Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEIMBANGAN ASAM BASA

KELOMPOK 5
DESI MEILEILASARI (201266___)
INDAH RESTI (201266___)
NOVITA OKTAVIANA (201266025)
SARAH HELFIDESTARI (201266___)

FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatakan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa kami

telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Keseimbangan Asam Basa.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

dimiliki oleh kami tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga materi di makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.


PENDAHULUAN

Asam adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+) ke suatu
larutan atau ke senyawa biasa, Contoh asam klorida ( HCl), yang berionisasi
dalam air membentuk ion-ion hidrogen ( H+) dan ion klorida ( Cl-). Demikian
juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion
bikarbonat ( HCO3-). Basa adalah zat yang dapat menerima ion H+, Contoh, ion
bikarbonat HCO3-, adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3). Suatu asam baru dapat melepaskan ion
H+ bila ada basa yang dapat menerima ion H+ yang dilepaskan. Oleh karena
itu, reaksi asam basa adalah suatu reaksi pelepasan dan penerimaan ion H+.
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion H+
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang dikeluarkan oleh sel.
PEMBAHASAN

A. Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion H+. Walaupun


produksi akan terus menghasilkan ion H+ dalam jumlah sangat banyak,
ternyata konsentrasi ion H+ dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau
pH 7,4. Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui
koordinasi dari 3 sistem:

1. Sistem Buffer
Menetralisir kelebihan ion H+, bersifat temporer dan tidak
melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah
perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam
organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki
keterbatasan yaitu:
Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler
yang disebabkan karena peningkatan karbon dioksida (CO2).
Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat
pengendalian sistem pernafasan bekerja normal.
Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantun pada
tersediannya ion bikarbonat ( HCO3-).

Sistem buffer ada 4 yaitu :

a. Buffer bikarbonat : merupakan sistem yang terdapat di cairan


ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh
non-bikarbonat.
b. Buffer protein : merupakan sistem yang terdapat di cairan
ekstrasel dan intrasel.
c. Buffer hemoglobin : merupakan sistem yang terdapat di dalam
eritrosit untuk perubahan asam karbonat.
d. Buffer fosfat : merupakan sistem yang terdapat di sistem
perkemihan dan cairan intrasel.

2. Sistem paru
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa
adalah mempertahankan agar Pco2 selalu konstan walaupun
terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolism tubuh.
Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagn
produksi dan ekskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada di dalam darah
tergantung pada laju metabolism sedangkan proses ekskresi CO2
tergantung pada fungsi paru. Kelainan ventilasi dan perfusi pada
dasarnya akan mengakibatkan ketidakseimbanagn rasio ventilasi
perfusi sehingga akan terjadi ketidakseimbangan, ini akhirnya
menyebabkan hipoksia maupun retensi CO2 sehingga terjadi
gangguan keseimbangan asam basa.

3. Sistem ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan
reabsorpsi ion H+ dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan
oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat
dan pembentukan ammonia. Ion H+, CO2, dan NH3 diekskresi ke
dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh
mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses
tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi
untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat
utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion H+ sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan
negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang
sangat rendahpun, ion H+ mempunyai efek yang besar pada sistem
biologi. Ion H+ berinteraksi dengan berbagai molekul biologis
sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan
ekstabilitas membran. Ion H+ sangat penting pada fungsi normal
tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses
fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP. Produksi ion H+ sangat
banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam tubuh. Perolehan
dan pengeluaran ion H+ sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas
dan status kesehatan. Ion H+ di dalam tubuh berasal dari makanan,
minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion H+
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak,
glikolisis anaerobik atau ketogenesis.

B. Ketidakseimbangan Asam Basa

Ketidakseimbangan asam basa terjadi karena adanya kelainan pada satu


atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah
satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis
atau alkalosis.

1. Asidosis
Asidosis menekan aktivitas mental, jika asidosis berlebihan
(dibawah 7,4) akan menyebabkan disorentasi, koma dan bahkan
kematian.
a. Asidosis Respiratory
Asidosis respiratory terjadi akibat keasaman darah
yang berlebihan karena penumpukan CO2 dalam darah
akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat. Asidosis respiratory dapat bersifat akut dan
kronik.
Penyebabnya karena kondisi klinis yang dapat
menyebabkan retensi dalam darah meliputi pneumonia,
emfisema, obstrusi kronis saluran pernafasan, stroke
atau trauma dan obat-obatan yang dapat menekan
sistem pernafasan seperti narkotika, barbiturate dan
sedatif.
Faktor kompensatornya karena pada saat CO2
berakumulasi , peningkatan frekuensi pernafasan
respiratorik (hiperventilasi) ketika istirahat terjadi untuk
mengeluarkan CO2 dari tubuh. Ginjal mengkompensasi
peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih
banyak ion H+ untuk mengembalikan pH darah
mendekati tingkat yang normal. Jika penyesuaian
respiratorik dan ginjal terhadap pH gagal, akan terjadi
gejala-gejala depresi sistem saraf pusat.

b. Asidosis Metabolic
Asidosis metabolic terjadi akibat keasaman darah
yang berlebihan yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah.
Penyebanya yang paling umum terjadi akibat
ketoasidosis karena DM atau kelaparan, akumulasi
peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka
yang berlebihan seperti konvolusi, atau penyakit ginjal.
Diare berat dan berkepanjangan disertai hilangnya
bikarbonat dapat menyebabakan asidosis metabolic.
Faktor kompensatornya, jika hiperventilasi
sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah tanda
klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi
ginjal, peningkatan frekuensi respiratorik dapat
mengembalikan pH darah mendekati tingkat normalnya.
Asidosis yang tidak terkompensasi akan menyebabakan
depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan
disorentasi, koma dan kematian.

2. Alkalosis
Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat.
Jika berat alkalosis dapat menyebabakan kontraksi otot
tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot respiratorik.
a. Alkalosis Respiratory
Alkalosis respiratory adalah suatu keadan dimana
darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan
dalam, sehingga menyebabkan kadar CO2 dalam darah
menjadi rendah.
Penyebabnya akibat demam, pengaruh overdosis
aspirin pada pusat pernafasan, hipoksia karena tekanan
udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia
berat.
Faktor kompensatornya, jika hiperventilasi terjadi
akibat kecemasan gejalanya dapat diredakan melalui
pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal
mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan
mengekskresi ion bikarbonat dan menahan ion H+.

b. Alkalosis Metabolic
Alkalosis metabolic adalah suatu keadaan dimana
darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat.
Penyebabnya muntah yang berkepanjangan
(pengeluaran asam klorida lambung), disfungsi ginjal,
pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan
hipokalemia dan penipisan volume CES atau pemakian
antasid yang berlebihan.
Faktor kompensatornya ada 2 yaitu, kompensasi
respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan
mengakibatkan peningkatan pCO2 dan asan karbonat.
Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion
amonium, lebih banyak ekskresi ion natrium dan kalium,
berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak
ekskresi bikarbonat.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asam Basa
- Pemberian asam melalui makanan
- Penambahan secara endogen dari hasil metabolisme (laktat)
- Penambahan secara endogen yang tidak fisiologis (DM)
- Pengeluaran asam basa oleh ginjal dan usus
- Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh paru
- Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh sel-sel lambung.
PENUTUP

Kesimpulan :

Keseimbangan asam basa dalam tubuh kita sangat penting karena


bila ada diantara asam dan basa kelebihan atau kekurangan maka akan
mengakibatkan kondisi dalam tubuh tidak seimbang atau terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan oleh tubuh, contohnya muntah-muntah, diare,
disfungsi ginjal, bahkan bisa menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-asam-basa

http://fisiologi-dh.blogspot.com/p/keseimbangan-asam-basa.html

http://doktersehat.com/keseimbangan-asam-basa/

http://www.slideshare.net/sasmiyanto/balance-cairan-dan-elektrolit

http://repository.unand.ac.id/18434/1/Keseimbangan%20Asam%20Basa%20bkd.
ppt

http://aslinar.blogspot.com/2011/10/keseimbangan-asam-basa.html

Anda mungkin juga menyukai