Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH SATUAN BESARAN POKOK

1. Satuan Panjang (meter)

Meter pada awalnya ditetapkan oleh Akademi Sains Prancis sebagai 1/10.000.000 jarak
sepanjang bumi dan kutub utara hingga Khatulistiwa melalui Meridian Paris pada tahun
1791, dan pada tahun 1795 perancis menggunakan meter sebagai jarak resmi untuk panjang.
Ketidakpastian dalam mengukur jarak tersebut menyebabkan biro berat dan ukuran
Internasional menetapkan satu meter adalah jarak antara dua garis pada batang platinum-
iridium yang disimpan di Sevres Perancis tahun 1889.

Pada tahun 1960 hingga 1970, ketika laser di perkenalkan Konferensi umum tentang
berat dan ukuran ke-11 mengganti definisi meter sebagai 1.650.763,63 kali panjang
gelombang spektrum cahaya oranye-merah atom krypton-86 dalam sebuah ruangan vakum.
Pada tahun 1983, BIPM menentukan meter sebagai jarak yang dilalui cahay melalui vakum
pada 1/299.792.458 detik kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik.
Oleh karena itu kecepatan cahaya dalam vakum dimana saja adalah sama. Devinisi ini adalah
lebih universal dibandingkan jarak ukur lilit bumi atau panjang batang logam tertentu.

Pada tahun 1120 raja Inggris yaitu Henry 1 secara pribadi menggunakan hitung dan
jempolnya untuk menetapkan standar satuan panjang, kemudian memutuskan bahwa standar
panjang di negara itu akan diberi nama yard (3 kaki) dan akan sama dengan jarak dari ujung
hidung ke ujung lengan.

Meter asal kata dari Yunani yaitu metron yang berarti ukuran

2. Satuan waktu (detik)

Sebelum adanya pengukuran waktu modern seperti zaman


sekarang, arloji dan stopwatch waktu diukur menggunakan
jam matahari dan jam pasir, waktu diukur abad, tahun, bulan,
minggu, jam, menit, dan sekon atau sekon. Sebelum
tahun1967, satu sekon ditetapkan sama dengan(1/60) (1/60)
(1/24) atau dengan 1/86400 hari. Jadi 1 sekon adalah 1/86400
hari.
Akan tetapi dari kemudian hari diketahui bahwa waktu edar
matahari rata-rata itu berubah dari tahun ke tahun sehingga
pada tahun 1967 ditetapkan waktu standar satu sekon adalah
waktu yang diperlukan oleh atom sesium-33 untuk melakukan
getaran sebanyak 9.192.631.770 kali periode getaran radiasi
dari atom sesium.

3. Satuan Massa (kilogram)

Pada Satuan Internasional massa dinyatakan dalam satuan koligram. Didefinisikan


sebagai massa sebuah silinder platina-iridium tertentu disimppan di Biro Internasional Poids
et Mesures di Sevres, Perancis. Standar ini ditetapkan pada tahun 1887. Penggunaan bahan
platinum-iridium sebagai standar satu kilogram karena merupakan bahan yang stabil.

4. Satuan Temperatur (kelvin)

Skala kelvin adalah skala suhu dimana nol absolut di


definisikan sebagai 0 K. Kelvin adalah salah satu dari
tujuh unit dasar SI. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua
fakta yaitu nol kelvindan nol absolut, dan satu kelvin
adalah pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamika.
Skala suhu celcius sekarang didefinisikan kelvin.
Kelvin dinamakan berdasarkan mana seorang
fisikawan dan insinyur Inggris William Thomso 1st
Baron Kelvin. Perkataan kelvin sebagai unit ditulis
huruf kecil (k) kecuali dalam awal kalimat dan tidak
pernah di ikuti kata dan simbol derajat, berbeda dengan
fahrenheit dan celcius. Ini karena kedua skala
tersebut adalah skala ukuran sementar kelvin adalah
unit ukuran. Ketika kelvin diperkenalkan pada tahun
1954 di Konverensi umum Ukuran dan Berat ke-10,
Resolusi 3, CR 79 namanya adalah derajat kelvin dan
ditulis K, dan kata derajat dibuang pada tahu 1967.

Sejarah Temperatur Farinhait


Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana
Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Ada
yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan
titik nol (0 F) dan 100 F pada skala
temperaturnya dengan cara mencatat temperatur
di luar terendah yang dapat ia ukur, dan
temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar
terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada saat
musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di
kampung halamannya, (-17.8 C). Fahrenheit ingin
menghindari suhu negatif di mana skala Ole
Rmer seringkali menunjuk temperatur negatif
dalam penggunaan sehari-hari.
Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya
sendiri adalah 100 F (suhu tubuh normal adalah
mendekati 98.6 F, berarti Fahrenheit saat itu
sedang demam ketika bereksperimen atau
termometernya tidak akurat). Dia membagi skala
normalnya menjadi 12 divisi, dan kemudian ke-12
divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi.
Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat.
Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik
beku air pada 32 F, dan titik didih air pada 212 F,
berbeda 180 derajat.
Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit
menentukan titik nol (0 F) pada skalanya sebagai
suhu di mana campuran sama rata antara es dan
garam melebur dan 96 derajat sebagai temperatur
darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah
kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya
terdiri atas 12 divisi, tapi kemudian dia membagi
masing-masing divisi menjadi 8 sub-divisi sama
besar. Dan menghasilkan 96 derajat. Dia
kemudian menemukan bahwa air (tanpa
campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32
derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.
Yang ketiga adalah cerita yang paling dikenal,
seperti yang digambarkan pada serial televisi
fisika populer The Mechanical Universe. Serial
itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi
skala Romer di mana air membeku pada suhu 7,5
derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4
untuk mengeliminasi pecahan serta
meningkatkan granularity dari skala tersebut
(menghasilkan 30 dan 240 derajat). Kemudian dia
kembali menentukan skalanya di antara titik beku
air dan temperatur normal tubuh manusia (di mana
ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan
32 derajat sehingga ada 64 interval akan membagi
dua. Sehingga ia bisa menandai garis derajat
pada alatnya dengan membagi dua interval
tersebut dua kali.
Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan
menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik
didih air yang sebenarnya akan berbeda dengan
32 F dan 212 F. Beberapa waktu setelah
kematiannya, diputuskan untuk kembali
menandakan skalanya dengan 32 F dan 212 F
sebagai titik beku dan titik didih air murni yang
benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari
Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan
menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini
juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh
pernah sekali ditentukan 96 atau 100 F oleh
Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 F oleh
banyak pihak, walaupun nilai 98 F akan lebih
akurat.
Keempat, adalah cerita yang tidak begitu dikenal
mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Cerita
keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit
ditentukan Fahrenheit sendiri yang menjadi
anggota organisasi persaudaraan (tidak ada bukti
yang tentu). Dalam organisasi tersebut, ada 32
tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi.
Penggunaan kata degree (dalam bahasa
Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri
dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi
tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak
ada bukti yang menunjukkan kebenaran hal
tersebut .
Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit
menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di
mana manusia akan mati beku karena kedinginan
dan 100 derajat adalah temperatur di mana
manusia akan mati karena panas. Untuk alasan
itu, 0 sampai 100 menunjukkan rentang di mana
manusia bisa hidup.

5. Satuan Arus (Ampere)

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan
listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus
konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa
arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di
sekeliling kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang
berarus listrik.
1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak
terhingga dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak 1
meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 107 newton per meter.
Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap
satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan detikatau Ampere . Contoh arus listrik
dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere
(A) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA)
seperti yang terjadi pada petir . Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan
resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam
sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam . Satuan internasional untuk
arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus
konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 N/m di antara dua
penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu
sama lain dalam ruang hampa udara.

6. Satuan Intensitas Cahaya (candela)


Bagai cahaya, maka perlu menunggu sampai 1909 untuk
melihat awal unufikasi di tingkat Internasional, ketika
laboraturiun Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris
memutuskan untuk mengadopsi lilin internasional yang
diwalili oleh lampu pilamen karbon. Jerman pada saat yang
sama, tinggal dengan lilin Hefner, ditetapkan oleh standar api,
dan setara dengan sekitar 9/10 lilin Internasional. Tapi standar
dengan menggunakan lampu pijar dan akibatnya bergantung
pada stabilitas mereka tidak akan pernah memuaskan dan oleh
karena itu, bisa hanya sementara. Disisi lain sifat hitam yang
disediakan secara teoritis sempurna, dan pada awal 1933,
prinsip diadopsi bahwa unit fotometrik baru akan didasarkan
kepada emisi bercahaya hitam di suhu beku besi platina (2045
K).
Sebelum intensitas cahaya berdasarkan filamen api atau
pijar digunakan di berbagai negara tahun 1948, awal
digantikannya lilin baru berdasarkan luminasi radiator hitam a
pada suhu beku platinum. Modifikasi ini telah disiapkan oleh
Komisi internasional tentang Penerangan dan oleh
CIPM sebelim 1937, dan telah di umumkan oleh CIPM pada
tahun 1946. Saaat ini diratifikasi pada tahun 1948 oleh CGPM
9 yang mengadopsi nama internasional baru untuk unit ini
yang candela pada tahu 1967 CGPM ke-13 memberi
perubahan dari definisi 1946.
Pada tahun 1979 karena kesulitan eksperimental dalam
mewujudkan radiator Plank pada suhu tinggi dan
kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh
radiometri, yaitu pengukuran daya radiasi optik, mengadopsi
definisi baru candela.

7. Satuan Jumlah Zat (mole)


Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah
zat. Istilah mol pertama kali diciptakan oleh Wilhem
Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,
walaupun sebelumnya telah terdapat konsep massa
equivalan seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan
berasal dari kata bahasa Jerman molekul. Nama gram
atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan
artian yang sama dengan mol tetapi unutk sekarang ini
sudah tidak digunakan lagi.
Satuan mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu
sistem yang mengandung entitas elemeter sebanyak
atom-atom yang berda pada 12 gram karbon-12.
Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol
didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga disebut
"bilangan Avogadro"). Namun kita tidak perlulah
mengetahui jumlah atom ataupun molekul yang ada
dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol, dan
sebenarnya pula pengukuran jumlah zat dilakukan
pertama kali sebelum adanya teori atom modern.
Definisi mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an.
Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat atom
hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relativ
oksigen-16. Keempat definisi ini memiliki tingkat
perbedaan yang lebih kecil dari 1%.
Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah
zat adalah dengan mengukur massanyadan kemudian
membagi nilai massanya dengan massa molar zat
tersebut.Massa molar dapat dihitung dengan mudah dari
nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa
molar (didefinisikan sebagai 1 g/mol). Metode lainnya
meliputi penggunaan volume molar ataupun
pengukuran muatan listrik
Diposkan oleh Atik Jumiati di 22.46

Besaran pokok si
1. Satuan Intensitas Cahaya (Candela)
Awalnya, setiap negara memiliki sendiri, dan agak buruk direproduksi, Satuan intensitas cahaya,
maka perlu menunggu sampai 1909 untuk melihat awal unifikasi di tingkat internasional, ketika
laboratorium nasional Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris memutuskan untuk mengadopsi lilin
internasional yang diwakili oleh lampu filamen karbon. Jerman, pada saat yang sama, tinggal dengan
lilin Hefner, ditetapkan oleh standar api, dan setara dengan sekitar sembilan-persepuluh lilin
internasional. Tapi standar berdasarkan lampu pijar, dan akibatnya bergantung pada stabilitas
mereka, tidak akan pernah memuaskan dan oleh karena itu bisa hanya sementara, di sisi lain, sifat
hitam yang disediakan solusi secara teoritis sempurna dan, pada awal 1933, prinsip diadopsi bahwa
unit fotometrik baru akan didasarkan pada emisi bercahaya hitam di suhu beku platina (2045 K).

Satuan intensitas cahaya berdasarkan standar filamen api atau pijar digunakan di berbagai negara
sebelum tahun 1948 awalnya digantikan oleh lilin baru berdasarkan luminansi radiator Planckian
(hitam a) pada suhu beku platinum. Modifikasi ini telah disiapkan oleh Komisi Internasional tentang
Penerangan (KIE) dan oleh CIPM sebelum 1937, dan telah diumumkan oleh CIPM pada tahun 1946.
Saat itu diratifikasi pada tahun 1948 oleh CGPM 9 yang mengadopsi nama internasional baru untuk
unit ini, yang candela (simbol cd), di tahun 1967 CGPM ke-13 memberikan versi perubahan dari
definisi 1946.

Pada tahun 1979, karena kesulitan eksperimental dalam mewujudkan radiator Planck pada suhu
tinggi dan kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh radiometri, yaitu pengukuran daya
radiasi optik, CGPM 16 (1979) mengadopsi definisi baru candela

2. Satuan Jumlah Zat (Mol)


Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat.[1] Istilah mol pertama kali
diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,[2]walaupun
sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya.
Istilah mol diperkirakan berasal dari kata bahasa Jerman Molekl. Nama gram
atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan artian yang sama dengan
mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung entitas
elementer (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam
12 gram karbon-12.[1] Sehingga:
satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu
mol emas;
satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan
satu mol air;
jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu
mol air.

Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan


Avogadro (juga disebut bilangan Avogadro). Namun kita tidak perlulah mengetahui
jumlah atom ataupun molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan
mol,[3] dan sebenarnya pula pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum
adanya teori atom modern.[4] Definisi mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-
an.[1][3] Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat atom hidrogen, berat
atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen-16. Keempat definisi ini memiliki
tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%.

Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan
mengukurmassanya dan kemudian membagi nilai massanya dengan massa
molar zat tersebut.[5] Massa molar dapat dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi
bobot atom dan tetapan massa molar (didefinisikan sebagai 1g/mol). Metode lainnya
meliputi penggunaan volume molar ataupun pengukuran muatan listrik.

3. Satuan Arus Listrik (Ampere)


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. [1] Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.[1] Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikroAmpere (?A) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir.[2][3] Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.[1]
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional.[4] Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A).[4] Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua
penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara.
Bilangan Avogadro (lambang: L, atau NA), juga dinamakan
sebagai tetapan Avogadro atau konstanta Avogadro, adalah
banyaknya entitas (biasanyaatom atau molekul) dalam
satu mol[1][2] , yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam
12 gram (0,012 kilogram) karbon-12 dalam keadaan dasarnya.
Perkiraan terbaik terakhir untuk angka ini adalah:[3]
NA = (6.02214179 0.00000030) x 1023 mol-1
Nilai angka ini pertama kali diperkirakan oleh Johann Josef
Loschmidt, yang pada 1865 menghitung jumlah partikel dalam
satu sentimeter kubik gas dalam keadaan standar. Tetapan
Loschmidt karena itu lebih tepat sebagai nama untuk nilai
terakhir ini, yang dapat dikatakan berbanding lurus dengan
bilangan Avogadro. Namun dalam kepustakaan berbahasa
Jerman tetapan Loschmidt digunakan baik untuk nilai ini
maupun jumlah entitas dalam satu mol.

4. Satuan Massa (Kilo gram)


Massa (berasal dari bahasa Yunani ????) adalah
suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan
untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang
terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa
biasanya disinonimkan dengn berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu
objek diakibatkan oleh interaksi massa
dengan medan gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat
benda berat di Bumi dapat mengasosiasi berat
benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini
dapat diterima untuk benda-benda yang berada di
Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di
Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil
dan lebih mudah diangkat namun massanya
tetaplah sama.
Tubuh manusia dilengkapi dengan indera-indera
perasa yang membuat kita dapat merasakan
berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan
dengan massa. Seseorang dapat mengamati suatu
objek untuk menentukan ukurannya,
mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan gaya gesek
inersia benda tersebut. Penginderaan ini
merupakan bagian dari pemahaman kita
mengenai massa, namun tiada satupun yang
secara penuh dapat mewakili konsep abstrak
massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari
penginderaan, melainkan berasal dari gabungan
berbagai pengalaman manusia.
Konsep modern massa diperkenalkan oleh Isaac
Newton dalam penjelasan gravitasi dan inersia
yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai
fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai
dua hal yang berbeda dan tidak berhubungan.
Namun, Isaac Newton menggabungkan
fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa
kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh adanya
keberadaan massa.
5. Satuan Panjang (Meter)
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang
dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi
ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam
ilmu fisika dan teknik, kata panjang biasanya digunakan secara sinonim dengan
jarak, dengan simbol l atau L (singkatan dari bahasa Inggrislength).

Panjang adalah ukuran satu dimensi, sedangkan luas adalah ukuran dua dimensi
(pangkat dua dari panjang) dan volume adalah ukuran tiga dimensi (pangkat tiga
dari panjang). Dalam hampir semua sistem pengukuran, panjang adalah satuan
fundamental yang digunakan untuk menurunkan satuan-satuan lainnya.

6. Satuan Waktu (Second)

Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai


second minute (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam.
Bagian yang pertama dikenal sebagai prime minute (menit perdana)
yang sama denganmenit seperti yang dikenal sekarang. Besarnya
pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam
dan ada 60 detik di dalam satu menit. Ini mungkin disebabkan oleh
pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem
berdasarkan sexagesimal (basis 60). Istilah jam sendiri sudah
ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24
dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean
hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and


Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General
Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun
1954, menjabarkan detik dalam periode
putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu
telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam
untuk digunakan sebagai standar waktu. Gerakan bumi itu digambarkan
di Newcombs Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang
mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di
tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke
delapanbelas dan sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan
sebagai
1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari
1900 jam 12 waktu ephemeris.

Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and


Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan
berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400
detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi
31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris
(Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang
memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori
gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom


sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.

Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval
Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical
Laboratory(Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine
transition frequency atom caesium dan detik ephemeris. Dengan
menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal
yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa
gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas
matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai
hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and
Measuresmendefinisikan detik dari waktu atom dalam International
System of Units (SI)sebagai
Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan
dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari
atomcaesium-133.

pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat


Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada
temperatur 0 K.

Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan


tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk
mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di
atas.

7. Satuan Temperatur (Kelvin)


Skala Kelvin (simbol: K) adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan
sebagai 0 K. Satuan untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K), dan merupakan
salah satu dari tujuh unit dasar SI. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol
kelvin adalah nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah
pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamik triple point air (0,01 C). Skala suhu
Celsius kini didefinisikan berdasarkan kelvin.

Kelvin dinamakan berdasarkan seorang fisikawan dan insinyur Inggris, William


Thomson, 1st Baron Kelvin.

Perkataan kelvin sebagai unit SI ditulis dengan huruf kecil k (kecuali pada awal
kalimat), dan tidak pernah diikuti dengan kata derajat, atau simbol , berbeda
dengan Fahrenheit dan Celsius. Ini karena kedua skala yang disebut terakhir
adalah skala ukuran sementara kelvin adalah unit ukuran. Ketika kelvin
diperkenalkan pada tahun 1954 (di Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran
(CGPM) ke-10, Resolusi 3, CR 79), namanya adalah derajat kelvin dan ditulis K;
kata derajat dibuang pada 1967 (CPGM ke-13, Resolusi 3, CR 104).

Perhatikan bahwa simbol unit kelvin selalu menggunakan huruf besar K dan tidak
pernah dimiringkan. Tidak seperti skala suhu yang menggunakan simbol derajat,
selalu ada spasi di antara angka dan huruf K-nya, sama seperti unit SI lainnya.
Pengertian besaran dalam fisika
Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan
mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Contoh besaran : massa,
kecepatan, panjang.

Pengertian satuan dalam fisika


Di dalam fisika satuan diartikan sebagai suatu pembanding di dalam kegiatan pengukuran suatu
besaran.

Jenis-jenis satuan
a. Satuan baku : merupakan suatu pembanding yang memberikan hasil yang sama apabila
dilakukan oleh beberapa orang. Contoh satuan baku : m, cm, kg, gram, dll.
b. Satuan tidak baku : merupakan suatu pembanding yang akan memberikan haasil berbeda
apabila dilakukan oleh beberapa orang. Contoh : jangkal, hasta, kaki, yard
Misalnya Tina dan Tino mengukur panjang buku yang sama menggunakan penggaris dan
jengkal tangan masing-masing. Tina dan menyatakan jika panjang buku 20 cm dan 1.5 jengkal
tangannya, sedangkan Tino menyatakan panjang buku 20 cm dan 1.25 jengkal tangannya.
Jengkal tangan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh orang yang
berbeda.

Satuan internasional (SI) merupakan satuan yang telah disepakati secara Internasional dan
digunakan oleh berbagai negara.
Syarat SI :
a. Bersifat Internasional sehingga dapat digunakan oleh berbagai negara
b. Mudah ditiru
c. Bersifat tetap
Satuan Internasional meliputi meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai satuan massa
dan sekon sebagai satuan waktu sehingga satuan SI juga disebut satuan MKS (m.kg,s).

Jenis-jenis besaran
Besaran-besaran di dalam fisika, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Berdasarkan nilai dan arahnya besaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Besaran skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja dan tidak mempunyai
arah. Contoh besaran skalar : massa, waktu, suhu, luas,volume
2.
Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. Sesuai
kesepakatan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kiri dan ke bawah maka besaran
tersebut bernilai negatif (-) sedangkan apabila besaran vektor tersebut arahnya ke kanan dan ke
atas maka besaran tersebut bernilai positif (+)
Contoh besaran vektor : kecepatan, percepatan, gaya.

b. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi 2 janis, yaitu :


1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan terlebih
dahulu. Ada 7 besaran pokok di dalam fisika. Besaran pokok beserta satuannya seperti yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok. Contoh
besaran turunan beserta satuannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Yaitu panjang lintasan yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu, sehingga satuan kecepatan m/s.

Anda mungkin juga menyukai