Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN MENSTRUASI (HAID)


Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14
hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus
(Bobak, 2004).
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses
kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004), Siklus
menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus
menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga
anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28
hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa
menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi
hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi
bulan berikutnya dimulai.
B. SIKLUS MENSTRUASI (HAID)

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus


ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur (ovarium)
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal,
sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi atau
deskuamasi, fase post menstruasi atau stadium regenerasi, fase intermenstruum atau
stadium proliferasi, dan fase pramenstruum atau stadium sekresi.

SIKLUS UTERUS

Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus -


endometrium. Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan
memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat
dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif fase sekresi.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam
uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara
hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan
stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar
darah, potongan potongan endometrium dan lendir dari cervik. Darah tidak
membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan - potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah
keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan
darah dalam darah haid.
2. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara
berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini
tebal endometrium 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium
menstruasi dan berlangsung 4 hari.
3. Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase
ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase
proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
a. Fase proliferasi dini ( hari ke 4 sampai hari ke 9)

Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan
lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase
proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan
masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat
perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk
kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel
- selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan
anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif
sedikit.
b. Fase proliferasi akhir (hari ke 11 sampai hari 14)
Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan
dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk
pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai
ke 28. Pada fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah
yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur
yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan
endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
a. Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya
karena kehilangan cairan, tebalnya 4 5 mm. Pada saat ini dapat
dibedakan beberapa lapisan, yaitu :
stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang
berbatasan dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak
aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman
seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang
melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di
antaranya.
stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran
saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya
edema.

b. Fase sekresi lanjut


Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 6 mm. Dalam fase ini
terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium
sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk
dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan
perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel
stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

SIKLUS OVARIUM

1. FASE FOLIKULER ( hari 1 10 )


Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memicu /
merangsang pertumbuhan 10 20 folikel namun hanya 1 folikel
yang dominan yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami
atresia.
Kadar FSH dan LH yang tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan
progesteron yang rendah pasca fase haid sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun
akan kembali meningkat setelah masuk fase proliferasi
2. FASE FOLIKULER ( hari 9 -14 )

Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan (ANTRUM) - follicle


dgraaf.
Follicle dgraaf : oosit dikelilingi oleh 2 3 lapisan sel granulosa yang disebut
cumulus oophorus
Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen (terutama estradiol)
oleh sel granulosa meningkat dan mencapai puncaknya 18 jam menjelang
ovulasi.
Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH ( proses umpan
balik negatif )

3. SIKLUS OVARIUM : OVULASI ( hari 14 )


Pembesaran folikel yang cepat dan diikuti dengan protrusi
permukaan cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan
cumulus oophorus ( ovulasi )
Peristiwa ini kadang disertai rasa nyeri : mittelschmerz
Kadar estradiol yang meningkat dengan cepat menjelang ovulasi
menyebabkan kenaikan kadar LH secara mendadak dan penurunan
FSH pada pertengahan siklus (mekanisme umpanbalik positif )
Sesaat sebelum ovulasi : kadar hormon estrogen menurun dan
progestron naik secara mendadak

4. SIKLUS OVARIUM : FASE LUTEAL ( hari 15 - 28 )

Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang telah mengalami ovulasi mengalami
luteinisasi dan sisa folikel berubah menjadi CORPUS LUTEUM
Pada pasca ovulasi, corpus luteum merupakan sumber estrogen dan
progesteron utama dari ovarium
Bila terjadi konsepsi, struktur corpus luteum dipertahankan oleh hCG yang
dihasilkan oleh hasil konsepsi.
Bila tidak terjadi konsepsi, corpus luteum mengalami regresi dan siklus haid
akan dimulai kembali.
DAUR MENSTRUASI (HAID)

HUBUNGAN HIPOTALAMUS dan HIPOFISIS


Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan
hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam
tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus
memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan
atau menghambat produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan.
Hipotalamus sangat penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi
antara sistem hormon dan sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan
kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan
mengeluarkan hormon. Misalnya, jika tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan
implus saraf ke kelenjar hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan
ADH (antidiuretic hormone) yang menyebabkan tekanan darah naik. Hipotalamus
juga dapat mengeluarkan hormon yang disebut releasing hormone dan inhibiting
hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon
tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak
menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar
hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh
bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas
jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar hipofisis
anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan menyekresikan beberapa
hormon ke dalam darah.
a. Hipofisis Anterior
Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut
(Campbell, 1998: 925).
1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de
Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel gonad
pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang
kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan
hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya
dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit.
Beberapa

b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui
mekanisme pengeluaran urine.
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat
seorang wanita melahirkan.
Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan Balik antara
Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO Axis).
Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary)
untuk mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang berfungsi
mematangkan folikel dan LH (luteinizing hormone) yang berperan dalam proses
ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah
lebih dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan
untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut
mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal
siklus relatif meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak , L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Suzanne, C. Smeltzer. 2001. Keperawatan medikal bedah, edisi 8.
Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai