Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Posbindu adalah salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotive dan preventif dalam pengendalian penyakit
tidak menular dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian. Deteksi dini PTM di Posbindu
merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini dan penilaian
faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dilakukan secara terpadu, rutin
dan periodik.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan penerapan petugas untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini
faktor resiko PTM di Posbindu PTM wilayah kerja UPT Puskesmas Singosari.

2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
b. Terlaksananya pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM

C. SASARAN
Sasaran skrining faktor resiko PTM yaitu penduduk usia >15 tahun yang memiliki
atau tidak memiliki faktor resiko PTM.

D. DASAR HUKUM
Permenkes RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular

E. BATASAN OPERASIONAL
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini
terhadap PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala
pada yang mengalaminya.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau
UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan
puskesmas.
Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM meliputi wawancara
untuk perilaku merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktifitas fisik,
konsumsi alkohol, kemudian pengukuran secara berkala tinggi badan dan berat

1
badan, menghitung nilai indeks massa tubuh (IMT), mengukur lingkar perut,
tekanan darah,dan pemeriksaan gula darah sewaktu , kolesterol total, trigliserida.
Jika pada saat wawancara, pengukuran, pemeriksaan ditemukan faktor risiko
PTM, maka dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu melalui
penyuluhan individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Posbindu PTM dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
1. Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrument atau
formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga
dan yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar perut, IMT, pemeriksaan tekanan darah, serta konseling.
2. Posbindu PTM utama meliputi kegiatan Posbindu PTM dasar ditambah dengan
pemeriksaan guladarah, kolesterol total,yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih (dokter,bidan,perawat kesehatan/tenaga ahli teknologi laboratorium
medik/lainnya).
Posbindu PTM utama dilaksanakan bila memiliki sumber daya berupa
peralatan, tenaga kesehatan dan tempat pemeriksaan yang memadai. Bila
kelompok/organisasi/institusi di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang
mencukupi, maka pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu
PTM dasar. Seiring dengan perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka
Posbindu PTM dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu PTM utama.
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi
kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini, monitoring terhadap faktor risiko
penyakit tidak menular dan tindak lanjut dini seperti konseling serta rujukan ke
puskesmas.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini meliputi konsep adaptasi kebiasaan baru P2PTM dengan
COVID-19, tujuan dan strategi kegiatan, konsep dasar program Posbindu PTM,
pengorganisasian Posbindu PTM, pemantauan, penilaian dan pembinaan serta peran
pemangku kepentingan.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu PTM Puskesmas mencakup :
1. Substansi Posbindu PTM mengacu kepada kegiatan, bukan terhadap tempat.
Hal ini yang membedakan Posbindu PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatan
berupa deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini
faktor risiko PTM. Persiapan dalam penyelenggaraan Posbindu PTM didahului
dengan identifikasi kelompok potensial yang ada di masyarakat, sosialisasi
dan advokasi, pelatih petugas pelaksana Posbindu PTM atau fasilitas tekhnis,
fasilitas logistik, pengaturan mekanisme kerja antara petugas pelaksana
Posbindu PTM dengan pembinanya, serta sumber pembiayaan.
2. Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran,
pemeriksaan dan tindak lanjut dini. Biaya penyelenggaraan kegiatan Posbindu
PTM dapat berasala dari berbagai sumber. Pada awal pelaksanaan mendapat
stimulasi atau subsidi dari pemerintah. Secara bertahap di harapkan
masyrakat mampu membiayai penyelenggaraan kegiatan secara
mandiri.Kegiatan posbindu PTM dalam situasi kondisi tertentu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
3. Pemantauan dan penilaian keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM harus dilakukan dengan membandingkan indikator yang telah
ditetapkan sejak awal dan dibandingkan dengan hasil pencapaiannya.
Penilaian tingkat perkembangan Posbindu PTM berdasarkan penilaian
terhadap tingkat perkembangan Posbindu yang dilakukan sebagai bahan
dasar perencanaan dan pengembangan kegiatan. Hasil evaluasi ini digunakan
sebagai rujukan untuk melakukan kegiatan yang bekelanjutan.

B. METODE
Kegiatan dilaksanakan dengan metode wawancara faktor resiko PTM,
pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dilanjutkan dengan
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium (gula darah, kolestrol,
asam urat), identifikasi faktor resiko PTM, konseling dan tindak lanjut.

C. LANGKAH KEGIATAN
Pelaksanaan Posbindu PTM:
1. Persiapan Penyelenggaraan Deteksi Dini PTM
a. Waktu pelaksanaan diinfokan terlebih dahulu kepada masyarakat
b. Menginformasikan agar peserta yang datang dalam kondisi sehat (tidak
ada riwayat demam, batuk, habis kontak dengan orang positif covid)

4
c. Pengumuman disertai instruksi menggunakan masker dan mematuhi
prokes
d. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun
2. Saat pelaksanaan :
a. Kader Posbindu dan Petugas cuci tangan dan memakai APD
(Masker,sarung tangan, skort)
b. Pelaksanaan kegiatan sesuai standar penerapan prokes, kader
mengarahkan pasien untuk mencuci tangan terlebih dahulu dan memakai
masker
c. Kader mengatur pasien untuk jaga jarak minimal 1 meter
d. Kader melakukan pendaftaran pasien pada meja 1
e. Kader melakukan wawancara faktor resiko PTM di meja 2
f. Kader melakukan pengukuran faktor resiko PTM (Tinggi badan, Berat
badan, IMT, Lingkar perut) di meja 3
g. Petugas melakukan pemeriksaan faktor resiko PTM (Tekanan darah, gula
darah dan cholestrol) di meja 4
h. Petugas melakukan identifikasi faktor resiko PTM, dan edukasi bagi
penyandang PTM di masa pandemi di meja 5
i. Setelah proses pelaksanaan skrining dan edukasi selesai, peserta diminta
segera meninggalkan lokasi agar tidak terjadi kerumunan
3. Setelah pelaksanaan:
a. Petugas melakukan pembersihan lokasi
b. Melepas APD dan mencuci tangan
c. Membersihkan diri dan mandi setiba di rumah

5
j.
BAB IV
DOKUMENTASI

Hasil kegiatan deteksi dini posbindu PTM di dokumentasikan dan diinput ke aplikasi
Epuskesmas selanjutnya akan menjadi hasil capaian bulanan PTM dan di laporkan
ke Dinas Kesehatan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis POSBINDU bagi Kader.Jakarta


Kemenkes R1. 2020. Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam P2PTM. 2020

Anda mungkin juga menyukai