Anda di halaman 1dari 10

b.

Seksi Penyakit Menular (P2PM)


Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin oleh dr.H.Erwan
Try Sulistyo, M.Kes selaku kepala seksi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular. Seksi ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Seksi P2PM terdiri dari 9 program yaitu
penyakit tifoid, kusta, ISPA, Malaria, tuberculosis paru, HIV/AIDS, diare, kecacingan, dan
filariasis. Selama 4 minggu pelaksanaan magang, peserta magang ditempatkan di ruangan
program tifoid dan kusta yang didalamnya terdapat 3 orang staff. Adapun tugas pokok
masing-masing program adalah sebagai berikut :
1). Program Penyakit Tifoid
Program Penyakit Tifoid merupakan program yang di pegang oleh Ibu Hj.Rostina,
SKM. Adapun tugas pokok Program Tifoid yaitu :
a) Menyusun rencana kegiatan operasional program tifoid.
b) Melakukan evaluasi data secara deskriptif tentang penyakit tifoid.
c) Melakukan penyajian dan penyebarluasan data tifoid.
d) Melakukan pembinaan/konsultasi tingkat provinsi.
e) Melaksanakan evaluasi program dan rekomendasi.
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik secara
tertulis maupun lisan.
g) Adapun rumusan tugas jabatan antara lain : melaksanakan kegiatan pengamatan,
penyelidikan, tindakan pengamatan, penanggulangan, penyebarluasan/penularan
penyakit tifoid dan factor-faktor yang sangat berpengaruh, analisa data dan
interpretasi serta penyebaran informasi dan pengembangan strategi dan metode.
2) Program Penyakit Kusta
Program Penyakit Kusta merupakan program yang di pegang oleh Ibu
Ernawati,SKM M.kes. Adapun strategi Program kusta yaitu :
a) Penyebarluasan informasih tentang kusta di Indonesia.
b) Melakukan eliminasi kusta secara bertahap.
c) Peningkatan penemuan kasus secara dini di masyarakat.
d) Menigkatkan komitmen pemerintah dalam pengendalian kusta.
e) Elinimasi stigma terhadap orang yang pernah mengalami kusta dan keluarganya.
f) Pelayanan kusta berkualitas, termasuk layanan rehabilitasi diintergasi dengan
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
g) Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta dalam berbagai aspek
kehidupan dan penguatan partisipasi mereka dalam upaya pengendalian kusta.
h) Peningkatan dukungan program kusta melalui advokasi kepada pengambil
kebijakan dan penyedia layanan lainnya untuk meningkatkan dukungan terhadap
program kusta.
i) Kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
j) Penerapan pendekatan yang berbeda berdasarkan endemisitas kusta.
k) Membentuk komite penganggulangan kusta nasional dan daerah dengan
coordinator menkokesra dengan keanggotaan kementrian terkait.
l) Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta dalam berbagai aspek
kehidupan dan penguatan partisipasi mereka dalam upaya pengendalian kusta.
m) Mengupayakan kecukupan logistic dan dana operasional.

2. Seksi Penyakit Menular (P2PM)


Kegiatan yang dilakukan selama empat minggu pelaksanaan magang di bagian P2PM
terkhusus pada program tifoid dan kusta Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan antara
lain wawancara, mengarsipkan laporan, kegiatan lapangan, dan kegiatan tambahan serta
seminar hasil magang. Berikut adalah gambaran umum setiap kegiatan.
a. Wawancara
Selama pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
dilakukan wawancara di berbagai penanggung jawab program yang terdiri atas program
penyakit tifoid dan program penyakit kusta di ruangan. Wawancara dilakukan untuk
pengenalan seksi dan program serta agar dapat memperoleh informasi terkait program
kerja/kegiatan, mekanisme kerja dan alur laporan.
b. Mengarsipkan laporan sesuai kabupaten yang sebanyak 24 kabupaten
1) Data Laporan Bulanan (LB1) Puskesmas
Data yang diarsipkan adalah data laporan bulanan (LB1) pada bulan oktober
dan bulan november pada tahun 2017 di Provinsi Sulawesi Selatan. Data tersebut
diperoleh berdasarkan laporan dari 24 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan, data tersebut diinput menggunakan Microsoft Excel yang kemudian direkap
menjadi data tahunan.
2) Data Kejadian Luar Biasa (KLB)
Data yang diarsipkan pada masing masing folder tidak menunjukan adannya
kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit tifoid dan penyakit kusta dari 24 kabupaten
yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian data diinput menggunakan
Microsoft Excel dan setelah diinput, data tersebut kemudian direkap menjadi data
bulanan dan tahunan oleh penanggung jawab program masing masing.
c. Kegiatan Partisipatif dan Lapangan
1) Persiapan Pelatihan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Kusta
Pelatihan bimbingan teknis dan sosialisasi kusta pada 3 kabupaten yakni
kabupaten bulukumba kabupaten bone dan kabupaten sinjai yang menurut data
penyakit kusta ke 3 kabupaten ini mempunyai laporan prevalensi penyakit kusta yang
cukup tinggi.dan kegiatan yang kami lakukan yaitu membantu menyiapkan alat peraga
dan ATK yang di perlukan berupa leaftlet, kipas yg berisi tentang penyakit kusta,dll
yang kegiatannya akan dilaksanakn pada tanggal 2 sampai 4 november 2017.
2) Hari Kesehatan Nasional
Mengikuti Upacara Hari Kesehatan Nasional tgl 13 november 2017 serta
rangkaian acara Hari Kesehatan Nasional yang diadakan pada tanggal 12 November
2017.
3) Apel Pagi
Apel Pagi yaitu kegiatan bersama yang dilaksanakan secara rutin tiap hari Senin
pada pukul 08.00 WITA bersama dengan pegawai Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan di pekarangan kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
dengan pengarahan yang diberikan secara langsung oleh Bapak Kepala Dinas
Sulawesi Selatan kepada para pegawai.
d. Seminar Hasil Magang
1) Seminar Hasil Magang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Seminar hasil kegiatan magang di Fakultas, dilaksanakan pada Desember 2017
yang diikuti oleh seluruh peserta magang dan pembimbing akademik.
2) Seminar Hasil Magang di Lokasi
Seminar hasil magang di lokasi dilaksanakan oleh peserta dan diikuti oleh
pembimbing akademik staff bidang P2P. Namun karena sulitnya mencari waktu
luang antara peserta magang dan pembimbing akademik, kegiatan seminar hasil
ini digantikan dengan diskusi non formal antara peserta magang dan pembimbing
serta penyerahan laporan magang kepada pembimbing akademik.
a. Wawancara
Selama pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

dilakukan wawancara pada 2 program penyakit menular yaitu Program Penyakit Tifoid

dan Program Penyakit Kusta. Kegiatan wawancara dilakukan dengan penanggung jawab

program. Wawancara dilakukan untuk pengenalan seksi dan program serta agar dapat

memperoleh informasi terkait program kerja/kegiatan, mekanisme kerja dan alur

laporan.

1) Program Penyakit Tifoid


Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 16 November 2017 dengan ibu Hj.

Rostina,SKM selaku penanggung jawab program penyakit tifoid. Dari hasil wawancara

diketahui secara umum bahwa program tifoid bertugas melaksanakan penyiapan bahan

pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, kerjasama/kemitraan, pemantauan, evaluasi, dan

penyusunan laporan di bidang pengendalian penyakit tifoid. Adapun kegiatan yang dilakukan

yaitu :

a) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kegiatan ini bertujuan bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi (kemandirian) masyarakat dalam mencegah penyakit tifoid

b) Advokasi dan kemitraan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan ketersediaan informasi dan

kerjasama aktif seluruh potensi di lingkungan pemerintahan dan masyarakat untuk

menekan kecenderungan peningkatan kejadian tifoid.

c) Penemuan kasus dan tatalaksana kasus, kegiatan ini dilaksanakan di sarana pelayanan

kesehatan dasar (puskesmas) berupa pencegahan karier, relaps, resistensi, pelaksanaan test,

diagnosis, dan rujukan.

d) Perlindungan khusus, kegiatan ini bekerjasama dengan seksi surveilans dan imunisasi

dalam vaksinasi tifoid bagi masyarakat.


e) Surveilans, yaitu pencatatan dan pelaporan kasus baik kasus bulanan maupun KLB

f) Pelatihan dan tatalaksan kasus tifoid, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi tenaga kesehatan di Sulawesi Selatan dalam penanganan dan tatalaksana kasus

tifoid.

g) Penyediaan logistik dan dana operasional, kegiatan ini berupa penyediaan reagen, bahan,

dan alat yang akan didistribusikan untuk pemeriksaan laboratorium tifoid di puskesmas

serta dana operasional pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan tifoid.

h) Supervisi, monitoring dan evaluasi, kegiatan ini bertujuan melihat efektifitas dan efisiensi

program serta berguna dalam perencanaan dan pengembangan program kedepannya.

Alur pelaporan kasus tifoid dimulai dari puskesmas sampai ke pusat. Adapun secara rinci

alur pelaporan dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1
Alur Pelaporan Kasus Tifoid
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017


Dalam melaksanakan kegiatan, program tifoid memiliki indikator keberhasilan
yang harus dicapai setiap tahunnya. Indikator tersebut berguna untuk mengukur seberapa
efektif program dalam mencegah dan mengurangi kasus tifoid. Berikut tabel indikator
keberhasilan program tifoid.
Tabel 1
Indikator Kegiatan Program Tifoid
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Jl.Kab/ Tahun
No Kegiatan
Kota 2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase kab/kota (20%) (40%) (70%) (90%) (90%)
yang melaksanakan
advokasi & atau
Sosilaisasi
pengendalian tifoid. 24 5 10 20 30 30
2 Persentase kab/kota (5%) (10%) (20%) (30%) (30%)
yang melaksanakan
pencegahan tifoid
pada kelompok usia
berisiko. 24 5 10 20 30 30
3 Persentase kab/kota (5%) (10%) (20%) (30%) (30%)
yang melaksanakan
pengamatan tifoid
pada kelompok paling
berisiko. 24 1 2 5 7 7
Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017

2) Program Penyakit Kusta


Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 16 November 2017 dengan ibu

Ernawati,SKM,M.Kes selaku penanggung jawab program penyakit kusta. Dari hasil

wawancara diketahui secara umum bahwa program kusta bertugas melaksanakan penyiapan

bahan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, kerjasama/kemitraan, pemantauan, evaluasi,


dan penyusunan laporan di bidang pengendalian penyakit kusta. Adapun kegiatan yang

dilakukan yaitu :

1) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kegiatan ini bertujuan bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi (kemandirian) masyarakat dalam mencegah penyakit kusta

2) Penemuan kasus dan tatalaksana, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengobatan

sejak dini bagi penderita guna mencegah kecacatan, rujukan bagi pasien dengan kusta

yang sudah parah, serta rehabilitasi medik bagi orang yang pernah menderita kusta.

3) Pelatihan tenaga kesehatan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga

kesehatan dalam mendeksi suspek dan penatalaksanaan kasus kusta.

4) Supervisi, monitoring dan evaluasi, kegiatan ini bertujuan melihat efektifitas dan

efisiensi program serta berguna dalam perencanaan dan pengembangan program

kedepannya.

5) Pengelolaan obat dan logistik, kegiatan ini berupa pembuatan perencanaan obat dan

logistik berdasarkan permintaan kabupaten, membuat permohonan ke pusat dan

mendistribusikannya ke kabupaten.

Formulir pencatatan yang digunakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

dalam pelaporan kusta berupa rekapitulasi laporan program P2 kusta kabupaten/kota, data

pokok program P2 kusta, formulir registrasi stok obat MDT, dan formulir permintaan

MDT-1, MDT-4. Adapun alur pelaporan dimulai dari puskesmas ke pusat dengan rincian

sebagai berikut :

Gambar 2
Alur Pelaporan program P2 Kusta
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017

Dalam pelaksanaan kegiatan, program kusta memiliki tujuan dan indikator keberhasilan
antara lain:
1) Tujuan Umum
Menurunkan angka cacat kusta tingkat 2 sebesar 35% pada tahun 2015
berdasarkan data tahun 2010
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan komitmen pemerintah dalam pengendalian kusta,
b) Mengupayakan keterampilan petugas di semua puskesmas dalam mendeteksi
kasus kusta,
c) Mempertahankan ketrampilan petugas di semua unit pelayanan dalam tatalaksana
pasien kusta.
Tabel 2
Indikator Keberhasilan Program Kusta
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
No Indikator Target
1 Prevalensi Rate < 1 per 10.000 penduduk
2 Case Detection Rate < 5 per 10.000 penduduk
3 Proporsi Anak (Transmisi) < 5%
Proporsi Cacat Tingkat 2
4 < 5%
(Keterlambatan)
5 Proporsi MB < 70%
Sumber : Dinkes Prov.Sulsel, 2017

b. Data yang Diinput dan Dianalisis


c. Kegiatan Partisipatif dan Lapangan
1) Persiapan Pelatihan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Kusta
Pelatihan bimbingan teknis dan sosialisasi kusta pada 3 kabupaten yakni
kabupaten bulukumba kabupaten bone dan kabupaten sinjai yang menurut data
penyakit kusta ke 3 kabupaten ini mempunyai laporan prevalensi penyakit kusta yang
cukup tinggi.dan kegiatan yang kami lakukan yaitu membantu menyiapkan alat peraga
dan ATK yang di perlukan berupa leaftlet, kipas yg berisi tentang penyakit kusta,dll
yang kegiatannya akan dilaksanakn pada tanggal 2 sampai 4 november 2017.
2) Hari Kesehatan Nasional
Mengikuti Upacara Hari Kesehatan Nasional tgl 13 november 2017 serta
rangkaian acara Hari Kesehatan Nasional yang diadakan pada tanggal 12 November
2017.
3) Apel Pagi
Apel pagi dilaksanakan di lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Selatan pada hari senin tgl 3 november arahan bapak Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi selatan antara lain :
a) Persiapan kegiatan menyonsong hari kesehatan nasional (HKN) di lingkup
dinas kesehatan propinsi Sulawesi selatan
b) Ucapan terimakasih atas penghargaan yg diberikan pada staf dalam
pelaksanan tim kesehatan Jemaah haji thn 2017 sebagai pelayanan kesehatan
Jemaah haji terbaik dari seluruh Indonesia
c) Anggaran daerah (APBD) thn 2017 pada dinas kesehatan propinsi Sulawesi
selatan
d. Seminar Hasil Magang
1) Seminar Hasil Magang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Seminar hasil kegiatan magang di Fakultas, dilaksanakan pada Desember 2017
yang diikuti oleh seluruh peserta magang dan pembimbing akademik.
2) Seminar Hasil Magang di Lokasi
Seminar hasil magang di lokasi dilaksanakan oleh peserta dan diikuti oleh
pembimbing akademik staff bidang P2P. Namun karena sulitnya mencari waktu
luang antara peserta magang dan pembimbing akademik, kegiatan seminar hasil
ini digantikan dengan diskusi non formal antara peserta magang dan pembimbing
serta penyerahan laporan magang kepada pembimbing akademik.

Anda mungkin juga menyukai