualitas.
3. Breeding kacer di sangkar gantung lebih praktis, ekonomis,dan hemat tempat. Sebab
sangkar yang digunakan adalah kandang breeding kenari (model battery) dengan
ukuran 50 x 50 x 50 cm3. Tetapi Anda juga bisa membuat sendiri dari bahan kawat
atau bambu, dengan ukuran lebih besar lagi.
4. Sangkar bisa dipindah-pindah sesuai dengan keinginan peternak, atau disesuaikan
dengan kondisi di sekitar kandang.
5. Induk dalam sangkar gantung juga dijemur dengan cara dipindah ke teras, sehingga
bisa merangsang birahi agar segera melakukan perkawinan.
6. Anakan yang baru menetas bisa dipantau setiap saat, sebab sangkar gantung bisa
dipindah / diputar-putar sesuai dengan keinginan kita.
Dari berbagai keuntungan di atas, Om Kicau ingin menyoroti masalah penghematan lahan /
tempat beternak. Sebab masalah ini kerap menjadi kendala awal bagi sobat kicaumania yang
ingin memulai beternak burung.
Dalam kandang breeding konvensional, Anda harus membangun kandang berukuran 1 x 1
m2, tinggi 1,5 2,0 meter. Jika ingin membuat lima petak kandang saja, tentu membutuhkan
lahan sepanjang 5 meter.
Jika menggunakan sangkar gantung, terutama dengan memanfaatkan kandang breeding
kenari, kita cukup menyediakan 2 unit kandang battery ukuran 50 x 50 x 50 cm3, masing-
masing ditempati calon induk jantan dan betina.
Dua kandang ini sama-sama digantung atau bisa juga ditempelkan pada dinding atas ruangan
tempat beternak. Jika kedua induk sudah berjodoh, burung jantan dipindah ke kandang
betina, sehingga bisa digunakan untuk calon indukan lainnya.
Karena kandang breeding dalam posisi digantung atau ditempel di dinding atas, praktis
ruangan yang ada di bawah sangkar masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
seperti menyimpan pakan hidup dan pakan kering (voer).
Yang perlu diperhatikan dalam beternak kacer model sangkar gantung adalah pasangan induk
kacer yang satu jangan sampai melihat pasangan induk kacer lainnya. Anda bisa
menggunakan penyekat, baik yang terbuat dari bahan kain maupun tripleks.
Jika tidak saling melihat, meski bisa mendengar suara burung kacer lain, maka pasangan
yang ada di dalam sangkar gantung tetap bisa fokus menjalankan tugas reproduksinya seperti
bercumbu, kawin, bertelur, mengeram, dan merawat anak-anaknya.
Kandang battery ukuran 50 x 50 x 50 cm3, yang biasa digunakan untuk beternak kenari,
digantung di ruangan yang dikehendaki. Bisa di ruang keluarga, ruang tengah, kamar yang
tak terpakai, dan lain-lain. Kandang ini juga bisa ditempelkan pada dinding atas salah satu
ruangan.
Kandang ini dilengkapi dengan tempat sarang yang diletakkan di salah satu sudut kandang.
Masukkan sebagian bahan sarang ke tempat sarang, sebagian lagi ditebar di dasar kandang.
Kandang inilah yang nantinya akan ditempati kacer betina yang mau dijodohkan.
Sekarang gantung kandang yang satunya, atau ditempel pada dinding atas, sehingga kedua
kandang saling menempel. Kandang kedua akan menjadi hunian sementara kacer jantan.
Anakan baru dipanen apabila sudah berumur 10 hari, diangkat bersama sarangnya,
dimasukkan ke kandang inkubator untuk dibesarkan pemilik atau perawatnya.
Dengan penyapihan seperti ini, induk jantan dan betina setelah diistirahatkan 3 hari dapat
segera berproduksi kembali.
Semoga bermanfaat.