Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH ISOLASI SOSIAL DAN SPTK

DOSEN PEMBIMBING :

Lilik Marifatul Azizah

Di Susun Oleh Kelompok 6 :


1. Eva Nur Aida (201504083)
2. Mega Nur Qumalasari (201504081)
3. M. Shobirin (201504089)
4. Rohmad Istiawan (201504096)
5. M. Azizul Hakim (201504102)
6. Saiful Hag Bagas Surgani (201504105)

PROGRAM STUDY D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan social
pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai
hubungan saling ketergantungan.Keintiman dan saling ketergantungan dalam
menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari.Individu tidak akan
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan
lingkungan social. Oleh karena itu individu perlu membina hubungan
interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan.Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon
lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan
timbal balik yang sinkron (Stuart and Sundeen 1996, Peran serta dalam proses
hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependent) dan
mandiri (Independent) artinya suatu saat individu tergantung pada orang lain dan
suatu saat orang lain tergantung pada individu.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakmampuan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon
lingkungan yang negatif. Kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya
dan keinginan untuk menghindar dari orang lain (tidak percaya pada orang lain).

2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari isolasi sosial ?
2. Bagaimana proses terjadinya isolasi sosial ?
3. Bagaimana proses keperawatan isolasi sosial?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari isolasi sosial.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya isolasi sosial.
3. Untuk mengetahui proses keperawatan isolasi sosial.

BAB 2

TINJAUAN TEORI
1.Definisi

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.pasien
mungkin merasa di tolak,tidak di terima kesepian,dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (kelliat,2006) . gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindar
interaksi dengan orang lain dan lingkungan.

Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian seorang individu yang diterima sebagai
perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang diterima sebagai kondisi yang negatif
atau mengancam.isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidak mampuan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya secara wajar
dalam khalayaknya sendiri yang tidak realistis.menarik diri merupakan reaksi yang
ditampilkan individu yang dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis (Rasmun 2001)

Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang
lain,menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang
lain.penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri,baik perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara
atau menetap.

Kata kunci
Dari beberapa pengertian diatas,dapat di tarik kesimpulan isolasi sosial adalah
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain
Data fokus ( Dipengkajian )
1. Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri dan kurang percaya diri.
2. Ideal diri
Harapan klien terhadapan keaadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan
klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika pernyataan tidak sesuai dengan
harapanya. Pada klien dengan isolasi sosial cenderung mengungkapkan keputusan
karena penyakitnya, mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
A. Proses Terjadinya Masalah

1. Etiologi

Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya pada
orang lain,perasaan panik,regresi ke tahap perkembangan sebelumnya,waham,sukar
berinteraksi dimasa lampau,perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.

1) Faktorpredisposisi
a) Faktor Perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama
proses tumbuh kembang . setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus
dilalui individu dengan sukses,karna apabila tugas perkembangan ini tidak terpenuhi
akan menghambat perkembangan selanjutnya.
b) Faktor biologi
Genetik adalah salah satu faktor pendukung gangguan jiwa,faktor genetik dapat
menunjang terhadap respon sosial maladaptive ada bukri terdahulu tentang terlibatnya
neurotransmitter dalam perkembangan .
c) Faktor sosial budaya
Faktor sosial budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
membina dengan orang lain.
d) Faktor komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasai dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang kedalam gangguan
berhubungan bila keluarga hanya mengkomunikasikan hal-hal yang negative akan
mendorong anak mengembangkan harga diri renda.
2) Faktor presipitasi
Setressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan indifidu untuk berhubungan
dengan orang laindan menyebabkan ansietas.
a) Faktor Nature (alamiah)
Secara alamiah, manusia merupakan makhluk holistic yang terdiri dari
dimensi bio-psiko-sosial dan spiritual.Oleh karena itu meskipun stressor
presipitasi tertentu
b) Faktor Origin (sumber presipitasi)
Demikian juga dengan factor sumber presipitasi, baik interna maupun eksterna
yang berdampak pada psikososial seseorang.
c) Faktor Timing
Setiap stressor yang berdampak pada trauma psikologis seseorang yang
berimplikasi pada gangguan jiwa sangat ditentukan oleh kapan terjadinya
stressor, berapa lama dan frekuensi stressor.
d) Faktor Number (Banyaknya stressor)
Demikian juga dengan stressor yang berimplikasi pada kondisi gangguan jiwa
sangat ditentukan oleh banyaknya stressor pada kurun waktu tertentu.
Misalnya, baru saja suami meninggal, seminggu kemudian anak mengalami
cacad permanen karena kecelakaan lalulintas. (Suryani, 2005)

e) Appraisal of Strossor (cara menilai predisposisi dan presipitasi)


1) Faktor Kognitif : Berhubungan dengan tingkat pendidikan, luasnya
pengetahuan dan pengalaman.
2) Faktor Afektif: Berhubungan dengan tipe kepribadian seseorang. Tipe
kepribadian introvert bersifat :Tertutup, suka memikirkan diri sendiri,
tidak terpengaruh pujian, tidak tahan kritik, mudah tersinggung, menahan
ekspresi emosinya. Tipe kepribadian extrovert bersifat : Terbuka, lincah
dalam pergaulan, riang, rama, mudah berhubungan dengan orang lain,
tebal terhadap keritik, ekspresi emosinya spontan, tidak begitu merasakan
kegagalan dan tidak banyak mengeritik diri sendiri. Tipe kepribadian
ambivert dimana seseorang memiliki kedua tipe kepribadian tersebut
sehingga sulit untuk menggolongkan dalam salah satu tipe.
f) Faktor Physiological
Kondisi fisik seperti status nutrisi, status kesehatan fisik, factor kecacatan atau
kesempurnaan fisik sangat berpengaruh bagi penilaian seseorang terhadap
stressor predisposisi dan presipitasi.
g) Faktor Bahavioral
Pada dasarnya perilaku seseorang turut mempengaruhi nilai, keyakinan, sikap
dan keputusannya. Faktor prilaku turut berperan pada seseorang dalam menilai
factor predisposisi dan presipitasi yang dihadapinya. Misalnya, seorang
peminuma lkohol, dalam keadaan mabuk akan lebih emosional dalam
menghadapi stressor.
h) Faktor Sosial
Manusia merupakan makhluk social yang hidupnya saling bergantung antara
satu dengan yang lainnya. Menurut Luh Ketut Suyani (2005).
Dengandemikian, dapat diasumsikan bahwa factor kolektifitas atau
kebersamaan berpengaruh terhadap cara menilai stressor predisposisi dan
presipitasi.

1. Rentang Respon
Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dan interaksinya
dengan lingkungan social merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons
adaptif dengan maladaptip sebagai berikut :

Respons Adaptif Respons Maladaptif

Solitude Aloneless Impulsif


Dependensi Narkisisme
Otonomi
Menarik diri Manipulasi
Bekerja sama Curiga
Interdependen
Respons Adaptif

Merupakan suatu respons yang masih dapat diterima oleh norma norma social dan
kebudayaan secara umum yang berlaku dengan kata lain individu tersebut masih
dalam batas normal ktika menyelesaikan masalah.
1) Menyendiri (solitude)
2) Otonomi
3) Bekerja sama
4) Interdependen
a. Respon Maladaptif
Merupakan suatu respons yang menyimpang dari norma social dan kehidupan disuatu
tempat, perilaku respons maladaptif, yakni meliputi :
1) Menarik diri
2) Ketergantungan
3) Manipulasi
4) Curiga
5) Impulsif
6) Narkisisme
2. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon social maladaptive menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Koping yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian antisocial antara lain proyeksi, splitting dan merendahkan
orang lain.
3. Sumber Koping
Menurut Stuart,2006, sumber koping yang berhubungan dengan respon social
maladaptive meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan teman,
penggunaan kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal missal,
kesenian,music atau tulisan.

4. Pathway Isolasi Sosial

Penolakan dari orang lain.

Ketidak percayaan diri.

Kecemasan dan ketakutan.

Putus asa terhadap hubungan


dengan orang lain.

Sulit dalam mengembangkan


berhubungan dengan orang

Menarik diri dari (regresi).

Tidak mampu berinteraksi


dengan orang lain.

Isolasi Sosial

5. Tanda dan gejala


1. Gejala Subjektif :
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
b. Klien merasa tidak nyaman berada dengan orang lain.
c. Respons verbal kurang dan sangat singkat.
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
e. Klien lambat dalam menghabiskan waktu.
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
g. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
h. Klien merasa ditolak.
i. Menggunakan kata kata simbolik.
2. Gejala Objektif
a. Klien banyak diam dan tidak mau berbicara.
b. Tidak mengikuti kegiatan.
c. Banyak berdiam diri dikamar.
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang terdekat.
e. Kontak mata kurang.
f. Kurang spontan.
g. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
h. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
i. Masuk makan dan minum terganggu.
j. Kurang energy (tenaga).
k. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
l. Aktifitas menurun.
m. Kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.

Menurut Townsend & Carpenito, isolaso social menarik diri sering ditemukan adanya
tanda dan gejala sebagai berikut :

1. Data Subjektif:
a. Mengungkapkan perasaan penolakan oleh lingkungan.
b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki.
2. Data Objektif:
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, efek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengan punggung menghadap ke pintu
f. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
g. Kurang aktifitas fisik dan verbal
h. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
i. Mengkspresikan perasaan kesepian dan penolakan diwajahnya
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri
dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social, dan spiritual. Isolasi sosial
adalah keadaan seorang individual yang mengalami penurunan atau bahkan sma
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial dapat menggunakan wawancara dan
observasi kepada pasien dan keluarga. Pertanyaan berikut yang dapat ditanyakan pada
waktu wawancara untuk mendapatkan data subjektif:
a) Bagaimana pendapat pasien terhadap orang orang disekitar ( keluarga
atau tetangga ) ?
b) Apakah pasien mempunyaiteman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
c) Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang terdekat dengannya ?
d) Apa yang pasien inginkan dari orang orang disekitarnya ?
e) Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien ?
f) Apakah pasien merasa bahwa waktu begitu lama berlalu ?
g) Apakah pernah ada perasaan ragu untuk melanjutkan kehidupan ?
h) Apa yang menghambat hubungan harmonis antara pasien dengan orang
orang di sekitarnya ?

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

1) Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, topic yang akan
dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No.RM, tanggal dan sumber data yang
didapat.
2) Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau kluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi kurang,
berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan
sehari hari, dependen, perasaan kesepian, merasa tidak nyaman berada dengan orang
lain, merasa bosan, merasa tidak yakin dapat melangsungkan hidup. Apakah sudah
tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk masalah ini.
3) Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami kehilangan, perpisahan,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan atau frustrasi berulang, tekanan dari
kelompok sebaya, terjadi trauma tiba tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
perceraian, putus sekolah, PHK, mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun
karir.
Faktor faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan sosial, adalah :
1. Faktor Perkembangan
2. Faktor Biologis
3. Faktor Sosial Budaya
4. Faktor Komunikasi
4) Stressor presipitasi
Stressor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti
kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan menyebabkan ansietas. Stressor presipitasi dapat dikelompokkan dalam
kategori:
1. Stressor Sosial Budaya
2. Stressor Psikologis

5) Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
pengambilan keputusan yang dirasakan klien.
6) Psikososial
a) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi,
pengambilan keputusan dan pola asuh.
b) Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubunya, bagian tubuh yang disukai, reaksi
klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai. Pada klien terhadap isolasi
social, klien menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi,
menolak penjelasan perubahan tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh yang
hilang, mengungkapkan perasaan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
b. Identitas diri
Klien dengan isolasi social mengalami ketidakpastian memandang diri, sukar
menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c. Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerja/kelompok masyarakat,
kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, dan bagaimana
perasaan klien akibat perubahan tersebut.
d. Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap penyakitnya. Pada
klien dengan isolasi social cenderung mengungkapkan keinginan yang terlalu
tinggi.
c) Hubungan sosial
Dalam setiap interaksidengan klien, perawat harus menyadari luasnya dunia
kehidupan klien. Sipa orang yang berarti dalam kehidupan klien, tempat mengadu,
bicara, mintak bantuan atau dukungan baik secara material maupun non-material.
Pada penderita ISOS perilaku social terisolasi atau sering menyendiri, cenderung
menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, dan berdiam diri.
Hambatan klien dalam menjalin hubungan social adalah malu atau merasa adanya
penolakan oleh orang lain.
d) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.
7) Status mental
1. Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pada klien dengan
isolasi social mengalami defisit perawatan diri (penampilan tidak rapi,
penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya, rambut
kotor, rambut seperti tidak pernah disisir, gigi kotor dan kuning, kuku panjang dan
hitam.
2. Pembicaraan
Tidak mampu memulai pembicaraan, berbicara jika hanya ditanya. Cara berbicara
digambarkan dalam frekuensi (kecepatan, cepat/lambat) volume (keras/lembut)
jumlah (sedikit, membisu, ditekan) dan karakteristiknya (gugup, kata-kata
bersambung, aksen tidak wajar). Pada pasien isolasi social bisa ditemukan cara
berbicara yang pelan (lambat, lembut, sedikit/membisu, dan menggunakan kata-
kata simbolik).
3. Aktivitas motorik
Klien dengan isolasi social cenderung lesu dan lebih sering duduk menyendiri,
berjalan pelan dan lemah. Aktifitas motorik menurun, kadang ditemukan
hipokinesia dan katalepsi.
4. Afek dan emosi
Klien dengan isolasi social cenderung datar (tidak ada perubahan roman muka
pada saat stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan) dan tumpul (hanya
bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat).
5. Interaksi selama wawancar
Klien dengan isolasi social kontak mata kurang (tidak mau menatap lawan bicara),
merasa bosan dan cenderung tidak kooperatif (tidak konsentrasi menjawab
pertanyaan pewawancara dengan spontan). Emosi ekspresi sedih dan
mengekspresikan penolakan atau kesepian kepada orang lain.

6. Persepsi-sensori
Klien dengan isolasi social berisiko mengalami gangguan sensori/persepsin
halusinasi.
7. Proses pikir
a. Proses fikir
Arus : bloking (pembicara berhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar
kemudian dilanjutkan kembali).
Betuk pikir : Otistik (autisme) yaitu bentuk pemikiran yang berupa fantasi atau
lamunan untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapainya. Hidup
dalam pikirannya sendiri, hanya memuaskan keinginannya tanpa peduli
sekitarnya.
b. Isi fikir
Social isolation (pikiran isolasi social) yaitu isi pikiran yang berupa rasa
terisolasi, tersekat, terkucil, terpencil dari lingkungan sekitanya/masyarakat,
merasa ditolak, tidak disukai orang lain, dn tidak enak berkumpul dengan
orang lain sehingga sering menyendiri.
8. Tingkat kesadaran
Pada klien dengan isolasi social cenderung bingung, kacau (perilaku yang tidak
mengarah pada tujuan), dan apatis (acuh tak acuh).
9. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien sulit mengingat hal-hal
yang telah terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi.
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada klien dengan isolasi social tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta
agar pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
11. Daya tilik
Pada klien dengan isolasi social cenderung mengingkari penyakit yang diderita :
klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya
dan merasa tidak mau bercerita tentang penyakitnya.
8) Koping penyelesaian masalah
Mekanisme yang sering digunakan pada isolasi social adalah regresi, represi, dan
isolasi.

2. Pohon Masalah

Resiko halusinasi (efek)


Isolasi social (core probem)

Harga diri rendah (cause)

3. Diagnosa Keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Harga diri rendah kronis
3) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
4) Koping indivdu tidak efektif
5) Intoleran aktivitas
6) Defisit perawatan diri
4. Nursing Care Plane (NCP)
Rencana keperawatan klien dengan isolasi social

Perencanaan
Tujuan kriteria hasil Intervensi Rasional
Tujuan
umum: klien
dapat
berinteraksi
dengan
orang lain
TUK1: klien Criteria evaluasi: klien 1. bina hubungan saling Hubungan saling
dapat dapat mengungkapkan percaya dengan percaya
membina perasaan dan menggunakan prinsip merupakan
hubungan keberadaannya secara komunikasi teraupeutik. lamgkah awal
a. Sapa klien dengan
saling verbal. untuk menentukan
-klien mau menjawab ramah, baik verbal
percaya keberhasilan
salam. maupun non verbal.
rencana
-klien mau berjabat b. Perkenalkan diri
selanjutnya
tangan dengan sopan
-klien mau menjawab c. Tanya nama
pertanyaan lengkap dan nama
-ada kontak mata
yang disukai klien
-klien mau duduk
d. Jelaskan tujuan
berdampingan dengan
pertemuan
perawat e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukan sikap
empati
g. Beri perhatian
TUK2: klien kriteria evaluasi: klien a. kaji pengetahuan Dengan
dapat dapat menyebutkan klien tentang mengetahui tanda-
menyebutkan penyebab menarik diri perilaku menarik tanda dan gejala
penyebab yang berasal dari: diri dan tanda- menarik diri akan
a. Diri sendiri
menarik diri tandanya menentukan
b. Orang lain
b. beri kesempatan
c. Lingkungan langkah intervensi
klien untuk
selanjutnya
mengungkapkan
perasaan penyebab
klien menarik diri
atau tidak mau
bergaul
c. diskusikam
bersama klien
tentang perilaku
menarik diri tanda
dan gejala
d. berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya

TUK 3: klien Kriteria evaluasi: 3.1 kaji pengetahuan Reinforcemen


klien dapat
dapat klien tentang dapat
menyebutkan
menyebutkan keuntungan dan meningkatkan
keuntungan
keuntungan manfaat bergaul harga diri
berhubungan dengan
berhubungan dengan orang lain
orang lain, missal 3.2 beri kesempatan
dengan
banyak teman, tidak klien untuk
orang lain
sendiri, biasa diskusi, mengungkapkan
dan kerugian
dll perasaannya tentang
tidak
klien dapat keuntungan
berhubungan
menyebutkan berhubungan dengan
dengan kerugian tidak orang lain
3.3 diskusikan dengan
orang lain berhubungan dengan
klien manfaat
orang lain missal:
berhubungan dengan
sendiri tidak punya
orang lain
teman, sepi, dll
3.4 kaji pengetahuan
klien tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain
3.5 beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
3.6 Diskusikan bersama
klien tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain
3.7 Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain
TUK4: klien Kriteria evaluasi: klien 4.1 kaji kemampuan Mengetahui sejauh
dapat dapat klien membina mana pengetahuan
melaksanaka mendemonstrasikan hubungan dengan klien tentang
n hubungan hubungan social secara orang lain berhubungan
4.2 dorong dan bantu
social secara bertahap: dengan orang lain.
a) Klien-perawat klien untuk
bertahap b) Klien-perawat- berhubungan dengan
perawat lain orang lain melalui:
c) Klien-perawat- a. Klien-perawat
b. Klien-perawat-
perawat lain-klien
perawat lain
lain
c. Klien-perawat-
d) Klien-kelompok
perawat lain-klien
kecil
e) Klien- lain
d. Klien-kelompok
keluarga/kelompok/
kecil
masyarakat
e. Klien-
keluarga/kelompok/
masyarakat
4.3 beri reinforcement
terhadap
keberhasilan yang
telah di capai
dirumah nanti.
4.4 Bantu klien untuk
mengevaluasi
manfaat berhubungan
dengan orang lain
4.5 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan bersama
klien dalam mengisi
waktu
4.6 Motivasi klien untuk
mengikuti kegiantan
terapi aktivitas
kelompok sosialisasi
4.7 Beri reinforcement
atas kegiatan klien
dalam kegiatan
ruangan.
TUK5: klien Kriteria evaluasi: klien 5.1 Dorong klien untuk Agar klien lebih
dapat dapat mengungkapkan mengungkapkan percaya diri
mengungkap perasaan setelah perasaannya bila berhubungan
kan berhubungan dengan berhubungan dengan dengan orang lain.
perasaannya orang lain untuk diri orang lain Mengetahui sejauh
5.2 Diskusikan dengan
setelah sendiri dan orang lain mana pengetahuan
klien manfaat
berhubungan klien tentang
berhubungan dengan
dengan kerugian bila tidak
orang lain
orang lain berhubungan
5.3 Beri klien
dengan orang lain.
reinforcement positif
atas kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
TUK6: klien Kriteria evaluasi: 1.1 BHSP dengan Agar klien lebih
dapat keluarga dapat: keluarga percaya diri dan
a. Menjelaskan Salam,
memberdaya tau akibat tidak
perasaannya perkenalan
kan system berhubungan
b. Menjelaskan cara
diri
pendukung dengan orang lain.
merawat klien Sampaikan Mengetahui sejauh
atau keluarga
menarik diri tujuan mana pengetahuan
mampu c. Mendemonstrasi Membuat
klien tentang
mengembang kan cara klien kontrak
Explorasi membina
kan menarik diri
d. Berpartisipasi perasaan hubungan dengan
kemampuan
dalam perawatan keluarga orang lain
klien untuk
klien menarik 1.2 diskusikan dengan
berhubungan
diri anggota keluarga
dengan
tentang:
orang lain. a. prilaku menarik
diri
b. penyebab prilaku
menarik diri
c. cara keluarga
menghadapi klien
yang sedang
menarik diri
1.3 dorong anggota
keluarga untuk
member dukungan
kepada klien
berkomunikasi
dengan orang lain
1.4 anjurkan anggota
keluarga untuk
secara rutin dan
bergantian
mengunjungi klien
minimal 1 kali
seminggu
1.5 beri reforcement atas
hal-hal yang di capai
keluarga

TINJAUAN KASUS

Nn. P, 22 tahun, masuk RSJ dengan alasan menghindar dari orang lain, tidak mau
bicara, klien lebih sering menunduk, wajah tampak sedih, dan sering menyendiri di
kamar dalam posisi meringkuk.

Penyebab menghindar karena 2 bulan yang lalu klien hamil diluar nikah (data dari
keluarga). Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mau keluar kamar, suka
menyendiri dan tidak mau berbicara dengan orang lain. Klien merasa terpukul dengan
kondisinya karena sang pacar tidak mau bertanggung jawab sehingga klien menarik diri
untuk berkomunikasi dengan siapa pun. Klien tidak mau melakukan kegiatan sehari hari,
sudah 5 hari klien tidak mau makan minum. Dan kadang menjerit-jerit ketakutan karena
kata klien melihat bayangan hitam.
Kondisi klien saat ini tidak terawat, rambut berantakan, dan lemas. Keluarga klien
trelah mencoba untuk berbicara tetapi klien mencoba menghindar.

B. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien :
Nama : Nn P
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds. Pangwangunan
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2012
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2012
No. RM : 67.95
2. Alasan masuk :
Klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan:
Tidak mau bergaul dengan orang lain
Tidak banyak bercakap- cakap
Banyak melamun
Mengurung diri
Sering menyendiri
3. Faktor Predisposisi
a) masuk RSJ dengan alasan menghindar dari orang lain, tidak mau bicara, klien lebih
sering menunduk, wajah tampak sedih, dan sering menyendiri di kamar dalam posisi
meringkuk.
b) Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh
klien.
c) Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu
SMA.

4. Faktor Presipitasi
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
a. Masa anak-anak
Klien tidak pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan.
b. Masa remaja
Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sesuai pernyataan
klien saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA.
c. Masa dewasa
Klien mengatakan 2 bulan yang lalu klien hamil diluar nikah (data dari keluarga). Keluarga
klien mengatakan bahwa klien tidak mau keluar kamar.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda- tanda vital
TD : 120/ 80 mmHg
N : 86 X/ mnt
S : 37,4 C
P : 20 X/ mnt
b. Ukur
TB : 160 cm
BB : 50 kg
c. Keluhan fisik
Dari hasil pengkajian didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada
tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.
6. Psikososial
a. Genogram
Klien merasa terpukul dengan kondisinya karena sang pacar tidak mau bertanggung jawab
sehingga klien menarik diri untuk berkomunikasi dengan siapa pun
b. Konsep diri
Citra tubuh
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya.
Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan pernyataan klien: saya menyukai seluruh bagian tubuh saya.
Identitas diri
Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak
Peran
Klien berperan sebagai anak dan kakak
Ideal diri
Klien mengatakan
Harga diri
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena hamil
di luar nikah
c. Hubungan sosial
Orang terdekat
Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya
memendam masalah sendiri.
Dengan pernyataan klien: kalau saya ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita,
saya hanya memendamnya sendiri.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ
lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.
Dengan pernyataan klien: saya di rumah hanya diam di kamar, tidak pernah ikut kegiatan
apapun.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang
lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang
dan ramai.
Dengan pernyataan klien: saya tidak mempunyai teman dekat, saya juga tidak menyukai
tempat yang ramai dan banyak orang.
d. Spiritual
Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan keadaannya mungkin
sudah ditakdirkan oleh Allah.
Dengan pernyataan klien: saya yakin kalau saya bisa senbuh atas kehendak Allah.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah shalat 5 waktu,
klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan.
Dengan pernyataan klien: saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah supaya
saya cepat sembuh.
7. Status Mental
a. Penampilan
Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
b. Pembicaraan
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
c. Aktivitas motorik
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien
mau beraktivitas apabila dimotivasi.
d. Alam perasaan
Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien
merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini.
e. Afek
Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa,
klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
f. Interaksi selama wawancara
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering
menunduk, bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
g. Persepsi halusinasi
Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi,
biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun.
Dengan pernyataan pasien: saya suka mendengar bisikan dan bisikannya datang kalau saya
sedang melamun.
h. Proses pikir
Pembicaraan klien secukupnya.
i. Isi pikir
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang
lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
j. Tingkat kesadaran
Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak tampak bingung klien bisa menyebutkan
namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu pagi, siang dan malam serta dapat
menyebutkan tempat di mana klien berada.
k. Memori
Klien mampu mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan
kejadian saat ini.
Jangka panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang.
Jangka pendek
Klien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.
Memori saat ini
Klien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan interaksi.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga mampu
menjawab 3 dikurangi 1, klien menjawab 2.
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien memilih cuci tangan dulu
sebelum makan.
n. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ dan menyadari dirinya sakit.

8. Kebutuhan Persiapan Peluang


a. Makan
Klien makan 3X sehari, mampu menghabiskan 1 porsi makan dengan menu seimbang yang
sudah disiapkan dari instalasi gizi (nasi, lauk, sayur, buah- buahan), klien makan pagi pukul
07.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, makan malam jam pukul 19.00 WIB, setelah
makan klien merapikannya sendiri
Dengan pernyataan klien: saya makan sesuai dengan jadwal yang di berikan di RSJ.
b. BAB/ BAK
Bila klien ingin BAB/ BAK pergi ke WC tanpa bantuan orang lain, BAK 3X sehari dan
BAB 1X sehari.
Dengan pernyataan klien: saya BAB/BAK sendiri tanpa bantuan suster, biasanya BAK
3X sehari dan BAB 1X sehari.
c. Mandi
Klien mandi di kamar mandi 2X sehari tanpa bantuan orang lain dan tidak lupa menggosok
gigi, mencuci rambut 1 minggu sekali.
Dengan pernyataan klien: saya mandi 2X sehari tanpa di bantu siapapun, dan keramas 1
minggu sekali.
d. Berpakaian/ berhias
Klien mengganti pakaian 1X sehari dilakukan sendiri walaupaun kurang rapi.
Dengan pernyataan klien: saya ganti baju 1X sehari.
e. Istirahat dan tidur
Klien tidur siang pukul 11.00- 12.00 WIB dan tidur malam pukul 20.00- 05.00 WIB, aktivitas
sebelum tidur klien adalah melamun dan diam, tapi tidak lupa untuk membaca doa sebelum
tidur. Setelah bangun klien langsung mandi.
Dengan pernyataan klien: biasanya sebelum tidur saya melamun dan tidak lupa membaca
doa.
f. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak mengetahui obat apa yang klien minum dan tidak mengetahui efek
samping dan manfaat dari obat tersebut, minum obat 2X sehari dengan bantuan dari perawat,
setelah minum obat merasa ngantuk dan lemas.
Dengan pernyataan klien: Saya tidak tahu apa nama obat yang saya minum, efek samping
dan manfaatnya, tapi setelah minum obat tersebut saya merasa ngantuk dan lemas.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak mengetahui akan berobat kemana jika telah keluar dari tumah sakit.
Dengan pernyatan klien: Saya tidak tahu harus berobat kemana kalau saya sudah sembuh
nanti.
h. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan ketika di rumah klien tidak suka melakukan kegiatan apapun, seperti
kegiatan rumah tangga sehari-hari. Klien tidak ikut dalam mengatur keuangan untuk
kebutuhan seharinya.
Dengan pernyataan klien: Di rumah saya tidak pernah mengerjakan apapun, dan tidak
pernah ikut mengatur biaya kebutuhan sehari- hari.
i. Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan jarang keluar rumah, tidak suka berbelanja atau melakukan perjalanan.
Dengan pernyataan klien: Saya tidak jarang keluar rumah, tidak suka belanja dan melakukan
perjalanan apapun.
9. Mekanisme Koping
Maladaptif: Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang memendamnya dan
tidak mau menceritakannya kepada orang lain.
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.
11. Pengetahuan
Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu keluarga
membawanya ke RSJ.
12. Aspek Medik
Terapi medis:
a. Clarpramazine(cpz)
Warna obat orange.
Dosis yg diberikan 10 mg/hari.
Indikasi:
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas dan
agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas motorik yang
berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan perilaku hiperaktif lagi
atau menyerang mual dan muntah berat.
Mekanisme kerja:
Mekanisme kerja antipsikatik yang tepat belum dipahami sebelumnya namun mungkin
berhubungan dengan antiodapaminergik.antipsikotik dapat menyeliat reseptor domain post
maps pada ganglia basal,hipotalamus,sistem umbila batang ptak dan medula.
Efek samping :
Seperti sedasi,sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, keletihan, penglihatan kabur,
kegelisahan, ansietas dan depresi.
Kontra indikasi :
Penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan jantung, ketergantungan obat, penyakit ssp, gangguan
kesadaran disebabkan oleh depresi ssp.
Manfaat :
Memberikan pikiran tenang,perilaku jadi lebih adaktif.
b. Haloperidol (HPD)
Warna obat pink.
Dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari.
Indikasi :
Penatalaksanaan psikopsus kronik dan akut, pengendalian TIK dan pengucapanb vokal pada
gangguan jiwa . penanggulangan dimensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas dan
masalah perilaku berat pada anak- anak
Kontra indikasi:
Penyakit hati, penyakit darah tinggi, epilepsi, kelainan jantung, ketergantungan obat,
gangguan kesadaran, penyakit sindrom saraf pusat.
Efek samping:
Mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kelemahan otot, konstipasi.
Manfaat:
Memberikan pikiran tenang, perilaku menjadi lebih adaftif.
c. Trihexypenidil (THP)
Warna obatnya putih.
Dosis yang diberikan 2 mg/ hari.
Indikasi:
Segala jenis penyakit parkinson, gejala ekstra piramida, berkaitan dengan obat- obat psikotik.
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau pada anti polinergik lain glaukoma sudut tertutup.
Efek samping:
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, dilatasi
ginjal, retensi urin.
Manfaat:
Anti depresi, menetralkan dan menghilangkan efek samping dari anti spikasi seperti mual.

C. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data objektif : Isolasi Sosial
- Tidak mau bergaul dengan
orang lain.
- Tidak banyak bercakap-
cakap.
- Banyak melamun.
- Mengurung diri.
- Sering menyendiri.
- klien tidak minum obat
secara teratur sehingga
pengobatan kurang berhasil.
- Klien tampak sedih.
- Kontak mata kurang selama
komunikasi, berbicara
seperlunya, klien tampak
tidak mampu memulai
pembicaraan, cenderung
menolak untuk diajak
berkomunikasi.
- Tidak ada perubahan roman
muka pada saat diceritakan
cerita lucu yang membuat
tertawa, klien tampak biasa
saja, hanya bereaksi bila ada
stimulus emosi yang kuat
(afek tumpul).
- Klien mengalami
depersonalisasi (perasaan
klien yang asing terhadap
diri sendiri, orang atau
lingkungan), sehingga klien
menolak untuk berhubungan
dengan orang lain dan
tampak memisahkan diri
dari orang lain.
Data subjektif :
- Klien mengatakan punya
pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan dan
dulu pernah dikucilkan oleh
teman- temannya waktu
SMA.
- Klien merasa malu karena
sampai sekarang belum
mendapatkan pekerjaan.
- Klien mengatakan tidak
memiliki orang yang berarti
dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam
masalah sendiri.
- Klien mengatakan tidak
mengenal semua teman dan
jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
Data Objektif : Kegagalan Harga diri rendah situasional
- Kontak mata kurang selama
komunikasi, berbicara
seperlunya, klien tampak
tidak mampu memulai
pembicaraan, cenderung
menolak untuk diajak
berkomunikasi.
- Klien terlihat lesu, lebih
banyak duduk menyendiri
dan tiduran daripada
beraktivitas, klien mau
beraktivitas apabila
dimotivasi.
- Klien tampak sedih, karena
klien merasa sendiri, tidak
ada yang peduli dengan
dirinya, klien merasa putus
asa dan tidak berharga
dalam hidup ini.
Data subjektif
- Klien mengatakan malu
karena sampai sekarang
belum mendapatkan
pekerjaan dan keluarganya
selalu menuntut klien untuk
segera bekerja.
Data objektif : Isolasi sosial Resiko kesepian
- Tidak mau bergaul dengan
orang lain.
- Mengurung diri.
- Sering menyendiri.
- Kontak mata kurang selama
komunikasi, berbicara
seperlunya, klien tampak
tidak mampu memulai
pembicaraan, cenderung
menolak untuk diajak
berkomunikasi.
- Klien mengalami
depersonalisasi (perasaan
klien yang asing terhadap
diri sendiri, orang atau
lingkungan), sehingga klien
menolak untuk berhubungan
dengan orang lain dan
tampak memisahkan diri
dari orang lain.
Data subjektif :
- Klien mengatakan tidak
memiliki orang yang berarti
dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam
masalah sendiri.
- Klien mengatakan tidak
mengenal semua teman dan
jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
D. DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Isolasi Sosial
Domain 12 : Kenyamanan. 1. Lonliness severity Counseling
Kelas 3 : Kenyamanan Definisi: keparahan respon emosi , Definisi: menggunakan
sosial. sosial atau respon isolasi. proses interaktif yang
Definisi : pengalaman Indikator: berfokus pada
sendirian yang dialami - Depresi menurun kebutuhan masalah atau
individu dan disadari - Rasa mengisolasi diri menurun perasaan pasien untuk
sebagai beban oleh orang - Kesulitan menurun dalam meningkatkan dukungan
lain dan sebagai hal yang merencanakan sesuatu koping, menyelesaikan
negatif atau tahap yang - Aktifitas dapat ditingkatkan masalah dan hubungan
mengancam interpersonal.
Batasan Karakterisitik : 2. Social Involvement Aktifitas:
- Tidak mau bergaul denganDefinisi: Interaksi sosial dengan - Minta pasien untuk
orang lain. orang, kelompok maupun mengekspresikan
- Tidak banyak bercakap- organisasi. perasaan
cakap. Indikator: - Bantu pasien untuk
- Banyak melamun. - Interaksi dengan teman meningkat mengidentifikasi situasi
- Mengurung diri. - Interaksi dengan tetangga atau masalah yang dapt
- Sering menyendiri. meningkat menyebabkan distres
- Klien tidak minum obat- Interaksi dengan anggota keluarga- Gunakan tekhnik
secara teratur sehingga refleksi
pengobatan kurang3. Social interaction skills - Minta pasien mendata
berhasil. Definisi: tingkah laku individu yang alternatif masalah
- Klien tampak sedih. mengintepretasikan hubungan. - Identifikasi perbedan
- Kontak mata kurangIndokator: pandangan pasien dan
selama komunikasi,- Bekerja sama dengan orang lain psikiatri.
berbicara seperlunya, klien meningkat. - kaji kemampuan atau
tampak tidak mampu- Mengesampingkan sensitifitas kekuatan pasien.
memulai pembicaraan, pada orang lain.
cenderung menolak untuk 2. Self Esteem
diajak berkomunikasi. Enhancement
- Tidak ada perubahan Definisi: membantu pasien
roman muka pada saat untuk meningkatkan
diceritakan cerita lucu yang kepribadian dalam
membuat tertawa, klien menilai dirinya.
tampak biasa saja, hanya Aktifitas:
bereaksi bila ada stimulus - Monitor pernyataan
emosi yang kuat (afek tentang harga diri
tumpul). pasien.
- Klien mengatakan punya - Bantu pasien
pengalaman masa lalu yang meningkatkan atau
tidak menyenangkan dan mengidentifikasi
dulu pernah dikucilkan oleh kemampuannya.
teman- temannya waktu - Tingkatkan kontak mata
SMA. paien dalam komunikasi
- Klien merasa malu karena dengan orang lain.
sampai sekarang belum - Tingkatkan kemampuan
mendapatkan pekerjaan. pasien untuk
- Klien mengatakan tidak mengevaluasi tingkah
memiliki orang yang berarti lakunya.
dalam hidup, bila punya - Tingkatkan kemampuan
masalah,hanya memendam pasien untuk menerima
masalah sendiri. kesempatan baru.
- Klien mengatakan tidak - Fasilitasi lingkungan
mengenal semua teman dan dan aktifitas yang dapat
jarang berinteraksi dengan meningkatkan harga
lingkungan. diri.
- Monitor tingkat harga
diri tiap waktu
- Buat pernyataan positif
tentang pasien.

3. Therapy group
Definisi:
Mengaplikasikan
tekhnik psikoterapeutik
ke kelompok termasuk
kesatuan dalam interaksi
diantara anggota
kelompok.
Aktifitas:
- Tentukan tujuan
kelompok (kominikasi,
dukungan).
- Bentuk kelompok
maksimal 5-12 anggota.
- Pilih anggota yang aktif
dari kelompok untuk
membuat respon yang
baik.
- Tentukan motivasi yang
akan didapat dari
kelompok terapi.
- Gunakan ketua
kelompok jika
memungkinkan.
- Bertemu tiap 1-2 jam
setiap sesi.
- Mulai dan akhiri dengan
mempertahankan
partisipasi pasien dan
beri kesimpulan.
- Susun kursi secara
melingkar
- Tingkatkan diskusi.
- Gunakan role play dan
menyelesaikan masalah
- Ambil anggota baru
untuk mempertahankan
integritas kelompok.

SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ke-1 () Tanggal :

Jam : 08.00

A. PROSES KEPERAWATAN

Kondisi :Klien tampak menghindar dari orang lain, tidak mau bicara, klien lebih
sering menunduk, wajah tampak sedih dan sering menyendiri dikamar
dalam posisi meringkuk.

Diagnose : Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
3. Klien dapat menyebubkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain

Rencana Tindakan keperawatan :


SP 1
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi penyebab :
- siapa yang satu rumah dengan pasien ?
- siapa yang dekat dengan pasien ? Apa penyebabnya
- siapa yang tidak dekat dengan pasien ? Apa penyebabnya
c. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
d. Latih berkenalan
e. Masukkan jadwal kegiatan pasien
STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak, boleh saya duduk disini?perkenalkan nama saya perawat ....
mbak bisa panggil saya perawat Saya mahasiswa dari Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto.Saya praktik di sini selama satu minggu. Kalau boleh tau, nama
mbak siapa ?mbak senang dipanggil apa? Mbak berasal dari mana?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam ?ada masalah?
Bagaimana ceritanya mbak kok bisa di bawa kesini?

c. Kontrak
- Topik
Mbak. Bagaimana kalau kita bicara tentang tentang masalah yang mbak
hadapi saat ini ..
- Tempat
Mbak pengennya ngobrol dimana? Bagaimana kalu kita ngobrol di taman biar
tenang dan sejuk?
- Waktu
Mbak mau kita brbincang-bincang berapa lama?Baik kalau gitu 20 menit saja
ya mbak?
- Tujuan
Supaya kita saling mengenal lebih jauh , sehingga masalah yang mbak hadapi
sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
- Mbak kita tadi sudah saling mengenal ya?
- Coba mbak ceritakan apa yang mbak lakukan dirumah sehingga mbak dibawa
kesini?
- Siapa yang membawa mbak kesini?
- Apa alasannya?
- Selama di rumah sakit ini kegiatan apa yang mbak lakukan ?
- Apakah mbak sudah memiliki banyak teman?
- Coba mbak sebutkan nama teman-teman mbak!
- Mbak ada bnyak cara untuk mbak mendapatkan banyak teman. Mbak harus
berbicara dengan orang lain .jangan sering menyendiri bila ada teman lewat
disapa. Apabila mbak sendiri dikamar dan tidak ada teman. Mbak bisa
- mencari aktivitas lain seperti jalan-jalan mencari udara segar dan bisa juga
mengajak ngobrol perawat disisni .
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak setelah berkenalan dan ngobrol dengan perawat?
b. Evaluasi obyektif
Coba mbak sebutkan nama-nama teman mbak disini
4. Rencana tindak lanjut
Mbak, perawat berharap mbak mau berkenalan dengan orang lain dan mengobrol
dengannya.
5. Kontrak akan datang
- Topik
Mbak, besok perawat mau ngobrol dengan mbak lagi dan mengajarkan mbak cara
berkenalan dengan satu orang.
- Waktu
Mbak mau besok berbincang-bincang jam berapa?apa lama? Bagaimana kalau
jam 08.00 lamanya 20 menit apakah mbak setuju?
- Tempat
Besok mbak mau ngobrol dimana?berarti disini lagi ya?
- Tujuan
Supaya mbak memiliki banyak taman, mbak tidak kesepian, mbak bisa bercerita
tentang perasaanmbak jika mbak mengalami masalah.

SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ke-2 () Tanggal :

Jam : 08.00
A. PROSES KEPERAWATAN

Kondisi :klien dapat mengidentifikasi penyebab,klien mampu BHSP dengan


perawat,klien masih menunduk,berjalan dengan lamban

Diagnose : Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial dengan bertahap.
Rencana Tindakan keperawatan :

SP 2

a. Evaluasi SP 1
b. Latihan berhubungan social secara bertahap ( pasien dan keluarga)
c. Masukkan jadwal kegiatan pasien

A. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak, masih ingat dengan saya?saya perawat .... mbak. Saya
mahasiswa dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya yang praktik di sini
selama satu minggu.Saya yang kemarin membuat janji akan berbincang-bincang
dengan mbak ? masih ingat ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam ?ada masalah?
c. Kontrak

- Topik
Mbak. Bagaimana kalau kita bicara tentang tentang masalah yang mbak hadapi
saat ini ..
- Tempat
Mbak pengennya ngobrol dimana? Bagaimana kalu kita ngobrol di taman biar
tenang dan sejuk?
- Waktu
Mbak mau kita brbincang-bincang berapa lama?Baik kalau gitu 20 menit saja
ya mbak?
- Tujuan
Supaya kita saling mengenal lebih jauhlagi , sehingga masalah yang mbak
hadapi sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
- Mbak kita sebelumnya sudah saling mengenal ya?
- Coba mbak ceritakan apa yang mbak ingat dari percakapan kita kemarin?
- Apakeluarga mbak sering berkunjung kesini?
- Coba mbak sebutkan nama keluarga mbak yang berkunjung disini!
- Apakah mbak senang ketika keluarga brkunjung kesini ?
- jika keluarga mbak kesini , mbak bisa menceritakan masalah mbak kepada
keluarga mbak agar mbak bisa terbuka dengan keluarga . dan keluarga mbak
pasti bisa membantu mbak untuk menyelesaikan masalah mbak.
- Apakah mbak sudah memiliki teman dekat disini ? Coba sebutkan namanya
- Mbak disini juga bisa beraktifitas atau mencari kesibukan jika mbak lagi
kesepian dan sendirian
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak setelah ngobrol dengan perawat?
b. Evaluasi obyektif
Coba mbak sebutkan nama-nama teman mbak disini
4. Rencana tindak lanjut
Mbak, perawat berharap mbak mau berkenalan dengan orang lain dan mengobrol
dengannya.
5. Kontrak akan datang
- Topik
Mbak, besok perawat mau ngobrol dengan mbak lagi dan mengajarkan mbak
caramemulai kegiatan sehari-hari.
- Waktu
Mbak mau besok berbincang-bincang jam berapa?apa lama? Bagaimana kalau jam
09.00lamanya 20 menit apakah mbak setuju?
- Tempat
Besok mbak mau ngobrol dimana?berarti disini lagi ya?
- Tujuan
Supaya mbak memiliki banyak taman, mbak tidak kesepian, mbak bisa bercerita
tentang perasaanmbak jika mbak mengalami masalah.

SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ke-3 () Tanggal :

Jam : 09.00

A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi : Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri karena malu.
Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain. Klien
mengatakan sudah mengajak beberapa orang untuk berkenalan. Klien
tampak sudah mau keluar. Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan.

Diagnose : Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain

Rencana Tindakan keperawatan :


SP 3
a. Evaluasi kegiatan SP 1,2
b. Latih ADL ( Kegiatan sehari hari), cara bicara
c. Masukkan jadwal kegiatan pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak, masih ingat dengan saya? Benar mbak ! Saya yang
kemarin membuat janji akan berbincang-bincang lagi dengan mbk ? masih
ingat ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam ?ada
masalah?
c. Kontrak

- Topik
Mbak. Bagaimana kalau kita bicara tentang tentang masalah yang mbak
hadapi saat ini ..
- Tempat
Mbak pengennya ngobrol dimana? Bagaimana kalu kita ngobrol di taman
biar tenang dan sejuk?
- Waktu
Mbak mau kita brbincang-bincang berapa lama?Baik kalau gitu 20 menit saja
ya mbak?
- Tujuan
Supaya kita saling mengenal lebih jauhlagi , sehingga masalah yang mbak
hadapi sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
- Mbak kita sebelumnya sudah sudah saling mengenal ya?
- Coba mbak ceritakan apa yang mbak ingat dari percakapan kita kemarin?
- Bagaimana kegiatan mbak kemarin dengan teman dekat mbak
menyenangkan ?
- Sudahkah bercerita masalah mbak ke keluarga mbag?.
- Bagus!mbak pertahankan ya untuk bekenalan denngan orang-orang disini dan
jika kluarga mbak kesini . mbak cerita saja apa masalah mbak .
- Mbak suka bernyanyi,kalau iya coba nyanyikan lagu yang mbak sukai sedikit
saja
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang-bincang tadi?
b. Evaluasi obyektif
Coba mbak sebutkan apa saja yang kita bicarakan tadi !
4. Rencana tindak lanjut
Mbak, perawat berharap mbak mau melakukan aktivitas sehari hari dan dapat
mengobrol dengan orang lain.

5. Kontrak akan datang


- Topik
Mbak, besok perawat mau ngobrol dengan mbak lagi dan mengajarkan mbak
caramelakukan kegiatan sehari-hari.
- Waktu
Mbak mau besok berbincang-bincang jam berapa?apa lama? Bagaimana kalau
jam 08.30 lamanya 20 menit apakah mbak setuju?
- Tempat
Besok mbak mau ngobrol dimana?berarti disini lagi ya?
- Tujuan
Supaya mbak memiliki banyak taman dan mbak dapat melakukan kegiatan
sehari-hari sehingga mbak tidak kesepian, mbak bisa bercerita tentang
perasaanmbak jika mbak mengalami masalah.

SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL
Pertemuan : Ke-4 () Tanggal :

Jam :08.30

A. PROSES KEPERAWATAN

Kondisi :Klien sudah cukup baik berinteraksi dengan orang lain, dan mampu
mengenali seseorang yang pernah ditemuinya. Klien sudah mau untuk
beraktivitas di ruangannya. Klien sudah mau berjalan-jalan, tidak
berdiam diruangannya. Bicara klien sudah agak lancar

Diagnose : Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain
2. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain
Rencana Tindakan keperawatan :

SP 4

1. Evaluasi SP 1,2,3
2. Latihan ADL(Kegiatan sehari-hari), cara bicara
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi mbak, masih ingat dengan saya?saya perawat .... mbak. Saya
yang kemarin membuat janji akan berbincang-bincang dengan mbk ? masih
ingat ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam ?ada
masalah?
c. Kontrak

- Topik
Mbak. Bagaimana kalau kita bicara tentang tentang masalah yang mbak
hadapi saat ini ..
- Tempat
Mbak pengennya ngobrol dimana? Bagaimana kalu kita ngobrol di taman
biar tenang dan sejuk?
- Waktu
Mbak mau kita brbincang-bincang berapa lama?Baik kalau gitu 20 menit
saja ya mbak?
- Tujuan
Supaya mbk dapat menceritakan masalah yang mbak hadapi, sehingga
masalah yang mbak hadapi sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
Mbak kita sebelumnya sudah saling mengenal ya?
Coba mbak ceritakan apa yang mbak ingat dari percakapan kita kemarin?
Bagaimana kegiatan mbak kemarin ?
Apakah mbak melakukan banyak kegiatan?
Coba sebutkan apa saja kegiatan mbak?
Bagaimana teman-teman mbak disini, apakah mereka baik-baik ?
Bagaimana perasaan mbak setelah mbak dapat mengobrol dengan teman-
teman mbak ?
Mbak ada banyak kegiatan yang dapat sudah mbak lakukan disini.Supaya
mbak merasa tidak sendirian mbak juga bisa mengajak teman mbak untuk
melakukan aktivitas bersama-sama karena akan terasa lebih
menyenangkan.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak kita berbincang-bincang tadi?

b. Evaluasi obyektif
Coba mbak sebutkan nama-nama teman mbak disini dan kegiatan apa saja
yang sudah mbak lakukan?
4. Rencana tindak lanjut
Mbak, perawat berharap mbak mau melakukan kegiatan sehari-hari dan
mengobrol dengan orang lain.
5. Kontrak akan datang
- Topik
Mbak, besok perawat mau ngobrol dengan mbak lagi dan mengajarkan mbak
banyak caramelakukan kegiatan sehari-hari.
- Waktu
Mbak mau besok berbincang-bincang jam berapa?apa lama? Bagaimana kalau
jam 16.00 lamanya 20 menit apakah mbak setuju?
- Tempat
Besok mbak mau ngobrol dimana?berarti disini lagi ya?
- Tujuan
Supaya mbak memiliki banyak teman lagi dan mbak dapat melakukan banyak
kegiatan sehari-hari sehingga mbak tidak kesepian, mbak bisa bercerita
tentang perasaanmbak jika mbak mengalami masalah.

SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ke-5 () Tanggal :

Jam : 08.00

A. PROSES KEPERAWATAN

Kondisi : keluarga tampak tenang tetapi sedikit gelisah karena keluarga belum
tau tentang keadaan klien

Diagnose :Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan klien
Rencana Tindakan keperawatan :
SP 1 (Keluarga)

a. Identifikasi masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


b. Penjelasan isos
c. Cara merawat isos
d. Latih( simulasi)
e. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi Bu, boleh saya ngobrol sebentar? perkenalkan nama saya
perawat .... bu bisa panggil saya perawat Saya mahasiswa dari Stikes
Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya praktik di sini selama satu minggu. Kalau
boleh tau, nama ibu siapa ? apa hubungannya dengan pasien tersebut ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Bagaimana apa ibu sudah menjenguk ?
Bagaimana kondisinya? Bagaimana ceritanya kok bisa (...) di bawa kesini?
c. Kontrak

- Topik
Bu, Bagaimana kalau kita bicara tentang tentang masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien dan juga saya akan menjelaskan masalah
yang diderita pasien (isolasi sosial) dan cara merawatnya ?
- Tempat
Ibu pengennya ngobrol dimana? Bagaimana kalu kita ngobrol di taman biar
tenang dan sejuk?
- Waktu
Bu mau kita brbincang-bincang berapa lama? Baik kalau gitu 20 menit saja
ya bu?
- Tujuan
Supaya kita saling mengenal lebih jauh , sehingga masalah yang keluarga
hadapi sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
- Bu kita tadi sudah saling mengenal ya?
- Coba ibu ceritakan masalah apa yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien?
- Apakah ibu (keluarga) mengetahui apa itu isolasi sosial? Baik kalau begitu
saya akan menjelaskan masalah yang dihadapi pasien (isolasi sosial).
- Apakah ibu mengetahui bagaimana cara merawatnya ? kalau tidak saya akan
mengajari ibu bagaimana caranya?
- Selama di rumah sakit ini kegiatan apa yang mbak lakukan ?
- Apakah mbak sudah memiliki banyak teman?
- Coba mbak sebutkan nama teman-teman mbak!
- Mbak ada bnyak cara untuk mbak mendapatkan banyak teman. Mbak harus
berbicara dengan orang lain .jangan sering menyendiri bila ada teman lewat
disapa. Apabila mbak sendiri dikamar dan tidak ada teman. Mbak bisa mencari
aktivitas lain seperti jalan-jalan mencari udara segar dan bisa juga mengajak
ngobrol perawat disisni.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dan ngobrol dengan perawat?
b. Evaluasi obyektif
Coba ibu sebutkan bagaimana tadi cara merawat pasien ?
4. Rencana tindak lanjut
Bu, perawat berharap keluarga dapat mengetahi cara merawat pasien yang baik
dan benar.
5. Kontrak akan datang
- Topik
Bu, besok perawat mau berlatih dengan keluarga lagi dan akan mengajarkan
pada keluarga bagaimana cara merawat langsung kepada pasien.
- Waktu
Ibu mau besok berlatih jam berapa? Bagaimana kalau jam 08.00 lamanya 30
menit apakah ibu setuju?
- Tempat
Besok ibu mau berlatih dimana?
- Tujuan
Supaya ibu mengetahui bagaimana cara merawat pasien dengan benar dan
baik sehingga jika pasien sudah dirumah ibu dapat melakukannya sendiri.
SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN

MASALAH ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ke-6 () Tanggal :

Jam : 08.00

A. PROSES KEPERAWATAN

Kondisi : keluarga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam


merawat klien,keluarga tau bagaimana cara merawat klien

Diagnose : Isolasi social : menarik diri


TUK :
1. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan klien

Rencana Tindakan keperawatan :

SP 2 (Keluarga)

a. Evaluasi SP 1

b. Latih (langsung ke pasien)


c. RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Senang bertemu lagi dengan ibu.
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana apa ibu sudah menjenguk ?
Bagaimana kondisinya?
c. Kontrak

- Topik
Bu, Bagaimana kalau kita berlatih tentang bagaimana cara merawat
langsung ke pasien ?
- Tempat
Ibu pengennya berlatih dimana? Bagaimana kalu kita berlatih di ruangan
pasien ?
- Waktu
Bu mau kita berlatih berapa lama? Baik kalau gitu 30 menit saja ya bu?
- Tujuan
Supaya keluarga mengetahui cara merawat pasien dengan baik dan benar,
sehingga masalah yang keluarga hadapi sekarang bisa teratasi.
2. Fase Kerja
- Bu kita sebelumnya sudah membahsa bagaimana caranya merawat pasien ya?
- Coba ibu ceritakan apa yang ibu ingat dari percakapan kita kemarin?
- Baik perawat akan memberi contoh cara merawat pasien terlebih dahulu nanti
ibu perhatikan ya ?
- Bagaimana bu apakah ibu sudah paham caranya ?
- Sekarang coba praktikan apa yang sudah ibu lihat tadi dan apa yang sudah
saya ajarkan kemarin?
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berlatih merawat pasien tadi? Apakah ibu
sudah paham ?
b. Evaluasi obyektif
Coba tadi sebutkan bagaimana tadi cara merawat pasien ? apakah ada kesulitan
dalam merawat pasien ?
4. Rencana tindak lanjut
Rujukan pulang
5. Kontrak akan datang
- Topik
Bagaimana kalau kita sekarang membicarakan tentang jadwal kegiatan selama
dirumah
- Waktu
Berapa lama mau berbincang bincang bagaimana kalau 30 menit
- Tempat
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?bagaimana kalau disini saja?
- Tujuan
Supaya ibu mengetahui lebih jauh bagaimana cara merawat pasien dengan
benar dan baik sehingga jika pasien sudah dirumah ibu dapat melakukannya
sendiri dengan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Marifatul.(2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta.

Graha Ilmu

Fitria, Nita.2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai