Oleh :

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang

disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberkulosis yang tahan asam. Sumber
penularan melalui dahak yang mengandung
kuman TB. Berbagai program telah
dilaksanakan untuk memberantas penyakit TB
paru namun belum membuahkan hasil seperti
yang diharapkan. Kendala yang dihadapi
dalam upaya pemberantasan Tbparu
dikarenakan adanya penularan penyakit dari
penderita TB paru ke orang lain.
 Dari latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut
adakah hubungan antar dukungan keluarga
dan keteraturan minum obat dengan
kesembuhan penderita TB paru BTA Positif di
Puskesmas Ciasem Kabupaten Subang tahun
2012 ?.
 Penyakit TBC dalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh mycobcterium tuberculosis.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga bakteri tahan asam
(BTA). Kuman ini dapat mati dengan sinar
matahari langsung, tetap dapat bertahan hidup
beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
Ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan pencegahan penularan penyakit TB
paru diantaranya adalah faktor predisposisi,
faktor posisi pendukung dan pendorong.
 Faktor yang mempengaruhi :
faktor perilaku
keadaan fisik dan sanitasi lingkungan
satus gizi
tingkat pendidikan
pekerjaan
Kepadatan hunian kamar tidur
daya tahan tubuh
kebiasaan merokok
pengetahuan tentang TBC

Dukungan Keluarga Keberhasilan Pengobatan

Keteraturan Minum Obat

 Pada penelitian ini menggunakan metode
pendekatan cross sectional yaitu dengan cara
pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus artinya setiap subjek penelitian hanya
diobservasi seklai saja.
Variabel Penelitian
pada penelitian ini menggunakan variabel bebas
dan variabel terikat, pada variabel bebas dalam
penelitian ini adalah dukungan keluarga dan
keteraturan minum obat sedangkan variabel
terikat pada penelitian ini adalah kesembuhan
penderita.
 Populasi adalah obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penderita TB paru BTA positif di puskesmas
ciasem kab,subang berjumlah 45 responden
 Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling jumlah sampel yang diteliti
sebanyak 45 orang
 Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Variabel yang tidak dilakukan penelitian
Distribusi responden penelitian berdasarkan
golongan umur selengkapnya seperti tabel
berikut:
Umur f %

< 20 tahun 1 2,2

25-35 tahun 19 42,2
< 35 tahun 25 55,6
Jumlah 45 100
 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin selengkapnya seperti tabel berikut:
Jenis Kelamin f %

Laki-laki 14 31,1
Perempuan 31 68,9
Jumlah 45 100
 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan f %

SD 15 33,3

SMP 19 42,3

SMA 11 24,4

Jumlah 45 100
 Distribusi Responden Menurut Pendapatan

Pendapatan f %

< Rp 717.000 28 62,2

> Rp 717.000 17 37,8
Jumlah 45 100
1. Umur
berdasarkan hasil analisis distribusi responden
berdasarkan tingkatan umur didapatkan hasil
dengan kelompok umur < 20 tahun berjumlah 1
responden (2,2%), Umur 20-35 tahun Berjumlah 19
responden (42,2%), umur > 35 tahun Berjumlah 25
responden (55,6%)
2. Jenis Kelamin
berdasarkan hasil analisis dapat diuraikan bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebesar (68,9%) dengan 31 responden
dan laki-laki sebesar (31,1%) dengan 14 responden
3. Penghasilan
berdasarkan analisis tingkat pengasilan < Rp
717.000 sebanyak 28 responden (62,2%), > Rp
717.000 sebanyak 17 responden (37,8%)
4. Pendidikan
berdasarkan hasil analisis tingkat pendidikan
SD sebanyak 15 responden (33,3%) dan SMP
sebanyak 19 responden (42,2%) sedangkan SMA
sebanyak 11 responden (24,4%)
1. Sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 31 responden (68,9%).
2. Sebagian besar responden berpenghasilan < Rp
717.000 sebanyak 28 responden (62,2%).
3. Hampir seluruh responden berpendidikan SMP
yaitu 19 responden (42,2%).
4. Semua responden dengan dukungan keluarga
dalam kategori aktif sebanyak 34 responden (75,6%).
 Saran
Bagi Puskesmas Rancabango
Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya minum obat teratur bagi penderita
TB paru, keluarga maupun PMO sehingga keteraturan
minum OAT dapat terjamin dan dapat terjadi konversi
BTA pada akhir pengobatan fase intensif.
Bagi Penderita TB Paru
Selalu mengikuti anjuran dari petugas kesehatan dan
PMO untuk minum obat OAT secara teratur sehingga
dapat terjadi konversi pada akhir pengobatan fase
intensif dan menghindari terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
Bagi STIKes Cirebon
Memberikan kesempatan bagi mahasiswa lain yang akan
melakukan penelitian lanjutan dengan memfasilitasi
kebutuhan referensi dan sarana pendukung lainnya.
Terima Kasih