1
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN JEMBATAN
Jembatan di Indonesia
Ada sekitar 16.962 buah jembatan (ekivalen 325.5 km) di Ruas Jalan
Nasional di Indonesia
2
Distribusi Jembatan Di Indonesia
4% 5% 0
8%
1
47%
2
16% 3
4
20% 5
3
Distribusi Jembatan Di Indonesia (cont)
12%
27%
Culvert
Gelagar
Rangka
Lain-lain
10%
51%
4
Distribusi Jembatan Di Indonesia (cont)
5% 2% 2%
< 20
14%
20 - 40
77% 40 - 60
60 - 100
> 100
5
Kebijakan Pembangunan Jembatan
Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan,
dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai
peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan
wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah
Sesuai visi dan misi Ditjen Bina Marga:
Tersedianya infrastruktur jalan (termasuk jembatan)
yang handal, bermanfaat dan berkelanjutan untuk
mendukung terwujudnya Indonesia yang aman dan
damai, adil dan demokratis , lebih sejahtera
6
Kebijakan Pembangunan Jembatan (cont)
7
Kebijakan Pembangunan Jembatan (cont)
Alasan standarisasi
Hampir seluruh sungai di indonesia adalah sungai-
sungai kecil
Hanya 2% jembatan yang melintasi sungai-sungai
besar (> 100m)
8
Strategi Penanganan Jembatan
Produksi berupa :
1. Balok K400-K500 dg type I : 13m, 16m, 19m; H=90cm
type II : 19m, 22m, 25m; H=125cm
type III : 25m, 28m, 31m; H=160cm
type IV : 35m. ; H=170cm
2. Pelat berongga K-400 dg panjang 8m, 10m, 12m, 14m, 16m.
3. Gorong-gorong K-350 dg diameter 0.6m, 0.8m, 1.0m, 1.5m.
4. Tiang pancang beton K-350 dg panjang 6m 12m.
5. Tetra pot beton (Penahan gelombang laut) K-350
10
Perencanaan Teknik Jembatan
Pemeliharaan
Do Nothing
Rutin
11
Penyelenggaraan Konstruksi
UU/PP/Kebutuhan/
Studi-2
Evaluasi & review Design Criteria
Design Criteria
To meet client requirements etc or
comply to international
standard/practice Produk Perencanaan DED
Rangkaian pengujian Produk Perencanaan
Constructed DED
Build in dalam constructed DED dan
atau sertifikat kualitas perencanaan
Pelaksanaan & Pengawasan
Fisik
Jala Pengamanan Produk Perencanaan
Produk Konstruksi
Dalam bentuk BA QC/QA yang
diterbitkan oleh pengawas dan PHO/FHO
lembaga kompeten
Operasional
12
Strategi Pencapaian Mutu Lain
KENAPA EPC?...
Non-EPC:
Mutu produk konstruksi rendah
Dibutuhkan persaingan sehat dalam rangka memperoleh mutu dan pembiayaan yang
optimal.
13
Pengalaman EPC
Penerapan EPC di LN dilakukan bertahap dengan persiapan matang sehingga
manfaat didapat bertahap sejalan dengan penerapannya.
(PBMC di Australia dimulai tahun 1999-200)
Keuntungan:
Penghematan biaya sampai 30% (UNSW) 3 tahun penerapan
Adanya jaminan pemenuhan waktu penyerahan dan standar
Meningkatkan inovasi
Penyederhanaan urusan administrasi
Menghemat life cycle cost
Kerugian:
Proses pengadaan yang sedikit rumit
Pengendalian dari pemberi tugas menjadi terbatas (share resist)
Tenaga kerja pemberi tugas akan berkurang
Diperlukan kepastian pembiayaan jangka panjang
Kemampuan teknis pemberi tugas akan berkurang
14
Syarat EPC/PBMC
Catatan:
Gagasan penerapan EPC di Indonesia perlu ditindaklanjuti
karena dapat memberikan keuntungan yang signifikan.
Penerapan EPC dilakukan secara bertahap dengan persiapan
yang matang
Perlu dibentuk tim khusus pengkajian dan persiapan penerapan
EPC dari unsur-unsur stakeholder
15
Independent Proof Checking
Tujuan IPC
a) Manajemen resiko (risk management)
Meyakinkan kehandalan dan keamanan dari struktur
18
Kewenangan Perencanaan Teknis
19
Contoh Legalisasi DED Paket Kontrak
Pengesahan setiap lembar gambar
PIHAK KONSULTAN
(1) (2) (3)
Digambar Direncanakan Disetujui,
21
Penanganan Jembatan CH
Cara Penanganan:
1. lapisan perkerasan aspal dikupas
2. Baut yg kendor harus dikencangkan kembali dng alat yg sesuai
3. Penggantian baut dan elemen baja yang hilang.
4. Pengecetan jembatan
5. Pd bag lantai beton yg terdpt retak atau spalling dpt dilakukan
perkuatan dng injeksi grouting atau dng penambahan pelat
baja (steel plate bonding)
6. Pd jbt CH yg seluruh lantai perlu dilakukan penggantian
keseluruhan pelat betonnya dpt dilakukan bbrp cara :
a) Mengganti dng beton baru, namun dng mutu beton dan
baja tulangan yg lebih rendah (U-24 & K-250)
b) Mengganti dng pelat baja orthotropic yg perencanaannya
akan disiapkan oleh Subdit Teknik Jembatan
7. Memelihata perletakan dan expansion joint secara rutin
8. Pembersihan saluran drainase
9. Perbaikan jalan pendekat (oprit) agar tdk menimbulkan kejut
tambahan
22
Perkuatan CH
23
Pengupasan Aspal
24
Pengupasan Aspal (Cont.)
25
Perkuatan Bottom Chord Dekat Perletakan
26
Perkuatan Bottom Chord Dekat Perletakan (Cont.)
27
Penggantian Bearing
28
Penggantian Bearing (Cont.)
29
Standar Jembatan Bina Marga
STANDAR BANGUNAN ATAS
Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Bertulang Tipe T.
Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe I.
Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe T.
Standard Jembatan Girder Komposit Bentang 20 s.d 30m.
Standard Bangunan Atas Voided Slab Bentang 6 s.d 16m.
Standard Bangunan Atas Rangka Baja Bentang 40 s.d 60m.
Standard Box Girder Pratekan 3 Bentang
STANDAR BANGUNAN BAWAH
Spesifikasi Pilar dan Abutmen Jembatan Sederhana bentang 11
s/d 25m dengan interval kenaikan 1m
STANDAR BANGUNAN PELENGKAP
Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)
Single
Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)
DoubleStandard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe T.
Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)
Triple
30
Peraturan & Manual BMS 92
1. IBMS General Procedures Manual
(Panduan Prosedur Umum IBMS)
2. IBMS Planning and Programming Manual
(Panduan Rencana dan Program IBMS)
3. IBMS Management Information System Manual
(Panduan Sistem Informasi Manajemen
IBMS)
4. Bridge Inspection Manual
(Panduan Pemeriksaan Jembatan)
5. Bridge Maintenance and Rehabilitation Manual
(Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Jembatan)
6. Bridge Construction Techniques Manual
(Panduan Teknik Pelaksanaan Jembatan)
31
Peraturan & Manual BMS 92
7. Bridge Construction Supervision Manual
(Panduan Teknik Pengawasan Jembatan)
8. Standard Specification for Bridge Construction
(Spesifikasi Standar Konstruksi Jembatan)
9. Standard Specification for Bridge Rehabilitation
(Spesifikasi Standar Rehabilitasi Jembatan)
10. Guideline for Preparation of Specification
(Pandoman Penyusunan Spesifikasi)
11. Store Management Guideline
(Pedoman Manajemen Gudang)
32
Peraturan & Manual BMS 92
12. Bridge Design Code Vol. 1
(Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 1
13. Bridge Design Code Vol. 2
(Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 2)
14. Bridge Design Manual Vol. 1
(Panduan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 1)
15. Bridge Design Manual Vol. 2
(Panduan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 2)
16. Bridge Investigation Manual
(Panduan Penyelidikan Tanah)
33
Contoh-Contoh Jembatan :
34
Perkembangan Jembatan Khusus
35
Jembatan Khusus
A. Jembatan Box beton menerus
No Nama Jembatan Bentang total Bentang utama Tahun
(m) (m) Bangun
1 Rantau Berangin, Riau 200 121 1972-1974
2 Rajamandala, Jabar 222 132 1972-1979
3 Serayu Kesugihan, Jateng 274 128 1978-1985.
4 Mojokerto, Jatim 230 62 1975-1977
5 Arakundo, Aceh 210 95 1987-1990
6 Tonton-Nipah, Batam 420 160 1995-1998
7 Setoko-Rempang, Batam 365 145 1994 -1997
8 Siti Nurbaya, Sumbar 156 76 1995-2002
9 Tukat Bangkung, Bali 240 120 2006
10 Teluk Efil, Sumsel 208 104 2006
36
Jembatan Box Beton Menerus
Jembatan Rajamandala
37
Jembatan Box beton menerus
Jembatan Teluk Efil
38
Jembatan Khusus
B. Jembatan Gelagar Baja menerus
No Nama Jembatan Bentang Bentang Tahun
Total (m) Utama (m) Bangun
1 Ampera, Sumsel 354 75 1962-1965
2 Danau Bingkuang, Riau 200 120 1968-1970
39
Jembatan Pelengkung Beton
Jembatan Besok Koboan
40
Jembatan Pelengkung Beton
41
Jembatan Pelengkung Beton
Jembatan Kelok 9
42
Jembatan Khusus
D. Jembatan Pelengkung Baja
No Nama Jembatan Panjang Bentang Tahun
Total (m) Utama (m) Bangun
1 Kahayan, Kalteng 150 150 1995-2000
43
Jembatan Pelengkung Baja
Jembatan Kahayan
44
Jembatan Pelengkung Baja
Jembatan Martadipura
Kotabangun, Kalimantan Timur, 2004, Main Span Steel Truss Arch Bridge
Bentang 200 meter, panjang total 560 meter
45
Jembatan Pelengkung Baja
Riau, 2002, Jembatan Utama Pelengkung Siak Indrapura, Riau, Jembatan Utama Pelengkung
Rangka Baja (150 meter) dengan total bentang Rangka Baja menerus (90+250+90m) ,
450 meter. panjang total 1500 meter
46
Jembatan Khusus
E. Jembatan Gantung dan Cable-Stayed
No Nama Jembatan Konfigurasi Bentang utama Tahun
Kabel (m) Bangun
47
Jembatan Gantung
Jembatan Barito
48
Jembatan Gantung
Jembatan Mahakam-2
49
Jembatan Cable-Stayed
Jembatan Batam - Tonton
50
Jembatan Cable-Stayed
Jembatan SURAMADU
51
Sistem Manajemen Jembatan
Untuk membantu Ditjen Bina Marga dengan Dinas-dinas di daerah dalam
mengelola jembatan dibutuhkan alat untuk:
Mendukung pembangunan nasional Component of BMS
Mengoptimalkan penggunaan dana yang ada Policy Framework
52
TERIMA KASIH
53