Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

KONSTRUKSI BANGUNAN

OLEH :

YOEL PASKAHITA TAMPUBOLON

5193250019

C – S1 TEKNIK SIPIL

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah Critical Jurnal Review ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Siborongborong, April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1


BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 IDENTITAS JURNAL............................................................................2


2.2 REVIEW JURNAL.................................................................................3
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL.................................7

BAB IV PENUTUP................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................9
3.2 SARAN....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bangunan rumah tinggal sederhana ( satu lantai ) umumnya menggunakakn


pondasi batu kali atau pondasi setempat sebagai sistem pondasinya. Bentuk / ukuran dari
pondasi tersebut biasanya tidak terlalu besar mengingat beban untuk rumah sederhana tidak
sebesar bangunan bertingkat dua atau lebih.

Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana, umumnya dibuat dari rangka kayu
dengan dinding dan papan atau anyaman bambu. Pondasi umpak sering dipakai sebagai
pondasi rumah-rumah tradisional di Indonesia. Hal ini dikarenakan rumah-rumah tradisional
di Indonesia memiliki lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah (rumah panggung).
Tujuan dari lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah adalah untuk menghindari binatang
buas atau binatang melata.

Pondasi umpak dipasang dibawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu
dan yag lainnya saling dihubungkan dengan balok balok kayu yang dipasang dibagian bawah
tiang yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya, dan bagian atas tiang menyatu
dengan rangka atapnya. Untuk memelihara keawetan kayu-kayunya, pondasi umpak dibuat
sampai keluar dari permukaan tanah setinggi kurang lebih 1,00 m.

Pondasi umpak biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas
tanah lembek, dengan kedalaman lebih kurang 1 s/d 2 meter. Pondasi ini terbuat dari Beton
Bertulang yang dibentuk seperti Telapak, dan letaknya tepat di bawah Kolom (riang).

Contoh Gambar Pondasi Umpak


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Jurnal


Identitas Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Judul Jurnal STRUKTUR DAN KAJIAN DESAIN ANALISA
KONSTRUKSI STRUKTUR KONSTRUKSI
RUMAH PANGGUNG RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
MASYARAKAT MASYARAKAT RUMAH
KAMPUNG JAWA KAMPUNG NAGA TRADISIONAL
TONDANO (JATON) DI TASIKMALAYA SUKU BESEMAH
DI TINJAU DARI DI KOTA
PRINSIP-PRINSIP PAGARALAM
BANGUNAN TAHAN SUMATERA
GEMPA SELATAN
Volume Volume 15 Volume 2 Volume 5
Tahun Terbit 2018 2014 2014
ISSN ISSN 1858-1137 - ISSN 2407-1846
Nama Penulis Steven Richard Theresia Pynkyawati, Zelly Rinaldi,
Kamurahan Efri Agung, Aditya Ari Widyati
Noviandi, Raden Purwantiasning,
Nenden Suhardiman, Ratna Dewi Nur’aini
Mutiara Anggita Putri
Publikasi MEDIA MATRASAIN Jurnal Online Institut jurnal.ftumj.ac.id
Teknologi Nasional
Reviewer Yoel Paskahita Yoel Paskahita Yoel Paskahita
Tampubolon Tampubolon Tampubolon

2.2 Review Jurnal


2.2.1 Jurnal 1
Maraknya kejadian gempa bumi yang terjadi di Indonesia, dikarenakan wilayah
Indonesia terletak di antara empat lempeng tektonik, yakni lempeng Eurasia, Australia,
Filipina, dan Carolina, lempeng tektonik muda yang aktif bergerak sepanjang tahun.
Sehingga Indonesia sudah sangat akrab dengan gempa berskala di atas 5 skala Richter.
Berkaca dari rentetan peristiwa gempa dan dampak kerusakan yang timbul serta kondisi
geografis yang selamanya tetap sebagai wilayah yang rawan gempa, telah mendorong para
peneliti dan pakar keteknikan dan rekayasa konstruksi, untuk mencari formula konstruksi
yang tahan terhadap dampak gempa.

Dari hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan, para pakar dan akademisi di
bidang teknik konstruksi menemukan berbagai contoh bangunan yang sudah dari zaman
dahulu digunakan oleh masyarakat Indonesia, contohnya rumah adat panggung Minahasa
ternyata merupakan satu jenis rumah yang tahan terhadap gempa. Puluhan bahkan ratusan
tahun lalu, warga Minahasa telah menggunakan rumah panggung sebagai tempat tinggal, dan
dari sekian peristiwa gempa bumi, tidak ada yang ambruk.

Lokasi kajian penelitian meliputi rumah panggung masyarakat kampong Jawa


Tondano (Jaton), Metode yang digunakan adalah kualitatif rasionalistik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi model sistem struktur dan mengungkap fakta keberlakuan
sebuah teori bangunan rumah sederhana tahan gempa pada rumah panggung masyarakat
Jaton. Pondasi Umpak pada Rumah Sederhana Tahan Gempa Rangka Kayu-Pondasi Umpak
harus memenuhi persyaratan struktur sebagai berikut :

- Pondasi Umpak yang dimaksudkan adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton
kosong ( tanpa tulangan ) campuran 1 PC : 1 ½ Psr : 2 ½ Krl.
- Bentuk pondasi umpak adala prisma terpancung dengan ukuran penampang atas 25
cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm
- Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau sampai
tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah, 1, 5 m.
- Pembuatan papan duga (bouwplank) sebagai acuan penempatan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat dibawah sumbu
memanjang balok.
- Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa model struktur dan konstruksi rumah
panggung masyarakat Jaton menerapkan prinsip-prinsip bangunan tahan gempa, yang
ditinjau dari bentuk denah, struktur rangka dan struktur atap. Dari paparan di atas, secara
empirik dan eksperimental, rumah kayu tradisional masyarakat Jaton mampu bertahan
terhadap gempa dan terlebih sebagai alternatif pemilihan rumah yang bisa
dipertanggungjawabkan meskipun demikian perlakuan terhadap konstruksi rumah perlu
perhatian khusus dalam maintenance. Prinsip dasar rumah berteknologi tradisonal ini adalah
kesederhanaan struktur, detail sambungan dan tipe konstruksi yang sistematis.

2.2.2 Jurnal 2

Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang terletak di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya , Jawa Barat. Kesederhanaan tradisi yang didasari oleh hubungan
manusia dan alam telah menjadi identitas dari masyarakat Kampung Naga sebagai kearifan
lokal dan tercermin dalam arsitektur rumah tinggal . Rumah tinggal di Kampung Naga
memiliki keunikan yang berasal dari kesederhanaan tatanan masa , desain struktur dan
material sehingga menarik untuk dikaji.

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui desain struktur yang digunakan oleh
masyarakat Kampung Naga yang didasari teori pola ruang Francis D.K Ching, serta material
yang digunakan seperti kayu, batu, bambu dan lain lain . Hasil Kajian menunjukan bahwa
tatanan massa rumah tinggal di Kampung Naga memiliki pola linear. Bangunan rumah
tinggal menggunakan pondasi umpak dengan material batu kali dan desain atap jolopong
dengan rangka kayu.

Desain sub-structure rumah tinggal di Kampung Naga terdiri dari pondasi dan balok
lantai. Pondasi di Kampung Naga dapat dikatagorikan kedalam pondasi dangkal dengan dua
jenis sistem pondasi yaitu pondasi umpak dengan material batu kali dibentuk persegi
mengunakan pahat yang berfungsi sebagai penahan beban bangunan, sedangkan pondasi
tatapakan merupakan pondasi yang berfungsi sebagai pengikat tanah dengan material batu
kali berukuran lebih kecil yang disusun di tepian rumah dengan kedalaman 30-50 cm. Balok
lantai pada rumah tinggal Kampung Naga berfungsi sebagai penyalur beban yang berada
pada lantai untuk disalurkan menuju pondasi umpak. Balok lantai ini memiliki dimensi 10/10
dengan material kayu manglid.

2.2.3 Jurnal 3
Gempa umumnya datang ke daerah pegunungan atau di tempat tertentu pada dunia.
Hal ini terjadi karena pergerakan lempeng bumi atau efek dari ledakan gunung. Pada saat ini,
manusia sudah bisa membangun gedung yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Dengan
teknologi modern, semua masalah bisa dihadapi secara efektif. Di Sumatera Selatan, ada
rumah-rumah tradisional Suku Besemah yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Rumah-
rumah ini telah berdiri selama lebih dari 400 tahun yang lalu. Pemikiran terhadap konstruksi
yang unik dari orang-orang di masa lalu untuk membuatnya mampu bertahan terhadap
gempa.

Hal inilah yang memotivasi kami untuk melakukan penelitian pada rumah tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang konstruksi tahan
gempa yang ditemukan di bangunan tradisional dari Suku Besemah. Rumah Besemah ini
secara memenuhi semua prinsip rumah kayu tahan gempa yang ada pada saat ini. Penelitian
ini bisa menjadi referensi untuk siswa dalam menciptakan sebuah bangunan arsitektur yang
inovatif, dan juga memperkenalkan budaya Besemah untuk masyarakat umum. Penelitian ini
merupakan penelitian Kualitatif dengan pendekatan Deduktif Rasionalistik dan Deskriptif.

Pada bagian Sistem Reduksi Gaya dijelaskan, saat terjadi gempa, jalur lintasan gaya
besifat vertikal namun gaya inersia tiap struktur bersifat horisontal. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan pada bangunan. Pada Rumah Besemah ini gaya yang ditimbulkan
oleh gempa di reduksi oleh Struktur Bawah Rumah, meliputi:

1) Umpak Batu Yang unik dari rumah Besemah ini adalah mereka tidak
menggunakan pondasi umpak yang berbentuk solid melainkan
menggunakan batu pecah atau batu bulat yang disusun dan sedikit
dibenamkan ke tanah sebagai dasar pondasi rumah.
2) Kitau sebagai tumpuan rol Tenyata suku besemah telah mengenal sistem
Tumpuan rol jauh sebelum teknologi yang berkembang saat ini. Pada saat
ini tumpuan rol umumnya digunakan pada konstruksi jembatan agar
jembatan bersifat elastis saat ada beban besar bekerja diatasnya. Begitu pula
tumpuan rol pada Rumah Besemah yang berfungsi sebagai reduktor gaya
gempa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, bahwa faktor ketahanan gempa
suatu bangunan kayu meliputi, Keseimbangan, Kekokohan dan Elastisitas. Ketiga faktor
tersebut harus diterapkan dalam desain terutama dalam merancang rumah atau bangunan
tahan gempa. Sebagai arsitek pun kita harus jeli dalam memilih bahan bangunan yang
menjadi konstruksi bangunan kita agar mampu memenuhi ketiga faktor tersebut.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

3.1 Kelebihan Jurnal


3.1.1 Jurnal 1

Jurnal pertama yang berjudul “Struktur Dan Konstruksi Rumah Panggung


Masyarakat Kampung Jawa Tondano (Jaton) Di Tinjau Dari Prinsip-Prinsip Bangunan
Tahan Gempa” membahas mengenai hubungan Struktur dan Konstruksi pada rumah
tradisional yaitu rumah panggung masyarakat Kampung Jawa Tondano. Jurnal ini membahas
pondasi yang menjadi fokus kami dalam kelompok konstruksi bangunan yaitu pondasi
umpak. Bahasan pada jurnal ini mengenai pondasi umpak menekankan pada syarat struktur
pondasi umpak. Syarat struktur tersebut berupa campuran yang digunakan untuk membuat
pondasi umpak, panjang-lebar-tinggi pondasi umpak dan cara penggunaan pondasi umpak
dalam rumah tradisional. Hal ini sangat baik sebagai informasi mengenai pondasi umpak.
Sehingga jurnal ini dapat digunakan sebagai literasi referensi untuk pembuatan pondasi
umpak.

3.1.2 Jurnal 2

Jurnal kedua yang berjudul “Kajian Desain Struktur Rumah Tinggal Masyarakat
Kampung Naga Di Tasikmalaya”, juga membahas mengenai desain struktur rumah
tradisional, namun rumah tradisional yang dikaji adalah rumah tradisional dari Kampung
Naga di Tasikmalaya. Jurnal ini juga membahas pondasi yang menjadi fokus kelompok kami
yaitu pondasi umpak. Bahasan pada jurnal ini mengenai pondasi umpak menekankan kepada
pondasi umpak merupakan kategori pondasi dangkal serta menjelaskan mengenai tentang
pondasi setempat yang bernama pondasi tatapakan. Sehingga jurnal ini sangat cocok
digunakan sebagai literasi referensi jika ingin mengetahui kearifan lokal rumah tradisional di
daerah Jawa Barat.
3.1.3 Jurnal 3
Jurnal ketiga yang berjudul “Analisa Konstruksi Tahan Gempa Rumah Tradisional
Suku Besemah Di Kota Pagaralam Sumatera Selatan” membahas mengenai Analisa
Konstruksi rumah tradisional Suku Besemah di Kota Pagaralam Sumatera Selatan dan
berfokus pada analisa struktur rumah tersebut sehingga disebut tahan gempa. Pada jurnal ini
membahas mengenai pondasi yang menjadi fokus kelompok kami yaitu pondasi umpak.
Namun pondasi umpak yang digunakan berbeda dengan pondasi umpak biasa. Pondasi
umpak biasa merupakan pondasi solid yang terbuat dari campuran agregat dan semen.
Namun, pada pondasi rumah ini memakai batu pecah atau batu bulat yang disusun dengan
sedikit membenamkan ke tanah.

Selain ini keunikan dari rumah tradisional Suku Besemah ini adalah keberadaan
Kitau sebagai tumpuan rol. Tenyata suku besemah telah mengenal sistem Tumpuan rol jauh
sebelum teknologi yang berkembang saat ini. Pada saat ini tumpuan rol umumnya digunakan
pada konstruksi jembatan agar jembatan bersifat elastis saat ada beban besar bekerja
diatasnya. Begitu pula tumpuan rol pada Rumah Besemah yang berfungsi sebagai reduktor
gaya gempa. Jurnal ini sangat baik digunakan sebagai liteasi referensi mengenai jenis
pondasi umpak yang berbeda pada umumnya.

3.2 Kekurangan Jurnal


3.2.1 Jurnal 1
Kekurangan dari jurnal ini adalah terlalu menekankan kepada analisa struktur pondasi
dan konstruksi pondasi tersebut. Pada jurnal ini kurang ditekankan mengenai alasan pondasi
umpak digunakan sebagai pondasi rumah tradisinal Jawa Tondano dan hubungannya dalam
kearifan lokal sebagai pondasi asli Indonesia yang relatif tahan gempa.

3.2.2 Jurnal 2
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak menjelaskan mengenai bahan dari pondasi
umpak itu sendiri. Melainkan menekankan pada kegunaan pondasi tersebut pada rumah
tradisional di Kampung Naga Tasikmalaya dan kaitannya dengan pondasi tatapakan.

3.2.3 Jurnal 3
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak menjelaskan mengenai detail pondasi umpak
yang hanya menggunakan batu pecah atau batu alam yang sedikit dibenamkan ke tanah, dan
tidak ada perbandingannya dengan pondasi umpak biasa.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pondasi umpak merupakan pondasi yang marak digunakan pada rumah tradisional di
Indonesia. Pondasi umpak memiliki ciri-ciri berukuran penampang atas 25 cm x 25 cm,
penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm. Bagian yang tertanam dari pondasi
umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi
adalah 1, 5 m. pondasi umpak terbuat dari beton kosong ( tanpa tulangan ) campuran 1 PC : 1
½ Psr : 2 ½ Krl.

4.2 Saran

Saran penulis terhadap jurnal tersebut adalah untuk menambah setiap detail mengenai
pondasi umpak serta menjelaskan mengenai karakteristik pondasi umpak yang dipakai di
rumah tradisional Suku Basemah di Pagaralam Sumatera Selatan dan perbandingannya
dengan pondasi umpak biasa.

Kepada pembaca, penulis menyarankan agar menjadikan ketiga jurnal ini sebagai
referensi dalam pembuatan pondasi umpak karena cukup lengkap membahas mengenai kaitan
pondasi umpak terhadap struktur.
DAFTAR PUSTAKA

Kamurahan, Steven R. 2018. Struktur Dan Konstruksi Rumah Panggung Masyarakat


Kampung Jawa Tondano (Jaton) Di Tinjau Dari Prinsip-Prinsip Bangunan Tahan
Gempa. 21183-43159-1-PB. Diakses pada tanggal 14 April 2020

Pynkyawati, Theresia, dkk. 2014. Kajian Desain Struktur Rumah Tinggal Masyarakat
Kampung Naga Di Tasikmalaya. 597-938-1-PB. Diakses pada tanggal 14 April 2020

Rinaldi , Zelly, dkk. 2014. Analisa Konstruksi Tahan Gempa Rumah Tradisional Suku
Besemah Di Kota Pagaralam Sumatera Selatan. 461-892-1-SM. Diakses pada
tanggal 14 April 2020

Anda mungkin juga menyukai