dilakukan wawancara pada 2 program penyakit menular yaitu Program Penyakit Tifoid
dan Program Penyakit Kusta. Kegiatan wawancara dilakukan dengan penanggung jawab
program. Wawancara dilakukan untuk pengenalan seksi dan program serta agar dapat
laporan.
Rostina,SKM selaku penanggung jawab program penyakit tifoid. Dari hasil wawancara
diketahui secara umum bahwa program tifoid bertugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan laporan di bidang pengendalian penyakit tifoid. Adapun kegiatan yang dilakukan
yaitu :
a) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kegiatan ini bertujuan bertujuan untuk
b) Advokasi dan kemitraan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan ketersediaan informasi dan
c) Penemuan kasus dan tatalaksana kasus, kegiatan ini dilaksanakan di sarana pelayanan
kesehatan dasar (puskesmas) berupa pencegahan karier, relaps, resistensi, pelaksanaan test,
d) Perlindungan khusus, kegiatan ini bekerjasama dengan seksi surveilans dan imunisasi
f) Pelatihan dan tatalaksan kasus tifoid, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan di Sulawesi Selatan dalam penanganan dan tatalaksana kasus
tifoid.
g) Penyediaan logistik dan dana operasional, kegiatan ini berupa penyediaan reagen, bahan,
dan alat yang akan didistribusikan untuk pemeriksaan laboratorium tifoid di puskesmas
h) Supervisi, monitoring dan evaluasi, kegiatan ini bertujuan melihat efektifitas dan efisiensi
Alur pelaporan kasus tifoid dimulai dari puskesmas sampai ke pusat. Adapun secara rinci
Gambar 1
Alur Pelaporan Kasus Tifoid
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
wawancara diketahui secara umum bahwa program kusta bertugas melaksanakan penyiapan
dilakukan yaitu :
1) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kegiatan ini bertujuan bertujuan untuk
2) Penemuan kasus dan tatalaksana, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengobatan
sejak dini bagi penderita guna mencegah kecacatan, rujukan bagi pasien dengan kusta
yang sudah parah, serta rehabilitasi medik bagi orang yang pernah menderita kusta.
4) Supervisi, monitoring dan evaluasi, kegiatan ini bertujuan melihat efektifitas dan
kedepannya.
5) Pengelolaan obat dan logistik, kegiatan ini berupa pembuatan perencanaan obat dan
mendistribusikannya ke kabupaten.
dalam pelaporan kusta berupa rekapitulasi laporan program P2 kusta kabupaten/kota, data
pokok program P2 kusta, formulir registrasi stok obat MDT, dan formulir permintaan
MDT-1, MDT-4. Adapun alur pelaporan dimulai dari puskesmas ke pusat dengan rincian
sebagai berikut :
Gambar 2
Alur Pelaporan program P2 Kusta
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017
Dalam pelaksanaan kegiatan, program kusta memiliki tujuan dan indikator keberhasilan
antara lain:
1) Tujuan Umum
Menurunkan angka cacat kusta tingkat 2 sebesar 35% pada tahun 2015
berdasarkan data tahun 2010
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan komitmen pemerintah dalam pengendalian kusta,
b) Mengupayakan keterampilan petugas di semua puskesmas dalam mendeteksi
kasus kusta,
c) Mempertahankan ketrampilan petugas di semua unit pelayanan dalam tatalaksana
pasien kusta.
Tabel 2
Indikator Keberhasilan Program Kusta
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
No Indikator Target
1 Prevalensi Rate < 1 per 10.000 penduduk
2 Case Detection Rate < 5 per 10.000 penduduk
3 Proporsi Anak (Transmisi) < 5%
Proporsi Cacat Tingkat 2
4 < 5%
(Keterlambatan)
5 Proporsi MB < 70%
Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017