Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 9 / 3MRK2
Puji syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Analisis dan Desain
Struktur Pada Perencanaan Gedung Perpustakaan 9 Lantai Di Kota Samarinda
“ . Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Beton
Bertulang.
Kami menyadari bahwa selama penulisan laporan ini kami banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak . Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Bobby Asukmajaya Raharjo, S.ST., MT selaku dosen ke-1 mata kuliah
Struktur Beton Bertulang III yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk menangani tugas ini.
2. Ibu Ir. Sugiharti, MT., selaku dosen ke-2 mata kuliah Struktur Beton Bertulang
III yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
ini.
3. Teman satu kelompok yang sudah berusaha keras dalam mengerjakan laporan
tugas besar ini.
4. Rekan-rekan satu kelas yang saling memotivasi untuk menyelesaikan laporan ini
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini yang berjudul “Analisis dan Desain Struktur Pada Perencanaan
Gedung Perpustakaan 9 Lantai di Kota Samarinda” disusun sebagai tugas besar mata
kuliah Struktur Beton Bertulang III sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah ini.
Mengetahui, Mengetahui,
Penyusun Penyusun
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3. 4 Tinggi Efektif Pelat Lantai ................................................................................ 73
Gambar 3. 5 Skema Penulangan Plat Lantai .......................................................................... 79
Gambar 3. 6 Flowchart Perhitungan Tangga.......................................................................... 80
Gambar 3. 7 Denah Tangga.................................................................................................... 81
Gambar 3. 8 Detail Tangga .................................................................................................... 82
Gambar 3. 9 Momen Terfaktor Akibat U = 1,4 D .................................................................. 84
Gambar 3. 10 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 Lr ..................................... 84
Gambar 3. 11 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,6 Lr + 1,0 LL .................................. 85
Gambar 3. 12 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,0 W + 1,0 LL + 0,5Lr ..................... 85
Gambar 3. 13 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,0E + 1,0 LL ..................................... 86
Gambar 3. 14 Momen Terfaktor Akibat U = 0,9 D + 1,0 W .................................................. 86
Gambar 3. 15 Momen Terfaktor Akibat U = 0,9 D + 1,0 E ................................................... 87
Gambar 3. 16 Tinggi Efektif Pelat Tangga ............................................................................ 87
Gambar 3. 17 Skema Penulangan Pelat Tangga..................................................................... 89
Gambar 3. 18 Denah Rencana Pembalokan ........................................................................... 90
Gambar 3. 19 Flowchart Perhitungan Pelat Lantai ................................................................ 91
Gambar 3. 20 Penampang Balok T- Persegi .......................................................................... 93
Gambar 3. 21 Skema Penulangan Balok 25x50 (Tumpuan) .................................................. 99
Gambar 3. 22 Skema Penulangan Balok 25x50 (Lapangan).................................................. 99
Gambar 3. 23 Denah Rencana Kolom .................................................................................. 100
Gambar 3. 24 Flowchart Perhitungan Kolom ...................................................................... 101
Gambar 3. 25 Sketsa Penulangan Kolom 75x75 .................................................................. 108
Gambar 3. 26 Flow chart Perhitungan Pondasi .................................................................... 109
Gambar 3. 27 Jumlah Tiang dalam Satu Pilecap.................................................................. 112
Gambar 3. 28 Eksentrisitas Beban Terhadap Kelompok Tiang ........................................... 113
Gambar 3. 29 Kedalaman Penurunan Kelompok Tiang....................................................... 118
Gambar 3. 30 Sketsa Penulangan Tiang ............................................................................... 121
Gambar 3. 31 Dimensi Pilecap ............................................................................................. 121
Gambar 3. 32 Sketsa Penulangan Pilecap ............................................................................ 127
Gambar 3. 33 Sketsa Penulangan Pilecap Potongan Melintang ........................................... 127
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 2. 17 Rangkuman Grafik Spektrum Respon Desain ..................................................... 58
Tabel 2. 18 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada
Periode pendek ......................................................................................................................... 58
Tabel 2. 19 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada
Periode 1 Detik ........................................................................................................................ 59
Tabel 2. 20 Faktor R, Cd, Ω0 untuk Sistem Pemikul Gaya Seismik ...................................... 59
Tabel 2. 21 Berat Struktur (Wt) .............................................................................................. 64
Tabel 2. 22 Total Wt ............................................................................................................... 65
Tabel 2. 23 Beban Kombinasi ................................................................................................. 65
Tabel 3. 1 Momen Terfaktor Tangga………………………………………………………...83
Tabel 3. 2 Momen Terfaktor Maksimal Balok 25 x 50 ........................................................... 92
Tabel 3. 3 Gaya Geser Terfaktor Maksimal Balok 25 x 50 .................................................... 96
Tabel 3. 4 Gaya Aksial Terfaktor Maksimal Kolom Persegi 75x75 ..................................... 102
Tabel 3. 5 Momen Terfaktor Maksimal Kolom Persegi 75x75 ............................................ 104
Tabel 3. 6 Gaya Geser Maksimal Kolom Persegi 75x75 ...................................................... 107
Tabel 3. 7 Reaksi Aksial Maksimal Terfaktor Kolom Lantai 1 ............................................ 111
Tabel 3. 8 Reaksi Horisontal Maksimal Terfaktor Pondasi .................................................. 116
Tabel 3. 9 Momen Maksimal Terfaktor Pondasi................................................................... 117
vii
BAB I
Pada perencanaan kali ini kami merancang sebuah Gedung Perpustakaan 9 Lantai
yang berlokasi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur . Kondisi Tanah pada daerah
Samarinda bersifat tanah keras. Bangunan Perpustakaan ini juga memiliki ukuran 27,5
m2 x 33 m2 dengan tinggi bangunan 36 m2 .
1
Denah Bangunan :
1. Denah Lantai 1
Pada lantai 1, ketika kita masuk melalui pintu utama maka kita akan melihat
hall atau lobby yang sangat luas yang tujuannya sebagai pameran . Lalu pada sisi
sebelah barat terdapat lift pengunjung, tangga pengunjung, ruang informasi,
layanan informasi, dan ruangan loker. Pada sisi sebelah timur kita dapat
menjumpai ruangan daftar pengunjung dan ruangan keanggotaan . Lalu pada sisi
utara kita terdapat ruangan pengarsipan, ruang gudang, kamar mandi pria&wanita,
janitor dan tangga darurat.
2
2. Denah Lantai 2
Lantai 2 pada sisi sebelah timur terdapat ruang pencatatan, ruang kerja bagian
1. Sisi sebelah utara terdapat ruang rapat, ruang kerja kepala, ruang gudang, kamar
mandi pria&wanita, janitor, dan tangga darurat. Lalu pada sisi sebelah barat
terdapat ruang pantry, ruang informasi, tangga pengunjung, dan lift pengunjung
3
3. Denah Lantai 3
Pada lantai 3 di tengah – tengah ruangan terdapat aula pameran. Lalu pada sisi
sebelah timur terdapat ruang kerja bagian 2, kantin . Pada sisi bagian utara terdapat
musholla, kamar mandi pria&wanita, janitor dan tangga darurat. Sedangkan pada
sisi sebelah barat terdapat ruang informasi, ruang loker, tangga pengunjung, dan lift
pengunjung.
4
4. Denah Lantai 4-8
Lantai 4-8 merupakan lantai tipikal yang pada sisi timur terdapat koleksi
perpustakaan. Lalu pada sisi utara ruang baca, ruang komputer, kamar mandi
pria&wanita, janitor, dan tangga darurat. Pada sisi barat terdapat ruang diskusi,
ruang peminjaman buku, ruang loker barang, tangga pengunjung, dan lift
penumpang.
5
5. Potongan A-A & Potongan B-B
6
1.2 Dasar-Dasar Peraturan Perencanaan
Dalam perencanaan struktur harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan standar
spesifikasi teknis. Peraturan yang digunakan didasarkan pada pedoman perencanaan
sebagai berikut
Dalam perencanaan konstruksi harus memenuhi Syarat dan Ketentuan umum, yaitu :
a. Konstruksi harus aman, kokoh, kuat, baik terhadap pengaruh cuaca, iklim maupun
terhadap pengaruh lainnya.
c. Ditinjau dari segi biaya, bangunan harus ekonomis dengan catatan tidak boleh
mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak membahayakan bangunan dan
keselamatan pengguna bangunan.
7
1.4 Sistem Pembebanan
LRFD (Load And Resistance Factor Design) adalah suatu metode dalam perencanaan
bangunan gedung yang memperhitungkan faktor beban dan faktor ketahanan material.
Konsep desain ini pada prinsipnya tegangan yang terjadi dalam setiap elemen struktur harus
lebih kecil dari tegangan yang di ijinkan. Dengan pengertian lain, beban yang bekerja harus
lebih kecil dari kapasitas kekuatan elemen dibagi dengan suatu faktor keamanan safety
factor. Sistem pembebanan yang akan diperhitungkan untuk memikul beban-beban dalam
perencanaan berdasarkan SNI 1727-2019 sebagai berikut:
Merupakan berat dari semua unsur atau bagian gedung yang bersifat tetap
dan segala unsur tambahan, serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari gedung. Beban terdapat 2 jenis yaitu :
2. DL2 = beban mati tambahan seperti spesi, keramik, plafon, MEP, dinding bata.
8
Beban mati pada lantai :
Semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung,
termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah-pindah, peralatan yang merupakan bagian dari gedung dan dapat
diganti posisi, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan pada
gedung. Khusus pada bagian atas bagunan yaitu atap, beban hidup yang termasuk
berasal dari air hujan dan tekanan jatuh (energi kinetik). Berikut beban hidup pada
kategori gedung sebagai Gedung Perpustakaan yang meliputi:
Merata Terpusat
No Kegunaan
(KN/m2 ) (kN)
1 Lobby (4.79)
2 R.Daftar Pengunjung (6,0)
3 R.Pengarsipan (6,0)
4 R.Gudang (7,18)
5 Toilet Wanita (1.92)
6 Toilet Pria (1.92)
7 Janitor (1.92)
8 Tangga Darurat (1.33)
9 R.Loker (7,18)
10 Layanan Promosi (4,79)
11 R.Informasi (4,79)
12 Tangga Pengunjung (1.33)
13 Lift
14 R.Pencatatan (6,0)
15 R.Kerja Bagian 1 (2,40)
16 R.Rapat (4,79)
17 R.Kepala Kerja (2,40)
18 Aula Pameran (4,79)
19 R.Kerja Bagian 2 (2,40)
20 Kantin (4,79)
9
21 Musholla (1.92)
22 Koleksi Pepustakaan (4,79)
23 R.Baca (2,87)
24 R.Komputer (4,79)
25 Koridor
Rumus :
4,57
L = Lo (0,25 + √𝑘𝐿𝐿𝑥𝐴𝑡)
Dengan syarat :
L≥ 0,4 Lo untuk komponen mendukung 2 atau lebih lantai KLL faktor elemen
beban hidup
Dimana :
At = Luas Tributary L0 ≥ 4,79 kN/m2 tidak boleh di reduksi Beban hidup garasi
dan, Pertemuan tidak boleh di reduksi.
10
Semua komponen struktur yang tidak disebut diatas :
• Balok-balok tepi dengan pelat-pelat kantilever
• Balok-balok kantilever
1
• Pelat-pelat satu arah
• Pelat-pelat dua arah
• Komponen struktur tanpa ketentuan-ketentuan untuk
penyaluran
• Geser menerus tegak lurus terhadap bentangnya
Faktor Reduksi R1 dan R2 terdapat pada Pasal 4.8 SNI 1727-2013
1 = Untuk Ar ≤ 18,58m2
R1= 1,2 – 0,011 = Untuk 18,58 m2 < Ar < 55,74 m2
0,6 = Untuk Ar ≥ 55,74 m2
Dengan syarat :
Ar = luas tributary dalam ft2 (m2) yang di dukung oleh setiap komponen struktural
1 = Untuk F ≤ 4
Dimana :
L1 = L0 x R1 x R2
Dimana :
11
L0 = Beban hidup atap desain tanpa reduksi per ft2 (m2) dari proyeksi horizontal
yang ditumpu oleh komponen struktur.
Beban hidup atap reduksi per ft2 (m2) dari proyeksi horizontal yang ditumpu oleh
komponen struktur, dimana 0,58 ≤ Lr 0,96
R = 0,0098 (ds + dh )
= 0,0098 x 50
= 0,49 kN/m2
Karena beban air hujan lebih kecil dari beban hidup atap (R < Lr) maka beban
yang diperhitungkan pada atap adalah beban hidup atap (Lr) = 0,72 kN/m2
f. Beban Angin
Beban yang timbul sebagai akibat adanya tekanan dari gerakan angin. Beban
angin sangat ditentukan oleh lokasi dan ketinggian dari struktur bangunan mati
(Agus Setiawan, 2019). Dalam perencanaan ini beban angin yang digunakan
berdasarkan lokasi bangunan gedung yang terletak di Kota Samarinda . Beban
angin pada desain minimum menurut SNI 1727:2013 adalah 0.77 kN/m2, rumus
untuk perhitungan beban angin adalah sebagi berikut :
Kecepatan angin di samarinda = 3,7 m/s data terbesar pada tahun 2014, kurun
waktu 2011-2017. Sumber BPS kota samarinda.
12
1.4.2 Beban Gempa (SNI 1726-2019)
13
c. Klasifikasi Situs
14
Gambar 1. 8 Peta Parameter Percepatan S1
1) Koefisien Fa
SF SS(a)
15
2) Koefisien Fv
Catatan :
16
Tabel 1. 11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada
Periode 1 Detik
17
C. Sistem Rangka Pemikul
Momen
Berdasarkan peraturan yang berlaku pada SNI 1727 – 2013 tentang beban
minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lainnya, digunakan
kombinasi dasar pembebanan metode desain kekuatan sebagai berikut:
1. 1.4D
18
4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr atau R)
5. 1.2D + 1.0E + L
6. 0.9D + 1.0W
7. 0.9D + 1.0E
Faktor beban untuk L pada kombinasi c,d, dan e dapat diambil sama dengan 0,5
kecuali untuk ruangan garasi, ruangan pertemuan, dan semua ruang yang beban
hidupnya lebih dari 500 kg/m2. Pengaruh beban gempa (E) harus dihitung sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada SNI 03-2847:2019 tentang “Perancangan
Struktur Beton Bertulang “ dan SNI 1726:2012 tentang “Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung”, sehingga bentuk kombinasi
pembebanan seperti berikut:
1. 1.4 DL
2. 1.2 DL +1.6 LL
Dengan :
DL = Beban mati
ρ = Faktor redundansi
(dapat diambil sebesar 1,00 untuk KDS A,B, dan C, dan sebesar 1,30 untuk
KDS D,E, dan F. Nilai ρ tidak perlu >1,30)
19
1.4.4 Faktor Reduksi Kekuatan
a) Dimensi balok
- h = (1/10 – 1/15) L
- b = (1/2 – 2/3) h
20
a) Sistem Pembebanan Gravitasi
7. Detail gambar
Ø (Kuat Nominal) ≥ U
Kuat rencana adalah kuat nominal yang berada pada struktur tersebut yang telah
dikalikan dengan faktor reduksi (Ø), kuat nominal diperoleh melalui perhitungan analis
kekuatan suatu komponen struktur penampang yang telah distandarkan oleh peraturan.
21
Sedangkan kuat perlu (U) dihitung dengan mempertimbangkan faktor beban sesuai
jenis beban yang bekerja pada sebuah struktur.
Struktur beton bertulang merupakan perpaduan dari beberapa komponen yang satu
dan yang lainnya saling berkaitan dalam memikul beban-beban yang ada. Masing-
masing komponen harus didesain secara teliti, mengikuti peraturan yang berlaku, agar
tercipta suatu struktur bangunan yang mampu layan, aman, nyaman, ekonomis, serta
fungsional. Pada umumnya, struktur beton bertulang terdiri dari beberapa komponen
berupa :
1. Pelat lantai
2. Balok
3. Kolom
4. Rangka
5. Dinding
6. Pondasi
22
1) Pelat Satu Arah
Pelat satu arah adalah pelat dengan tulangan pokok satu arah yang akan
dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berjumpa
momen lentur pada bentang satu arah saja.
Tebal minimum, h
Tertumpu Satu ujung Kedua ujung
Kantiliver
Komponen sederhana menerus menerus
struktur Komponen struktur tidak menumpu atau tidak dihubungkan dengan
partisi atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan besar
Pelat masif satu
L/20 L/24 L/28 L/10
arah
Balok atau pelat
L/16 L/18,5 L/21 L/8
rusuk satu arah
Catatan :
Panjang bentang dalam mm
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton
normal dan tulangan tulangan Mutu 420 Mpa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus
dimodifikasi sebagai berikut :
a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis wc diantara 1440 sampai 1840
kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65-0,0003wc) tetapi kurang dari 1.09
b) Untuk fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)
Dalam SNI 2847:2012 Bila lendutan harus dihitung, maka lendutan yang
terjadi seketika sesuadah bekerjanya beban harus dihitung dengan metoda
atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungan
pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan komponen struktur.
Ketentuan SNI 2847:2002 berlaku untuk Pelat dua arah dengan tulangan
pokok dua arah yang akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang
berupa momen lentur pada bentang dua arah. Untuk konstuksi monolit, atau
komposit penuh, suatu balok mencakup bagian slab pada setiap sisi balok
yang membentang dengan jarak yang sama dengan proyeksi balok di atas atau
di bawah slab tersebut, yang mana yang lebih besar, tetapi tidak lebih besar
dari empat kali tebal slab. Luas tulangan slab dalam masing-masing arah
untuk sistem slab dua arah harus ditentukan dari momen-momen pada
23
penampang kritis, tetapi tidak boleh kurang dari yang disyaratkan. Pelat lantai
yang dirancang adalah pelat lantai dua arah yang didukung pada keempat
sisinya. Ketebalan pelat lantai telah diatur sedimikian rupa dalam SNI 03-
2847:2019.
Dengan tebal minimum pelat tanpa balok tidak boleh kurang dari 120 mm
(untuk pelat tanpa penebalan panel) dan tidak boleh kurang dari 100 mm
(untuk pelat dengan penebalan panel).
Dimana :
24
h = ketebalan minimum pelat tanpa balok (Tabel 8.3.1.1 SNI 2847:2019)
𝒍𝒏 = Panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua
arah,diukur dari muka tumpuan pada pelat tanpa balok, dan muka ke muka
balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya (mm)
𝖰 = Rasio bentang bersih dalam arah panjang terhadap arah pendek dari
pelat dua arah
𝑎𝒇𝒎 = Nilai rata-rata 𝛼𝑓 untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu
pelat
𝑎𝒇 = Rasio kekakuan lentur penampang balok (𝐸𝑐𝑏𝑙𝑏) terhadap kekakuan
lentur pelat (𝐸𝑐𝑠𝑙𝑠), yang dibatasi secara lateral oleh garis-garis sumbu
tengah dari pelat-pelat yang bersebelahan pada tiap sisi balok
𝒍𝒃 = momen inersia bruto dari penampang balok terhadap sumbu berat
𝒍𝒔 = momen inersia bruto dari penampang pelat
Dalam perhitungan penulangan pelat jika Ln/Sn<2 lihat (PBI 1971 tab)
1.6.2 Balok
Balok beton bertulang merupakan salah satu dari komponen struktur yang
berfungsi menyalurkan beban-beban dari pelat ke kolom yang pada akhirnya oleh
kolom disalurkan ke pondasi. Pada umumnya balok beton bertulang dicor secara
monolit dengan pelat dan secara struktural ditulangi tunggal atau ganda. Akibat
dicor secara monolit dengan pelat, maka balok memiliki penampang persegi, T,
dan L. Desain dimensi awal dan penulangan lentur pada komponen struktur balok
adalah sebagai berikut:
sebagai balok persegi sudah didapatkan, maka balok lainnya yang merupakan
balok T dan L dapat ditentukan lebar flens/sayap-nya. Penentuan lebar sayap
25
efektif (be) pada balok T dan L ditentukan berdasarkan Pasal 8.12
SNI2847:2013 yang dijabarkan sebagai berikut:
Dimana :
Apabila a>hf maka termasuk dalam jenis penampang balok T/L dan
sebaliknya. Untuk mendesain penulangan balok digunakan digunakan
persamaan- persamaan rumus berikut ini:
26
Mn = Mu/ϕ (Pers. 1.7)
𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑 (Pers. 1.9)
0,85𝑓 ′ 𝑐 2.𝑅𝑛
ρ = ( 1 − √1 − (Pers. 1.10)
𝑓𝑦 0,85 𝑓′𝑐
𝑓′𝑐 600
ρ= = 0,85 x β1 x x (600+𝑓𝑦) (Pers. 1.11)
𝑓𝑦
𝐴𝑠.𝑓𝑦
As = 0,85.𝑓′𝑐.𝑏 (Pers. 1.13)
α
c = 𝛽1 (Pers. 1.14)
𝑑−𝑐
ℇt =( )𝑥0,003 (Pers. 1.15)
𝑐
𝒃𝒘−𝟐.𝒅𝒆𝒄𝒌𝒊𝒏𝒈−𝟐∅𝒕𝒖𝒍.𝒔𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏𝒈−𝒏.𝒕𝒖𝒍.𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂
Smin = ≥25mm (Pers. 1.16)
𝒏−𝟏
Keterangan:
β1 = 0,85 untuk besar f’c berada diantara 17MPa sampai dengan 28MPa,
untuk nilai f’c>28MPa maka harus dibagi dengan 0,05 setiap pertambahan
kelipatan 7MPa dan nilai β1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65)
27
As = luas tulangan longitudinal komponen nonprategang
(mm2)
a = tinggi blok tegangan persegi ekivalen (mm)
c = jarak dari serat tekan terjauh ke sumbu netral
(mm)
d = jarak dari serat tekan terjauh ke pusat tulangan
(mm)
ɛt = regangan tulangan
s = spasi antar tulangan (mm)
1.6.3 Kolom
Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan
gedung yang berfungsi sebagai penyalur beban yang berasal dari beban diatas
pelat, berat sendiri pelat, dan balok yang kemudian disalurkan ke pondasi. Desain
dimensi awal dan penulangan struktur adalah sebagai berikut:
dimana nilai Ast kolom tidak boleh kurang dari 0,01Ag atau lebih dari 0,08Ag.
Keterangan:
2. Penulangan Kolom
28
dinyatakan sebagai kolom pendek apabila memenuhi persyaratan Pasal 10.10.1
SNI2847:2013 (untuk elemen struktur yang tidak dibresing terhadap goyangan
menyamping yaitu:
Rangka adalah gabungan dari beberapa elemen struktur beton bertulang, rangka
penahan gempa yang dibahas berikut ini adalah Struktur Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK) sesuai syarat minimal dengan zona gempa bangunan yang
didesain. Pada SNI 03-2847-2019 telah ditetapkan beberapa ketentuan masing-
masing elemen maupun tulangannya untuk SRPMK.
29
Sebuah komponen lentur bagian dari SRPMK, harus memenuhi kriteria
yang ditetapkan di dalam SNI 2847:2019 pasal 21.5.1.1 hingga 21.5.1.4
sebagai berikut :
- Gaya tekan aksial terfaktor (Pu), tidak lebih dari Ag f’c /10 (Pu< Ag
f’c/10)
- Panjang bentang bersih (𝒍 ), harus lebih besar dari 4 kali tinggi efektif.
(𝒍𝒏 ≥ 4d)
- Lebar penampang (bw), tidak kurang dari 0,3 kali tinggi penampang
namun tidak boleh diambil kurang dari 250 mm (bw≥ 0,3h atau 250
mm)
- Dalam joint
30
- Dalam jarak dua kali tinggi komponen struktur dari muka joint. Bila
analisis menunjukkan pelelehan lentur diakibatkan oleh
perpindahan lateral inelastis rangka
a) Sengkang tertutup harus disediakan pada daerah hingga dua kali tinggi
balok diukur dari muka tumpuan pada kedua ujung komponen struktur
lentur
b) Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka
tumpuan. Jarak antar sengkang tertutup tidak boleh melebihi dari nilai
terkecil antara :
- d/4
- 150 mm
31
Gambar 1. 13 Detail Sengkang pada SRPMK (Setiawan, 2019)
1.6.4 Dinding
Dinding mengenai ketentuannya telah diatur dalam pasal 14 SNI 03-2847-2019.
Dinding adalah elemen vertikal yang berfungsi untuk menyangga beban gravitasi.
Dinding juga didesain untuk menyangga beban lateral seperti yang terletak pada
32
lantai basement, dinding juga bisa didesain untuk menahan beban lateral gempa atau
yang jamak disebut dinding geser (shear wall).
Pasal 14.2.1 mensyaratkan dinding harus didesain untuk beban eksentris dan
beban lateral atau lainnya yang bekerja pada dinding tersebut.
Pasal 11.9.1 Desain untuk gaya geser yang tegak lurus terhadap muka dinding
harus sesuai dengan ketentuan slab dalam pasal 11.11. Desain untuk gaya geser
dalam bidang horisontal pada dinding harus sesuai dengan 11.9.2 sampai 11.9.9.
Sebagai alternatif, dinding boleh didesain dengan tinggi tidak melebihi dua kali
panjang dinding untuk gaya geser horisontal sesuai dengan Lampiran A dan
11.9.9.2 sampai 11.9.9.5
1.6.5 Pondasi
Pondasi adalah struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah
dan berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke
lapisan tanah (Agus Setiawan, 2019).
Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdiri dari satu atau lebih elemen-
elemen pondasi (elemen transisi antara tanah atau batuan dengan struktur atas).
Proses desain suatu struktur pondasi umumnya terdapat beberapa langkah sebagai
berikut:
2. Penyelidikan Tanah
33
daya dukung untuk mengetahui kapasitas pondasi yang akan dipilih, dan letak
kedalaman tanah untuk mengetahui jenis pondasi apa yang akan digunakan.
Perhitungan momen lentur dan gaya geser pada pile cap didasarkan pada
asumsi bahwa reaksi dari masing-masing tiang pancang terpusat pada pusat
berat penampang tiang pancang (SNI 03-2847- 2019 Pasal 15.2.3). Ketebalan
minimum dari sebuah pile cap ditentukan sebesar 300 mm sesuai dengan SNI
03-2847- 2019 Pasal 15.7. Jarak antar tiang pancang dibatasi minimal sebesar
3 kali diameter tiang pancang.
34
BAB II
ANALISIS STRUKTUR
Kantilever L/8
• Balok dengan mutu baja (fy) > 420 MPa, persamaan tersebut harus
dikalikan dengan (0,4 + fy / 700)
Untuk struktur Gedung yang direncanakan ini, dimensi balok bisa dihitung
dengan cara sebagai berikut : h[1]
Diketahui :
35
a. Balok Induk Melintang bentang L = 550 cm
Menerus satu sisi ( h ) = L/18,6 (kondisi perletakan menerus 1 sisi)
= L/18,5 x (0,4+fy/700)
= L/18,5 x (0,4+fy/700)
36
Kesimpulan :
SNI 287:2019 pasal menentukan ketebalan minimun pelat dua arah untuk
mencegah terjadinya lendutan berlebih. Karena perhitungan lendutan dari pelat
dua arah cukup rumit, dan untuk mencegah lendutan yang besar, maka ketebalan
pelat dapat ditentukan menggunakan rumus empiris sebagai berikut :
37
Karena persyaratan tebal pelat dihitung dari persamaan 1 atau 2, sehingga
nilai afm, harus dihitung terlebih dahulu. oleh karena itu nilai Ib, Is, dan af, untuk
balok dan pelat dalam arah Panjang maupun pendek harus ditentukan lebih
dahulu. dengan asumsi awal 200mm.
• h Balok = 400 mm
• b Balok = 200 mm
ℎ𝑏
𝑏𝑤
Gambar 2. 2 Penampang Balok
• maka be = 600 mm
Maka akan diperoleh gambar sepeti disamping (gambar balok T), kemudian kita
akan menghitung Ib dengan langkah sebagai berikut :
38
Luas sayap = 600 x 200 = 120000 mm2
• Ib 1
= [12 1
𝑥 600 𝑥 2003 + (120000 𝑥 502 )] + [ 𝑥 200 𝑥 2003 (40000 𝑥 1502 )]
12
39
Denah Pelat Lantai :
Dengan :
40
Perhitungan dimensi sementara untuk kolom interior dan eksterior pada bangunan
ini adalah sebagai berikut :
Kolom Interior
Kolom Eksterior
Total DL = 1582,20 kN
41
B=h = √509569,71 = 713,84 mm
Total DL = 994,14 kN
42
2.1.4 Rangkuman Preliminary Design
1. Pelat = 18 cm
Elemen di atas yang akan di gunakan untuk pemodelan dalam software RSAP
sebagai acuan awal.
43
• Dinding Bata = (4 m – 0,4 m) x 2,5 kN/m2 = 9,00 kN/m2
Dinding bata terletak pada balok tepi.
44
11 R.Informasi (4,79)
12 Tangga Pengunjung (1,33)
13 Koridor (3,83)
1 Lobby (4.79)
2 R.Daftar Pengunjung (6,0)
3 R.Pengarsipan (6,0)
4 R.Gudang (7,18)
5 Toilet Wanita (1.92)
6 Toilet Pria (1.92)
7 Janitor (1.92)
8 Tangga Darurat (1.33)
9 R.Loker (7,18)
10 Layanan Promosi (4,79)
11 R.Informasi (4,79)
12 Tangga Pengunjung (1.33)
13 Koridor (3,83)
45
5 Toilet Pria (1.92)
6 Toilet Wanita (1.92)
7 Janitor (1.92)
8 R.Informasi (4,79)
9 R.Loker (7,18)
10 Tangga Pengunjung (1,33)
11 Tangga Darurat (1,33)
12 Koridor (3,83)
46
2.2.3 Reduksi Beban Hidup Merata (L)
Berdasarkan SNI 1727 Tahun 2018 Tabel 4.7.1 Faktor Elemen Beban
Hidup didapat nilai KLL yaitu 2 untuk balok interior. Maka dapat dihitung
untuk nilai KLLAT = 2 x (5,5 x 5,5) =60,5
Rumus :
4,57
L = Lo (0,25 + √𝑘𝐿𝐿𝑥𝐴𝑡)
Dimana :
L = beban desain tereduksi per ft2 (m2) dari luasan yang didukung oleh
komponen struktur
LO = beban desain tereduksi per ft2 (m2) dari luasan yang didukung oleh
komponen struktur.
Dengan syarat :
L≥ 0,4 Lo untuk komponen mendukung 2 atau lebih lantai KLL faktor elemen
beban hidup
47
1) Reduksi Beban Hidup Merata Pada Lantai 1
Merata Terpusat L
No Kegunaan
(KN/m2 ) (kN) (kN/ m2)
1 Lobby (4.79)
2 R.Daftar Pengunjung (6,0)
3 R.Pengarsipan (6,0)
4 R.Gudang (7,18)
5 Toilet Wanita (1.92) (1,608)
6 Toilet Pria (1.92) (1,608)
7 Janitor (1.92) (1,608)
8 Tangga Darurat (1.33)
9 R.Loker (7,18)
10 Layanan Promosi (4,79)
11 R.Informasi (4,79)
12 Tangga Pengunjung (1.33)
13 Koridor (3,83) (3,21)
48
9 Tangga Darurat (1,33)
10 R.Pantry (4,79)
11 R.Informasi (4,79)
12 Tangga Pengunjung (1,33)
13 Koridor (3,83) (3,21)
49
4) Reduksi Beban Hidup Merata Pada Lantai 4-8
Untuk R2 :
= 0,96 x 0,87 x 1
50
2.2.4 Beban Air Hujan
R = 0,0098 (ds + dh )
= 0,0098 x 50
= 0,49 kN/m2
Karena beban air hujan lebih kecil dari beban hidup atap (R < Lr) maka beban
yang diperhitungkan pada atap adalah beban hidup atap (Lr) = 0,72 kN/m2
Beban angin pada desain minimum menurut SNI 1727:2013 adalah 0.77
kN/m2, rumus untuk perhitungan beban angin adalah sebagi berikut :
Kecepatan angin di samarinda = 3,7 m/s data terbesar pada tahun 2014, kurun
waktu 2011-2017. Sumber BPS kota samarinda.
1. Data bangunan :
Tabel 2. 10 Data Bangunan
51
2. Kategori resiko struktur :
Jenis Kategori
Pemafataan Resiko
52
4. Percepatan Terpetakan
Parameter Ss :
53
Gambar 2. 8 Peta Parameter Percepatan S1
Parameter S1 :
Berdasarkan soal yang diberi tanah kami merupakan jenis tanah keras (SC).
54
6. Parameter Percepatan Spektral Desain
• Koefisien Fa
Fa adalah factor amplifikasi getaran terkait percepatan pada
getaran periode pendek.
SF SS(a)
• Koefisien Fv
Fv adalah faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran
periode 1 dtk.
Tabel 2. 15 Koefisien Situs,Fv
SF SS(a)
55
Catatan :
Perhitungan :
7. Periode Fundamental
• Periode Fundamental
Perhitungan :
Periode Fundamental :
Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100% gaya seismic yang disyaratkan dan
tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen
yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari
defleksi jika dikenai gaya seismic :
• Rangka baja pemikul momen 0,00724 0,8
• Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
56
Perhitungan :
Diketahui :
T0 = 0,154
Ts = 0,77
Ta = 1,17
- To ≤ T ≤ Ts; Sa = SDS
- Ts < T; Sa = SD1/T
- Ts < T; Sa = SD1/T
57
• Rangkuman :
T Sa (g)
0 0.052
0.26 0.130
0.769 0.130
1.000 0.100
2.000 0.050
3.000 0.033
4.000 0.025
5.000 0.020
6.000 0.017
7.000 0.014
8.000 0.013
9.000 0.011
10.000 0.010
11.000 0.009
12.000 0.008
13.000 0.008
14.000 0.007
15.000 0.007
16.000 0.006
17.000 0.006
18.000 0.006
19.000 0.005
20.000 0.005
58
Tabel 2. 19 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan Pada Periode 1 Detik
Nilai SDt Kategori Resiko
I atau II atau III IV
SDt < 0,067 A A
0,067 ≤ SDt < 0,133 B C
0,133 ≤ SDt < 0,20 C D
0,20 ≤ SDt D D
59
21. Dinding geser batu 1¾ TB TI TI TI TI
bata prategan 1½ 2½
22. Dinding rangka ringan
(kayu) yang dilapisi
dengan panel struktur kayu 4 ½ TB TB 22 22 22
yang dimaksudkan untuk 7 2½
tahanan geser
23. Dinding rangka ringn
(baja canai dingin) yang
dilapisi dengn panel
struktur kayu yang TB TB 10 TB TB
dimaksudkan untuk 7 2½ 4½
tahanan geser, atau dengan
llembarran baja
24. Dinding rangka ringan
dengn panel geser dari 2 ½ TB TB 48 48 30
2½
semua material lainnya 2½
60
7. Rangka beton bertulang
TB TI
pemikuul momen biasa 3 3 2½ T1 T1 T1
8. Rangka baja dan
beton komposit
TB TB TB TB TB
pemikul momen
8 3 5½
khusus
9. Rangka baja dan
beton komposit
TB TB
pemikul momen 5 3 4½ T1 T1 T1
menengah
10. Rangka baja dan
beton komposit terkekang
6 3 5½ 48 30 TI TI
parsial 48
𝑆𝐷𝑆 0,13
Cs = = = 0,0162
(𝑅⁄𝐼𝑒 ) (8⁄1,0)
𝑆𝐷1 0,1
Cs max = = 1,17(8 = 0,011
𝑇(𝑅⁄𝐼𝑒 ) ⁄1,0)
a. Story 1-9
• Pelat : 0,18 x 33 x27,5 x24 = 3920,4 kN/m3
• Balok 1 : 0,20 x 0,40 x (33 x 7) x (27,5 x 6) = 3049,2 kN/m3
• Kolom 1: 0,75 x 0,75 x 4 x 20 x 24 = 1080 kN/m3
• Kolom 2 : 0,55 x 0,55 x 22 x 24 = 159,72 kN/m3
• Total = 8209,32 kN/m3
61
2.2.7.2 Beban Mati Tambahan
a. Story 1 – 9
• Pelat Lantai : 1,773 x 33 x 27,5 =62,273 kN/m3
• Total =57297,046
kN/m3
b. Roof
a. Story 1
• Lobby : 4,79 x 27,22 = 130,383 kN/m2
• R. Daftar Pengunjung : 6,0 x 181,5 = 1089 kN/m2
• R. Pengarsipan : 6,0 x 90,75 = 544,5 kN/m2
• R. Gudang : 7,18 x 30,25 = 217,195 kN/m2
• Toilet Wanita : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
• Toilet Pria : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
• Janitor : 1,92 x 15,67 = 30,086 kN/m2
• Tangga Darurat : 1,33 x 14,57 = 19,378 kN/m2
• R.Loker : 7,18 x 18,42 = 132,255 kN/m2
• Layanan Promosi : 4,79 x 30,25 = 144,897 kN/m2
• R. Informasi : 4,79 x 15,67 = 75,059 kN/m2
• Tangga Pengunjung : 1,33 x 16,30 = 21,679 kN/m2
• Koridor : 3,83 x 13,28 = 50,862 kN/m2
• Total = 2559,856
kN/m2.
b. Story 2
• R. Pencatatan : 6,0 x 60,50 = 363 kN/m2
• R. Kerja Bagian I : 2,40 x 181,5 = 435,6 kN/m2
• R.Rapat : 4,79 x 60,50 = 289,795 kN/m2
• R.Kepala Kerja : 2,40 x 60,50 = 145,2 kN/m2
62
• R.Gudang : 7,18 x 30,25 = 217,195 kN/m2
• Toilet Wanita : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
• Toilet Pria : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
• Janitor : 1,92 x 15,67 = 30,086 kN/m2
• Tangga Darurat : 1,33 x 14,57 = 19,378 kN/m2
• R.Pantry : 4,79 x 30,25 = 144,897 kN/m2
• R.Informasi : 4,79 x 15,67 = 75,059 kN/m2
• Tangga Pengunjung : 1,33 x 16,30 = 21,679 kN/m2
• Koridor : 3,83 x 33,27 = 127,424 kN/m2
• Total = 1973,875 kN/m2
c. Story 3
d. Story 4-8
• Koleksi Perpustakaan : 4,79 x 332,7 = 1593,633
• R.Baca : 2,87 x 90,75 = 260,452
• R.Komputer : 4,79 x 30,25 = 144,897 kN/m2
• Toilet Wanita : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
• Toilet Pria : 1,92 x 27,23 = 52,281 kN/m2
63
• Janitor : 1,92 x 15,67 = 30.086 kN/m2
• R.Diskusi : 4,79 x 18,42 = 88,231 kN/m2
• R. Pinjaman Buku : 2,87 x 30,25 = 86,817 kN/m2
• R.Loker Barang : 7,18 x 18,42 = 132,255 kN/m2
• Tangga Pengunjung : 1,33 x 16,30 = 21,679 kN/m2
• Tangga Darurat : 1,33 x 14,57 = 19,378 kN/m2
• Koridor : 3,83 x 253,8 = 972,054 kN/m2
• Total = 3454,044 kN/m2
Berat
Beban Beban Beban
Sendiri 25% Beban Total Wt,
Story Mati Mati Total Hidup
(DL1), Hidup, kN kN
(DL2), kN (DL), kN (LL), kN
kN
1 8209,32 57297,046 65506,366 2559,856 639,964 66146,33
2 8209,32 57297,046 65506,366 1973,875 493,468 65999,834
3 8209,32 57297,046 65506,366 3225,5915 806,397 66312,763
4 8209,32 57297,046 65506,366 3454,044 863,511 66369,877
5 8209,32 57297,046 65506,366 3454,044 863,511 66369,877
6 8209,32 57297,046 65506,366 3454,044 863,511 66369,877
7 8209,32 57297,046 65506,366 3454,044 863,511 66369,877
8 8209,32 57297,046 65506,366 3454,044 863,511 66369,877
Total 53030
64
Tabel 2. 22 Total Wt
Total Wt,
Story Tinggi hn (m) Wx.hnk Fi (kN) Fi.x = Fi/5,5 (kN) Fi.y = Fi/5,5 (kN)
kN
1 66146,33 4 396888,296 727,6069 132,2921 132,2921
2 65999,834 8 970033,318 725,9981 131,9996 131,9996
3 66312,763 12 164603,313 729,4403 132,6255 132,6255
4 66369,877 16 238943,784 730,0686 132,7397 132,7397
5 66369,877 20 318824,367 730,0686 132,7397 132,7397
6 66369,877 24 403546,253 730,0686 132,7397 132,7397
7 66369,877 28 492518,497 730,0686 132,7397 132,7397
8 66369,877 32 585298,308 730,0686 132,7397 132,7397
Total 3543656,109 5833,3883 1060,6157 1060,6157
K = ((0,5 . Ta) / 2 ) + 1
K = ((0,5 . 1,17) / 2 ) + 1
K = 1,2925
2.2.7.4 BebanKombinasi
1. U = 1,4 DL D
2. U = 1,2DL+1,6L+0,5(Lr atau R) L
3. 1,2DL+1,6(Lr atau R)+(1,0 LL atau 0,5W) R
4. 1,2DL+1,0WL+1,0 LL+ 0,5 (Lr atau R) W
5. 1,2DL+1,0E+1,0LL E
6. 0,9DL+1,0WL W
7. 0,9DL+1,0E E
65
2.3 Analisis Struktur
66
2.3.3 Beban Hidup
67
2.3.5 Beban Angin Arah y
68
BAB III
Mulai
1. Gambar perencanaan
2. Fungsi bangunan
3. Mutu bahan
Tebal Pelat
Pembebanan
Cek rasio
penulangan
Tidak
Ya
Penulangan
Selesai
69
Gambar 3. 2 Denah Pelat Lantai 03
70
3.1.1 Data Perencanaan Pelat Lantai
Data perencanaan pelat lantai panel A sebagai berikut:
12. Lx = 5,20 m
13. Ly = 5,20 m
14. Tebal pelat lantai = 18 cm (dari pre-eliminary design)
3.1.2 Pembebanan
1. Beban Mati (DL)
- Berat sendiri pelat = Tebal pelat x γ beton bertulang
= 0,18 m x 2.400 kg/m³ = 432 kg/m²
- Berat spesi = Tebal spesi x γ spesi
= 0,03 x 2.100 kg/m³ = 63 kg/m²
- Berat keramik = Tebal keramik x γ keramik
= 0,01 x 2.400 kg/m³ = 24 kg/m²
71
- Berat plafon = Berat plafon/m² = 18 kg/m² +
= 537 kg/m²
3. Beban Kombinasi
Wu = 1,2DL + 1,6LL
= 1,2 (432) + 1,6 (479)
= 1410,8 kg/m²
Diamana x adalah koefisien pengali momen yang dapat dihitung berdasarkan tabel
momen- momen pelat sebagai berikut,
Ly 5200
x = =
Lx 5200
= 1,00
72
Mtx = -0,001 × 14,108 × 5,2² × 52 = -19836977 Nmm
dy
h dx
p
dx = h – p – (½.Dx Utama )
= 180 – 20 – 6
= 154 mm
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x( )]
520 600 + 520
= 0,020
Mu
Rn = φ x b x d²
8011086,7
=
0,80 x 1000 x 154²
= 0,422
73
fy
m =
0,85 x fc′
520
= 0,85 x 35
= 17,479
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 0,422
ρperlu = {1 − √1 − }
17,479 520
= 0,0008
Asperlu= ρ x b x d
= 414,62 mm²
dx = h – p – (½.Dx Utama )
= 180 – 20 – 6
= 154 mm
1,4
= = 0,0027
520
74
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x( )]
520 600 + 520
= 0,02
Mu
Rn = φ x b x d²
19836977
= 0,80 x 1000 x 154²
= 1,046
fy
m = 0,85 x fc′
520
= 0,85 x 35
= 17,479
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 0,422
ρperlu = {1 − √1 − }
17,479 520
= 0,0020
Asperlu= ρ x b x d
= 414,62 mm²
Karena sudah ada setengah tulangan dari lapangan, maka Asperlu untuk
penulangan tumpuan dihitung sebgai berikut:
75
As = 414,62 mm² - (0,5 x 414,62 mm² )
= 207,31 mm²
= 324 mm²
= 130 – 20 – 12 - 6
= 142 mm
1,4
= = 0,0027
520
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x( )]
520 600 + 520
= 0,020
Mu
Rn = φ x b x d²
76
8011086,7
=
0,80 x 1000 x 142²
= 0,497
fy
m = 0,85 x fc′
520
= 0,85 x 35
= 17,479
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 0,497
ρperlu = {1 − √1 − }
17,479 520
= 0,0024
Asperlu= ρ x b x d
= 382,31 mm²
= 130 – 20 – 12 - 6
= 142 mm
1,4
= = 0,0027
520
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x( )]
520 600 + 520
= 0,020
Mu
Rn = φ x b x d²
19836977
= 0,80 x 1000 x 142²
= 1,230
fy
m = 0,85 x fc′
520
=
0,85 x 35
= 17,479
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 1,230
ρperlu = {1 − √1 − }
17,479 520
= 0,0024
Asperlu= ρ x b x d
= 382,31 mm²
78
Karena sudah ada setengah tulangan dari lapangan, maka Asperlu untuk
penulangan tumpuan dihitung sebgai berikut:
= 191,15 mm²
= 324 mm²
79
3.2 Perhitungan Pelat Tangga
Flow chart perhitungan tangga adalah sebagai berikut:
Mulai
1. Gambar perencanaan
2. Fungsi bangunan
3. Mutu bahan
Menghitung jumlah
antrede dan optrede
Pembebanan
Cek rasio
penulangan
Tidak
Ya
Penulangan
Selesai
80
14. Tinggi anak tangga = 16 cm (Optrede)
15. Lebar anak tangga = 30 cm (Antrede)
16. Syarat kenyamanan tangga sebagai berikut:
60 < 2.O+A < 65 = 60 ≤ ((2 x 16)+30) < 65
= 60 ≤ 62 < 65
Tinggi tangga
17. Jumlah anak tangga =
Tinggi anak tangga
400
=
16
fy
ln (0,8+ )
1500
18. Tebal pelat tangga =
36+9β
520
3000 (0,8+ )
1500
= 3000
36+9 ( )
1700
= 66 mm
81
Antrede
Optrede
Pe
lat
t
an
gg
a
Gambar 3. 8 Detail Tangga
3.2.2 Pembebanan
1. Berat tiap anak tangga:
- Berat sendiri = 0,5 x Antrede x Optrede x 2400 kg/m³
= 0,5 x 0,30 x 0,16 x 2400 kg/m³ = 57,60 kg/m’
q = 78,30 kg/m’
100
Jumlah anak tangga per m =
√16²+30²
= 2,9 ≈ 3 buah
-
jumlah/m x q 3 x 78,30
- Berat sendiri = = = 243,900 kg/m² +
1m 1m
DL = 666,90 kg/m²
82
3. Beban Mati Pelat Bordes (DL)
- Berat sendiri pelat = tebal pelat x γ beton bertulang
- = 0,18 x 2.400 kg/m³ = 432,00 kg/m²
- Berat spesi = tebal spesi x γ spesi
= 0,03 x 2.100 kg/m³ = 63 kg/m²
DL = 519,00 kg/m²
3.2.2 Pembebanan
1. Momen yang terjadi akibat beban kombinasi
Tabel 3. 1 Momen Terfaktor Tangga
83
Gambar 3. 9 Momen Terfaktor Akibat U = 1,4 D
84
Gambar 3. 11 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,6 Lr + 1,0 LL
85
Gambar 3. 13 Momen Terfaktor Akibat U = 1,2 D + 1,0E + 1,0 LL
86
Gambar 3. 15 Momen Terfaktor Akibat U = 0,9 D + 1,0 E
dy h
p
d = h – p – (½.D Utam a )
1,4
= = 0,0027
520
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x (600+520)] = 0,020
520
87
5. Menghitung penulangan lapangan
Momen terfaktor maksimal dari Tabel 4.30
Mu
Rn =
φ x b x d²
20.000.000
= 0,80 x 1000 x 153,5² = 1,061
fy
m = 0,85 x fc′
520
= = 17,479
0,85 x 35
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 917,479 x 1,061
ρperlu = 17,479 {1 − √1 − } = 0,0021
520
As =ρxbxd
= 413,470 mm²
Mu
Rn =
φ x b x d²
12.380.000
= 0,85 x 1000 x 153,5² = 0,657
fy
m = 0,85 x fc′
88
520
= = 17,479
0,85 x 35
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 0,657
ρperlu = 17,479 {1 − √1 − } = 0,0013
520
As =ρxbxd
= 413,27 mm²
= 324 mm²
89
3.3 Perhitungan Balok
Gambar denah perencanaan balok adalah sebagai berikut :
90
Flow chart perhitungan balok adalah sebagai berikut :
Mulai
Pendimensian
1. Gambar perencanaan
2. Fungsi bangunan
3. Mutu bahan
Pembebanan
Analisa Statika
Cek rasio
penulangan
Tidak
Ya
Penulangan
Selesai
91
8. Lebar flens efektif (beff) balok induk diambil nilai terkecil dari,
- beff = bw + 16.hf
= 25 + (16 x 18)
= 313 cm
- beff = bk
= 550 cm
- beff = L/4
= 550 / 4
= 137,5 cm
Jadi beff adalah 137,5 cm.
92
Gambar 3. 20 Penampang Balok T- Persegi
1) Penulangan Lapangan
fc′ 600
ρmak = 0,75 [0,85 x β x x( )]
fy 600 + fy
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x (600+520)] = 0,0195
520
Mu 148560000
Rn = = = 3,526
φ x b x d2 0,80 x 250 x 459²
fy 520
m = = = 17,479
0,85 x fc′ 0,85 x 35
93
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 3,526
ρperlu = 17,479 {1 − √1 − } = 0,0072
520
Asperlu = ρ x b x d
94
1,4
ρmin =
fy
1,4
= = 0,0027
540
35 600
= 0,75 [0,85 x 0,85 x x (600+520)] = 0,0113
520
Mu 222560000
Rn = = = 5,282
φ x b x d2 0,80 x 250 x 459²
fy 520
m = = = 17,479
0,85 x fc′ 0,85 x 35
1 2m . Rn
ρperlu = {1 − √1 − }
𝑚 fy
1 2 x 17,479 x 5,282
ρperlu = 17,479 {1 − √1 − } = 0,0113
520
Asperlu = ρ x b x d
95
Digunakan tulangan 2 – D22 (As’pakai = 760,200 mm²)
4. Penulangan Sekangkang
Vu = 202,89 kN = 202890 N
Vu
Vn = = 202890/0,75
φ
96
= 270520 N
1
Vc = √𝑓𝑐′. 𝑏𝑤. 𝑑
6
1
= 6
√35 𝑥 250 𝑥 459
= 113.145,026 N
= 84.858,769N
Vs = Vn – Vc
= 270520– 113.145,026
= 1.57.374,974 N
Av = 2. 1 .d 2
4
1
= 2.4 𝑥 3,14 𝑥 102
= 157 mm²
1.57.374,974 x 1833
Vs2 =
2750
= 104897.574 N
1.57.374,974 x 1375
Vs3 =
2750
= 78687,487 N
97
- Jarak sengkang pada Vs1
Av. fy.d
s = Vs1
157 × 280×459
s =
156881,97
= 128 mm ≈ 120 mm
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
s =
𝑉𝑠2
157 × 280×459
s =
104897.574
= 192 mm ≈ 190mm
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
s =
𝑉𝑠3
157 × 280×459
s =
78687,487
= 256 mm ≈ 250 mm
98
Gambar 3. 21 Skema Penulangan Balok 25x50 (Tumpuan)
99
3.4 Perhitungan Kolom
Gambar denah perencanaan kolom adalah sebagai berikut :
100
Flow chart perhitungan kolom adalah sebagai berikut :
Mulai
Ya Tidak
Cek jenis kolom
k>1
Pembesaran momen
Penulangan
Selesai
101
2. Perhitungan kolom interior 75x75 dihitung pada kolom yang memikul gaya aksial
terfaktor terbesar dengan mengunakan software Robot Structural Analysis
Proffessional dengan hasil sebagai berikut.
= 26367187500 mm4
4. Menghitung modulus elastisitas beton
Ec = 4700.√𝑓𝑐′
= 4700.√35
= 27805,57 Mpa
5. Menghitung nilai
Gaya aksial akibat beban mati (DL) = 2.738.100 N (Analisa RSAP)
Gaya aksial akibat beban hidup (LL) = 1.000.440 N (Analisa RSAP)
1,2𝐷
𝛽=
(1,2𝐷+1,6𝐿)
(1,2 × 2.738.100 )
𝛽=
(1,2 × 2.738.100 ) + (1,6 × 1.000.440)
𝛽 = 0,67
6. Menghitung nilai kekakuan kolom
𝐸𝑐.𝐼𝑔
( 2,5 )
EI𝑘 =
1+𝛽
102
27805,57 × 26367187500
( 2,5
)
EI𝑘 =
1+0,67
Elk = 175.352.037.589.949
Balok 25 x 50
1
Ig = 12 . 𝑏. ℎ3
1
= 12 . 𝑥250𝑥500
= 2.604.166.667 mm4
𝐸𝑐.𝐼𝑔
( 5 )
EI𝑏 =
1+𝛽
27805,57 × 2.604.166.667
( 5
)
EI𝑏 =
1+0,67
Elb1 = 8.659.359.880.985,130
Faktor tegangan ujung atas, kolom diapit oleh balok induk B25 x 50 dengan panjang
5,50 m.
𝐸𝐼𝑘
𝛴( )
𝑙𝑘
𝜓𝐴 =
𝐸𝐼
𝛴 ( 𝑏)
𝑙𝑏
175.352.037.589.949
2( )
4000
𝜓𝐴 = 8.659.359.880.985,130
4( 5500
)
=
Dari diagram nomogram digunakan struktur bergoyang dengan alasan beban tidak
simetris dan tidak ada pengaku dalam struktur sehingga diperoleh nilai K = 1,960
103
Karena rasio kelangsingan lebih besar >22 maka kolom termasuk kolom langsing.
10. Menghitung faktor pembesaran momen
Momen terfaktor kolom ini diperoleh dari analisa software Robot Structural
Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
104
𝑀𝑢 203232875,3
𝑒= = = 44 𝑚𝑚
𝑃𝑢 4.581.750,00
emin = 15 + (0,03 x h)
= 15 + (0,03 x 750) = 38 mm
600 .d 600𝑥685,5
Cb = = = 367,2 N/mm
fy + 600 400+600
Karena fs’ < fy, maka keseimbangan regangan dipakai fs’ = 494,6 Mpa
d. Analisa kehancuran
= 6.797.107,459 N
h ab h h
Mnb =0,85.fc’.b.ab[2 − ]+As’.fs’[2 − d′]+As.f𝑦 [d − 2]
2
105
750 312,147
= 0,85 x 30 x 750 x 312,147 x750 x [ − ] + 6606 x 400
2 2
750 750
[ − 64,5] + 6606 x 400 [685,5 − ]
2 2
= 3.605.920.334,469 N.mm
1.156.691.678,40
eb = Mnb = = 531 mm
Pnb 6.797.107,459
ℎ−2𝑒 ℎ−2𝑒 2 𝑑′
Pn = 0,85.fc’.b.d [( ) + √( ) + 2𝑚. 𝑝(1 − 𝑑 )
2𝑑 2𝑑
750−2𝑥44
= 0,85 x 35 x 750 x 685,5 ( )+
2𝑥44
750−2𝑥44 2 64,5
√( ) + 2𝑥17.479𝑥0,0128𝑥(1 − 685,5)
2𝑑
= 20.229.030.214,680 N
= 13.148.869.639,542 N
Karena φPn > Pu, maka luas penulangan aman untuk digunakan.
𝐴𝑠𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 6606
𝜌= ≥ 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 750𝑥 685,5 ≥ 0,01
𝑏.𝑑
= 0,0128 ≥ 0,01
Karena ρ > ρmin, maka digunakan ρ.
106
13. Penulangan Sengkang
Hasil gaya geser terfaktor maksimal dihitung berdasarkan analisa software Robot
Structural Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 6 Gaya Geser Maksimal Kolom Persegi 75x75
= 506.934,09 N
φ.Vc = 0,75 x 506.934,09 N
= 380.200,56 N
0,5 x φ.Vc = 0,5 x 380.200,56 N
= 190.100,28 N
Karena Vu < φ.Vc dan Vu < 0,5 x φ.Vc, maka digunakan sengkang dengan
jarak maksimum
b. Penulangan sengkang
Karena kolom tidak perlu tulangan sengkang, maka menggunakan jarak
sengkang minimum 150 mm.
Digunakan tulangan D10 – 150
107
Gambar 3. 25 Sketsa Penulangan Kolom 75x75
108
3.5 Perhitungan Pondasi
Jumlah tiang
Efisiensi
kelompok tiang Tidak
Ya
Ya
Beban maksimum
tiang tunggal
(+)
`
Tidak
Tidak Penurunan
kelompok tiang
Ya
Perhitungan Pilecap
Perhitungan Sloof
Selesai
109
3.5.1 Perhitungan Tiang
Ap = 0,25.π.D2
Top limit = 8D
Bottom limit = 4D
qc=
60 + 58 + 48 + 40 + 34 + 34 + 36 + 30 + 28 + 28 + 26 + 24 + 32 + 90 + 140 + 210
16
= 57,375 kg/cm²
Ast =πxD
110
= π x 65 = 204,204 cm
Tf = 1096 kg/cm
Gaya aksial terfaktor diambil nilai terbesar dari Tabel 3.8 sebagai
berikut:
Pu = 482278 kg
Pu
n = Pa
482278
= 108224,308
= 4,.. ≈ 5 tiang
111
3,900
3,900
Gambar 3. 27 Jumlah Tiang dalam Satu Pilecap
Eksentrisitas arah x,
Mx 9114
e= = 𝑒 = 482278 = 1,890 𝑐𝑚
Pu
Eksentrisitas arah y,
My 3569
e= = 𝑒 = 482278 = 0.740 𝑐𝑚
Pu
112
Gambar 3. 28 Eksentrisitas Beban Terhadap Kelompok Tiang
Pu My . X1 Mx . Y1
P1 = ± ±
np ny∑X² nx∑Y²
Dimana,
X1 = -0,975 m
Y1 = 0.975 m
∑X² = 3,803 m²
∑Y² = 3,803 m²
nx = 2,5
ny = 2,5
= 97024,318 kg
Karena P1 < Pa, maka beban maksimum tiang aman untuk digunakan.
113
Beban tiang ke-2,
Pu My . X1 Mx . Y1
P1 = ± ±
np ny∑X² nx∑Y²
Dimana,
X1 = 0,975 m
Y1 = 0.975 m
∑X² = 3,803 m²
∑Y² = 3,803 m²
nx = 2,5
ny = 2,5
= 97756,421 kg
Karena P1 < Pa, maka beban maksimum tiang aman untuk digunakan.
Pu My . X1 Mx . Y1
P1 = ± ±
np ny∑X² nx∑Y²
Dimana,
X1 = -0,975 m
Y1 = -0.975 m
∑X² = 3,803 m²
∑Y² = 3,803 m²
nx = 2,5
ny = 2,5
114
482278 3569 x (−0.975) 9114 x (−0.975)
P1 = + +
5 2,5 x 3.803 2,5 x 3,803
= 95154,779 kg
Karena P1 < Pa, maka beban maksimum tiang aman untuk digunakan.
Pu My . X1 Mx . Y1
P1 = ± ±
np ny∑X² nx∑Y²
Dimana,
X1 = 0,975 m
Y1 = -0.975 m
∑X² = 3,803 m²
∑Y² = 3,803 m²
nx = 2,5
ny = 2,5
= 95886,882 kg
Karena P1 < Pa, maka beban maksimum tiang aman untuk digunakan.
Pu My . X1 Mx . Y1
P1 = ± ±
np ny∑X² nx∑Y²
Dimana,
X1 = 0,000 m
Y1 = -0.000 m
115
∑X² = 3,803 m²
∑Y² = 3,803 m²
nx = 2,5
ny = 2,5
= 96455,600 kg
Karena P1 < Pa, maka beban maksimum tiang aman untuk digunakan.
P1, P2, P3, P4, P5 maksimum yang terjadi bernilai positif, maka pile
hanya menerima gaya tekan.
Kontrol P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = Pu,
482278,00 kg = 482278,00 kg
Jadi, P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = Pu.
Hasil gaya horizontal dan momen terfaktor didapat dari hasil analisa
software Robot Structural Analysis Proffessional dengan hasil sebagai
berikut:
116
Tabel 3. 9 Momen Maksimal Terfaktor Pondasi
Lp 3D
Mmax = Hu. ( + )
2 2
10 3 x 0,65
Mmax = 2956 x ( + )
2 2
S = Si + Sc
QB
Si = μiμo Eu
117
2/3.L = 2 m γt1 = 1,73 gr/cm³
3m Cu = 0,06 kg/cm²
e0 = 1,230
θ = 10,52
A = L’ x B’
Q = Pu/A
= 482278 / 352046,422
= 1,370 kg/cm2
Eu = 400.Cu
118
Cu = 0,408 kg/cm² (Lampiran 1)
= 400 x 0,408
= 163,2 kg/cm²
L’/B’ = 593,335/593,335 =1
L’/B’ = 593,335/593,335 =1
= 2,092 cm
Soed = μd.mv.σz.H
Dimana,
L’/B’ = 593,335/593,335 =1
L’/B’ = 593,335/593,335 =1
mv = ∆e/((1+e_0)∆p)
∆e = e01 - e02
∆p = (γt1.H1)
= (1,73 x 1000)
119
= 1730 gr/cm²
mv = 0,047/((1+1,230)1730)
H = 10,00 m
Soed = μd . mv . σz . H
Sc = μg.Soed
S = Si + Sc
Sijin = 150 mm = 15 cm
As = 0,01 x Ap
D10-100/D10-150
120
8D29
Gambar 3. 30 Sketsa Penulangan Tiang
121
1. Menghitung Tinggi Efektif
Arah x,
Arah y,
Vu = 2965,00 kg
= 29650,00 N
= 1198338,935 N
Karena φ.Vc > Vu maka tebal pelat / pilecap mencukupi untuk menahan
gaya geser tanpa memerlukan tulangan geser.
Vu = 2703,00 kg
= 27030,00 N
122
= 1143541,247 N
Karena φ.Vc > Vu maka tebal pelat / pilecap mencukupi untuk menahan
gaya geser tanpa memerlukan tulangan geser.
2 √fc′ .b0 .d
a. Vc = (1 + )
βc 6
415,5
2 √35 x 4(3900 − 2( 2 ) x 415,5
= (1 + )
0,85 6
= 19146094,335 N
= 14359570,751 N
415,5
40 𝑥 415,5 √35 𝑥 4(3900 − 2( 2 ) 𝑥 415,5
=( 415,5 + 2)
4(3900 − 2( 2 ) 12
= 9114750,304 N
= 6836062,728 N
√fc′ .b0 .d
c. Vc =
3
123
415,5
√35 𝑥 4(3900− 2( 2 ) 𝑥 415,5
=
3
= 11420477,322 N
= 8565357,992 N
Kuat geser beton diambil nilai terkecil dari perhitungan diatas, yaitu
sebesar 6434325,414 N. Maka φ.Vc > Vux dan φ.Vc > Vuy, maka tebal
pelat / pilecap mencukupi untuk menahan gaya geser tanpa memerlukan
tulangan geser.
2 √fc′ .b0 .d
a. Vc = (1 + )
βc 6
396,5
2 √35 x 4(3900 − 2( 2 ) x 396,5
= (1 + )
0,85 6
= 18370205,343 N
= 13777654,007 N
396,5
40 𝑥 396,5 √35 𝑥 4(3900 − 2( 2 ) 𝑥 396,5
=( 396,5 + 2)
4(3900 − 2( 2 ) 12
= 8579100,552 N
124
= 6434325,414 N
√fc′ .b0 .d
c. Vc =
3
396,5
√35 𝑥 4(3900− 2( 2 ) 𝑥 396,5
=
3
= 10957666,345 N
= 8218249,759 N
Kuat geser beton diambil nilai terkecil dari perhitungan diatas, yaitu
sebesar 6434325,414 N. Maka φ.Vc > Vux dan φ.Vc > Vuy, maka tebal
pelat / pilecap mencukupi untuk menahan gaya geser tanpa memerlukan
tulangan geser.
= 91140000 N.mm
Momen nominal,
1
φ.Mn = φAs. fy. (d − 2 . a)
1 `1000 x 520
= 0,80 x 1000 x 520 x (415,5 − 2 . 0,85 x 35x 3900)
= 171915787,115 N.mm
125
Asatas = 20% x As
= 0,2 x 1000
= 200 mm²
= 35690000,00 N.mm
Momen nominal,
1
φ.Mn = φAs. fy. (d − 2 . a)
1 1.000 x 520
= 0,80 x 1.000 x 520 x (487,5 − 2 . 0,85 x 35 x 3900)
= 131358583,754 N.mm
Asatas = 20% x As
= 0,2 x 800
= 160 mm²
126
Gambar 3. 32 Sketsa Penulangan Pilecap
127
BAB IV
Gambar detail struktur digambar menggunakan bantuan software “AutoCad” dan hasil
akhir dalam format lembar A3. Adapun gambar detail struktur meliputi :
Gambar detail struktur diatas dapat dilihat pada lembar lampiran yang berada diakhir makalah.
128
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan desain struktur “Gedung Perpustakaan 9 Lantai di Kota
Samarinda”, ukuran bangunan perlantai sebesar 33 x 27,5 m, dengan tinggi tiap lantai
setinggi 4 m. Dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Konstruksi yang digunakan adalah konstruksi beton bertulang dengan system struktur
menggunakan “Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)”, berdasarkan konsep
desain “Load Resistance Factor Design (LRFD)”. Dari analisa dan perhitungan elemen
struktur yang digunakan sebagai berikut :
Dalam analisa menggunakan software tidak terdapat error, yang berarti proses analisa
struktur sesuai dengan prosedur dan hasil dari desain element struktur untuk elemen yang
digunakan diatas aman untuk digunakan.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan tugas besar ini analisa pada elemen pelat lantai masih dilakukan
secara konvensional, karena terkendalan device. Mungkin akan lebih efektif jika
kedepannya dapat menggunakan software.
Untuk gambar detail struktur akan lebih baik langsung menggunakan dari software,
karena dapat meminimalisir kesalahan. Jika menggunakan AutoCad, biasanya terdapat
kondisi gambar yang tidak sinkron satu sama lain dikarenakan kesalahan atau tidak teliti.
129
U TE
KN
IK NEGERI M
A
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
B
B-1
S JUDUL TUGAS
3300
PERENCANAAN GEDUNG
265 285 550 550 550 550 550 PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
F KOTA SAMARINDA
550
TANGGA
DARURAT
DENAH LANTAI 1
NK
1100
E
215
SKALA GAMBAR
R. LOKER
1 : 200
335
FFL ±0.00
D PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
LAYANAN PROMOSI
2750
2750
550
FFL ±0.00
1650
& R.KEANGGOTAAN
NK FFL ±0.00
KODE NOMOR JUMLAH
265
TANGGA
PENGUNJUNG GAMBAR GAMBAR LEMBAR
B
A LIFT LIFT A
A-1 PENGUNJUNG PENGUNJUNG A-1
ARS 01 19
550
LIFT LIFT
PENGUNJUNG PENGUNJUNG
A
550 550 2200 DI GAMBAR OLEH
3300
DI SETUJUI OLEH
A DENAH LANTAI 1
A-1 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
B
B-1
S JUDUL TUGAS
3300
265 285 550 550 550 1100 PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
F
TANGGA KOTA SAMARINDA
DARURAT
550
550
FFL +4.00
DENAH LANTAI 2
NK
TR E
SKALA GAMBAR
550
R. RAPAT
1 : 200
FFL +4.00
1100
D PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
2750
2750
R. PANTRY
550
FFL +4.00
1100
B
A LIFT LIFT A
A-1 PENGUNJUNG PENGUNJUNG A-1
ARS 02 19
550
LIFT LIFT
PENGUNJUNG PENGUNJUNG
A
550 550 550 1650 DI GAMBAR OLEH
3300
DI SETUJUI OLEH
A DENAH LANTAI 2
A-2 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
B
B-1
S JUDUL TUGAS
3300
265 285 550 550 550 1100 PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
F KOTA SAMARINDA
TANGGA
DARURAT
550
550
DENAH LANTAI 3
NK
TR E
SKALA GAMBAR
KANTIN
550
FFL +8.00
1 : 200
1100
D PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
2750
2750
550
R. INFORMASI
FFL +8.00
AULA PAMERAN
FFL +8.00
- Semua Dimensi Menggunakan
C Satuan Centi Meter (cm)
R. LOKER AULA PAMERAN R. KERJA BAGIAN 2
- Semua Elevasi Menggunakan
285
NK
TANGGA
265
PENGUNJUNG
KODE NOMOR JUMLAH
TR GAMBAR GAMBAR LEMBAR
1100
B
A LIFT LIFT A
A-1 PENGUNJUNG PENGUNJUNG A-1
ARS 03 19
550
LIFT LIFT
PENGUNJUNG PENGUNJUNG
A
550 550 550 1650 DI GAMBAR OLEH
3300
DI SETUJUI OLEH
A DENAH LANTAI 3
A-3 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
B
B-1
S JUDUL TUGAS
3300
265 285 550 550 550 550 550 PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
F KOTA SAMARINDA
TANGGA
DARURAT
550
DENAH LANTAI 4-9
NK
TR
1100
E
215
SKALA GAMBAR
R. DISKUSI 1 : 200
335
FFL +12.00
D PERPUSTAKAAN
R. PEMINJAMAN BUKU
KETERANGAN
2750
2750
550
FFL +12.00
1650
KOLEKSI PERPUSTAKAAN
FFL +12.00
NK
TANGGA
265
PENGUNJUNG
KODE NOMOR JUMLAH
TR GAMBAR GAMBAR LEMBAR
B
A LIFT LIFT A
A-1 PENGUNJUNG PENGUNJUNG A-1
ARS 04 19
550
LIFT LIFT
PENGUNJUNG PENGUNJUNG
A
550 550 2200 DI GAMBAR OLEH
3300
DI SETUJUI OLEH
A DENAH LANTAI 4-9
A-4 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
+3600 ATAP
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
400
+3200 ATAP JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALOK 30X60
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40 FFL + 31.40 FFL + 31.40 FFL + 31.40 FFL + 31.40 FFL + 31.40
400
JUDUL TUGAS
+2800 LANTAI 8
BALOK 30X60 PERENCANAAN GEDUNG
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40
KOTA SAMARINDA
400
POTONGAN A-A
+2000 LANTAI 6
BALOK 30X60
SKALA GAMBAR
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40
400
1 : 200
+1600 LANTAI 5
BALOK 30X60
PERPUSTAKAAN
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40
400
KETERANGAN
+1200 LANTAI 4
BALOK 30X60
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM - Semua Dimensi Menggunakan
FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40
Satuan Centi Meter (cm)
400
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 3.40 ARS 05 19
400
LANTAI 1
300
DI GAMBAR OLEH
-300
DI SETUJUI OLEH
550 550 550 550 550 550
1 2 3 4 5 6 7
A POTONGAN A-A
A-5 SKALA 1 : 200 BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
IK NEGERI M
KN A
TE
LA
LI
NG
PO
+3350 PAGAR
150
+3200 ATAP
BALOK 30X60
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 31.40
JURUSAN TEKNIK SIPIL
400
POLITEKNIK NEGERI MALANG
+2800 LANTAI 8
BALOK 30X60 JUDUL TUGAS
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
400
FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40 FFL + 27.40
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
LANTAI 7
KOTA SAMARINDA
+2400
BALOK 30X60
PLAFOND GYPSUM
FFL + 23.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 23.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 23.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 23.40
PLAFOND GYPSUM
FFL + 23.40
NAMA GAMBAR
400
+2000 LANTAI 6
BALOK 30X60
POTONGAN B-B
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40 FFL + 19.40
400
SKALA GAMBAR
+1600 LANTAI 5
BALOK 30X60 1 : 200
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40 FFL + 15.40
400
PERPUSTAKAAN
+1200 LANTAI 4
BALOK 30X60 KETERANGAN
PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM PLAFOND GYPSUM
FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40 FFL + 11.40
400
LANTAI 1
ARS 06 19
300
-300
DI GAMBAR OLEH
475
A POTONGAN B-B
A-6 SKALA 1 : 200 BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
IK NEGERI M
KN A
TE
LA
LI
NG
PO
PERPUSTAKAAN
SAMARINDA JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
NAMA GAMBAR
TAMPAK DEPAN
SKALA GAMBAR
1 : 200
PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
ARS 07 19
DI GAMBAR OLEH
DI SETUJUI OLEH
A TAMPAK DEPAN
A-7 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
NAMA GAMBAR
TAMPAK SAMPING
SKALA GAMBAR
1 : 200
PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
ARS 08 19
DI GAMBAR OLEH
DI SETUJUI OLEH
A TAMPAK BELAKANG
A-8 SKALA 1 : 200
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
1 2 3 4 5 6 7 S JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
3300
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
550 550 550 550 550 550 KOTA SAMARINDA
F F
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50
NAMA GAMBAR
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
550
550
DENAH PEMBALOKAN
B2= 15X30
E E
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 SKALA GAMBAR
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
1 : 200
550
550
PERPUSTAKAAN
D D
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50
KETERANGAN
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
2750
2750
550
550
- Semua Dimensi Menggunakan
Satuan Centi Meter (cm)
- Semua Elevasi Menggunakan
C C
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 Satuan Meter (m)
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
550
550
KODE NOMOR JUMLAH
B2= 15X30
B B
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50
ARS 10 19
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
B1= 25X50
550
550
B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50 B1= 25X50
A A DI GAMBAR OLEH
550 550 550 550 550 550
3300
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
1 2 3 4 5 6 7
NOVITA MANIA ARDIYATI (1841320045)
DI SETUJUI OLEH
A DENAH PEMBALOKAN
A-10 SKALA 1 : 200 BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
U TE
KN
IK NEGERI M
A
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
S JUDUL TUGAS
1 2 3 4 5 6 7
PERENCANAAN GEDUNG
3300 PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
550 550 550 550 550 550 KOTA SAMARINDA
F F
K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 NAMA GAMBAR
K2= 55X55
550
550
DENAH KOLOM
K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75
E E SKALA GAMBAR
K2= 55X55
K2= 55X55
1 : 200
550
550
PERPUSTAKAAN
K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75
D D
K2= 55X55
K2= 55X55
KETERANGAN
2750
2750
550
550
- Semua Dimensi Menggunakan
Satuan Centi Meter (cm)
K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 - Semua Elevasi Menggunakan
C C Satuan Meter (m)
K2= 55X55
K2= 55X55
550
550
KODE NOMOR JUMLAH
GAMBAR GAMBAR LEMBAR
K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75 K1= 75X75
B B
K2= 55X55 ARS 09 19
K2= 55X55
K2= 55X55
550
550
K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 K2= 55X55 DI GAMBAR OLEH
A A
550 550 550 550 550 550
3300
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
DI SETUJUI OLEH
A DENAH KOLOM
A-9 SKALA 1 : 200 BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
U TE
KN
IK NEGERI M
A
LA
LI
NG
PO
B T
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
S JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
F
NAMA GAMBAR
550
DENAH PONDASI
E
SKALA GAMBAR
1 : 200
550
PERPUSTAKAAN
D
KETERANGAN
2750
550
B
ARS 11 19
550
A DI GAMBAR OLEH
3300
1 2 3 4 5 6 7
DI SETUJUI OLEH
A DENAH PONDASI
A-11 SKALA 1 : 200 BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
IK NEGE RI M
KN A
TE
LA
LI
NG
PO
+400 LANTAI 02
18
PLAT LANTAI tbl.18cm
JURUSAN TEKNIK SIPIL
32
POLITEKNIK NEGERI MALANG
5
BALOK 25/50
D10 - 150
75
SENGKANG PERTAMA
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
PANJANG SAMBUNGAN
48 x DIAMETER
350
200
139,2
D10 - 150
NAMA GAMBAR
TYPE KOLOM KOLOM INTERIOR
LETAK POTONGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
DETAIL PENULANGAN KOLOM
5-D29 5-D29 5-D29
Selimut Beton 4cm
D10 - 150
5 D29
SKALA GAMBAR
75
SENGKANG PERTAMA
2-D29 2-D29 2-D29
5
POTONGAN
75
75
75
±0.00 LANTAI 01
1 : 50
18
D10-150 D10-150 D10-150
PLAT LANTAI tbl.18cm
32
5
5-D29 5-D29 5-D29
PERPUSTAKAAN
BALOK 25/50
D10 - 150
75 75 75
75
SENGKANG PERTAMA
KETERANGAN
UKURAN 75X75 75X75 75X75 Selimut Beton 4cm
D10 - 150
250
100
TUL. UTAMA ATAS 5-D35 5-D35 5-D35
Satuan Centi Meter (cm)
TULANGAN SUSUT 2-D35 2-D35 2-D35
- Semua Elevasi Menggunakan
SENGKANG D10-150 D10-150 D10-150 Satuan Meter (m)
5 D29
D10 - 150
75
SENGKANG PERTAMA
PILE CAP
-300 PILECAP KODE NOMOR JUMLAH
GAMBAR GAMBAR LEMBAR
34,8
STR 12 19
DI GAMBAR OLEH
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
+1200 LANTAI 04 +2000 LANTAI 06
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm JUDUL TUGAS
32
32
PERENCANAAN GEDUNG
5
BALOK 25/50 BALOK 25/50
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
D10 - 150
D10 - 150
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
KOTA SAMARINDA
NAMA GAMBAR
PANJANG SAMBUNGAN
PANJANG SAMBUNGAN
DETAIL PENULANGAN KOLOM
48 x DIAMETER
48 x DIAMETER
350
200
350
200
139,2
139,2
D10 - 150
D10 - 150
SKALA GAMBAR
D10 - 150
5 D29 5 D29
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
PERPUSTAKAAN
5
5
+800 LANTAI 03 +1600 LANTAI 05
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm KETERANGAN
32
32
5
5
BALOK 25/50 BALOK 25/50
D10 - 150
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
PANJANG SAMBUNGAN
KODE NOMOR JUMLAH
48 x DIAMETER
48 x DIAMETER
350
200
350
200
139,2
139,2
GAMBAR GAMBAR LEMBAR
D10 - 150
D10 - 150
STR 13 19
Selimut Beton 4cm Selimut Beton 4cm
D10 - 150
D10 - 150
5 D29 5 D29
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
5
5
LANTAI 02 LANTAI 04
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm
DI GAMBAR OLEH
32
32
5
5
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
+2800 LANTAI 08 +3600 PENUTUP ATAP
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm JUDUL TUGAS
32
32
PERENCANAAN GEDUNG
5
BALOK 25/50 BALOK 25/50
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
D10 - 150
D10 - 150
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
KOTA SAMARINDA
NAMA GAMBAR
PANJANG SAMBUNGAN
PANJANG SAMBUNGAN
DETAIL PENULANGAN KOLOM
48 x DIAMETER
48 x DIAMETER
350
200
350
200
139,2
139,2
D10 - 150
D10 - 150
SKALA GAMBAR
D10 - 150
5 D29 5 D29
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
PERPUSTAKAAN
5
5
+2400 LANTAI 07 +3200 ATAP
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm KETERANGAN
32
32
5
5
BALOK 25/50 BALOK 25/50
D10 - 150
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
PANJANG SAMBUNGAN
KODE NOMOR JUMLAH
48 x DIAMETER
48 x DIAMETER
350
200
350
200
139,2
139,2
GAMBAR GAMBAR LEMBAR
D10 - 150
D10 - 150
STR 14 19
Selimut Beton 4cm Selimut Beton 4cm
D10 - 150
D10 - 150
5 D29 5 D29
75
75
SENGKANG PERTAMA SENGKANG PERTAMA
5
5
LANTAI 06 LANTAI 08
18
18
PLAT LANTAI tbl.18cm PLAT LANTAI tbl.18cm
DI GAMBAR OLEH
32
32
5
5
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
NAMA GAMBAR
TYPE BALOK BALOK INDUK
LETAK POTONGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN DETAIL PENULANGAN BALOK
4D22 2D22 4D22
SKALA GAMBAR
18
18
18
1 : 30
50
50
2D22 4D22 2D22 KETERANGAN
DI GAMBAR OLEH
DI SETUJUI OLEH
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
475 PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
118,75 237,5 118,75 KOTA SAMARINDA
TUMPUAN LAPNGAN TUMPUAN
NAMA GAMBAR
26,4 26,4 KOLOM K1
D10 - 120 D10 - 250 D10 - 120
26,4
SKALA GAMBAR
5 SENGKANG PERTAMA 26,4 26,4 SENGKANG PERTAMA 5
Selimut Beton tbl.2 cm
1 : 30
550
PERPUSTAKAAN
KETERANGAN
5 SENGKANG PERTAMA
Selimut Beton tbl.2 cm
SENGKANG PERTAMA 5 STR 16 19
550
DI GAMBAR OLEH
S POTONGAN MEMANJANG BALOK INDUK 25X50
S-16 SKALA 1 : 30
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
DI SETUJUI OLEH
LA
LI
NG
PO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JUDUL TUGAS
PERENCANAAN GEDUNG
D12-250 D12-250 PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
A D12-250 D12-250 A
A-4
A 18 A 18
A-4 NAMA GAMBAR
D12-250
D12-250
D12-250
D12-250
Ø8-150
Ø8-150
+8,00 +8,00
DETAIL PENULANGAN
PLAT LANTAI
Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 SKALA GAMBAR
1 : 50
PERPUSTAKAAN
D12-250 D12-250
KETERANGAN
D12-250 D12-250
A 18 A 18
- Semua Dimensi Menggunakan
D12-250
D12-250
D12-250
D12-250
Satuan Centi Meter (cm)
Ø8-150
Ø8-150
+8,00 +8,00
STR 17 19
DI GAMBAR OLEH
1/4 L=118,75 1/2 L=237,5 1/4 L=118,75
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
DI SETUJUI OLEH
LA
LI
NG
PO
65
390
60
75
D10 - 100
100
97,5 97,5 97,5 97,5
JUDUL TUGAS
1 2
PANJANG SAMBUNGAN
5 D29
48 x DIAMETER
D10 - 150
139,2
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
SENGKANG PERTAMA D10-200
5
Selimut Beton tbl. 7,5cm
D10-200
NAMA GAMBAR
390
1 D19
A A
60
D19-250
D10 - 150
300
A-4 A-4
D19-250
3 4 SKALA GAMBAR
1 : 50
97,5 97,5 97,5 97,5
PERPUSTAKAAN
D10 - 100
100
TAMPAK ATAS POTONGAN A-A KETERANGAN
15 15
LAS 1cm
D10 - 100
- Semua Dimensi Menggunakan
100
SENGKANG SPIRAL D10-100 Satuan Centi Meter (cm)
390 - Semua Elevasi Menggunakan
Satuan Meter (m)
D10-150
STR 18 19
300
D19-250
D10-200
P.C. BAR
Selimut Beton tbl. 7,5cm
65
390
DI GAMBAR OLEH
POTONGAN A-A DETAIL SAMBUNGAN
SKALA 1:30 SKALA 1:25
SENGKANG SPIRAL D10-100
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
D10 - 100
100
D10-200 NOVITA MANIA ARDIYATI (1841320045)
D19-250
TIP PLATE
DI SETUJUI OLEH
LA
120 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 130
LI
NG
PO
117
A D10-250
TULANGAN BAGI
30
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
9
D13-250
JURUSAN TEKNIK SIPIL
16
BALOK 30/60 TULANGAN UTAMA
PENUTUP ATAP
+36.00
JUDUL TUGAS
B DETAIL TANGGA A PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN 9 LANTAI
KOTA SAMARINDA
ATAP/ LT. 09
+32.00
NAMA GAMBAR
DETAIL TANGGA
16
140
15
LANTAI 08 D10-250 DETAIL TANGGA
TULANGAN BAGI
+28.00
9
D13-250
BALOK 15/30
TULANGAN UTAMA
BALOK 30/60
SKALA GAMBAR
LANTAI 07 1 : 200
+24.00
DETAIL TANGGA A
PERPUSTAKAAN
58
20 D13
150
144
LANTAI 06
+20.00
20 D13 KETERANGAN
D13-150
D13-150
D10-150 D10-150
75
- Semua Dimensi Menggunakan
D13-150
D13-150 Satuan Centi Meter (cm)
LANTAI 05
+16.00 D13-150 - Semua Elevasi Menggunakan
8 3 25
D13-150
Satuan Meter (m)
19
D13-150
42 15 42
100 94 KODE NOMOR JUMLAH
LANTAI 04
+12.00 100 GAMBAR GAMBAR LEMBAR
D10-250
D10-250
DI GAMBAR OLEH
D10-250
D10-250
LANTAI 02
+4.00 D13-250
115
D13-250 D13-250
D13-250
ANDRINI OKTAVIANI I.P (1841320134)
D10-250
D10-250
D10-250
D10-250
D10-250
D13-250
D13-250
D13-250
D13-250
115
DI SETUJUI OLEH
S PENDETAILAN TANGGA
S-23 NTS
DETAIL PELAT TANGGA T. ATAS BOBBY ASUKMAJAYA RAHARJO, S.ST., MT.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141
Telepon (0341) 404424 - 404425 Fax. (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id
Analisis dan Desain Struktur di bawah ini dengan data perencanaan sebagai berikut :
1. Konstruksi / Sistem Struktur : Beton Bertulang, Struktur Rangka Pemikul Momen
2. Konsep Desain : LRFD
3. Mutu Bahan :
a. Mutu Beton : 25 MPa ; 30 MPa ; 35 MPa
b. Mutu Tulangan utama : BJTS 420 MPa ; BJTS 520 MPa
c. Mutu Tulangan Sengkang : BJTP 280 MPa : BJTS 280 MPa
5. Lokasi bangunan : Jakarta : Malang ; Lampung
: Padang ; Samarinda ; Makassar
6. Kondisi tanah : Batuan Keras ; Batuan ; Tanah Keras
: Tanah Sedang ; Tanah Lunak
7. Fungsi Bangunan : Perkantoran ; Gedung Kuliah ; Gedung Pertemuan
: Perpustakaan ; Gymnasium ;
8. Dimensi Bangunan :
- Dimensi a : 5m ; 5,5 m ; 6 m ; 6,5 ;7m
- Dimensi b : 5m ; 5,5 m ; 6 m ; 6,5 ;7m
- Dimensi h : 3,8 m ; 4,0 m ; 4,2 m
Keterangan :
1. Data lain yang diperlukan, dapat ditentukan sendiri
2. Tugas wajib diasistensikan, dan akan dicek perminggu
3. Hasil Analisis dan desain harus dipresentasikan
4. Hasil analisis dan desain dikumpulkan dalam bentuk Soft Copy dan Hard Copy
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141
Telepon (0341) 404424 - 404425 Fax. (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id
b
b
b
b
b
a a a a a a
Story 9
h
Story 8
h
Story 7
h
Story 6
h
Story 5
h
Story 4
h
Story 3
h
Story 2
h
Story 1
h
Base
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141
Telepon (0341) 404424 - 404425 Fax. (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id
FORMAT LAPORAN
1. Lembar Judul
2. Lembar Pengesahan
3. BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN STRUKTUR
a. Deskripsi Struktur
b. Dasar-Dasar Peraturan Perencanaan
c. Mutu Bahan
d. Sistem Pembebanan
e. Prosedur Analisis
f. Desain Elemen Struktur Beton Bertulang
4. BAB II ANALISIS STRUKTUR
a. Preliminary Desain
b. Pembebanan Struktur
c. Analisis Struktur
5. BAB III DESAIN ELEMEN STRUKTUR
a. Pelat Lantai
b. Pelat Tangga
c. Balok
d. Kolom
e. Pondasi
6. BAB VI Gambar Detail Struktur
7. BAB V PENUTUP