Penataan ruang kota

UU No. 26 tahun 2007

Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang memiliki kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, permusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Penataan ruang didasarkan pada pemahaman potensi dan keterbatasan sumber

daya baik manusia, alam, maupun modal. Serta tuntutan kebutuhan hidup saat ini
dan keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.

Lingkup
Perencanaan prosedur penyusunan dan penetapan.

PERENCANAAN

PROSES

PEMANFAATAN PENGENDALIAN

Pemanfaatan : program dan pembiayaan

Pengendalian : pengawasan dan penertiban

Perencanaan ruang kota

meliputi :

Perencanaan struktur makro kota

Menfasilitasi keterkaitan kota-kota, kota-desa, dsb.
Berupa infrasruktur makro
Perencanaan struktur mikro kota
Meliputi infrasruktur pelayanan lokal
Perencanaan pengunaan lahan
Pengamanan kawasan-kawasan berfungsi lindung.

Unsur-unsur kepentingan publik dalam perencanaa :

Health & sagety

Covenience
Efficiency
Equity
The environment & energy
Visual amenity

Unsur-unsur kepentingan publik lainnya:

Perlindungan atas moral publik

Pencegahan kebangkrutan
Potensi sumber dana
Dampak guna lahan terhadap restrukturisasi ekonomi
Konservasi warisan/pusaka
Transportasi
Infrastruktur fisik
Perumahan yang layak dan terjangkau

Stakeholders

Pemerintah sebagai inisiator karena kekuasaan lega dan sumber daya yang
tersedia sangat besar
Publik, masyarakat, swasta
Perencana
Pemanfaatan ruang kota

Untuk menampung kegiatan warga kota dalam rang pemenuhan kebutuhan

& mendukung fungsi kota
Untuk pengamanan kawasan-kawasan lindung dalam kota dan kelestarian
lingkungan.

Hal-hal yang perlu dikoordinasikan

Penyelenggaraan urursan kewenangan wajib di bidang tata ruang.

Perumusan berbagai kebiakan penyelenggaraan penataan ruang provinsi
dan kabupaten/kota
Penyusunan RTRWP, RTR kawasan Strategis provinsi. RTRWK/K, RTR
kawasan strategis kabypaten/kota. Dan RDTR kabupaten/kota
Penangan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang di provinsi maupun di kabupaten/kota
Pelaksanaan kegiatanpengendalian pemnafaatan ruang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota, meliputi :

Keadaan geografis yang mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota,

misal: kota sebagai simpul distribusi, kota pelabuhan, dan lainnya
Tapak/ site/ topografi
Fungsi kota, Kota dengan banyak fungsi, perekonomian lebih kuat
Sejarah dan kebudayaan
Unsur-unsur umum : bentuk pemerintahan dan organisasi administrarif,
pelayanan sosial dan lainnya.

Pembagian jalan di indonesia, menurut UU no. 38 tahun 20014:

1. Jalan nasional
a. Jalan arteri primer
b. Jalan penghubung ibukota provinsi
c. Jalan tol
d. Jalan strategis Nasional, contoh : Jalur Pantura

Kewenangan : pemerintah pusat melalui Kep. Menteri

2. Jalan provinsi
a. Jalan Penghubung provinsi dengan kabupaten/kota
 b. Jalan strategis provinsi

Kewenangan : pemerintah daerah melalui Kep. Gubernur

3. Jalan kabupaten
a. Jalan penghubung antara kabupaten dengan kecamatan, kelurahan
dan pusat desa.
b. Jalan penghubung wilayah di dalam kabupaten
c. Jalan strategis kabupaten

Kewenagnan pemerintah daerah melalui Kep. Bupati

4. Jalan kota
a. Jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota yang
terdiri dari jalan protokol, jalan utama dan jalan pengdukung

Kewenangan : pemerintah daerah melalui Kep. Walikota

5. Jalan desa
a. Jalan penghubung kawasan dan antar permukiman di dalam
kawasan desa

Kawenangan : pemerintah daerah melalui Kep. Bupati

Permasalah jaringan jalan

Kondisi jaringan jalan nasional yang ada 37% dalam kondisi baik, 44% sedang,
8% rusak ringan, 11% rusak berat atau 81% kondisi mantap dan 19% tidak
mantap.

Disebabkan oleh :

Keterbatasan dana
Kurangnya disiplin pengguna jalan seperti pengunaan kendaraan yang
melebihi muatan yang diijinkan
Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kerusakan jalan