BAB I
PENDAHULUAN
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Masalah diare pada anak berusia dibawah lima tahun ( Balita ) masih
termasuk di Indonesia ( WHO, 1997 ). Sebagian besar kasus diare pada anak
merupakan kasus yang akan sembuh sendiri, tetapi diare yang berlangsung
pada anak.
sehingga anak dengan usia dibawah lima tahun adalah faktor resiko yang
paling tinggi untuk terjadinya diare ( WHO, 1997 ). Angka kesakitan diare di
Indonesia saat ini diperkirakan antara 2004 4000 kejadian per 10.000
adalah kelompok Balita. Di Indonesia akibat diare masih cukup sendiri angka
kematian pada anak tinggi meski ada penurunan jika dibandingkan tahun-
diare Case Fatality Rate (CFR) berdasarkan DKK Provinsi Jawa tahun 2004
adalah sebesar < 1 kejadian per 10.000 penduduk. Balita yang tidak mendapat
yang mati 19 jiwa, sedangkan pada tahun 2005 ada 300.712 kasus dan yang
penderita pada bulan juni sampai juli 2010. Dari jumlah tersebut penderita
mentah, buang air besar di sungai, kebun dan sawah dapat membantu
keikutsertaan para ibu sebagai salah satu warga yang cukup besar perannya
maka terjadinya perubahan prilaku akan cepat. Pengetahuan yang baik dan
benar dari ibu untuk membantu mengurangi kejadian diare pada Balita.
Diare dapat terjadi pada Balita bila tidak segera ditangani dengan baik dapat
masih banyak ibu yang tidak tahu bagaimana cara memperlakukan anak yang
baik yang tinggal didesa, perkotaan dan nelayan menganggap bahwa diare
biasa diderita oleh anak dan diare merupakan proses alami dalam masa
pertumbuhan anak akan semakin pintar seperti bisa duduk, merangkak atau
jalan. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang diare baik di desa ,
perkotaan dan nelayan masih kurang, padahal peranan ibu dalam pencarian
4
sanitasi lingkungan yang buruk, keadaan sosial ekonomi, sarana air bersih
yang buruk seperti kebiasaan ibu mengasuh balita ketika memberi makan dan
minum yang tidak sehat, tidak mencuci tangan terlebih dahulu dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan ibu yang kurang. Selain faktor tersebut,faktor sosial
fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan
atau kontak langsung dengan tinja. Diare juga merupakan salah satu penyakit
berbasis lingkungan. Dua faktor dominan yaitu sarana air bersih dan
dengan prilaku manusia yang tidak sehat ( melalui makanan dan minuman ),
Desa Bugis adalah salah satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas
Bugis, dengan jumlah balita 839 yang terdapat di 9 posyandu yang ada di
Desa Bugis. Berdasarkan data dari profil Puskesmas Bugis bulan juni 2011
5
diperoleh data rumah tangga yang berperilaku hidup bersih sehat sebanyak
Indramayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali dalam sehari
Diare ialah keadaan frekuensi buang air lebih besar dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak ; konsistensi feses encer,
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau
lendir saja.
protein.
2.1.2.4 Imunodefisiensi..
1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen
defisiensi imun.
kekurangan kalori protein (KKP) atau bayi lahir dengan berat badan
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan. Bayi yang tidak diberi ASI resiko menderita diare yang lebih
besar dari pada yang diberi ASI penuh dengan kemungkinan menderita
5. Menggunakan air minum yang tercemar dari sumbernya atau pada saat
6. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
Cholerae.
3. Campak. Sering terjadi dan berakibat berat pada anak yang menderita
1. Diare akut
2. Disentri
3. Kholera
Adalah diare dengan bentuk konsistensi air tinja seperti air cucian
4. Diare persisten
metabolisme.
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin
2.1.4 Patogenesis
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
2. Gangguan sekresi
rongga usus.
2.1.5 Patofisiologi
hipokalemia)
bertambah)
3. Hipoglikemia.
Gejala utama : berak cair lebih dari 3 kali atau lebih dari biasanya
diare. Tinja makin cair mungkin mengandung darah dan lender, warna
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan atau sesudah diare. Bila
telah kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
menurun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit
2.1.7 Penatalaksanaan
banyak dengan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
2. Mengobati dehidrasi
pengobatan yang cepat dan tepat yaitu dengan oralit bila dehidrasi
3. Memberi makanan
- Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI.
biasanya.
- Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat
tetapi sering.
menghentikan diare.
melihat etiologinya.
- Diare persisten.
tumbuh sehat dan kuat. ASI melindungi bayi terhadap penyakit dan
kembali.
minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat
binatang.
adanya imunisasi.
makan dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di
tanah.
12. Membiasakan anak buang air besar di jamban dan harus selalu bersih
13. Anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
2.2 Balita
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih didalam kandungan sampai lima
Berbeda dengan otak dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak
pada balita mempunyai sisi positif dan negative. Sisi positifnya, otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak
19
mendukung seperti asupan gizi yang kurang, kurang stimulasi dan tidak
mendapat pelayanan yang ,memadai. Oleh karena itu masa lima tahun
dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka
Gangguan kesehatan yang biasa sering terjadi pada balita adalah diare
pada diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
5 tingkatan :
20
1) Tahu ( Know )
bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab
itu tahu itu merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
sebagainya.
2) Memahami ( comprehension )
3) Aplikasi ( application )
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya
yang lain.
21
4) Analisis (analysis)
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
5) Sintesis
yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
ada.
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
berikut :
guru, teman, orang tua, surat kabar, buku, televisi dan lain-lain.
BAB III