Laporan ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Filosofi
Rumah Gadang
Dosen Pengampu : Zuheldi, S.T,. M.T. (NIDK: 8926810021)
Disusun Oleh :
ANGGI SYAHPUTRI
21180022
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat serta ridho-Nya, sehingga Makalah Filosofi dan Struktur
Rumah Gadang dengan tema “Mengenal Filosofi dan Struktur Rumah Gadang
yang ada di sekitar ” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Filosofi dan
Struktur Rumah Gadang.
Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
berbagai pihak, sehingga mempelancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak ZUHELDI, S.T., M.T
selaku dosen pengampu filosofi dan struktur rumah gadang yang telah
membimbing saya dan juga kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi cara penulisannya. Namun
demikian, saya telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
saya miliki. Sehingga dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu dengan
rendah hati dan tangan terbuka saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembacanya.
Akhir kata saya sebagai penyusun mengharapkan semoga dari makalah
Survey Rumah Gadang ini agar dapat bermanfaat khusus dan juga bermanfaat
bagi para pembacanya.
2.3.2 Anjungan
Rumah gadang hasil dari surve ini terdiri dari 4 gonjong atau
lebih sering kita sebut Rumah Balah Bubuang yang mana terdiri
dari rumah berlanjar 3 buah dengan atap bergonjong 4.
2.3.4 Paran
Paran merupakan kayu melintang yang berfungsi sebagai
penyanggah tiang yang terletak pada ujung tiang. Serta sebagai
penyanggah kasau juga,yang mana kasau adalah balok-balok kecil
penyanggah rumah gadang.
2.3.5 Dinding
Bahan material untuk dindiang luar pada rumah gadang ini
berbahan dari sasak atau anyaman, anyaman ini juga ada yang
diukur dan juga ada yang tidak. Pada rumah gadang ini ukirannya
terdapat pada dindiang ari berbentuk sisik ikan yg terletak dibawah
atap sedangkan dindiang di dalam rumah berbahan papan.
Gambar 2.6 Dindiang Luar Rumah Gadang
2.3.7 Janjang
Janjang atau tangga pada rumah gadang terletak diberbagai
tempat sesuai apa sukunya. Dari eksflorasi kami mendapatkan
janjang yang terletak pada bagian depan rumah gadang.
4.3 Anjuang
Pada upacara baralek gadang batagak penghulu anjuang dihias
dengan pelamin yang terbuat dari kain sutera yang dihiasi sulaman
benang emas dan lekapan manik- manik dan batu permata, hal ini
melambangkan kebesaran adat raja-raja. Di depan pelaminan
dibentangkan kasur yang dilapisi dengan tikar permadani,disinilah
tempat menabalkan penghulu baru, Anjuang dalam upacara batagak
penghulu dipakai untuk menabalkan penghulu baru. Selain untuk
upacara adat anjuang digunakan untuk tempat ritual, yang
berhubungan dengan kepercayaan dan alam ghaib.
4.4. Dapur
Dapur adalah bahagian yang penting bagi sebuah rumah gadang,
karena pada dapur tempat memasak makanan yang akan dimakan oleh
semua anggota keluarga dan tetamu yang datang. Letak dapur
beragam, ada yang letaknya di bahagian belakang dan ada yang
letaknya di bahagian sebelah kiri dari bangunan. Letak dapur ini
sangat tergantung pada sitem adat yang berlaku dan pengaruh adat
selingkungan nagari. Dapur adalah tempat memasak dan mengolah
makanan 81sehari-hari yang mencerminkan keadaan sosial ekonomi
pemiliknya.
Gam
bar 4.4 Dapur
Gambar 4.5 Lampu Minyak
6.2. Hidup Alam Takambang Jadi Guru sebagai Nilai-nilai Adat dan
Perwujudannya dalam Kehidupan
Pandangan hidup masyarakat Minangkabau yang diungkapkan dalam
petatah petitih, secara lengkap berbunyi: Panakiak pisau siraut, ambiek
galah batang lintabung, salodang ambiek ke nyiru. Satitiak jadikan lauik,
sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadikan guru. Dari sudut wujud
dan bentuk, pengertian alam terkembang jadi guru dapat dihubungkan
dengan teladan, contoh, model, sarana, dan dorongan. Ini berarti bahwa
alam itu dapat diteladani, dicontoh, dan dibuat model, dipakai sebagai
sarana dan dorongan. Dengan kata lain, alam dapat ditiru atau diimitasikan
serta menjadi titik tolak penciptaan dan sumber ilham. Seni rupa tradisional
Minangkabau sungguh sangat terbatas pada bentuk-bentuk arsitektur, seni
ukir, motif-motif hias pada tekstil dan husananya saja. Tidak dikenal
bagaimana bentuk seni patungnya atau bentuk seni lukisnya.
Oleh karena itu, satu-satunya presentasi wujud visual hanya tampil
dalam motif-motif hias yang serba floral. Dengan demikian jelaslah bahwa
alam takambang jadi guru ini, dapat merupakan dua unsur dalam konsep
estetika Minangkabau, yaitu unsur nilai dan unsur wujud. Unsur nilainya
mengandung makna kiasan, unsur wujudnya menampilkan wajah alami
dari khasanah floral.
6.3. Konsep Adat Basandi Syarak dalam Hubungan Konsep Estetika Islam
Adat bersendi syariat, syariat bersendi Kitab Allah(Alquran) ini
merupakan suatu pernyataan sikap masyarakat Minangkabau menerima
ajaran Islam yang memiliki banyak kesearahan dan kesejalanan dengan
trilogi penalaran Minangkabau yang telah dijelaskan di atas. Dengan
demikian, konsep estetika Minangkabau telah diserahkan dan diwarnai oleh
konsep estetika Islam. Malahan adat basandi syarak telah menjadi prinsip
bagi konsep estetika Minangkabau dan penciptaan seni.
Pandangan hidup Masyarakat Minangkabau seperti terungkap dalam
tambo telah membentuk adat lama sebelum Islam masuk ke
Minangkabau. Dalam ajaran adat Minangkabau itu banyak tersimpan
butir-butir ajaran yang bersesuaian dengan ajaran Islam, sehingga
datangnya Islam ke Minangkabau disambut dengan tangan terbuka oleh
masyarakat Minangkabau, dan prinsip adatnya basandi ka nan bana
berubah menjadi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Rumah Gadang merumakan rumah ,seni dari adat minangkabau
yang berfungsi tidak hanya sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat
musyawarah,tempat berlangsungnya acara adat dan lainnya. Rumah
gadang juga sebagai lambang dari masyarakat minangkabau yang mana
sebagai eksitensi nilai-nilai budaya suatu kaum di minangkabau. Tak
hanya saat acara adat saja, namun rumah gadang juga digunakan dalam
kegiatan sehari-hari seperti rumah pada umumnya.
Biasanya rumah ini diisi oleh sebuah keluarga besar terdiri dari
ayah, ibu, anak perempuan yang telah berkeluarga atau belum. Sedangkan
anak laki-laki tidak mempunyai tempat di dalam rumah ini, dan tinggal di
surau.Setiap daerah disumatera barat memiliki ciri khas rumah gadangnya
masing –masing . nama-namanya juga tidak selalu sama dari setiap rumah
gadang yang berada di sumatera barat ini.
Hal inilah yang menjadi kunci sehingga Rumah Gadang tradisional
mampu bertahan hingga ratusan tahun melintasi zaman. Prosesi
mengangkat pohon disebut sebagai membangkit batang tarandam, dalam
bahasa minang artinya membangkitkan pohon yang direndam. Mendirikan
tonggak tuo dipandang sebagai menegakkan kebesaran. Contohnya rumah
gadang yang berada di daerah nagari kapau yang kami eksflorasi ini.
7.2 Saran
Dalam penulisan makalah saya ini banyak sekali kekurangannya
dan penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembacanya. Semoga kita
bisa lebih memajukan tradisi-tradisi adat minangkabau yang ada di
indonesia ini,termasuk Filosofi Rumah Gadang
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gafur. 1980. Sebuah tinjauan tentang arsitek Minangkabau. Kertas kerja seminar
internasional mengenai kesusastraan, kemasyarakatan dan kebudayaan
Minangkabau, Bukittinggi, 6 September.
Amir Ms. 1987. Tonggak tuo budaya Minangkabau. Jakarta: Karya Indah.
Batoeah Sango (Dt). t.th. Tambo alam Minangkabau, segala asal usul
Minangkabau, peraturan dan undang-undang hukum disegala
nagari yang masuk Minangkkabau. Payakumbuh: Limbago.
Batoeah Sango (Dt). t.th. Tambo alam Minangkabau, segala asal usul Minangkabau,
peraturan dan undang-undang hukum disegala nagari yang masuk
Minangkkabau. Payakumbuh: Limbago.
Ibenzani Usman. 1985. Seni ukir tradisional pada rumah adat Minangkabau: teknik, pola
dan fungsi. Tesis Institut Tehnologi Bandung.
Siti Zainon. 1997. Peralatan budaya dan seni hias dalam adat istiadat: Suatu kajian
konsep ruang Melayu. Laporan penyelidikan ATMA, Universiti
Kebangsaan Malaysia.