Anda di halaman 1dari 14

SBT - 1

DASAR-DASAR PERENCANAAN
BETON BERTULANG

AGUSTIN DITA LESTARI, ST., MT.


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PENDAHULUAN
Beton, kuat tekan tinggi & kuat
tarik rendah
Beton Bertulang digunakan bersamaan
Baja Tulangan, kuat tarik
tinggi

 Gedung

 Jembatan
 Dinding Penahan Tanah
 Terowongan
 Tangki Air
Bendungan
 dll
PENDAHULUAN
 Dalam struktur beton bertulang, dikenal:

Menghitung kapasitas atau kekuatan sebuah struktur


Analisis
yang sudah ada

Merencanakan dimensi suatu struktur berdasarkan


Perencanaan batasan-batasan yang sudah ditentukan
PEMBEBANAN
 Beban Mati atau Dead Load (DL)
Berat dari semua bagian dari suatu gedung termasuk berat sendiri yang bersifat tetap dan segala
unsur tambahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung

 Beban Hidup atau Live Load (LL)


semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban
pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat dipindahkan

 Beban Angin atau Wind Load (W)


semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan
angin baik itu hisap maupun tekan
PEMBEBANAN (Lanjutan)
 Beban Gempa atau Earthquake Load (E)
Beban yang diakibatkan oleh getaran gempa bumi

 Beban Perubahan Suhu atau Temperature Load (T)


beban khusus yang diakibatkan oleh perubahan temperatur atau suhu
METODE PERENCANAAN

Metode Tegangan Kerja (Allowed Stress Design / ASD)

 Konsep : Perencanaan Elastis


Untuk bahan-bahan yang bersifat serba sama dan elastis, distribusi tegangan – regangan linear (nilai
tegangan berbanding lurus dengan nilai regangan).
 Bekerja pada keadaan beban layan / beban kerja
Tegangan yang diakibatkan oleh beban kerja (service load) atau tegangan yang terjadi tidak boleh
melampaui tegangan yang diijinkan.

f’  f ijin atau  '  


METODE PERENCANAAN

Metode Kekuatan Batas (Load Resistance Factor Design / LRFD)

 Kenyataannya:
Dari berbagai hasil penelitian, tegangan beton tekan sebanding dengan nilai regangannya hanya sampai pada
tingkat pembebanan tertentu.
 Bekerja pada keadaan pembebanan yang melampaui beban kerja atau saat struktur
terancam runtuh
Beban kerja dinaikkan secukupnya dengan suatu faktor untuk mendapatkan beban yang mendekati runtuh.
Sedangkan kuat rencana penampang dikalikan dengan suatu faktor kapasitas yang dimaksudkan untuk
memperhitungkan kemungkinan buruk saat pengerjaan maupun saat pengawasan.
METODE PERENCANAAN

Metode Kekuatan Batas (Load Resistance Factor Design / LRFD)

 Konsep:
Kekuatan rencana yang tersedia harus LEBIH BESAR dari kekuatan yang diperlukan untuk memikul beban
berfaktor

f Rn > Ru = (S gi Qi )
f = faktor reduksi kekuatan / strength reduction factors
Rn = kuat nominal
Ru = kuat ultimit / kuat perlu
gi = faktor beban / overload factors
Qi = berbagai jenis beban
ISTILAH-ISTILAH

• Kuat nominal : kemampuan elemen atau penampang struktur dalam menerima beban yang
dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan
faktor reduksi kekuatan yang sesuai.
 Jika berupa momen, maka kuat nominal dimaksud adalah momen nominal ( Mn )
 Jika berupa gaya tekan, kuat nominal dimaksud adalah kuat tekan nominal ( Pn )
 Jika berupa gaya geser, kuat nominal dimaksud adalah kuat geser nominal ( Vn )

• Kuat rencana : kuat nominal x faktor reduksi kekuatan komponen struktur ( ) menurut SNI
03-2847-2002.
PERATURAN PERENCANAAN BETON
BERTULANG
Urutan peraturan atau pedoman standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan
beton bertulang di Indonesia:

1. Peraturan Beton Indonesia 1955 (PBI 1955)


2. Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971)
3. SK SNI T-15-1991-03
4. SNI 03-2847-2002
5. SNI 2847-2013
6. SNI 2847-2019
KUAT PERLU (SNI 2847-2019)
FAKTOR REDUKSI KEKUATAN, f (SNI 2847-2019)
SELIMUT BETON (SNI 2847-2019)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai