Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATANSASARANKEGIATAN PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang
disebabkan oleh pola gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya
harapan hidup. Pada awalnya, penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun
saat ini penyakit tidak menular (PTM) terus mengalami peningkatan dan melebihi
penyakit menular.
Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban
pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung Negara dan Masyarakat.
Penyandang PTM memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya
berkembang semakin lama dan terjadi komplikasi.
Tingginya permasalahan PTM di Indonesia memerlukan upaya pengendalian
yang memadai dan komprehensif melalui promosi, deteksi dini, pengobatan, dan
rehabilitasi. Upaya tersebut perlu didukung oleh penyediaan data dan informasi yang
tepat dan akurat secara sistematis dan terus-menerus melalui sistem surveilans
yang baik. Hal ini sesuai amanat UU no 36 tahun 2009 pasal 158 tentang
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu merokok, diet
yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan fakor resiko relative lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobata PTM.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM
dan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini,
pemantauan faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya.

B. Tujuan
Tujuan panduan ini digunakan untuk :
1. Sebagai pedoman petugas kesehatan (Dokter, perawat, bidan, petugas gizi dan
analis kesehatan) dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada
penderita hipertensi dan diabetes melitus.
2. Sebagai pedoman pemegang program tentang cara pelaksanaan program
P2PTM Puskesmas sehingga tersedianya data dan informasi epidemiologi PTM

1
serta terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.
3. Sebagai pedoman tim posbindu dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan
Posbindu PTM, serta petugas IVA dalam pelaksanaan skrining IVA.

C. Sasaran
1. Masyarakat berusia 15 tahun ke atas
2. Kelompok atau organisasi atau lembaga masyarakat
3. Wanita Usia Subur

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi, pengendalian melalui promosi dan deteksi
dini serta pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM, pelayanan kesehatan
sesuai standar pada pasien hipertensi dan diabetes melitus baik.

E. Batasan Operasional
Upaya pengendalian melalui promosi adalah kegiatan penyuluhan baik kepada
individu maupun kelompok masyarakat tentang penyakit tidak menular dan cara
pencegahan penyakit tidak menular.
Deteksi dini adalah upaya kesehatan untuk mengenali atau manandai suatu
gejala penyakit ataupun faktor resiko dari penyakit.
Pelaporan adalah kegiatan rutin pengumpulan data, yakni pengumpulan data
penyakit tidak menular kasus baru, pengumpulan data suveilens faktor risisko
penyakit, pengumpulan data pelaksanaan posbindu PTM.
Tindak lanjut adalah suatu aksi atau lanjutan langkah dari kegiatan.
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan penpendekatan proaktif
yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,fasilitas kesehatan
dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan yang menderita
penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Petugas program P2PTM terdiri dari :

2
1. 1 orang penanggung jawab program (perawat)
2. 9 orang tim pelaksana kegiatan Posbindu PTM
3. 2 orang tim IVA puskesmas

No Jenis Kompetensi Kompetensi Jumlah


Ketenagaan ( Ijazah) Tambahan
( Pelatihan )
1 Perawat D III Keperawatan Pelatihan PTM dan 6
Pelaksana Posbindu PTM
2 Ahli Gizi D III Gizi - 2
3 Analis SMAK - 1
Kesehatan
4 Dokter Dokter umum Pelatihan IVA 1
5 Bidan D III bidan Pelatihan IVA 1

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas program terdiri dari berbagai profesi yakni perawat, gizi, analis
kesehatan dan bidan dengan pendidikan minimal DIII.

C. Jadual Kegiatan
1. Setiap jam pelayanan rawat jalan.
2. Pelayanan di luar gedung berdasarkan jadwal yang sudah direncanakan.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Meja Surveilens Meja PTM

Meja
Promkes

B. Standar Fasilitas
1. Alat
a. Kit Posbindu PTM

3
b. Kit pemeriksaan IVA
c. Media konseling : lembar balik, leaflet, brosur/poster
2. Bahan Habis Pakai
a. ATK
b. Stick pemeriksaan gula darah
c. Stick pemeriksaan kolesterol
d. Stick pemeriksaan asam urat
e. Sarung tangan
f. Masker
g. Kapas alkohol
h. Spekulum disposible
i. Larutan asam asetat
3. Perlengkapan
a. Tempat sampah infeksisus
b. Tempat sampah non infeksius
4. Mebeler
a. Meja
b. Kursi
c. Lemari
5. Pencatatan dan pelaporan
a. Buku register
b. KMS/ buku monitoring faktor risiko PTM

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Pelaporan kasus baru PTM
b. Pelaporan kasus faktor risiko PTM
c. Detesi dini IVA dan SADANIS
2. Kegiatan di luar gedung
a. Penyuluhan tentang Penyakit Tidak Menular dan cara pencegahannya
kepada kelompok masyarakat.
b. Kegiatan Posbindu PTM
c. Kegiatan Prolanis
B. Metode
1. Konseling /penyuluhan kesehatan baik secara individu maupun kelompok

4
2. Deteksi dini/ skrining : melalui kegiatan IVA dan SADANIS, Kegiatan Posbindu
PTM
3. Home visit peserta prolanis
4. Senam prolanis
5. Pencatatan dan pelaporan : kegiatan surveilens penyakit kasus baru PTM dan
faktor risiko PTM

C. Langkah Kegiatan
1. Konseling/ Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan terdiri dari penyuluhan individu dan kelompok.
Penyuluhan individu dilakukan pada saat pelaksaan Posbindu PTM, penyuluhan
kelompok dilakukan pada kelompok masyarakat yang sudah dipilih/ ditujuk dan
dijelakan tentang :
a. Penyakit tidak menular
b. Faktor risiko penyakit PTM
c. Cara pencegahan
d. Tips hidup sehat bebas PTM
2. Deteksi dini/ skrining faktor risiko PTM
Deteksi dini dilakukan melalui kegiatan IVA dan SADANIS yang dilakukan di
Puskesmas dan kegiatan Posbindu PTM yang dilakukan di Kelompok
masyarakat yang telah terjadwal.
a. Pemeriksaan IVA dan SADANIS
Langkah-langkah deteksi dini sebagai berikut :
1) Persiapan tempat, bahan, peralatan, SDM, dan penentuan waktu
pelaksanaan
2) Penetapan jumlah target per hari dan wilayahnya
3) Penginformasian kegiatan kepada masyarakat melalui bidan desa, kader
kesehatan, dan perangkat desa.
4) Penetapan teknis pelaksanaan :
a) Pendaftaran dengan pembagian nomor urut
b) Pembuatan kartu status
c) Pemanggilan klien dan suaminya
d) Pemberian konseling dan informed consent (meminta kesediaan
klien dan suaminya untuk dilakukan tindakan).
e) Pemeriksaan payudara dengan cara SADANIS oleh bidan dengan
dikonfirmasi oleh dokter puskesmas bila ditemukan benjolan.
f) Pelaksanaan IVA oleh Bidan dengan dikonfirmasi oleh dokter
puskesmas.

5
g) Pelaksanaan Krioterapi oleh dokter/bidan puskesmas untuk IVA
positif.
h) Penjelasan rencana tindak lanjut/follow-up baik pada kasus positif
maupun negatif.
i) Pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia.
j) Pemulangan klien.
b. Penyelenggaraan Posbindu
Pelaksanaan Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yaitu :
1) Pendaftaran
Pada tahap ini dilakukan pengisian data pribadi/ identitas peserta
meliputi nama, nomor KTP/ BPJS, tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
pendidikan terakhir, alamat, pekerjaan, status perkawinan dan golongan
darah.
2) Wawancara riwayat PTM dan faktor resiko PTM
Petugas menanyakan tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri
sendiri serta perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan buah,
aktivitas fisik dan konsumsi alkohol. Aktivitas ini dilakukan saat pertama
kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
3) Pengukuran
a. Tinggi badan menggunakan microtoise.
b. Berat badan dan IMT dilakukan dengan menggunakan alat body fat
analizer untuk menentukan kegemukan/ obesitas.
c. Lingkar perut dilakukan dengan menggunkan pita pengukur untuk
mengetahui ada tidaknya obesitas sentral.
4) Pemeriksaan
a. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan baik bagi yang
sehat maupun yang sudah menyandang hipertensi dengan
menggnakan tensimeter digital.
b. Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
dilalsanakan 1-3 tahun sekali dan bagi yang mempunyai faktor
resiko paling sedikit 1-2 kali dalam setahun sedangkan penyandang
diabetes melitus paling sedikit 1 kali sebulan.
c. Pemeriksaan kolesterol total bagi yang sehat dilakukan 1-5 tahun
sekali, bagi yang memiliki faktor resiko 3-6 bulan sekali.
5) Identifikasi faktor resiko PTM dan konseling
Setelah diidentifikasi faktor resiko setiap peserta dilakukan konseling
secara perorangan kepada peserta. Selain itu dilakukan penyuluhan
kesehatan.

6
3. Home visit peserta prolanis
Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home visit. Tim
home visit melakukan kunjungan rumah pada penderita.
4. Senam prolanis
Senam dilakukan seminggu satu kali di UPT Puskesmas
5. Edukasi kelompok prolanis
Edukasi kelompok diberikan satu bulan sekali setelah dilakukan senam.
6. Pencatatan dan pelaporan
a. Pelaporan PTM dilakukan setiap bulan dengan megumpulkan data kasus
baru PTM dari Puskesmas,Puskesmas pembantu dan Posbindu PTM serta
pelaporan setiap bulan faktor risiko penyakit dari hasil kegiatan Posbindu
PTM.
b. Pelaporan Iva dilakukan setiap bulan dengan mencatat jumalh waniat usia
subur yang telah dilakukan pemeriksaan IVA.
c. Pelaporan home visit dilakukan setiap kunjungan rumah.
d. Pelaporan kegiatan edukasi dan senam prolanis dilakukan setiap
pelaksanaan.

7
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan kegiatan didapat dari dari Dinas


Kesehatan berupa KMS/ buku monitoring faktor risiko, pengadaan stik, bahan habis
pakai lainnya dan obat-obatan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan
NO Kegiatan Resiko Pencegahan resiko
1. Posbindu PTM Penularan infeksi Pada saat pemeriksaan
darah menggunakan
jarum sekali pakai.
2. IVA Penularan infeksi Penggunaan spekulum
sekali pakai

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
NO Kegiatan Resiko Pencegahan resiko
1. Posbindu PTM Penularan infeksi Pada saat pemeriksaan
darah petugas

8
menggunakan sarung
tangan
2. IVA dan SADANIS Penularan infeksi Pada saat pemeriksaan
IVA petugas
menggunakan sarung
tangan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan


indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
3. Perempuan 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker cervik dan payudara
4. Usia > 15 tahun yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Penduduk usia > 18 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah
6. Obesitas/ IMT pada penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan
IMT
7. Proporsi Faktor risiko PTM

Jumlah positif faktor risiko PTM


Proporsi
faktor risiko
PTM = -------------------------------------------------- x 100%
Jumlah peserta yang melakukan
pemeriksaan pada Posbindu PTM

BAB IX
PENUTUP

Program PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan


penyakit tidak menular untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehat, dan bagi
mereka yang menyandang PTM tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Kegiatan ini
dilakukan melalui edukasi, deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor

9
resiko PTM. Upaya ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap adanya faktor resiko PTM yang akan menimbulkan ancaman
peningkatan kasus PTM, kecacatan, kematian dini di masyarakat masa mendatang.
Dengan diketahuinya faktor resio PTM secara dini maka factor resiko PTM dapat
dikendalikan sehingga tindak lanjut dan pengobatan akan lebih efektif. Hal ini
mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan akibat PTM sehingga
ancaman hambaan pertumbuhan ekonomi Negara dapat dihindari.
Pelaksanaan program PTM sangat memerlukan dorongan dan pembinaan dari
tenaga kesehatan, serta dukungan lintas sector seperti pimpinan masyarakat,
kelompok organisasi, serta petugas pelaksana PTM. Efektifitas dan optimalisasi
penyelenggaraan program PTM juga memerlukan keterlibatan dan peran aktif dari
berbagai pihak serta dukungan, fasilitasi dan pembinaan berkesinambungan.
.

10

Anda mungkin juga menyukai