Anda di halaman 1dari 3

Ahli Ibadah, tapi Ahli Neraka

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita dimudahkan untuk
melaksanakan berbagai ketaatan dan ibadah kepada-Nya. Kita bersyukur kepada Allah, atas petunjuk
yang Dia curahkan kepada kita, sehingga kita bisa berkumpul di masjid ini untuk melakukan segala
macam ibadah yang di perintahkan allah SWT.

Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada penuntun kita, suri tauladan kita semua nabi
Muhammad saw.semoga kita semua terus menjadi pengikut beliau sampai di yaumul akhir nanti.
Amin.amin ya rabbal alamin.

Para jamaah sholat isya yang di muliakan allah swt.

Betapa banyak manusia di alam ini yang tersesat, sehingga mereka tidak menyembah Allah, namun yang
mereka sembah adalah setan. Mereka menyembah, namun salah sasaran. Kita dan mereka sama-sama
ibadah. Bedanya, kita beribadah hanya kepada ALLAH SWT dengan mengharap ridhonya. Sementara
mereka beribadah kepada tuhan yang batil, menyembah thaghut, yang tidak layak untuk disembah.

Kita dan mereka sama-sama capek, kita dan mereka sama-sama mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan
bisa jadi, mereka lebih capek dibandingkan kita.

Allah berfirman menceritakan keadaan salah satu ahli neraka,

Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang sangat panas (neraka). (QS. Al-Ghasyiyah:
3 4).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan satu riwayat dari Abu Imran Al-Jauni, bahwa suatu ketika Umar
bin Khatab radhiyallahu anhu pernah melewati sebuah kuil, yang ditinggali seorang rahib nasrani.

Umarpun memanggilnya, Hai rahib hai rahib. Rahib itupun menoleh. Ketika itu, Umar terus
memandangi sang Rahib. Dia perhatikan ada banyak bekas ibadah di tubuhnya. Kemudian tiba-tiba Umar
menangis.

Beliaupun ditanya, Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat anda menangis?. Mengapa anda
menangis ketika melihatnya. Jawab Umar, Aku teringat firman Allah dalam Al-Quran, (yang artinya)
Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki neraka yang sangat panas Itulah yang membuatku
menangis. (Tafsir Ibn Katsir, 8/385).

Kaum muslimin, yang berbahagia,

Tahukah anda mengapa mereka di neraka?

Mereka rajin ibadah, namun semua sia-sia, justru mengantarkan mereka ke neraka?

Apakah Allah mendzalimi mereka? Tentu tidak, karena Allah tidak akan pernah mendzalimi hamba-Nya.
Allah haramkan diri-Nya untuk mendzalimi hamba-Nya.

Lalu apa sebabnya?

Tentu saja semua itu kembali kepada pelaku perbuatan itu. Sebabnya adalah salah dalam beribadah.
beribadah, namun salah sasarannya, salah tata caranya, salah niatnya, salah yang disembah, atau salah
semuanya. Sehingga bagaimana mungkin Allah akan menerimanya? Dan di saat yang sama, Allah justru
memberikan hukuman kepada mereka. Wal iyadzu billah..

Saudaraku sesama muslim, yang dirahmati Allah.., Menyadari hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur,
Allah jadikan kita orang mukmin, padahal kita tidak pernah memintanya. Kita patut bersyukur, kita
terlahir dari keluarga muslim, padahal kita tidak pernah diminta untuk memilihnya. Yang ini menjadi
salah satu modal bagi kita agar ibadah kita diterima oleh Allah.

Jamaah sholat isya yang insya allah di lanjutkan sholat teraweh,


Kita sudah memiliki modal iman, tinggal saatnya kita berusaha agar amal kita diterima Allah. Bagaimana
caranya? Caranya: kita berupaya agar amal yang kita kerjakan adalah amal yang benar. Benar sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan syariat dan hanya mengharap ridha allah SWT semata.

Kriteria itu, Allah nyatakan dalam firman-Nya,

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhan-Nya. (QS. Al-

Jamaah sholat isya yang dimuliakan Allah,

Niat yang ikhlas semata, belumlah cukup untuk membuat amal kita diterima. Semangat, bukan modal
utama agar amal kita diterima. Karena kita juga dituntut untuk benar dalam tata caranya.

Sebagai mukmin, kita tentu tidak ingin amal kita ditolak karena salah prakteknya. Kita dalam beramal
telah mengeluarkan modal tenaga, waktu, atau bahkan harta. Jangan sampai menjadi batal, karena kita
kurang perhatian dengan tata cara beramal.

Karena itu, mari kita menjadi orang yang mencintai sunah dan berusaha membumikan sunah. Berusaha
menyesuaikan amal kita dengan sunah. Dengan itu, kita bisa berharap, amal kita diterima. Kita bisa tiru
semangat para ulama dalam meniti sunah, hingga mereka berdoa,

Ya Allah, matikanlah aku di atas islam dan sunah (HR. Al-Khatib dalam Tarikh Baghdad, 9/354).

Semoga Allah menerima amal kita dan tidak menjadikannya sia-sia. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai