Buku Pedoman Uks
Buku Pedoman Uks
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu
cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar.
Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah
(sumber: Depdiknas, 2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu
populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS secara langsung berhubungan dengan Promosi kesehatan di sekolah yang
merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama ;
1. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental,
moral maupun intelektual.
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara upaya kesehatan masyarakat yang lain,
khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
a) Anak usia sekolah (6 tahun 18 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur
yang lain.
Upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu, melalui program pendidikan dan
pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan di lingkungan tersebut.
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat /PHBS baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. yang
dimaksud dengan sekolah adalah sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Secara khusus ;
Agar peserta didik ;
2) Sehat jasmani/rohani/sosial
3) Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya
Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif agar berhasil guna dan berdayaguna secara optimal.
2.5 Sasaran dan Ruang Lingkup UKS
Pendidikan, mulai dari Prasekolah sampai dengan Sekolah Menegah Atas, termasuk perguruan agama dan lingkungannya.
Sasaran Pembinaan Terdiri dari ;
Peserta didik
Pembina Teknis dan Non Teknis UKS
Sarana dan Prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
Lingkungan (lingkungan sekolah / Lingkungan Keluarga / lingkungan masyarakat).
Ruang Lingkup Terdiri dari ;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II dan III terdiri dari Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Dirjen Binkesmas Depkes, Dirjen Binbaga Islam Depag dan
Depdagri.
Sekretaris I,II,III dan anggota -anggotanya terdiri dari unsur Depkes, Depdikbud, Depag dan Depdagri.
Fungsi dan tanggung jawab koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi meliputi : membuat rencana program kerja,
membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota
melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah /tingkat II dan usaha-usaha lain yang
dianggap perlu.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Gubernur /Kepala daerah TK.I, Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK dan PMI.
Fungsi dan tanggung jawab koordinator UKS ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya
meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik
dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah, melaporkan kegiatan ditingkat provinsi,
menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk
kerjasama baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
Ketua ; Bupati /Walikota madya/ Walikota madya adm /Kepala daerah TK.II.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK dan PMI Dati II.
4) Puskesmas / Kecamatan,
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu unit pengembangan dan pembinaan program kesehatan yang ada
dimasyarakat yang di lakukan oleh puskesmas dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan dan dibawah pengawasan
puskesmas di wilayah kerjanya.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Camat.
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
Ketua I,II, Sekretaris dan anggota terdiri dari unsur Pemerintah Desa, BP3, Guru, Puskesmas, Pengurus Osis dan Komite
Sekolah /POMG.
2.8 Kegiatan UKS di Sekolah
UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui
Kesehatan lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada kegiatan
intrakulikuler, kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
1. Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
2. Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
3. Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan
1. Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
2. Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
4. Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan kebiasaan yang rapi.
5. Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
Perlengkapan P3K sangat dibutuhkan oleh sekolah sebagai langkah awal dalam pengobatan sederhana untuk menghindari
masalah yang lebih serius jika terjadi kecelakaan dan hanya diberikan oleh guru UKS yang sudah memiliki keterampilan dan
terlatih memberikan /melakukan perawatan /pengobatan sederhana.
Berikut beberapa perlengkapan P3K :
1). Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan
sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang
terkait dana untuk kegiatan.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam
kerjasama ini berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program,
tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk
melakukan promosi kesehatan
3). Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai
sektor terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah.
Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program promosi kesehatan sekolah
4). Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun usaha swasta akan sangat mendukung
pelaksanaan program promosi kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna
meningkatkan status kesehatan di sekolah.
5). Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor
terkait, penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional
maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.
2.12 Ciri SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang
mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh
masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
Sanitasi dan air yang cukup
Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
Pekarangan sekolah yang aman
Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat
mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa
Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala
bentuk kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya
masing-masing dalam mewujudkan Sekolah Promosi Kesehatan. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat
menggunakan kekuatan organisasinya secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.
2.13 Usaha Pokok UKS dalam Upaya Promosi kesehatan
Adapun usaha-usaha kesehatan sekolah yang dapat diterapkan dan di ciptakan di lingkungan sekolah adalah ;
Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-
murid adalah:
Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain).
Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.
Kebersihan wc dan kamar kecil
Kebersihan ruang kelas.
Membuang sampah pada tempatnya.
Membersihkan meludah tidak dismbarang tempat.
Pemeliharaan taman atau kebun sekolah.
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya.
Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-murid keluar masuk gedung sekolah, sehingga
membahayakan keselamatannya.
Halaman dan gang atau jalan masuk kesekolah mudah dilewati atau tidak becek dimusim hujan, dan berdebu pada musim
kemarau.
Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kearah luar.
Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar waspada dilingkungan sekolah (banyak
anak berlari-larian).
Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih dibidang P3K.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung
jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:\
1. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:
Hidup bersih.
Imunisasi
Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan penyakit.
Cara penularan penyakit, dan sebagainya
3. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan pencegahannya)
4. Gizi
Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan
sebagainya.
Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.
Usaha perbaikan gizi.
Usaha kesehatan gizi sekolah.
Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial. Misalnya, penimbangan berat
badan, dan pengukuran tinggi badan.
Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan pengobatan ringan
2.14 Kemitraan Dan Promosi Kesehatan Di Sekolah
1) Guru :
1. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum,
maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS,
narkoba, dan sebagainya.
2. Memortitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid melalui penimbangan berat badan secara berkala
ataupun rutin tiap bulan.
3. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
1. Memberikan bimbingan kepada guru-guru
2. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi,
pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.
3. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
4. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru
5. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum Sekolah.
6. Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-plhak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
7. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan sekolah.
2.16 Kegiatan Promkes PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum Berbasis Sanitasi Masyarakat) Di Sekolah.
1) Jenis Kegiatan
Salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah adalah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah dan sarana
cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban
sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan
jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci
tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya
terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh
dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi
rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah.
Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di
sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk
menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan
kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-
kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul
dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan;
dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode
PHAST (Partisipatory Hygiene and Sanitation Transformation Transformasi Hidup Bersih dan Sanitasi).
Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator
Masyarakat (TFM), khususnya TFM bidang kesehatan.
Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :
1. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban
sekolah
2. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3. Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat
5. Program pemberantasan kecacingan
6. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8. Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua
9. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup:
Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah
Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) bersama Tim Kesehatan Kecamatan
(TKKc) melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan Kecamatan untuk mendiskusikan tentang perencanaan
penyusunan rencana kegiatan promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan orientasi
awal sebelum memulai diskusi dengan masyarakat di desa sasaran.
Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di fasilitasi oleh TFM dengan mengajak masyarakat sekolah untuk
melakukan proses mulai dari identifikasi dan Potensi masalah, pemilihan opsi dan kegiatan, sampai dengan penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Masyarakat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid,
penjaga sekolah, dan pemilik kantin/warung sekolah.
Identifikasi masalah yang dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti:
Sarana air bersih yang masih berfungsi tetapi sudah tidak memenuhi syarat kesehatan (seperti tidak ada SPAL, keran yang
bocor, dll)
Jenis-jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada UKS Program Promosi Kesehatan Sekolah, adalah:
LKM Unit Kesehatan dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun jadwal ulang apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam
RKM tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.
Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila
ada).
Fasilitasi oleh TFM
TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan pelatihan kepada LKM (unit kesehatan) melalui pelatihan sambil
bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi.
TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM unit kesehatan dan guru sekolah dasar dalam melaksanakan kegiatan
promosi higiene sanitasi di sekolah.
TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang pemberdayaan masyarakat melakukan pemicuan CLTS terhadap
murid sekolah dasar.
Implementasi Kegiatan
Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi seperti pelatihan Guru Usaha Kesehatan Sekolah, atau
pelatihan yang direncanakan menggunakan dana yang ada.
Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di sekolah sesuai rencana yang tercantum dalam RKM.
Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah dan tempat cuci tangan di sekolah sesuai rencana dalam
RKM.
Bantuan Teknis TKKc
Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga merupakan anggota TKKc, memberikan bantuan teknis dalam
pelaksanaan promosi higiene sanitasi secara partisipatif di sekolah.
Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama siswa secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan
untuk mengajak siswa mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing. Seperti metode berbaris dan angkat
tangan atau metode dengan kartu sehat siswa. Metode baris dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai dengan
kebiasaan yang akan dimonitoring. Sehingga siswa dapat saling melihat siapa saja teman-temannya yang masih buang air di
sungai, misalnya. Kegiatan monitoring juga bisa dilakukan menggunakan kartu sehat siswa. Setiap siswa dibekali sebuah
kartu. Pada halaman depan terdapat nama siswa, nama sekolah dan kelas. Pada halaman belakang terdapat pesan untuk
melakukan beberapa perilaku, dengan pertanyaan besar , Sudahkan anda melakukan perilaku .?, Misal perilaku yang
dimaksud antara lain : buang air besar di jamban, cuci tangan setelah buang air besar, cuci tangan sebelum makan, dan mandi
dengan air bersih dan sabun. Pada setiap pagi sebelum pelajaran mulai, guru kelas bisa memulai kegiatan pembelajaran
dengan menanyakan siswa apakah sudah melakukan perilaku-perilakui yang terdapat pada kartu sehat siswa. Siswa bisa
diminta untuk mengangkat tangan bagi yang melakukan perilaku-perilaku kesehatan yang dimaksud.
BAB 3
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PELATIHAN P3K DAN PEMBINAAN GURU UKS
SE-KECAMATAN BATU PUTIH
TAHUN 2012
2.1 Dasar Pemikiran
Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran kami dalam pelaksanaan pelatihan, pembinaan dan pengembangan program
promosi kesehatan di sekolah yang berhubungan dengan di lakukannya pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Se-
Kecamatan Batu Putih adalah :
Data program promosi kesehatan tahun 2011, tidak ada Guru UKS yang pernah dilatih dalam melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta tidak pernah diberikan bekal pengetahuan mengenai kesehatan yang berhubungan dengan
anak sekolah.
Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap
murid sekolah masih cukup tinggi dengan adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi.
Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia yang mungkin sudah berdampak di
Kecamatan Batu Putih antara lain :
Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air bersih yang tidak sesuai dengan standar
kesehatan dari segi perbandingan jumlah murid dan jamban /toilet.
Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
Kesehatan reproduksi remaja dan pernikahan dini
Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan penyuluhan /promosi kesehatan sehingga terwujud
pendidikan yang efektif dan produktif sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan berdayaguna, baik
pendidik maupun peserta didik
Terbatasnya sarana dan prasarana promosi kesehatan di sekolah
Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi antar instansi / lembaga sehingga kerjasama lintas
sector tidak terwujud, akhirnya dukungan kelembagaan terhadap promosi kesehatan terutama disekolah-sekolah dalam
menangani program kesehatan masih kurang.
2.2 Lokasi Kegiatan Dan Waktu Pelaksanaan
Hari /Tanggal : Rabu /14 Maret 2012
2.3 Panitia
Panitia kegiatan ini terdiri dari ;
Penasehat ; Camat Batu Putih
Seksi Humas dan Transportasi ; M.H Fadli & Yuni Ismawati Amd
2.5 Peserta
Peserta Pelatihan adalah Guru pada Taman Kanak-Kanak (TK), Guru Di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Se-Kecamatan Batu Putih yang terdiri dari 1-2 orang mewakili sekolah masing-
masing.
3) Diskusi
4) Praktek
2.7 Materi Pelatihan
Materi pelatihan terdiri dari:
6) PHBS di Sekolah
kami hitung dengan Formula sesuai pada Sasaran Mutu pada Quality Assurance Program Promosi Kesehatan (Lihat
Lampiran Profil Puskesmas Batu Putih Tahun 2011) yaitu melebihi dari target pencapaian kami yang hanya 25% dengan
formula sbb ;
POST TEST PRETEST X 100 %
PRETES
(Data Selengkapnya dapat dilihat pada buku Panduan / Pedoman Guru UKS)
Maka untuk rata-rata peningkatan pengetahuan peserta pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS secara akumulatif dari 11
peserta rata-rata adalah 84 %.
Setiap Guru UKS dari berbagai sekolah di kecamatan batu putih yang mengikuti pelatihan P3K dan Pembinaan dapat
berinteraksi dan proaktif dalam kegiatan tersebut dan mampu mempraktikkan P3K sesuai materi yang diberikan dan selalu
terjadi diskusi terhadap materi-materi pembinaan sehingga kedepannya diharapkan mampu mengaplikasikan hasil kegiatan
yang telah diperoleh saat kembali bertugas sebagai guru sekaligus sebagai Guru UKS di Sekolahnya masing-masing.
2.10 Penutup
Demikian laporan Kegiatan Pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Se-Kecamatan Batu Putih Tahun 2012, dengan harapan
kegiatan serupa dapat terlaksana setiap tahun atau dilakukan secara berkala dalam rangka melibatkan lintas sektor dan
memberdayakan tokoh masyarakat pendidik menjadi kader kesehatan, sehingga diharapkan berdampak terhadap peningkatan
derajad kesehatan khususnya dikecamatan batu putih sehingga menjadi terwujud Kecamatan Batu Putih Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan, dr (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA,
Jakarta 2008.
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Promosi Kesehatan Sekolah, Jakarta 2008.
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Dalam Program- Program
Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta 2008.