DESA GUMANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah ini
yaitu “Desa Gumantar”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Arsitektur Lombok & Sumbawa. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Desa Gumantar kepada
para pembaca.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Teti Handayani,
ST., MA. selaku Dosen Mata Kuliah Arsitektur Lombok & Sumbawa. Penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
A. Latar Belakang.................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................6
C. Tujuan..............................................................................................................................................6
Mengetahui Bnetuk dari bangunan-bangnuna Desa Gumantar................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Tentang Desa Gumantar...................................................................................................................7
B. Konsep Arsitektur Tradisional Desa Gumantar................................................................................7
1. SENSITIF LINGKUNGAN.........................................................................................................7
2. PRINSIP KEISLAMAN..............................................................................................................7
3. MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM...................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur memberikan beragam makna baik itu seni maupun pengetahuan. Dahulu
arsitek dikatakan desainer bangunan tetapi pula dikatakan sebagai seorang ahli
bangunan. Arsitek dihadapkan sebagai seorang ahli bangunan yang mendalami
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan sebagai seorang desainer yang mendalami
seni dalam bangunan yang akan didesain tersebut. Maka layaklah bila arsitektur
dikatakan sebagai sebuah seni, karena didalam arsitektur itu sendiri pada akhirnya
menghasilkan sebuah karya seni berupa wujud desain yang memiliki konsep dari
sang arsitek.
Dalam arsitektur hubungan dengan masa lampau adalah persyaratan utama untuk
menciptakan karya arsitektur yang proposional, baik dan mantap untuk masa kini
atau masa yang akan datang. Hal ini dikatakan oleh para arsitek saat ini. Mereka
dapat menciptakan karya-karya karena belajar dari arsitektur terdahulu. Banyak hal
yang dapat memberikan inspirasi kepada arsitek, seperti unsur alam binatang,
tumbuh-tumbuhan maupun bentuk lainnya. Tanpa mengesamingkan inspirasi
tersebut, maka bangunan-bangunan yang sudah ada baik yang kuno, tradisional
karya nenek moyang maupun baru merupakan sumber inspirasi dan contoh yang
tidak dapat diabaikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Tentang Desa Gumantar
Gumantar adalah desa yang selamat dari gempa tahun 2018 yang lalu di
Lombok, semua warga desa Beleq yang mempertahankan kearifan lokal,
selamat, gugusan rumah adat sekitar 28 unit rumah tetap utuh, tidak hancur
akibat gempa.
Desa Gumantar termasuk salah satu Desa dari delapan (8) desa yang berada
di kecamatan kayangan dengan luas wilayah 3.860 ha. Kondisi geografis
Desa Gumantar didominasi wilayah persawahan di kaki gunung yang terdiri
dari 50 ha irigasi Teknis, 438 Irigasi setengah teknis, 70 ha pemukiman
umum, 275 ha tegalan dan selebih nya hutan tutupan.
Jalur ke pemukiman Desa Gumantar nya sendiri cukup bagus tetapi sempit.
Kondisi masyarakatnya sendiri sebenarnya banyak yang menikah di usia
dini, Pendidikan mereka juga masih kurang di desa gumantar ini.
1. SENSITIF LINGKUNGAN
Desa Gumantar selalu melaksanakan hukum adat.
Hukuman untuk yang memotong pohon berlebihan :
- Memotong kambing untuk makan satu desa
- Mendonasikan 1 kwintal beras
- Menanam satu pohon sejenis di hutan adat.
2. PRINSIP KEISLAMAN
Masjid yang juga menjadi ikon pariwisata di Lombok ini berukuran 9x9
meter persegi. Dindingnya rendah dan terbuat dari anyaman bambu. Tak
seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah, atap Masjid Kuno
Bayan Beleq berbentuk tumpang yang tersusun rapi dari bilah bambu atau
dikenal dengan Bahasa Dayan Gunung yaitu atap santek. Sementara itu,
lantai tanah masjid merupakan susunan batu kali
Konstruksi masjid ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni kepala, badan dan
kaki. Ketiganya memiliki filosofi tersendiri. Bagian kepala menggambarkan
dunia atas, bagian badan menggambarakan dunia tengah, dan bagian kaki
menggambarkan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas
kosmos masyarakat Lombok Utara.
Masjid yang lebih terlihat seperti rumah tradisional masyarakat Bayan ini
memiliki denah berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 8,90 meter.
Ada 4 soko guru atau tiang utama yang menopang bangunan, yang terbuat
dari kayu nangka. Tiang tersebut berbentuk silinder dengan diameter 23
centimeter dan tinggi 4,60 meter.
keempat tiang itu berasal dari empat desa berbeda, yakni Desa Bilok Petung
Lombok Timur untuk tiang di sebelah tenggara, Desa Terengan untuk tiang
sebelah timur laut, Desa Senaru untuk tiang sebelah barat laut, dan Dusun
Semokon, Desa Sukadana untuk tiang sebelah barat daya.
Fungsi setiap tiang pun berbeda tiang sebelah Tenggara difungsikan untuk
khatib, tiang di sebelah Timur Laut untuk Lebai, tiang di sebelah Barat Laut
untuk Mangku Bayan Timur, sedangkan tiang sebelah Barat Daya untuk
Penghulu. Selain itu tiang-tiang ini juga berfungsi sebagai tempat
menempelkan dinding yang terbuat dari bambu yang dibelah dengan cara
ditumbuk, disebut pagar rancak.
c. Berugak Gumantar
Berugak merupakan arsitektur tradisional milik suku sasak yang
dikenal sejak abad ke-16. Berugak digunakan sebagai tempat untuk
menerima tamu, tempat mengaji, tempat meminang, tempat
musyawarah atau berdikusi. Dan hari ini, berugak bertambah
fungsinya sebagai tempat untuk melakukan mediasi.