1
2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas
Contoh: Otot-otot selama excercise
c. Pelicin
1) Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
d. Reaksi-reaksi kimia
1) Pemecahan karbohidrat
2) Membentuk protein
e. Pelindung
1) Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS)
dan Cairan Ektraselular (CES)3,6
a. Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation
terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-,
protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
b. Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar
1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel
berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan
membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh,
regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa,
penghancuran makanan dalam proses pencernaan.
Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel
misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel.
Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali
lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan intravaskuler
2
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh
darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga
saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur jumlah darah
seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan
jenis kelamin dan usia, komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma,
dan 45% sisanya terdiri dari komponen darah seperti sel darah merah, sel
darah putih dan platelet.
3) Cairan transelular
Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang
khusus seperti cairan serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata,
intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%.
Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+, sedikit K+,
Ca2+, Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma,
sedikit HPO42-SO42-.
Human Bod:
1. Tissue (40%)
2. Fluid (60%)
Ekstraseluler (20%)
Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%),
dan Traseluler (1-3%)
4. Tekanan Cairan
Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vaskuler
menimbulkan tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau
osmotik koloid.
a. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karena volume
cairan dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh.
b. Tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma
protein.
Perbedaan tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan. Misalnya
terjadinya filtrasi pada ujung arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan
onkotik sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju interstisial.
Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih besar sehingga
cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada keadaan tertentu,
dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi rendah atau kurang
maka cairan akan di absorpsi ke ruang vaskuler.
5. Keseimbangan Cairan
a. Intake cairan dan output cairan3
Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau
pemasukan cairan sama dengan cairan yang dikeluarkan.
3
1) Intake cairan
Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada
orang dewasa minum antara 1300-1500 ml perhari, sedangkan
kebutuhan cairan tubuh sekitar 2600ml, sehingga kekuarangan 1100-
1300 ml. kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan
sayur-sayuran mengandung 90% air, buah-buahan 85% dan daging 60%
air. Kekurangan cairan dapt diperoleh dari makanan dan oksidasi selama
proses pencernaan makan
Intake cairan meliputi:
Minum : 1300 ml
Pencernaan makanan : 1000 ml
Oksidasi metabolik : 300 ml
Jumlah : 2600 ml
Kebutuhan Intake cairan berdasarkan umur dan berat badan:
No Umur BB(KG) Kebutuhan Cairan
1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700
2) Output Cairan
Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu:3
a) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui
tractus urinariusmerupakan proses output cairan tubuh yang
utama. Dalam kondisi normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml
per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap
harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi
urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan
dalam tubuh.
b) Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.besarnya
tergantung dari aktivitas, jumlahnya 0-500 ml
c) Insensible water loss (IWL)
IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui
kulit dan paru-paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300ml. keadaan
4
demam dan aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas,
sehingga meningkatkan produksi cairan pada kulit dan pernapasan.
d) Feses
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
Kulit : 600-900 ml
Paru-paru : 400 ml
Feses : 100 ml
Jumlah : 2600-2900 ml
5
b) Hormon aldosteron
Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan
reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron
distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya
akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh
peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan
interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary
anterior. Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun,
tekanan darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan
tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin
menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan
tidak banyak keluar melaui ginjal.
3) Sistem Limpatik
Plasma protein an cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi
kedalam pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan
cairan dan protein sebelum masuk dalam darah.
4) Ginjal
Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di
glomerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal.
5) Persarafan
Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan
sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor
merespon pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan
stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal untuk pelepasan
aldosteron oleh korteks adrenal.
6
1) Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya
dengan cairan tubuh.
2) Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih
besar dari cairan tubuh.
3) Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektiflebih
kecil dari cairan tubuh,mengandung lebih sedikit natrium dan klorida daripada di
plasma.
7
1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya
yang seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
daripada elektrolitnya.
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya
daripada air.
Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume
ekstrasel berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan
cairan daerah entrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi
kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen,
serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan
intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan)
berdasarkan derajatnya:
Dehidrasi berat
a. Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L
b. Serum natrium 159-166 mEq/Lt
c. Hipotensi
d. Turgor kulit buruk
e. Oliguria
f. Nadi dan pernapasan meningkat
g. Kehilangan cairan mencapai > 10%BB
Dehidrasi sedang
a Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10%BB
b Serum natrium 152-158mEq/Lt
c Mata cekung
Dehidrasi ringan
a. Kehilangan cairan mencapai 5%BB
b. Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 L
8
Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah
cairan hingga ke membran kapiler paru-paru, sehingga menyebabkan edema
paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema pru-paru
adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara ronkhi. Keadaan edema
ini disebabkan oleh gagal jantungyang mengakibatkan peningkatan penekanan
pada kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.
Air
Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk wanita
hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung mudah
berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat
sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk memenuhi
kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan cairan dalam darah.7
Cairan
Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.
Minum setidaknya 6 hingga 8 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan
tidak akan mengurangi bengkak yang di alami. Akan tetapi dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal.7
9
Ibu hamil bisa mengalami dehidrasi. Jika mual-mual dan muntah di
trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan
dan minuman, maka terjadi dehidrasi.
Selain itu, selama hamil, kelenjar keringat bekerja lebih aktif, dan
pembuluh darah pada kulit juga membesar, sehingga tubuh ibu hamil selalu
banyak berkeringat. Lebih-lebih, bila ibu hamil yang bersangkutan banyak
berkegiatan di luar ruangan (out door) dan sering terpapar terik matahari.
Masalahnya, seringkali ibu hamil enggan minum karena malas pipis.
Padahal, dengan mengurangi jatah minum, tubuh jadi kekurangan cairan.7
Pencegahan
Jaga jangan sampai tubuh kehausan serta jangan malas minum, apalagi
dengan alasan malas BAK.
Minum sesuai kebutuhan (8-12 gelas/hari), atau paling tidak minum setiap
15 menit sekali. Bentuknya bisa air putih, sari buah, jus atau buah-buahan serta
sayuran berkuah. Namun, sebaiknya tidak terlalu banyak minum minuman
bersoda, teh atau kopi, karena minuman ini mengandung kafein yang bersifat
diuretik (meningkatkan frekuensi buang air kecil).
Selain itu, bila ingin beraktivitas di luar ruangan, gunakan pakaian yang
menyerap keringat, misalnya dari katun. Pakaian yang menyerap keringat bisa
membantu mengurangi penguapan tubuh.7
10
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh
cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme
(seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan
dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl-.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus
litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat
pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent
(mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari
hidrogen. 3
Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium
ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat,
dan fosfat.
a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan
mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh
pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan
cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi
neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi
cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.3
1) Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat
berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion
natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian
masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium
melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan
konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum
menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium
akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum
maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air.
Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2) Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98%
berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium
dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran.
Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3) Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan
dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh
dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit
melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium
dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon
11
paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan
sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi
peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk
menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.3
4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.
Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan.
Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh
vitamin D dan hormon paratiroid.
5) Keseimbangan Fosfor (PO4-)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai
fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak
dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi
kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari
makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal.
Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan
kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat
demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
6) Keseimbangan Klorida (Cl-)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi
asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam
sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal.
Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam
darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.3
7) Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan
fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan
direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam
karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-
29mEq/Lt.
12
meningkatkan pengeluaran Pengaturan transmisi impuls jantung dan
Pemindahan dalam dan kontraksi otot
luar sel Pengaturan asam basa
Insulin membantu Kontraksi tulang dan otot polos
memindahkan ke dalam
sel dan luar sel,jaringan
yang rusak
Distribusi antara tulang Pembentukan tulang dan gigi
dan cairan ekstrasel Transmisi impuls saraf
Hormon paratiroid Pengaturan kontraksi otot
Kalsium ( )
meningkatkan serum Mempertahankan pace maker jantung
,kalsitonin menurunkan Pembekuan darah
kadar serum Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase
Dipertahankan dan Metabolisme intrasel
dikeluarkan oleh ginjal Pmpa sodium-potasium
Magnesium (
Meningkan adsorpsi Relaksasi kontraksi otot
)
oleh vitamin D dan hormon Transmisi impuls saraf
paratiroid Pengaturan fungsi jantung
Pengeluran dan Produksi HCl
reabsorpsi bersama sodium Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel
dalam ginjal dan volume vaskuler
Klorida ( )
Aldosteron Keseimbangan asam-basa
meningkatkan adsorpsi
klorida dengan sodium
Eksresi dan reabsorpsi Pembentukan tulang dan gigi
oleh ginjal Metabolism karbohidrat,lemak,dan protein
Paratiroid hormon Metabolisme seluler produksi ATP dan DNA
Pospat ( )
menurunkan kadar serum Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah
dengan meningkatkan Pengaturan asam-basa
sekresi ginjal Pengaturan kadar kalsium
Eksresi dan reabsorpsi Buffer utama dalam keseimbangan asam-
Bikarbonat (
oleh ginjal basa
)
Pembentukan oleh ginjal
13
a. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam
plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang
dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare.
b. Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit
buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan
kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih
dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan
asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c. Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien
yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya
denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah,
perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan
(aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5
mEq/L.
d. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah
tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik,
pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan
adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine
sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta
kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e. Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang
ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar
kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan
sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar
gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah
yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok
dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada
tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam
plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi,
hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari
1,3 mEq/L.
h. Hipermagnesia
14
Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Kebutuhan Kalsium
Asupan yang dianjurakan untuk ibu hamil usia > 25 th = 1200 mg/ hari
Ibu hamil usia < 25 th = 800 mg/ hari
Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi dengan 1 gelas susu tiap hari dan
variasi makanan sehari-hari
Fungsi Kalsium
Pembentukan tulang janin
Pembentukan gigi janin
Mencegah pengeroposan tulang
Mencegah hipertensi kehamilan
Mencegah sesak nafas/ asma (alergi)
Kekurangan Kalsium
Nyeri pada tulang saat kehamilan
Pengeroposan tulang (osteoporosis)
Hipertensi kehamilan
15
1. Kebutuhan Natrium pada ibu hamil10
National Research Council of The National Academy of Sciences
merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg.
Jumlah tersebut setara dengan -1 sendok teh garam dapur per hari.
Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan
tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram
NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. American Heart
Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa
tidak lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam
dapur sehari. Menurut United StatesDepartment of Agriculture (USDA),
rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, kira-
kira setara dengan satu sendok teh.
Pengaruh kelebihan dan kekurangan :
Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh ilmuwan yang
bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Kita memerlukan minimum 200-
500 miligram natrium setiap hari untuk menjaga kadar garamdalam darah
tetap normal, yaitu 0,9 persen dari volume darah di dalam tubuh.Dalam
tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar
natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan
mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain
itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya
kenaikan tekanandarah dan sensor di jantung menemukan adanya
peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untukmengeluarkan lebih
banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah.Jika
kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal
akan mengetahui bila volumedarah menurun dan memacu reaksi rantai
yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalamdarah. Kelenjar
adrenal akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan
natrium.Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon
antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.Penahanan natrium dan air
menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kencing, yang pada
akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke
normal. Sensitivitas seseorang terhadap kadar natrium dalam darah
berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah usia seseorang, semakin
bertambah tingkat sensitivitasnya. Kurangnya konsumsi natrium dapat
menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah
menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai
kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun,
daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan
penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta
terbentuknya bercak-bercak putih di kuku.
16
a. wanita hamil berusia 19-30 tahun: 350 mg
b. wanita hamil berusia di atas 31 tahun: 360 mg.
Namun, dosis harian di atas hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar saja, dan bukan untuk mencapai kesehatan yang
optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suplemen magnesium
tambahan untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan cukup
magnesium.
Fungsi Magnesium
17
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
18
BAB III
KESIMPULAN
19