Anda di halaman 1dari 5

Alhamdulillah 3x

Pertama tama kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memeberikan rahmat-Nya kepada kita semua pada pagi hari ini yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Dan tak lupa untuk
keduanya salawat serta salam yang selalu kita haturkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW. Dikesempatan kali ini kita telah
mamasuki bulan Muharram 1437 H yang berarti mengawali tahun baru
1437 H dan meninggalkan tahun 1436 H. Kita harus bersyukur kepada allah
swt atas kesempatan yang masih diberikan kepada kita dan semoga kita
serta seluruh umat islam ditahun ini lebih baik dari tahun yang lalu dan
tahun yang akan datang lebih baik lagi dari tahun yang ini.
Bulan muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan allah 4 bulan
tersebut adalah Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah SWT
berfirman :





Artinya :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram (Q.S. AT-Taubah:36).
Kata muharram artinya dilarang. Sebelum datangnya ajaran islam,
bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh
masyarakat jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal2 seperti
peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.
Kita sebagai seorang siswa maupun siswi menyambut bulan suci
Muharram dengan penuh rasa semangat ,hikmat dan melakukan penghijauan
disekolah kita seperti halnya sekolah kita yang bertemakan Adiwiyata
Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya
Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang sebelumnya bernama
Yastrib. Sebenarnya kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada
malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12
Rabiul awal. Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah
Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender
Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai

khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi
umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.
Memang kita bisa merasakan bedanya peristiwa penyambutan tahun

baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah). Tahun baru Islam disambut
biasa-biasa saja, jauh dari suasana meriah, tidak seperti tahun baru
Masehi yang disambut meriah termasuk oleh masyarakat muslim sendiri.
Sebagai

titik

awal

perkembangan

Islam,

seharusnya

umat

Islam

menyambut tahun baru Islam ini dengan semarak, penuh kesadaran sambil
introspeksi, merenungkan apa yang telah dilakukan dalam kurun waktu
setahun yang telah berlalu.
Dalam bahasa Arab, hijrah bisa diartikan sebagai pindah atau
migrasi. Tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender
Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar
Islam. Memang, sejak hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib, sebuah kota subur,
terletak 400 kilometer dari Makkah, Islam lebih memfokuskan pada
pembentukan masyarakat muslim yang tidak kampungan dibawah pimpinan
Rasulullah.
Jadi inti dari peringatan tahun baru Hijriah adalah pada soal
perubahan, maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan
sebagai saat saat untuk merubah menjadi lebih baik. Itulah fungsi
peringatan tahun baru Islam.
Ada 3 pesan perubahan dalam menyambut Tahun Baru Hijriah ini,
yaitu:

1. Hindari kebiasaan-kebiasaan lama / hal-hal yang tidak bermanfaat


pada tahun yang lalu untuk tidak diulangi lagi di tahun baru ini.

2. Lakukan amalan-amalan kecil secara istiqamah, dimulai sejak tahun

baru ini yang nilai pahalanya luar biasa dimata Allah SWT, seperti
membiasakan shalat dhuha 2 rakaat, suka sedekah kepada fakir
miskin, menyantuni anak-anak yatim, dll.
3. Usahakan dengan niat yang ikhlas karena Allah agar tahun baru ini
jauh lebih baik dari tahun kemarin dan membawa banyak manfaat
bagi keluarga maupun masyarakat muslim lainnya.
Hijrah Spiritual dan Hijrah Amaliah
Bagi kita umat Islam di Indonesia, sudah tidak relevan lagi berhijrah
berbondong-bondong seperti jijrahnya Rasul, mengingat kita sudah bertempat
tinggal di negeri yang aman, di negeri yang dijamin kebebasannya untuk beragama,
namun kita wajib untuk hijrah dalam makna hijratun nafsiah danhijratul

amaliyah yaitu perpindahan secara spiritual dan intelektual, perpindahan dari


kekufuran kepada keimanan, dengan meningkatkan semangat dan kesungguhan
dalam beribadah, perpindahan dari kebodohan kepada peningkatan ilmu, dengan
mendatangi majelis-majelis talim, perpindahan dari kemiskinan kepada kecukupan
secara ekonomi, dengan kerja keras dan tawakal.
Pendek kata niat yang kuat untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan
kesejahteraan umat sehingga terwujud rahmatal lil alamin adalah tugas suci
bagi umat Islam, baik secara indifidual maupun secara kelompok. Tegaknya Islam
dibumi nusantara ini sangat tergantung kepada ada tidaknya semangat hijrah
tersebut dari umat Islam itu sendiri.
Semoga dalam memasuki Tahun Baru Hijria 1437 Hijriyah ini, semangat
hijrah Rasulullah SAW, tetap mengilhami jiwa kita menuju kepada keadaan yang
lebih baik dalam segala bidang, sehingga predikat yang buruk yang selama ini
dialamatkan kepada umat Islam akan hilang dengan sendirinya, dan pada gilirannya
kita diakui sebagai umat yang terbaik, baik agamanya, baik kepribadiannya, baik

moralnya, tinggi intelektualnya dan terpuji. Mungkin cukup sekian yang dapat saya
sampaikan, apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesarnya,

Anda mungkin juga menyukai