Anda di halaman 1dari 7

PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM 1432 H

Hari ini 1432 H tahun yang lalu adalah tonggak sejarah bagi
umat Islam dan peradaban manusia secara umum, dimana
Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk
melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah suatu tempat yang
lebih baik bagi pengembangan perjuangan Rasulullah
menegakkan kalimah Ilahi.

Hijrah menggambarkan perjuangan menyelamatkan akidah,


penghargaan atas prestasi kerja, dan optimisme dalam meraih
cita-cita.

Karena Rasulullah telah tiada. Jadi memaknai makna hijrah


saat ini adalah dengan menarik peristiwa itu sebagai ibrah
(pelajaran).

Bulan ini mengambil perkataan Haram yang bermaksud


terlarang. Ini disebabkan budaya atau tradisi Arab
mengharamkan peperangan pada bulan ini. Selepas munculnya
Islam, Allah meneruskan budaya ini lantas menjadi satu
antara empat bulan haram dalam Islam.

Hari ini 1 Muharram 1432 H adalah permulaan pergantian


tahun. Memang tahun baru Islam ini kurang menjadi perhatian
kita, seperti perhatian kita terhadap tahun baru Masehi.
Malahan mugkin sebagian kita lu

Santriwan dan santriwati, beserta ustadz/ah yang saya


hormati

Kemarin,kita telah meninggalkan tahun 1431 H dan sekarang


kita melangkah ke tahun yang baru yakni tahun 1432 hijriyah.
Marilah kita sambut tahun baru islam ini dan kita isi
lembaran-lembaran kertas putih dengan tinta emas demi
kesuksesan dimasa mendatang. Dan marilah kita tengok ke
belakang sejenak dalam lembaran-lembaran yang penuh dengan
catatan-catatan, jadikanlah hal itu pengalaman dan suri
tauladan, maka yang baik kita ambil dan mana yang buruk kita
buang atau singkirkan. Pengalaman adalah guru yang paling
baik. Sudah barang tentu pada tahun-tahun yang silam kita
mengalami pengalaman yang pahit dan getir, bahkan sebaliknya
mengalami pengalaman yang manis dan lezat.

Oleh karena itu didalam suasana tahun baru islam kita semua
harus senantiasa berusaha meningkatkan pengabdian kita
kepada Allah SWT. Kalau ditahun yang telah lalu kita masih
sering melakukan berbagai kekurangan, maka ditahun ini kita
kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki
diri menuju kesempurnaan. Yang mengalami kegagalan ditahun
kemarin, maka ditahun depan kita harus bangkit dan bisa
meraih kesuksesan. Yang sudah sukses ditahun kemarin, maka
tahun depan minimal kita harus bisa bertahan dalam
kesuksesan bahkan lebih sukses lagi.

Santriwan dan santriwati, beserta ustadz/ah yang saya


hormati,

Tidak terasa hampir setahun sudah kita jalani hidup ditahun


1431 hijriyah, sekarang kita akan memasuki tahun baru islam
1432 hijriyah, berarti satu tahun umur kita bertambah
padahal hakikatnya justru umur kita berkurang, bergantinya
tahun berarti berkurangnya umur kita, besok berkurang satu
hari, lusa berkurang lagi satu hari, begitu dan begitu
seterusnya. Tapi bagi manusia yang tahu dan mengerti akan
tugas dan fungsi hidup yaitu untuk beribadah kepada Alloh
SWT maka akan memikirkan dan membuat neraca perhitungan,
sudah sampai mana, dan dipakai apa umur kita pada waku yang
lalu? Jika dimasa-masa yang lalu kita masih banyak melakukan
perbuatan-perbuatan maksiat, maka marilah pada tahun baru
ini kita ganti kemaksiata-kemaksiatan dengan semangat
memperbanyak amal saleh. Kapan kita memperbaiki diri kalau
tidak dimulai dari sekarang? Janganlah suka menunda-nunda
waktu, sebab kita tidak tahu kapan kehidupan kita akan
berakhir. Gunakan waktu-waktumu sebaik-baiknya dengan giat
belajar, giat bekerja, giat beribadah serta giat dalam
membangun Negara dan bangsa. Waktu itu ibarat pedang, jika
kita tidak bisa menguanakan pedang itu dengan sebaik-
baiknya, tentulah pedang itu akan memenggal lehermu.
Santriwan dan santriwati, beserta ustadz/ah yang saya
hormati

Sudah kita maklumi bersama bahwa umur kita itu sudah


ditentukan ajalnya, Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa
tahu kalau besok atau nanti kita akan mati, sekarang kita
masih bisa menikmati tahun baru, tetapi siapa tahu kalau
besok tahun depan kita sudah berada di alam kubur oleh sebab
itu marilah kita isi kesempatan hidup kita di dunia ini
dengan memperbanyak beramal saleh sebagai bekal kita dihari
mendatang setelah nanti kita mati.

Semoga di tahun baru 1432 hijriyah ini kita mendapat


keberkahan hidup dari Allah SWT.

Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa satu muharram adalah


salah satu hari besar dalam islam dan juga itu dinamakan
sebagai tahun baru dalam islam, dimana masyarakat islam
seluruh dunia tidak lupa untuk menyambut dan
memperingatinya

Dengan menyambut dan memperingati 1 muharram atau tahun baru


dalam islam, maka kita sebagai umat islam untuk bisa lebih
intropeksi dan sadar akan perbuatan-perbuatan yang telah
kita lakukan selama ini, disamping memperhatikan berapa usia
yang telah kita gunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tersebut.

Santriwan dan santriwati, beserta ustadz/ah yang saya


hormati

Kita sebagai umat islam harus bisa membandingkan kuantitas


dan kualitas perbuatan kita yang menjurus kepada kebaikan
dan kemaksiatan. Oleh sebab itu, jika pada tahun yang lalu
ternyata perbuatan kita banyak yang menjurus kepada
kemaksiatan atau melanggar syariat islam, maka saldo rugilah
yang akan kita dapatkan. Dan cara untuk menutupi saldo rugi
tersebut, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh
adalah dengan memperbanyak amalan-amalan yang baik yang
dapat kita lakukan mulai pada tahun baru ini sehingga kita
akan mendapatkan saldo laba di tahun yang akan datang
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ashr ayat 1 3
yang artinya :

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu ada dalam kerugian,


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati
dalam kesabaran

Firman Allah tersebut menerangkan bahwa manusia yang tidak


dapat menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya, mereka
termasuk golongan orang-orang yanmg merugi. Karenanya dengan
bergantinya tahun, maka marilah kita gunakan sisa umur kita
untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan
norma-norma agama.

Santriwan dan santriwati, beserta ustadz/ah yang saya


hormati

Untuk menjalani kehidupan pada tahun ini kita harus


menggunakan siasat yang mampu dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya ;

1.Kita harus memperhitungkan terhadap kepentingan hidup


dimasa yang akan datang terutama di akhirat dengan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Kita harus mau dan mampu melihat kesalahan dan dosa diri
kita sendiri pada tahun yang lalu, kemudian kita beraubat
dan memperbaiki diri dengan mengerjakan amal saleh.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 39, yang


artinya :

Maka barang siapa yang bertaubat sesudah melakukan


kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi
maha penyayang.

3.Kita harus menyadari bahwa setan itu musuh yang nyata bagi
kita, maka semua rayuan dan bujukan syetan berupa minuman
khamer, narkoba, judi dan zina harus ditinggalkan karena
merugikan dan menyengsarakan diri kita, baik di dunia
maupun di akhirat.

Itulah tiga hal yang merupakan strategi yang harus kita


laksanakan dalam menjalani hidup ditahun ini. Semoga Allah
SWT mengampuni dosa kita pada tahun yang lalu, meridhoi
ibadah dan amal saleh kita, serta memberikan kesehatan dan
umur panjang kepada kita dan keluarga, sehingga dapat
meningkatkan ibadah dan amal saleh pada tahun ini, amin.

SEJARAH BULAN HIJRIAH

Sejarah mencatat, manusia pertama yang berhasil


mengkristalisir hijrah nabi sebagai event terpenting dalam
penanggalan Islam adalah Sayidina Umar bin Al Khattab,
ketika beliau menjabat sebagai Khalifah. Hal ini terjadi
pada tahun ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah
ke Madinah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1
Muharam, bertepatan dengan 16 Juli 622 M, hari Jumat.
Sayidina Umar beserta sahabat-sahabatnya menginginkan bulan
Muharram sebagai awal tahun hijriah. Ini lebih karena,

1. beliau memandang di bulan Muharramlah Nabi berazam


untuk berhijrah,juga dikarenakan dia termasuk salah
satu dari empat bulan haram dalam Islam yang dilarang
Allah untuk berperang di dalamnya. Sehingga Rasulullah
pernah menamakannya dengan Bulan Allah. sebagaimana
sabdanya: Sebaik-baik puasa selain dari puasa
Ramadhan adalah puasa di Bulan Allah, yaitu bulan
Muharram. ( Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitab Shahihya).
Islam memerintahkan umatnya untuk berpuasa sunah pada
10 muharram dan meluaskan perbelanjaan kepada
keluarganya pada hari tersebut.

2. Kalau kita berupaya untuk menelusuri keterangan dari


junjungan kita, Rasulullah Saw, dari hadits sahihnya
kita dapati, bahwa ia adalah hari yang bersejarah bagi
umat Yahudi, karena pada hari itulah Allah
menyelamatkan Nabi Musa a.s. serta para pengikutnya,
disaat menenggelamkan Firaun.

3. pada hari itu Allah mengaruniakan nikmat yang besar


kepada para nabi terdahulu, sejak zaman Nabi Adam As.
hingga Nabi kita Muhammad Saw.
Konon, di hari Asyura ini, ketika Nabi Nuh As. dan
para pengikutnya turun dari bahtera, mereka semuanya
merasa lapar dan dahaga, sedangkan perbekalan masing-
masing telah habis. Maka Nabi Nuh As. meminta masing-
masing membawa satu genggam biji-bijian dari jenis apa
saja yang ada pada mereka. Terkumpullah tujuh jenis
biji-bijian, semuanya dicampurkan menjadi satu, lalu
dimasak oleh beliau untuk dijadikan bubur. Berkat ide
Nabi Nuh As., kenyanglah para pengikutnya pada hari
itu.
4. Muharram dalam perspektif Islam, merupakan salah satu
dari empat bulan haram yang ada dalam Islam (Rajab,
Zulkadah, Zulhijjah dan Muharram). Dalam empat bulan
ini, kita dilarang melancarkan peperangan kecuali
dalam kondisi darurat yang tidak dapat kita elakan.

Peristiwa hijrah ke Madinah atau yang saat ini kita


peringati sebagai tahun baru Hijrah (1 Muharram 1432H),
adalah peristiwa yang di dalamnya tersimpan suatu
kebijaksanaan sejarah (sunnatullah) agar kita senantiasa
mengambil hikmah, meneladani, dan mengamalkan nilai-nilai
dan ajaran Rasulullah saw (sunnatur-rasul).

Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu


berarti jatah hidup kita berkurang dan semakin mendekatkan
kita kepada rumah masa depan, kuburan. Pelajaran yang
terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus
mengintrospeksi sepak terjang kita selama ini. Kita punya
lima hari yang harus kita isi dengan amal baik.

Hari pertama, yaitu masa lalu yang telah kita lewati apakah
sudah kita isi dengan hal-hal yang dapat memperoleh ridho
Allah?

Hari kedua, yaitu hari yang sedang kita alami sekarang ini,
harus kita gunakan untuk yang bermanfaat baik dunia maupun
akhirat.

Hari ketiga, hari yang akan datang, kita tidak tahu apakah
itu milik kita atau bukan.

Hari keempat, yaitu hari kita ditarik oleh malaikat pencabut


nyawa menyudahi kehidupan yang fana ini, apakah kita sudah
siap dengan amal kita?

Hari kelima, yaitu hari perhitungan yang tiada arti lagi


nilai kerja atau amal, apakah kita mendapatkan rapor yang
baik, dimana tempatnya adalah surga, atau mendapat rapor
dengan tangan kiri kita, yang menunjukan nilai buruk
tempatnya di neraka. Pada saat itu tidak ada lagi arti
penyesalan.

Anda mungkin juga menyukai