SMA Negeri 8 Surakarta merupakan alih fungsi dari SGPLB ( Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa ). Sedangkan bangunan SMA Negeri 8 Surakarta
merupakan hibah dari bangunan SGPLB yang didirikan pada tahun 1984 dengan
SK Penegerian Nomor : 0106/O/1996. Pada tahun 1995/1996 merupakan awal
21
22
Gambar 4.2 Peserta putri menguncir rambut dengan pita berwarna merah putih
sedangkan peserta putra dengan potongan rambut bros.
Hari pertama kegiatan MOS diisi dengan pengenalan siswa baru dengan
bapak-ibu guru, panitia MOS yang merupakan anggota OSIS, dan semua
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta. Dari hari pertama kegiatan
MOS sudah diisi dengan pemberian materi hingga hari ketiga. Pemberian materi
tersebut dilakukan oleh bapak-ibu guru, pihak kepolisian serta pihak Angkatan
Udara Republlik Indonesia (selanjutnya akan disebut AURI). SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan pihak AURI untuk memberikan materi Bela
Negara, Cinta Tanah Air, serta pelatihan kedisiplinan dalam kegiatan MOS.
Setelah acara pemberian materi, kemudian acara dilanjutkan oleh OSIS.
Pada hari pertama panitia dari OSIS akan memerintahkan untuk membawa
atribut serta barang-barang yang harus dibawa pada hari selanjutnya. Atribut dan
barang-barang tersebut berupa co-card berlogo SMA Negeri 8 Surakarta berwarna
biru yang dibuat dari kardus, kemudian diberi tali rafia dengan menyertakan
24
nama, serta foto. Selanjutnya peserta MOS diperintahkan untuk membawa barang
yang harganya banyak mengandung angka 8 misalnya Rp 8.800,- berikut dengan
notanya . Angka 8 tersebut dipilih sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta.
Apabila peserta MOS tidak membawa atau tidak melengkapi atribut dan
barang-barang yang telah diperintahkan maka peserta MOS akan dikenakan
hukuman. Hukumannya dapat berupa menyanyi, atau menari di depan kelas.
Untuk hari terakhir kegiatan MOS panitia memerintahkan untuk membawa kado
yang telah ditentukan harga maksimalnya yaitu sebesar Rp 5.000,-/orang . Serta
membawa sembako untuk keperluan baksos. Kado tersebut difungsikan sebagai
kenang-kenangan dari peserta MOS kepada panitia MOS.
MOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang baru(W / JN / 06 / 06 / 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS. Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah.
Jadi kita kan sebelum, pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing, kita nerapin itu di briefing (W / MG / 03 / 06 / 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta.
26
Dari hari pertama sampai hari ketiga, kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi, materi itu tiga kali tiga tahap, jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda. Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis. Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin, trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu.
Hukumannya biasanya nyanyi, nari(W / MG / 03 / 06 / 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya, kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS.
Paling cuma co-card yang isine foto, terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8.800,- sekianlah
gitu. Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita, trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak. Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksos(W / LS / 10 / 06 / 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS. Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar 15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher. Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut. Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri, memiliki inisiatif, serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut. Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri, dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan, kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah.
Hukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak, nggak yang berat-berat sih mbak(W / JN / 06 / 06 / 2015)
Serupa dengan JN, informan MG juga mengatakan :
Kata berbudi pekerti terdiri dari 2 kata yaitu berbudi dan pekerti.
Dalam kamus Bahasa Indonesia berbudi memiliki arti mempunyai akhlak
baik, sedangkan pekerti memiliki arti watak, perbuatan. Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik. Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti, yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa.
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa :
Kalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru. Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu, kita cara
pengenalan SMA dulu. Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana, nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya, ntah itu lingkungan sekitar SMA 8. Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan, misal waktu materi seminar kenakalan
remaja, ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS itu. (W /
KN / 13 / 06 / 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS. Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut.
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja, materi kedisiplinan, kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air. Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru, melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat. Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini, SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI. Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS. Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya. Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan :
Memperkenalkan yang pertama, kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu, lingkungan sekitar tentang sekolah itu. Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi. Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan, perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin, kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi aja. (W / KN / 13 / 06 / 2015)
Kalau saya sih penting, karena kan mereka juga dapat ilmu , terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan. Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga, untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak.
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang senior (W / KN / 13 / 06 / 2015)
Penting sih, untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbak (W / KT / 17 / 06 / 2015)
Penting juga sih, kan buat pelajaran, buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah, terus ngenalin lingkungan itu, terus didik karakter
siswa juga (W / AP / 23 / 06 / 2015)
30
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula, para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing. Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung. Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS, guru-guru, serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN :
MOS sekarang 3 hari, tapi kalau dulu 6 hari. 6 hari kan karena bukan
bulan puasa, kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa. Hari
pertama pengenalan biasa, pengenalan ekstra-ekstra dulu, ekstra-ekstra itu
31
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS. Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya. Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta, kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS,
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut.
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8.800,- berikut dengan nota pembelian barang tersebut. Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan :
Cuma co-card, co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus, terus ditali rafia
biru, dikasih nama, foto, asal sekolah. Selain co-card disuruh bawa kado,
kado buat senior, terus sama bawa sembako juga buat baksos. Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp. 8.800,- harus ada notane,
harus ada barange. Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut, harus lurus panjangnya 30 cm, itu harus di goreng, itu kan susah
mbak, belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung, nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat. (W / AP / 23 / 06 /2015)
baru di SMA Negeri 8 Surakarta, peneliti memilih Bapak Katimo S,Pd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta. Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini,
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru. rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah. Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo :
Ya, MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru. Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang baru(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Menurut Bapak Katimo, kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru. kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta, kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta, serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.
mungkin akan banyak mengalami gangguan, karena antara siswa yang lain
belum kenal, antara siswa dengan guru semuanya belum kenal, antara
siswa dengan lingkungan belum kenal, jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah gitu(W / PK / 31 / 07 / 2015).
Kalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu, samapai 6 hari. Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam, materi itu yang pertama tentang tata tertib, kemudian
tentang kenakalan remaja, kemudian apa itu tentang bela negara, cinta
tanah air. Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar, bisa dari
POLRESTA, dari KODIM gitu(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Dalam kegiatan MOS, SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru,
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan.
kalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja, hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih, kemudian apa tuh mbak yang nama itu (W / PK / 31 / 07 / 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan. Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan, serta tidak mengganggu
kegiatan MOS. Menurut siswa selaku panitia MOS, hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS. Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar.
Yang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya, dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan. Biasanyakan ada apa,
ada petunjuk teknis dari dinas, dari balai kota kan sudah ada petunjuknya,
35
jadi ya setiap hari, setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (W /
PK / 31 / 07 / 2015)
Ya yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru, tentang aturan-aturan yang baru, tata tertib
yang baru, termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru, kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana,
lingkungannya bagaimana, situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan diri(W / PK / 31 / 07 /
2015 )
36
Selain itu, MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru.
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah, namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah. Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta. Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru, karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini.
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara, dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI. Materi tersebut mengenai kedisiplinan,
bela negara dan cinta tanah air. Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo :
Ya, yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah, sudah ideal. Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu. Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua, tentang pelatihan kedisiplinan, bela negara,
cinta tanah air. Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana. Itu juga untuk, untuk apa, untuk
mencari alternatif yang baru(W / PK/ 31 / 07 / 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo,
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah. Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru,
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS. Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis :
belum kenal, antara siswa dengan guru semuanya belum kenal, antara
siswa dengan lingkungan belum kenal, jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah gitu(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Selain itu, kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389/MPK/PD/2015. Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru, namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur, bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS, agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying. Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah.
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan. Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
3. Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI. Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan, bela
negara, serta cinta tanah air. Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat.
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS. Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS.
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta. Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS. Atribut tersebut berupa co-card. Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna.
Menurut Bapak Katimo, atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS.
Kalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja, hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih, kemudian apa tuh mbak yang nama itu(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta, pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS. Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung.
Yang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya, dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan. Biasanyakan ada apa,
ada petunjuk teknis dari dinas, dari balai kota kan sudah ada petunjuknya,
jadi ya setiap hari, setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Kalo menurut saya MOS itu kaya, kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah, jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP, SMA, sama di kuliahan gitu. Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini. Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lain( W / MG / 03 / 06 / 2015 )
Sedangkan menurut pihak sekolah, yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo, kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah. Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Ya, MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru. Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang baru(W / PK / 31 / 07 / 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru. kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta. Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS. Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar, siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru, kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler, serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI. Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS.
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar. Jika kita
kaitkan dengan kajian teori, kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi. Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
para siswa baru. Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat.
Jika kita kaitkan dengan teori ini, kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA. Tidak hanya dengan antar siswa baru,
tetapi juga dengan warga sekolah, lingkungan sekolah, dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA). Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA), maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi. Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya, tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS.
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389/MPK/PD/2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru. Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB. Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru). Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan, yaitu :
BAB V
A. SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting. kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru.
2. Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta. Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta. Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah.
3. Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying. Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya. Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara, peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS.
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan, bela negara, serta cinta tanah air. Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS.
47
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian. Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah. Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah,
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru. kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah.
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying, sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah, AURI,
serta kepolisian kepada siswa baru. hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying.
2. Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
makna/persepsi, dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta.
3. Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons. Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan. Skema tersebut disebut dengan skema AGIL, yaitu (A) Adaptation,
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal. Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya. (G) Goal
attainment, suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
48
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Muljati, WH. (2014). KPAI : Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang. Diperoleh
20 Maret 2015 dari http://sinarharapan.co/news/read/140714217/kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Usman, I. Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo. Diperoleh 23 Juni
2015 dari http://perilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalo.pdf