Anda di halaman 1dari 111

OPTIMALISASI PENDIDIKAN MASYARAKAT PADA

SATUAN LALU LINTAS GUNA MENCEGAH


TERJADINYA PELANGGARAN LALU LINTAS
DI POLRES PALANGKA RAYA

i l

Oleh:

AGUSTINUS CHANDRA PIETAMA


NO.MHS. 14678781

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN


JAKARTA
2016
Skripsi Mahasiswa SekolahTinggi llmu Kepolisian

AGUSTINUS CHANDRA PIETAMA, telah dipertahankan dimuka sidang

Dewan Penguji pada tanggal 15 Februari 2016

Ketua

Dr. NOV I !NOAH EARL YANT!, M.Pd


LEKTOR KEPALA

KOMI SARIS BESAR POLIS! NRP 69010186


Disetujui untuk dipertahankan :

ii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agus"tinus Chandra Pietama


No. Mahasiswa : 14678781
D ngan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar rnerupakan karya

saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan

tinggi atau lembaga lain.

Jika dikemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia diberikan sanksi akadem is sesuai ketentuan yang berlaku .

AGUSTINU CHANDRA PIETAMA SH


NO AHASISWA 14678781

iii
Motto:

"Leem From Yesterday, Live From Today, And Hope For Tommorow"

Belajar dari massa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk

masa yang akan datang. (Albert Eistein).

Dipersembahkan Kepada :

Alma mater tercinta, Garbha Wiyata

Luhur Bhayangkara Sekolah Tinggi

llmu Kepolisian - Perguruan Tinggi

llmu Kepolisian, demi kebesaran

llmu Kepolisian di masa depan.

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas limpahan berkat dan rahmatblya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memprroleh gelar Sarjana llmu Kepolisian di Sekolah Tinggi llmu Kepolisian.

Adapun judul skripsi ini adalah "OPTIMALISASI PENDIDIKAN MASYARAKAT

PAIDA SATUAN LALU LINTAS GUNA MENCEGAH TERJADINIY A


PELANGGARAN LALU LINTAS DI POLRES PALANGKA RAYA".
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih ya g

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak lnspektur Jenderal Polisi Dr. H. Rycko Amelza Dahniel,

selaku Ketua Sekolah Tinggi llmu Kepolisian beserta staf y ng telah

membimbing dan membina penulis dan memberikat nasihat-nasihat

berharga selama mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi llmu Kepolisian.

2. Seluruh Guru Besar dan staf pengajar STIK-PTIK serta sebagai Guru yang

telah sudi memberikan ilmu yang dimilikinya kepada kami untuk

memajukan Kepolisian di Indonesia.

3. Komisaris Besar Polisi Drs. Budi Sajidin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing,

atas kesediaan dalam membaca, mengoreksi, berdiskusi dan memberikan

saran dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

4. Kedua Orang Tua penulis, Papa AKP Agus lrianto, S.H., M.H. dan Mama

Ike Yessiepit serta mertua penulis, Bapak Drs. Bambang Darmadja, M.Si.

v
dan lbu Rahayu lstiningsih atas segala didikan, doa, dukungan sehingga

penulis bisa berusaha menjadi manusia yang bermanfaat.

5. Kepada istriku Bertha Marcelina Darmastuti, S.St.Par. dan anakku

Marchiano Dominic Pradana yang saya cintai dan sayangi, atas segala

motivasi, pengertian, pengorbanan, kesabaran, dukungan dan kasih

saya g yang amat luar biasa dan tidak pernah berhenti selama pendidikan

hi gga penyelesaian skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu penulis bersedia menerima saran, koreksi dan masukan untuk perbaikan

sl<liipsi ini guna kemajuan llmu Kepolisian kedepannya.

Pada akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis

rnempersernbahkan Skripsi ini kepada almamater tercinta, Garbha Wiyata Luhur

Bhayangkara Sekolah Tinggi llmu Kepolisian dengan harapan semoga

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri.

Amin.

2016

CHANDRA PI ETAMA SH
AHASISWA 14 678781

vi
DAFTAR 151

PENGESAHAN .
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
PERNYATAAN............................................................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN............. .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . . ... . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . iv
KATA PENGAN,,TAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . v
DAFTAR ISi vii
DAFTAR T,ABEL .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. .. . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . ix
DAFTAR GAMBAR x
ABSTRAK.................................................................................................. xi

BABI PENDAHULUAN . 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan . 1
1.2 Perumusan Permasalahan . 5
1} Tujuan Penelitian . 6
1.~ Manfaat Penelitian . 6
1.5 Sistematika Penulisan . 7

II TINJAUAN KEPUSTAKAAN........................................................... 9
Keputusan Penelitian...................................................................... 9
Kepustakaan Teoritis Dan Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
Kerangka Berpikir , .. .. . .. . . . .. .. .. .. . .. . . . . . .. . .. .. .. .. . .. .. . . .. .. . . . . .. . 25

BAB Ill RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 27


3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 27
3.2 Sumber Data/lnformasi 28
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 29
3.4 Teknik Analisa Data........................................................................ 30

BAB IV TEMUAN PENELITIAN................................................................... 35


4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 35
4.2 Gambaran Umum Pelanggaran Lalu Lintas Yang Terjadi Di
Polres Palangka Raya . . . .. . .. .. .. . . . . . . . . .. . . . . . .. .. . .. . . . . .. .. . .. . .. .. . . .. .. . . . .. . .. . . . . 40
4.3 Gambaran Penyelenggaraan Dikmas Lantas Yang Dilakukan
Guna Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres
Palangka Raya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
4.4 Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam
Penyelenggaraan Kegiatan Dikmas Lantas Guna Mencegah
Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres Palangka Raya....... 54

BAB V PEMBAHASAN............................................................................... 63
5.1 Pelanggaran Lalu Lintas Yang Terjadi Di Polres Palangka Raya.... 63

vii
5.2 Penyelenggaraan Dikmas Lantas Yang Dilakukan Guna
Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres
Palangka Raya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penyelenggaraan
Kegiatan Dikmas Lantas Guna Mencegah Terjadinya
Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres Palangka Raya......................... 85

BAB VI PENUTUP 95
6.1 Kesimpulan..................................................................................... 95
6.2 Saran...................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN-LAMP RAN
I

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 : Demografi Kota Palangka Raya 38
Tabel 4.2 : Data Personil Satuan Lalu Lintas Pol res Palangka Raya 40
Tabel 4.3 : Data Pelanggaran Lalu Lintas 40
Tabel 4.4 : Jenis Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Kendaraan
Sepeda Motor 41
: Jenis Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Kendaraan
Mobil 42
Tabel 4.6 : Barang Bukti Yang Disita 42
Tabel 4.7 : Jenis Kendaraan Yang Terlibat Pelanggaran Lalu Lintas f3
Tabel 4.8 : Profesi Pelaku Pelanggaran Lalu Lintas 13
Tabel 4.9 : Usia Pelaku Pelanggaran Lalu Lintas ~.......................... 4
Tabel 4.10 : SIM Pelaku Pelanggaran Lalu Lintas 44
Tabel 4.11 : Data Kecelakaan Lalu Lintas f_5
Tabel 4.12 : Data Pelaksanaan- Kegiatan Dikmas Lantas 50
Tabel 4.13 : Data Pelaksana Dikmas Lantas . 55
Tabel 4.14

ix
DAFTAR GAMBAR

Garn bar 2. 1 : Bagan Kerangka Berpikir 26


Garn bar 4.1 : Peta Wilayah Kota Palangka Raya 37
Garn bar 4.2 : Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya 39

x
BABI

PENDAHUL AN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan t juan

Nasional. Tujuan nasional negara Republik Indonesia adalah menciptakan

masyarakat adil dan makmur yang merata materil, spiritual berdasarkan pada

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dalam wadah Negana

Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat dan

berkedaulatan rakyat dengan dipenuhi suasana peri kehidupan bangsa yang

aman, tertib dan tentram dalam lingkungan pergaulan dunia yang bersahabat

dan damai.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, Kepolisian Negara Republik

Indonesia memiliki peran penting didalamnya, karena tugas pokoknya adalah

menciptakan kestabilan nasional dengan cara memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan perlindungan,

pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat sebagaimana tercantum

dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 2

tahun 2002. Berdasarkan pasal tersebut, diketahui bahwa Polri memiliki posisi

sentral untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat baik

lingkungan pemukiman maupun di lingkungan lalu lintas.

1
2

Berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan reformasi Polri, termuat

dalam rancangan paradigma baru yang tertuang di buku biru, Polri telah

mencanangkan reformasi secara gradual yang meliputi reformasi instrumental,

struktural dan kultural atau yang dikenal dengan istilah grand strategi Polri.

Secara !9ternal reformasi Polri mencakup 3 (tiga) aspek, pertama adalah

aspek stru tural yang meliputi perubahan kelembagaan Kepolisian dalam

ketatanegaraan, organisasi, susunan dan kedudukan. Aspek kedua


ada a instrumental yang mencakup filosofi (visi, misi dan tujuan), doktrin,

kewenangan, kompetensi, kemampuan, fungsi dan llmu Penqetahuan

Teknologi (lptek). Sedangkan aspek reformasi Polri ketiga adalah seca a

kultural, yang meliputi perubahan manajerial, sistem recruitment (pencarian d n

pe encanaan kepegawaian), pendidikan, material fasilitas dan jasa, angg~ran

sert sistem operasional.

Reformasi birokrasi yang dilakukan Polri bertujuan untuk mewujudkan

berbaga harapan masyarakat yang menghendaki agar Polri dalam

melaksanakan tugas pokoknya sebagai penegak hukum, pelindung, pengayom

dan pelayan rnasyaragat serta memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, benar-benar dapat bekerja secara profesional sesuai dengan

fungsi dan tugasnya. Oleh karena itu perubahan yang telah dilaksanakan oleh

Polri tersebut, merupakan salah satu langkah, menuju Polri yang dipercaya

masyarakat.

Untuk mewujudkan harapan masyarakat dibidang lalu lintas, maka Korp

Lalu Lintas menetapkan beberapa strategi. Strategi ini diterapkan melalui

program-program kegiatan pelaksanaan seperti safety riding, safety driving,

Palisi sahabat anak, pelaksanaan pramuka bhayangkara, memberikan


3

pembinaan kepada sekolah mengemudi, memberikan pelatihan kepada

supeltas, mengadakan program gerakan nasional pelopor keselamatan lalu

lintas dan program-program lain sebagainya.

Program Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas secara

resmi dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari

Minggu tanggal 26 Januari 2014 di bundaran Hotel Indonesia guna mengajak

seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi guna mencegah atau

urangi terjadinya pelanggaran dan kecelakaan dalam berlalu lintas.

Salah satu bentuk upaya yang dilakukan dalam gerakan nasional pelopor

keselamatan berlalu lintas diantarannya adalah mendorong pengetahuan

tentang keselamatan di jalan raya kepada seluruh masyarakat melalui

pendidikan masyarakat lalu lintas, memperbaiki mekanisme pembuatan swat

izin mengemudi, serta memperbaiki analisis data-data kecelak'.aan.

Pencanangan gerakan nasional pelopor keselamatan lalu lintas tersebut juga

merupakan upaya lebih lanjut untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan,

yang serentak di laksanakan oleh Polda, Polres dan Polsek di seluruh

Indonesia dengan cara diawali melakukan kegiatan pencegahan pelanggaran

lalu lintas.

Pelaksanaan program gerakan nasional pelopor keselamatan berlalu

lintas juga dilaksanakan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya melalui

kegiatan pendidikan masyarakat pada setiap level masyarakat. Pelaksanaan

pendidikan masyarakat ini merupakan salah satu pengimplementasian dari llmu

Kepolisian dimana ilmu ini digunakan untuk mempelajari fungsi lantas dalam

mengelola masalah-masalah pelanggaran lalu lintas guna mewujudkan

keamanan, ketertiban dan kelancaran pada bidang lalu lintas melalui kegiatan
4

pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas). Pengaplikasian llmu

Kepolisian ke dalam kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas

Lantas) ini dipandang sebagai kegunaan ilmu pengetahuan tentang kepolisian

dalam kehidupan manusia, sehingga memiliki nilai yang baik untuk diterapkan

di masyarakat. Selain itu pengimplementasian llmu Kepolisian ini juga bertujuan

untuk meningkatkan tingkat profesionalisme Anggota Polri.

Namun dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat (Dikrnas)

ters but, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Polres Palanqka

Raya. Kendala tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun

faRtor-faktor eksternal lainnya. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

pendidikan masyarakat tersebut dirasa masih belum dapat berjalan dengan

maksimal, yang akhirnya berdampak pada hasil yang didapatkan.

Berdasarkan hasil wawancara pada saat prapenelitian, diketahui bahwa

salah satu kendala yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan masyarakat lalu

lintas adalah minimnya jumlah personel yang dimiliki oleh Unit Dikyasa pada

Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, yaitu hanya berjumlah 4 Orang.

Faktor lainnya yang ikut berpengaruh terhadap ketidakberhasilan Unit Dikyasa

dalam melakukan pencegahan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas melalui

pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas)

adalah masih kurangnya kualitas personil Unit Pendidikan Masyarakat (Unit

Dikmas), yang mana dari seluruh personil Unit Dikyasa tersebut belum ada

yang memiliki dasar pendidikan kejuruan mengenai ilmu pendidikan

masyarakat, yang seharusnya dimiliki oleh personil Unit Dikyasa untuk dapat

menambah ilmu serta keterampilan dalam melakukan kegiatan Dikmas Lantas

terse but.
5

Munculnya permasalahan-permasalahan ini, tidak dipungkiri

memungkinkan menjadi penyebab kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan

pendidikan masyarakat, sehingga berdampak pada meningkatnya kasus

pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres Palangka Raya. Berdasarkan

permasalahan di atas, judul yang tepat guna menjawab sernua permasalahan

yang ada adalah "Optimalisasi Pendidikan Masyarakat Pada Satuan Lalu

Lintas Guna Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas di Polres

Palangka Raya".

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, dapat

dirumuskan permasalahan inti dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana

mengoptimalkan kegiatan pendidikan masyarakat pada satuan lalu lintas guna

mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya?

Dari rumusan masalah ini, muncul persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres

Palangka Raya?

2. Bagaimana penyelenggaraan Dikmas Lantas guna mencegah terjadinya

pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyelenggaraan kegiatan

Dikmas Lantas guna mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas di Polres

Palangka Raya?
6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan

yang ada, yaitu:

1. Memberikan gambaran umum pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres

Palangka Raya.

2. Menjelas an penyelenggaraan Dikmas Lantas yang telah dilakukan guna

menoegah terjadinya pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Ray

3. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalarn

penyelenggaraan kegiatan Dikmas Lantas guna mencegah terjadinya

pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan

tujuan yang ingin dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memperkaya khasanah kepustakaan dan akademis terhadap peran Satuan

Lantas pada organisasi Polres (khususnya di Polres Palangka Raya) dalam

menyelenggarakan pendidikan masyarakat, serta pengembangan bagi llmu

Kepolisian, berdasarkan kepada hasil penelitian yang dilakukan secara

ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.


7

2. Menjadi kerangka dasar bagi penelitian lanjutan mengenai peran Satuan

Lantas pada organisasi Polres (khususnya di Polres Palangka Raya) dalam

melakukan program pendidikan masyarkat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan dapat mernberikan hasil yang

bermanfaat untuk :

1. eningkatkan kinerja personil Satuan Lantas Polres Palangka Raya sebagai

Kesatuan Operasional Dasar (KOO), dalam melaksanakan peranannya un uk

menyelenggarakan pendidikan masyarakat.

2 Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mewujudkan keamana ,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas di Kabupaten Palangka Raya, serta

diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk tertib

ber.lalu lintas.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam 6 (enam) bagian yang

tersusun ke dalam bab-bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang

bermaterikan uraian latar belakang permasalahan, perumusan

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Bab II dalam penulisan ini merupakan

bagian mengenai tinjauan kepustakaan yang akan menguraikan


8

tentang kepustakaan penelitian, kepustakaan konseptual dan

kerangka berpikir.

BAB Ill RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Bab Ill dalam

penulisan slqipsi ini membahas tentang pendekatan dan metode

penelitian, sumber data/informasi, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data yang digunakan.

BAB 1\t : TEMUAN PENELITIAN. Bab IV dalam penulisan skripsi i ni

merupakan bagian mengenai hasil penelitian yang menyajikan

gambaran umum daerah penelitian, dan data-data serta informasi

yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, dengan

menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang telah ditentukan

sebelumnya. ..
BAB V : PEMBAHASAN. Pada Bab V dalam penulisan skripsi ini berisi

tentang pembahasan umum, dan pembahasan persoalan yang ada

dalam tujuan penelitian ini dari hasil analisa data atau informasi yang

diperoleh yang merujuk pada teori-teori dan konsep-konsep serta

kerangka pemikiran yang dijadikan dasar dalam penulisan skripsi ini.

BAB VI PENUTUP. Berisikan tentang kesimpulan sebagai suatu rangkuman

dari hasil penelitian yang telah dibahas dan dianalisa sehingga

menjadi suatu kesatuan yang utuh, serta selanjutnya dibuat suatu

saran sebagai rekomendasi dari hasil penulisan ke arah yang

diharapkan.
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kepustakaan Penelitian


Kepustakaan penelitian merupakan studi pustaka dengan cara meliujuk

hasil penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi, baik ditinjau dari segi teori

maupun materi dengan penelitian penulis. Dalarn suatu penelitian, kepustakaan

memegang peranan penting untuk memberitahukan kepada pembaca tenta g

ha il-hasil penelitian lain, yang berkaitan dengan penelitian yang sedanq di

laporkan. Terkait dengan hal tersebut Sugiono (2012:1), mengatakan pener ian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ke)t1naan

tertentu.

Mengacu pada petunjuk teknis penyusunan dan pembimbingan skripsi

Perguruan Tinggi llmu Kepolisian, kepustakaan penelitian adalah literatur yang

menyajikan informasi tentang hasilpenelitian terdahulu. Dalam hal ini, hasil

penelitian empirik lebih berarti untuk dirujuk, daripada hasil pengkajian yang

bersifat konsepsional. Literatur yang dimaksud dapat berupa dokumen laporan

hasil penelitian, jurnal-jurnal ilmiah dan majalah walaupun pada kenyataannya

jurnal-jurnal di Indonesia lebih banyak mengemukakan pendapat dan gagasan

daripada hasil penelitian empirik. Selain itu, laporan hasil penelitian pada

umumnya dapat ditemukan dalam skripsi kepolisian, tesis kepolisian, maupun

di dalam disertasi kepolisian.

9
10

Sebagai bahan rujukan referensi pada penelitian ini, maka peneliti

menggunakan berbagai sumber referensi penelitian yang dianggap memiliki

kesamaan yang relevan. Terkait dengan hal tersebut kepustakaan penelitian

yang akan digunakan oleh penelifi adalah:

2.1.1 Skripsi lrnanda Oktora, 2012

lrnanda Oktora adalah Mahasiswa Perguruan Tinggi llmu Kepolisian

Anqkatan 58 Tahun 2012. la membuat skripsi dengan judul "Optimalisasi

Penyuluhan Dikmas Lantas Guna Menekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Dengan Korban Pelajar Di Polres Pekanbaru."


Penelitiannya tersebut dilakukan untuk mengetahui penyelesai n

masalah mengenai kecelakaan lalu lintas dengan korban pelajar yang ada di

kota Pekanbaru. Sumber kepustakaan yang peneliti gunakan, terd pat

kesamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu

tersebut, yaitu:

a. Persamaan

1. Sama-sama meneliti Dikmas Lantas dengan menggunakan pendekatan

kualitatif.

2. Sama-sama menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

wawancara, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumen.

b. Perbedaan

1. Penelitian yang dilakukan oleh lrnanda Oktora meneliti tentang masalah

kecelakaan lalu lintas, sedangkan dalam penelitian ini meneliti masalah

pelanggaran lalu lintas.


11

2. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh lrnanda Oktora dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada masalah penyuluhan

melalui Dikmas Lantas, sedangkan dalam penelitian ini peneliti lebih

menekankan pada peny'elenggaraan pendidikan masyarakat lalu lintas.

3. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh lrnanda Oktora berada di

Pekanbaru sedangkan dalam penelitian ini berada di Palangka Raya.

2.1.2 Skripsi Gefri Aditia, 2013

Gefri Aditia adalah mahasiswa PTIK lulusan tahun 2013 yang melakukan
penelitian dengan judul "Upaya Dikmas Lalu Lintas Polres Pekanbaru dalam

Meningkatkan Kesadaran Pelajar Pekanbaru Dalam Disiplin Berlalu linta ".

Pe elitiannya tersebut dilakukan untuk mengetahui penyelesaian masalah

pendidikan dalam berlalu lintas khususnya yang dilakukan oleh masyarakat.

Sumner kepustakaan yang peneliti gunakan, terdapat kesamaan dan

perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, yaitu:

a. Persamaan

1. Sama-sama meneliti Dikmas Lantas dengan menggunakan pendekatan

kualitatif dan metode penelitian studi lapangan.

2. Sama-sama menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

wawancara, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumen.

b. Perbedaan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gefri Aditia meneliti masalah pelaksanaan

Pendidikan Masyarakat (Dikmas) yang difokuskan kepada para pelajar,


12

sedangkan dalam penelitian ini lebih terfokus kepada masyarakat

pengendara kendaraan bermotor di kota Palangka Raya.

2. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Gefri Aditia dengan penelitian

ini adalah terletak pada masalah peningkatan kesadaran disiplin dalam

berlalu lintas. Sedangkan fokus penelitian ini adalah penyelenggaraan

pendidikan masyarakat guna mencegah pelanggaran lalu lintas.

3. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Gefri Aditia berada di Pekanbaru

sedangkan dalam penelitian ini berada di Palangkara

2.2 Kepustakaan Teoritis Dan Konseptual

Kepustakaan konseptual dalam penelitian ini akan membahas mengenai

teon, konsep, atau gagasan dari peneliti yang kompeten pada bidang yang

ditekuninya, untuk dijadikan suatu pisau analisis dalam mengkaji permasa,han

yang aka diangkat dalam penelitian ini. Sehubungan dengan permasalahan

yang diajuka dalam penelitian ini, maka untuk menganalisis data yang telah

terkumpul, konsep dan landasan teori yang digunakan adalah:

2.2.1 Kerangka Teori

2.2.1.1 Teori Manajemen

Strategi yang efektif akan mengasilkan kinerja organisasi yang tinggi.

Untuk menghasilkan sebuah kinerja yang tinggi maka diperlukan manajemen

strategi, dimana manajemen ini akan memainkan peran yang besar dari apa

yang dilakukan manajer. Manajemen strategi merupakan sesuatu yang harus

dilakukan manajer untuk mengembangkan organisasinya melalui strategi


ABSTRAK

Judul Skripsi : Optimalisasi Pendidikan Masyarakat Pada Satuan Lalu


Lintas Guna Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu
Lintas Di Polres Palangka Raya
Nama Mahasiswa : Agustinus Chandra Pietama
Nomor Mahasiswa : 14678781
lsi Abstrak

Penulis melakukan penelitian dengan judul "Optimalisasi Pendidikan


2
Masyar kat Pada Satuan Lalu Lintas Guna Mencegah Terjadinya Pelanggaran
Lalu Lintas di Polres Palangka Raya". Penelitian ini dilatarbelakangi adanya
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas yang dilakukan d ngan
upaya mendorong pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas kepada
sel ruh masyarakat melalui pendidikan masyarakat lalu lintas guna mencegah
kecelakaan lalu lintas di jalan, yang serentak dilaksanakan oleh Polda, Polres
dan Polsek melalui Satuan Lalu Lintas di seluruh Indonesia dengan oara
melakukan pencegahan pelanggaran lalu lintas. Pencegahan ini dilakuk n
rmetalui penyelenggaraan kegiatan Dikmas Lantas yang telah dilaksanakan di
Kota Palangka Raya. Tujuan penelitian menjelaskan gambaran um m
peJanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres Palangka Raya, penyelenggaraan
Dikmas Lantas yang telah dilakukan guna mencegah terjadinya pelanggaran lalu
lintas di Polres Palangka Raya. serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Pisau analisis yang dipergunakan dalam menjelaskan pelaksanaan
Dik as Lantas di Polres Palangka Raya adalah teori manajemen. teori in eraksi
sosial, teori komunikasi sosial. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan denqan
pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif analisis dengan meiakukan
wawancara kepada Kapolres, Kepala Satuan Lalu Lintas, Kanit Dikyasa, Anggota
Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, dan Masyarakat
Pengguna kendaraan bermotor di Palangka Raya, serta observasi/pengamatan
dan studi dokumen yang kemudian dianalisis dengan reduksi data, sajian data
dan verifikasi data.
Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pelanggaran lalu lintas pada tahun 2015 sebanyak 2.078 perkara, yang
didominasi oleh karyawan/swasta. Penyelenggaraan Dikmas Lantas yang
dilakukan terfokus kepada para pelajar melalui sosialisasi secara langsung.
Dalam pelaksanaan kegiatan dikmas lantas, faktor penghambatnya berasal dari
personil dan anggaran yang ada. Sedangkan faktor pendukungnya adalah
metode, sarana dan prasarana serta dukungan masyarakat yang baik.
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, saran yang diberikan penulis adalah
kegiatan Dikmas Lantas agar dilakukan dengan lebih optimal, yaitu dilakukan ke
sasaran yang lebih tepat dan dilakukan manajemen yang lebih baik lagi sehingga
dapat tercapai penurunan angka pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres
Palangka Raya untuk mencptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas.
Key word: Dikmas Lantas, Pelanggaran Latu Lintas, Sosialisasi.

xi
13

organisasi. Strategi organisasi ini meliputi semua fungsi manajemen dasar yaitu

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Sedangkan

proses dalam melakukan manajemen strategi ini dapat dilakukan melalui enam

langkah yang memandu perencanaan, implementasi, dan evaluasi strategi.

(Robbin, 2010: 212)

Di dalam suatu manajemen, diperlukan suatu pendekatan yang dimulai

dari proses atau operasional dan memberi identitas kepada manajemen

sebagai hal-hal yang dikerjakan seorang manajer supaya ia dikatakan mampu

be indak sebagai seorang manajer. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan

yang dihimpun dari beberapa fungsi fundamental menjadi suatu proses yarng

unik, salah satunya adalah fungsi-fungsi fundamental dari proses tersebut yang

meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizir,ig), mernberi

dorongan (actuating) dan pengawasan (controling). (Terry, 2009: 15-

21)

Funqsi-funqsi manajemen tersebut selanjutnya dijelaskan seperti

berikut:

Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh


kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Planning mencakup
kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif
alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi
dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan
untuk masa mendatang. (Terry, 2009: 15-21)
Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kedalam kelompok-kelompok, (b)
membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan
pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara kelompok
atau Unit-Unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan
manusia, sehingga pencaharian dan penugasannya kedalam Unit-unit
organisasi dimasukkan sebagai bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak
berpendapat demikian, dan lebih condong memasukkan staffing sebagai
fungsi utama. Didalam setiap kejadian, pengorganisasian melahirkan
peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang untuk memungkinkan
manusia bekerja sama secara efektif guna mencapai tujuan bersama. (Terry,
2009: 15-21)
14

Actuating atau disebut juga "gerakan aksi" mencakup kegiatan yang


dilakukan seseorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan
yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan
tujuan dapat tercapai. Actuating selanjutnya mencakup penetapan dan
pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi
penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi komponisasi
kepada mereka, pemberian motivasi, mernberikan suatu penempatan pada
posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan atau organisasi yang bersangkutan,
pemberian r;,engarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga mereka
menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju
sasaran ang telah ditetapkan oleh perusahaan. (Terry, 2009: 15-21)
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegia an-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
die aluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan
qiperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada beberapa
cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah rencana batikan
tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau merubah wewenang, tefupi
seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui Anggotanya. Orang y~hg
bertanggungjawab atas penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari
dan mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang sudah
atau akan dilaksanakan. Langkah perbaikan yang dapat dilakuk~n
selanjutnya adalah melakukan inovasi atau pengembangan gagasah
~agasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama,
rrencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya atau
d~pat juga dilakukan dengan cara memberi stimulus kepada rekan-rekan
sekerja untuk mengembangkan dan menerapkan gagasan-gagasan baru
didalam pekerjaan mereka. Serta langkah selanjutnya adalah melakukan
pelaksanaan tugas pegawai sebagaimana tanggungjawab serta melakukan
sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berHubungan
dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat di~mbil tindakan
yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan. (Terry 2009: 15-21)

2.2.1.2 Teori lnteraksi Sosial

lnteraksi sosial menurut Soekanto (2010: 64), merupakan hubungan

sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud ini berupa hubungan

antara individu yang satu dengan individu lainnya, atau hubungan individu

dengan kelompok yang satu atau dengan kelompok lainnya.

lnteraksi sosial dapat terjadi apabila terjadi kontak sosial dan

komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan

sosial, sedangkan komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan


15

pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa syarat terjadinya interaksi

sosial antara Unit Dikyasa dalam melakukan kegiatan Dikmas Lantas dengan

masyarakat adalah melalui kontaK sosial dan komunikasi sosial.

Soekanto (2010: 64), menjelaskan bahwa bentuk interaksi sosial ini

dapat berupa sikap asosiatif yang pada akhirnya akan dilakukan erjasama.

Kerjasama ini merupakan usaha bersama antara Orang perorangan atau

kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Kerjasama ini juga merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan

kepribadiannya.

Kerjasama dalam proses interaksi sosial ini terjadi melalui kontak sosial

dan komunikasi, yang tidak hanya terjadi ketika mereka bersentuhan secara

fisik, etapi dapat dilakukan pula melalui perkembangan teknologi. Manusia

dapat berhubungan tanpa bersentuhan ketika mereka bertelepon, ertelegrap

dan lain-lain. Begitu juga petugas Unit Dikyasa dalam melakukan kegiatan

Dikmas Lantas, ia dapat melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan cara

bertelepon, berkomunikasi dalam dunia sosial media kepada masyarakat.

Ketika Unit Dikyasa dalam melakukan kegiatan Dikmas Lantas, mereka

melakukan komunikasi kepada masyarakat dan terjadi interaksi sosial antara

Unit Dikyasa dan masyarakat, sehingga dari interaksi sosial ini dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat ketika mereka berlalu lintas.

Melalui pengaruh yang terjadi karena proses interaksi sosial ini, maka hal ini

akan berdampak positif dalam upaya pencegahan pelanggaran lalu lintas.


16

2.2.1.3 Teori Komunikasi Sosial

Komunikasi berpangkal pada perkataan bahasa latin "communis" yang

artinya membuat kebersamaan antara dua Orang atau lebih. Selanjutnya

dijelaskan oleh kelompok sarjana komunikasi dalam (Cangara, 2015: 21),

komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki Orang-

orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan an ar sesama

manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah

laku Orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Tiga prinsip dasar dalam komunikasi adalah:

1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang


sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
2. Jika daerah tumpang tindih menyebar menutupi lingkaran A atau B,
menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar
kemungkinan terciptanya suatu proses komunikasi yang menge a
(efektif). Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan
menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi
lingkaran masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas.
3. Kedua lingkaran ini tidak bisa saling menutup secara penuh, karena.dalarn
konteks komunikasi antar manusia tidak pernah ada manusia 6i atas
dunia ini yang memiliki perilaku, karakter, sifat yang sama persis,
sekalipun manusia ini terlahir kembar. (Cangara, 2015: 21)

Proses komunikasi antar manusia yang ada di lingkungan ini berawal

dari adanya sumber informasi yang menjadi suatu pesan. Pesan tersebut

kemudian diampaikan melalui media untuk diteruskan kepada penerima. Dari

penerima ini, pesan tersebut akan memberikan efek yang dapat menimbulkan

umpan balik, namun setelah pesan tersebut diterima oleh penerima, penerima

ini juga dapat langsung memberikan umpan balik.

Untuk mengetahui peran dari masing-masing komponen dalam proses

komunikasi ini, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber informasi bisa terdiri dari satu Orang, tetapi juga bisa dalam bentuk

kelompok. Sumber sering disebut pengirim atau komunikator.


17

2. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan kepada penerima.

3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima.

4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber.

5. Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Umpan balik adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari

penerima.

2.2.2 Kerangka Konsep

2.12.2.1 Konsep Opti alisasi

Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik.

Jadi eptirnalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan has11 dan

keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu

pekerjaan. Pengertian Optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi jadi optimalisasi

adalah suatu proses meninggikan atau meningkatkan. (Depdikbud, 1995: 628)

Secara umum optimasi berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau

maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi

juga dapat berarti upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai

kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas,

dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik (minimum

atau maksimum) untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai kualitas

yang baik dan hasil kerja yang tinggi.


18

2.2.2.2 Konsep Pendidikan Masyarakat

Pendidikan masyarakat tentang lalu lintas, atau disingkat Dikmas

Lantas adalah segala kegiatan dan usaha untuk menumbuhkan pengertian,

dukungan dan pengikutsertaan masyarakat secara aktif dalam usaha

menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas

melalui pro es pengajaran dan pelatihan (Vademikum Polantas, 2009: 37).

Sedangkan Dikmas Lantas menurut H.S Djajoesman (dalam Vademikum

Pola tas, 2009: 37), adalah suatu aktivitas yang meliputi:

1. Pemberian penjelasan kepada pemakai jalan bagaimana mereka harus

bergerak dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan-peraturan untuk

menghindarkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.

2. Pemberian nasehat atau teguran sebagai perintah atau petunjuk, tetapi tidak

sebagai celaan.

3. Ji a tindakan di atas gagal dalam pelaksanaannya, maka di dakan

penangkapan (tindakan-tindakan dan perkaranya diajukan kemuka sidang

pengadilan agar pelanggar mendapat hukuman yang setimpal dengan

kesalahannya.

Dalam Vademikum Polantas (2009: 39), disebutkan bahwa tujuan dan

sasaran dan keuntungan Dikmas Lantas adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan pendidikan masyarakat dibidang lalu lintas adalah

memperdalam dan memperluas pengertian masyarakat terhadap masalah

masalah lalu lintas yang dihadapi dan menyadarkan masyarakat untuk

membantu rencana, kebijaksanaan dengan cara-cara yang ditempuh dalam

penyelesaian masalah lalu lintas, sehingga tertanam kebiasaan yang baik


19

bagi masyarakat pemakai jalan pada umumnya serta para pengemudi

khususnya, untuk bergerak di jalan sendiri maupun bersama Orang lain,

dengan tingkah laku yang mentaati perundang-undangan dan peraturan lalu

lintas.

2. Sasaran

Dalam pelaksanaan pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas

Lantas), masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:

9) Masyarakat terorganisir

1. Patroli Keamanan Sekolah (PKS).

2. Sukarelawan Pengatur l.alu Lintas (Supeltas).

3. Pramuka Saka Bhayangkara Lalu Lintas (Prasbara Lantas).

4. Petugas Keamanan dan Keramaian lalu Lintas (Kamra Lantas) .

5. Satpam, utamanya dipinggir jalan raya.

6. Sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi.

7. lnstansi-instansi Dinas Pemerintahan maupun s asta.

b) Masyarakat tidak terorganisir

1. Pengemudi kendaraan baik angkutan umurn maupun angkutan

pribadi/perorangan.

2. Pengguna jasa angkutan umum/pribadi.

3. Masyarakat pemakai jalan lainnya.

3. Keuntungan

Keuntungan pelaksanaan pendidikan masyarakat lalu lintas adalah

dapat dicapainya kebijaksanaan masyarakat dalam berlalu lintas.

Pelaksanaan pendidikan masyarakat lalu lintas ini dapat menyerap jumlah

responden pengguna lalu lintas yang lebih besar dalam menumbuhkan


20

kesadaran menaati peraturan lalu lintas daripada melakukan tindakan

penegakan hukum untuk menyadarkan masyarakat untuk menaati peraturan

lalu lintas.

Maksud dan tujuan dari Pendidikan Masyarakat lalu Lintas (Dikmas

Lantas) adalah memberikan pelayanan yang rnenyeluruh terhadap

masyarakat dalam rangka pemberian ilmu pengetahuan ber alu lintas,

sehingga masyarakat dapat mengetahui secara pasti proses berjalan ya lalu

liritas, baik secara teoritis maupun pada segi praktek.

Undang-undang No. 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia pasal 14 pada ayat 1 menegaskan bahwa dal m

melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 13

huruf:

1. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keama an,


ketertiban dan kelancaran, lalu lintas dijalan.
2. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
esadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

Keseluruhan dalam penggunaan konsep ini dimaksudkan dapat

memberikan pembinaan dan mengkoordinasikan masyarakat dengan tujuan

dapat meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas, dengan

cara membantu petugas di dalam pelaksanaannya, dengan mentaati segala

peraturan lalu lintas dan tidak melanggar peraturan lalu lintas sehingga tidak

akan mendapatkan kesulitan dalam penerapan peraturan-peraturan yang

berlaku. Serta dengan dilaksanakannya Dikmas Lantas terhadap masyarakat

secara maksimal dimaksudkan guna menciptakan disiplin berlalu lintas pada

Polres Palangka Raya.


21

2.2.2.3 Konsep Pelanggaran Lalu Lintas

Pelanggaran lalu lintas adalah penyimpangan terhadap ketentuan

undang-undang lalu lintas yang berlaku. (Vademikum, 2009: 185) Pelanggaran

lalu lintas terdiri atas dua unsur kata, yaitu pelanggaran dan lalu lintas. Karena

itu, sebelum menentukan pengertian pelanggaran lalu lintas ini, maka perlu

diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian pelanggaran. Dalam kamus

Bahas Indonesia, pelanggaran ialah "perilaku yang menyimpang dan aturan

ketentuan". (Vademikum, 2009: 185)

Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No. 22 Tahun 2009, tentang talu

Lintas dan Angkutan Jalan Lalu Lintas didefinisikan sebagai "gerak kendaraan

dan Orang di ruang lalu lintas jalan". Berdasarkan pernyataan tersebut, yang

di aksud dengan ruang lalu lintas adalah prasarana yang diperuntukkan bagi

gerak pindah kendaraan, orang, atau barang yang berupa jalan dan fasilitas

pendwkung (Pasal 1 ayat (11) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu lintas dan Angkutan Jalan). Sedangkan jenis operasi lalu lintas yang ada di

jalan raya emiliki empat unsur yang saling terkait yaitu pengemudi,

kendaraan, jalan dan pejalan kaki.

2.2.2.4 Konsep Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak

disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,

mengakibatkan korban manusia atau harta. Dimana unsur-unsur kecelakaan

lalu lintas tersebut adalah pengemudi/pemakai jalan, kendaraan, jalan dan

lingkungan. (Vademikum Polantas, 2009: 194)


22

Berdasarkan penjelasan dari Undang-undang No. 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diketahui banyak faktor yang

mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas antara lain:

1 . Faktor Manusia

Faktor manusia adalah faktor yang paling mendominasi dalam

kecelakaan lalu linstas. Hampir semua kejadian kecelakaan lalu lintas

didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas misalnya dengan

m lakukan pelangaran terhadap lampu lalu lintas, marka jalan dan ra bu

rambu lainnya.Pelanggaran rambu ini dapat terjadi bisa karena disengaja,

ketidaktahuan terhadap arti rambu-rambu tersebut dan aturan-aturan yang

diberlakukan atau bisa juga pura-pura tidak tahu terhadap rambu-rambu d n

peraturan lalu linta.s yang diberlakukan.

Selain pelanggaran rambu-rambu dan aturan, manusia

sebaqai pengguna jalan raya lalai dan berperilaku tidak semestinya. Seperti

ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan, mengantuk, mabuk, dan juga

karena harga diri karena terpancing oleh pengguna jalan rainnya untuk

mengajak balapan di jalan raya.

2. Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan juga berpengaruh besar terhadap terjadinya

kecelakaan lalu lintas di jalan. Pengguna kendaraan perlu memeriksa

kendaraannya sebelum mengendarai kendaraannya. Masalah kendaraan

yang sering mengakibatkan kecelakaan lalu lintas diantaranya adalah ban

pecah, rem yang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam

yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus

tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Masalah ini sangat terkait
23

dengan teknologi yang digunakan dan yang paling penting adalah perawatan

terhadap kendaraan.

3. Faktor Jalan

Faktor jalan ini sangat terkait dengan l:Tontuk jalan, ada tidaknya pagar

pengaman jalan, ada tidaknya median jalan, dan kualitas jalan. Jalan yang

rusak/berlobang bisa membahayakan pengguna jalan.

4. Faktor Cuaca

Faktor cuaca yang mendung, hujan dan berkabut juga mempeng

njuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan

menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena kaca yang kurang

ielas dan tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan

engakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut ju~a

bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.

2.2.2.5 onsep llmu Kepolisian

llmu Kepolisian merupakan cabang ilmu pengetahuan yang baru.

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, maka llmu Kepolisian harus mengkaji

hakikat ilmu dan memiliki paradigma ilmu pengetahuan yang lain. llmu

Kepolisian sebagai sebuah ilmu pengetahuan terdiri dari seperangkat

pengetahuan yang terwujud atas prinsip dasar yang berlaku umum berupa

teori, konsep dan patokan dalam mengkaji masalah yang berkaitan dengan

kepolisian. (Team PTIK, 2015: 44)

llmu Kepolisian lahir sebagai keniscayaan alamiah dari evolusi ilmu

pengetahuan, diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan umat manusia

untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, dijadikan


24

acuan dalam beradaptasi dan menghadapi lingkungan tempat hidupnya, dan

dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta peradaban umat manusia.

(Team PTIK, 2015: 44)

llmu Kepolisian merupakan landasan bagi pengembangan profesi

kepolisian. Ketika tugas penyelenggaraan fungsi kepolisian dinyatakan sebagai

sebuah profesi, maka diperlukan ilmu pengetahuan yang rnelandasi pola

tindakan, diperlukan alat kontrol terhadap manipulasi penyalahgunaan profesi,

dan sebagai titik tolah untuk pengembangan ilmu profesi yang bersang utan.

(Team PTIK, 2015: 44)

llmu Kepolisian merupakan ilmu yang universal, bukan ilmu y ng

e sklusif dimonopoli oleh satu kelompok atau golongan saja, dan bukan hanya

diperuntukkan dan dipelajari oleh Polri semata. llmu Kepolisian miliki uptat

manusia, dan dapat dipelajari oleh siapapun dalam meningkatkan kualitas

hidup. Namun, lebih dari itu, llmu Kepolisian tidak saja untuk dipelajari, menjadi

bahan ajian-kajian, dan perdebatan-perdebatan ilmiah, akan tetapi juga

semakin penti g untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Team PTIK,

2015: 44)

Sedangkan menurut Rycko Amelza Dahniel, ia mengatakan bahwa:

llmu Kepolisian adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan lembaga


kepolisian dalam mengelola masalah-masalah sosial guna mewujudkan
keteraturan sosial. Sebagai sebuah bidang yang berdiri sendiri, dengan
demikian corak pendekatannya harus interdisiplin, memiliki paradigma
sendiri yang terbentuk secara epistimologi bercorak akumulatif dan ekletis.
(Team PTIK, 2015: 63)

Sedangkan menurut Parsudi Suparlan, menjelaskan bahwa:

Perkembangan llmu Kepolisian merupakan kajian dengan


pendekatan antar bidang. Dikatakan demikian karena apabila suatu masalah
ada dalam bingkai penyelesaiannya, dalam artian semacam metode atau
teori sudah menjadi pemecahan masalah tersebut. (Team PTIK, 2015: 55)
25

2.3 Kerangka Berpikri

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang

mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

melakukan penegakan hukum dan memberika perlindungan, pengayoman,

dan pelayanan ke ada masyarakat, dengan dasar pelaksa a n dari Undang

Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Onit Dikyasa adalah suatu unit dari Satuan Lalu Lintas yang rnemiliki

tugas untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang berlalu lililtas,

selain itu Unit Dikyasa juga bertugas untuk melakukan rekayasa terhadap lalu

Ii tas guna menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran

lalu lintas.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Unit Dikyasa adalah

mernberikan pendidikan masyarakat tentang lalu lintas kepada masyar kat

guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang berlalu lintas

sehingga dapat mencegah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, dengan

begitu pula maka keamanan, ketertiban, keselamatan dan kelancaran lalu lintas

dapat tercipta. Ketidakberhasilan dari pelaksanaan kegiatan dikmas lantas

dapat menyebabkan tingginya angka pelanggaran lalu lintas yang akhirnya

berdampak pada kecelakaan lalu lintas di jalan.

Melihat kondisi tersebut, upaya dalam pencegahan pelanggaran lalu

lintas yang dilakukan masyarakat, maka Unit Pendidikan Masyarakat (Dikmas)

Lalu Lintas Polres Palangka Raya secara intensif dengan pendekatan llmu

Kepolisian yang didalamnya terkolaborasi teori manajemen, teori interaksi

sosial dan teori komunikasi sosial, melakukan kegiatan pendidikan masyarakat

dalam berlalu lintas guna mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas.


26

Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas)

guna mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah faktor penghambat ketika melaksanakan

Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas). Untuk menangani

permasalahan ter ebut, maka teori manajemen, teori interaksi sosial dan teori

komunikasi sosial, dipergunakan untuk menentukan strategi-stra egi yang jitu

guna melakukan pencegahan pelanggaran lalu lintas serta menangani

hambatan yang ada. Penjelasan kerangka pemikiran di atas, selanj tnya

disajikan dalam bagan kerangka pemikiran seperti berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Dasar Hukum
1.
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang KePolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Subyek Metode Obyek


Ketidakberhasilan T. Manajomen angka
Unit Dikyasa Masyarakat
kegiatan dikmas T. lnteraksl Sosial pelanggaran lalu
SaLantas T. Komunikasi Sosial pengguna
lantas yang telah lintas yang terja
di di
Polres K. Optimalisasi kendaraan
dilakukan saa ini K. Dlkmas Lantas Polres Palan
gka
Palangka K. Gar Lantas bermotor di Polres
Raya Palangka Raya Raya
K. Leko Lantas
K. llmu Kepollsian

Faktor-faktor internal dan eksternal

I
FEEDBACK
(Strategi mengatasi faktor penghambat) <------
BAB Ill

RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun data kualitatif, yang

di eroleh dari hasil rekaman yang dituangkan secara naratif atau dalam berituk

pernyataan. Menurut Muhammad dan Djaali (2005:88-89), "Penelitian kualitatif

adalah penelitian eksploratif yang mempunyai proses berbeda dari penelitian

kuantita i '. Pendekatan kualitatif dilaksanakan melalui kegiatan wawancara,

pengamatan dan penelitian dokumen sehingga menggambarkan hasil

penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa fenomena dan fakta-fakta

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan masyarakat di Satuan Lalu

Lintas Polres Palangka Raya dalam mencegah terjadinya pelanggaran lalu

lintas.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

cara mengungkapkan masalah yang ada di organisasi, kemudian mengolah

27
28

data, melakukan analisis, meneliti dan menginterprestasikan serta membuat

kesimpulan dan memberi saran yang disusun secara sistematis sehingga

masalah yang ada di organisasi dapat dipahami. (Sugiyono, 2012: 64)

Metode deskriptif analitis digunakan untuk mendapatkan informasi-

informasi yang sudah ada, serta data-data yang telah ada, karena pada saat

penelitian, peneliti tidak secara langsung menghadapi kasus tersebut dari awal

kasus. Sehingga dengan demikian deskriptif analitis yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah peneliti mempelajari dan meneliti kasus-kasus yang elah

ada dan bukan merupakan studi lapangan secara langsung.

Sumber Data/lnformasi ..
Dalam penelitian kualitatif, sumber informasi merupakan salah satu

unsur yang cukup penting, karena kualitas informasi atau data yang akan

dianalisis sangat bergantung kepada seseorang atau sesuatu yan menjadi

sumber informasi tersebut.

Sumber informasi seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012: 223),

dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka

memungkinkan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, guna

melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan dengan hasil

observasi dan wawancara.

Peneliti akan terjun ke lapangan itu sendiri, dengan cara grand tour
question (Pengajuan pertanyaan kepada beberapa narasumber), focused
and selection (penentuan titik fokus dengan pemilihan atau seleksi yang
tepat), melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
(2012: 223)
29

Sumber primer dalam penelitian ini adalah (1) Kapolres Palangka Raya,

(2) Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, (3) Kanit Dikyasa Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya, (4) Anggota Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas

Polres Palangka Raya, dan (5) Masyarakat Pengguna kendaraan bermotor di

Palangka Raya. Sedangkan untuk sumber sekunder, pe eliti melakukan

penelusuran terhadap dokumen-dokumen, laporan-laporan, dan sumber tertulis

Iainnya terkait permasalahan penyelenggaraan pendidikan masyarakat pada

Satu n Lalu Lintas Polres Palangka Raya dalam mencegah terjadinya

pelanggaran lalu lintas.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dalam melakukan penelitian ini, menggunakan pende atan

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu

wawanca a, pengamatan dan studi dokumen.

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang khas

apabila dalam penelitian tersebut pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.

Menurut Sugiyono (2012: 232), wawancara adalah pertemuan dua Orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara dilakukan penulis terhadap sumber informasi yang sudah

ditentukan dalam penelitian ini yaitu (1) Kapolres Palangka Raya, (2) Kepala

Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, (3) Kanit Dikmas Lantas Polres

Palangka Raya, (4) Anggota Dikmas Lantas Polres Palangka Raya, dan (5)

Masyarakat Pengguna kendaraan bermotor di Palangka Raya. Peneliti


30

menggunakan teknik wawancara sebagai salah satu upaya dalam

mengumpulkan data primer.

Menurut Farouk dan Djaali (2005:35), pengamatan (observasi) adalah

"Cara menqhjmpun bahan-bahan keferangan yang dilakukan dengan


mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan". Peneliti
menggunakan pengamatan untuk mengamati objek penel~ian secara
langsung guna memperoleh gambaran nyata dan empiris dari objek
penelitian.

Studi dokumen adalah mempelajari catatan peristiwa yang sudah berlalu

(Sugiyono, 2012: 240). Sumber informasi dalam studi dokumen dapat

b bentuk dokumen-dokumen, foto-foto, data statistik, kliping koran dan naskah

penting lainnya. Sumber informasi berbentuk arsip diperoleh peneliti dari U it

Di yasa Satuan Lalu Lintas Polres Pa angka Raya l .

3.4 Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian kualitatif yang telah dikumpulkan melalui beberapa

teknik diatas, diolah dan disusun menjadi suatu informasi dengan struktur dan

penyusunan yang sistematis dan sesuai dengan permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini. Beberapa teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti

antara lain :

3.4.1 Reduksi Data

Reduksi data menurut Sugiyono adalah:

Reduksi data merupakan kegiatan meringkas, mengkodekan,


mencatat obyektif, merefleksikan, mencatat secara marginal, menyimpan
data, membuat memo, menganalisa antar lokasi dan membuat ringkasan
31

sementara antar lokasi, yang berfungsi untuk menjawab pertanyaan


penelitian. (Sugiyono, 2012: 244).

Data yang telah dikumpulkan dan direduksi antara lain mengenai

gambaran umum pelanggaran lalu lintas di Pol[es Palangka Raya yang meliputi

data jumlah pelanggaran lalu lintas di Polres, data berupa bentuk pelanggaran

lalu lintas ya g terjadi di Polres, data berupa lokasi terjadinya pelanggaran lalu

lintas di f?olres Palangka Raya, data berupa waktu terjadinya pelanggaran lalu

lintas tfi Polres Palangka Raya, data berupa faktor penyebab terjadinya

pel nggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya dan dampak dari terjadmya

pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya yang seluruhnya diambil

berdasarkan kejadian yang terjadi selama kurun waktu 3 tahun terakhir yai u

mulai tahun 2013 hingga tahun 2015. Data kedua yang direduksi adalah data

penyelenggaraan dikmas lantas yang telah dilakukan guna mencegah

terjaciinya pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya, yang berupa

kegiatan perencanaan dikmas lantas pada Satuan Lantas Polres Palangka

Raya, kegiatan pengorganisasian dikmas lantas pada Satuan Lantas Polres

Palangka Raya, pelaksanaan dikmas lantas pada Satuan Lantas Polres

Palangka Raya, data kegiatan pengawasan dikmas lantas pada Satuan Lantas

Polres Palangka Raya dan manfaat yang diterima masyarakat dari

penyelenggaraan dikmas lantas oleh Satuan Lantas Polres Palangka Raya.

Data ketiga yang direduksi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

penyelenggaraan pendidikan masyarakat pada Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya, yang berupa data internal yang meliputi jumlah personel yang

menyelenggarakan dikmas lantas beserta kemampuan yang dimiliki, anggaran

guna mendukung penyelenggaraan dikmas lantas, metode yang digunakan

dalam penyelenggaraan dikmas lantas, sarana yang digunakan dalam


32

menyelenggarakan dikmas lantas dan prasarana yang digunakan dalam

menyelenggarakan dikmas lantas, serta faktor eksternal yang berupa perilaku

dan tanggapan masyarakat dalam menerima dikmas lantas dari anggota

Satuan Lantas Polres Palangka Raya. Selanjutnya data diolah, sehingga

menjadi suatu informasi hasil penelitian yang sesuai denqan tujuan dan

permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yang meliputi data gamb ran umum

pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres Palangka Raya, data

peny lenggaraan dikmas lantas yang telah dilakukan guna mencegah

te jadinya pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya, serta data faktor

fa tor yang mempengaruhi dalam penyelenggaraan pendidikan masyara at

pada Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya. Data diolah dengan cara

memperpendek, memperjelas, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, se a

membuat fokus data-data yang diperoleh di lapangan, karena tidak semup hal

yang didapatkan di lapangan mutlak selalu sesuai dengan apa yang dibutuhkan

dalam penelitian serta memadukan dan menganalisa data-data tersebut

dengan menqqunakan teori manajemen, teori komunikasi sosial dan teori

interaksi sosial yang dipadukan dengan data, sehingga dapat diperoleh data

mengenai gambaran umum pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya,

penyelenggaraan dikmas lantas yang telah dilakukan guna mencegah

terjadinya pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya, dan data faktor

faktor yang mempengaruhi dalam penyelenggaraan pendidikan masyarakat

pada Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya dapat disajikan efektif dan

efisien.
33

3.4.2 Sajian Data

Sajian data menurut Sugiyono adalah:

Sajian data adalah menyajikan datainelalui berbagai model, seperti


gambar, tabel, skema, grafik, dan yang lainnya. Penyajian data ini bertujuan
untuk memudahkan dalam pengambilan kesimpulan, menyajikan suatu
informasi dengan sistematis, dan juga memudahkan dalam pemahaman
secara menyeluruh. (Sugiyono, 2012: 246).

Data yang telah direduksi di atas, selanjutnya disajikah dan

dikelompokkan sesuai dengan permasalahan penelitian yang

ga baran umum pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka Raya, yang di

dalamnya berisi mengenai jumlah pelanggaran lalu lintas di Polres Palangka

Raya selama 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2013 sampai dengan 20 5

berdasarkan karakteristik pelaku pelanggaran yang terdiri dari ben uk

pelanggaran lalu lintas, lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, dan waktu

teriadinya pelanggaran lalu lintas yang disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya data penyelenggaraan pendidikan masyarakat lalu lintas guna

mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas yang disajikan dalam bentuk tabel.

Serta data mengenai faktor pendukung dan penghambat yang berasal dari

faktor personil dan jumlah anggaran yang disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya data-data yang telah disajikan ini diharapkan jauh lebih mudah

dipahami sistematis, efektif, dan efisien.

3.4.3 Penarikan Simpulan Atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan menurut Sugiyono adalah:

Penarikan simpulan atau verifikasi dalam penelitian ini sebenarnya


sudah dilakukan sejak pengumpulan data yaitu dengan memberi arti benda
benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. (Sugiyono, 2012: 249).
34

Peneliti menangani simpulan-simpulan itu dengan longgar, tetap


terbuka dan skeptis, tetapi simpulan-simpulan sudah disediakan, mula-mula
belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar
dengan kokoh. Penarikan simpulan atau verifikasi dilakukan dengan
mengambil simpulan-simpulan berdasarkan realitas yang ditemukan.
(Sugiyono, 2012: 249).

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan dari data-data yang telah

direduksi dan disajikan serta dianalisis, yang kemudian dapat ditarik kesimpulan

bahwa penyelenggaraan Dikmas Lantas di Polres Palangka Raya perlu dinilai

bel m berhasil mencapai tujuannya yaitu penurunan angka pelanqqaran lalu

lintas yang terjadi di Polres Palangka Raya, yang dimana hal itu disebabRan

oleh beberapa faktor. Maka dari itu kegiatan Dikmas Lantas di Polres Palangl<a

Raya per u d optima


l i
kan agar dapatl berhas l. i
BABIV

MUAN PENELITIAN
TE

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Gambaran kondisi umum dareah penelitian ini terletak di Polres

Pal ngka Raya. Wilayah Kota Palangka Raya dideskripsikan beberapa kondisi

seperti dibawah ini:

1. Kondisi Geografi

Menurut Staatsb/ad van Negerlandisch lndie tahun 1849, wilayah

Dayak besar termasuk Palangka Raya bagian dari dalam Zuid-ooster

afdeling berdasarkan besluit van den minister van staat, qouvemeur-qeneret

van Neder/andsch pada tanggal 27 Agustus 1849, Nomor 8. Terbentuknya

Provinsi Kalimantan Tengah melelui proses yang sangat panjang sehingga

mencapai puncaknya pada tanggal 23 Mei 1957 dan dikuatkan dengan

Undang-undang darurat nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang pembentukan

daerah tingkat I Kalimantan Tengah. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan

Tengah resmi sebagai daerah otonom, sekaligus sebagai hari jadi Provinsi

Kalimantan Tengah.

Tiang pertama pembangunan Kota Palangka Raya dilakukan oleh

Presiden RI pada saat itu Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957 dengan

ditandai peresmian monumen/Tugu lbukota Provinsi Kalimantan Tengah di

Pahandut yang mempunyai makna:

35
36

- Angka 17 (tujuh belas) melambangkan hikmah Proklamasi kemerdekaan

RI

Tugu Api berarti api tak kunjung padam, semangat kemerdaan dan

membangun

- Pilar yang berjumlah 17 (tujuh belas) berarti senjata untuk berperang

- Segi lima bentuk tugu melambangkan Pancasila menganduQg makna

Ketuhanan Yang Maha Esa

ota Kemudian berdasarkan Undang-undang nomor 21 tahun 1958 lbu


provinsi yang dulunya Pahandut berganti nama dengan kota Palan ka

Raya. Kata ini dibangun pada tahun 1957 (Undang-undang darurat Nomor

1 O I 1957) tentang pembentukan daerah belantara yang dibuka melalui desa

Pahandut di tepi sungai Kahayan Palangka Raya dengan luas wilayah

erbesar di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kemacetan lalu lililtas

di akarta, pada akhir buIan Juli 201 O muncul wacana untuk memin ahkan

lbukota Indonesia ke Palangka Raya dimana luas Palangka Raya setara 3,6

kali luas Jakarta. (Intel Dasar Polres Palangka Raya, 2015)

Kota Palangka Raya terletak di 640'-720 Bujur Timur dan 130'-

2030' Lintang Selatan. Dengan luas daerah Kata Palangka Raya 2.678,51

km2 Daerah/Wilayah Hukum Polres Palangka Raya yang terdiri dari 5 (lima)

Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu,

dan Rakumpit yang terdiri dari 30 (tiga puluh) desa/kelurahan, 151 RW dan

604 RT dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau


37

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan

Kondisi topografi kota Palangka Raya berada di daerah dataran

rendah dan rawa-rawia berada di kecamatan Sebangau, Sebagian Pahandut

dan Sebagian Jekan Raya. Daerah dataran tinggi dan berbukit/Pegunungan,

berada di kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit. Sedangkan kondisi iklim di

kota Palangka Raya pada bulan April sampai dengan Oktober memiliki

musim kemarau. Bulan Nopember sampai dengan Maret berada pada musim

penghujan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geografi wilayah Kota

Palangka Raya, berikut ini akan disajikan gambar peta wilayah ~ota

Palangka Raya.

Gambar4.1
....,........_ -
Peta Wilayah Kota Palangka Raya
, -

,.... .
~,>

i
I
t
J
i
Q
'

~ )~~ !
.. .
~

e ~ $~

,.._ . .,... ,
ifllpont~o ,:1,i.:,
+

l
j

.l,
;
!t:
;J
-
~
. ca-
\
Sumber: Intel Dasar Polres Palangka Raya, 2015
38

2. Kondisi Demografi Penduduk Kota Palangka Raya

Demografi Kota Palangka Raya berdasarkan data jumlah penduduk

tahun 2014 dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

Tabet 4.1
Demogra,fK ota Plaang ka R aya
Kecamatan/Kelurahan Luas Daerah Jumlah Kepadatan
(Km2) Penduduk Penduduk per Km2
1 ~ 2 3 4
I. PAH$\NDUT 117,25 73.794 629,37
a. Pahandut 9,50 23.412 - 2.464,42
b. Panaruno 23,50 19.722 839,23
c. Langkai 10,00 24.231 2.423, 10.
d. /Tumbang Rungan 23,00 589 25,61
e. /Tanjung Pinang 44,00 2.684 61,00 I\
f. Pahandut Seberang 7,25 3.156 435,31 ,l \
11.jSABANGAU 583,50 13.736 23,54 ': l I
a, Kereng Bangkirai 270,50 5.612 20,75
b, Sabaru
Cr Kalampangan t~.~ l
152,25
46,25
2.996
3.183
19,68
68,82
'"
rJ I
II
d\~Kameloh Baru 53,50 ..::
656 12,26 II
I
e. \Bereng Bengkel 18,50 1.065 57,57 I
f. [;)anau Tundai 42,50 224 , 5,27
Ill. JEKAN RAYA 352,62 98.556 / 279,50'
a. Meritenq 31,00 34.475 1.112(10
,
b. Palangka 24,75 39.338 \ 1.589,41
'
C. Bukit Tunggal 237, 12 22.982 - 96,92
d. Petuk Katimpun 59,75 1.761 .,,
'/! 29,47
IV. BUKIT BATlJ 572,00 11.800 20,63
'
a. Ma rang 124,00 8f}.3 7,12
b. Tumbang Tahai 48,00 2.014 41,96
c. Banturung 72,00 3.367 46,76
d. Tangkiling 62,00 2.774 44,74
e. Sei Gohong 89,00 1.378 15,48
f. Kanarakan 105,50 477 4,52
Q. Habaring Hurung 71,50 907 12,69
v. RAKUMPIT 1.053, 14 3.112 2,95
a. Petuk Bukit 283,67 889 3, 13
b. Pager 195,35 352 1,82
c. Panjehang 39,43 255 6,47
d. Gaung Baru 59,08 205 3,47
e. Petuk Berunai 147,10 643 4,37
f. Mungku Baru 187,25 542 2,89
g. Bukit Sua 143,26 226 1,58
Sumber: Intel Dasar Polres Palangka Raya, 2015
39

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa luas daerah kecamatan

terluas di wilayah hukum Polres Palangka Raya adalah kecamatan

Rakumpit, yaitu 1.053, 14 Km2. Sedangkan jumlah penduduk tertinggi berada

di kecamatan JekaJl Raya dengan jumlah 98.556 orang. Kepadatan

penduduk tertinggi berada di wilayah Pahandut yaitu 2.46~,42/ Km2.

3. Kondisi Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya

Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya memiliki susunan organisasi

sebagai berikut:
Gambar4.2
Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya Tahun 20~5

,~ 1(#.,'llflM.\-=i
i__ _ _.::::,.,__=---4__.-J,.---=~::::;_-__J I--'-'-.," v :...:"f~
l'UISO'til U'lll OOCYASA Pf~lll U','lf lUIUAWAll l'U~lll U''1 IUGIOftll
1 HMOt U HI\WI, 91'(~.it

Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan struktur organisasi Satuan Lalu Lintas di atas, diketahui

bahwa jumlah personil Anggota Satuan Lalu Lintas adalah sebanyak 59

Orang Anggota. Apabila dilihat dari dokumen yang ada berkenaan dengan

DSPP yang seharusnya bagi Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya

adalah sebagai berikut:


40

Data P ersomu s at uan LaIu L"mtas PorIes PaIang ka Raya Tahun 2015
NO PANGKAT DSPP Riil
1 PAMA 7 3
2
3
BINTARA
PNS
JUMLAH
- --
- l \
~ 65
--- - -
1
73
~
56

59
Sumber. Satuan Lalu Lintas Polres Palangka R'"a" ya 2015

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa jumlah personil yang

merniliki riwayat kepangkatan Pama sebanyak 3 orang dan Bintara sebanyak

56 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat selisih

antara DSSP dengan kondisi riil yang ada, sehingga dapat disimpulkan

masih terdapat kekurangan jumlah personil sebanyak 14 Orang.

4.2 Gambaran Umum Pelanggaran Lalu Lintas Yang Terjadi Di Po res

Palangka Raya

Pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres Palanqka Raya

berdasarkan hasil studi dokumen yang dilakukan peneliti iketahui seperti

berikut:
Tabel 4.3
DatP
aI e ang 1aranLaI u llm
ntas
PELANGGARAN LALU LINTAS
2013 2014 2015
a. Tilang 4,511 3,218 4,972
b. Teguran 0 0 324
Jumlah 4,511 3,218 5,296
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan

pelanggaran lalu lintas yang signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebanyak

2.078 perkara.
41

Berdasarkan studi dokumen selanjutnya diketahu bahwa jenis

pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna sepeda motor pada

tahun 2015, diketahui sebagai berikut.

Tabel 4.4
Jem.s pe 'anggaran., L:aI u L.mtas Yang 01I a kukan Ken daraan Sepe da Mo t or
Jenis Pelanggara.Jl Sepeda Motor (Pasl 47) 2013 2014 2015
,.._ : r",,r 1 "
2 =! 4
1 ) Kecepataji
...
' .I . 5 3 17
J\
,

2) Helm 146 307 186


3) Boncen'gan Lebih Dari 1 (satu) Orang .??' 1 1 7
4) Marka Menerus I Rambu Menyalip .- "" .... \ .. 0 0 0
.. J ' -
5) Mel~wan Arus .i 'r<: 11 4 7
-=~
6) Melanggar Lampu Lalu Lintas 196 176 671
7) Mengemudikan Kendaraan dengan Tidak Wajar
(psi 283) 16 13 104
8) Syarat Teknis dan Layak Jalan '.,
320 89 q3
9) Tidak Menyalakan Lampu Utama Siang I Malam 0 0 i3
10) Berbelok tanpa isyarat t"- -- 0 0 /8
11) Berpalapan di jalan raya (psi 297) ",. ,, 4 6 12
'c- .........
12) Melc:\nggar Rambu Berhenti dan Parkir 376 209 1.012
13) Melanggar Marka Berhenti 18 3 539
14) Tidak Mematuhi Perintah Petugas Polri (psi 104) 8 4 7
15) Surat-surat 2.667 1.87..5 1.332
16) Perlengkapan Kendaraan .
1 0 3
17) Lain-Lain ,.,....._ ...... ,,,. .,,_ 59 53 235
-~ s-
............ \, I
.,
Jumlah 3.828 2.743 4.196
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data di atas, diketahui terjadi jumlah pelanggaran terbanyak

di tahun 2015 adalah pelanggaran terhadap surat-surat kelengkapan

berkendaraan yang berjumlah 1.332 perkara.

Sedangkan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengendara

kendaraan mobil adalah seperti yang tersaji dalam tabel dibawah ini:
42

Jem.s p e I anggaran L aIu L"mtas Yang 01I a k u kan Ken d araan M01en
Jenis Pelanggaran Mobil dan Kendaraan 2013 2014 2015
Khusus (psi 47)
1 2 3 4
1) Kecepatan (psi 287 ay 5 jo 106 ay 4)
2) Safety Belt
\ , '( \
r
- ..
- ''I
5
20 ... 15
1 6
12
3) Muatan (over loaaing)
4) Marka M~l)erus I Rambu Menyalip '"" ' 23
0
-~ 18
0
23
0
5) Melawan"'Arus (psi 105) 8
. ,,
,..,
"'
1 4
6) Melanggar Lampu Lalu Lintas (psi 287 ayt l
2 jo 106 ay 4)
50 31
\ 81
7) Mengemudikan kendaraan dengan tidak
wajar(psl 283)
8) Syarat teknis dan layak jalan
..
..

9) ifidak menyalakan lampu utama mlm hari


14
7 4
3
( \' ,,
'
2
6

0 0 0
(p I 293 jo 107)
1 q) Berbelok tanpa isyarat (psi 295) '1 \; 1 I
0 0
111) Berbalapan di jalan raya (psi 297) 1 0 10
.
12~ Melanggar Rambu berhenti dan parkir 59 20 1(i)6
13) Melanggar Marka berhenti dan parkir 3 0 73
r
14) Tidak mematuhi perintah Petugas
3 0 1
Polrl(psl 104)
~ .,.. .,
15) Surat-surat 270 ., 164 j 143
~-
16) Per:J~ngkapan Kendaraan '
21 2 ,y i
5
17) Lain-Lain 198 ,, 216 314
Ju lah - ' 683 475 776

Sumber: Satuan Lalu t.intas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data di atas, diketahui terjadi jumlah pelanggaran terbanyak

pada tahun 2015 merupakan pelanggaran lain-lain sebanyak 314 perkara.

Dari pelanggaran tersebut, diperoleh barang bukti yang disita. Berikut ini

adalah data penjelasan barang bukti yang disita:


Tabel 4.6
Barang Bu ktiI Yan~ oISiita

BARANGBUKTI YANG DISITA 2013 2014 2015


a. SIM 743 1.021 1.339
b. STNK 2.637 1.821 2.648
c. KENDARAAN 856 658 983
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015
Jumlah 4.514 3.222 4.970
43

Berdasarkan data di atas, barang buti yang disita terbanyak adalah

STNK. Pada tahun 2015, STNK yang disita sebanyak 2.648.

Sedangkan jenis kendaraan yang melakukan pelanggaran tersebut

berdasarkan studi dokumen diperoleh sebagai berikut:

Tabet 4.7
Jenis Kendaraan Yan Terlibat Pelan aran Latu Lintas
KENDARAAN YANG TERLIBAT 2013 2014 2015
PELANGGARAN
a. Sepeda Motor 3.828 2.743 4.196
b. Mobil Penumpang 296 232 358
c. ~obil Bus 29 14 18
d. Mobil Barang 355 228 330
e. Kendaraan Khusus 3 1 10
JUmlah 4.511 3.218 4.972
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data di atas, diketahui kendaraan yang terbanyak

melakukan pelanggaran pada tahun 2015 berasal dari jenis kendaraan sepeda

motor sebanyak 4.196 perkara.

Selanjutnya berdasarkan data temuan penelitian dari studi dokumen,

diketahui bahw pekerjaan pelaku pelanggaran lalu lintas yang sering

melakukan pelanggaran lalu lintas adalah:


Tabel 4.8
f s, . PeIa ku PeIanouaran LauI L"mn tas
P roe

PROFESIPELAKUPELANGGARAN 2013 2014 2015


a. Pegawai Negeri Sipil 238 201 325
b. Karyawan I Swasta 3.367 2.606 4.276
c. Pelajar I Mahasiswa 845 341 306
d. Pengemudi 36 64 59
e. TNI 0 0 0
f. Polri 9 2 2
s Lain-Lain 16 4 4
Jumlah Sumber: Satuan Lalu Lmtas Polres 4.511
Palangka Raya,
3.218 2015 4.972
47

e. 811 Dari data di atas, diketahui bahwa profesi pelaku


7 pelanggaran
3 6
f. B II UMUM 10 7 15
lalu lintas selama 3 tahun berturut-turut paling banyak dilakukan oleh
g. c 755 459 880
h. D
karyawan/swasta. 1 0 2
i. SIM lnternasional 0 0 0
Sedangkan usia pelaku pelanggaran lalu lintas yang
j. Tanpa SIM ~- . , i 3.490 2.477 3.634
Jumlah ;~~ ' , '~ 4.511
ditemukan berdasarkan hasil studi dokumen, diketahui sebagai 3.218
berikut: 4.972

Tabel 4.9
Usia Pelaku Pelan aran Lalu Lintas
USIA PELAKU PELANGGARAN 2013 2014 2015
a. 0-15 "Jiahun 113 13 52
b. 16 20 Tahun 918 279 468
c. 21-25 Tahun 1.294 1.303 2 056
d. 26-30 Tahun 890 921 1.296
e. 31-35 Tahun 540 385 5(32
f. 36-40 Tahun 300 140 231
g. 41-45 Tahun 219 116 140
h. 46-50 Tahun 121 31 94
i. 51-55 Tahun 60 17 "{{8

j. 56-60 Tahun 37 12 15
k. > 60 Tahun 19 1 10
Jumlah 4.511 3.218 4.972
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Dari data di atas, diketahui bahwa usia pelaku yang paling sering

melakukan pelanggaran lalu lintas selama 3 tahun berturut-turut paling

banyak dilakukan oleh masyarakat pada usia 21-25 tahun.

Sedangkan berdasarkan keterangan dari penyitaan SIM,

diketahui bahwa SIM yang tersita berasal dari golongan seperti pada

penjelasan isi tabel

di bawah
SIM ini: PELANGGARAN
PELAKU 2013 2014 2015
Tabel 4.10
a.A 171 213 335
SIM PeIa ku PeIanggaranLaIu"mtas
b. A UMUM 2 0 2
c. 81 33 22 44
d. 81 UMUM 42 37 54

- -" -
48
,' " ~

Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa berdasarkan penyitaan SIM

pelaku, yang melakukan pelanggaran terbanyak berasal dari pengguna


lintas ini merupakan penyebab utama terjadinya kemacetan dan kecelakaan
lalu lintas. Dimana pada tahun 2015, terjadi pula

kasus kecelakaan lalu lintas yang meningkat seiring dengan peningkatan kasus

pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan hasil studi dokumen selanjutnya, diketahui

bah a kecelakaan yang terjadi dari tahun 2013-2015 adalah:

Tabel 4.11
Data Kecelakaan Lalu Lintas
NO URAIAN 2013 2014 2015
1 KEJADIAN 182 134 181
2 MENINGGAL DUNIA 38 39 31
3 LUKA BERAT 35 35 37
4 LUKA RINGAN 269 196 275
5 KERUGIAN MATERIAL 454.200.000 514.000.000 384.550.000
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa kecelakaan yang memakan

korban jiwa terbanyak terjadi di tahun 2013. Sedangkan yang memakan korban

material terjadi di tahun 2014. Selain itu dapat diketahui juga seiring dengan

adanya peningkatan jumlah pelanggaran lalu lintas di Kota Palangka Raya

pada tahun 2015 maka terjadi juga peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas

sebanyak 47 kasus.

4.3 Gambaran Penyelenggaraan Dikmas Lantas Yang Dilakukan

Guna Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres Palangka

Raya

Banyaknya pelanggaran lalu lintas ini dapat diatasi dengan

memberikan pendidikan kepada masyarakat yaitu pendidikan

mengenai Dikmas Lantas. Pendidikan masyarakat Dikmas Lantas ini

berdasarkan penerapannya dalam fungsi sistem manajemen, pertama

kali harus memenuhi unsur perenoanaan. Keqiatan perencanaan


49
yang dilakukan sesuai dengan hasil wawancara penelitian

diketahui bahwa:

"Selalu dibuat jadwal pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas


setiap bulannya namun pelaksaannya terkadang bisa berubah-ubah
menyesuaikan jadwal kegiatan yang ada" (Hasil wawancara dengan
Kepala Satuan Lalu Lin\as Polres Palangka Raya pada hari Selasa, 1
Desember 2015 Pukul 12.00 WIB)

Selanjutnya Kanit Dikyasa juga menjelaskan bahwa:

"Telah dibuat jadwal kegiatan Dikmas Lantas setiap


bulannya dan berkoo dinasi dengan kepala sekolah untuk
melakukan sosialisasi Dikmas Lantas tersebut." (Hasil wawancara
dengan Kanit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2
Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)

Pendapat di atas, sesuai dengan hasil wawancara yang

dilakukan kepada Anggota Unit Dikyasa sebagai berikut:

"Telah dibuat jadwal kegiatan Dikmas Lantas setiap bulannya


dan berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk melakukan
sosialisasi Dikmas Lantas tersebut." (Hasil wawancara dengan
Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2
Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas

Polres Palangka Raya juga menerapkan pengorganisasian yang

dilakukan dari mulai Kepala Satuan Lalu Lintas hingga ke Anggota

SDA-nya. Untuk mengetahui kebenaran hal tersebut, berikut ini adalah hasil

wawancara yang dikemukakan oleh Kepala Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya:

"Pengorganisasian Dikmas Lantas diserahkan penuh kepada Kanit


Dikyasa." (Hasil wawancara dengan Kepala Satuan Lalu Lintas PoIres
Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember 2015 Pukul 12.00 WIB)

Penjelasan tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

kepada Kanit Dikyasa seperti berikut:

"Selalu dilakukan pengorganisasian sebelum melakukan pelaksanaan


Dikmas Lanj:as, dengan cara membagi tugas kepada setiap personil." (Hasil
wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2
Desember 2015 Pukul 10.00 WlB)
50
Hasil wawancara tersebut, juga sesuai dengan hasil wawancar yang

dilakukan kepada Anggota Unit Dikyasa yang menjelaskan bahwa:

"Selalu dilakukan pengorganisasian sebelum melakukan pelaksanaan


Dikrnas Lantas, dengan cara membagi personil siapa saja yang menjadi
notulen, penyaji materi dan pendokumentasian kegiatan Dikmas Lantas." (Hasil
wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa, kegiatan Dikmas Lantas yang

an oleh
k Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya dipimpin langsung

oleh Kanit Dikyasa dan Anggota pelaksananya adalah Anggota Unit Dikyasa.

Selain kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, diketahui bahwa

kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Polres Palangka Raya, juga

menerapkan fungsi pelaksanaan. Berdasarkan hasil temuan penelitian yang

dilakukan melalui wawancara, diketahui bahwa berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan kepada Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya pada

hari Selasa, 1 Desember 2015 Pukul 12.00 WIB diketahui bahwa:

"Pelaksanaan Dikmas Lantas yang diberikan kepada masyarakat yang


dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, pelaksanaannya
terfokus di sekolah-sekolah yang diselenggarakan pada saat Masa Orientasi
Siswa (MOS) di tingkat SMA. Sedangkan pelaksanaan Dikmas Lantas yang di
ada di sekolahan SD dan SMP dilakukan pada saat terdapat waktu luang
setelah pelaksanaan UAS (Ujian Akhir Sekolah). Pelaksanaan Dikmas Lantas
lainnya dilaksanakan melalui penyiaran radio, melakukan Dikmas Lantas di
pasar-pasar dengan sosialisasi secara umum dengan mobil sosialisasi yang
keliling di lingkungan pasar, serta dilakukan pemasangan spanduk yang berisi
51

himbauan di titik-titik keramaian." (Hasil wawancara dengan Kepala Satuan Lalu


Lintas Polres Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember 2015 Pukul 12.00
WIB)

Hasil wawancara ini juga sesuai dengan pendapat Kanit Dikyasa Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya yang menyatakan bahwa:

"Dikmas Laritas yang dilakukan oleh Polres Palangka R_.aya ini terfokus
dilaksanakan di sekolah-sekolah yang diselenggarakan pada saat MOS (masa
orientasi sis a) di tingkat SMA, sedangkan pelaksanaan Dikmas Lantas yang di
ada di sekolahan SD dan SMP dilakukan pada saat terdapat waktu luang
setelah pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS). Pelaksanaan Dikmas Lantas
lainnya dilaksanakan melalui penyiaran radio, melakukan Dikmas Lantas di
pasar-pasar dengan sosialisasi secara umum dengan mobil sosialisasi yang
keliling di lingkungan pasar, serta dilakukan pemasangan spanduk yang berisi
hirnbauan di titik-titik keramaian." (Hasil wawancara dengan Kanit Diky'asa
Pofres Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada

Anggota Unit Dikyasa Satuan Latu Lintas Polres Palangka Raya, diketahui
bahwa:
"Dikmas Lantas dilakukan di sekolah-sekolah pada waktu yang elah
diten 4.kan melalui kesepakatan antara pihak kepala sekolah dengan Anggota
Unit [Ykyasa. Sedangkan sosialisasi diradio sesuai dengan jadwal serta
pemasangan spanduk dilakukan setiap ada petunjuk dari Kasat lant s." (Hasil
wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara selanjutnya dengan Anggota Unit Dikyasa

juga diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas, ia juga

melakukan koordinasi eksternal dalam penyelenggaraan Dikmas Lantas. Hal ini

sebgaimana dinyatakan pada hasil wawancara berikut ini:

"Hanya ada koordinasi dengan kepala sekolah saja yg dilakukan pada


saat akan dilaksanakan Dikmas Lantas di sekolahan tersebut." (Hasil
wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Hal ini sesuai dengan hasil temuan wawancara yang dilakukan kepada

pelajar SMA 2 Kota Palangka Raya yang menyebutkan bahwa:


55

"Sejak dari kelas 1 sampai kelas 3, pelaksanaan Dikmas Lantas dari


Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya hanya mendapatkan melalui
sosialisasi di sekolah hanya 1 kali saja yaitu pada saat MOS." (Hasil
wawancara dengan Pelajar SMA 2 Kota Palangka Raya pada hari Jumat, 4
Desember 2015 Pukul 11.30 WIB)

Pendapat tersebut juga sepadan dengan pernyataan Kepala Sekolah

yang mengatakan bahwa:

"Pelaksanaan Dikmas Lantas dari Satuan Lalu Lintas Polres Palangka


Raya hanya dilakukan 1 kali setahun pada saat pelajar kelas 1 Masa Orientasi
Siswa (MOS)." (Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, SMA 2 Kota Palari1Qka
Raya pada hari Senin, 7 Desember 2015 Pukul 12.00 WIS)

Selain kepada lingkup anak pelajar dikumpulkan juga pernyataan

be erapa pendapat warga masyarakat pengguna kendaraan bermotor yang

mengatakan bahwa mereka tidak pernah menerima sosialisasi secara langsu g

dari kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas Polres

Pa ngka Raya kepada masyarakat umum, namun mereka mengetahui

sosialisasi tersebut hanya lewat isi himbauan spanduk-spanduk yang dipasang

di titik-titik tertentu. Hal ini sesuai dengan beberapa pernyataan warga berikut

ini:

"Pelaksanaan Dikmas Lantas secara khusus yang diberikan kepada


masyarakat umum belum ada, tetapi hanya melihat sosialisasi himbauan
dengan spanduk." (Hasil wawancara dengan lbu Rumah Tangga, Kata
Palangka Raya pada hari Kamis, 3 Desember 2015 Pukul 14.00 WIB)

Hasil wawancara selanjutnya yang dilakukan kepada wiraswasta

diketahui bahwa:

"Tidak pernah dilakukan sosialisasi Dikmas Lantas kepada masyarakat


tetapi langsung melakukan razia lalu lintas." (Hasil wawancara dengan
masyarakat wiraswasta Kota Palangka Raya pada hari Sabtu, 5 Desember
2015 Pukul 15.00 WIB)

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dberikan oleh Anggota

klub motor CB Jancuk, yang mengatakan bahwa:

"Belum pernah menerima sosialisasi secara langsung, hanya


melihat dari spanduk himbauan dan mendengarkan dari radio." (Hasil
wawancara dengan Anggota club motor CB Jancuk) Kata Palangka Raya
Kata Palangka Raya pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 Pukul 17.00 WIB)
56

Hasil wawancara yang dilakukan kepada Pimpinan Cabang Honda Kata

Palangka Raya juga menyatakan bahwa:

"Pela}sanaan Dikmas Lantas yang pernah dilihat beru8a


sosialisasi melalui spanduk saja di beberapa tempat, selain itu tidak
pernah ada." (Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang Honda
Palangka Raya pada hari Selasa,
8 Desember 2015 Pukul 12.00 WIB)

Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Anggota PNS

juga diketahui demikian:

"Belum pernah ada sosialisasi Dikmas Lantas secara langsung


tet pi terdapat spanduk himbauan-himbauan dipasang di beberapa
titik lokasi tertentu." Hasil wawancara dengan PNS Kata Palangka
Raya Kata Palangka Raya pada hari Rabu, 9 Desember 2015 Pukul 14.00
WIB).

Selain itu juga didapatkan data berkenaan dengan kegiatan

Dikmas Lantas yang telah dilakukan oleh Unit Dikyasa Satuan Lalu

Lintas f'olres Palangka Raya pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabe
l
4.12
Data PIe aksanaan Kegiatan D ikmas Lantas
NO
1
" BENTUK KEGIATAN JMLH GIAT
Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada anak PAUD/TK 6
2 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada anak SD 5
3 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada anak SMP 24
4 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada anak SMA 12
5 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada anak Pramuka
dan PKS 4
6 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada masyarakat
melalui radio 6
7 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 kepada masyarakat
umum di ternoat keramaian menaaunakan mobil sosialisasi 6
8 Sosialisasi UU no.22 Tahun 2009 melalui media cetak 2
9 Pernasanoan spanduk himbauan 6
10 Lomba cerdas cermat 1
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Manajemen kegiatan Dikmas Lantas ini juga tidak

lepas dari pengawasan atau pengendalian. Kegiatan pengawasan

ini dilakukan oleh Kapolres dari pelaksanaan kegiatan Dikmas

Lantas yang dilakukan oleh Anggota Unit Dikyasa. Berikut adalah

penjelasan dari hasil wawancara tersebut:


57
"Pengawasan dilakukan melalui pengecekan laporan hasil
kegiatan Dikmas Lantas setelah pelaksanaan kegiatan terse6ut
dilaksanakan" (Hasil wawancara dengan Kapolres Palangka Raya
pada hari Senin, 30 November
2015 Pukul 09.00
WIB).

Temuan wawancara tersebut juga diperkuat dengan adanya

penjelasan dari Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya

yang menjelaskan

bahwa:

"Pengawasan dilakukan dengan cara meminta laporan hasil


kegiatan daJl hasil dokumentasi kegiatan." (Hasil wawancara dengan
Kepala Satuan Laju Li~tas Po Ires Palangka Raya pada hari Selasa, 1
Desember 2015 Pukul 12. 00
W
I
B
)
Selanjutnya Kanit Dikyasa, menjelaskan bahwa pengawasan

dilakuk'an pada setiap kegiatan Dikmas Lantas. Berikut ini adalah hasil

dari wawancara

tersebut:

"Pengawasan dilakukan setiap pelaksanaan kegiatan Dikmas


Lantas, dikarenakan kanit dikyasa selalu turut serta dalam setiap
kegiatan Dikmas Lantas." (Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres
Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)

Anggota Unit Dikyasa sependapat dengan hasil wawancara yang

dikemukakan oleh Kanit Dikyasa, tang menyatakan bahwa:

"Pengawasan langsung dilakukan oleh kanit dikyasa. Yang


disertai dengan membuat laporan kegiatan sesuai dengan Sprint,
laporan, foto kegiatan, yang setujui oleh Kapolres dan Kasat
Lantas. Dan bentuk pengawasan selanjutnya dilakukan dengan
pembuatan laporan langsung dan tidak ditunda sampai bulan
berikutnya yang berisi, laporan kegiatan Dikmas Lantas." (Hasil
wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya
pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam kegiatan Dikmas Lantas, Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya menetapkan langkah-langkah manajemen yang


58
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian/pengawasan.

Pelaksanaan Dikmas Lantas ini memberi manfaat yang dirasakan

oleh masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara kepada, Kepala Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya, diketahui bahwa manfaat yang

dirasakan masyarakat setelah dilaksanakannya kegiatan Dikmas Lantas

adalah sebagai berikut:

"Masyarakat sadar dan tertib dalam berlalu lintas, mengetahui pe


aturan lalu Ii tas dan dapat melakukan safety riding sehingga tidak
melakukan pelanggaran lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Kepala
Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember
2015 Pukul 12.00 WIS)

Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Kanit Dikyasa yqrog

menyatakan bahwa:

"Masyarakat menjadi mengerti, sadar, dan paham pentingnya


menaati peraturan lalu lintas sehingga dapat mengubah pola pikir
masyarakat a~ar menaati peraturan lalu lintas, mengerti safety riding
dan supaya tidak mengganggu ketertiban lalu lintas dan mencegah
pelanggaran lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa
Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00
WIB)

Hasil wawancara tersebut juga sependapat dengan wawancara

yang dilakukan kepada Anggota Unit Dikyasa, yang mengatakan bahwa:

"Masyarakat menjadi paham peraturan lalu lintas dan masyarakat


sadar untuk mengikuti peraturan lalu lintas." (Hasil wawancara dengan
Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2
Desember 2015 Pukul 15.00
WIB)

Pandangan tersebut juga sama yang dirasakan oleh

pendapat masyarakat Palangka Raya yang menyatakan bahwa:

"Menjadi mengerti pentingnya menaati peraturan-peraturan


dalam lalu lintas, menjadi lebih waspada dan lebih sadar pentingnya
menaati peraturan lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Anggota Unit
Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul
17.00 WIB)

Hal tersebut juga dirasakan demikian dengan pelajar SMA 2 Kota

Palangka Raya, yang menyatakan bahwa:


59
"Pelajar tahu peraturan rambu-rambu lalu lintas, sadar dan
menaati peraturan lalu lintas serta pelajar mengetahui tata cara
berkendaraan yang baik dan benar." (Hasil wawancara dengan Pelajar
SMA 2 Palangka Raya pada hari Jumat, 4 Desember 2015 Pukul 11.30
WIB)

Sependapat dengan hasil wawancara yang ditemui dengan Kepala

Sekolah SMA 2 Palangka Raya, juga menyatakan bahwa:

"Menjadi mengerti pentingnya menaati peraturan-peraturan


dalam lalu lintas, lebih waspada dan lebih sadar pentingnya menaati
peraturan lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA
2 Palangka Raya pada hari Senin, 7. Desember 2015 Pukul 12.00 WIB)

Masyarakat wiraswasta juga menyatakan bahwa manfaat yang

mereka terima adalah:

"Masyarakat menjadi mengerti pentingnya menaati peraturan-


peraturan dalam lalu lintas, dan lebih sadar akan pentingnya
menaati peraturan lafu Ii~, as." (Hasil wawancara dengan masyarakat
wiraswastaa Palangka Raya pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 Pukul
15.00 WIB)

Sependapat dengan pernyataan wawancara tersebut, Pimpinan cabang

Honda, juga menyatakan bahwa: "Masyarakat menjadi sadar, tahu dan

menaati tata tertib berlal lintas."


(Hasil wawancara dengan masyarakat pengguna lalu lintas, Pimpinan cabang
Honda Kota Palangka Raya pada hari Selasa, 8 Desember 2015 Pukul 12. 00
WIB)

Manfaat tersebut juga diakui oleh masyarakat P

yang menyatakan bahwa:

"Masyarakat menjadi tahu dan menaati peraturan lalu lintas."


(Hasil wawancara dengan PNS Kota Palangka Raya pada hari Rabu,
9 Desember
2015 Pukul 14.00 WIB)

Sedangkan Anggota club motor CB Jancuk Kota Palangka

Raya juga mengatakan bahwa:

"Masyarakat menjadi sadar, tahu dan menaati peraturan-


peraturan dalam lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Anggota club
motor CB Jancuk Kota Palangka Raya pada hari Sabtu, 5 Desember
2015 Pukul 17.00 WIB)
60
4.4 Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi

dalam Penyelenggaraan Kegiatan Dikmas Lantas guna

Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas.Di Polres

Palangka Raya

Pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas tersebut, tidak lepas dari

faktor- faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah be

asal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berasal

dari jurnlah personil pela~sana kegiatan Dikmas Lantas, dukungan

anggaran yang digunakan alam pelaksanaan Dikmas Lantas, sarana

dan prasarana yang digunakan pada saat pe ~ksanaan Dikmas

Lantas, metode yang diterapkan dalam pelaksanaan Dikmas Lantas.

Sedangkan faktor eksternal ini adalah berasal dari sasaran p

laksanaan kegiatan ini, yaitu tanggapan masyarakat dari

kegjatan Dikmas Lantas ini. Serdasarkan hasil wawancara yang

dilaku an peneliti, berikut adalah penjelasan faktor internal tersebut.

1. Personil

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala

Lintas Polres Palangka Raya, diketahui bahwa:

"Jumlah personel pelaksana Dikmas Lantas ada 3 Orang.


Dengan kondisi semua personil tidak memiliki pendidikan kejuruan di
bidang lantas." (Hasil wawancara dengan Kepala Satuan Lalu Lintas
Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember 2015 Pukul 12.00
WIS)

Hasil wawancara tersebut, sependapat dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Kanit Dikyasa, yang mengatakan bahwa:

"Jumlah personel pelaksana Dikmas Lantas ada 3 Orang


yang tidak memiliki pendidikan kejuruan. Namun terkadang tidak
seluruhnya selalu dapat turun melaksanakan Dikmas Lantas karena
mungkin ada yang sakit atau melaksanakan kegiatan lain dari
pimpinan." (Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres
Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015
Pukul 10.00 WIS)
61
Pendapat tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan

kepada Anggota Unit Dikyasa yang mengatakan bahwa:

"Jumlah personel ada 3 pelaksana Dikmas Lantas dan tidak memiliki


kemampuan yang cukup karena tidak memiliki latar pendidikan kejuruan
lantas. Namun terkadang yang melaksanakan hanya 2 personil saja." (Hasil
wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Selanjutnya dari hasil wawancara tersebut, diketahui pelaksana Dikmas

Lantas di Polres Palangka Raya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13
Data Pelaksana Dikmas Lantas
NAMA
NO PANG KA T/NRP JABATAN KEJURUAN
1 ALI MAHFUD Al PTU/72020282 PS.KANIT DASAR
DIKYASA LANTAS :\ \
~ HAVEDS E. BRIGADI R/85052167 BANIT DIKYASA - . rl
a NI MADE H. BRIPDA/93101042 BANIT DIKYASA - ill
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015 '//
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa terdapat kekurangan

jumlah personil yang melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas di olres

Palangka Raya serta tidak memilikinya pendidikan kejuruan Dikmas Lantas.

Selain itu juga terkadang kegiatan Dikmas Lantas hanya dila sanakan oleh 2

(dua) personil saja.

2. Anggaran

Faktor yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas

Lantas adalah berasal dari dukungan anggran. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan kepada Kapolres Palangka Raya, diketahui

bahwa:

"Telah disediakan anggaran Dikmas Lantas dalam Daftar lsian


Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk dipergunakan pada kegiatan Dikmas
Lantas secara berkala selama satu tahun yang pengaturannya dilakukan
oleh kasat Lantas." (Hasil wawancara dengan Kapores Palangka Raya pada
hari Senin, 30 November 2015 Pukul 09.00 WIB)
62

Hasil wawancara tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara yang

dilakukan kepada Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya yang

mengatakan bahwa:

"Sudah tersedia di dalamDaftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)


lalu lintas namun anggaran dirasakan masih kurang." (Hasil wawancara
dengan Kepala Satuan Lalu Lintas Palangka Raya pada hari Selasa, 1
Desember;.;2015 Pukul 12.00 WIB)

endapat tersebut sesuai dengan penjelasan yang dikatakan oleh Kanit

Dik asa yang mengatakan bahwa:

"Anggaran Dikmas Lantas sudah masuk kedalam anggaranDaftar


lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dapat dipergunakan untuk setiap
kegiatan Dikmas Lantas namun anggaran tersebut terasa masih kuran . "
(Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)

Pendapat tersebut, juga diperkuat dari adanya pernyataan Anggota Unit

Dikyasa yang mengatakan bahwa:

"Anggaran yang disediakan untuk melaksanakan Dikmas Lantas


dalamDaftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) belum mencukupl. Ada
beberapa kegiatan yang dananya berasal dari penyisihan penggunaan dana
pelaksanaan dikmas yang lain." (Hasil wawancara dengan AIJggota Unit
Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desernber 2015 Pukul
15.00 WIB).

Selanjutnya berdasarkan hasil studi dokumen diketahui bahwa

anggaran yang dipergunakan pada kegiatan Dikmas Lantas adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.14
D ata Anggaran oIk mas Lantas

NO JENIS KEGIATAN JUMLAH ANG GARAN TOTAL


GIAT PERGIAT ANG GARAN
1 Dikmas Lantas kepada 12 575.000 6.900.000
Pramuka dan PKS
2 Dikmas Lantas kepada 6 825.000 4.950.000
pelajar SMA
3 Dikmas Lantas kepada 6 825.000 4.950.000
mahasiswa
65

4 Dikmas Lantas kepada 12 825.000 9.900.000


masyarakat
5 Lomba Cerdas Cermat 3 5.375.000 16.125.000
Sumber: Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya, 2015

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa

angggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Dikmas

Lantas udah ada di dalam

DIPA, namun untuk melaksanakan semua kegiatan Dlkrnas Lantas,

angga an tersebut masih belum mencukupi.

3. Metode

Selain menggunanakan sarana dan prasarana, anggaran

maupun personil yang cukup, faktor pendukung terlaksananya

kegiatan Dikmas

Lantas ini berasal dari metode pelaksanaan Dikmas Lantas.

Berikut adal~h hasil wawancara terkait metode yang digunakan

dalam kegiatan Dikmas

Lantas yang dilakukan kepada Kasat lantas:

"Melakukan sosialisasi penyuluhan ke sekolah-sekolah face


to face, memberikan sosialisasi secara umum lewat radio,
memberikan sosialisasi deng n mobil sosialisasi ke lokasi pasar-
pasar agar masyarakat u um juga mengetahui, sadar
pentingnya menaati peraturan lalu lintas dan pemasangan
spanduk di titik-titik keramaian serta pemberian himbauan
melalui media cetak." (Hasil wawancara dengan Kepala Satuan
Lalu Lintas Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember 2015 Pukul
12.00 WIB)

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Kanit Dikyasa yang menjelaskan bahwa:

"Dilakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, melakukan


sosialisasi dengan alat peraga, memberikan sosialisasi secara
umum lewat radio, memberikan sosialisasi dengan mobil keliling ke
lokasi pasar-pasar agar masyarakat umum juga mengetahui, sadar
pentingnya menaati peraturan lalu lintas dan melakukan
pemasangan spanduk banner di titik-titik keramaian." (Hasil
wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)
66

Sama halnya dengan pendapat Kepala Satuan Lalu Lintas dan Kanit

Dikyasa, Anggota Unit Dikyasa juga menyatakan bahwa:

"Dikmas Lantas dilakukan dengan metode sosialisasi kepada


pelajar dengan mendatangi sekolahan-sekolahan, selanjutnya
melakukan Dikmas Lantas dengan sosialisasi menggunakan mobil
keliling ke pasar-pasar atau lokasi yang ramai, selanjutnya
melakukan siaran radio dan pemasangan banner atau spanduk
yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk menaati
peraturan lalu lintas." (Hasil wa,ttancara dengan Anggota Unit
Dikyasa Polres Palanqka Raya pada hari Rabu, 2 Desember
2015 Pukul
15
.0
0
WI
S)

Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa pelaksanaan

Dikmas Lantas ini diJal<ukan dengan metode sosialisasi ke

sekolah-sekolah, elakukan sosialisasi dengan menggunakan

mobil yang keliling ke pasar-pasar atau

~okasi yang ramai, melakukan siaran radio serta melakukan

pemasangan spanduk di titik-titik keramaian yang berisi himbauan

kepada masyarakat untuk menaati peraturan lalu lintas.

4.

aktor pendukung
F lain yang berasal dari faktor

berasal dari ketersediaan sarana yang digunakan untuk

pelaksa aan kegiatan Dikmas Lantas. Berdasarkan hasil temuan

wawancara yang dilakukan kepada Kepala Satuan Lalu Lintas

Polres Palangka Raya,

diketahui bahwa:

"Terdapat video untuk presentasi Dikmas Lantas dan terdapat


Banner rambu-rambu dan alat peraga rambu-rambu lalu lintas."
(Hasil wawancara dengan Kepala Satuan Lalu Lintas Palangka
Raya pada hari Selasa, 1
Desember 2015 Pukul 12.00 WIS)
Pendapat tersebut sesuai dengan hasil temuan penelitian yang
dilakukan kepada Kanit Dikyasa yang mengatakan bahwa:
67
"Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
Dikmas Lantas berupa video untuk presentasi Dikmas Lantas, ada
Banner rambu-rambu dan alat peraga rambu-rambu lalu lintas."
(Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres Palangka Raya
pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul
10
.0
0
WI
B)

Selanjutnya, menurut pendapat yang dikemukakan oleh

Anggota Unit Dikyasa, menjelaskan bahwa sarana yang

digunakan pada saat melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas

adalah berupa video saja. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

"Video ecelakaan lalu lintas." (Hasil wawancara dengan Anggota Unit


Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul
15.00 WIB)

5. Prasa ana

Selain Prasarana, faktor pendukung yang digunakan

epada saat laksanakan kegiatan Dikmas Lantas adalah prasarana.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala

Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya, diketahui bahwa:

"Ada mobil sosialisasi yang dipergunakan sebagai sarana


Dikmas Lantas, ada laptop, sound system, proyektor dan layar
proyektor untuk p11esentasi." (Hasil wawancara dengan Kepala
Satuan Lalu Lintas Palangka Raya pada hari Selasa, 1 Desember
2015 Pukul 12.00 WIB)

Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Kanit Dikyasa Polres

Palangka Raya yang mengatakan bahwa:

"Disediakan mobil yang dipergunakan sebagai sarana Dikmas


Lantas, Ada laptop, sound system, proyektor dan layar proyektor
untuk presentasi." (Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres
Palangka Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00
WIB)

Selain itu, menurut Anggota Unit Dikyasa, prasarana yang

mendukung kegiatan Dikmas Lantas adalah:


68
"Menggunakan laptop dan printer, tidak ada peralatan peraga
rambu rambu lalu lintas, tetapi ada Mobil yang digunakan pada
saat terjun ke lapangan, serta alat dokumentasi kurang, tetapi
semua dapat diatasi dengan kreatifitas Anggota Dikmas Lantas yaitu
dengan menggunakan miliki pribadi untuk melakukan sosialisasi."
(Hasil wawancara dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka
Raya pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul
15.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa

prasarana yang mendukung kegiatan Dikmas Lantas adalah

tersedianya mobil yang digunakan untuk sosialisasi Dikmas

Lantas, laptop dan printer yang digunakan ketika presentasi.

Selain faktor internal di atas, faktor pendukung

terselenggaranya kegiatan Dikmas Lantas ini juga dipengaruhi oleh

faktor eksternal oer"kut ini:

1. Masyarakat

Faktor pendukung lainnya dalam pelaksanaan Dikmas Lantas a alah

anggaran dari masyarakat terhadap kegiatan Dikmas Lantas.


Berdasarkan asil wawancara yang dilakukan kepada Kanit Dikyasa,
diketahui bahwa:
"Masyarakat cukup antusias dengan pemberian Dikmas
Lant s tersebut." (Hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa Polres
Palangka Ra~a ada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 10.00 WIB)

Hasil wawancara tersebut, sependapat dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Anggota Unit Dikyasa yang mengatakan bahwa:

"E>elajar dan masyarakat sangat antusias dan cukup


memberikan perhatian ang banyak terhadap Dikmas Lantas. Dan
diharap an kegiatan sosialisasi Dikmas Lantas ini juga melalui iklan
televisi agaJ ebih mengena dengan sasaran masyarakat yang
lebih besar dan penambahan jumlah personil" (Hasil wawancara
dengan Anggota Unit Dikyasa Polres Palangka Raya pada hari
Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 15.00 WIB)

Tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan Dikmas

Lantas yang dilaksanakan oleh Polres Palangka Raya,

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu rumah

tangga Kota Palangka Raya, diketahui bahwa:

"Saya memperhatikan isi himbauan dari spanduk Dikmas


Lantas yang disampaikan secara umum. Dan harapan saya terkait
69
pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas adalah dengan memberikan
sosialisasi secara langsung kepada ibu-ibu rumah tangga pada
saat arisan ataupun pada saat ada kegiatan ibu-ibu PKK" (Hasil
wawancara dengan lbu rumah tangga masyarakat Kota Palangka
Raya pada hari Kamis, 3 Desember 2015 Pukul
14.00 WIB)

Pendapat tanggapan yang baik terkait pelaksanaan Dikmas

Lantas, juga disampaikan oleh pelajar SMA 2 Kota

Palangka Raya yang mengatakan bahwa:

"Saya merl)..berikan perhatian yang baik dan antusias dalam


menerima Dikmas Lantas. Harapan saya dalam kegiatan Dikmas
Lantas lni adalah perlu sosialisasi Dikmas Lantas yang diberikan
setiap semester sehingga kami lebi paham dan mengetahui
peraturan lalu lintas. Selain itu untuk para Petug Patroli Keamanan
Sekolah (PKS), sebaiknya diberi pendi ikan yang lebih [elas
sehingga Petugas Patroli Keamanan Sekolah (PKS) dapat
menjalankan tugasnya dan mensosialisasikan setaip saat
kepada rekan re annya di sekolahan tersebut, dan pendidikan
yang diperoleh Patroli
~eamanan Sekolah (PKS), tersebut dapat diterapkan dalam
Kkegiatan Patroli eamanan Sekolah (PKS), disetiap sekolahan
ir yang ada di Palangka Raya
u." (Hasil wawancara dengan Pelajar SMA 2 Kota Palangka Raya
pada hari umat, 4 Desember 2015 Pukul 11.30 WIB)

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pernyataan Kepala

Sekolah seperti berikut:

"Pelajar antusias. Harapan saya terkait pelaksanaan Dikmas


Lantas adalah melakukan koordinasi yang baik antara Unit Dikyasa
Polres Pala gka Ra a dengan pihak sekolah di kabupaten
Palangka Raya sehingga dapat bekerja sama dalam hal
pemberian Dikmas Lantas kepada pelajar serta bertam ahnya
kegiatan Dikmas Lantas yang diberikan kepada pelajar " (Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah SMA 2 Kota Palangka Raya
pada hari Senin, 7 Desember 2015 Pukul 12.00 WIB)

Sedangkan menurut hasil wawancara yang dilakukan kepada

Pimpinan cabang Honda di Kota Palangka Raya juga mengatakan

bahwa:

"Memperhatikan himbauan tersebut dengan baik. Selain itu,


harapan kami adalah agar memberikan sosialisasi mengenai
kecepatan berkendaraan dan peraturan lalu lintas kepada semua
lapisan masyarakat" (Hasil wawancara dengan Pimpinan cabang
Honda Kota Palangka Raya pada hari Selasa, 8 Desember 2015
Pukul 12.00 WIS)
70

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada

Anggota klub motor CB Jancuk, juga diketahui tanggapan yang baik

terhadap pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas, sebagaimana

dinyatakan bahwa:

"Saya memperhatikan isi pesan di spanduk himbauan dan


di radio dengan baik, dan harapan saya agar dilakukan sosialisasi
kegiatan Dikmas

Lantas dalam rangka sosialisasi safety riding secara langsung


kepada klub klub motor yang ada di Palangka Raya. Selanjutnya
berkenaan tugas saya sebagai seorang satpam, isi himbauan-
himbauan tersebut dapat saya manfaatkan sebagai dasar
pengetahuan saya dalam menjalankan tugas pekerjaan saya" (Hasil
wawancara dengan Anggota club motor CB Jancuk Kota Palangka
Raya pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 Pukul 17.00 WIB)

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pernyataan yang

disampaikan oleh rnasyarakat PNS yang mengatakan bahwa:

':pllemperhatikan isi himbauan yang ada di spanduk.


Harapan kami dalam sosialisasi kegiatan Dikmas Lantas ini
dilakukan secara langsung ke semua dinas yang ada di Palangka
Raya, sehingga Anggota PNS atau karyawan dikantor tersebut
mendapatkan Dikmas Lantas" (Hasil wawancara dengan
masyarakat PNS Kota Palangka Raya pada hari Rabu, 9 Desember
2015 Pukul
14.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada lapisan

masyarakat di atas, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan

Dikmas Lantas

yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya,


mend9pat

anggapan yang baik dari masyarakat. Masyarakat antusias dan

diharapkan sosialisasi Dikmas Lantas tidak hanya dilakukan di

tingkat sekolah-sekolah saja, namun dilakukan sosialisasi ke semua

lapisan masyarakat yang ada di kota Palangka R

BABV
PEMBAHASAN
71

5.1 Pelanggaran Lalu Lintas Yang Terjadi Di Polres


Palangka Raya

Pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Polres Pangkaraya

berdasa kan hasil temuan penelitian diketahui terjadi peningkatan

yang signifikan dari tahun

20~4 ke tahun 2015 sebanyak 2.078 perkara (tabel 4.4).

Berdasarkan da a selanjutnya diketahui bahwa pelaku pelanggaran lalu

lintas yang dilakukan oleh pemgendara sepeda motor pada tahun

2015 sebanyak 4.196 perka a. Sed ngkan pelanggaran lalu lintas

yang dilakukan oleh pengguna mobil dan kend aan khusus ada

sebanyak 776 perkara. Pelanggaran lalu lintas yang

oleh pengguna lalu lintas ini merupakan suatu bentuk

penyimpangan terhadap ketentuan undang-undang lalu lintas yang

berlaku. (Vademikum,

2009: 185)

Penyebab pelanggaran lalu lintas yang ferjadi di Kota Palangka

Raya ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah

faktor manusia itu sendiri yang lalai dalam berkendaraan yang

dimana dalam hal lalai ini dapat terjadi karena disengaja ataupun

tidak disengaja. Kelalaian tersebut dijelaskan dalam temuan penelitian,

seperti kecepatan yang melebihi peraturan, tidak menggunakan

helm, berboncengan dengan lebih dari satu Orang, melawan arus,

melanggar lampu lalu lintas, mengemudikan kendaraan dengan

tidak wajar, kondisi kendaraan tidak memenuhi syarat teknis

penggunaan jalan dan

kendaraan tidak layak jalan, tidak menyalakan lampu utama siang/malam,

melakukan balap liar di jalan raya, melanggar lampu berhendi dan parkir, tidak
72
memenuhi perintah petugas polri, tidak membawa kelengkapan surat

berkendaraan, dan tidak membawa perlengkapan kendaraan.

Dari adanya kelalaian yang dilakukan masyarakat ini, berdampak pada

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi dari tahun

2014 ~ tahun 2015, terjadi peningkatan sebesar 47 kasus. Penyebab

kecetakaan ini berdasarkan penjelasan dari Undang-undang No.22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diketahui berasal dari:

1. Faktor Manusia

Kelalaian manusia merupakan faktor yang paling mendominasi dalam

kecelakaan lalu linstas. Hampir semua kejadian kecelakaan lalu lintas

didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.

2. Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan berpengaruh besar terhadap terjadinya kecelakaan

lalu lintas di jalan. Pengguna kendaraan perlu memeriksa kendaraannya

sebelum mengendarai kendaraannya. Masalah yang timbul dari faktor

kendaraan ini sangat terkait dengan teknologi yang digunakan dan yang

paling penting guna mengatasinya adalah dengan melakukan perawatan

terhadap kendaraan.

3. Faktor Jalan

Faktor jalan sangat terkait dengan kemamanan dalam berllau lintas.

Jalan yang rusak/berlobang, bentuk jalan yang berkelok-kelok atau curam

serta tidak adanya pagar pengaman jalan dan median jalan, serta kualitas

jalan yang kurang layak bisa membahayakan pengguna jalan dan

memungkinkan terjadinya kecelakaan pada kondisi tersebut.

4. Faktor Cuaca

Faktor cuaca yang tidak mendung dilakukannya suatu perjalanan

seperti pada konaisi hujan dan berkabut dapat mempengaruhi penggunaan

kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalanan lebih licin,
73
jara pandang menjadi lebih pendek karena kaca yang kurang jelas serta

per'jalanan di lalu lintas tidak bisa bekerja secara sempurna. Apabila dalam

odisi cuaca yang seperti ini masih dipaksakan untuk bekendaraan, maka hal

1 i dapat menjadi faktor pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan hasil temuan penelitian selanjutnya diketahui bahwa

pelanggaran lalu lintas pada tahun 2015, yang terjadi di Kota Palangka Raya lni

dilakukan paling banyak pertama oleh kelompok usia 21-25 tahun de gan

jumlah pelanggar sebanyak 2.056 Orang dan paling banyak kedu oleh

kelompok usia 26-30 tahun dengan jumlah pelanggar sebanyak 1.296 Orang.

Yang selanjutnya diketahui juga bahwa golongan profesi terbanyak pelaku

pelanggaran lalu lintas tersebut adalah golongan karyawan/wiraswasta.

Pelanggaran yang dilakukan tersebut, terjadi karena sesuai dengan hasil

penelitian dimana masyarakat mengendarai kendaraan mereka dengan

kecepatan yang tinggi, guna mengejar ke lokasi tertentu dengan tempo waktu

yang sesingkat-singkatnya. Sehingga dalam berkendaraan, masyarakat pada

kelompok tersebut tidak lagi memperhatikan rambu-rambu lalu lintas ataupun

mematuhi peraturan lalu lintas.

Guna mengatasi permasalahan pelanggaran lalu lintas ini, supaya tidak

berdampak ke arah yang lebih membayakan lagi, seperti kasus-kasus

kecelakaan lalu lintas yang ada, diperlukan suatu solusi yang tepat,

guna mencegah dampak negatif dari pelanggaran lalu lintas, serta

mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas tersebut pula guna menjaga

keamanan,

ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas.


5.2 Penyelenggaraan Dikmas Lantas Yang Dilakukan Guna

Mencegah Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres Palangka


Raya Penyelenggaraan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Polres

Palangka

Raya ini merupakan salah satu implementasi dari llmu Kepolisian ya

g dikemukakan oleh Rycko Amelza Dahniel, yang merupakan ilmu

y'1 g mempelajari fungsi dan lembaga kepolisian dalam mengelola masalah-

masalah sosial guna mewujudkan keteraturan sosial. Sebagai sebuah

bidang Y,ang berdiri sendiri, dengan demikian corak pendekatannya

harus interdisiplin, memiliki paradigma sendiri yang terbentuk secara

epistimologj bercorak akumulatif dan ekletis. (Team PTIK, 2015: 63)

Pengimplementasian llmu Kepolisian dalam kegiatan

pendidikan masyarakat lalu lintas ini dilakukan dengan upaya mendorong

pengetahuan masyarakat dibidang lalu lintas guna mengatasi permasalahan

pelanggaran lalu lintas, dimana dengan didorongnya pengetahuan tersebut,

masyarakat lebih memahami tentang berlalu lintas yang baik sehingga

masyarakat dapat sadar dalam tertib berlalu lintas, yang dimana

diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut terciptanya keamanan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Selain itu, pengimplementasian llmu Kepolisian dalam


kegiatan

Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) ini juga digunakan


untuk

mewujudkan profesionalitas seorang anggota Polri dalam

menjalankan peran dan fungsinya untuk menjaga keamanan dan

ketertiban masyarakat, sebagaimana yang diamanatkan secara

tersirat dalam llmu Kepolisian dan Undang-undang Nomor 2 tahun

2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Polri.

Kegiatan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas ini juga

merupakan salah satu jawaban dalam mengatasi permasalahan


pelanggaran lalu lintas. Selanju nya kegiatan Pendidikan

Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) ini jug~ merupakan salah

satu langkah kegiatan yang dapat dilakukan guna mencegah

terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas, karena

pe yebab utama kecelakaan lalu lintas ini adalah pelanggaran lalu

lintas. Jadi pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas ini merupakan

upaya kegiatan ya,~g dal?at digunakan mencegah pelanggaran

Jalu lintas agar tidak berdampak kepada terjadinya kecelakaan lalu

lintas dan kemacetan lalu lintas.

Pendidikan masyarakat lalu lintas ini berisi kegiatan dan

usaha untuk rnenurnbuhkan pengertian, dukungan dan

pengikutsertaan masyarakat secara aktif dalam usaha menciptakan

keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas melalui

proses pengajaran dan pelatihan (Vademikum Polantas, 2009: 37).

Tujuannya adalah untuk memperdalam dan memperluas

pengertian pada masyarakat terhadap masalah-masalah lalu lintas

yang dihadapi dan menyadarkan masyarakat untuk membantu

rencana, kebijaksanaan dan cara cara yang ditempuh dalam

penyelesaian masalah lalu lintas, sehingga tertanam kebiasaan yang

baik masyarakat pemakai jalan pada umumnya dan para

pengemudi khususnya, untuk bergerak di jalan sendiri maupun

orang lain, dengan tingkah laku mentaati perundang-undangan dan

peraturan lalu lintas.

Untuk sasaran yang dituju adalah masyarakat, yang dibedakan


menjadi

2 (dua) kelompok masyarakat yaitu:

1. Masyarakat terorganisir
Masyarakat terorqanisir ini terdiri dari Patroli Keamanan

Sekolah (PKS), Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas),

Pramuka Saka Bhayangkara (Prasbara Lantas), Petugas

Keamanan dan Ke amaian lalu Lintas (Kamra Lantas), Satpam

terutama yang berada dipinggir jalan raya, se olah-sekolah dan

Perguruan Tinggi serta instansi-instansi Dtnas Pemerintahan

maupun swasta.

2. Masyarakat yang tidak terorganisir

Masyarakat tidak terorganisir yang menjadi sasaran

kegiatan Dikrnas Lantas ini terdiri dari para pengemudi

kendaraan baik angkutan umum maupun angkutan

pribadi/perorangan, Pengguna jasa

umum/pribadi, dan masyarakat pengguna lalu lintas.

K'egiatan Dikmas Lantas ini dilakukan agar masyarakat

memiliki pengetahuan serta mendapat pendidikan di bidang lalu

lintas sehingga masyarakat tidak melakukan pelanggaran lalu

lintas. Dari pendidikan masyarakat tersebut maka akan tercapai

tujuan perencanaan pendidikan lalu lintas yaitu melaksanakan

pencegahan pelanggaran lalu lintas yang dapat menyerap lebih

banyak masyarakat daripada melakukan penindakan,

pemberian sangsi atau hukuman yang hanya menyerap beberapa

orang saja, dan memberikan peluang terjadinya korban dari adanya

pelanggaran lalu lintas.

Selain itu, kegiatan Dikmas Lantas ini berfungsi secara

menyeluruh terhadap pelayanan masyarakat dalam memberikan

pengetahuan dan pendidikan, sehingga masyarakat dapat

mengetahui secara pasti proses


berjalannya lalu lintas baik secara teorinya maupun praktek dalam

penggunaan dan fungsi jalan. Sehingga masyarakat menjadi terbina

dan terkoodinir dalam kedisiplinannya ketika berlalu lintas serta

mengetahui pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas. Dengan

kondisi tersebut, masyarakat yang disiplin dan sadar dalam bejtalu

lintas, secara tidak langsung dapat dengan tertib mentaati segala

peraturan lalu lintas, serta masyarakat tidak akan

mendapatkan kesulitan dalam menerapkan peraturan-peraturan

yang berlakll guna me~ciptakan keamanan, ketertiban dan

kelancaran dalam berlalu lintas di Kata Palangka Raya.

Pencegahan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan melalui

kegiatan Dikrnas Lantas ini dilakukan dengan cara memberikan

pendidikan kepada masyarakat sehingga akan mencapai lebih

banyak orang melalui beberapa rnetede. Dengan pendidikan

masyarakat ini maka akan terjadi proses inte aksi sosial antara

Anggota Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya

sebagai pelaksana kegiatan Dikmas Lantas dengan masyarakat. Dari

proses interaksi sosial ini maka akan terbentuk suatu hubungan sosial

yang dinamis. Dimana, proses in eraksi sosial menyebabkan suatu

hubungan yang dinamis dari anggota pelaksana Dikmas Lantas

dengan masyarakat pengguna lalu lintas, penjabaran ini

merupakan pengertian dari teori interaksi sosial yang

dikemukakan oleh Soekanto (2010).

Manfaat dari adanya hubungan yang dinamis antara

masyarakat dengan Anggota Unit Dikyasa adalah masyarakat akan

dapat dengan mudah menerima saran, permintaan, himbauan atau


apapun bentuk isi pesan yang diberikan melalui proses

komunikasi sosial yang ada dalam proses interaksi sosial

tersebut, serta sebagai hasil feedback dari proses komunikasi sosial

tersebut adalah masyarakat dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Sesuai dengan pendapat Soekanto (2010), interaksi sosial ini

dapat berupa sikap asosiatif yang pada akhirnya akan dilakukan kerjasama.

Bentuk interaksi yang terjadi pada kegiatan pendidikan masyarakat (Dikmas

Lantas) antara masyarakat dengan Anggota Unit Dikyasa terlihat ketika

anggota pelaksana Dikmas Lantas memberikan nasehat berupa penjelasan

kepada pengguna kendaraan mengenai bagaimana mereka harus bersikap

ketika menggunakan lalu lintas jalan raya. lnteraksi inilah yang selanjutnya

dapat berdampak pada perubahan sikap yang berupa sikap asosiatif, yang

mana masyarakat pengguna jalan raya tersebut mengikuti arahan dari

anggota pelaksana Dikmas Lantas, sehingga ia dapat menaati peraturan

lalu lintas ketika berada di jalan raya. Dengan adanya sikap tersebut, maka

masyarakat dapat menjaga dirinya untuk tidak melakukan pelanggaran

peraturan lalu lintas, sehingga anggota pelaksana Dikmas lantas juga

memperoleh hasil tujuan dilaksanakannya Dikmas Lantas, sehingga dari

adanya kegiatan tersebut terwujud suatu kerjasama antara anggota

pelaksana Dikmas Lantas dengan masyarakat dalam menaati peraturan lalu

lintas guna mencegah pelanggaran lalu lintas.

Bentuk kerjasama yang terwujud dalam kegiatan Dikmas Lantas

ini selanjutnya akan mencapai tujuan dari dilakukannya proses komunikasi

sosial antara anggota pelaksana Dikmas Lantas dengan masyarakat

pengguna lalu lintas. Dimana dalam teori komunikasi sosial dijelaskan bahwa
komunikasi merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki

Orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan

antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan

sikap dan tingkah laku Orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan

tingkah laku itu. (Cangara, 2015: 21)

Bentuk dari komunikasi mengenai pendidikan masyarakat lalu

lintas (Dikmas Lantas) ini terlihat ketika anggota Dikmas Lantas berbicara

untuk menjelaskan informasi mengenai peraturan dalam berlalu lintas kepada

masyarakat pengguna lalu lintas. Selanjutnya setelah masyarakat a

ham, mengerti dan sadar maksud peraturan dalam berlalulintas yang disamp

ikan tersebut, sehingga masyarakat menaati peraturan lalu lintas. Sehingga

dari proses komunikasi ini yang terjadi pada saat interaksi

keamanan, ketertiban dan kelancaran dalam berlalu


lintas.

Dari adanya dampak positif komunikasi ini, maka masyarakat dapat

menyebarkan informasi dan pengetahuan yang diperoleh mengenai

dikmas Lanta kepada lingkungan sekitarnya, sehingga secara efektif

roses komunikasi ini dapat mencapai tujuan yang lebih luas terhadap sasaran

masyarakat pengguna lalu lintas yang dituju. Namun karena sifat dan

kemampuan manusi dalam menangkap isi pesan dari komunikasi yang

diperoleh dalam kegiatan dikmas lantas berbeda, maka dengan banyaknya

masyarakat yang memperoleh informasi dikmas lantas, maka adanya

kekurangan penerimaan yang dimiliki oleh individu satu dengan individu

lainnya dapat tertutupi.

Dalam kegiatan komunikasi sosial yang dilakukan oleh Unit

Dikyasa kepada masyarakat, pesan dalam komunikasi ini berupa pengetahuan

keselamatan berlalu lintas dan peraturan dalam berlalu lintas, yang


dalam penyampaiannya menggunakan berbagai macam media seperti radio,

spanduk,

dan mobil sosialisasi. Dengan dilakukannya komunikasi ini

diharapkan masyarakat dapat memberi efek yang berupa kesadaran

masyarakat dalam berlalu lintas, sehingga feedback dari komunikasi ini

masyarakat menaati peraturan lalu lintas dan menjaga keamanan,

ketertiban dan kelancaran lalu

lintas.

Dalam penyelenggaraan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh

Polres Palangka Raya telah menerapkan teori Manajemen, dimana

dalam teori tersebut terdapat unsur-unsur yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Apabila unsur manajemen

dilakukan dengan baik, maka hal tersebut dapat menjadi suatu strategi

yang efektif guna mengasilkan kinerja organisasi yang tinggi. Namun

manajemen yang telah dilakukan oleh Satlantas Polres Palangka Raya

dalam kegiatan Dikmas Lantas sela a ini belum maksimal, hal ini dapat dilihat

dari penjelasan dibawah ini:

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan Dikmas Lantas ini,

pelaksanaannya seperti pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan,

meskipun perencanaan secara formal melalui laporan rencana kegiatan tidak

dilaksanakan. Pembuatan jadwal pelaksanaan ini merupakan suatu bukti

bahwa kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh satuan Unit

Dikyasa akan dilakukan, meskipun dalam pelaksanaan kegiatannya

sering terjadi perubahan yang disesuaikan lagi dengan jadwal kegiatan

yang ada.
Adanya penyesuaian jadwal pelaksanaan Dikmas Lantas yang

sudah dibuat ini berdasarkan hasil pengamatan, disebabkan oleh kegiatan

lain yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, sehingga terkadang terjadi

benturan jadwal kegiatan dalam hari tersebut sehingga dijadwalkan di lain

hari kembali.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perencanaan seharusnya dibuat

secara jelas dan terperinci yang berisi sasaran dan rencana itu sendiri.

Selanjutnya perencanaan ini seharusnya dilakukan dengan cara

menjelaskan tujuan mengenai dilaksanakannya.,., kegiatan pendidikan

masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) di Polres Palangka Raya, membuat

strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

kerja yang akan dilakukan oleh anggota Dikmas Lantas Polres

Palangka

~aya dengan sasasaran masyarakat lalu lintas yang ada di Polres Pala
gka

Raya agar tidak melakukan pelanggaran lalu lintas lagi. Sedangkan


rencana

~ang dibuat dalam perencanaan ini seharusnya memuat mengenai cakupan

rencana strategis yang harus dilakukan oleh semua anggota dikmas lant

s Polres Palangka Raya dan rencana operasional pada kegiatan

pendidikan

masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas).

Perencanaan yang kedua seharusnya juga memuat jangka

waktu pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas

Lantas) yang harus dilakukan oleh anggota Dikmas Lantas Polres

Palangka Raya. Jangka waktu ini dibedakan menjadi dua, rencana

jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka


panjang ditentukan untuk melakukan kegiatan Dikmas Lantas yang harus

dilakukan oleh anggota pelaksana Dikmas Lantas dalam kurun waktu yang

lama atau dalam kurun waktu minimal tiga tahun. Sedangkan rencana

jangka pendek seharusnya dijabarkan rencana pelaksanaan kegiatan

pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) yang harus dilakukan

oleh anggota Dikmas Lantas dalam waktu yang singkat atau dalam watu

satu tahun. Sehingga dengan memuat perencanaan jangka panjang dan

jangka pendek tersebut akan terbentuk

intermediate time frame.

Perencanaan yang ketiga seharusnya juga memuat

kekhususan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan

pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas). Kekhususan

rencana ini dibagi menjadi dua, yaitu rencana direksional dan

rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya

memberikan guidelines (pedoman) secara umu , tidak endetail,

aseperti contohnya dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lartas

rus diselenggarakan untuk mencegah pelanggaran lalu lintas di

wilayah olres Palangka Raya. Sedangkan penjelasan mengenai

bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan oleh anggota

pelaksanaan Dikmas Lant s tidak dijelaskan disitu, sehingga

hal ini dapat menimbulkan ting at c\mbiguitasnya yang tinggi.

Untuk itu diperlukan pula rencana spesifik Y,ang memuat secara

detail cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

pelanggaran lalu lintas di wilayah Polres Palangka Raya tersebut.

Selanjutnya rencana juga harus memuat frekuensi

dilakukannya kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas

Lantas) di Polres Palangka Raya, yang memuat s,ngle use atau


standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk

dilaksanakan satu kali saja kegiatan pendidikan masyarakat lalu

lintas (Dikmas Lantas) di Polres Palangka Raya. Sedangkan

standing plans adalah rencana yang berjalan selama fungsi

satuan lalu lintas di Polres Palangka Raya masih ada.

Pentingnya perencanaan pada kegiatan pendidikan

masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) di Polres Palangka Raya

ini selanjutnya untuk memperlancar jalannya fungsi dari

pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan yang dilakukan

dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas

(Dikmas Lantas).

Pemenuhan unsur-unsur yang harus ada dalam fungsi

perencanaan di atas dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas

ini seharusnya dilengkapi dengan pembuatan surat perintah dan rencana

kegiatan Dikmas Lantas yang dikeluarkan oleh Kapolres Palangka Raya

kepada Kasat Lantas Polres Palangka Raya, yang didalamnya telah

ditentukan pelaksana kegiatan Dikmas Lantas, waktu kegiatan dan

tempat pelaksanaan

maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam


kegiatan

ersebut, peserta yang mengikuti kegiatan Dikmas Lantas, sarana dan

prasarana yang akan digunakan, materi yang akan diberikan, metode yang

akan digunakan, serta anggaran yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.

Terkait perencanaan kegiatan Dikmas Lantas ini

seharusnya ukan koordinasi terlebih dahulu sejak jauh hari sebelum

pelaksanaan kegiatan tersebut kepada pihak terkait yang akan diberikan

Dikrnas Lantas. Yang dima a seharusnya koordinasi dan penyusunan

rencana kegiatan dilakukan paling tidak sebulan sebelum kegiatan


tersebut dilaksanakan atau dengan kata lain rencana kegiatan untuk

bulan depan direncanakan pada bulan ini. Dengan begitu maka

kegiatan Dikmas Lantas tersebut dapat terlaksana dengan baik

karena telah dipersiapkan dengan baik dengan

adanya perencanaan dan koordinasi yang baik sehingga tidak akan terjadi

pula benturan kegiatan antara pihak sekolah dengan Satuan Lalu

Lintas Polres Palangakaraya.

Selain itu juga seharusnya dalam perencanaan kegiatan Dikmas

Lantas dilakukan koordinasi internal terlebih dahulu oleh Unit


Dikyasa

dengan Unit Tilang. Koordinasi ini harus dilakukan untuk dapat

mengetahui dan menetapkan sasaran yang tepat dalam

pelaksanaan Dikmas Lantas nantinya. Karena yang bertugas

melakukan tilang kepada pengguna kendaraan di wilayah

tersebut adalah Unit Tilang. Sehingga dengan koordinasi ini,

Kapolres sebagai pembuat rencana kegiatan Dikmas Lantas

dapat mengetahui secara langsung pelaku pelanggaran lalu lintas

yang ada di Polres Palangka Raya ini mayoritas dilakukan

oleh siapa, sehingga pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas ini

dapat ditujukan pada sasaran yang tepat kepada mayoritas pelaku

pelanggaran lalu lintas, sehingga dengan demikian pelaksanaan

kegiatan Dikmas Lantas dapat tepat sasaran.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Dikmas Lantas yang

dilaku~an oleh Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polres Palangka

Raya hanya terfokus kepada para pelajar. Sedangkan bila dilihat

dari data pelanggaran lalu intas yang ada dan dimiliki oleh Unit

Tilang, diketahui bahwa pelanggaran lalu lintas yang terjadi di


Palangka Raya pada tahun 2015, dilakukan mayoritas oleh kelom

ok usia 21-25 tahun dengan jumlah pelanggar sebanyak 2.056

Orang dan kedudukan kedua ditempati oleh kelompok usia

26-30 tahun dengan jumlah pelanggar sebanyak 1.296 Orang.

Selanjutnya diketahui juga bahwa golongan profesi terbanyak

pelaku pelanggaran lalu lintas tersebut adalah dari golongan

karyawan/swasta sebanyak 4.276 Orang.

Melihat fokus pelaksanaan kegiatan yang telah

dilakukan oleh anggota pelaksana Dikmas Lantas tersebut,

yang hanya terfokus pada pelajar saja, sedangkan pelaku

terbanyak pelanggaran adalah dari golongan karyawan/swasta,

maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan Dikmas

Lantas yang dilakukan oleh Polres Palangka Raya tidak

tepat sasaran, sehingga tujuan pelaksanaannya tersebut tidak

tecapai secara maksimal, oleh karena itulah pelanggaran lalu lintas

meningkat setiap tahunnya.

Ketidaktepatan sasaran yang dilakukan oleh unit dikyasa

dalam mencegah pelanggaran lalu lintas ini salah satunya

disebabkan oleh tidak pernah dilakukannya koordinasi antara

Unit Dikyasa dengan Unit Tilang sehi gga mereka sama sekali

tidak mengetahui sebenarnya siapa sasaran yang tepat

dilaksanakannya kegiatan Dikmas Lantas, pada usia berapa

p
mayoritas pelaku pelanggaran lalu lintas tersebut dan juga pada

golongan rofesi apa mayoritas pelaku pelanggaran lalu lintas

tersebut.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan

anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi dengan su er daya yang dimiliki dan lingkungan

yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek

utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian

kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.

Cakupan dalam pengorganisasian ini adalah membagi

komponen komponen kegiatan yang dibutahkan untuk

mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, membagi

tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan

pengelompokan tersebut dan menetapkan wewenang diantara

kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian

berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan

penugasannya kedalam unit unit organisasi dimasukkan sebagai

bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak berpendapat

demikian, dan lebih condong memasukkan staffing sebagai

fungsi utama. Didalam setiap kejadian, pengorganisasian

melahirkan peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang

untuk memungkinkan manusia bekerja sama secara efektif guna

mencapai tujuan bersama. (Terry, 2009: 15-21)

Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh Polres

Palangka Raya ini dalam kegiatan Dikmas Lantas, dilaksanakan

diserahkan secara penuh oleh Kepala Satuan Lalu Lintas kepada

Kanit Dikyasa. Ka it dikyasa dala kegiatan ini merupakan

pimpinan kegiatan Dikmas Lantas, se angkan Anggota Unit

Dikyasa diberikan tugas sebagai pemberi materi dan sebagai


pendokumentasian apabila dalam pelaksanaan

sosialisasi/penyuluhan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pengorganisasian

dilakukan dalam kegiatan Dikmas Lantas seharusnya dilakukan

oleh Kepala Satuan La u Lintas sendiri bukan melimpahkan ke

Kanit Dikyasa. Hal ini dijelaskan disarankan demikian karena

Kepala Satuan Lalu Lintas sebagai pimpinan fungsi dari Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya memiliki kewe angan sebagai

seorang Kepala Satuan Lalu Lintas yang mengemban ttlgas dan

tanggung jawab untuk melakukan pengorganisasian terhadap

seluruh anggotanya dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang

dilakukan di Polres Palangka Raya di bidang lalu lintas.

Manfaat dilakukannya pengorganisasian oleh Kepala Satuan

Lalu Lintas ini, dapat digunakan untuk menilai sudah tepatkah

tujuan dilaksanakannya kegiatan Dikmas Lantas di Polres

Palangka Raya ini sebagai tujuan bersama di organisasi satuan

lalu lintas Polres Palangka Raya ini, sudah adakah kerjasama di

seluruh anggota Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya untuk

mencapai tujuan kinerja oranisasi tersebut untuk menangani

masalah lalu lintas yang ada diwilayah tersebut, serta sudah

dibentukkah pembagian tugas yang sesuai dengan porsi

pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas di fungsi

tersebut, serta sudah tercapaikah kehendak untuk bekerja sama

dalam mencapai tujuan kegiatan pendidikan masyarakat lalu

lintas (Dikmas Lantas) tersebut. Sehingga dengan rnarjfaat

tersebut, Kepala Satuan Lalu Lintas dapat melakukan

pengorganisasian dengan tepat sesuai dengan unsur-unsur yang


ada dalam pela anaan kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan

guna mencegah pelanggaran lalu lintas.

Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh Kasat

Lantas ini selanjutnya dapat dipergunakan untuk melihat dan

menilai apakah sudah cukup atau belum personel yang akan

melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas yang diperintahkannya,

sehingga apabila memang dirasa kurang maka Kepala Satuan

Lalu Lintas dapat memerintahkan anggota lalu lintas da i unit lain

untuk dapat membantu pelaksanaan Dikmas Lantas tersebut

karena Kepala Satuan Lalu Lintas yang memiliki wewenang untuk

melakukan hal tersebut.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-

anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan

dan berusaha untuk mencapai sasaran tersebut. (Terry, 2009: 15-

21) Berdasarkan penjelasan tersebut pelaksanaan ini merupakan

upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan

melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap

anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai

dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui bahwa dalam

kegiatan pendidikan masyarakat Dikmas Lantas ini, anggota Unit

Dikyasa telah melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat

Lalu Lintas. Namun dalam pelaksanaannya tersebut diketahui

pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Unit


Dikyasa mengalami hambatan terkait jumlah personil, sehingga

mau tidak mau untuk mengatasi semua tugas yang

menjadi tanggung jawab Unit Dikyasa ini b rsama-


sama dalam anggota tersebut. Sehingga dampak
pada

kegiatan Dikmas Lantas, tidak dapat dilaksanakan


dengan

sarkan hasil temuan penelitian selanjutnya, diketahui

bahwa pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan

melalui sosiallsasi fapgsung dengan metode presentasi yang

dilakukan dengan menerjunkan Anggota Unit Dikyasa Satuan Lalu

Lintas Polres Palangka Raya ini yang terfokus pada masyarakat

yang terorganisir, yang berupa siswa pelajar di

sekolahan yang ada di Palangka Raya.

Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa

terdapat implementasi dari teori interaksi sosial yang dilakukan

oleh Anggota Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polres Palangka

Raya dengan masyarakat terorganisir ketika pelaksanaan kegiatan

Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas). lnteraksi

sosial ini terjadi kontak sosial dan komunikasi ketika

melaksanakan presentasi kepada masyarakat.

Sedangkan dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas

kepada masyarakat terorganisir selain siswa pelajar maupun

kepada masyarakat yang tidak terorganisir, kegiatan Dikmas

Lantas ini dilakukan melalui


sosialisasi dengan metode pemasangan spanduk atau banner di titik-

titik keramaian dan melalui siaran di radio umum serta sosialisasi melalui

media cetak koran. Pemilihan metode sosialisasi melalui pemasangan

spanduk, radio dan media cetak yang berisi himbauan kepada masyarakat

bertujuan untuk meninJb lkan suatu ketertarikan individu terhadap apa

yang dilihat, dibaca atau didengarnya. Dengan adanya ketertarikan

masyarakat terhadap informasi yang diperoleh dalam ke@iatan pendidikan

masyarakat lalu lintas, maka diharapkan akan mampu memunculkan

dorongan pada dirinya u tuk memperhatikan isi dari himbauan atau

pesan dari pendidikan masyara at lalu lintas yang diberikan, sehingga

proses komunikasi yang terjadi secara tidak langsung melalui kegiatan

pendidikan masyarakat lalu lintas. Dengan begitu maka harapan dari

Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya da at

t rcapai, yaitu masyarakat dapat menangkap isi pesan himbauan


yang

diberikan dan melaksanakannya serta dapat menyampaikan kembali pada

keluarga ataupun kepada masyarakat lainnya tentang pesan-

pesan pendidikan asyarakat lalu lintas dalam interaksi sosial di masyarakat.

Berdasarkan temuan penelitian selanjutnya yang menyatakan

bahwa pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Polres

Palangka Raya selama ini hanya terfokus pada masyarakat terorganisir,

yaitu kepada pelajar saja, maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan

kegiatan Dikmas Lantas ini tidak tepat sasaran, mengingat bahwa

berdasarkan data pelanggaran yang dimiliki oleh Unit Tilang Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya bahwa pelaku pelanggaran lalu lintas

yang terjadi di Polres palangkaraya selama 3 tahun terakhir yaitu dari

tahun 2013 hingga tahun


2015 terbanyak pertama dilakukan oleh masyarakat yang berusia 21-
25

tahun dan yang kedua oleh masyarakat yang berusia 26-30 tahun.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa profesi pelaku

pelanggaran lalu lintas yang berada di rentang umur 21-25 tahun

ini, merupakan pelaku pelanggaran lalu lintas yang berprofesi

dalam golongan karyawan atau swasta. Maka dari itu dalam hal

p~aksanaan kegiatan Dikmas Lantas yang dilakukan oleh Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya guna mencegah terjadinya

pelanggaran lalu Ii tas masih belum tepat sasaran.

Berdasarkan temuan adanya ketidaktepatan

sasaran dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas yang

dilakukan oleh Satuan Lalu intas Polres Palangka Raya guna

mencegah terjadinya pelanggaran la u lintas, serta temuan

penelitian yang berisi harapan masyarakat umum ag r

pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas dapat dilakukan dengan

tidak ha~a ierfokus kepada pelajar saja, maka seharusnya

kegiatan pendidikan masyarakat lalu lintas dapat dilakukan

dengan memberikan sosialisasi secara langsung kepada

karyawan/swasta dengan melakukan Roordinasi kepada pimpinan

mereka sehingga dapat dilaksanakan d. kantor-kantor dinas

ataupun perusahaan tempat mereka bekerja, selain itu juga

dilakukan sosialisasi kepada masyarakat umum yang bisa

kegiatannya dapat dilakukan

di balai desa/kecamatan yang ada. Dengan begitu maka

Dikmas Lantas yang diberikan oleh Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya dapat diberikan secara merata kepada


masyarakat umum terlebih khususnya kepada masyarakat yang

berprofesi sebagai karyawana/swata. Sehingga dapat tecapai

tujuan dari kegiatan Dikmas Lantas guna mencegah terjadinya

pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Polres Palangka Raya.

4. Pengawasan/Pengendalian

Pengawasan merupakan usaha sistematik menetapkan

standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang

sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata

dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan

mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua

sumber daya yang dimiliki telah cffpergunakan dengan efektif dan

efisien. (Terry, 2009: 15-21)

Dalam pelaksanaan pengawasan atau pengendalian

antkegiatan Dikrnas as secara langsung dilakukan oleh Kanit

pengDikyasa. Pengendalian atau awasan yang dilakukan oleh

Kepala Satuan Lalu Lintas ini dilakukan

hanya dengan melihat laporan hasil kegiatan Dikmas Lantas


beserta bJkti

~okumentasi kegiatan Dikmas Lantas, yang selanjutnya

digunakan sebagai sarana evaluasi kegiatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat


diketahui bahwa

kegiatan pengawasan atau pengendalian kegiatan Dikmas Lantas

ini, seharusnya pengawasan dilakukan secara langsung oleh

Kasat Lantas, bukan pada Kanit Dikyasa, karena Kanit Dikyasa

merupakan pelaksana sedang Kepala Satuan Lalu Lintas yang

merupakan pimpinan yang seharusnya melakukan pengawasan


dan pengendalian secara penuh terhadap anggotanya yang

melaksanakan suatu kegiatan yang diberikan olehnya. Bentuk

pengawasan seharusnya dilakukan secara langsung dengan

cara mendatangi lokasi kegiatan Dikmas Lantas, dan dapat juga

dilakukan juga dengan memerintahkan agar Kanit Dikyasa

melaporkan pagi hari saat akan melaksanakan kegiatan Dikmas

Lantas dan setelah pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas dapat

melaporkannya kembali melalui

handphone ataupun sms serta dapat mengirim bukti

dokumentasinya. Dengan begitu maka Kepala Satuan Lalu Lintas

dapat benar-benar mengetahui dan mengawasi apakah kegiatan

Dikmas Lantas tersebut benar benar dilakukan oleh anggotanya

atau tidak, serta dapat mengendalikan anggotanya di lapangan.

Selain itu dengan adanya pengawasan langsung oleh Kepala

Satuan Lalu Lintas pada saat pelaksanaan, maka Kepala Satua

Lalu Lintas juga dapat menilai berkenaan dalam pelaksanaan

Dikmas L ntas oleh anggota yang melaksanakan kegiatan

Dikmas Lantas a akah sudah baik atau masih perlu adanya

perbaikan.
d

Dengan dibuatnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan

ini, dapat imanfaatkan untuk melakukan evaluasi, sehingga

dapat diketahui apa saja kendala yang mungkin dihadapi di

lapangan dalam pelaksanaan kegiatan

19ikmas Lantas baik dari internal maupun dari eksternal,

sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk ke depannya agar


pelaksanaan kegiatan 0i mas Lantas apat dilaksanakan lebih baik

lagi.

Pengawasan selanjutnya juga seharusnya dilakukan

penetapan standar pelaksanaan (perencanaan) yang dapat

igunakan sebagai "patokan" untuk penilaian hasil-hasil

pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kriteria: ketersediaan

dana, waktu, kuantitas, dan kualitas. Melakukan penentuan

pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Melakukan

pengukuran pelaksanaan kegiatan, yang dapat dilakukan

dengan sistem monitoring yang berulang-ulang dan terus-

menerus melalui pengamatan (observasi), laporan-laporan (lisan

dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan sampel.

Melakukan pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan

yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan,

melakukan koreksi hasil pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan


Dikmas

Lantas yang dilakukan oleh Polres Palangka Raya.

5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam

Penyelenggaraan Kegiatan Dikmas Lantas Guna Mencegah

Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas Di Polres Palangka Raya

Dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas, tidak pernah lepas

dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya yang asalnya baik dari

interlilal

maupun dari eksternal. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan


Dikrnas
Lantas ini ada 6 faktor yaitu, faktor manusia, faktor dana anggaran, m

tode pelaksanaan kegiatan, faktor sarana, faktor prasarana dan faktor

sas ran kegiatan (masyarakat). Berdasarkan hasil temuan penelitian

diketahui

bahwa 6 faktor di atas memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan

ikmas Lantas, baik sebagai pendukung kegiatan tersebut, maupun

sebagai penghambat dalam kegiatan Dikmas Lantas. Untuk mengetahui

lebih jelas, berikut ini adalah penjelasan dari pengaruh masing-mas'ing faktor

internal dan eksternal. Faktor internalnya terdiri dari:

1.
Personil

Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa terdapat

kekurangan jumlah personil yang melaksanakan kegiatan Dikmas

Lantas di Polres Palangka Raya. Personil pelaksana kegiatan Dikmas

Lantas ini merupakan bagian dari penentu keberhasilan terlaksananya

kegiatan Dikmas Lantas apabila dalam pelaksanaannya didukung dengan

jumlah personil yang cukup dan dapat berperan aktif dalam

menjalankan tugasnya dalam kegiatan Dikmas Lantas tersebut. Namun

melihat kondisi di lapangan, diketahui terdapat kekurangan jumlah personil

pelaksana kegiatan Dikmas Lantas ini, kekurangan ini berubah menjadi

faktor penghambat terlaksananya kegiatanDikmas Lantas.

Bukti terHambatnya pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas ini terlihat

dari sedikitnya jumlah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan

Dikmas Lantas tersebut selain itu juga ditambah dimana terkadang

kegiatan Di mas Lantas ini hanya dilakukan oleh 2 Orang personil saja

dikare akan
ada personil yang sedang sakit ataupun mendapatkan tugas dari pimpinan
ntuk melakukan kegiatan yang lain. Hal ini tentunya mengakibatkan
u
pelaksanaan Dikmas Lantas tidak dapat terlaksana dengan baik.

Untuk mengatasi adanya harnbatan jumlah personil, maka hal ya

g harus dilakukan oleh Kepala Satuan Lalu Lintas adalah

mengajukannya penambahan jumlah personil di Unit Dikyasa Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya kepada pimpinan. Selain itu strategi

yang dapat dilaksanakan oleh Kepala Satuan Lalu Lintas dengan

memberikan baotuan tambahan personil untuk membantu kegiatan Dikmas

Lantas tersebut dari unit lain yang ada di Satuan Lalu Lintas Polres

Palangka Raya seperti Unit Patroli atau Unit Tilang yang pada saat itu

tidak sedang melaksanakan tugas lain. Karena Kepala Satuan Lalu

Lintas memeiliki wewenang penuh untuk memberikan perintah tersebut

kepada semua Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Palangka Raya.

Dengan begitu maka pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas dapat

dilaksanakan dengan maksimal.

Selain itu juga Kepala Satuan Lalu Lintas seharusnya

mengusulkan atau mengajukan Anggota Unit Dikyasa untuk mengikuti

pendidikan kejuruan Dikmas Lantas di Pusdik Lantas Serpong. Karena hal

ini sangat diperlukan untuk menambah ilmu dan keterampilan mereka

dalam melaksanakan Dikmas Lantas di lapangan.

2. Anggaran

Faktor yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaa

kegiatan Dikmas Lantas dalah berasal dari dukungan

anggaran. Anggaran rnemiliki fungsi sebagai alat perencanaan,

dimana anggaran tersebut dapat digunakar;i untuk erumuskan

tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan


isi yang ditetapkan, merencanakan berbagai program dan

kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan

alternatif sumber pembiayaannya, serta mengalokasikan dana

pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,

serta dapat digunakan sebagai penentu

I dikator kinerja dan tingkat


pencapaian strategi.

Fungsi anggaran yang digunakan dalam kegiatan Dikmas

Lantas yang dilakukan oleh Polres Palangka Raya selain sebagai

alat perencanaan juga memiliki fun9..si sebagai alat

pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan

rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran yang akan

dilakukan dan dipertanggungjawabkan kepada Kapolres Palangka

Raya. Anggaran sebagai instrumen pengendalian yang

digunakan untuk menghindari adanya overspending (pengeluaran

uang terlalu banyak), underspending (untuk menghabiskan waktu

kurang dari jangka waktu yang telah ditentukan) dan salah

sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang

bukan merupakan prioritas organisasi.

Selanjutnya anggaran ini juga memiliki fungsi sebagai alat

koordinasi dan komunikasi antar bagian masyarakat di dalam

pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas ini. Selain itu anggaran

yang ada di dalam Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

guna pelaksanaan Dikmas Lantas ini juga berfungsi sebagai alat

komunikasi antar Unit Kerja dalam suatu lingkungan.

Fungsi anggaran selanjutnya adalah sebagai alat motivasi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi

pelaksana keqiatan maupun sasaran Regiatan Dikmas Lantas ini,


sehingga mereka dapat bekerja secara efekti , dan efisien guna

mencapai target dan tujuan organisasi yan~ telah

difetapkan.

Berdasarkan pentingnya suatu anggaran guna

melaksanakan suatu kegiatan, diketahui bahwa anggaran yang

dipergunakan dalam kegiatan Dikmas Lantas ini,

perencanaannya sudah ada di dalam Daftar lsian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA), namun untuk melaksanakan

semua keqiatan Dikmas Lantas, anggaran tersebut masih belum

mencukupi.

Berdasarkan temuan mengenai adanya kekurangan

anggaran yang tersedi untuk penyelenggaraan kegiatan Dikmas

Lantas, maka fungsi anggaran sebagaimana telah dijelaskan di

atas, dapat mencip akan kondisi kerja yang kurang efektif dan

kurang efisien, karena kondisi anggaran tersebut yang kurang.

Karena terdapat kekurangan dari faktor anggaran ini, maka faktor

anggaran ini dapat berubah menjadi faktor penghambat dalam

pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas.

Untuk mengatasi permasalahan kekurangan anggaran,

solusinya adalah dengan adanya pengajuan penambahan jumlah

anggaran untuk kegiatan Dikmas Lantas tahun 2016.

Penambahan jumlah anggaran ini tidak bisa dilakukan secara

langsung atas kemauan kanit dikyasa atau anggota pelaksana

kegiatan Dikmas Lantas sendiri, namun diperlukan adanya

koordinasi antara Kanit Dikyasa dengan pimpinannya (Kasat

Lantas) terkait masalah anggaran. Yang kemudian Kepala Satuan


Lalu Lintas mengajukan penambahan anggaran dalam Daftar

lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) guna pelaksanaan Dikmas

Lantas dalam rapat penyusunan anggaran yang selalu dilakukan

di tingkat Polres pada setiap akhir tahun yang dalam

pelaksanaannya diikuti oleh setiap kepala satuan dan kepala

bagian yang ada di kesatuan tingkat Polres, guna diajukan

nantinya oleh Polres e Polda yang lalu diteruskan ke Mabes

untuk diajukan anggaran guna mendukung eluruh pelaksanaan

kegiatan Polres di tahun berikutnya.

3. etode

Faktor pendukung terlaksananya kegiatan Dikmas Lantas

ini berasal bari pemilihan metode yang tepat dalam

pelaksanaan Dikmas Lantas. Berdasarkan temuan penelitian,

diketahui bahwa pelaksanaan Dikmas Lantas ini dilakukan oleh

Polres Palangka Raya ini menggunakan metode sosial1sasi

secara langsung, sosialisasi melalui radio, sosialisasi melalui

media cetak dan pemasangan spanduk himbauan.

Dalam pelaksanaan Dikmas Lantas dapat dilakukan

berbagai cara dan metode, namun yang harus dipedomani adalah

pelaksanaannya harus memedomani dari teori komunikasi sosial.

Dalam teori komunikasi sosial, terdapat beberapa unsur, yaitu:

a. Sumber yaitu dimana sebagai sumbernya adalah Anggota

Unit Dikyasa yang memberikan Dikmas Lantas tersebut;

b. Pesan yaitu bahan materi yang diberikan dalam kegiatan

Dikmas Lantas yang diharapkan dapat diketahui, dipatuhi

dan dilaksanakan oleh


penerima materi kegiatan Dikmas Lantas seperti safety riding
atau UU no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

c. Media yaitu sarana dan prasarana yang digunakan untuk

memberikan pesan dalam Dikmas Lantas. Contohnya

seperti sosialisasi yang dilakukan oleh anggota dikyasa di

tempat keramaian menggunakan mobil sosialisasi, mobil

sosialisasi itulah sebagai medianya.

d. Pe erima yaitu masyarakat yang diberikan Dikmas Lantas oleh -


Satuan

Lalu Lintas Polres


Palangka Raya.

e. Efek yaitu adanya perubahan yang terjadi akibat dari telah

mendapatkan Dikmas Lantas yaitu adanya penurunan angka

pelanggaran lalu lintas. Contohnya yaitu masyarakat setelah

mendapatkan Dikmas Lantas mengerti mengenai safety riding

atau cara mengendarai kendaraan yang baik agar selamat di

jalan sehingga kini masyarakat menerapkannya saat berkendara

di jalan.

f. Umpan balik yaitu adanya tanggapan dari penerima. Contohnya


seperti

tanggapan positif yang diberikan dari masyarakat pada saat

mendapatkan Dikmas Lanta , seperti memberikan waktu dan

menyediakan tempat mereka untuk pelaksanaan Dikmas

Lantas.

Dengan berpedoman pada teori komunikasi sosial tersebut

maka pelaksanaan Dikmas Lantas dapat dilakukan dengan baik

dengan beberapa metode yang dirasa tepat oleh Kepala Satuan

Lalu Lintas seperti yang telah dilakukan selama ini dan dapat

memperoleh hasil yang maksimal.


4. Sarana

Sarana merupakan salah satu faktor internal yang dipergunakan


oleh

Unit Dikyasa dalam melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas.


Ketersediaan

sarana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Dikmas

Lantas ini memiliki fungsi sebagai media pembelajaran, alat

peraga guna mempermudah proses transfer ilmu dari

pendidikan yang diberikan oleh Anggota Dikmas Lantas kepada

masyarakat umum terkait pendidikan berlalu

lintas.

Berkaitan dengan pentingnya sarana sebagai alat penunja ~ kegiatan

Dikmas Lantas ini, sarana yang telah dimiliki dan


dipergunakan ebagai media pembelajaran Dikmas Lantas ini
adalah berasal dari video yang berisi kronoloqi penggunaan lalu
lintas, pelanggaran lalu lintas, kecelakaan alu

l ntas, serta dampak lain yang dapat menyentuh perasaan audien,

sehingga dalam video tersebut dikemas tujuan pelaksanaan

Dikmas Lantas lni. Sedangkan media lain selain video tersebut

adalah dengan mengguna an lat peraga. Sehingga dengan

b a h a n alat peraga tersebut, audien akan lebih

m dengan isi materi yang disampaikan. Berdasarkan

penjelasan di atas, diketahui bahwa sarana yang dipilih guna

pelaksanaan Dikmas Lantas ini berfungsi sebagai faktor

pendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu

pelanggaran lalu lintas dapat dicegah.


Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota unit dikyasa,

diketahui harapan dari para anggota pelaksana terkait sarana

yang dipergunakan untuk Dikmas Lantas agar membuat


sebuah iklan layanan televisi yang dimuat secara umum, agar

proses sosialisasi dapat diterima oleh semua lapisan

masyarakat yang ada di kota Palangka Raya ini.

5. Prasarana

Selain prasarana berfungsi sebagai faktor pendukung yang

digunakan pada saat melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas,

prasarana ini juga

berfungsi sebagai alat yang dapat memberikan dan

melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang diperlukan

dalam pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas tersebut.

Fungsi lainnya dari pE:'fnggunaan prasarana ini adalah untuk

mecapai suatu situasi guna mewujudkan kondisi yang diin,ginkan,

dapat rnenqhilanqkan berbagai hambatan yang dapat

menghalangi terwujudnya inter:aksi dalam kegiatan Dikmas

Lantas, mampu menyediakan dan m mfasilitasi keperluan

pendukung terlaksananya kegiatan Dikmas Lantas sehingga

tujuan diadakannya kegiatan Dikmas Lantas dapat tercapai

dengan aik sesuai dengan yang direncanakan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui bahwa

prasarana yang hlendukung kegiatan Dikmas Lantas adalah

tersedianya mobil ya g digunakan untuk sosialisasi Dikmas

Lantas, laptop dan projector beserta layarnya yang digunakan

ketika presentasi di sekolah-sekolah pada saat kegiatan Dikmas

Lantas berlangsung.
Selain faktor internal di atas, faktor yang mempengaruhi

terselenggaranya kegiatan Dikmas Lantas ini juga dipengaruhi

oleh faktor eksternal berikut ini:

1. Masyarakat

Berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui bahwa

masyarakat memberikan tanggapan yang baik dari pelaksanaan

kegiatan Dikmas Lantas, masyarakat sangat antusias dalam

menerima kegiatan Dikmas Lantas. Dari adanya respon yang baik

ini, dapat dijadikan hal-hal yang dapat memotivasi Anggota Unit

Dikyasa dalam melaksanakan kegiatan Dikmas Lantas.

Bukti adanya tanggapan yang baik dari respon masyarakat

ini adalah adanya harapan kegiatan sosialisasi yang dilakukan

secara langsung kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan

cara mendatangi lokasi-lokasi seperti kegiatan arisan RT, atau

memberikan penyuluhan ke setiap kelurahan/desa yang ada dan

mendatangi ke sekolahan setiap satu semester sekali agar pelajar

dan masyarakat semakin sadar pentingnya menaati per:aturan

lalu

lintas dan menaati peraturan lalu lintas.

Berdasarkan dengan banyaknya tanggapan yang positif dari

masyarakat tersebut maka Kepala Satuan Lalu Lintas dapat

semakin
m eningkatkan kegiatan Dikmas Lantas tersebut agar dapat

terlaksana sesuai

dengan harapan yang ada dari masyarakat sehingga masyarakat

dapat lelf>ih engerti tentang peraturan lalu lintas dan safety

riding. Karena deng n begitu maka keamanan, ketertiban dan


kelancaran dalam berlalu lintas dapat ter ipta yang berdampak

berkurangnya pelanggaran lalu lintas yang terjadi di

2. Petugas Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Tanggapan


dari pelajar yang menjabat sebagai Petugas patroli

keamanan sekolah (PKS), contohnya adalah petugas patroli

keamanan sekolah (PKS) yang ada di SMA 2 Palangka Raya

ini berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui bahwa mereka

memberikan tanggapan yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya harapan oleh mereka kepada petugas Satuan Unit

Dikyasa untuk memberikan pendidikan lalu lintas masyarakat

kepada mereka sehingga mereka lebih jelas fungsi dan manfaat

dari pelaksanaan Patroli Keamanan Sekolah (PKS) sehingga

Petugas Patroli

Keamanan Sekolah (PKS) dapat menjalankan tugasnya dengan


sebaik

baiknya.

Berdasarkan adanya harapan dari pelajar yang

menjalakan tugas sebagai Petugas Patroli Keamanan Sekolah

(PKS) dan tanggapan yang positif tersebut maka hendaknya

Kepala Satuan Lalu intas juga dapat mengadakan

perencanaan untuk mengadakan pendidikan lalu lintas

masyarakat setiap satu semester sekali kepada semua

Petugas Patroli Keamanan Sekolah (PKS) yang ada di sekolahan

Palangka Raya, seHir11gga Petugas Patroli Keamanan Sekolah

(PKS) dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya

dan dapat lebih mengerti dan faham tentang peraturan lalu

lintas dan saf~ty riding. sehingga keamanan, ketertiban d n


kelancaran dalam berlalu lintas dapat tercipta di lingkungan

sekolahan seluruh Kota Palangka R .

3. Petuqas Satpam

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan

kepada salah satu Anggota Satpam SMA Negeri 2 Palangka

Raya yang ikut tergabung dalam Club motor CB Jancuk

diketahui bahwa tanggapan dari Satpam sangat baik. Hal ini

disampaikan demikian karena dengan pelaksanaan kegiatan

Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas, ia akan mengetahui peraturan

lalu lintas sehingga ilmu yang diperolehnya tersebut dapat

diterapkannya dalam menjalankan tugasnya sertadapat

memberikan himbauan kepada siswa-siswi yang membawa

kendaraan bermotor ke lingkup sekolahan SMA Negeri 2 Palangka

Raya.

6.1 Kesimpulan
ABVI PENUTUP
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa:

1. Masih terjadi peningkatan pelanggaran lalu lintas yang cukup


besar pada

2015 sebanyak 2.078 perkara. Berdasarkan data yang dimiliki,

tercatat pada tahun 2015 pelaku pelanggaran lalu lintas

didominasi oleh masyarakat berusia 21-25 tahun dengan

jumlah sebanyak 2.056 Orang.

Sedangkan apabila dilihat dari profesi pelaku pelanggaran,


diket hui profesi pelaku pelanggaran lalu lintas terbanyak
berasal dari
karyawan/swasta sebanyak
4.276 Orang.

2. Kegiatan Dikmas Lantas telah diselenggarakan oleh Satuan

Lalu Lintas Polres Palangka Raya, namun hasilnya belum


optimal, hal ini ditunjukkan dengan belum tercapainya hasil

yang ingin dicapai yaitu penurunan angka pelanggaran lalu

lintas di Polres Palangka Raya.

3. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaran

kegiatan Dikmas di Polres Palangka Raya. Faktor

pendukungnya adalah metode, sarana dan prasarana,

serta tanggapan masyarakat yang positif

diselenggarakannya dikmas lantas. Sedangkan faktor

penghambatnya

berasal dari jumlah dan kualitas personil pelaksana Dikmas


Lantas yang

dimiliki, serta minimnya dukungan anggaran yang

tersedia guna menyelenggarakan kegiatan Dikmas Lantas di

Polres Palangka Raya.

6.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, saran yang dapat

diberikan penulis terkait adanya penelitian ini adalah:

1. Disarankan agar penyelenggaraan kegiatan Dikmas Lantas

difokuskan kepada masyarakat yang berusia 21-25 tahun dan

kepada masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan/swasta.

2. Disarankan dalam menyelenggarakan kegiatan Dikmas

Lantas agar dilakukan suatu manajemen yang baik melalui

perencanaan yang baik, sehingga memenuhi unsur-unsur

sasaran dan rencana, yang memuat ca 4pan, jangka waktu,

kekhususan, dan frekuensi pelaksanaan kegiatan Dikmas Lantas.


Sehingga kegiatan pengorganisasian, pelaksa aan dan kegiatan

pengawasan dapat berjalan dengan optimal. Dengan begitu hasil

yang diharapkan dapat tercapai, yaitu masyarakat yang sadar

dan tertib dalam berlalu lintas.

3. Agar Kasat Lantas memanfaatkan faktor-faktor pendukung yang

ada dalam penyelenggaraan Dikmas Lantas, serta mengatasi

faktor-faktor penghambat dengan cara mengusulkan

penambahan jumlah personil kepada pimpinan, dan mengajukan

Anggota Unit Dikyasa untuk mengikuti pendidikan kejuruan

Dikmas Lantas di Pusdik Lantas Serpong. Serta mengusulkan

penambahan dukungan anggaran untuk penyelenggraan

kegiatan Dikmas Lantas pada tahun 2016 agar kegiatannya dapat

lebih ditingkatkan.

4. Saran bagi penelitian lanjutan agar sasaran dalam

penelitian dapat difokuskan terhadap masyarakat yang berprofesi

sebagai karyawan/swasta, karena mereka yang merupakan

pelaku pelanggaran lalu lintas terbanyak

Anda mungkin juga menyukai