Anda di halaman 1dari 13

Pedoman Guru UKS Sebagai Panduan

Pelaksanaan UKS Di Sekolah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di
selenggarakan di sekolah.

Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu
cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar.
Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah
(sumber: Depdiknas, 2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu
populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS secara langsung berhubungan dengan Promosi kesehatan di sekolah yang
merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama ;

1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,


2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias Uks.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan Umum :
Sebagai panduan /Pedoman bagi Guru UKS tentang Penjelasan UKS, Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi dari Program
UKS di Sekolah
Tujuan Khusus :
Mengikutsertakan secara aktif guru , murid dan orang tua murid dalam usaha :
1. Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat sehari-hari
2. Mengawasi kesehatan anak murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini mungkin
3. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana disekolah.
4. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pada program UKS.

1.3 Ruang Lingkup Dan Sasaran


Buku ini diharapkan menjadi panduan guru UKS di sekolah serta, pihak lain yang akan melakukan kegiatan UKS dalam upaya
promosi kesehatan di sekolah.

1.4 Sistematikan Penulisan


Disusun berdasarkan bab, terdiri dari 4 bab dan masing-masing bab memberikan penjelasan secara rinci mengenai fungsi dan
manfaat UKS sebagai sebuah program yang wajib dilaksanakan di sekolah.
BAB 2
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
SEBAGAI PERWUJUDAN EKSISTENSI PROGRAM
PROMOSI KESEHATAN

2.1 Sejarah Ringkas UKS


UKS dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project dijakarta dan bekasi yang merupakan kerjasama antara Depkes,
Depdikbud dan Depdagri. Pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara depdikbud dan depkes, tentang
kelompok kerja UKS. Untuk mencapai kemantapan pembinaan secara terpadu ditetapkan SKB Mendikbud, Menkes, Menag
dan Mendagri tanggal 3 september 1984;
1. Pokok kebijaksanaan dan pengembangan UKS Nomor 408 a/U/1984, No.319a/Menkes/SKB/VI/1984, N0.74/Th/1984,
N0.61/1084.
2. Tentang Tim Pembina UKS Nomor 408a/U/1048, N0.319a/Menkes/SKB/VI/1984, No 74a/1984, No. 61/1984 yang
disempurnakan dengan Nomor 0372a/P/1989, No. 390a/Menkes/SKB/VI/1089, No.140a/Th/1989, No.30a Tahun 1989
tanggal 12 juni 1989.

2.2 Promosi Kesehatan Sebagai Dasar Pemikiran Terwujudnya UKS


Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah yang
sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut
dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis
dalamupaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga
pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak
(99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak
(86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas, 2007).
Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan
masyarakat umum /keluarga.Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12 tahun saja, yang
berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hampir 100 juta populasi
masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.
Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat
mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan
siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2 aspek yaitu
a) sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah (support side)
b) sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (impact
side)
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang
memadai dari keluarga si murid. Hal ini terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian besar
waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang
memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai
contoh bila di sekolah dilakukan kampanya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kemudian dirumah orang tua juga
menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable).
Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di
sekolah maupun di rumah.
Promosi kesehatan Merupakan Perwujudan Usaha Kesehatan Sekolah dengan alasan sebagai berikut ;

1. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental,
moral maupun intelektual.
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara upaya kesehatan masyarakat yang lain,
khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
a) Anak usia sekolah (6 tahun 18 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur
yang lain.

b) Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, mudah dijangkau.


c) Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat potensial untuk menerima perubahan atau pembaruan, Pada taraf ini
anak dalam kondisi peka terhadap stimulasi sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
hidup sehat. merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, karena sedang berada
dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.

2.3 Pengertian UKS


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu :
anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya (Indan. 2000).

Upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu, melalui program pendidikan dan
pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan di lingkungan tersebut.

UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat /PHBS baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. yang
dimaksud dengan sekolah adalah sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

2.4 Tujuan UKS


Secara umum ;

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Secara khusus ;
Agar peserta didik ;

1) Memiliki pengetahuan /sikap / keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.

2) Sehat jasmani/rohani/sosial
3) Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya

Tujuan Pembinaan UKS dan pengembangan UKS

Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif agar berhasil guna dan berdayaguna secara optimal.
2.5 Sasaran dan Ruang Lingkup UKS
Pendidikan, mulai dari Prasekolah sampai dengan Sekolah Menegah Atas, termasuk perguruan agama dan lingkungannya.
Sasaran Pembinaan Terdiri dari ;

Peserta didik
Pembina Teknis dan Non Teknis UKS
Sarana dan Prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
Lingkungan (lingkungan sekolah / Lingkungan Keluarga / lingkungan masyarakat).
Ruang Lingkup Terdiri dari ;

1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.6 Kebijaksanaan Tentang UKS


Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh serta berdaya guna dan berhasil
guna.pembinaan dan pengembangan diupayakan melalui ;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.7 Unsur Organisasi Pembinaan UKS


Menurut Adik Wibowo dkk. (1983 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti struktur organisasi Departemen Kesehatan RI,
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 125/IV/Kab/B.U/1975 tertanggal 29 April 1975 yaitu :
1) Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi
kesehatan anak sekolah dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi
pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan
bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-
sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada umumnya dan Usaha
Kesehatan Sekolah pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi dan lain-lain.

Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II dan III terdiri dari Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Dirjen Binkesmas Depkes, Dirjen Binbaga Islam Depag dan
Depdagri.
Sekretaris I,II,III dan anggota -anggotanya terdiri dari unsur Depkes, Depdikbud, Depag dan Depdagri.

2) Tingkat Daerah (Provinsi / Dati I,)

Fungsi dan tanggung jawab koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi meliputi : membuat rencana program kerja,
membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota
melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah /tingkat II dan usaha-usaha lain yang
dianggap perlu.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Gubernur /Kepala daerah TK.I, Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III

sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK dan PMI.

3) Kabupaten / Dati II,

Fungsi dan tanggung jawab koordinator UKS ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya
meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik
dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah, melaporkan kegiatan ditingkat provinsi,
menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk
kerjasama baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
Ketua ; Bupati /Walikota madya/ Walikota madya adm /Kepala daerah TK.II.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK dan PMI Dati II.
4) Puskesmas / Kecamatan,

Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu unit pengembangan dan pembinaan program kesehatan yang ada
dimasyarakat yang di lakukan oleh puskesmas dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan dan dibawah pengawasan
puskesmas di wilayah kerjanya.

Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Camat.
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III

sekretaris dan anggota terdiri dari lintas sector di tingkat kecamatan.

5). Pelaksanaan Di Sekolah


Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan dari tingkat pelaksana UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat
pusat sehingga diperlukan organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan serta mencegah
terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah atau badan. Kerangka
kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit sekolah atau
guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja atau sebalikya petugas kesehatan
menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata.
Bentuk Pengorganisasian ;
Pembina ; Kepala Sekolah /Lurah
Tim Pelaksana ;

Ketua : Kepala Sekolah

Ketua I,II, Sekretaris dan anggota terdiri dari unsur Pemerintah Desa, BP3, Guru, Puskesmas, Pengurus Osis dan Komite
Sekolah /POMG.
2.8 Kegiatan UKS di Sekolah
UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui
Kesehatan lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada kegiatan
intrakulikuler, kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
1. Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
2. Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
3. Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan
1. Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
2. Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
4. Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan kebiasaan yang rapi.
5. Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.

1. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan sebagainya).


2. Usaha kesehatan gigi sekolah.
3. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
4. PPPK dan pengobatan sederhana.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat berwujud ;
Lomba Poster
Lomba Kebersihan Kelas
Lomba Sekolah Sehat
Lomba Mengarang Cerita sehat
Lomba Cerdas cermat kesehatan
Lomba Siswa Sehat
Lomba Makanan Sehat
Lomba Warung Sehat, dll
2.9 Perlengkapan PPPK (P3K) Untuk UKS
Pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang diberikan sementara menunggu bantuan datang atau sebelum dibawa
kerumah sakit atau puskesmas. Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan menyenangkan si korban
sebelum ditangani oleh orang yang lebih ahli. Diharapkan dengan keadaan yang lebih tenang dan tenteram dapat mengurangi
rasa sakit si korban (Yudiawan. 2002).

Perlengkapan P3K sangat dibutuhkan oleh sekolah sebagai langkah awal dalam pengobatan sederhana untuk menghindari
masalah yang lebih serius jika terjadi kecelakaan dan hanya diberikan oleh guru UKS yang sudah memiliki keterampilan dan
terlatih memberikan /melakukan perawatan /pengobatan sederhana.
Berikut beberapa perlengkapan P3K :

Perban Elastis dan Plester luka


Obat antiseptik (betadine) dan alkohol
Kain pembalut, kapas steril, kasa steril, Kain Segitiga, perban kain, perban plastik, plester dan Cotton bud.
Bidai atau spalk
Gunting dan peniti
Sabun antiseptik
Obat-obatan yang umum digunakan (obat penghilang rasa sakit, sakit kepala, demam, influenza, batuk, maag, alergi, sakit
perut, Obat diare, dan lain-lain).
2.10 Tolak Ukur Keberhasilan UKS
a) Tehadap Gedung Sekolah dan Lingkungan

Semua kamar mandi, Wc, Pekarangan sekolah bersih


Tidak ada sampah
Ada air bersih
Ada alur panduan keselamatan jika terjadi kegawatdaruratan /kebakaran/ gempa/ sunami/ dsb berhubungan dengan
lingkungan (Safety Line / assemble point / Safety Point)
b) Tehadap Murid

Sehat, tidak sakit-sakitan, bebas narkotika


Absensi sakit menurun
Pertumbuhan badan baik, tinggi dan berat badan seimbang dengan umur
Mendapatkan imunisasi yang diperlukan

2.11 Strategi Promosi Kesehatan dalam Perwujudan UKS


WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

1). Advokasi

Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan
sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang
terkait dana untuk kegiatan.
2. Kerjasama

Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam
kerjasama ini berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program,
tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk
melakukan promosi kesehatan
3). Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai
sektor terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah.
Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program promosi kesehatan sekolah

4). Kemitraan

Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun usaha swasta akan sangat mendukung
pelaksanaan program promosi kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna
meningkatkan status kesehatan di sekolah.
5). Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor
terkait, penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional
maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.
2.12 Ciri SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang
mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh
masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
Sanitasi dan air yang cukup
Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
Pekarangan sekolah yang aman
Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat
mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :

Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana


Kerjasama dengan Puskesmas setempat
Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu :

Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa
Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala
bentuk kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :

Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi


Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta
didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan Health Promotion School atau
sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah
tersebut.

Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya
masing-masing dalam mewujudkan Sekolah Promosi Kesehatan. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat
menggunakan kekuatan organisasinya secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.
2.13 Usaha Pokok UKS dalam Upaya Promosi kesehatan
Adapun usaha-usaha kesehatan sekolah yang dapat diterapkan dan di ciptakan di lingkungan sekolah adalah ;

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).


2. Pendidikan Kesehatan (Health Education).
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school)
Penjelasan Usaha Pokok UKS sbb ;
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
Aspek non-fisik (mental-sosial) : hub antara murid, guru, pegawai sekolah dan ortu murid)
Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif diantara komponen masyarakat
sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan
baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat
Lingkungan fisik terdiri dari :

1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:


Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau keramaian misalnya pasar, terminal, mall, dan
sebagainya.
Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid yang ditampungnya.
Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.
Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara disetiap ruang kelas.
Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar cahaya matahari dapat masuk kesetiap ruang kelas.
Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak menimbulkan genangan (harus mengalir).
Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas, dan teras sekolah.
Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.
Tersedia air bersih yang memadai dan mudah didapat
Tersedianya tempat pembuangan air besar atau air kecil (jamban sekolah) yang bersih dan sehat.
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:

Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-
murid adalah:

Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.


Kebersihan mulut dan gigi.
Kebersihan dan kerapian pakaian.
Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).
Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebgainya.
Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :

Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain).
Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.
Kebersihan wc dan kamar kecil
Kebersihan ruang kelas.
Membuang sampah pada tempatnya.
Membersihkan meludah tidak dismbarang tempat.
Pemeliharaan taman atau kebun sekolah.
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya.

Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-murid keluar masuk gedung sekolah, sehingga
membahayakan keselamatannya.
Halaman dan gang atau jalan masuk kesekolah mudah dilewati atau tidak becek dimusim hujan, dan berdebu pada musim
kemarau.
Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kearah luar.
Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar waspada dilingkungan sekolah (banyak
anak berlari-larian).
Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih dibidang P3K.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung
jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:\

1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.


2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagi materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

1. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:
Hidup bersih.
Imunisasi
Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan penyakit.
Cara penularan penyakit, dan sebagainya
3. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan pencegahannya)

4. Gizi

Mengenal berbagai makanan bergizi.


Nilai gizi pada makanan
Memilih makanan yang bergizi
Kebersihan makanan
Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya.
1. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
2. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan sebagainya.
5. Pemeliharaan pelayanan kesehatan disekolah
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam,
namun perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan disekolah ini
mencakup:

Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan
sebagainya.
Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.
Usaha perbaikan gizi.
Usaha kesehatan gizi sekolah.
Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial. Misalnya, penimbangan berat
badan, dan pengukuran tinggi badan.
Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan pengobatan ringan
2.14 Kemitraan Dan Promosi Kesehatan Di Sekolah
1) Guru :
1. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum,
maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS,
narkoba, dan sebagainya.
2. Memortitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid melalui penimbangan berat badan secara berkala
ataupun rutin tiap bulan.
3. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
1. Memberikan bimbingan kepada guru-guru
2. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi,
pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.
3. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
4. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru
5. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum Sekolah.
6. Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-plhak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
7. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan sekolah.

3) Siswa / Siswi (Murid)


1. Mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk panduan yang diberikan oleh guru, di mana pun
murid berada, baik di dalam sekolah, di dalam keluarga, maupun di masyarakat.
2. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku
hidup sehat.
3. Menjadi contoh perilaku sehat bagi masyarakdt, khususnya anak-anak yang tidak terjangkau oleh sekolah.
4) Orang Tua Siswa / Siswi (Murid)
1. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi kesehatan di sekolah.
2. Menyesulkan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk mengetahui atau mempelajari apa yang
diperoleh anaknya di sekoldh, dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di rumah.
2.15 Komponen Promosi Kesehatan Sekolah
1. Penerapan kebijakan kesehatan (Implementation of healthy policy): Pimpinan sekolah bersama-sama dengan guru dapat
membuat kebijakan-kebijakan sekolah yang terkait dengan kesehatan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di sekolah (provide access preventive
and curative health services)
3. Tersedianya lingkungan yang aman dan sehat (provide a safety and healthy environment)
4. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health education)
5. Partisipasi orang tua murid dan Lingkungan masyarakat (Improvedcommunity health through parent
and environtment community participation).

2.16 Kegiatan Promkes PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum Berbasis Sanitasi Masyarakat) Di Sekolah.
1) Jenis Kegiatan
Salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah adalah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah dan sarana
cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban
sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan
jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci
tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya
terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh
dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi
rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah.
Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di
sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk
menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan
kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-
kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul
dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan;
dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode
PHAST (Partisipatory Hygiene and Sanitation Transformation Transformasi Hidup Bersih dan Sanitasi).
Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator
Masyarakat (TFM), khususnya TFM bidang kesehatan.
Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :

1. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban
sekolah
2. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3. Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat
5. Program pemberantasan kecacingan
6. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8. Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua
9. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup:
Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah
Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya

2) Proses Perencanaan dan Pelaksanaan


a) Perencanaan

Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) bersama Tim Kesehatan Kecamatan
(TKKc) melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan Kecamatan untuk mendiskusikan tentang perencanaan
penyusunan rencana kegiatan promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan orientasi
awal sebelum memulai diskusi dengan masyarakat di desa sasaran.

Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di fasilitasi oleh TFM dengan mengajak masyarakat sekolah untuk
melakukan proses mulai dari identifikasi dan Potensi masalah, pemilihan opsi dan kegiatan, sampai dengan penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Masyarakat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid,
penjaga sekolah, dan pemilik kantin/warung sekolah.

Identifikasi masalah yang dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti:

1. Sarana air bersih yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan


2. Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah lainnya untuk buang air besar dan buang air kecil
3. Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi terlebih dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan
mencuci tangan di sekolah)
4. Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat pembuangan sampah
5. Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering dilakukan oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik
kantin/warung/penjual makanan tidak menutup makanan jajanan, kebiasaan buruk lainnya
6. Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya
Potensi yang dimaksud seperti :

Sarana air bersih yang masih berfungsi tetapi sudah tidak memenuhi syarat kesehatan (seperti tidak ada SPAL, keran yang
bocor, dll)

1. Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi


2. Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan sampah
3. Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding
4. Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll
Seluruh masyarakat sekolah akan diikutsertakan pada proses-proses: identifikasi masalah dan potensi, pengambilan
keputusan untuk opsi teknis sarana air bersih dan sanitasi, pengambilan keputusan penempatan sarana di sekolah sampai
dengan rencana kegiatan kesehatan dan perubahan perilaku dan rencana untuk memeliharanya. Setelah teridentifikasi
masalah dan potensi, LKM unit kesehatan akan difasilitasi oleh TFM untuk menyusun rencana kegiatan Promosi Kesehatan di
sekolah, terdiri atas rencana kegiatan pembelajaran, rencana pembangunan/pengembangan sarana air bersih dan sanitasi di
sekolah serta sarana cuci tangan dan tempat sampah dan kegiatan lainnya.

Jenis-jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada UKS Program Promosi Kesehatan Sekolah, adalah:

Penyuluhan kelompok di kelas


Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman /peer group education)
Pemutaran film/video
Penyuluhan dengan media panggung boneka
Penyuluhan dengan metode demonstrasi
Pemasangan poster, Pembagian leaflet
Kunjungan/wisata pendidikan
Kunjungan rumah
Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
Lomba cepat tepat
Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
Pelatihan guru UKS
Pelatihan siswa/kader UKS
Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana rinci kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan
sasaran kegiatan, tujuan, metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media yang digunakan. Dari analisis media yang
dibutuhkan maka didapat jumlah biaya yang diperlukan untuk promosi kesehatan di sekolah. Semua perencanaan tersebut
akan masuk ke dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
b) Pelaksanaan
Persiapan Pelaksanaan

LKM Unit Kesehatan dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun jadwal ulang apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam
RKM tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.
Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila
ada).
Fasilitasi oleh TFM

TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan pelatihan kepada LKM (unit kesehatan) melalui pelatihan sambil
bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi.
TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM unit kesehatan dan guru sekolah dasar dalam melaksanakan kegiatan
promosi higiene sanitasi di sekolah.
TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang pemberdayaan masyarakat melakukan pemicuan CLTS terhadap
murid sekolah dasar.
Implementasi Kegiatan

Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi seperti pelatihan Guru Usaha Kesehatan Sekolah, atau
pelatihan yang direncanakan menggunakan dana yang ada.
Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di sekolah sesuai rencana yang tercantum dalam RKM.
Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah dan tempat cuci tangan di sekolah sesuai rencana dalam
RKM.
Bantuan Teknis TKKc

Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga merupakan anggota TKKc, memberikan bantuan teknis dalam
pelaksanaan promosi higiene sanitasi secara partisipatif di sekolah.

3) Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala kepada siswa untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku
kesehatan baik di sekolah maupun di rumah. Perilaku-perilaku seperti perilaku buang air besar, perilaku kebersihan
tangan/cuci tangan, kebiasaan mandi dengan air bersih dan sabun dan perilaku kesehatan lainnya dapat terus di monitoring
untuk mengetahui apakah perilaku tersebut berubah ke arah yang lebih baik atau tidak. Misalnya sebelum ada bangunan
jamban di sekolah, siswa sering buang air besar di sawah/kebun di belakang sekolah. Apakah setelah ada jamban si sekolah
siswa buang air besarnya menjadi di jamban, atau masih di tempat terbuka. Kegiatan monitoring dapat dilakukan tidak hanya
kebiasaan/perilaku di sekolah, tetapi juga perilaku kesehatan di rumah.

Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama siswa secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan
untuk mengajak siswa mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing. Seperti metode berbaris dan angkat
tangan atau metode dengan kartu sehat siswa. Metode baris dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai dengan
kebiasaan yang akan dimonitoring. Sehingga siswa dapat saling melihat siapa saja teman-temannya yang masih buang air di
sungai, misalnya. Kegiatan monitoring juga bisa dilakukan menggunakan kartu sehat siswa. Setiap siswa dibekali sebuah
kartu. Pada halaman depan terdapat nama siswa, nama sekolah dan kelas. Pada halaman belakang terdapat pesan untuk
melakukan beberapa perilaku, dengan pertanyaan besar , Sudahkan anda melakukan perilaku .?, Misal perilaku yang
dimaksud antara lain : buang air besar di jamban, cuci tangan setelah buang air besar, cuci tangan sebelum makan, dan mandi
dengan air bersih dan sabun. Pada setiap pagi sebelum pelajaran mulai, guru kelas bisa memulai kegiatan pembelajaran
dengan menanyakan siswa apakah sudah melakukan perilaku-perilakui yang terdapat pada kartu sehat siswa. Siswa bisa
diminta untuk mengangkat tangan bagi yang melakukan perilaku-perilaku kesehatan yang dimaksud.

BAB 3
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PELATIHAN P3K DAN PEMBINAAN GURU UKS
SE-KECAMATAN BATU PUTIH
TAHUN 2012
2.1 Dasar Pemikiran
Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran kami dalam pelaksanaan pelatihan, pembinaan dan pengembangan program
promosi kesehatan di sekolah yang berhubungan dengan di lakukannya pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Se-
Kecamatan Batu Putih adalah :

Data program promosi kesehatan tahun 2011, tidak ada Guru UKS yang pernah dilatih dalam melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta tidak pernah diberikan bekal pengetahuan mengenai kesehatan yang berhubungan dengan
anak sekolah.
Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap
murid sekolah masih cukup tinggi dengan adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi.
Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia yang mungkin sudah berdampak di
Kecamatan Batu Putih antara lain :
Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air bersih yang tidak sesuai dengan standar
kesehatan dari segi perbandingan jumlah murid dan jamban /toilet.
Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
Kesehatan reproduksi remaja dan pernikahan dini

Peningkatan sumberdaya manusia ;


Kurangnya guru yang menangani promosi kesehatan di sekolah.

Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan penyuluhan /promosi kesehatan sehingga terwujud
pendidikan yang efektif dan produktif sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan berdayaguna, baik
pendidik maupun peserta didik
Terbatasnya sarana dan prasarana promosi kesehatan di sekolah
Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi antar instansi / lembaga sehingga kerjasama lintas
sector tidak terwujud, akhirnya dukungan kelembagaan terhadap promosi kesehatan terutama disekolah-sekolah dalam
menangani program kesehatan masih kurang.
2.2 Lokasi Kegiatan Dan Waktu Pelaksanaan
Hari /Tanggal : Rabu /14 Maret 2012

Pukul : 08.30- 16.00 Wita

Tempat : Ruang Pertemuan Kantor Camat Batu Putih


Jl.Raja Alam II RT.03 Kec.Batu Putih Kab.Berau

2.3 Panitia
Panitia kegiatan ini terdiri dari ;
Penasehat ; Camat Batu Putih

Pembina ; Kepala Puskesmas Batu Putih

Penanggung Jawab Pelatihan P3K ; dr. Kozzy


Ketua Panitia ; Kristiansen SST

Sekretaris ; drg.Syahril Samad


Bendahara ; Musdalifah

Seksi Perlengkapan ; Purwo W dan Roniansyah

Seksi Humas dan Transportasi ; M.H Fadli & Yuni Ismawati Amd

Seksi Dokumentasi ; Tri Hargiono SKM


Seksi Konsumsi ; Eni T Amd.Gz & Maimunah
Anggota Kegiatan ; Staff Puskesmas Batu Putih.

2.4 Nara Sumber


Adapun narasumber / pemateri yang memberikan penjelasan dari berbagai materi yang diberikan berasal dari puskesmas batu
putih dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan materi yang diberikan sesuai dengan bidang bidang /keahlian /tugas dan
tanggung jawab mereka, adapun pemateri tersebut sbb ;
1. dr.Nailil Izzah
2. dr. Christoforus Kozzy
3. drg. Syahril Samad
4. Kristiansen SST
5. Moh.Nadjib Amd.Kl
6. Eny Tusmiyati Amd.Gz
7. Tri Hargiono SKM

2.5 Peserta
Peserta Pelatihan adalah Guru pada Taman Kanak-Kanak (TK), Guru Di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Se-Kecamatan Batu Putih yang terdiri dari 1-2 orang mewakili sekolah masing-
masing.

NO NAMA INSTANSI KAMPUNG KET


1 Kasmiran SDN 004 Balikukup Hadir

2 Susiyanti SMP 14 Tembudan Hadir


S.Pd Berau
3 Ani Nurita SMP 14 Tembudan Hadir
S.Pd Berau
4 Sapransyah SDN 002 Tembudan Hadir
5 Samsiati SDN 003 Lobang Tidak
Kelatak Hadir

6 Eko I SMA Batu Putih Hadir


Prastowo
S.Pd
7 Lilis Suryani SDN 004 Kayu Indah Hadir
A.ma
8 Wasisno SDN 006 Sumber Hadir
Agung
9 Marten SDN 001 Batu Putih Hadir
Mangi
10 Marianti TK Pelita Batu Putih Hadir
Iban Bangsa
11 Yuhana PT.Jabontara Batu Putih Hadir

12 Astina S.Pd SMP 19 Batu Putih Hadir


Berau
13 Sari Wulan SMP 19 Batu Putih Hadir
S.Pd Berau
2.6 Sistem Pelatihan
Sistem pelatihan terdiri dari:
1) Ceramah
2) Tanya jawab

3) Diskusi

4) Praktek
2.7 Materi Pelatihan
Materi pelatihan terdiri dari:

1) Pre-Test (Pengukuran pengetahuan peserta pelatihan)


2) Kewaspadaan Umum

3) P3K Kit, Jenis-jenis dan Penggunaannya

4) Pendidikan Gizi Anak Sekolah.


5) Kesehatan Lingkungan di Sekolah

6) PHBS di Sekolah

7) Kesehatan Gigi dan Mulut

8) Basic Life Medical Emergency In Dentistry


9) Triase /Triage /Pemijahan Pada Kecelakaan Massal

10) ABC Survey


11) P3K / Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ;

Gigitan Ular, Anjing, Sengatan Lebah, Ikan Parih /ubur-ubur .


Tersedak, Luka Bakar, Luka Tusuk, Luka Lecet/Tergores,
Keracunan , Pingsan dan syok
Keseleo, Patah Tulang dan Pembidaian
Perdarahan dan Kasus Tenggelam.
Mengangkat dan Memindahkan Korban.
12) Perawatan luka dan pengobatan pada P3K
13) Post-Test (Evaluasi hasil kegiatan)
2.9 Hasil Kegiatan
Kegiatan Pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Se-Kecamatan Batu Putih Tahun 2012 diikuti oleh 11 Orang Guru UKS dan
1 Orang Tenaga Kesehatan Perusahaan dan 1 Guru UKS di SDN 003 Batu Putih Kampung Lobang Kelatak Tidak hadir pada
kegiatan ini,

1. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Peserta Mengenai P3K.


Adapun grafik pre-test dan post test pada kegiatan Pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Tahun 2012 dalam rangka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta dapat dilihat dibawah ini.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa dari hasil Pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Tahun 2012, ada peningkatan
yang sangat signifikan terhadap pengetahuan peserta pelatihan dan pembinaan secara rata-rata akumulatif,

kami hitung dengan Formula sesuai pada Sasaran Mutu pada Quality Assurance Program Promosi Kesehatan (Lihat
Lampiran Profil Puskesmas Batu Putih Tahun 2011) yaitu melebihi dari target pencapaian kami yang hanya 25% dengan
formula sbb ;
POST TEST PRETEST X 100 %
PRETES
(Data Selengkapnya dapat dilihat pada buku Panduan / Pedoman Guru UKS)
Maka untuk rata-rata peningkatan pengetahuan peserta pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS secara akumulatif dari 11
peserta rata-rata adalah 84 %.

Setiap Guru UKS dari berbagai sekolah di kecamatan batu putih yang mengikuti pelatihan P3K dan Pembinaan dapat
berinteraksi dan proaktif dalam kegiatan tersebut dan mampu mempraktikkan P3K sesuai materi yang diberikan dan selalu
terjadi diskusi terhadap materi-materi pembinaan sehingga kedepannya diharapkan mampu mengaplikasikan hasil kegiatan
yang telah diperoleh saat kembali bertugas sebagai guru sekaligus sebagai Guru UKS di Sekolahnya masing-masing.

2.10 Penutup
Demikian laporan Kegiatan Pelatihan P3K dan Pembinaan Guru UKS Se-Kecamatan Batu Putih Tahun 2012, dengan harapan
kegiatan serupa dapat terlaksana setiap tahun atau dilakukan secara berkala dalam rangka melibatkan lintas sektor dan
memberdayakan tokoh masyarakat pendidik menjadi kader kesehatan, sehingga diharapkan berdampak terhadap peningkatan
derajad kesehatan khususnya dikecamatan batu putih sehingga menjadi terwujud Kecamatan Batu Putih Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan, dr (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.

Moslem Medical Family (M2F). (2009). Usaha Kesehatan Sekolah. 29 April


2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kesehatan_Sekolah.
Keputusan Bersama Empat Menteri Tentang UKS. (2009). Tinjauan Usaha Kesehatan Sekolah. 30 April
2010. http://tutorialkuliah.blogspot.com
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian PHBS,
Jakarta 2008.

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA,
Jakarta 2008.
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Promosi Kesehatan Sekolah, Jakarta 2008.
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Dalam Program- Program
Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta 2008.

Anda mungkin juga menyukai