Sejarah Dan Definisi Psikologi PDF
Sejarah Dan Definisi Psikologi PDF
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani: Psyche = Jiwa dan Logos =
Ilmu. Jadi secara harfiah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Namun,
psikologi itu tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut, yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga kemudian dapat diartikan bahwa
psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879, psikologi
(atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal. Filsafat sudah
mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui filsuf-filsuf Yunani
kuno. Di antara para filsuf itu adalah Thales (624-548 SM) yang dianggap sebagai Bapak
Filsafat.
Berdasarkan pendapat para filsuf di atas, jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang
sama dan tunduk pada hukum-hukum yang sama. Pandangan ini disebut dengan monoism. Di
samping pandangan yang monoism ini, kemudian tumbuh pula pandangan dualism, dimana
jiwa tidak sama dengan badan dan masing-masing tunduk pada peraturan atau hukum-hukum
yang terpisah.
Tokoh yang paling berperan penting dalam terhadap perkembangan psikologi ratusan
tahun ke depan adalah tiga serangkai: Sokrates (469-399 SM), Plato (427-327 SM), dan
Aristoteles (384-322 SM). Plato adalah murid Sokrates, dan Aristoteles adalah murid Plato.
Ketiga tokoh tersebut adalah penganut paham dualism.
B. RENAISANS
Pemikiran para filsuf Yunani Kuno terus berkembang sampai pada masa Renaisans,
yaitu masa revolusi ilmu pengetahuan di Eropa.
Rene Descartes (1596-1650), seorang filsuf dari Perancis mencetuskan definisi bahwa
ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu tentang kesadaran (rasio). Ia mengemukakan mottonya
yang terkenal cognito ergo sum (saya berpikir maka saya ada), karena menurutnya
segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang dapat dipastikannya, kecuali pikirannya
sendiri.
George Berkeley (1658-1753) seorang filsuf Inggris, mengemukakan bahwa yang
terpenting adalah penginderaan, bukan kesadaran atau rasio. Menurutnya, segala
sesuatu berasal dari penginderaan, rasio hanya mengikuti apa yang diserap oleh
penginderaan. Oleh karena itu, dalam pandangan Berkeley, psikologi adalah ilmu
tentang penginderaan (persepsi).
C. PASCA RENAISANS
Era ilmu Faal dimulai pasca-renaisans. Para ahli ilmu Faal (Fisiologi), khususnya para
dokter mulai tertarik pada masalah-masalah kejiwaan. Pada saat itu, dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan di negara-negara Eropa, khususnya di bidang Fisika (ilmu alam) dan Biologi,
para ahli ilmu Faal berpendapat bahwa jiwa erat sekali kaitannya dengan susunan syaraf dan
refleks-refleks.
Sir Charles Bell (1774-1842) seorang ahli bedah, ahli anatomi dan ilmu faal dari Inggris
dan Francois Megendie (1783-1885) seorang ilmuwan Perancis, menemukan syaraf-
syaraf sensorik (penginderaan) dan syaraf-syaraf motorik (yang mempengaruhi gerak
dan kelenjar-kelenjar).
Paul Broca (1824-1880) seorang dokter Jerman, menemukan pusat bicara di otak yang
kemudian diberi nama Pusat Broca. Apabila terjadi gangguan di Pusat Broca ini, maka
orang tidak bisa berbicara, dan disebut menderita aphasia.
Marshal Hall (1790-1857) seorang dokter dari Inggris, menemukan mekanisme dari
refleks (gerak refleks).
Ivan Pavlov (1849-1936) seorang ilmuwan Faal dari Rusia, mendefinisikan psikologi
sebagai ilmu tentang refleks dan karena itu psikologi tidak berbeda dengan ilmu Faal.
D. ERA MODERN
Gardner Murphy (1929) mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Boring, Edwin G, Herbert S, Langfeld, Harry P. Weld (1948) mengemukakan bahwa
psikologi adalah ilmu tentang hakikat manusia.
Clifford T. Morgan (1966) mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan hewan.
Berdasarkan pemaparan mengenai beberapa definisi psikologi di atas, ada beberapa
unsur dalam psikologi, yaitu:
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu. Selain sebagai ilmu pengetahuan,
psikologi merupakan seni karena dalam mengaplikasikannya ke berbagai aspek
kehidupan manusia, memerlukan keterampilan dan kreativitas sendiri.
Perilaku
Perilaku mempunyai arti yang lebih konkrit (nyata) daripada jiwa, sehingga perilaku akan
lebih mudah untuk dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku kita tetap akan dapat
mempelajari jiwa. Perbuatan-perbuatan overt (terbuka) dan covert (tertutup) termasuk
dalam perilaku. Perilaku overt adalah perilaku yang dapat diamati langsung melalui
panca indera dan kasat mata. Perilaku covert adalah perilaku yang hanya dapat
diketahui secara tidak langsung, melalui alat-alat atau metode khusus, misalnya sedih,
takut, bahagia, dan lain-lain.
Manusia
Objek materiil psikologi adalah manusia karena manusia yang paling membutuhkan ilmu
psikologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Hewan menjadi objek studi psikologi,
tetapi hanya sebagai perbandingan saja atau untuk mencari fungsi-fungsi psikologis
yang paling sederhana yang sulit dipelajari pada manusia karena struktur psikologis
manusia yang rumit.
Lingkungan
Lingkungan adalah tempat manusia hidup, beradaptasi, dan mengembangkan dirinya.
Manusia diciptakan dengan memiliki akal budi, yang membuat manusia mampu
mengatasi persoalan, hambatan dan tantangan dalam hidupnya sehingga manusia
mampu bertahan hidup (survive). Ernst Cassirer (1944) mengatakan bahwa dengan
akal budinya manusia menyusun simbol-simbol berupa mitos, bahasa, kesenian,
agama, sejarah dan ilmu pengetahuan. Dengan simbol-simbol tersebut manusia mampu
menguasai dunianya, baik berupa alam fisik (gunung, laut, udara) maupun alam sosial
(orang-orang lain di sekitarnya). Menurut Ernst Cassirer, manusia adalah mahluk
simbolis.
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA
Sosiologi
Konflik antar kelompok, urbanisasi, tawuran, memerlukan penjelasan psikologi,
sehingga timbul cabang psikologi yang khusus mempelajari masalah-masalah sosial,
yang dinamakan Psikologi Sosial.
Ilmu Ekonomi
Kurs Valuta Asing, berhasil tidaknya strategi marketing tidak hanya tergantung pada
hukum supply and demand dalam ilmu ekonomi, tetapi juga dalam proses pembuatan
keputusan yang dilakukan oleh manusia-manusia yang terlibat dalam proses ekonomi
(penjual, pembeli, produsen, distributor, bank, pasar modal, pemerintah, dan lain-lain).
Ilmu Hukum
Ilmu yang mempelajari bagaimana mencapai kebenaran dan keadilan ini terkait dengan
psikologi, karena kebenaran dan keadilan itu sendiri sangat subjektif dan karenanya
bersifat psikologis.
Antropologi
Antropologi mempelajari perilaku manusia secara sistematis. Antropologi mempelajari
perilaku manusia dalam kelompok-kelompok etnik. Bagaimana kebudayaan yang ada di
antara manusia mampu mempengaruhi perilaku manusia.
Ilmu Kedokteran dan Keperawatan
Psikologi membantu para dokter dan perawat untuk mengadakan pendekatan yang
sebaik-baiknya terhadap pasien. Bagi dokter, psikologi membantu menemukan
penyebab-penyebab non-medis dari gejala penyakit yang tidak ditemukan faktor
penyebabnya secara medis, dalam rangka mengatasi penyakit. Bagi perawat, psikologi
membantu cara pendekatan yang sebaik-baiknya dalam merawat kondisi fisik dan psikis
pasien untuk menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
Arsitektur dan Tata Kota
Psikologi membantu para arsitek untuk membuat rumah yang nyaman bagi penghuni-
penghuninya. Membantu menyusun tata kota/pemukiman yang sesuai dengan pola
perilaku warga/pemukimnya.
Selain ilmu-ilmu yang disebutkan di atas, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang saling
berhubungan dengan psikologi, baik yang sifatnya membantu psikologi maupun dibantu oleh
psikologi.
Psikologi adalah ilmu yang masih muda. Ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri
sejak tahun 1879, yaitu pada waktu didirikannya laboratorium psikologi yang pertama oleh
Wilhelm Wundt (1832-1920) di Leipzig, Jerman.
Sebelum sampai pada psikologi eksperimental oleh Wilhelm Wundt, terdapat dua teori
yang mulai mengarahkan beridirinya psikologi sebagai ilmu, yaitu:
Setelah psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu ilmiah, para ahli psikologi mengembangkan
sistematika dan metode-metodenya sendiri yang saling berbeda satu sama lain. Sehingga
timbullah apa yang disebut dengan aliran-aliran dalam psikologi.