Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT , karena berkat rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Terapi Musik pada lansia.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan gerontik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengaembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Padang, September 2012

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....... i

Daftar Isi .... ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar belakang ...... 1

1.2. Tujuan................... 2

1.3. Manfaat.................... 2

BAB II Pembahasan

2.1. Defenisi Lansia.............................................................. 3

2.2. Defenisi Terapi Musik......................................................... 3

2.3. Manfaat Terapi Musik......................................... 2

2.4. Prosedur Terapi Musik............................... 4

2.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Musik ....................... 5

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. . 6

3.2. Saran............................ 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik yang diawali oleh
adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi organ dan pada akhirnya akan meningkatkan
risiko kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, proses
penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai
kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan
dengan waktu.

Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaiyu : masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti
mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis.

Corak perkembangan proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan bersifat
individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena banyak dipengaruhi oleh riwayat
maupun pengalaman hidup di masa lalu yang terkait dengan faktor biologis, psikologis,
spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Perubahan struktur dan penurunan fungsi
sistem tubuh tersebut diyakini memberikan dampak yang signifikan terhadap gangguan
homeostasis sehingga lanjut usia mudah menderita penyakit yang terkait dengan usia
misalnya: stroke, Parkinson, dan osteoporosis dan berakhir pada kematian. Penuaan patologis
dapat menyebabkan disabilitas pada lanjut usia sebagai akibat dari trauma, penyakit kronis,
atau perubahan degeneratif yang timbul karena stres yang dialami oleh individu. Stres
tersebut dapat mempercepat penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya dapat terjadi
akselerasi proses degenerasi pada lanjut usia apabila menimbulkan penyakit fisik.

Oleh karena itu diperlukannya pelaksanaan program terapi yang diperlukan suatu
instrument atau parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia, sehingga
mudah untuk menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut
harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana lansia itu berada, karena hal ini sangat
individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan memperoleh hasil yang

1
diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi
yang sesuai harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengetahui Terapi Musik pada lansia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengisi waktu luang bagi lansia.
Meningkatkan kesehatan lansia.
Meningkatkan produktivitas lansia.
Meningkatkan interaksi sosial antarlansia

1.3 Manfaat

Lansia dapat mengetahui terapi musik yang dapat diterapkan pada dirinya.

2
BAB II
KONSEP DASAR

2.1. Defenisi Lansia

Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.
Belum ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak
pendapat tentang batasan umur lanjut usia. Dibawah ini dikemukakan batasan umur
lansia (Nugroho 1999:19).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 59 tahun


b. Lanjut Usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut Usia Tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan


lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
Dalam penelitian ini batasan umur untuk menentukan lanjut usia, yaitu seseorang
individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho
1999:20)

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke


atas(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena
itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut
penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono,1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari
Azis (1994) menjadi tigakelompok yakni :

Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru


memasuki lansia.

3
Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.

Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
(Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun.

2.2. Defenisi Terapi Musik

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang
terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik,
emosional dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap
(Complementary Medicine)

Terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit
dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi
musik dapat disesuai dengan keinginan, seperti musik klasik, intrumentalia, slow music,
orkestra, dan musik modern lainnya. (Potter, 2005)

Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakan jenis musik tertentu
seperti pop, disco, rock and roll, dan musik berirama keras (anapestic beat) lainnya, karena
jenis musik dengan anapestic beat (2 beat pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause)
merupakan irama yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur seperti
intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang sering digunakan untuk terapi musik
(Potter, 2005)

2.3.. Manfaat Terapi Musik

Menurut Spawnthe Anthony (2003), musik mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah
musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.
2. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan
mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan
menyegarkan pikiran kembali.

4
3. Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan feeling tertentu.
Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa
dilakukan.
4. Perkembangan Kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama masa
perkembangan.
5. Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat musik
untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa
gangguan atau penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain :
kanker, stroke, dimensia dan bentuk gangguan intelengisia lain, penyakit
jantung, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi prematur.
6. Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh bangsa
tanpa harus memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi musik
diketahui dapat memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik pada
penggunanya.
7. Meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu.
8. Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar
yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya.
9. Musik sebagai Terapi Tingkah Laku

2.4. Prosedur Terapi Musik

a. Atur sebuah lingkungan yang nyaman.


b. Pilih musik yang tepat untuk pasien dan tujuan sesi. Musik tersebut harus bermakna
untuk peserta.
c. Jika sesi yang Anda lakukan akan meliputi pembuatan musik, kumpulkan instrument
yang tepat untuk kelompok tersebut.
d. Untuk sesi yang mencakup bernyanyi, pilih musik yang diketahui oleh anggota
kelompok tersebut. Berikan syair lagu tersebut, baik dengan menulisnya atau dengan
menulisnya atau dengan mengulanginya ke kelompok.
e. Perkenalkan peserta satu sama lain. Jelaskan tujuan sesi dan dorong setiap orang
untuk berpartisipasi sebisa yang dapat mereka lakukan.
f. Ketika kelompok sudah siap, mulai musik dan posisi diri Anda sehingga Anda
mengharap ke kelompok.

5
g. Jika kelompok akan mendengarkan musik, perhatikan reaksi peserta. Jika mereka
membuat musik berkelilinglah di antara anggota kelompok dan berilah dukungan
individual.
h. Dorong peserta untuk membahas perasaan yang mereka alami ketika mendengarkan
musik. Beri pujian atas upaya mereka.
i. Setelah sesi selesai, dokumentasikan aktivitas dan respons kelompok.

2.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Musik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam terapi musik :

Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang dan hindari


menutup gorden atau pintu.
Usahakan klien untuk tidak menganalisa musik, dengan prinsip nikmati musik
ke mana pun musik membawa.
Gunakan jenis musik sesuai dengan kesukaan lansia terutama yang berirama
lembut dan teratur. Upayakan untuk tidak menggunakan jenis musik rock and
roll, disco, metal dan sejenisnya. Karena jenis musik tersebut mempunyai
karakter berlawanan dengan irama jantung manusia.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

Terapi Musik membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara yang positif dan
juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang yang menggunakan
terapi ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka. Aktifitas di atas dapat memenuhi
banyak kebutuhan dan keinginan dari suatu individu, serta penting untuk perkembangan fisik
maupun psikososialnya. Perubahan pola aktifitas dapat merubah dari disfungsional dari suatu
individu dikarenakan individu itu unik. Perubahan tersebut dilakukan melalui motorik,
kognitif dan sosial learning.

3.2. Saran.

Dalam suatu proses pasti seseorang individu akan mengalami suatu kekurang bahkan
suatu kelebihan. Diantara kelebihan itu terdapat suatu kekurangan, seperti didalam hal yang
kelompok kami hadapi. Maka dari itu kelompok kami mengharapkan saran khususnya dari
dosen pembimbing dan umumnya dari rekan-rekan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Surini Pudjiastuti, Sri, SMPh, S.Pd. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC

Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai