Anda di halaman 1dari 7

| Maj Obstet

160 Sunarno dkk Ginekol Indones

Korelasi antara insulin-like growth factor - 1, anemia defisiensi besi, dan


biometri janin pada kehamilan trimester III

I. SUNARNO*** H.
WIJAYANEGARA
**
J.C. MOSE
*
I.M.S. MURAH MANOE

*Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
**Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
RS Dr. Hasan Sadikin
Bandung

Tujuan: Untuk menganalisis korelasi antara kadar IGF-1 serum ibu, Objective: To analyze correlation between maternal serum IGF-1, iron
rd
anemia defisiensi besi, dan biometri janin pada kehamilan trimester deficiency anemia and, fetal biometry in 3 trimester of pregnancy.
ketiga. Setting: Obstetrics and Gynecology clinic Dr. Wahidin Sudiro-
Tempat: Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Wahidin Sudi- husodo Hospital and Siti Fatimah Mother and Child Hospital in Ma-
rohusodo dan RSIA Siti Fatimah di Makassar. kassar.
Rancangan/rumusan data: Penelitian potong lintang. Design/data identification: Cross sectional study.
Bahan dan cara kerja: Dilakukan pemeriksaan kadar Hb, ferritin, Material and methods: Level of Hb, ferritin, and IGF- 1 serum, was
dan insulin-like growth factor-1 (IGF-1) dari serum 70 perempuan hamil taken for laboratory analysis from 70 pregnant women (34 with iron de-
(34 penderita anemia defisiensi besi dan 36 normal). Kemudian di- ficiency anemia and 36 normal). Fetal biometry were performed using
lakukan pemeriksaan biometri janin dengan ultrasonografi. ultrasonography.
Hasil: Ditemukan korelasi bermakna antara kadar IGF-1 serum ibu Results: There was a significant correlation between maternal se-
dengan ukuran AC dan FL janin (p = 0,0010 dan p = 0,013, berturut- rum IGF-1 and fetal AC and FL measurement (p = 0,0010 and p =
turut). Juga ditemukan hubungan linier positif antara kadar IGF- 1 se- 0,013, respectively). There is a positive correlation between maternal
rum ibu dengan ukuran AC (r = 0,350; p = 0,001) dan ukuran FL janin (r serum IGF-1 and fetal AC (r = 0,350 and p = 0,001) and FL measure-
= 0,320; p = 0,003). Anemia defisiensi besi ibu hamil trimester III ment (r = 0,320 and p = 0,003). Iron deficiency anemia maternal in
berhubungan dengan janin yang mempunyai AC kecil berdasar usia ke- third trimester of pregnancy had a positive correlation with fetal AC
hamilan (p = 0,0450). measurement (p = 0,0450).
Kesimpulan: Pada kehamilan trimester III: kadar IGF-1 serum ibu rd
Conclusion: In 3 trimester of pregnancy: maternal serum IGF-1
tidak berbeda bermakna antara ibu dengan anemia defisiensi besi dan was not different between iron-deficiency anemia and normal but there
normal tetapi terdapat korelasi positif antara kadar IGF-1 serum ibu de- was a positive correlation between maternal serum IGF-1 level with fe-
ngan ukuran AC dan FL janin dan antara anemia defisiensi besi ibu de- tal AC and FL measurement and between iron deficiency anemia mo-
ngan ukuran AC janin. thers and with fetal AC measurement.
[Maj Obstet Ginekol Indones 2009; 33-3:160-6] [Indones J Obstet Gynecol 2009; 33-3:160-6] Keywords:
Kata kunci: kadar IGF-1, anemia defisiensi besi, biometri janin IGF-1, iron deficiency anemia, fetal biometry

PENDAHULUAN hamilan > 38 minggu, terjadi penurunan kecepatan


pertumbuhan yang disebabkan oleh insufisiensi ute-
Pertumbuhan janin melibatkan unit ibu - plasenta - roplasenta fisiologik.
janin. Pertumbuhan janin normal merupakan hasil Perlambatan pertumbuhan terjadi akibat penu-
interaksi kompleks dari fungsi ketiga komponen runan normal asupan nutrien melalui plasenta pada
tersebut. Faktor ibu merupakan faktor yang paling 1,2
kehamilan lanjut. Karakteristik pertumbuhan ja-
sering berhubungan dengan pertumbuhan janin; da- nin normal adalah adanya proses berkelanjutan yang
lam hal ini, status gizi ibu merupakan hal yang pa- dimulai dari multiplikasi dan diferensiasi sel-sel
ling menarik bagi klinisi. Pertumbuhan intrauterin tubuh menjadi berbagai sistem organ (fase or-
pada manusia membentuk pola linear antara usia ganogenesis) yang terjadi pada trimester pertama,
kehamilan 28 sampai 38 minggu. Setelah usia ke- hiperplasia seluler berlanjut hingga trimester kedua,
|
Vol 33, No 3 |
Juli 2009 IGF-1, anemia dan biometri janin pada kehamilan 161
kemudian diikuti dengan hiperplasia disertai hiper- pertambahan eritrosit ibu. Sekitar 200 mg dibuang
trofi dan akhirnya terjadi hipertrofi organel dan si- melalui usus, urin, dan kulit. Jumlah kebutuhan
toplasma sel yang terjadi pada akhir trimester kedua (1000 mg) dianggap melebihi cadangan besi pada
dan trimester ketiga sehingga terjadi peningkatan sebagian besar perempuan sehingga menyebabkan
berat dan ukuran tubuh serta maturasi berbagai sis- anemia defisiensi besi. Terjadi peningkatan kebu-
tem organ. Jika hiperplasia dan hipertrofi yang ter- tuhan besi sejalan dengan bertambahnya usia ke-
jadi pada trimester kedua dan trimester ketiga ter- hamilan tetapi kebutuhan janin tertinggi adalah pa-
jadi tidak optimal, dapat mengakibatkan defisiensi da trimester ketiga kehamilan. Di daerah khatulis-
pertumbuhan dalam berat, ukuran, dan maturasi tiwa, besi lebih banyak keluar melalui air peluh dan
11
metabolisme janin; keadaan ini disebut sebagai per- melalui kulit. Sebagian besar kasus datang pada
tumbuhan janin terhambat (PJT). PJT merupakan trimester ketiga, yaitu pada saat kebutuhan besi
keadaan yang memerlukan perhatian karena menye- mencapai puncaknya; kebutuhan besi pada perem-
babkan peningkatan - hingga beberapa kali - mor- puan tidak hamil: 1-2 mg/hari, trimester pertama: 2,5
8 -10,12-14
biditas dan mortalitas neonatal serta peningkatan mg/hari, trimester ketiga: 6,6 mg/hari.
risiko komplikasi berat di kemudian hari. Pening- Anemia defisiensi besi merupakan masalah nutrisi
katan morbiditas dan mortalitas neonatal disebab- 6,12
paling sering di dunia. Pada hari kesehatan se-
kan oleh asfiksia neonatus, respiratory distress syn- dunia, tanggal 7 April 2003, WHO mempublikasi-
drome (RDS), aspirasi mekonium, sepsis neonatal, kan data statistik yang menunjukkan penyakit uta-
hipoglikemia dan hipotermia, kematian prematur, ma di negara kaya dan miskin. Pada kedua kategori
dan bayi lahir mati. Sedangkan peningkatan risiko negara tersebut, anemia defisiensi besi merupakan
komplikasi berat di kemudian hari akibat PJT ter- satu dari 10 faktor risiko kesehatan utama; walau-
masuk: dislipidemia, diabetes mellitus (DM) tipe 2, pun defisiensi besi hanya merupakan 0,7% dari hi-
aterosklerosis, hipertensi, dan penyakit jantung ko- 6
langnya masa hidup sehat di negara industri. Belum
roner. Pertumbuhan janin pada manusia dapat di- ada kepastian tentang hubungan antara ane-mia dan
pantau dengan menggunakan teknik non -invasif hasil luaran kehamilan yang buruk; be-berapa
atau invasif; salah satu teknik pemantauan non-in- penelitian menunjukkan bahwa anemia se-cara
vasif adalah pemeriksaan biometri janin dengan ul- bermakna meningkatkan risiko hasil luaran yang
trasonografi (USG). Sejak USG dikenal dalam bi- buruk, tetapi penelitian lain tidak menunjuk-kan hal
dang obstetri, biometri janin telah menjadi bagian tersebut.
8,10
Beberapa penelitian menunjuk-kan
tetap dari diagnosis prenatal. Pengukuran akurat dan bahwa kejadian anemia defisiensi besi berhu-bungan
pencatatan parameter biometri pada kehamilan dengan peningkatan risiko kelahiran pre-term dan
trimester dua dan tiga merupakan dasar penting bayi berat lahir rendah tetapi penelitian lain
evaluasi pertumbuhan janin. Selain mengkonfirmasi menyimpulkan bahwa tidak terdapat cukup bukti
perkembangan janin normal, pengukuran USG da- yang menunjukkan bahwa defisiensi besi me-
pat dibandingkan dengan kurva standar yang telah megang peran utama terhadap hasil luaran kehamil-
ada untuk mendeteksi kelainan dini pertumbuhan 15
an yang buruk ; penelitian lain menunjukkan bah-
3-5
janin. wa peningkatan cadangan besi maternal juga me-
Anemia merupakan suatu keadaan dengan kon- miliki pengaruh negatif terhadap berat badan la-
sentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal 16
hir. Secara khusus, bukti tentang manfaat suple-
6,7
berdasarkan usia atau jenis kelamin. Frekuensi ibu mentasi besi selama kehamilan terhadap fungsional
hamil dengan anemia di Indonesia relatif ting-gi, hasil luaran kehamilan masih belum dapat disim-
yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. pulkan. Lebih jauh lagi, timbul kemungkinan dam-
Defisiensi gizi dan kurangnya perhatian terhadap ibu pak buruk pemberian besi tambahan selama ke-
hamil merupakan predisposisi anemia ibu hamil di hamilan, seperti kerusakan oksidatif.
Indonesia. Menurut World Health Organization Sedikit yang diketahui tentang mekanisme pato-
(WHO), 40% kematian ibu di negara berkembang fisiologi bagaimana suplementasi besi dapat mem-
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Keba- pengaruhi regulasi kehamilan dan pertumbuhan ja-
nyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh 8,17,18
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak nin. Kandungan besi rata-rata dalam tubuh
8,9 seorang perempuan adalah sekitar 35 mg/kg berat
jarang keduanya saling berinteraksi. Perempuan badan. Sebagian besar (60-70%) besi tubuh total
hamil pada khususnya, rentan terhadap anemia ka- tergabung dalam struktur Hb dari prekursor eritroid
rena meningkatnya kebutuhan besi selama keha- yang sedang berkembang dan eritrosit matur. Seki-
7,10
milan. Pada kehamilan tunggal, kebutuhan besi tar 10% lainnya terdapat dalam mioglobin otot dan
ibu selama kehamilan ialah 800 mg, di antaranya berbagai enzim jaringan serta sitokrom. Pada indi-
300 mg untuk janin dan plasenta dan 500 mg untuk vidu normal, sisa besi (20-30%) tersimpan sebagai
|
| Maj Obstet
162 Sunarno dkk Ginekol Indones
cadangan dalam bentuk ferritin dan hemosiderin senta. Terdapat cukup bukti yang menunjukkan
dalam hepatosit dan sistem makrofag dari hepar, bahwa insulin serta IGF-1 dan - 2 memiliki peran
19 pada regulasi pertumbuhan janin dan pertambahan
lien, dan sumsum tulang.
Konsentrasi ferritin serum dianggap merupakan berat badan. Kadar serum IGF-1 ibu meningkat se-
indikator yang handal dari cadangan besi tubuh to- cara progresif sepanjang kehamilan dan diduga me-
tal; kadar ferritin yang rendah menunjukkan kea- micu pertumbuhan plasenta yang kemudian me-micu
20 pertumbuhan janin. Pada penelitian yang di-lakukan
daan defisiensi. Jika cadangan besi tubuh telah 22
habis, maka keseimbangan negatif besi yang terus oleh Boyne dan kawan-kawan , disimpul-kan
menerus menyebabkan penurunan saturasi besi bahwa kadar IGF-1 serum ibu, khususnya pada
transferrin hingga mencapai kadar di bawah kebu- trimester ketiga kehamilan, secara positif mempe-
tuhan tubuh untuk mempertahankan eritropoesis. 22- 24
ngaruhi berat badan lahir bayi. Masih sedikit
Jika defisiensi besi berkelanjutan, maka akan terjadi yang diketahui tentang mekanisme patofisiologi su-
gangguan produksi Hb dan terjadilah anemia yang plementasi besi dalam mempengaruhi regulasi ke-
dapat mengurangi ketersediaan oksigen ke jaring- 17
19 hamilan dan pertumbuhan janin.
an.
IGF-1 mempengaruhi proses eritropoesis melalui
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hu-
bungan antara asupan mikronutrien dengan ukuran metabolisme besi. Dalam keadaan normal, besi di-
bayi dan plasenta, tetapi peneliti lain menunjukkan insersi secara cepat ke dalam protoporfirin oleh fe-
bahwa tidak terdapat hubungan antara ukuran pla- rokelat, dan pembentukan protoporfirin merupakan
senta dan berat lahir bayi dengan asupan mikronu- tahap akhir sintesis hem. Telah dibuktikan bahwa
21 IGF-1 secara langsung merangsang proliferasi sel
trien.
Determinan pertumbuhan janin adalah genotip progenitor eritroid primitif yang akan membentuk
janin dan lingkungan in utero. Walaupun beberapa koloni eritroid walaupun dalam keadaan tidak ter-
gen telah diketahui mempengaruhi pertumbuhan dapat eritropoetin. Tetapi gabungan antara faktor
janin - yang diturunkan secara maternal atau pater- eritropoetin dan IGF -1 menyebabkan pertumbuhan
nal, tetapi insulin- like growth factor 1 (IGF-1) dan pembentukan koloni eritroid yang lebih besar di-
IGF-2 adalah dua protein produk gen yang secara bandingkan dengan satu faktor saja. Progenitor
khusus meregulasi perkembangan sel -sel trofoblas, eritroid matur membutuhkan banyak besi untuk me-
25,26
yang membentuk plasenta. Beberapa penelitian te- micu kecepatan sintesis Hb. Pada saat ini, be-
lah menunjukkan bahwa IGF-1 dan IGF-2 adalah lum diketahui secara pasti peran IGF-2 dalam pro-
regulator penting pertumbuhan janin maupun pla- ses hematopoesis.
25

KOMPONENJANIN
Kehamilan ganda Usia kehamilan Genotip

K Genetik KOMPONEN PLASENTA


buha n
IGF - 1 Kemampuan transportasi
m
j
r a

e tu ni

nutrisi dan oksigen


P n
O
Fe proses sintesis Hb
M
Status Metabolisme plasenta Bi an
in
P ometrij
anemia

O Anatomi organ reproduksi

N Penyakit ibu
E Ketinggian tempat tinggal
Paritas Umur
N Merokok/NAZA
IBU

Gambar 1. Komponen yang terlibat dalam proses pertumbuhan janin


|
Vol 33, No 3 |
Juli 2009 IGF-1, anemia dan biometri janin pada kehamilan 163

Apakah kadar IGF-1 serum ibu pada kehamilan mulite 2000 dan dilakukan di Laboratorium Prodia
trimester ketiga dengan anemia defisiensi besi ber- Jakarta. Sebanyak 4 cc darah sisanya disimpan
hubungan dengan biometri janin? Telah banyak di- dalam tabung lain kemudian disentrifus 1000 kali
lakukan penelitian mengenai hubungan antara sta-tus selama 15 menit untuk memisahkan serum darah
besi maternal dan hasil luaran kehamilan serta dari supernatannya. Serum yang belum diperiksa
penelitian tentang IGF-1 sebagai regulator utama akan disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu
pertumbuhan janin, tetapi belum pernah dilakukan -25C di Laboratorium Prodia Makassar. Setelah
penelitian mengenai pertumbuhan janin yang dihu- seluruh sampel terkumpul dilakukan pengepakan
bungkan dengan kadar IGF-1 dan status besi ibu. dengan es kering dan dikirim ke Laboratorium
Prodia Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan kadar
IGF-1 dengan metode chemiluminescent immu-
BAHAN DAN CARA KERJA nometric assay, menggunakan Immulite/Immulite
1000 IGF-1 kit produksi Euro/DPC Ltd. Ke-mudian
dilakukan pemeriksaan biometri janin de-ngan
Penelitian ini adalah penelitian potong lintang (cross menggunakan alat ultrasonografi tipe Sono-Ace
sectional study). Semua ibu hamil dengan usia PICO (Medison) dengan frekuensi probe 3.0 MHz -
kehamilan 28 - 38 minggu dengan kehamilan 7.5 MHz.
tunggal, janin hidup, dan hari pertama haid terakhir
diketahui dengan pasti, akan dibagi menjadi 2 ke-
lompok: kehamilan dengan anemia defisiensi besi HASIL
sebagai kelompok kasus dan kehamilan normal se-
bagai kelompok kontrol. Keadaan-keadaan yang Diperoleh 70 sampel yang terdiri dari 34 penderita
mempengaruhi pertumbuhan janin (preeklampsia,
hamil dengan anemia defisiensi besi dan 36 ke-
DM, kelainan kongenital janin) tidak diikutsertakan
hamilan normal.
dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan datang pasien. Lokasi penelitian Karakteristik subjek
di poliklinik Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Wa-
hidin Sudirohusodo dan RSIA St. Fatimah Makas- Beberapa karakteristik subjek yang diteliti ditam-
sar yang dilakukan selama periode Maret 2008 pilkan pada Tabel 1 di bawah ini.
sampai dengan Mei 2008. Penelitian ini telah men-
dapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bio- Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
medis pada Manusia Fakultas Kedokteran Univer-
sitas Hasanuddin Makassar. Variabel Anemia defisiensi besi p
Kehamilan dengan anemia defisiensi besi dite- Ya (n=34) Tidak (n=36)
tapkan jika kadar Hb < 11 gram% dan kadar ferritin Umur ibu (tahun); 27,2 (5,6) 28,1 (6,2) 0,536
a

< 15 g/liter. Kehamilan normal: kehamilan tanpa mean (SD)


a
anemia defisiensi besi maupun penyakit-penyakit Usia kehamilan (minggu); 34,8 (2,6) 34,7 (3,1) 0,887
ibu yang menyebabkan anemia. Biometri janin mean (SD)
adalah metode untuk mengukur beberapa bagian Paritas; median 2 2
0,925
b
anatomi janin dengan ultrasonografi; yang diamati
dalam penelitian ini adalah: diameter biparietal = Keterangan: a = hasil uji independent t test b =
hasil uji Mann Whitney test
biparietal diameter = BPD, sirkumferensia abdomi-
nal = abdominal circumferencia = AC, panjang fe- Berdasarkan hasil uji independent t test tidak
mur = femur length = FL. Kecil berdasarkan usia ditemukan perbedaan umur ibu dan usia kehamilan
kehamilan: bila ukuran biometri < -2 SD dari umur yang bermakna (p > 0,05) dan berdasarkan hasil uji
kehamilan yang seharusnya menurut kurva Had- Mann Whitney test tidak ditemukan perbedaan pari-
lock. Kadar IGF-1 dinyatakan dalam satuan ng/ml. tas yang bermakna (p > 0,05), antara ibu hamil de-
Untuk pemeriksaan keseluruhan diambil darah ngan anemia defisiensi besi dan normal.
sebanyak 10 cc dari vena mediana kubiti dengan
menggunakan vacutainer. Tiga cc darah disimpan Hubungan antara kadar IGF-1 dan status anemia
dalam tabung EDTA untuk pemeriksaan kadar Hb defisiensi besi ibu
yang diukur dengan menggunakan alat Sysmex XT-
1800i dan dilakukan di Laboratorium Prodia Ma- Berdasarkan hasil uji Mann Whitney test , tidak di-
kassar. Sebanyak 3 cc darah untuk pemeriksaan temukan perbedaan kadar IGF- 1 serum ibu yang
kadar ferritin yang diukur dengan metode immuno- bermakna (p = 0,638) antara ibu hamil trimester III
chemiluminescence dengan menggunakan alat Im- dengan anemia defisiensi besi dan normal.
|
| Maj Obstet
164 Sunarno dkk Ginekol Indones

Hubungan antara kadar IGF-1 serum ibu dan Tabel 3. Hubungan anemia defisiensi besi ibu hamil dengan
biometri janin.
biometri janin
Biometri Anemia defisiensi besi Fishers
Hubungan antara kadar IGF-1 serum ibu dan ma-
Ya Tidak exact
sing- masing parameter biometri janin ditampilkan janin
(n=34) (n=36) test
pada Tabel 2.
AC
Kecil 6 (85,7%) 1 (14,3%) p = 0,0450
Tabel 2. Hasil uji korelasi antara kadar IGF-1 dan parameter Tidak 28 (44,4%) 35 (55,6%)
biometri janin berdasarkan usia kehamilan.
BPD
Biometri janin IGF-1 (ng/ml) Korelasi Bivariat
Kecil 1 (50,0%) 1 (50,0%) p = 0,7390
BPD
Tidak 33 (48,5%) 35 (51,5%)
Kecil (n=2) 198,4 (184,8) r = 0,129 (p = 0,144)
FL
Tidak (n=68) 268,9 (112,6)
Kecil 4 (80,0%) 1 (20,0%) p = 0,1610
AC
Tidak 30 (46,2%) 35 (53,8%)
Kecil (n=7) 136,0 ( 86,7) r = 0,350 (p = 0,001)
Tidak (n=63) 281,4 (107,4) Keterangan: BPD = Biparital Diameter; AC = Abdominal
Circumference; FL = Femur Length
FL
Kecil (n=5) 146,5 (103,8) r = 0,320 (p = 0,003)
Anemia defisiensi besi ibu hamil berhubungan
Tidak (n=65) 276,1 (109,9) dengan janin yang mempunyai sirkumferensia ab-
Keterangan: r=koefisien korelasi, p=kemaknaan; dominal berkategori kecil untuk usia kehamilan (p
BPD=Biparital Diameter; AC=Abdominal Circumference; = 0,0450), tetapi tidak berhubungan dengan janin
FL=Femur Length yang mempunyai ukuran diameter biparietal dan
panjang femur berkategori kecil untuk usia keha-
milan (masing-masing p = 0,7390 dan p = 0,1610).
Pada Tabel 2 tampak bahwa berdasarkan hasil uji
korelasi bivariat, maka:
N Tidak ditemukan korelasi bermakna antara kadar
IGF-1 serum ibu dengan ukuran BPD janin ber- DISKUSI
dasarkan usia kehamilan (p = 0,1440).
N Ditemukan korelasi bermakna antara kadar IGF-1 Karena tidak ditemukan perbedaan bermakna dalam
serum ibu dan ukuran AC kecil berdasarkan usia karakteristik umur ibu, usia kehamilan dan paritas
kehamilan (p = 0,0010) serta ditemukan berarti kedua kelompok homogen berdasarkan ka-
hubungan linier positif antara kadar IGF-1 serum rakteristik umur ibu, umur kehamilan dan paritas,
ibu dengan AC janin (r = 0,350; p = 0,001). Janin sehingga karakteristik tersebut tidak ikut mempe-
dengan ukuran AC kecil berdasarkan usia ngaruhi hasil analisis subjek yang diteliti.
kehamilan lebih banyak ditemukan pada ibu de- Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
ngan kadar IGF-1 lebih rendah. kadar IGF-1 antara ibu dengan anemia defisiensi
N Ditemukan korelasi bermakna antara kadar IGF-1 besi dan normal, maka dilakukan uji beda Mann-
Whitney. Dari hasil uji antara kadar IGF-1 serum
serum ibu dan ukuran FL kecil berdasarkan usia dan status anemia defisiensi besi, diperoleh hasil
kehamilan (p = 0,013) serta ditemukan hubungan bahwa tidak ditemukan perbedaan kadar IGF -1 se-
linier positif antara kadar IGF-1 serum ibu dengan rum ibu yang bermakna (p > 0,05) antara ibu hamil
FL janin (r = 0,320; p = 0,003). Janin dengan trimester III dengan anemia defisiensi besi dan nor-
ukuran FL kecil berdasarkan usia ke-hamilan mal. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan peneli-
lebih banyak ditemukan pada ibu de-ngan kadar tian yang dilakukan oleh Choi dan kawan-kawan
IGF-1 lebih rendah. 25
(2004) yang memperoleh adanya korelasi ber-
25
makna antara kadar IGF-1 dan anemia.
Hubungan antara anemia defisiensi besi ibu Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbe-
hamil trimester III dan biometri janin daan pengelompokan subjek penelitian. Dalam pe-
nelitiannya, Choi dan kawan-kawan memakai ba-
Hubungan antara anemia defisiensi besi ibu hamil tasan kadar Hb < 12 g/dl sebagai anemia karena
trimester III dan beberapa parameter biometri janin subjek penelitian adalah perempuan tidak hamil usia
ditampilkan dalam Tabel 3. 14 sampai 17 tahun. Selain itu, Choi dan
|
Vol 33, No 3 |
Juli 2009 IGF-1, anemia dan biometri janin pada kehamilan 165

kawan- kawan membandingkan antara kelompok pertumbuhan janin. Pengambilan sampel pada umur
normal dan kelompok deplesi besi dan yang ter- kehamilan 28 sampai 38 minggu yang memung-
masuk kelompok deplesi besi adalah: kelompok de- kinkan pengambilan data klinis, laboratoris dan
plesi besi (stadium 1) yang memiliki kadar Hb > 12 USG. Rentang usia kehamilan tersebut ditetapkan
gram/dl, besi serum > 50 g/dl, dan konsentrasi dengan pertimbangan agar tidak terpengaruh oleh
ferritin serum < 12 g/l; kelompok eritropoesis de- peristiwa insufisiensi fisiologik uteroplasenta yang
fisiensi besi (stadium 2) yang memiliki kadar Hb terjadi setelah usia kehamilan 38 minggu dan dapat
> 12 gram/dl, besi serum < 50 g/dl, dan konsen- mempengaruhi pola pertumbuhan janin.
trasi ferritin serum < 12 g/l; dan kelompok anemia Anemia defisiensi besi ibu hamil trimester III
defisiensi besi (stadium 3) yang memiliki kadar Hb berhubungan dengan janin yang mempunyai sir-
< 12 gram/dl, besi serum < 50 g/dl, dan konsen- kumferensia abdominal berkategori kecil untuk usia
trasi ferritin serum < 12 g/l. Dalam penelitian ini, kehamilan (p < 0,05) tetapi tidak berhubungan de-
karena keterbatasan waktu dan dana, maka tidak di- ngan janin yang mempunyai ukuran panjang femur
lakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemung- dan diameter biparietal berkategori kecil untuk usia
kehamilan (p > 0,05). Dalam suatu penelitian yang
kinan anemia akibat gabungan antara defisiensi besi dilakukan oleh Brabin dan kawan-kawan (1990) di
dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar Hb 30
selain dari Fe, seperti: vitamin B12, asam folat, dan Papua Nugini (dikutip dari: Rasmussen) kecen-
talasemia. derungan bayi lahir dengan berat badan rendah
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan adalah 6 kali pada primipara dengan anemia de-
bermakna antara penurunan kadar IGF-1 serum ibu fisiensi besi dan ibu dengan anemia berat (Hb < 7 g
dengan penurunan ukuran sirkumferensia abdomen %) merupakan penyebab untuk 10% kejadian bayi
30
(AC) janin tetapi tidak dengan ukuran diameter bi- dengan berat lahir rendah.
parietal (BPD). Hasil ini dapat dibandingkan de- Keterbatasan penelitian ini adalah tipe penelitian
ngan penelitian yang dilakukan oleh Boyne dan potong lintang yang termasuk jenis rancangan yang
22
kawan-kawan (2003) dan Malamitsi-Puchner dan lemah namun merupakan pendekatan optimal yang
27 bisa dilakukan untuk penelitian ini. Penelitian tipe
kawan-kawan (2006) yang mendapatkan adanya
hubungan positif antara IGF-1 serum maternal pada potong lintang tidak menggambarkan keadaan yang
kehamilan trimester II dan III dengan sirkumferen- sesungguhnya karena pengamatan hubungan antara
sia abdomen bayi baru lahir tetapi tidak terdapat variabel dilakukan sewaktu. Bias yang mungkin
hubungan bermakna antara IGF-1 serum maternal timbul dalam penelitian ini disebabkan adanya ke-
22,27 mungkinan terdapat faktor lain yang meyebabkan
dengan sirkumferensia kepala. AC merupakan
pengukuran tunggal yang paling baik dalam men- terjadinya anemia dan terjadi bersamaan dengan de-
cerminkan status nutrisi janin. Dari semua parame- fisiensi besi, seperti defisiensi asam folat ataupun
ter pertumbuhan janin, persentil AC memiliki sen- defisiensi vitamin B12.
sitivitas tertinggi dan nilai prediksi negatif terbesar
28
untuk diagnosis USG. Insufisiensi plasenta me-
nyebabkan berkurangnya pemindahan glukosa dan KESIMPULAN
cadangan hepar sehingga sirkumferensia abdomen
yang menggambarkan ukuran hepar akan ber- Dalam kehamilan trimester III:
23
kurang. 1) Kadar IGF-1 serum ibu tidak berbeda bermakna
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya antara ibu dengan anemia defisiensi besi dan ibu
hubungan antara penurunan kadar IGF-1 serum ibu normal.
dengan penurunan panjang femur (FL) janin. Di- 2) Terdapat korelasi positif antara kadar IGF-1 se-
bandingkan dengan parameter lain, FL lebih sedi-kit rum ibu dengan ukuran sirkumferensia abdomen
dipengaruhi oleh gangguan pertumbuhan janin (AC) janin dan panjang femur (FL) janin.
29 3) Terdapat korelasi positif antara anemia defisiensi
namun sangat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Perempuan hamil rentan terhadap anemia karena besi dengan ukuran sirkumferensia abdomen
meningkatnya kebutuhan besi selama kehamilan (AC) janin.
untuk memenuhi kebutuhan besi ibu, janin, dan
plasenta terutama pada trimester ketiga kehamilan.
Berdasarkan patogenesis pertumbuhan janin yang SARAN
melibatkan faktor ibu, janin dan plasenta, maka
penelitian ini ingin membuktikan bahwa rendahnya Diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menying-
kadar IGF-1 serum ibu mempunyai hubungan de- kirkan kemungkinan anemia yang disebabkan oleh
ngan keadaan anemia defisiensi besi dan gangguan faktor lain yang terjadi bersamaan dengan faktor
|
| Maj Obstet
166 Sunarno dkk Ginekol Indones

defisiensi besi, defisiensi vitamin B12 atau defi- 15. Allen LH. Biological mechanism that might underlie irons
siensi folat. Penelitian lanjutan masih diperlukan effects on fetal growth and preterm birth. The Journal of
Nutrition. 2001: 581-9
untuk melihat hubungan antara kadar IGF-1 serum
16. Lao TT, Tam KF, Chan LY. Third trimester iron status and
dan FL janin dengan mempertimbangkan faktor ge- pregnancy outcome in non-anemic women: pregnancy un-
netika konstitusi tubuh manusia Indonesia. favourably affected by maternal iron excess. Human Re-
production. 2000; 15(8): 1843-8
17. Cogswel ME, Parvanta I, Yip R, Brittenham GM. Iron sup-
RUJUKAN plementation during pregnancy, anemia, and birth weight, a
randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2003; 78: 773-
1. Gross TL, Wolfe HM. Normal fetal growth. In: Elkayam U, 81
editor. Principles and practice of medical therapy in preg- 18. Kilpatrick SJ, Laros RK. Maternal hematologic disorders.
nd In: Creasy RK, Resnik R, Iams JD, editors. Maternal-fetal
nancy. 2 ed. Norwalk: Appleton & Lange; 1992: 188-98 th
2. Symmonds EM, Symmonds IM. Placental and fetal growth medicine. 5 ed. Philadelphia: Saunders; 2004: 975-1003
and development. In: Essential obstetrics and gynaecology. 19. Atanassova BD, Tzatchev KN. Iron: the dual element. Turk
rd J Biochem. 2007; 32(3): 135-40
3 ed. New York: Churchill Livingstone; 1998
3. Weiner CP, Baschat AA. Fetal growth restriction: evalua- 20. Hou J, Cliver SP, Tamura T, Johnston KE, Goldenberg R.
tion and management. In: James DK, Steer PJ, Weiner CP, Maternal serum ferritin and fetal growth. Obstet Gynecol.
Gonik B, editors. High risk pregnancy: management op- 2000; 95: 447-52
tions. London: WB Saunders; 2001: 291-307 21. Mathews F, Youngman L, Neil A. Maternal circulating nu-
4. Bahlman F. Fetal biometry in the second and third trimes- trien concentrations in pregnancy: implications for birth and
ters. In: Merz E, editor. Ultrasound in obstetrics and gyne- placental weights of term infants. Am J Clin Nutr 2004;
nd
cology. 2 ed. Stuttgart: Georg Thieme Verlag; 2005: 139- 79: 103-10
67 22. Boyne MS, Thame M, Bennet FI, Osmond C, Miell JP,
5. Gogate S. Intra-uterine growth restriction - obstetricians Forrester TE. The relationship among circulating insulin-
perspective. IntJ DiabDevCountries. 2001; 21: 51-5 like growth factor (IGF-1), IGF-binding proteins-1 and -2,
6. Huch R, Breymann C. Anaemia in pregnancy and the puer- and birth anthropometry: a prospective study. The Journal of
st
perium. 1 ed. Bremen: International Medical Publishers; Clinical Endocrinology & Metabolism. 2003; 88(4): 1687-
2005 91
7. Letsky EA. Blood volume, haematinics, anaemia. In: de- 23. Cunningham FG, MacDonald PC, Ganf NF, Leveno KJ,
th
Swiet M, editor. Medical disorders in obstetric practice. 4 Gilstrap III LC, Hankins GDV. Fetal growth disorders. In:
ed. Massachussets: Blackwell Publishing; 2002: 29-60 nd
Wiliams obstetrics. 22 ed. New Jersey: Prentice-Hall In-
8. Cunningham FG, MacDonald PC, Ganf NF, Leveno KJ,
Gilstrap III LC, Hankins GDV ea. Hematological disorders. ternational, Inc; 2005: 893-907
nd 24. Regnault TRH, Limesand SW, Hay WH. Factors influen-
In: Wiliams obstetrics. 22 ed. New Jersey: Prentice-Hall cing fetal growth. Neoreviews. 2001; 2(6): 119-25
International, Inc; 2005: 1143-64
25. Choi JW, Kim SK. Association of serum insulin-like growth
9. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo
D. Anemia dalam kehamilan. In: Saifuddin AB, Adriaansz factor-1 and erythropoesis in relation to body iron status.
G, Wiknjosastro GH, DW, editors. Buku Acuan Nasional Annals of clinical & laboratory science. 2004; 34(3): 324-8
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Ya-
yasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002: 281-4 26. Schranzhofer M, Schifrer M, Cabrera JA, Kopp S, Chiba P,
10. Chang SC, OBrien KO, Nathanson MS, Mancini J, Witter Beug H. Remodelling the regulation of iron metabolism
FR. Hemoglobin concentrations influence birth outcomes in during erythroid differentiation to ensure efficient heme
pregnant African-American adolescents. J Nutr. 2003; 133: biosynthesis. Blood. 2006; 107: 4159-67
2348-55 27. Malamitsi-Puchner A, Briana DD, Gourgiotis D, Boutsikou
11. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Penyakit M, Puchner KP, Baka S. Insulin-like growth factor (IGF)-1
darah. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, and insulin in normal and growth-restricted mother/infant
rd pairs. Mediators of inflammation. 2007: 1-6
editors. Ilmu kebidanan. 3 ed. Jakarta: Yayasan Bina Pus-
taka Sarwono Prawirohardjo; 2005: 448-87 28. Jeanty P. Fetal biometry. In: Fleischer AC, Manning FA,
12. Zavaleta N, Caulfield LE, Garcia T. Changes in iron status Jeanty P, Romero R, editors. Sonography in obstetrics and
th
during pregnancy in Peruvian women receiving prenatal gynecology. 5 ed. New Jersey: Prentice-Hall International
iron and folic acid supplements with or without zinc. Am Inc; 1996: 131-47
J Clin Nutr. 2000; 71: 956-61 29. Handono B. Biometri janin. In: Mose JC, Sabarudin U, Ef-
13. Letsky EA. Anemia. In: James DK, Steer PJ, Weiner CP, fendi J, editors. Semiloka ultrasonografi: Ultrasonografi ke-
Gonik B, editors. High risk pregnancy: management op- dokteran. Bandung; 2002: 24-56
tions. London: WB Saunders; 2001: 729-47 30. Rasmussen KM. Is there a causal relationship between iron
14. Nelson-Piercy, Williamson C. Medical disorders in preg- deficiency anemia or iron-deficiency anemia and weight at
nancy. In: Chamberlain G, Steer PJ, editors. Turnbulls obs- birth, length of gestation and perinatal mortality? J Nutr.
rd
tetrics. 3 ed. London: Churchill Livingstone; 2001: 275-95 2001; 131: 590-603

Anda mungkin juga menyukai