1619 - Pengantar Analisis Dinamis Dan Gempa PDF
1619 - Pengantar Analisis Dinamis Dan Gempa PDF
I
I
I
.:
I
1.
t--
;,
' ' .':;i
'h
I ,i:'
;
"_rr
.-!'
. I
'. --F.:
-%i_-.__ .n}
,ERPUSTAKAAN .*
iI JAWA TIMUR
t /t
-t,-t
:il*F
. .:-
'[4
t .* te
i*
=*'
i,:4
ll
t1
//
Pengantar
BenjaninLunantarna
@LPPil
Universitrs,ltisten PETRA Surabaya
'i
t Oleh: Be4iomin Lumontarno
T rATA PEI|GAIT"AR
Edisi Pettamo
Cetahan Pettuma, 20(N
Cetahan l{edua, 2001
Pencrbit:
I*mbaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakot
llnitsersitas Kristen PETRA Surabayo
don
Al,lDI
Jl. tu 88-40,
Tetp. (02?4) 561881 (Hunting), Fax (0274) 588282
Yogalcarto 55281 Buku ini merupakan perkembangan dari diktat kuliah da-
Percelaharu- sar-dasar Perencanaan Bangunal Tanah Gempa yang dibirikan
AT{DI OFFSW pada Fakuitas Teknik Jurusan Sipil Universitas Kristen Petra
Jl. b g8-40,
sejak tahun 1980.
Telp. (02?0 561881 (Hunthw), fax (0274) 588282
Yog&araa 55281 Materi dari buku ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
Analisis Struktur Secara Dinamis dan Dasar-dasar Perencanaan
Bangunan Terhadap Gempa. Bagian Pertama, membicarakan
dasar-dasar perhitungan struktur dengan pembebanan dinamis
baik secara eksak maupun dengan cara pendekatan. Bagian
Pcrpuctahoan N asional: Katalog Dolam Terbitan Kedua membicarakan dasar-dasar perencernaan bangunan ter-
LUMANTARNA Beniamtn
hadap gempa dengan perhitungan secara dinamis.
Pengontar arwlisis dinamb dan gempa/knjamin Buku ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk
Lumantorrw' 8d.1. Cet.2 - Yogyakarto: Andi' 2001
mempeiajari analisis dinamis maupun perencErnaan bangunan
uiii+ 108 hlm .; 16 r 23 cm.
terhadap gempa secara lebih mendalam.
Ditcrbithan atas herja soma lzmbaga Penelitan dan
Pengobdian Kepada Masyarakat Uniuersitas Kristzn
Petra Surabaya
ISBN: 979533-664.9
I. Judul
1. AI,IALISilS DIN AIt'IIS
2. GEMPA
DDC'21:624.1762 Surabaya, April 1999
Benjamin Lumantarna
1.6.4 Gerakan pada Pondasi 37 2.3flat-Hal Yang Harus Diperhatikan Daram perencanaan
1..7 Penyelesaian Analitis Struktur Elastis Dengan Damping 94
Dengan Derajat Kebebasan Satu 38
DATTAR PUSTAKA '99
APPEI$DIXS
1.7.1 Getaran Bebas dengan Damping 40 101
IITDEKS
1.7.1.1 Dua Akar Nyata, P t I 47 105
1.7.1.2 DuaAkarlmajiner,9 . t 4t
1.7.L.3 Satu Akar Nyata, p = 1 43
1.7 .7.4 Karakteristik Struktur dengan Damping 43
1.7.2 Getatan Tak Bebas dengan Damping 45
1.7.3 Getaran Tak Bebas dengan Beban Harmonis 45
1.8 Penyelesaian Analitis Struktur Dengan Derajat
Kebebasan Banyak 50
1.8.1 Getaran Bebas Struktur dengan Derajat
Kebebasan Dua 50
1.8.2 Getaran Bebas Struktur dengan Derajat
Kebebasan Banyak 54
1.8.3 Natural Frequency dan Mode Shape 55
1.8.3.1 Cara Holzer 55
1.8.3.2 Cara Jacobi 62
1.8.4 Sifat Orthogonal Mode Shape 64
1.8.5 Persamaan Modal 66
1.8.6 Struktur Berderajat Kebebasan Banyak dengan
Damping 68
1.8.7 Gerakan pada Pondasi 69
BAGIAI{ ITEDUA
DASAR PERTNCAT{AAN BAI{GI'NAN TERIIADAP GEUPA 7L
2.1 Pendahuluan 7l
2.1.1 Stmktur Bumi dan Daerah Gempa 72
2.1.2 Istilah-istilah yang Banyak Digunakan 73
2.L.2.1 Seismograph 73
2.1.2.2 Seismogram 73
2.1.2.3 Focus atau Hypocenter dan Epicenter 76
2.1.3 Mekanisme Te{adinya Gempa 76
2.1.4 Ukuran Gempa 78
2.1.4.1 Magnitude 79
2.1.4.2 Energr 79
2.t.4.3Intensity 80
2.2 Perencanaan 81
2.2.1 Response Spectrum 83
2.2.2 Modal Analysis 93
BAGIAN PERTAMA
N{ALISIS STRUKTI'R SECARA DINAMIS
l.l PENDATIT'LUAII
Dalam bagran ini akan dibahas dasar-dasar analisis dan
perencanaarl struktur terhadap beban dinamis, yaitu suatu
beban yang berubah-ubah sesuai dengan waktu.
Meskipun sebagian besar dari bangunan sipil dapat direnca-
nakan dengan baik dengan memakai anggapan bahwa beban
yang dipikul adalah suatu beban statis, nzunun ada beberapa hal
di manh perhitungan secara statis tidak dapat dipergunakan.
Misainya:
a. Pembebanan akibat getaran mesin;
b. Pembebanan akibat beban bergerak, seperti beban yang ter-
jadi akibat beban kendaraan yang bergerak pada jembatan;
c. Pembebanan impak, seperti akibat ledakan; dan
d. Pembebanan akibat tedadinya gempa.
Sebenarnya tidak ada satu bebanpun yang dat'at dikatakan
statis, kecuali berat sendiri. Namun demikian jelas bahwa bila
perubahan beban cukup kecil (perlahan-lahan), maka efek dina-
mis tidak akan terjadi. Dengan demikian beban tersebut dapat
dianggap sebagai beban statis. Seperti akan dibicarakan lebih
lanjut dalam bagian lain buku ini, ternyata bahwa waktu getar
(natural perioQ dari bangunan adalah suatu parameter yang
sangat penting. Besar atau kecilnya suatu perubahan pembeba-
nan harus dibandingkan dengan waktu getar untuk menentukan
apakah suatu pembebanan bersifat dinarnis atau statis. Wa}<tu
Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa
getar secara sederhana dapat didefinisikan sebagai waktu yang Konstanta per k dicari dari kekakuan struktur
dibutuhkan oleh suatu bangunan untuk melakukan satu siklus
_
kutan, yaitu
yang bersang-
dengan mencari besar gaya yang dibuiuhfan untuk
getararr. menyebabkan pergeseran (dellectiorl sebesar satu satuan. cara
mencari konstanta per ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam
Pembahasan analisis dinamis dimulai dengan idealisasi dari
bagian lain buku ini.
struktur yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasar penye-
lesaian dengan menggunakan cara numerik (numerical analysi$. cara idealisasi struktur dengan massa dan per ini tidak
Hal ini dilakukan karena pada umumnya tidak ada satu beban dapat dipakai bila massa strulntur yang ditinjau terb-agi rata pada
dinamis pun yang dapat dinyatakan dalam suatu bentuk mate- seluruh struktur. untuk mempelajari anatisis ainimis untuk
matis yang sederhana sehingga dapat diselesaikan secara eksak. strulrtur dengan massa yang merata, pembaca disarankan untuk
Penyelesaian dengan cara numerik ini dibahas terlebih dahulu mempelajari referenbi pada daftar pustaka [1, 2, 3].
agar pembaca tidak tenggelam dalam rumus-rumus matematika
sehingga kehilangan pengertian frsik dari persoalan yang dihada- 1.3 STRI'I(TUR EL/ISrIS DENGAII DIRA'AT XEBEBASAIY
pi. Dengan demikian pembaca diharapkan akan dapat merasakan SIATU
arti fisik dari
bermacam-macarn pembebanan dan merasakan
perbedaan antara arralisis statis dan dinamis sedini mungkin se- struktur dengan derajat kebebasan satu (srngy'e Degree of
belum menggumuli penyelesaian eksak yang lebih sulit. Freedom sJrtem, sDoF) adalah suatu struktur y"ng trnya dapat
bergerak dalam satu arah sehingga kedudukan-dari-sistem terse-
1.2 IDE.ITLISASI STRUKTTIR DENGAI{ MASSA DAN PER but dapat ditentukan dengan menggunakan satu koordinat. Ke-
ldaan ini ditunjukkan dalam Gambar 2 di mana massa M hanya
Pada umumnya struktur-struktur yang akan ditinjau selalu dapat bergerak datam arah vertikal (sumbu y).
dapat diidealisasikan sebagai hubungan massa dan per sebagai-
mana dapat dilihat dalam Gambar 1. Gambar l.a menunjukkan
suatu massa M yang diletakkan di atas suatu balok yang terletak Itt
di atas dua buah perletakan dan dibebani dengan suatu beban
dinamis F(t). Struktur ini dapat diidealisasikan scbagai suatu
sistem massa dan per yang mempunyai massa sebesar M [kg] dan
l
ll
rl
konstanta per sebesar k [N/m] dengan beban F(t] [N]. Garnbar l.b
menur{ukkan suatu portal yang juga diidealisasikan dengan 1,,,,
(b)
massa dan per.
r t.l 1,,
lto
l-r
,tLT,Jqtfu,_&
?
H* *1, (a) (c)
(a) (i)
Ganbrr L. Idalissi massa dan per Glnblr 2. Sflrttktur elastis dengan der4iat kebebasan satu
Fengantar Analisis Dinamis dan Gempa Analisis Struktur secara Dinamis
massa yang bergerak diberikan suatu gaya imajiner yang berupa (a)
gaya inersia (inertia forcd sebesar M y dalam arah yang berla- (b)
wanan dengan arah gerak. Problema tersebut kemudian dapat Gambar 3. Constant Velocity
dipandang sebagai suatu problema statis (Gambar 2.c). Dengan
demikian akan diperoleh persamaan gerak sistem tersebut Dalam cara Kecepatan Tetap ini dalam suatu
sebagai: tertentu, 6 t, kecepatan y dianggap tetap (konstan).interval waktu
pelajari cara ini perhatikan G;b; 3. Gambar U"iut mem_
r(t)-t<'y-Mji=o 12) 3.a menunjukkan
hubungan antara perpindahan
Jelas bahwa persamaan 2 sama dengan persanaan 1. dangkan Gambar 3.b menunjukr<an -tempat, y, terhadap waktu, t. Se_
hlb;d;;;;';.rcepat_
an, y , terhadap waktu, t. Misalnya, telah Ot *t
Persamaan gerak I dan 2 yarrtg merupakan persamaan dife- yl, p.rpirr_
rensial, dalam haf-hal tertentu dapat diselesaikan secara anaiitis. dahan tempat pada waktu t = ts dan ys_r, perpindahan"l, tempat
Namun demikian pada umumnya harus diselesaikan secara nu- pada walrtu t = ts-r maka percepatan p"a"
merik, yaitu dengan menggunakan integrasi dengan cara numerik
*.f*" , = ," Sr dapat
diperoleh dari persamaan gerak (1,2) sebagai: ",
(Numerical Integration). Berikut ini akan dibahas penyelesaian
persamaan diferensial dengan integrasi dengan cara, numerik. y" =(p(t") -rv(t"))lrra (3)
Persamaan 6 bcrarti bila perpindatran tempat pada dua Dari t = t6 sampai dengan t = tl,
waktu yang benrrutan, yaitu pada wakhr 1 - tc, Y", dan waktu t =
1"-1, y*i, d1gh diketahui, perpindatran tempat yang berikutnya,
iift)= ii,(tlot) (e)
*aktu t = L*r juga daPat dicari. Sedangkan:
Dengan demikian perpindatran terrpat dari sistem yang ditin- y(t) = 115i(t)at at
dicari setapak demi setapak dengan menggunakan per- (10)
iau dapit
-""*""r,
6 bila perpindahan tempat awal (initial displacemen4 dan Dengan mempergunakan batas-batas integrasi 0 dan 6t dan
satu perpjndahan tempat yang berikutnya telatr diketahui' memperhatikan persamaan g, persamaan 10 dapat diselesaikan
sebagai:
Dua cara untuk mendapatkan dua perpindahan tempat yang
pertama akan dibahas berikut ini. Pada cara yang pertama, pada (ot),
Yt =L/6ji, (11)
saat t = 16, keadaan awal dapat ditulis sebagai berikut:
Perhatikan bahwa persamaan 11 ini memerlukan iterasi
Yo-0 karena f , tergantung pada yr (persamaan 3).
yo=0 l7l
jio = F(o)lM - Biggs[U
adalah
penganggap bila beban dinamis yang diberikan F(t]
nol pada keadaan awal, cara kedua nalus digunakan
karena percepatan awal y6 adalah nol sehingga yr juga nol. Teta_
Karena percepatan dianggap tetap dalam satu intenral, maka:
pi bila kita perhatikan bahwa interval waktu 6t yang diperguna-
yr = 0.5 ji" (at)' (8) kan tentunya cukup kecil maka'kesalahan y*g it"r, terjadi
dengan menganggap yr adalah nol tidaklah terlalu 6erarti. Oenian
Dalam cara yang kedua, percepatan dianggap bembah secara
linier sampai at<trir dari interval yang pertama. Dengan demikian T-g.uTe".B$ VanS sama, iterasi dalam persamaan t I juga dalat
dihindari bila:
bila percepatan awal yoadalah nol, yrdapat diperoleh sebagai
jir = F(t)/nr
berikut (Lihat Gambar 4): lt2l
Ketelitian cara anarisis numerik sangat tergantung dari peng-
ambilan interval 6t. semakin kecil inierval v"rrg dpiur, -akan
semakin teliti hasil perhitungannya. pemilihan besar interval ini
dapat dilakukan denga, cara mencoba-coba sampai akhirnya
didapatJ<an hasilyang optimum. Biggs[l] menganjurkan untuk
!i memakai intervat 6t sebesar sepersepulutr aari natural period., T,
dari sistem yang ditinjau.
fl Natural period, T, dari suatu sistem dengan derajat kebebas-
an satu dapat dihitung sebagai berikut:
T =2n(naTrcp (13)
Penurunan rumus tersebut diatas akan dibicarakan dalam
bagran lain buku ini.
perhitungan
slatis = F/k
,, det
e.r O,Z 0.3
(b) ,, det
(a)
Gambar 6. Respons contoh l
Gambar 6. Contoh Dalam Gambar. yang terpotong_potong menunjukkan
tempat 9,..gd"
bila
Troinqa6* soar terlebut di aLs aiseiesaita'
Natural period sistem tersebut dapat diperoleh dari rumus 13 statis. Perhatikan bahwa perpindahan tempat maksimumsecara yang
sebesar 0.198 detik sehingga interval waktu 5t dipilih sebesar terjadi bila diperhitungkan seca.a dinamis adaiah r,s9
0,02 detik. Karena sistem dalam keadaan awal tidak bergerak besar dari perpindahan maksimum yang terjadi bila
kali lebih
diperhitung_
maka untuk t - 0,0 detik, y = 0,0 m dan untuk t = 0,02 detik kan secara statis. y;g iegaai.dalam
(interval pertama), y dapat dicari dari rumus 8 sebesar 0,005 m. keadaan tinier elastisI*"-"1
adalah-g1ya i", ,rrrt t
ueruanalg r"*" a;G^J;.sarnya
Selanjutnya dapat dicari percepatan pada waktu t = 0,02 detik, ge-ry-ilaahan tempat -"k1 gaya yang terjadi dalam
jir, dd rumus 3. Setelah y, dicari maka perhitungan dapat di- kali lebih besar dari gaya [er iuga i,SO
ltuar) siatistaksimum. reinatitan puta
lanjutkan untuk langkah berikutnya, yaitu untuk t = 0,04 detik. bahwa setelah beban menladi konstan maka gaya
berubah-ubah secara sinusoiaa-I.
dalam per
Perpindahan tempat untuk t = 0,04 detik, yz, dapat dihitung
dengan rumus 6, kemudian dicari y2 Selanjutnya perhitungan Gerakan yang terjadi
dapat dilakukan setapak demi setapak sampai waktu yang di-
. dapat dihitung
jau g3da massa sistem dinamis yang ditin_
dT- {li}"t dengan menggunakan program
kehendaki. Penyelesaian soal ini sampai t = 0,34 detik ditun- Gempa ii yang dibuat oteh Raharjo aai Stevanri
[01.
jukkan dalam Tabel 1 yang secara grafrs dapat dilihat dalam
Gambar 6. Suatu program komputer sederhana untuk menyele-
saikan soal ini dapat dilihat dalam Apendiks I.
10 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa Anaiisis Stmktur secara Dinamis 11
Soal-sod Iatthan
\o
o
1. Sistem elastis dengan derajat kebebasan satu seperti Gambar
, 7.a dibebani dengan bermacam-macarn beban seperti terlihat
aRiE qqqqq sEE:E
Sqqe EHEEs EEE
dodcjcj :::q(.
ts dalam Gambar 7.b sampai dengan 7.e. Carilah gerakan (resl
li
o;dod 9?god dcict ponse) sistem tersebut dengan menggunakan cafa numerik
>r untuk bermacam-macarn variasi dari t /T: O,l, 0,2S, O,S, 1,0
dan 2,0, dan 6t/T sebesar 0,1 dan 0,2.
N
f O0O k9,/trt
33geE :EEge 3sEE3 BB
:>r cjoog? q999d dddcjg 99
*n, (b)
t-
o
,tr ooooQ qqqq! qqqa'1 qd? 'oo\0",
L
sKsls qqq;N S$3*$ o(f)
\fto
tt
(c) tr
rX
(d) tr
o
o
o
>')
.;Ri6
oooo 16++99,^
p$es"i $$T:;
Q99o- torrl
sR F(t'l
/r
tr
(e)
lO
toolr)oto Ot'.rOrOn lorotolJ.)|o lolJ) Ganbar 7.
6r(Y)(Y)++ l.f)c)olNC.l N C-{ e.l e-l e{ C-{ 6I
s
Untuk sistem elastis seperti soal I tersebut gunakanlah ber-
macam-macam cara untuk mencari perpindatran tempat un-
tuk interval yang pertamd, yr, kemudian bandingkanlah deng-
an hasil yang didapatkan dalam soal 1.
3. Suatu sistem elastis dengan derajat kebebasan satu diketahui
o
o aNt@O
Yd666 Oe{+rroO Oe.{+\99Q a!lt
clc{oIe{e.t tocotf) mempunyai natural period sebesar I detik. Bila untuk pem-
o
+J
o;-;- =;;;;
ooocici ciocicro ooo oo bebanan seperti terlihat daiam Gambar T.c.didapatkan per-
{) i pindahan tempat statis maksimum sebesar 2 cm, tulislah per-
.o a
({ sarnaan gerak sistem tersebut dan kemudian carilah gerakan
F I
sistem tersebut dengan menggunakan cara numerik.
t2 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa Analisis Stmkhrr slecara Dinamis l3
1.3.3 Cara Nunerlk Laln Cara ini dalam beberapa kasus tetah dibulrtikan memberikan
hasil yang sangat baik [7, 81.
Cara kecepatan konstan yang telah dibahas di atas merupa-
kan cara sederhana yang dapat memberikan hasil yang cukup
baik dengan memakai interval waktu yang cukup kecil. Selain
cara kecepatan konstan tersebut masih terdapat banyak cara
numerik lain [1, 3, 7, 8] yang dapat dipakai, antara lain: Cara
percepatan dan kecepatan linier dan cara p Newmark.
trVz-ntl lurn
trI
kr r :kr
lx'
*ke
kr z:-kz
F.ltl f.(tl
H
G.Eb.r 9, Stulrturelastis dengw deniat kebebasn 2
Mr iir +kr yr -kr(yz-yr)-F, (t)=9 H.
kz r =-ka kzz=kz
Mz i, z +kz $ z-yr)- Fz (t)= o (le) r2lt'l
?,o
EEEE egEBs
oo??? 3:gEE ggEEE g
:> ooooo ooooo 999?o o
0.25
N
6q88 385t9 e=3r= :ex=e 8F xil
o.t0 c) ooooo dcjddd d<iooo cjcjcjdd d; ll >'
t, ,.c .o
c, -+
F a*
Cranbar L2, Simpangan massa I (yil dan massa 2 (yz)
,I
gaya per yang Perhatikan struktur dengan derajat kebebasan satu dengan
Menarik juga untuk memperhatikan bahwa
besar dari gaya yang di- per yang mempunyai sifat elastoplastis seperti terlihat dalam lI
terjJiaJam"pi r;JA 2,67'L<attlebihadalah 1'53 kali lebih be- Gambar 13.a dan b. Bila stmktur tersebut dibebani dengan gaya {
berikan. Gaya yangl"qi"ai a"Um per-2 gaya yang dlTm- dinamis maka persamaan gerak struktur tersebut dapat ditulis
sar. Dari sini dapat ail-Uif kesimpulan bahwa
tiba-tiba akan sebagai:
bulkan karena p"*U.UL"tt yang diueAkarr secara diperhi-
i
vane Ie'jadi bila pembebanan
i;i; ;bih G""i d;;t; Mji+R-r(t)=e I
I
lz1l
tungkan secara statis' I
,
di mana untuk R berlaku batasan-batasan sebagai berikut: I
KEBF'
1.5 STRT'ITTTIR EI,A$TOPLASTIS DTNGAII DERA"IAT
Iti
R=ky untukOcycyer t
BASAI{ SATU
R=R- untukycl<y<yn
Suatubatrandinamakanmempunyaisifatelastoplastisbila
diagram tegangan-regangan (atau gaya-simpangan) dapat digam- R=R--k(y--y) untuk (l^-2 ycr) < y < yn (271
-13,b' Diagram gaya simp3ttgl" tersebut
barkan seperti Cam6"t Dalam rumus di atas ycr adalah batas elastis sedangkan R-
bahwa sebelum m"ncapai Rm (disebut batas
elas-
.ti.s),;;;
menunjukkan
*:::T"i batas adalah gaya yang berhubungan dengan yer. Rumus ketiga dalam
b"rsifat u"i"t selelal
"r""1is, .sedangi<an. d"P"t
plastig aa1 ti{a} tam- persamaan 27 menunjukkan persamaan garis yang menyatakan
elastis, R-, Per menjadi l:lerima adanya pengurangan gaya dalam per setelah tercapainya batas
ffi;' g.y"'t"bit lairjut.- Setelah plastisitas tercapai, gaya yang elastis (unloading). Persamaan gerak 26 dapat diselesaikan secErra
diberikan dikurant (aU"n'Ut' unloading) sehingga.-simpangan
Perhatikan bahwa numerik dengan memperhatikan batasan-batasan dalam persa-
akan berku.*g 3""g* sifat linier-elastis.nol kembali' narnun maan 27. Untuk mendalami lebih l,anjut, perhatikan contoh per-
meskipun g^yu' y*g iiU"ti5"" telah menjadi
hitungan di bawah ini.
masih akan terdap""t simpangan yat'g tia"t d39at kembali ke
"i"" ditatui<an ierus sampai tercapai batas
nol. Unloading ini Japat 1.5.1 Contoh perhltungau
elastis daiam arat, yat'g berlawanan' -R-'
Misalkan dalam sistem yang terlihat dalam Gambar 13.0,
,i massa M adalah 2 kg, kekakuan per 2O00 kN/m sedangkan batas
elastis, R-, adalah I l0 N, maka ycr = Ra/k = 0.055 m dan persa-
maan gerak sistem tersebut dapat ditulis sebagai:
i = 0.5 F(t) - o.s R (28)
di mana:
0.5R= 10O0y untukOcy<0.O55m i
0.5R=55N untuk0.055trr<y<yo
0.5R=55-1000(y--y) untuk (yE - O.1 1) . y . y. \
\ vi
40 4r.0 -1.0 -o.oo04 0.0410
0.06
o:08 45 55.O -10.0 -o.0616 0.0616 r..
-o.oo20 o.ox82
o.l0 50 s5.0 -5.O
-17.5 -0.0070 0.o928
'.--L--- --- !.r-o!3'-
-T------T'----'
o.r2 37.5 55.0 ,. I 'perubahan
kanan dari tanda sama dengan adalah sama dengan nol. Secara Pada waktu t = 0, kecepatan awal, io, dapat ditulis sebagai:
fisik keadaan ini dapat diartikan sebagai suatu gerakan yang ter-
jadi tanpa adanya gaya luar (getaran bebas, Free Vibrationl. y = cr o cos co (o)- c, ro sin ro (o)
Persamaan gerak dari getaran bebas dapat diperoleh dari per- Dengan menggunakan persamaan 35 dan 37, penyelesaian
sarnaan 30 sebagai: getaran bebas (34) dapat ditutis sebagai:
Penyelesaian persamaan 31 ini dapat diperoleh sebagai [4, 5], Persamaan 38 merupakan penyelesaian komplementer dari
penyelesaian umum persamaan gerak struktur Lhstis dengan
y = cr sin,f(f< /M)t + c2 cos ,f(t 7U)t ' (32) derajat kebebasan satu (30).
Sehingga didapatkan:
C2=]o (3s)
Sedangkan kecepatan awal dapat diperoleh dengan terlebih
dahulu menurunkan persamaan 34 terhadap waktu t untuk
memperoleh persamaan kecepatan, yaitu:
jr=cr ocos ot-c2 rosin olt (36)
Seperti terlihat dalam persamaan 38, besar amplitude tergan- umum memperoleh penyelesaian partikulir, sebelumnya akan
tung kepada keadaan awal yang diberikan, tetapi natural period dibahas gerakan (respons) yang terjadi akibat pembebanan
tergantung dari ro, seperti yang didefinisikan dalam persannaan impuls.
33, hanya tergantung pada karakteristik dari stmktur yang
ditinjau. Besaran ol tersebut di atas dinamakan Natural Circular 1.6.2.L Bebaa Impuls
Frequency. Impuls adalah suatu gaya yang besar yang terjadi secara
(3e) tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang sangat pendek
o, = rf(r.tvr) [radldetik] (Gambar 16). Beban impuls ini dapat didefinisikan ssgngai:
Besar natural period dapat diperoleh sebagai:
F=Fdr (43)
T=2n/o=zrrf(rralt) [detik] (40)
adalah pehyelesaian getaran bebas. Bila keadaan awal dari getar- y =y/rosinot+yo coso t {441
an tak bebas ini nol maka penyelesaian persamaart 42 hanya ter- I(arena beban impuls diberikan dari keadaan diam maka
diri dari penyelesaian partikulir. perpindahan tempat awal adalah yo = Or,sedangkan kecepatan
Penyelesaian partikulir untuk bentuk-bentuk tertentu dari awal !.o dapat dicari dari beban impuls, yditu sebagai berikut:
F(t), misalnya polynomial atau fungsi harmonis, dapat dipelajari
dari buku-buku matematika [4, 5]. Untuk dapat membahas cara jio = F/M, lrcrcepatan awal (4s)
$
I
*
;
Analisis Struktur secara Dinamis 29 l
t
I
T
Karena beban impuls hanya bekeda setrama dF maka kece- Ferhatikan sistem elastis dengan derajat kebebasan satu
patan awal dapat diperoleh sebagai: seperti terlihat dala:n Gambar 17. Sistem tersebut dibebani
dengan beban sebarang F(t) = Fr f(t) (Gambar 17). Akibat satu
j,o (46)
=!idI=FdI/IvI pias yang merupakan bagian F(t), sebesar 3=E f(f)af , gerakan
yang dengan memperhatikan defrnisi impuls (a3) juea dapat ditu- yang terjadi dapat ditulis selagai:
lis sebagai: dy = i'r(uto)sin(ro(t-r)) (so)
j'o =ilM l47l
atau:
Dengan demikian gerakan yang terjadi dapa.t ditulis sebagai:
ro)sin (o{t - r))ar (su
dy = E r(rXr'a
(48)
y= F/Mtosintot Respons terhadap beban sebarang secara keseluruhan dapat
Bila beban impuls baru diberikan pada walrtu t = f sedang- diperoleh dengan mengintegrasilcan persamaan 51:
kan persamaan gerak ditulis terhadap refrensi waktu t = 0, per- y= -r)ar
IF, r(r)l(rra or)sin (s2)
(a,(t
sarnaan 48 menjadi:
(t-r)) Bila didelinisikan perpindahan tempat statis (statis deflec-
, = r(u o)sin (4e)
tionl, yx, adalah:
I
Analisis.Struktur secara Dinamis 31
I
I
Dari definisi di atas tampak bahwa DLF adalah suatu besar- y = ys , J-(r-rto )/ro sin (r(r -r)a (r -r)a{ro(t -r)}
an yang tidak mempunyai dimensi dan menyatakan gerakan yang l
l
al<an terjadi bila suatu sistem dibebani dengan suatu bentuk be- y= yst, (r - r I tu )l o cos (co(t - r))* j(- r t,o )/ ro cos (ro(t - r))ar ir
@
lo lrrttl
Fl
L* t4
maan 59, dengan memakai t = t6 sebagai berikut:
yo = yst (sin
i = y,, {osin
or
co
tu )l(ro t6 )-cos o t6 )
(a) (b) sistem setelah t 2 t6 dapat diperoleh dari persamaan 44, yaitu
sebagai:
y = yst l(ol to ){sin t *sin o (t -td }-yst cos o r (62)
Ganber l.t. Bcban Segitiga cu
atau:
Beban segitiga tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
DLF = 1 i(or to Xrino: t -sin o (t -to )-cos ol t (63)
- Fr f(t),
F(t) (s7)
dimana: f(t;=1-tltd, untuk0<t<td Gambar 19.a, 19.b dan 19.c menunjukkan respons dinamis
(t) =0, untukt>td suatu sistem elastis dengan derqjat kebebasan satu terhadap
pembebanan berbentuk segiempat dan segitiga. Terlihat . dalam
Respons sistem tersebut terhadap pembebanan yang diberi- gambar tersebut bahwa besarnya dynamic load factor sangat
kan dapat diperoleh dengan mempergunakan 55. tergantung kepada perbandingan antara larna pembebanan ta
(atau periode pembebanan) terhadap periode dari sistem T.
Untuk O < t < ta, di mana keadaan awal yo = 0 dan Yo Per- Gambar 19.d menunjukk4n pengaruh cara pemberian (penam-
samaan 55 menghasilkan: bahan) beban untuk mencapai suatu beban tetap. Terlihat dalam
Gambar 19.d, respons sistem sangat tergantung kepada perban-
y= ysr, flt -rl to )sin (o(t -r)ar (s8)
dingan lama pembebanan untuk mencapai suatu beban tetap ter-
Persamaan 58 dapat diselesaikan dengan menggunakan cara tentu, tr, terhadap periode sistem T.
Integration by Parts [TaylorJ:
32 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa Analisis S.tiukhrr secara Dinamis 33
(d)
c
Mx o
K(z-x-) I -f 6
IH
L'J
I o
Frx Oerakan bman
G'arnbar 2L. DLF untuk beban tetap dengan kenaikan beban dari {b)
nol Gambar 22. Gerakan pada pondasi
38 Pengantar Analisis Dinarnis dan Gempa Analisis SE:ukhrr sec,ara Dinamis 39
Bila gerakan pada pondasi dinyatakan sebagai Yo dan gerak- Macem domping yang diketahui ielah:
an pada rnassa M dinyatakan sebagai yr maka dengan menggu- 1. tuictional (Couloab) Damping
nakan prinsip dinamic equilibriurn dari D'Alembert, persamaan Frictional damping terjadi karena adanya gesekan i dari
gerak sistem tersebut dapat diturunkan sebagai berikut: permukaan dua buah benda yang bergerak.
Miir+k(y,-yo)=0 F4l 2. Viscous Damping
Viscous damping terjadi karena adanya gerakan dalam udara
, Perhatikatr bahwa untuk gaya inertia harus dipergunakan atau cairan.
percepatan absolut pada massa yang ditinjau, yr, sedangkan 3. Internal Friction
Damping ini terjadi karena adanya geseran antara molekul-
untuk gaya perlawanan dari per menggunakan seUsih antara ge- molekul dari bahan
rakan pada massa, yr, dengan gerakan pada pondasi, yo. Bila
gerakan relative dari massa terhadap gerakan pondasi, $r - Yo)' Secara matematik damping dapat dinyatakan dengan rumus:
dinyatakan sebagai y, maka:
n = c(x)' (64)
Y=Yr-Yo Besar pangkat n ditentukan untuk bermacam-macam dam-
jr=ji-jio,dan ping sebagai:
(6s) Frictional Damping, n = O ; D = c
iir =ii+iio Viscous Damping, n = 1 ; D=cx
Dengan demikian persamaan gerak 64 berubah menjadi:. Internal Friction, n = 2; O =. (*) (65)
M6r*jio)*kY=0,atau Perhitungan sistem dinamis suatu struktur biasanya hanya
memakai viscous damping, persarnaan 65 b. Dalam idealisasi,
Mi+ky=-Miio (66)
strukhrr viscous damping ini biasanya digambarx.au* sebagai das&
paf seperti terlihat dafam Gambar 23.
Perhatikan bahwa persamaan gerak ini (66) sama dengan
persamaan gerak getaran tak bebas (42), dengan gaya pada
massa M, F(tj, sebesar (-tut Vo).
..ck^ (68) D.rg1l memperhatikan grafik dari fungsi ert yang diperli-
.hatkan
..
v+;Y+;Y=v dalam Gambar 24 dapat diambil kesitpulan a&i por""-
maan 73 bahwa bila besaran p > I maka tidak akan terjadi getar-
yang dapat diubah lebih lanjut menjadi: an dari sistem dinamis yang ditinjau. Keadaan ini, p , i, dirr"*a-
(6e) l*an OverDamping.
1i+2Ptoo i+or2 Y=6
di mana:
f=*ffi dan,
(701
rro =*/@)
Persamaan lraralrteristik dari persamaan 69 adalah:
(71)
7 + 2proo1* oo2 =0
yang mem-
Persaraaan 71 mempakan persamaan kuadrat dalam
punyai akar-akar:
Grrrbu 24. Grafrk dl
= -F(Dn *." /${i)
'h.r 172l
PenyelesaianPersamaan6gtergantungdari'sifatakar-akar
1.7.1.2 Dua aler laqftrcr, p < 1.
p"r"*""t karakteristik, persamaaa 72, sedangkan sifa! akar- Dalam hal besaran p . 1, besaran di bawatr tanda r1 aaUm
L", p"r"*aan karalcteristik tergantung kepada besar bilangan p persamaan 72 adalah bilangan negatif sehingga persamaan 72
sebagai berikut. akan memberikan dua buah akar imajiner luit-anian kompleks)
sebagai berikut:
AnalisiS Struktur secara Dinamis
ao ur-
Pengantar Analisis Dinamis
4
dan Gempa 43
!r-:il
ffi*?,[ir1,,t'
Analisis Stmkhrr secara Dinamis 47
1,,t1..I
ae! !g!qP. Analisis Strulch,rr secara Dinamis 49
48 Pengantar Analisis Dinamis
lr
I
p, ditunjukkan dalam grafik yang terdapat dalam Gambar 28' Keadaan ini dinamakan keadaan resonansi yang tak terbatas i
Per.hatika4 bahwa untuk sistem dinamis yang tidak mem- {unbounded resonancQ. Lihat Gambar 28. i:
i
punyai damping, g = 0, persalnaan 104 menjadi: Gambar 28 juga menunjukkan bahwa pada pembebanan
harmonis akan selalu tedadi respons yang beiar (reionansi) bila
(10s)
circular frequency beban, O, mendekati circular frequency, wn,
sistem yang ditinjau.
Meskipun persamaan 104 menyatakan secara matematis
te{adinya unbounded resoriance bila frekuensi beban, O, sama
dengan cAcular frequency sistem, ror,, pemahaman lebih lanjut
menunjukkan bahwa unbounded resonance ini hanya terjiai
pada waktu t = o. Perhatikan penurunan berikut ini.
Untuk keadaan tanpa damping dengan simpangan dan kece-
patan awal nol maka respons sistem t-rhadaj beSan harmonis
(persamaan 102) menjadi:
y = Asin(o t-c) (l06)
A= E
(107)
Molo2
*, t))
, =
# [,
{ctt1-'h-(q" (108)
Perhatikan suatu strulrtur dengan derajat kebebasan dua y"= (yr yz) (l l r)
seperti terlihat dalam Gambar 30. Persarnaan gerak sistem terse- Penyeiesaian persarnaan gerak di atas dapat diperoleh sglagai;
bui dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip dinamic equili-
brium dari D'Alembert. yr =Ar sin(ro(t+o))
Pe4ggunaan prinsip D'Alembert pada massa 1 dan massa 2 yz=Azsin(ro(t+a)) (112)
menghasilkan persamaan gerak sebagai berikut:
sedangkan percepatan massa 1 dan 2 dapat diperoleh dengan
Mr ji+kr yr -kr(yr-y-)=0 dan, menurunkan persamaan 112 dua kali terhadap t sehingga dida-
patkan:
Mr!i+keYz +kzbz-Yr)=0 (10e)
iir =-Ar ro2 sin(o(t+cr))
yang setelatr dievaluasi akan menghasilkan: Untuk kasus ini, dengan menggunakan ror (I2O), persamaEul
pertama dari persamaan 115 menghasilkan:
(lu z\z [(t,+tr). (tr+ks)u , ?- kr(k,+kr)+k,k3)l=v ^ (-r< + zt)e,, + (-k)Ar, = o
\ /, -l M, M2 MrMz )
(1 r7) (r21)
[
sehingga diperoleh:
Persamaan 117 merupakan persamaan kuadrat dalam oP
Dengan demikian terlihat bahwa suatu sistem dinamis dengan Att = Azr (122)
derajat kebebasan dua akan mempunyai dua buah circular fre- yang merupakan bentuk karakteristik dari mode pertama. Dalam
quency yang nyata. persamaan di atas subscript kedua dari Ar dan Az menyatakan
Untuk menjetraskan lebih lanjut, anggaplah kekakuan per kr, nomor mode atau nomor frekuensi. Tentu saja hasil yang sama
kz dan k3 semuanla sama, yaitu sebesar k. Begitu pula dengan akan didapat bila orr dimasukkan ke dalam persamaan-keaua dari
massa Mr dan Mz yang sama dengan M. Dengan demikian persa- persamaan 115. Penggunaan az (l2O) ke dalam persamaan ll5
maan 117 berubah menjadi: menghasilkan:
l.Mi *{=o
(-er*2k)A"-+(-r)er, =o (123)
\ / -f+1,,
6,F Mz
(u8)
sehingga didapat:
Persamaan 118 akan menghasilkan dua buah akar, yaitu: Av = -Azz (124l,
or2 = k/M dart yang merupakan bentuk karakteristik dati mode kedua.
(1le} .
D1.* mode yang pertama, kedua massa bergerak dalam
arah dan besar yang sama, sedangkan dalam mode kidua, kedua
i
tar Analisis Dinamis dan Analisis Strulfirr secara Dinamis i
55 ,
I
I
I
massa tersebut bergerak dengan besar yang sama tetapi dalattt atau:
arah yang berlawanan. Dalam suatu mode tertentu kedua massa
tersebut bergerak dalam fase yang sarna sehingga simpangan k-r' Pr]e = s (12e)
maksimum pada kedua massa tedadi pada waktu yang sama. Ke- Karena A adalah vektor amplitude maka A tidak mungkin nol
adaan ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan program sehingga dengan demikian persamaan L29 harrya dapat dipenuhi
komputer gempa ii [8], yaitu dengan memberikan beban harmonis bila determinan matriks koefisien dari vektor A sama dengan nol.
yang mempunyai. periode yang sama dengan periode yang ber-
sangkutan.
i
*-,' * l=o (130)
L.8.2 Getaran Bebas Struktur dengan Derqiat Kebebasan Bila sistem dinamis yang ditinjau mempunyai n buah derajat
Ban5rak kebebasan maka persarnaan di atas adalah persamaan frekuensi
yang merupakan persamaan pangkat n dalam (oz). Dari persa-
Persamaan gerak struktur dengan derajat kebebasan banyak
maan tersebut akarr diperoleh n. frekuensi o yang nyata yang ma_
dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai (110):
sing-masing merupakan natural curcular frequency dari n buah
My+KY=$ (12s) mode yang ada.
di mana M adatah matriks massa, K, matriks kekakuan dan y Dari persamaarr 129, untuk setiap harga o yang diperoleh
vektor simpangan. Db,lam kasus-kasus yang sederhana, matriks dari persamaan 130 diperoleh n buah vektor amptituai yang me-
massa ![ biasanya merupakan matriks diagonal sedangkan rupakan bentuk karakteristik (characteristic shape, characteristic
vektor simpangan y merupalan vektor yang elemen-elemennya n?9tor, mode shapCldari mode yang bersangkutan. Seperti telah
adalah variabel yang sesuai dengan derajat kebebasan sistem dijelaskan dalam pembahasan sistem dinamis dengan der4iat ke-
yang ditinjau (Lihat pembahasan untuk sistem dinamis dengan bebasan dua, bila sistem dinamis tersebut bergetir dalam salah
derajat kebebasan dua). Matriks kekakuan selalu merupakan satu mode maka bentuk simpangan yang terjadi selalu mengam-
matriks yang simetris dan dapat dicari dengan mudah dengan bil bentuk mode yang bersangkutan.
nnemperhatikan sifat-sifat sistem yang ditinjau (Lihat pembahas- Dalam istilah matematik, persarnaan karakteristik (129) dike-
an sub bagian 1.a). nal.dengan nama persamaan Eigen, ((oz), dikenal sebagai charac-
Penyelesaian persamaan gerak 125 dapat diperoleh sebagai: teristic ualues atau Eigenualues sedangkan characteriitic shape,
A, dikenal sebagai Eigenvector. problema yang menghasillian
y=Asin(ot) (126)
bentuk persarnaan Eigen dinamakan Eigenuatub probtem atau
Dalam persarnaan 126, y merupakan vektor simpangan se- characteri s tic ualue pro blem.
dangkan A adalah vektor amplitude yang berpasangan untuk vek-
tor simpangan tersebut. Dari persamaan 120, vel'rtor percepatan 1.8.3 Natural Frequeucy daa Mode Shape
i dapat diperoleh sebagai: Ada bermacerm-macam cara untuk mencari natural frequency
i = -coz A sin (cot) (1271 {an mode shape, yang di antara cara-cara manual terdapat cara
Stodola-Vianello, cara Rayleigh-Ritz [], 2, 3] dan cata Holzer.
Penggunaan persamaan 126 dan 127 dalam persamaan 125 Dalam pembahasan berikut akan dibicarakan cara H6lzer.
menghasilkan persamaan karakteristik (characteristic equationl
sebagai berikut: 1.8.3.1 Cara Holzer
ro2MA+KA=O (128) Perhatikan suatu struktur dengan derajat kebebasan n se-
perti terlihat dalam Gambar 31. untuk menyederhanakan pemba-
56 Pengantar Analisis Dinamis dan Gernpa Analisis Struktur secara Dinamis 57
hasan, struktur tirsebut dianggap tidak mempunyai damping. yii = Aij sih (o; t; (134)
Seperti telah dikemukakan di muka, persamaan gerak struktur
ini dapat ditulis sebagai: dan percepatan yg sebagai:
!'6 = ol (136)
? v;1
i,r,, yri d
r,6+r)
Yg =Y(;+r)i---,_) (r43)
MASSA massa
no: m mo2 v mo2y Y rlk x. l/k no: m mol2 v mo2y s Llk E. l/k
3 0.5 o.2 1.0 o.2 o.2 1.0 o.4 3 0.5 o.1 1.0 0.1 o.1 1.0 0.1
2 1.O 0.4 0.8 o.32 o.52 1.0 0.88
2 1.0 o.2 0.9 0.18 o.28 1.0 0.28
I 1.0 .
4.4 o.28 o.tL2 o.632 1.0 0.654
0 -0.352 1 1.0 o.2 -o.62 o.t24 0.404 1.0 0.404
0 -o.276
rumus:
(n ) rumus:
Yir = Y(i*r)t -l Ir, mkJ/kti.r) ("
\k=(i+l) oj ' ,u, *tJrr.6.,l
i
Y,: =Y(i*r).;-l I
\r-(i+r)
Tabel5: o2 = 0.8 k m
massa Tabel 7: w2 = A.27 k/m
no: m mro2 v mo2y s rlk 2,. Llk
massa
3 0.5 0.4 1.0 o.4 0.4 1.0 o.4
2 1.O 0.8 0.6 0.48 0.88 1.0 0.88
no: m mo2 v mo2y tt L/k x. l/k
1 1.O 0.8 -0.28 o.224 0.6s4 1.0 0.654 3 0.5 0.135 1.0 0.135 0.135 1.0 o.135
0 -0.934 2 1.0 o.27 0.865 o.234 0.369 1.0 0.369
Rumus: I 1.0 o.27 o.496 0.134 o.503 1.0 0.s03
(n \ o a.oo7
YE = Y(i+r)1 -[_8,i,' vu mkJ/kti.rt
Rumus:
(2. \
yo
Yu = Y(i*r).i Ir,' Yr *
-l(r-(i+r) l/k1,.,t
)
Perhitungan dalam Tabel 4 dan 7 dapat dengan mudah dila-
kukan dengan menggunakan suatu program kecil dalam suatu
y2
programble calculator.
0r2 --\_ Dengan caraHdlz.er ini simpangan y yang didapat dari perhi-
-0,352----J-o,934 tungan di atas (Tabel 7) adafah mode shape dari circular fre-
quency, o, yang bersangkutan. Eentuk mode shape ini dapat
digunakan untuk menentukan circular frequency dari mode ke
Ganber 33 berapa yang diperoleh. Dalarn contoh di atas, melihat mode shape
l
I
l
i'
62 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa Analisis S1rukfirr secara Dinamis 63 )
rI
t
I
i
yang diperoleh, ternyata o yang didapat adalah circular frequency bansfotaationl, yaitu dengan menggunakan matriks
dari mode yang pertama. rotasi R. Jika elemen lq dan kii hendak dijadikan nol malca
matriks rotasi R adalah: t
Sebagai pedoman bentuk mode shape ke n akan memotong T
banyak derajat kebebasan maka cara ini sangat tidak praktis bila t
digunakan untuk mencari seluruh circular frequency mode yang
ada. Dengan perkembangan komputer pribadi yang pesat, perhi- R= -s----... (14e) t
tungdn circular frequency dan mode shape ini dapat dilakukan
dengan mudah. Misalnya dengan menggunakan cara Jacobi [10, c
1U.
Bila dengan satu dan lain cara dapat ditentukan suatu ma- 0=n/4 untuk kii = kii (1s0)
triks yang nonsingular dan mempunyai sifat: Matriks rotasi R merupakan suatu matriks orthogonal, yaitu
X'l KX=L ll47l matriks yang mempunyai sifat R.r = Rr. Dengan demikian trans-
formasi similar dilakukan berturut-turut pada matriks t( sglagai3
di mana matriks L adalah suatu matriks diagonal, maka elemen
diagonal matriks L, 1rr, 1zz adalah eigenvalue dari matriks K, se- IQn+ly = R.r II" R. (ls1)
dangkan kolom ke i dari matriks X adalah eigenvalue dari Dalarn persamaan 128, IG adalah matriks K hasil transfor-
eigenvaiue ri [1O]. masi ke n.
Selain itu diketahui pula [10] bahwa eigenvalue dari dua Cara Jacobi yang dibahas di atas adalah cara Jacobi yang
buah matriks A dan B adalah sama bila matriks A dan B tersebut hanya dapat digunakan pada suatu problema eigen standar dan
adaiatr matriks similar, yaitu mempunyai sifat: matriks K yang simetris dan tidak dapat digunakan secara lang-
B=PrAP (148) sung untuk mencari circular frequency dari suatu sistem dina-
mis. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan transfor-
di mana matriks P adalatr suatu matriks yang nonsingular. masi berikut.
Prinsip dari metode Jacobi adalah menghilangkan elemen- Persamaan karakteristik suatu sistem 6inamis adalah:
elemen matriks K yang berada di luar diagonal utama secara ber-
urutan dengan menggunakan transformasi-transformasi similar [*-.' nr Jl =o (1s2)
l
64 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa Analisis Stmktur secara Dinamis
i
I
i
I
I
Bila matriks A kita ganti dengan: on. Pengalian di belakan g Qnstuultiplstl tanspose persgrnaan l3g
A=U-0.s8 (153) dengan vektor A- menghasilkan:
maka persamaan 152 menjadi: (.o' r^, )' =(xrt,)r .a,. (160)
^.
[*-.'Ivr ]nr-o, B=o atau, atau:
ilil
[**' -(02 M,,'s ]r=o (1s4] (.n' no' t')l. = (A"r *')e, (16U ll
Bila persarnaan 154 dikalikan di depan Qremultipliedl Pengalian di depan QreaultiplSl persatnaan 159 dengan
dengan matriks M-o's akan didapatlcan: transpose dari vektor Ao menghasilkan:
[*t' KM{'s -co2 I]r=o (ls.s) oo,2 AoT MA. KA.=AoT (1621 l
Matriks M-o.s I(M-o.s merupakan matriks yang simetris. Per- Karena matriks f dan matriks K adalah matriks yang
samaan 155 adalah problema eigen standar yang dapat diselesai- simetris maka:
kan dengan cara Jacobi di atas.
F=[dan
Perhatikan bahwa dalam setiap transformasi, elemen luar di-
agonal yang dalam transformasi sebelumnya sudah nol bisa saja I(r=K (163)
penjadi tidak nol kembali sehingga transformasi similar ini harus Dengan demikian, dengan memperhatikam persamaan 163,
dilakukan terus sampai elemen-elemen luar diagonal matriks K pengurangan persamaan 161 dengqn pershmaan 162 menghasil-
menjadi no1 atau mendekati nol dalam suatu toleransi yang telah kan: :
ditentukan. Ada beberapa variasi dari cara Jacobi [11] yang mem-
punyai konvergensijauh lebih cepat dari carayang dibicarakaa di (.,'-.,'ho'MA, =9 (164)
atas.
I(arena akar karakteristik ro" tidak sErha dengan orp, maka:
1.8.4 Sifat Orthogonal Mode Shape A.r l[ A- = g (165]
Dua buah vektor A dan B dikatakan orthogonal bila perkalian Sedangkan dari persamaan 165 dan 162 serta memperha-
kedua vektor tersebut adalah nol. t ryr batrwa akar persamaan karakteristik ola tidak sama dengan
ArB=0 (1s6) nol maka akan diperoleh:
Bila ro" dan ol- adalah dua buah akar dari persamaan karak- A"rKA-=0 (166)
teristik dari: Kea&an yang ditunjukkan d;- persamaa:n 165 dan 166
ini menunjukkan bahwa mode shape mCmpunyai sifat orthogonial
[*-r'rvr]l=o (1s7)
terhadap matriks kekakuan K dan rnatriks massa U. - -.
maka akan didapatkan hubungan sebagai beiikut:
Bila suatu matriks Q dibentuk'dengan menggunakan charac-
orr2UA.=KA" (ls8) teristic vector, Ar, Az, ....., l|la1 maka:.,,
6)-2MA-=KA- (1se) 0'xo=K'd
Dalam persErmaan 158 dan 159, vektor A" dan A. masing-
masing adalah karakteristik vektor (atau mode shape) dari ro- dan 0'mo=M'd . (167)
:'
Subscript d pada matriks K* dan il* menuqjukkan bahwa Karakteristik vektor A"'yang mempunyai sifat seperti persa-
kedua matriks tersebut adalah matriks diagonal. maan 173 dinamaka;:, notmalized characteristic vector. Bila suatu
matriks $' dibentuk dengan menggunakan normalized characte-
1.8.5 PerraEean Modd ristic vector, maka:
Perhatikal persarnaan gerak getaran tak bebas untuk sistem 0'r MO' = I (17s)
berderajat kebebasan banyak di bawah ini:
Dari persamaan 153, untuk ol didapat hubungan:
Mi+Ky=(t) (168)
K0'=.i2 M0' G76l
misalkan:
Pengalian di muka (premultiply) persamaan 176 dengan g'r
y-0y'dan menghasilkan:
y=9y (16e)
o'r ro'=roi2 0r Mo' $TTl
di mana Q adalah matriks dengan elemen-elemen karakteristik Menggunakan persamaan 175, persarnaan 177 menghasilkan
vektor A,, sehingga persamaan gerak 168 menjadi: hubungan:
M0Y'+K{Y'=P(1) (170) O'r0' = oi2d (1zg)
Pengalian di depan (premultiply) persamaan 17O dengan ma- yaitu suatu matriks diagonal yang diagonal utamanya adal,ah
triks {r menghasilkan: kuadrat dari circular frequency oli.
'i'; +29coi y' *oi2 y' = -yo io,, *r , i=l ... n (1e4)
l=1
Di mana:
v=0r (1es)
terhadap gempa. Dalam bagian ini secara spesifrk akan dibicara- Gambar 35 menunjukkan gempa yang terjadi di dunia yang
kan cara analisis ragam spektrum respons (modal analysis). dilaporkan oleh US Coast and Geodetic Survey. Pada tahun 1966
distribusi secara geografis yang ditunjukkan dalam gambar ter-
Stnr&trrr Bg-mi, dan Daerah Gempa
2. 1. 1t sebut merupakan representasi dari gempa yang tercatat dalam
abad ini. Gambar tersebut juga menunjukkan edegyg_.-{U*- hg3b
Struktur bumi'(Gambar 34;, diperkiralq4 terdiri dari bebera- j-e!*r utqna gemPa, Yaitu:
pa lapisan. l,apisan yang terluai adalah kerak bu,Jni (earth crusfl. /1. Jalur Sirkum Pasifik (Circum Pacilik Belfl yang dimulai dari
kerak bumi ini merupakan lapisan yang keras dan mempunyai i Amerika Selatan naik ke Utara mengelilingi l,autan Pasifrk
tebal yang berwariasi antara 5 sampai 60 km! Di daratan kerak untuk kemudian turun ke Selatan melewati Jepang, Taiwan,
bumi ini dapat mencapai tebal 4O krn, sedangkan di daerah yang " Phlipina, Sulawesi, Irian dan berakhir di New ?*aJartd.
bergunung tinggi dapat mencapai sekitar 60 km. Di lautan yang , 2. Jalur Trans,Asiatik (?rans Asiatic Be|fl yang melalui Medite-
datam, kerak ini bisa setipis 5 sampai 8 km saja' Lapisel yang rania, Himalaya, kernud.ian melalui Sumatra menunju Jawa,
[edua, di bawah kerak bumi, terdapat suatu lapisan batu-batuan , Nusa Tenggara untuk kemudian bergabung dengan jaiur sir-
v"rrg dinamakan mantel (mantlQ. Mantel ini diperkirakan ada i, kum pasifik di Sulawesi. Satu cabang dari jalur trans asiatik
dalam keadaan plastis atau semiplastis dengan kedalaman men- ini menuju ke daratan Cirra.
capai 29OO km. Lapisan ketiga adalah suatu lapisan yang
dinamakan inti luar (outer core). Inti luar ini berada dalam ke- Gambar 36 menunjukkan jalur gempa di Indonesia secara
adaan cair dan diperkirakan sampai kedalaman 5000 km. tapis- lebih mendetail.
an yang paiing dalam dinamakan inti dalam (inner corQ yan.gpa-
dat dan dioerkirakan terdiri atas besi, nikel dan ?at'"at padat 2.L.2 Istilah-istilah yang Banyak Digunakan
lainnya.l peikir""r, lapisan bu4i -,ini didapatkan berdasarkan teori
igetombang bumi yang tidak akan dibahas di sini"l Tekanan di Untuk memperlancar pembahasan lebih lanjut maka dalam
'dd^* bumi diperkirakan dapat mencapai tiga juga atmosfer' bagran ini akan dibahas beberapa istilah yang sering digunakan
.dalam pembahasan mengenai gempa. Istilah-istilah lain yang
lebih spesifik akan dijelaskan pada waktu diperlukan.
2.L.2.L Selsmograph
Seismograph adalah suatu alat yang digunakan untuk men-
catat gerakan-gerakan tanah, misalnya simpangan (displace-
menfl, kecepatan (velocity) atau percepatan (accelerationl, ter-
gantung dari alatnya, bila aiat tersebut mencatat percepatan
(acceleration) gerakan tanah, alat tersebut dinamakan Accelero-
graph.
I
km !1@ Seismogram adalah catatan yang berupa gralik yang didapat-
A-- Kerak dda- kan dari seismograph. Grafik yang mencatat percepatan (accele-
B-- Mantel ration) gerakan tanah dinamakan Accelerogram.
C-- Inti Luar ycrng Cair
D-- tnti Dalam yang Padat
Gambar 3,4. Struktur bumi
3
I
t
74 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa i
T
4
\
i,!.!4'..r*r.r..,.
i
rl ; I
i
{
.o I
--- a.- -
Y
_..- L_
a
d.
t-rJ
F
Z
LU
\)
a"
LtJ
lJ-
O
A
a. Magnitude
b. Enerry yang dilepas dan l
Intensity l
,,c. ir
.: 2.L.4.L Magnltude
Magnitude adalah suatu besaran yang menggambarkan
besarnya strain energ/ yang dilepaskan walctu tedadinya gempa.
Ada beberapa rumusa$ untuk menc4ri magnitude ini, yang-paling
fmum dipakai ialatr defrnisi magnitude yang diberikan oleh
(a) &) (c) S_c-h!"r,
Gaabar 38. Elastic Rebound TheorY M=l0logA-rologAo (1e6)
di.dalam persamaan diatas,A adalah amplitudo maximum dalam
2.L.4llluren Gcnpr nim yang tercatat dengan alat standard pada jarak fOO km dari
Epicenter. Alat standard yang dimaksud di sini adalatr suatu
Suatu contoh accelerogram adalatr accelerogram dari gempa Wood-Anderson seismograph dengan natural period 0.8 det, static
/) El Centro, 18 Mei 1940 (Gambar 39). Gambar tersebut menunjuk- magnification 2800 dan damping ratio 0.8. Ao adalah aplitudo
kan komponen Utara-Selatan dari Gempa El Ccntro. dari gempa standard yang besarnya adalah lo-s mm untuk jarak
lj-Op.\Gempa standard ini dinamakan juga Zero shock, Lar--g3a
Lfrtuk A sama dengan fu akan didapat magnitude gempa M = 0,
/ataU- deilgan kata lain gempa standard adalah gempa yarig
mempunyai magnitude nol pada skala Richter.
: Biasanya letak seismograph yang mengukur tidak akan
t
*,/-- murgkin tepat pada. 100 km dari epicenter $auh lebih dari 100
=
2
o
E
o.2
- km) maka amplitudo A diperoleh dengan cara extrapolasi dari
l.amplitudo yang tercatat.
I
q
aa
rotogp-ro[6gEo+aM [Erg] (197] Terlihat bahwa dengan skala intensitas ini sangat baik untuk
memberikan gambaran kerusakan suatu daerah akibat terjadinya
Diantararrya rumus yang banyak dipakai addatr: gempa.
rolog E - 11.8 + 1.5 m, Rumus Newmark
Tabel3: Contoh Skala Intensitas
tolog E - 112.24 t 1.35) + 1L.44 t 0.20) M, Rumus Bath
JMA intensity Scale
rolog E = 11.4 + 1.5 M, Rumus Guttenberg (198)
0. No sensation, registered by seismograph but no perception by
Dalam rumus-rumus di atas, E addah besar enerry dalam human body.
erg, sedangkan M adalatr bcsar magnitude menurut skala Richter.
Rumus-mmus ini mempakan rumus empiris yang dibuat berda- I. slight, felt by person at rest or person especially sensitive to
sarkan gempa-gempa yang telah terjadi. Hubungg,n antara ener$l Earthquake.
total dan enerry gempa dapat ditulis sebagai berikut: II. Weak, felt by most persons, slight rattling of doors and
E-yEt,y< 1 (1ee) Japanese latticed paper sliding door.
Dalam rumus di atas Et adalah ener$I total yang dibebaskan III. Rather strong, shaking of house and building, heavy ratiling of
dan T adalatr kocfisien yang terganhrng dari mekanisme gempa. doors and sliding doors, swinging of chandeliers and other
Dalam kenyataannya hanya sebagian kecil dari enerry-total hangrng objects, movement of liquids in vessels.
- diubatr menjadi energ/ gempa. Sebagai contoh suatu bom sebesar IV. Strong, strong shaking of house and building; overturning of
1 megaton, melepa.skan energ/ sebesar 5.1022 erg, sedangkan unstable objects, spilling of liquids out of vessel four Iifths fuu.
untuk mendapatkan getaran gempa dengan magnitude 7.3 diper-
lukan 5O megaton. V. Very strong, Cracking of plastered walls, overtuining of tomb
stones and stine lanterns, damage to monsonOy chimneys and
r z.f.+.a Intcnrtty mud plastered warehouses.
f
Intensity adahh ukuran dnri daya rusak (destructiveness) VI. Disastrous, demolition of up to 3Oyo of Japanese wooden
r suatu gempa di suatu tempat tertentu. Dengan demikian suatu houses; numerous landslides and embankments failure;
ii gempa harrya mempunyai satu magnitude, tetapi mempunyai fissures on flat gfound.
bermacam-tnacarn intensity yang berbeda dari tempat pengamat- vll.Ruinous, demolition of more than 3a%o of Japanese wooden
an ke tempat pengamatan. houses.
Ada beberapa macam skala intensity yang diusulkan dan
telatr digunakan, beberapa di antaranya ialah: 2.2 PERENCANAAN
a. Modified mercalli (M.M Scale) Data yang sangat penting untuk merencanakan struktur
b. Mercalli - Cancani - Sieberg (M.C.S Scale| terhadap gempa adalah data percepatan tanah pada waktu terjadi
c. Rossi- Forrel qempa besar (strong-motion earthquake, strong ground motion).
Strong ground motion ini hanya dapat direkam pada strong-
e. Japan Meteorogical Agency (JMA Scate) motion accelerograph. Suatu contoh dari gempa besar adalah
gempa El Centro, 18 Mei 1940, yang mempunyai magnitude
Skala M.M banyak dipakai di Ameritca Utara, M.C.S dan sebesar 7.1 pada skala Richter (gambar 39). Gamblr 40 menun-
Rossi-Forrel banyak dipakai di Eropa dan tentu saja.JMA dipakai jukkan komponen vertikal dan komponen horizontal irrah s6gE
di Jepang. Sebagai contoh intensitas lihatlah skala JMA
dibawatrini:. -- ' skala
: sedaagkan gambar 41 menunjukkan komponen N21E dari gempa
?aft, California, 2l Juli 1952, yang mempunyai Magnitude T.Z. -
DaBar
- Perencanaan Bangunan
_ terhadap _tGempa 83
82 PengantarAnatisis Dinamis dan Gempa . -
perpindattan
Gambar 41 juga menudukkan Percepatan dan
percepatan 6
t *plrt"rr.rr t;d diperoleh dglsan mengintegrasi karak-
i"rir, v*s u"t-""rrEm[o' Untuk klperluan perencanaon'
Response !r
terisrik gempa t"tirt"-^ dapat ditunjukkan dengan ,
2
Spectmm. B
!
8
B.!
o3
B
I
*rfErt co.ruar, x.
d;
o
e
E
atau:
m!+2mro, Pj,+kY=-mlo (203)
Genbar (+O. Komponen
-
Veftikal dan Komponen S69E dari gemp
Taft, California,2l Juli 1952'
3
I
I
tar Analisis Dinamis dan GemPa Dasar Perqncanaan Bangunan terhadap Gempa 85
Dalam kedua persamaan di atas, y adalah simpangan relatif ji** = (t/n)y-"* (2OS)
antara pondasi dan massa, sedangkan io adalah percepatan pon-
dasi (percepatan gempa). Dalam hal ini penyelesaian persamaan Untuk p kecil, misalnya 9 < O.2, circular frequency, co, dapa!
203 dapat diperoleh dari persamaan 201 sebagai: dikatakan sarna dengan o, sehingga:
v=Jffi;
"
--voF) ,-Fo"(t-r) rio (r" {t - p, )t -rl)* (2o41
(t lo,)= a^2 =(zntr)2
Atau bila ro' diganti dengan T, oo = 2nlT ' persamaan 2O4 men- (r / zn) j, = (2r / T)y t2r.0)
^,, ^,"*
jadi: Memperhatikan persurmaan 210 di atas maka dapat ditulis
(+1.f(' - p' )t' - rl) * (2os)
hubungan antara acceleration respons spectrum, S., dengan dis-
v=
ffi iro(t)'no*x'r) sin placement respons spectrum, 56, sebagai berikut:
(r7zr)s" = Sp., = (zn7r)so (2rrl
Untuk suatu accelerogram tertentu iio(t), dapat dicari y-o,
untuk damping ratio p,dan periode T yang telah ditentukan. Gra-- Dalam persamaan tersebut dikenalkan besaran baru, Spu,
ratio p tertentu terhadap periode T
fit dari y-* untuk damping'displacement yang dinanakan Pseudovetocity Respons Spectrum yang mem-
sebagai ,.riau.t dinamakan respons qtectrum, s6. punyai hubungan dengan displacement dan acceleration respons
Harus diingat bahwa y adalah simpangan relatif sehingga y-a,. spectrum sebagaimana terlihat dalam persamaan (211) di atas.
adalah si*paogan relatif maksimum. Setrain itu dapat pula Ultuk gempa dapat ditunjukkan bahwa pada umumnya Sp,
digambarkan m-aximum relative vetocityyang dinamakan velocity tidak berbeda jauh dengan S, sehingga Spu. dapat dianggap se-
,ispon" spectrum, S, dan maximum absolute acceleration yang bagai S" .
dinamakan acceleration resPons spectrum, S^. Gambar 42 menunjukkan komponen N2lE dari gempa Taft,
Percepatan relatif maksimum (maximum relative acceleration) California, 21 Juli 1952, berupa percepatan serta kecepatan dan
yang dapat diperoleh dengan menurunkan y (persamaan 183) simpangan yang diperoleh dengan mengintegrasikan.percepatan
fua"t terialu blrguna untuk perhitungan karena untuk menda- tersebut. Gambar 43 menunjukkan acceleration dan velocity res-
patkan gaya yang bekerja pada massa yang ditinjau diperlukan ponse spectrum dari komponen N21E dari gempa Taft tersebut.
p"r""p"t 1 aLsohrt pada massa tersebut. Untuk rnendapatkan Gambar 44 dan 45 berturut-turut menunjukkan komponen N-S
p"rc"patan absolut, percepatan relatif harrs ditambah dengan dari gempa El Centro, 18 Mei 194O dan respons spectmm yang
percepatan gempa y6 tersebut. Hal ini agak rumit sehingga ke- bersangkuta5r.
mudian ditempuh cara yang lebih mudah, yaitu dengan meng- Newmark [3] mengusulkan suatu cara untuk menggambar-
ingat bahwa gaya maksimum pada massa dapat juga diperoleh kan ketiga spectra, acceleration, velocity dan displacement, dalam
ae-ngan mengalikan simpangan relatif maksimum dengan keka- satu gambar dengan menggunakan skala logaritma tiga arah.
kuan per yang bersangkutan sehingga didapat hubungan: Gambar 46 menunjukkan gambar respons spectra komponen N-S
(206) dari gempa El Centro 18 Mei 1940 yang digambarkan dengan
Q-"* =ky-"* cara tersebut. Gambar seperti ini biasanya dinamakan gamLar
sedangkan Q-.,, juga dapat dinyatakan sebagai:
dpanite.
a
E
J
TATT. CALIFORNTA
8: JULY 2t,1932
9 N2IE
E
o =
t- 6
g. 9
U
9.s
s3
)
3
E
z
2a6eDlzL6E20
Glambar 43. Respons Spectrun komponen N2lE gempa Taft,
Gambar 42. Komponen N21E gempa Taft, Californiat, 21 JuIi California, 21 Juli 1952
1952
o4
C'
z
0'"
6
F
TAFT, CALIFORNIA E
e
I
JUI-Y 21, I9EJ? 3oo
lrJ
o
; N2r5 ()
) 9-oa
o
() 3
(,
G-
:3 -ot
i o?468tot2t416tE20
TIME IN SECS
u#rftar,lrl.:
Grnber 46. Respons spectrum komponen N'S gempa El Centro, Ganbu 17. Notaalircd acceletation tr,spr,ns sryEum komponen
California, 18 Mei 1940 IrlW goap I
Sen Ftancltry,, Fcbtu*i l97I
90 Pengantar Analisis Dinar:nis dan Gempa
o
v,
c
.9
o
6q
20
r0
o
I
I
6
=
Period (sec) '5
o
6
!
at I
'/
c
o "M
E
I Ti{i
ffi
0
B o.5 -z
i5
Period (sec)
l.o 2.0 3.0 Gambar 49. Bentuk TriWrtite dari Design Spectum
Period {sec)
Untuk daerah California, Housner telah membuat suatu ava
Giambar 48. Design Spectrum rage rcspons spectra dari gempa-gempa yang pernah te{adi di
92 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa
California. Spelctnrm seperti ini kemudian dihaluskan (saootheQ Dnlam persamaan di atas, matriks { adalah matriks yang
darr dinamakarr design spoctum. Gambar 48 menunjukkan velo- elemen-elemennya adalatr normalized characteristic vector Ar'
city, acceleration dan displacement design spectrum sedangkan sedangkan subscript d pada matriks ox dan or2 menunjukkan
Gambar 49 menunjukkan bentuk tripartite dari spektntm terse- bahwa matriks tersebut adalah matriks diagonal dengan elemen
but. Design spectra dari Housner ini dipakai sebagai dasar untuk or dan ror2 sehingga persamaan 215 dapat ditulis sebagai n buah
menentukan design spectra yang diberikan dalam Peraturan-per- persam.ran dengan derajat kebebasan satu seperti di bawah ini.
aturan gempa. . y'i +2pro, j,'*rot2 y'=-!io gi ,i = I ... n 1216l
2.2.2todd Aaelyrtr Circular frequency to1 dalam persamaan 194 adalah circular
Bila ys adalatr percepatan gempa yang bekeda pada suatu requency dari sistem tanpa damping (natural circular frequency)
sedangkan gr biasanya dinamakan modal participation factor dari
stn:lktur dengan dera.iat kebebasan barryak, persamaan gerak sis-
mode ke i yang dapa.t diperoleh dari mode shape lusebagai:
tem tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Mi+Ci+KY=-Mio I lztzy
Di datam persamaan tersebut y adalah vektor simpangan 1217l
relatif antara massa dengan pondasi/tanah sedangkan io adalah
vektor yang elemen-elemennya adalah percepatan tanah (gempa), Maximum respons dari sistem dinamis dengan derajat kebe-
lio' basan satu (persamaan 216) dapat diperoleh dari respons spec-
Untuk mendapatkan respons riwayat waktu, persamaan 212 trum gempa yang bersangkutan dikalikan dengan gi. Dengan;per-
dapat diselesaikan secara langsung dengan menggunakan cara kataan lain, yi* dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
numerik, misalnya cara Constant velocity. Bila tidak dikehendaki
respons riwayat waktu dan hanya dikehendaki respons maksi- Yi' = 8i 'Sai 918)
mum maka cara modal analysis dapat dipergunakan. Pada persamaan di atas gi adalah modal participation factor
Seperti telah dibahas dalam bagian pertama, persamaan dari mode ke i sedangkan Sa; adalah simpangan maksimum
gerak dari sistem dina:nis dengan derajat kebebasan n dapat dipi- untuk mode ke i yang diperoleh dari displacement respons spec-
sahkan menjadi n buah persamaarl dari sistem dinamis dengan trum gempa yang bersangkutan.
derajat kebebasan satu, bila koefisien damping dalam suatu mode Harrs diingat di sini bahwa yi" bukan simpangan dari
tertentu adalah sebesar p kali critical damping dalam mode ter- bangunan sesungguhnya. Untuk mendapa.tkan simpangan
sebut. bangunan sesungguhnya hanrs digunakan transformasi (persa-
C, = p Ccri (213) maan 215).
,
Dengan demikian persamaan 190 menjadi:
v=0/ (2L91
yang bila diuraikan lebih lanjut dapat ditulis sebagai berikut:
!'+zp(r,I i'*(.,)3 y'=-0t ruio (21,41
yi=iAiiyi',i-1....nr....n p)ol
di mana: Fr
y=0y' (21s) Bila dalam mencari simpangan dala:n mode ke j, yj*, diguna-
kan response spectmm Eaka hanya akan didapatkan yi* malcsi-
94 Pengantar Analisis Dinamis dan Gempa
mum. Dengan demikian simpangan maksimum dari lantai ke i, yi, ini tidak berpotongan di satu titik. oleh sebab itu supaya keseim-
yang diperoleh dari persamaan 22O };ranya merupakan pendekat- bangan momen dapat dipenuhi, akan terjadi puntir, sehingga per-
an. Cara ini dinamakan Analisis Ragam Spectrum R0spons. gerak yang tetat diturunkan tidak berlaku. Untuk meli-
"*-^^n
hat gerakan yang terjadi dalam ruang' gunakan program gempa
Untuk restrxlns bangunan terhadap gempa ternyata bahwa:
1. Untuk balgunan bertingkat empat atau kurang, respons iii [e].
maksimum yang didapat dengan melakukan analisis riwayat
waktu dengan caria numer* (exact solutionl {apat didekati
bita dilakukan penjumlahan sebagai berikut:
yi = iAi: B: Sa: (2211
Gambar 51.a menunjukkan gambar portai dalam keadaan ting sekali diperhatikan kemungkinan kehancuran (mode of
sebenarnya. Portal ini biasanya direncanakan sebagai portal da- failurd bila beban yang kita rencanakan ternyata terlampaui.
lam Gambar 5l.b di mana dinding pengisi diabaikan. Bila ternya- Konsep strong column weak beam mengusahakan terjadinya
ta dinding pengisi cukup kuat maka dinding pengisi akan ber- mode of failure yang aman. Penting pula diperhatikan detail-detail
tindak sebagai dinding geser (siear wal! dan mengubah respons perencanaan yang dapat menjamin daktilitas bangunan yang
portai yang terlihat dalam Gambar 51.b menjadi portal yang disyaratkan sehingga tidak terjadi kegagalan konstruIisi yang be1-
terlihat dalam Gambar 51.c. sifat getas (misalnya: runtuh akibat gaya lintang).
Gambar 52 menudukkan pengaruh lain yang dapat terjadi
karena adanya dinding pengisi yang tidak diperhitungkan. Bila
kolom direncanakan seperti Gambar 52.b terhadap momen lentur
= M, maka gaya lintang yang dipakai untuk penentuan tulangan
adalah Qt = 2M/Lr. Besar gaya lintang dalam Gambar 52.b ditun-
jukkan sebagai sudut kemiringan momen {i.
Bila dalam kenyataan terjadi keadaan seperti Gambar 52.c,
kapasitas dari momen kolom tetap M. Untuk mengimbangl mo-
men ini gaya lintang yang harus ditahan sesuai dengan pinsip
strong column weak beam adalah Qz = 2M/L2 (Lihat sudut 0z
dalam Gambar 52.c) yang lebih besar d*i Q, sehingga dapat
terjadi kemungkinan kehancuran akibat gaya lintang.
Harus diperhatikan juga agar tidak terjadi perbedaan keka-
kuan yang besar antara kekakuan lantai satu dengan lantai yang
Iainnya. Hal ini akan menimbulkan kejadian yang dinamakan soft
storey. Gerakan yang terjadi karena .pengaruh soft storey ini
dapat dilihat dengan program gempa ii [6].
.?!
Lz
1 .zil
Lt
l"
J,Z
(b)
'lo.Lr---errer(")
DAI.TAR PUSTAKA
Appendix l03
t02 Pengantar Analisis Dit alqrs 3qILG.*p*
t,
C CONTOH PROGRAM UNTUK CONSTANT VELOCITY UNTUK
READ (9, 1) TIME(I),F(I) it C STRU}CUR DENGAN DERA"'AT KEBEBASAN LEBIH DARI
9OO5 CONTINUE i.
jf C SATU PROGRAM INI HAT.IYA DAPAT DIPAKAI UNTUK
TN = 2*3.141592653*SQRT (XM/XK) N C STRUKTUR DENGAN ITAETruX MASSA YANG DIAGONAL
DT = TN/ 10 rt
c
WRITE (*, l3)TN,DT', .ti C DT = TIME INTERVAL UNTUK INTEGRASI NUMEzuK
13 FORMAi ( NATURAL PERIOD SISTEM F10.4,',sEC"/ C NIN = JUMI"AH INPUT DATA UNTUK GAYA DINAMIS F(T}
1,', USULAN INTERVAL SEC') "
C TIME = WAKTU DIMANA TER-IADI PERUBAHAN GAYA
wrurB (*,; (A\',)) ANDATENTUKAN
"F10.4,', DT SEBESAR?' l1 DINAMIS, BENTUK FUNGSI GAYA D1ANTARA DUA
READ (*,',(F10.4)') DT i WAI.(TU YANG BERURUTAN DI.ANGGAP BERUPA
WRITE (6, 1 1)XM,XK,TN,DT GARIS LURUS
11 FORMAT( MASSA"FIO'+,I: KEKAKUAN CF = BESAR GAYA DINAMIS F PADA WAKTU T = TIME
1,' NATUTUL PERIOD "FIO'4,/DIPAKAI
"
cxM = MASSA
2F10.4)
WRITE (6,2)
"F10.4/,'INTERVALYANG cxK = KEI(AKUAN PER, PERHATIAN SATUAN
c XM DAN XK HARUS DISIMPAN DAI,AM SUATU
2 FORMAT(8*, 't', 9x, 'Y, 9X, ',F/M" sx,', K/M Y" sx,', D2Y" FILE DATA
7X: D2YtDT)2',) c BARIS PERTAMA XM, XK, NIN (2F10.2,I10)
L=2 c KEMUDIAN NIN BUAH PASANGAN TIME DAN F
T0 = 0.0 c
Y0 = O.O CHARAC-TER FNAME*1s
FTO = F(L-1) DIMENSION F(100,5), TIME(1O0,5), XM(S,5), XK(S,6)
FM = FTO/XM wRlTE(r,',(A\)',)', NeUe FILE DIMANA TERDAPAT INPUT
YKM = YO*XK/XM DATA?'
Y2D0 = FM-YKM READ (*,',(A)JFNAME
YDT = Y2DO*DT**2 'r OPEN (6,FILE-'LPTI')
Y1 = '5*FM*DT**2 OPEN (9,FILE=FNAME)
9O2O CONTINUE READ (9,I)NIM,NIN
WRITE (6,2 1)T0,YO,FM,YKM,Y2D0,YDT I FORMAT (2r1O)
2t FORMAT (2X,6F10.4) C NIM = JUMI,,AH DERA"IAT KEBEBASAN
IF ((TIME(L)-T0).IrT.0.000 1 )L*L+ 1 C NIN = JUMLq,H PUNCAK DARI BEBAN F(T)
IF (m.GT.TIME(NIN))G0 T0 999e C XM DAN XK ADAI"AH MASSA DAN KEKAKUAN
FTo = FT0+(F(L)-FT0) / (TIME(L)-T0)*DT DO 9002I=1, NIM
T0 = TO+DT DO 9002 J=1, NIM
FM = FTO//XM XM(I,J)=0.00
YKM = YI*XK/XM 9OO2 CONTINUE
Y2D0 = FM-YKM DO 9OO3I=I,NIM
YDT = Y2DO*DT**2 READ (9,2)XM0,I), (XK(I,J), J=1, NIM)
Y2 = 2*Y1-Y0+YDT 9OO2 CONTINUE
Y0=Yl DO 9001 I-1, NIM
Yl=Y2 READ (9,22l'(TIME(I,J), Ffl,J), J=1, NIM
GO TO 9020 9OO1 CONTINUE
9999 STOP 22 FORMAT (10F8.4)
END
'i! ':
;'i:' it
I
Getaran takbebas,26 ti P
47 :; u
Dynamic load Factor, DLF, 29 l
Particular Solution, 23
H Magnitude, 79 Particular solution, 45
'!, Mantel, 72 PE}TYELESAIAN ANALITIS, 23
E Hypocenter, 76 ManlJe,72 Penyelesaian eksak, 2
Earth cntst, 72 Massa danper, 94 Penyelesaian komplemen, 45
Eigenvalue problem, 55 I Matriks kekakuan, ,I5 Penyelesaian komplementer,
Eigenvalues, 55 lmpuls,27 Modal analysis, 71, 92 23,25,26
Eigenvector, 55 Inertia force, 4 Modal participation factor, 93 Penyblesaian partikulir, 23, 26,
Elastic Rebound Ttleoi, 77 Initial Conditions, 4 Mode kedua, 53 29,45
Elastoplastis, 2O Initial displacement, 6 Mode of fanl:ure, 97 Penyelesaian umum, 29, 45
Energr yang dilePas, 79 Inner core, 72 Mode pertama, 53 Percepatan absolut, 38, 69
Energr, 8O Integrasi dengan cara numerik, Mode shape, 55, 61, 64 Percepatan autal, 6, 7
Epicenter, T6 4 Mode yang pertama, .I8 Peiode,44
Integration bY Parts lTaYlotl, 3O Modes, 53 Perpindahan tempat awal, 6
F Intensity, 79,80 Modifred Mercalh, 8O Perpindahan tempat statis, 29
Internal Friction, 39 Multi Degree of Freedom Persamaan Eigen, 55
Faktor Beban Dinamis, 28
ln;ndalan, T2 System, MDOF, 14 Persamaan homogen, 23
First mode, 53 Multidegree of freedom system,
Focus, 76 ln.ttluar, T2 Persamaan karakteristik, 4q
50 54,64
Forced Vibration, 26
Frekuensi, 44 J Persamaan yang terurat, 66, 67
Fundamental Period, /8
t{ Prinsip D'Alembert, 4
Jalur Sirkum Pasifik, 73
Fundamental, SS Jalur Trans Asiatik, 73 Natural circular frequency*[Q, ., ."Prinsip dinamig equilibrium, 38
Frictional (Coulum) DamPing, Japarr MeteorogiceJ AgencY, 8O 44,46, 53, 55 g i ffisip dina45riq equilibrium
39 JMA IntensitY Scale, 8,1 Natural Frequency, 26 t . . ,flari Difflembert, 50
"Pririsip
Natural period yang pertamd, strong column weak
JIvIA Scale, 8O
18 beam, 96
Fengantar Analisis Dinamis dan Gempa
r I
lOE
\
PseudovelocitY ResPons Stnrldur berderajat kebebasan
Spectnrm, SS banyak dengan damPing, 68
Pusat kelalnran, 94
Rrsat massa, 94
Strut<hrr bumi, 72
Strukhrr dengan derajat
i*
kebebasan sahr, 3
R Struktur elastis dengan derajat
kebebasan banYak, /4
Resonansi, 49 '{'.+,
nI- ndItIr
Drdan }rrplltrlero