Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN KASUS DIARE

A. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka
kesakitan diare dari tahun ke tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak
meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di
negara berkembang. Menurut WHO, di negara berkembang pada tahun
2003 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10
kematian tersebut pada umur kurang dari dua tahun. Rata-rata anak usia
kurang dari tiga tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3
kali dalam setahun. Data nasional menunjukkan bahwa diare merupakan
penyabab kematian nomor empat tertinggi di Indonesia. Proporsi diare
sebagai penyebab kematian nomor satu pada bayi postneonatal (31,4%)
dan pada anak balita (25,2%).
Tablet Zinc pertama kali digunakan sebagai upaya penanggulangan
diare pada saat bencana di Aceh (2004) dan Yogyakarta (2006). Pada 26-27
September 2007 telah diselenggarakan lokakarya zinc untuk diare oleh
Global Zinc Task Force. Pada pertemuan disepakati untuk dibentuk suatu
National Zinc Task Force di bawah koordinasi Kementrian Kesehatan
sebagai bagian dari upaya penanggulangan diare. slogan Lintas Diare
(Lima Langkah Tuntaskan Diare) merupakan slogan nasional dimana
tablet zinc telah menjadi salah satu upaya penanggulangan diare bersama
dengan oralit

B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas
program dan sektor terkait.
2. TujuanKhusus
1) Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di
sarana kesehatan maupun masyarakt/rumah tangga.
2) Melaksanakan surveilans dan penanggulangan KLB diare.
3) Meningktakan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam
pengelolaan program yang meliputi aspek manajerial dan teknis medis.
4) Mengembangka jejaring lintas program.
5) Melakukan monitoring untuk mencapai kualitas pelaksanaan
pengendalian penyakit diare secara maksimal dan melakukan evaluasi
untuk mengetahui hasil kegiatan program dab sebagai dasar
perencanaan selanjutnya.

C. SASARAN
Perumahan/pemukiman masyarakat yang berada di daerah endemis
DBD/Chikungunya.

D. PELAKSANAAN
1. Pengelola program DBD/Chikungunya puskesmas
2. Sanitarian puskesmas
E. METODE
1. Tanya jawab
2. Observasi

F. PEMBIAYAAN
Program ini di biaya dari biaya operasional Puskesmas Dompu Timur
untuk pembiayaan transportasi petugas.

G. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan pada akhir pelaksanaan
kegiatan yang dilengkapi dengan :
1. Daftar hadir
2. Laporan Kegiatan.
3. Hasil Evaluasi.
4. Dokumentasi Kegiatan

H. PELAPORAN
1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Dompu Timur

Agussalim, SKM
Penata TK. I (III/c)
NIP : 19770817 1997021 002

Anda mungkin juga menyukai