Isu-isu strategis perkotaan nasional dan di sumatera
UU no. 17 tahun 2007 tentang RPJP-N 2005-2025
UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
Terkait masalah internal perkotaan :
Pemenuhan perumahan dengan prasarana dan sarana yang layak Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (ait minum dan sanitasi) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan kerjasama antar daerah
Terkait masalah eksternal perkotaan (sistem kota-kota) :
Pengingkatan keterkaitan kota-desa Pengembagnkan wilayah, khususnya daerah yang tertinggal Pembangunan infrastruktur antar wilayah untuk menciptakan daya saing kota yang tinggi. Telaah lingkungan strategis konteks global / nasional / lokal Konteks perkemabngan global : Globalisasi ekonomi yang diiringi dengan persaingan antar kota-kota di dunia sebaggi pendorong pertumbuhan ekonomi regional / negara masing- masing. Hal ini ditambah dengan resesi global yang saat ini terjadi dan di perkirakan akan lama akan berpengaruh kepada pola pembangunan, setidaknya dalm jangka menengah Konteks perkembangan nasional : Desentralisasi dan demokratisasi tata pemerintahan mempengaruhi efektivitas kebijakan nasional, khususnya yang terkait dengan pembangunan skala lokal, kerjasama antar kota menjadi penting. Sementara itu peran propinsi perlu diperjelas. Konteks perkemabgan lokal / daerah ( khusunya sumatera ) : Kapasitas daerah dalam pembagnunan dan pengelolaan perkotaan masih terbatas. Diperlukan terobosan dalam hal ini. o Persaingan ekonomi global akan semakin menuntut kota-kota berlomba menjadi kota yang tidak hanya memiliki sarana dan prasarana memadai, tetapi juga: Atraktif bagi investasi Menarik di kunjungi Aman dan nyaman untuk dihuni Memiliki amenities maupun lingkungan yang kondusif bagi meningkatnya produktifitas dan kreativitas. o Tingginya kesenjangan kondisi ekonomi dan pembagnunan fisik baik di tingkat nasional/ regional ( antara kota-kota ) maupun di dalam kota itu sendiri ( antara bagian-bagian kota )
Studi banding untuk inspirasi kebijakan dan strategi perkotaan di china
Ketika china membuka diri di bawah deng ciao ping di akhir 1970-an dihadapi oleh kenyataan terlalu banyak penduduk di pertanian, china menerapkan kebijakan urbanisasi, tetapi melihat skala ( penduduk ) kota Shanghai dan Beijing sudah terlalu besar. Diterapkan kebijakan secara bertahap dan konsisten dalam kurun waktu lebih dari dua dasawarsa untuk menumbuhkan kota-kota menengah dan SEZs yang diprioritaskan menjadi pusat pertumbuhan yang baru ( sebagian dengan fungsi-fungsi khusus seperti pusat industri manugaktur, inovasi / hing-tect, sektor ekonomi khusus lain ) Diiringi kebijakan kependudukan yang hanya memungkinkan orang desa pindah ke kota-kota menegah, tapi tidak ke kota-kota besar (walau tidak sepenuhnya berhasil) Diiringi dengan pernaikan sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk tinggal ( termasuk ruang interaksi komunitas)
Pemanfaatan potensi lokal di bangkok, thailand
Revitalisasi transportasi air ( yang terintegrasi dengan perbaikan sistem sanitasi kota dan lain-lain ) menimbulkan manfaat ganda -> menambah pilihan sarana transportasi dan sekaligus daya tarik wisata ( pemanfaatan potensi lokal) Kota bangkok dimotori oleh CODI juga menerapkan berbagai inovasi penyediaan perumahan bagi kaum miskin
Perencanaan kota hanoi, vietnam
Perencanaan kota secara sederhana o Kondisi sekarang o Kondisi masa datang yang di inginkan o Bagaimana mencapainya Proses yang terbuka dipamerkan selama satu bulan sebelelum disyahkan. Masyarakat dapat memberi komentar secara rinci padasetiap panel ulasana saat ini, usulan masa datang dan strategi pencapaiannya
Perumahan kaum miskin di solo dan pekalingan
Sola dan pekalingan di Jawa tengah adalah salah satu contoh dari kota- kota yang secara aktif berinisiatif dan menerapkan target untuk memastikan bahwa semua anggota masyarakat mendapat perumahan / permukiman yang layak Solo juga merupakan contoh dari kota-kota yang banyak melakukan berbagai inisiatif lain bagi perbaikan kota dan masyarakatnya (termasuk dalam penanganan pedagang kaki lima / sektor informal.
Kondisi umum perkotaan di Sumatera
Kota-kota besar umumnya berada di sepanjang pantai ( khusunya timur ), dengan orientasi selat malaka / singapura/ malaysia lintas tengah umumnya kurang berkembang Kegiatan perkotaan di bagian selatan pulau ini cenderung berorientasi ke pulau Jawa/ Jakarta Medan dan palembang pusat perkotaan paling utama, inter-koneksi relatif baik Sarana dan prasaranan kota pada umumnya cukup tersedia ( walaupun sederhana), tetapi kota-kota besar menghadapi keterbatasan. Kesiapan terhadap bencana masih terbatas Terdapat kantong-kantong kemiskinan yang cukup serius di palembang dan medan. Dua kota metropolitan ini juga mengalami fiscal gap yang paling serius.
Usulan Visi pembangunan kota
Terwujudnya kota-kota di Indonesia termasuk kota-kota sumatera yang nyaman, berkelanjutan, berkeadilan bagi semua golongan masyarakat dan berperan sebagai pendorong penginkatan kesejahteraan rakyat maupun pertumbuhan ekonomi regional/nasional