Anda di halaman 1dari 71

38

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Penyajian Data


4.1.1 Data Pelengkap
4.1.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Seorang peneliti berkewajiban membuat laporan tentang hasil
penelitiannya, sehingga diketahui hasil dan tindak lanjut dari penelitian tersebut.
Termasuk di dalamnya gambaran umum tentang daerah penelitiannya. Dalam
penelitian ini telah ditetapkan daerah penelitiannya adalah MTs Tahsinul Akhlaq
Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo.
Adapun gambaran umum MTs Tahsinul Akhlaq Kecamatan Situbondo
Kabupaten Situbondo yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Nama Sekolah : MTs Tahsinul Akhlaq
2. Alamat Sekolah : Jl. Raya Bondowoso
3. Desa/ Kelurahan : Kalibagor
4. Kecamatan : Situbondo
5. Kabupaten : Situbondo
6. Provinsi : Jawa Timur

4.1.1.2 Letak MTs Tahsinul Akhlaq


MTs Tahsinul Akhlaq terletak Jl. Raya Bondowoso Desa Kalibagor
Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. Adapun secara
geografis batas-batas wilayah MTs Tahsinul Akhlaq adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Pondok Puteri PP. Tahsinul Akhlaq
2. Sebelah Timur : Pemukiman warga
3. Sebelah Selatan : Lahan Kosong (Ladang)
4. Sebelah Barat : SMK Tahsinul Akhlaq

38
39

4.1.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan MTs Tahsinul Akhlaq


Visi :
“Terwujudnya Peserta didik yang Unggul dan Berakhlaq Mulia”

Misi :
1. Membangkitkan minat belajar untuk mencapai prestasi yang unggul.
2. Membiasakan Bahasa Arab dan Inggris.
3. Membiasakan membaca Surat Yasin dan Juz Amma.
4. Istiqomah dalam beribadah.
5. Menanamkan nilai-nilai Islam dalam pergaulan di Madrasah.

Tujuan :
1. Meningkatkan kompentensi peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Mampu berkomunikasi Bahasa Arab dan Inggris.
3. Mampu menghafal Surat Yasin (2 Semester) dan Juz Amma (6 Semester).
4. Memiliki ketenangan jiwa dan berfikir dinamis secara Islami.
5. Menjadikan budaya Islam di dalam berinteraksi dengan sesama, yang
meliputi :
a. Terbiasa mengucapkan salam.
b. Terbiasa berjabatan tangan dengan guru.
c. Bertutur kata yang baik.

4.1.1.4 Keadaan Lokasi MTs Tahsinul Akhlaq


Lokasi penelitian bertempat di Jl. Raya Bondowoso Desa Kalibagor
Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. Semenjak
berdiri pada tahun 1999 hingga sekarang MTs Tahsinul Akhlaq sudah mengalami
sedikitnya 4 (empat) kali perubahan kurikulum yakni Kurikulum 1994, Kurikulum
Berbasis Kompetensi 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,
dan Kurikulum 2013.
40

Kondisi tahun pelajaran 2016/2017 MTs Tahsinul Akhlaq adalah sebagai


berikut :
1. Jumlah Rombongan Belajar : 6 kelas
2. Jumlah Peserta didik : 101 peserta didik
3. Jumlah Pendidik : 10 orang
4. Jumlah Tenaga Kependidikan : 1 orang
Kegiatan pengembangan diri/ ekstrakurikuler di MTs Tahsinul Akhlaq
antara lain Pramuka, Komputer, dll.

4.1.1.5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Tahsinul Akhlaq


Dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya, MTs Tahsinul Akhlaq
pada tahun pelajaran 2016/2017 dibina oleh 10 tenaga pendidik atau pengajar
serta 1 orang tenaga kependidikan. Adapun secara lengkap data tenaga pendidik
dan kependidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Tahsinul Akhlaq

Pendidikan
No. Nama Tempat, Tgl. Lahir Jabatan
Terakhir
Kepala
1. Didik Handoko, S.Pd.I Bondowoso, 07-01-1973 S1
Sekolah
2. Subyanto, S.Ag Situbondo, 19-09-1971 Guru S1
3. Jamil Nurviantari, S.Pd Bondowoso, 13-06-1980 Guru S1
4. Ali Murtado, S.Pd Bondowoso, 10-03-1968 Guru S1
5. Mudakkir, S.Ag Situbondo, 20-06-1978 Guru S1
6. Retha Karma Wulandari, S.Pd Bondowoso, 24-06-1988 Guru S1
7. Ita Noer Hasanah, S.Pd Bondowoso, 21-02-1986 Guru S1
8. Muhammad Nur Salam, S.Pd.I Pamekkasan, 03-07-1980 Guru S1
9. Ervin Nurwati, S.Pd Situbondo, 07-07-1988 Guru S1
10. Icuk Sugiarto, S.Pd Bondowoso, 28-10-1986 Guru S1
11. Lia Istiana Situbondo, 18-07-1995 TU SMA
Sumber : Tata Usaha MTs Tahsinul Akhlaq
41

4.1.1.6 Keadaan Peserta didik Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq


Keadaan peserta didik kelas VIII A tahun pelajaran 2016/2017 yang
dijadikan sebagai objek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Daftar Nama Peserta didik Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq

No. Nama Peserta didik Jenis Kelamin Keterangan

1. Amrina Rosida P

2. Abdillah Faqih L

3. Ahmat Agung Esa Putra L

4. Camilatus Zahroh P

5. Desi Putri Anggraini P

6. Dwi Sinta Nur Halima P

7. Emmay P

8. Icho Tri Firnanda L

9. Moh. Hairul Anam L

10. Mohammad Zainul Arifin L

11. Mulyono L

12. Rani Indah Wati P

13. Rohmatul Hasanah P

14. Rumami P

15. Siti Masfufa P

16. Rukaiya Tun Nisak P

17. Yeni Putri P

18. Maulinda Anisa P


Sumber : Tata Usaha MTs Tahsinul Akhlaq
42

4.1.1.7 Struktur Organisasi MTs Tahsinul Akhlaq


Struktur organisasi MTs Tahsinul Akhlaq tahun pelajaran 2016/2017
adalah sebagai berikut :

Kepala MTs
Komite Madrasah
Didik Handoko, S.Pd.I

Bendahara

Jamil Nurviantari, S.Pd

Waka Kesiswaan Waka Kurikulum Waka Sarpras

M. Nur Salam, S.Pd.I Jamil Nurviantari, S.Pd Subyanto, S.Ag

Wali Kelas VII A Wali Kelas VIII A Wali Kelas IX A

Retha Karma W, S.Pd Ervin Nurwati, S.Pd Ita Noer Hasanah, S.Pd

Wali Kelas VII B Wali Kelas VIII B Wali Kelas IX B

Mudakkir, S.Ag Ali Murtado, S.Pd Icuk Sugiarto, S.Pd

SISWA

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTs Tahsinul Akhlaq


(Sumber : Tata Usaha MTs Tahsinul Akhlaq)
43

4.1.2 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti di MTs Tahsinul Akhlaq akan
mengajar materi pokok menu dan ikon Microsoft Excel di Kelas VIII A dengan
teman sejawat Rizki Amalia. Adapun jumlah peserta didik sebanyak 18 peserta
didik.
Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti direncanakan selama 3 kali
pertemuan (tatap muka) di setiap siklusnya dengan perincian 2 kali tatap muka
untuk pemahaman materi dan 1 kali tatap muka untuk tes. Penelitian ini
direncanakan akan menggunakan 2 siklus. Jadi total pertemuan secara
keseluruhan adalah 6 kali pertemuan. Untuk 4 kali tatap muka pemahaman materi
peneliti dilaksanakan pada :
1. Hari Rabu tanggal 26 April 2017
2. Hari Kamis tanggal 27 April 2017
3. Hari Senin tanggal 08 Mei 2017
4. Hari Rabu tanggal 10 Mei 2017
Sedangkan untuk tes di tiap siklusnya yang masing-masing 1 kali tatap
muka dilaksanakan pada :
1. Hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017
2. Hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi
dengan teman sejawat tentang cara-cara mengajar yang baik sesuai dengan
kurikulum yang terdiri dari materi pembelajaran, metode pembelajaran dan cara
pembelajaran yang benar.
Kegiatan peneliti selama melaksanakan penelitian menggunakan alokasi
waktu sebagai berikut :
- 10 menit untuk kegiatan awal
- 65 menit untuk kegiatan inti
- 5 menit untuk kegiatan akhir
Sedangkan untuk tes di tiap siklusnya alokasi waktu yang digunakan
meliputi :
- 5 menit untuk kegiatan awal
- 65 menit untuk pelaksanaan tes
- 10 menit untuk kegiatan akhir
44

4.1.3 Tindakan Pra Perencanaan


Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian yaitu kegiatan pembelajaran di
Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq, terlebih dahulu peneliti menemui kepala
sekolah yaitu Bapak Didik Handoko, S.Pd.I untuk meminta izin melaksanakan
kegiatan penelitian. Setelah mendapat izin, peneliti kemudian melakukan
interview dengan peserta didik tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta
didik dalam menguasai materi yang diajarkan serta minat peserta didik terhadap
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Peneliti juga
melakukan interview dengan guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) tentang hasil belajar dan kemampuan belajar peserta didik
serta kesulitan dalam teknik pelaksanaan metode pembelajaran.
Dari hasil interview tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
 Kemampuan belajar peserta didik dalam mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) sangat beragam.
 Peserta didik kurang berminat terhadap pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) karena peserta didik berpendapat bahwa Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) itu hafalan belaka dan membosankan.
 Peserta didik kesulitan dalam menguasai materi yang diajarkan disebabkan
karena peserta didik kurang mengerti konsep utama dari materi tersebut.
 Selama ini hasil belajar yang diperoleh peserta didik untuk mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas VIII A berdasarkan hasil
ulangan harian sebelumnya, hasilnya masih banyak yang tidak tuntas atau tidak
mencapai KKM yaitu 70.
Selain melakukan interview dengan peserta didik dan guru, peneliti juga
menyiapkan segala sesuatu yang menjadi penunjang kegiatan penelitian, yaitu :
 Silabus.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan pertama sampai
kedua.
 Instrumen penilaian.
 Instrumen observasi untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dan
aktivitas guru pada saat proses pembelajaran.
45

4.1.4 Pelaksanaan Tindakan


4.1.4.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pembelajaran pertama dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 26 April 2017 pukul 11.20 – 12.40 WIB. Materi yang diajarkan pada
pertemuan ini adalah membahas tentang fungsi menu dan ikon tab Home, tab
Insert dan tab Page Layout. Proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan
pertama yang menerapkan metode pembelajaran Word Square terdiri dari
beberapa tahapan yaitu penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, dan
observasi.
Pada tahap penyusunan rencana peneliti melakukan persiapan-persiapan
diantaranya menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP
pertemuan pertama, menyiapkan materi yang akan diajarkan, menyiapkan
Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar
peserta didik serta menyiapkan lembar observasi aktivitas guru.
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan selama
2 x 40 menit. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Pada kegiatan awal
peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa. Selanjutnya peneliti
memberikan motivasi kepada peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
menjelaskan manfaat mempelajari Microsoft Excel bagi kehidupan sehari-hari.
Setelah memberikan motivasi, peneliti mengingatkan peserta didik tentang
materi yang telah disampaikan minggu lalu. Kemudian peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu peserta didik dapat menjelaskan
fungsi menu dan ikon tab Home, tab Insert, dan ikon Page Layout. Langkah
terakhir yang peneliti lakukan pada kegiatan awal ini adalah memberikan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, apakah ada
diantara kalian yang sudah pernah mengoperasikan Microsoft Excel ? Jika
sudah, menu dan ikon Microsoft Excel apa saja yang kalian ketahui ?. Salah
46

satu peserta didik mengacungkan jari tangan, kemudian peneliti


mempersilahkan peserta didik tersebut untuk menjawab pertanyaan peneliti.
Peserta didik tersebut kemudian menjawab pertanyaan peneliti dengan Copy
yaitu ikon untuk menggandakan data, Paste yaitu ikon untuk memunculkan
data yang di copy, dan Print yaitu ikon untuk mencetak dokumen kertas.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 65 menit yang terdiri dari tahap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, peneliti
membentuk kelompok heterogen (home teams) yang beranggotakan 4 – 5
orang. Tiap kelompok terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan
berdasarkan nomor urut dalam absen. Kemudian peneliti menyampaikan materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Peneliti menyampaikan materi
tentang fungsi menu dan ikon Microsoft Excel tab Home, tab Insert, dan tab
Page Layout. Peneliti meminta peserta didik untuk mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama. Peneliti menjelaskan bahwa menu Home berisi perintah-
perintah standar, menu Insert berisi perintah-perintah untuk memasukkan
instruksi-instruksi serta objek ke dalam lembar kerja, dan menu Page Layout
berisi perintah-perintah untuk mengatur halaman lembar kerja. Setelah itu
peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada tiap kelompok.
Selanjutnya setelah semua kelompok menerima Lembar Kerja Siswa (LKS),
peneliti menugaskan peserta didik untuk menjawab soal dengan mengarsir
huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal dan horisontal, kemudian
menuliskan jawaban dari soal tersebut pada tabel yang telah disediakan pada
Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti mengarahkan peserta didik dalam tiap
kelompok untuk terlibat secara aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya
dalam menemukan jawaban dari soal yang terdapat dalam Word Square.
Peneliti menegaskan kepada peserta didik untuk saling membantu dalam
mencari jawaban dalam Word Square. Peserta didik terlihat antusias dalam
melaksanakan perintah peneliti, kemudian langsung mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersebut dengan anggota kelompoknya. Peneliti
memberikan cukup waktu kepada peserta didik untuk menjawab soal yang
47

terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tidak lupa juga peneliti
memberikan poin pada setiap jawaban dalam kotak.
Pada kegiatan diskusi kelompok, kelompok 1 beranggotakan Amrina
Rosida, Abdillah Faqih, Ahmat Agung Esa Putra dan Camilatus Zahroh. Dalam
kelompok 1 ini diskusi kelompok berjalan baik. Dalam diskusi kelompok ini
terjadi jajak argumen antar peserta didik. Meskipun ada beberapa peserta didik
yang enggan berdiskusi dengan anggota yang lain, namun peserta didik
tersebut mau diajak bekerja sama. Beberapa peserta didik memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama. Akan tetapi beberapa peserta didik dalam
kelompok 1 ini tidak memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama
sehingga mereka tidak mengerti tentang tugas yang diberikan peneliti.
Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas. Namun ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugasnya. Akibatnya beberapa peserta didik masih
mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja
sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong baik. Peserta didik
terlihat aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word
Square.
Kelompok 2 beranggotakan Desi Putri Anggraini, Dwi Sinta Nur
Halima, Emmay, dan Icho Tri Firnanda. Dalam kelompok 2 ini diskusi
kelompok berjalan cukup baik. Dalam diskusi kelompok ini kurang terjadi
jajak argumen antar peserta didik. Bahkan ada peserta didik yang terlihat pasif
dalam berdiskusi. Sebagian besar peserta didik dalam kelompok ini kadang-
kadang memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian kecil bahkan sibuk
sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta
didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Hanya sebagian kecil peserta
didik saja yang tidak mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik
masih mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square.
Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong cukup baik.
Peserta didik terlihat cukup aktif dan saling bahu membahu dalam mencari
jawaban dalam Word Square.
48

Kelompok 3 beranggotakan Moh. Hairul Anam, Mohammad Zainul


Arifin, Mulyono, Rani Indah Wati, dan Rohmatul Hasanah. Dalam diskusi
kelompok 3 ini berjalan cukup baik namun kurang terjadi jajak argumen antar
peserta didik. Sebagian besar peserta didik dalam kelompok ini kurang
memperhatikan penjelasan peneliti. Hanya sebagian kecil saja peserta didik
yang tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Namun sebagian kecil peserta didik
tidak mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik masih mengalami
kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar
peserta didik dalam kelompok ini tergolong kurang baik. Ada beberapa peserta
didik yang terlihat sering bercanda dalam kelompok ini. Peserta didik terlihat
kurang aktif dan kurang bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word
Square.
Kelompok 4 beranggotakan Rumami, Siti Masfufa, Rukaiya Tun Nisak,
Yeni Putri, dan Maulinda Anisa. Dalam diskusi kelompok 4 ini terjadi jajak
argumen antar peserta didik namun sifatnya tidak terlalu intens. Ada peserta
didik yang memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama, sebagian besar
kadang-kadang memperhatikan penjelasan peneliti, dan sebagian yang lain
tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Hanya sebagian kecil peserta didik
yang tidak mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik masih
mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja
sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong cukup baik. Peserta
didik terlihat cukup aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban
dalam Word Square.
Dalam diskusi kelompok ini tidak selamanya berjalan lancar, ada
beberapa hambatan yang ditemui peserta didik selama kegiatan diskusi
kelompok berlangsung. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman peserta
didik terhadap tugas yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat
hal tersebut peneliti memberikan bimbingan/ arahan serta petunjuk lebih lanjut
kepada peserta didik/ kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya
49

langkah terakhir yang peneliti laksanakan pada tahap eksplorasi ini yaitu
memotivasi peserta didik/ kelompok dalam berdiskusi.
Pada tahap elaborasi peneliti menugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Peneliti menawarkan
kesempatan tiap kelompok untuk maju lebih dulu mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Kemudian ananda Camilatus Zahroh perwakilan
dari kelompok 1 mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya
pertama kali. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan
kelas. Ananda Camilatus Zahroh menjelaskan hasil diskusinya dengan sangat
lancar, baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 1 tersebut
selesai mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan
pada peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
temannya. Kemudian ananda Icho Tri Firnanda perwakilan dari kelompok 2
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri
kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Icho Tri Firnanda menjelaskan
bahwa ada salah satu menu yang dijelaskan oleh Ananda Camilatus Zahroh
yang fungsinya kurang tepat. Ananda Icho Tri Firnanda menjelaskan jawaban
yang tepat. Ananda Camilatus Zahroh mengakui kesalahan penulisan fungsi
salah satu ikon tersebut. Peneliti kemudian menawarkan kepada peserta didik
lain untuk menyampaikan pendapatnya. Kemudian ananda Siti Masfufa
perwakilan dari kelompok 4 mengacungkan jari tangan. Peneliti
mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya. ananda Siti
Masfufa hanya menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya yang belum
disebutkan oleh Ananda Camilatus Zahroh tetapi terdapat dalam kotak Word
Square. Peneliti memberikan kesempatan kedua kepada kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian Ananda Moh.
Hairul Anam perwakilan dari kelompok 3 mengacungkan jari tangan. Peneliti
mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas. Ananda Moh. Hairul
Anam menjelaskan hasil diskusinya juga dengan sangat lancar, baik dan teratur
di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 3 tersebut selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada
50

peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi temannya.


Kemudian ananda Camilatus Zahroh perwakilan dari kelompok 1
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri
kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Camilatus Zahroh
menjelaskan bahwa ada salah satu menu yang dijelaskan oleh Moh. Hairul
Anam yang fungsinya tidak tepat. Ananda Camilatus Zahroh menjelaskan
jawaban yang tepat. Ananda Moh. Hairul Anam mengakui kesalahan penulisan
fungsi salah satu ikon tersebut. Kemudian ananda Camilatus Zahroh juga
menambahkan menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya yang belum
disebutkan oleh Ananda Moh. Hairul Anam tetapi terdapat dalam kotak Word
Square. Kemudian peneliti menawarkan kesempatan kelompok 2 untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Akan tetapi sebagian besar
peserta didik di kelompok 2 menolak dengan alasan tidak siap. Melihat hal
tersebut peneliti menawarkan kepada kelompok 4 untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Peserta didik di kelompok 4 juga menolak
dengan alasan yang sama. Kemudian peneliti melihat waktu pembelajaran dan
memutuskan untuk mengakhiri kegiatan elaborasi dikarenakan waktu sudah
hampir habis.
Pada tahap konfirmasi, peneliti memberikan penguatan materi dengan
cara memberikan penegasan terhadap materi fungsi menu dan ikon Microsoft
Excel yang telah dipelajari hari ini.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 5 menit. Pada kegiatan akhir ini
peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan terhadap materi
yang telah diajarkan. Selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah (PR) agar
peserta didik mempelajari terlebih dahulu materi tentang menu dan ikon pada
tab Formula, tab Data, tab Review, dan tab View di rumah agar di pertemuan
berikutnya peserta didik sudah memiliki persiapan. Langkah terakhir yang
peneliti lakukan dalam kegiatan akhir adalah menutup kegiatan pembelajaran
dengan doa.
Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap observasi ini, peneliti dan teman sejawat (observer)
51

melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar peserta didik. Adapun hasil dari
kegiatan observasi aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan pertama ini
dapat dilihat pada tabel aktivitas belajar peserta didik sebagaimana terlampir.
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar peserta didik, peneliti
dan teman sejawat (observer) dapat menilai bahwa aktivitas belajar peserta
didik tergolong cukup aktif pada pertemuan pertama ini. Dimana prosentase
aktivitas belajar peserta didik hanya mencapai 60,19%. Adapun prosentase
perolehan skor dari masing-masing indikator aktivitas belajar peserta didik
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3
Prosentase Perolehan Skor Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan I Siklus I

Skor
Aktivitas Belajar Peserta
No. 1 2 3
didik
Jml % Jml % Jml %
1. Memperhatikan Pelajaran 9 50,00% 6 33,33% 3 16,67%
2. Mengerjakan Tugas 6 33,33% 9 50,00% 3 16,67%
3. Diskusi 6 33,33% 9 50,00% 3 16,67%
4. Presentasi 8 44,44% 4 22,22% 6 33,33%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel prosentase perolehan skor indikator aktivitas belajar


peserta didik di atas diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan pelajaran
terdapat peserta didik yang memperhatikan pelajaran secara seksama sebanyak
3 orang dengan prosentase sebesar 16,67%, peserta didik yang kadang-kadang
memperhatikan pelajaran sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar 33,33%,
dan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran sebanyak 9 orang
dengan prosentase sebesar 50,00%.
Pada aktivitas mengerjakan tugas terdapat peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan benar sebanyak 3 orang dengan prosentase sebesar
16,67%, peserta didik yang mengerjakan tugas tetapi ada kesalahan sebanyak 9
52

orang dengan prosentase sebesar 50,00%, dan peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar 33,33%.
Pada aktivitas diskusi terdapat peserta didik yang berdiskusi dengan
anggota kelompoknya dan terjadi jajak argumen sebanyak 3 orang dengan
prosentase sebesar 16,67%, peserta didik yang berdiskusi dengan anggota
kelompoknya namun kurang terjadi jajak argument sebanyak 9 orang dengan
prosentase sebesar 50,00%, dan peserta didik yang tidak berdiskusi dengan
anggota kelompoknya sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar 33,33%.
Pada aktivitas presentasi terdapat peserta didik yang mempresentasikan
hasil pekerjaannya sangat baik, lancar dan teratur sebanyak 6 orang dengan
prosentase sebesar 33,33%, peserta didik yang mempresentasikan hasil
pekerjaannya dengan baik dan teratur sebanyak 4 orang dengan prosentase
sebesar 22,22%, dan peserta didik yang mempresentasikan hasil pekerjaannya
dengan kurang baik dan teratur sebanyak 8 orang dengan prosentase sebesar
44,45%.
Hal ini tentunya menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat
(observer) untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada
pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
27 April 2017 pukul 11.20 – 12.40 WIB. Materi yang diajarkan pada
pertemuan ini adalah membahas tentang fungsi menu dan ikon tab Formula, tab
Data, tab Review, dan tab View. Proses pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan kedua yang menerapkan metode pembelajaran Word Square terdiri
dari beberapa tahapan yaitu penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, dan
observasi.
Pada tahap penyusunan rencana peneliti melakukan persiapan-persiapan
diantaranya menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP
pertemuan kedua, menyiapkan materi yang akan diajarkan, menyiapkan
53

Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar


peserta didik serta menyiapkan lembar observasi aktivitas guru.
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan selama
2 x 40 menit. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Pada kegiatan awal
peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa. Selanjutnya peneliti
memberikan motivasi kepada peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
menjelaskan bahwa untuk dapat menguasai Microsoft Excel tidak harus
menghafal fungsi semua menu dan ikon Microsoft Excel, akan tetapi ada
beberapa menu dan ikon penting yang harus dipahami peserta didik untuk
dapat menguasai Microsoft Excel. Setelah memberikan motivasi, peneliti
mengingatkan peserta didik tentang materi yang telah disampaikan pertemuan
lalu. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
yaitu peserta didik dapat menjelaskan fungsi menu dan ikon tab Formula, tab
Data, tab Review, dan tab View. Langkah terakhir yang peneliti lakukan pada
kegiatan awal ini adalah memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik, menurut kalian menu dan ikon penting apa saja yang
harus dipahami untuk dapat menguasai Microsoft Excel ?. Salah satu peserta
didik mengacungkan jari tangan. Kemudian peneliti mempersilahkan peserta
didik tersebut untuk menjawab pertanyaan peneliti. Peserta didik tersebut
kemudian menjawab pertanyaan peneliti dengan jawaban menu Home. Peserta
didik tersebut beralasan karena menu Home berisi tentang perintah-perintah
standar Microsoft Excel sehingga diprediksikan akan sering digunakan.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 65 menit yang terdiri dari tahap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi peneliti
membentuk kelompok heterogen (home teams) yang beranggotakan 4 – 5
orang. Tiap kelompok terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan
sesuai dengan nomor urut dalam absen. Peneliti menyampaikan materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian peneliti meminta peserta
54

didik untuk mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. Peneliti


menjelaskan bahwa menu Formulas digunakan untuk memasukkan rumus,
menu Data digunakan untuk memasukkan data eksternal dan merefresh data,
menu Review digunakan untuk mengeja kesalahan tata bahasa, pemberian
komentar, dan penguncian data, serta menu View digunakan untuk mengatur
tampilan lembar kerja dan pengaturan jendela lembar kerja. Setelah itu peneliti
membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada tiap kelompok. Selanjutnya
setelah semua kelompok menerima Lembar Kerja Siswa (LKS), peneliti
menugaskan peserta didik untuk menjawab soal dengan mengarsir huruf dalam
kotak sesuai jawaban secara vertikal dan horisontal, kemudian menuliskan
jawaban dari soal tersebut pada tabel yang telah disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS). Peneliti mengarahkan peserta didik dalam tiap kelompok untuk
terlibat secara aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam
menemukan jawaban dari soal yang terdapat dalam Word Square. Peneliti
menegaskan kepada peserta didik untuk saling membantu dalam mencari
jawaban dalam Word Square. Peserta didik terlihat cukup antusias dalam
melaksanakan perintah peneliti, kemudian langsung mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersebut dengan anggota kelompoknya. Peneliti
memberikan cukup waktu kepada peserta didik untuk menjawab soal yang
terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tidak lupa juga peneliti
memberikan poin pada setiap jawaban dalam kotak.
Pada kegiatan diskusi kelompok, kelompok 1 beranggotakan Amrina
Rosida, Abdillah Faqih, Ahmat Agung Esa Putra dan Camilatus Zahroh. Dalam
kelompok 1 ini diskusi kelompok berjalan baik. Dalam diskusi kelompok ini
terjadi jajak argumen antar peserta didik yang bersifat mulai intens. Peserta
didik yang sebelumnya enggan berdiskusi dengan anggota yang lain, sekarang
peserta didik tersebut sudah mulai aktif berdiskusi dengan anggota
kelompoknya. Sebagian peserta didik memperhatikan penjelasan guru dengan
seksama. Akan tetapi sebagian peserta didik yang lain dalam kelompok 1 ini
tidak memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama sehingga mereka
tidak mengerti tentang tugas yang diberikan peneliti. Sebagian besar peserta
55

didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Akan tetapi masih ada peserta
didik yang tidak mengerjakan tugasnya. Akibatnya beberapa peserta didik
masih mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square.
Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong baik. Peserta
didik terlihat aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam
Word Square.
Kelompok 2 beranggotakan Desi Putri Anggraini, Dwi Sinta Nur
Halima, Emmay, dan Icho Tri Firnanda. Dalam kelompok 2 ini diskusi
kelompok berjalan cukup baik. Dalam diskusi kelompok ini mulai terjadi jajak
argumen antar peserta didik. Sebagian peserta didik dalam kelompok ini
kadang-kadang memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian yang lain masih
tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Namun ada peserta didik yang mulai
memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama. Sebagian besar peserta
didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Namun masih ada peserta
didik yang tidak mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik masih
mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja
sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong cukup baik. Peserta
didik terlihat cukup aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban
dalam Word Square.
Kelompok 3 beranggotakan Moh. Hairul Anam, Mohammad Zainul
Arifin, Mulyono, Rani Indah Wati, dan Rohmatul Hasanah. Diskusi kelompok
dalam kelompok 3 ini berjalan kurang baik. Dalam diskusi kelompok 3 ini
kurang terjadi jajak argumen antar peserta didik. Sebagian peserta didik dalam
kelompok ini tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian peserta didik
yang lain kadang-kadang memperhatikan penjelasan peneliti. Ada peserta didik
yang mulai memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Sebagian kecil peserta didik tidak
mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik masih mengalami
kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar
peserta didik dalam kelompok ini tergolong kurang baik. Bahkan Ada beberapa
peserta didik yang masih terlihat sering bercanda dalam kelompok ini. Peserta
56

didik terlihat kurang aktif dan kurang bahu membahu dalam mencari jawaban
dalam Word Square.
Kelompok 4 beranggotakan Rumami, Siti Masfufa, Rukaiya Tun Nisak,
Yeni Putri, dan Maulinda Anisa. Diskusi kelompok dalam kelompok 4 ini
berjalan baik. Dalam diskusi kelompok 4 ini terjadi sering terjadi jajak
argumen antar peserta didik. Sebagian besar peserta didik memperhatikan
penjelasan peneliti dengan seksama, sebagian yang lain kadang-kadang
memperhatikan penjelasan peneliti, dan hanya sebagian kecil yang lain
memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik mengerjakan
tugas yang diberikan diberikan peneliti, namun masih ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas. Sehingga beberapa peserta didik masih mengalami
kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar
peserta didik dalam kelompok ini tergolong baik. Peserta didik terlihat aktif
dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word Square.
Pada kegiatan diskusi kelompok ini tidak selamanya berjalan lancar,
ada beberapa hambatan yang ditemui peserta didik selama kegiatan diskusi
kelompok berlangsung. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman peserta
didik terhadap tugas yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat
hal tersebut peneliti memberikan bimbingan/ arahan serta petunjuk lebih lanjut
kepada peserta didik/ kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya
langkah terakhir yang peneliti laksanakan pada tahap eksplorasi ini yaitu
memotivasi peserta didik/ kelompok dalam berdiskusi.
Pada tahap elaborasi peneliti menugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Peneliti menawarkan
kesempatan tiap kelompok untuk maju lebih dulu mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Kemudian ananda Rukaiya Tun Nisak perwakilan
dari kelompok 4 mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya
pertama kali. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan
kelas. Ananda Rukaiya Tun Nisak menjelaskan hasil diskusinya dengan kurang
lancar, kurang baik dan tidak teratur di depan kelas. Sehingga peserta didik
yang lain menjadi bingung dengan penjelasan ananda Rukaiya Tun Nisak.
57

Setelah wakil dari kelompok 4 tersebut selesai mempresentasikan hasil


diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik/ kelompok lain
untuk menanggapi hasil presentasi temannya. Kemudian ananda Rohmatul
Hasanah perwakilan dari kelompok 3 mengacungkan jari tangan. Peneliti
mempersilahkan peserta didik untuk berdiri kemudian menyampaikan
pendapatnya. Ananda Rohmatul Hasanah menjelaskan menu dan ikon
Microsoft excel beserta fungsinya yang belum disebutkan oleh ananda
Rohmatul Hasanah. Peneliti kemudian menawarkan kepada peserta didik lain
untuk menyampaikan pendapatnya. Kemudian ananda Ahmat Agung Esa Putra
perwakilan dari kelompok 1 mengacungkan jari tangan. Peneliti
mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya. Ananda
Ahmat Agung Esa Putra hanya menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya
yang belum disebutkan oleh Rukaiya Tun Nisak Zahroh tetapi terdapat dalam
kotak Word Square. Peneliti memberikan kesempatan kedua kepada kelompok
lain untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian
Ananda Dwi Sinta Nur Halima perwakilan dari kelompok 2 mengacungkan jari
tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas.
Ananda Dwi Sinta Nur Halima menjelaskan hasil diskusinya juga dengan
lancar, baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 2 tersebut
selesai mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan
pada peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
temannya. Kemudian ananda Rani Indah Wati perwakilan dari kelompok 3
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri
kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Rani Indah Wati menjelaskan
bahwa ada salah satu menu yang dijelaskan oleh Dwi Sinta Nur Halima yang
fungsinya tidak tepat. Ananda Rani Indah Wati menjelaskan jawaban yang
tepat. Ananda Dwi Sinta Nur Halima mengakui kesalahan penulisan fungsi
salah satu ikon tersebut. Kemudian ananda Rani Indah Wati juga
menambahkan menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya yang belum
disebutkan oleh Ananda Dwi Sinta Nur Halima tetapi terdapat dalam kotak
Word Square. Kemudian peneliti menawarkan kesempatan kelompok 1 untuk
58

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Akan tetapi sebagian besar


peserta didik di kelompok 1 menolak dengan alasan kurang siap. Melihat hal
tersebut peneliti menawarkan kepada kelompok 3 untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Peserta didik di kelompok 3 juga menolak
dengan alasan yang sama. Kemudian peneliti melihat waktu pembelajaran dan
memutuskan untuk mengakhiri kegiatan elaborasi dikarenakan waktu sudah
hampir habis.
Pada tahap konfirmasi peneliti memberikan penguatan materi dengan
cara memberikan penegasan terhadap materi fungsi menu dan ikon Microsoft
Excel yang telah dipelajari hari ini.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 5 menit. Pada kegiatan akhir ini
peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan terhadap materi
yang telah diajarkan. Selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah (PR) agar
peserta didik mempelajari lebih dalam tentang materi menu dan ikon Microsoft
Excel yang telah dipelajari untuk tes yang akan dilaksanakan di pertemuan
berikutnya. Langkah terakhir yang peneliti lakukan dalam kegiatan akhir
adalah menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap observasi ini, peneliti dan teman sejawat (observer)
melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar peserta didik. Adapun hasil dari
kegiatan observasi aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan kedua ini
dapat dilihat pada tabel aktivitas belajar peserta didik sebagaimana terlampir.
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar peserta didik di
atas, peneliti dan teman sejawat (observer) dapat menilai bahwa aktivitas
belajar peserta didik masih tergolong cukup aktif pada pertemuan kedua ini.
Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase aktivitas belajar peserta didik yang
mencapai 67,13%. Dimana terdapat peningkatan prosentase aktivitas belajar
peserta didik sebesar 6,94% dari pertemuan sebelumnya. Adapun prosentase
perolehan skor dari masing-masing indikator aktivitas belajar peserta didik
dapat dilihat pada tabel berikut :
59

Tabel 4.4
Prosentase Perolehan Skor Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan II Siklus I

Skor
Aktivitas Belajar Peserta
No. 1 2 3
didik
Jml % Jml % Jml %
1. Memperhatikan Pelajaran 6 33,33% 6 33,33% 6 33,34%
2. Mengerjakan Tugas 5 27,78% 7 38,89% 6 33,33%
3. Diskusi 6 33,33% 5 27,78% 7 38,89%
4. Presentasi 7 38,89% 5 27,78% 6 33,33%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel prosentase perolehan skor indikator aktivitas belajar


peserta didik di atas diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan pelajaran
terdapat peserta didik yang memperhatikan pelajaran secara seksama sebanyak
6 orang dengan prosentase sebesar 33,34%, peserta didik yang kadang-kadang
memperhatikan pelajaran sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar 33,33%,
dan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran sebanyak 6 orang
dengan prosentase sebesar 33,33%.
Pada aktivitas mengerjakan tugas terdapat peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan benar sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar
33,33%, peserta didik yang mengerjakan tugas tetapi ada kesalahan sebanyak 7
orang dengan prosentase sebesar 38,89%, dan peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas sebanyak 5 orang dengan prosentase sebesar 27,78%.
Pada aktivitas diskusi terdapat peserta didik yang berdiskusi dengan
anggota kelompoknya dan terjadi jajak argumen sebanyak 7 orang dengan
prosentase sebesar 38,89%, peserta didik yang berdiskusi dengan anggota
kelompoknya namun kurang terjadi jajak argument sebanyak 5 orang dengan
prosentase sebesar 27,78%, dan peserta didik yang tidak berdiskusi dengan
anggota kelompoknya sebanyak 6 orang dengan prosentase sebesar 33,33%.
Pada aktivitas presentasi terdapat peserta didik yang mempresentasikan
hasil pekerjaannya sangat baik, lancar dan teratur sebanyak 6 orang dengan
prosentase sebesar 33,33%, peserta didik yang mempresentasikan hasil
60

pekerjaannya dengan baik dan teratur sebanyak 5 orang dengan prosentase


sebesar 27,78%, dan peserta didik yang mempresentasikan hasil pekerjaannya
dengan kurang baik dan teratur sebanyak 7 orang dengan prosentase sebesar
38,89%.
Hal ini tentunya menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat
(observer) untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada
pertemuan berikutnya.

3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus I yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017 pukul 10.00 – 11.20 WIB.
Kegiatan peneliti pada pertemuan ketiga ini terdiri dari beberapa tahap
diantaranya penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap penyusunan rencana, peneliti melakukan beberapa persiapan untuk
tes siklus I seperti mempersiapkan soal tes, lembar penilaian, dll.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tes dengan materi
menu dan ikon Microsoft Excel. Jalannya tes berjalan dengan lancar dan semua
peserta didik sudah mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada pukul 11.10
WIB. Sisa waktu 10 menit digunakan peneliti untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik memberikan komentar atau kesan mereka terhadap
metode pembelajaran yang peneliti gunakan yaitu metode Word Square.
Tanggapan mereka terhadap metode pembelajaran ini ternyata cukup bagus.
Mereka merasa sedikit lebih paham terhadap materi yang diajarkan karena
metode Word Square mencakup multi aspek yaitu aspek kooperatifnya ada,
inkuirinya ada, dan kontekstualnya juga ada.
Pada tahap observasi, peneliti dan teman sejawat (observer) memantau
kegiatan atau aktivitas belajar peserta didik pada saat pelaksanaan tes. Kondisi
pada saat pelaksanaan tes cukup kondusif dan peserta didik terlihat cukup
antusias dalam mengerjakan soal.
61

4. Refleksi Siklus I
Pada tahap refleksi, peneliti beserta observer mengkaji semua hal yang
terjadi, yang telah diperoleh atau yang belum tercapai pada tahap sebelumnya.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan analisis tes, hasil observasi dan pekerjaan
peserta didik pada lembar kerja. Adapun hasil dari tes yang dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017 tercantum dalam tabel hasil tes siklus I
sebagaimana terlampir berikut :
Tabel 4.5
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus I

No. Nama Peserta Didik KKM Nilai Ketuntasan


1. Amrina Rosida 70 68 Tidak Tuntas
2. Abdillah Faqih 70 56 Tidak Tuntas
3. Ahmat Agung Esa Putra 70 88 Tuntas
4. Camilatus Zahroh 70 88 Tuntas
5. Desi Putri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas
6. Dwi Sinta Nur Halima 70 80 Tuntas
7. Emmay 70 72 Tuntas
8. Icho Tri Firnanda 70 84 Tuntas
9. Moh. Hairul Anam 70 84 Tuntas
10. Mohammad Zainul Arifin 70 56 Tidak Tuntas
11. Mulyono 70 60 Tidak Tuntas
12. Rani Indah Wati 70 76 Tuntas
13. Rohmatul Hasanah 70 76 Tuntas
14. Rumami 70 72 Tuntas
15. Siti Masfufa 70 88 Tuntas
16. Rukaiya Tun Nisak 70 52 Tidak Tuntas
17. Yeni Putri 70 84 Tuntas
18. Maulinda Anisa 70 80 Tuntas
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes pada siklus I tes yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017 sebagaimana yang
tercantum pada tabel hasil tes, didapatkan data bahwa dari 18 peserta didik
62

yang mengikuti tes hanya 12 orang peserta didik yang tuntas atau dengan kata
lain ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 66,67%.
Penyebab cukup banyaknya peserta didik yang tidak tuntas pada siklus
I ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik ataupun faktor yang berasal dari luar diri peserta didik.
Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik misalnya masih adanya sifat
malas sehingga peserta didik cenderung untuk malas belajar dan tidak
memperhatikan pelajaran. Faktor yang lain adalah masih kurang kondusifnya
kondisi di dalam kelas pada saat kegiatan kelompok berlangsung yang
disebabkan oleh ada beberapa peserta didik yang berbicara sendiri dan tidak
memperhatikan pelajaran sehingga dapat mengganggu peserta didik yang lain.
Tetapi secara klasikal atau garis besar suasana pembelajaran dapat dikatakan
cukup kondusif. Itu dapat dilihat pada tabel observasi aktivitas belajar peserta
didik mulai pertemuan pertama hingga kedua. Hal itu berdampak pada hasil tes
yang dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2017, yang dapat kita lihat bahwa
masih ada sebagian peserta didik yang tidak tuntas yakni hanya mencapai
33,33%.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II


1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pembelajaran pertama dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 08 Mei 2017 pukul 10.40 – 12.00 WIB. Materi yang diajarkan pada
pertemuan ini adalah membahas tentang fungsi menu dan ikon tab Home, tab
Insert, dan tab Page Layout. Proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan
pertama yang menerapkan metode pembelajaran Word Square terdiri dari
beberapa tahapan yaitu penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, dan
observasi.
Pada tahap penyusunan rencana peneliti melakukan persiapan-persiapan
diantaranya menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP
pertemuan pertama, menyiapkan materi yang akan diajarkan, menyiapkan
63

Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar


peserta didik serta menyiapkan lembar observasi aktivitas guru.
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan selama 2 x
40 menit. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Pada kegiatan awal
peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa. Selanjutnya peneliti
memberikan motivasi kepada peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
menjelaskan manfaat mempelajari Microsoft Excel bagi kehidupan sehari-hari.
Setelah memberikan motivasi, peneliti mengingatkan peserta didik tentang
materi yang telah disampaikan minggu lalu. Kemudian peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu peserta didik dapat menjelaskan
fungsi menu dan ikon tab Home, tab Insert, dan ikon Page Layout. Langkah
terakhir yang peneliti lakukan pada kegiatan awal ini adalah memberikan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik yaitu apakah
ada diantara kalian yang sudah mencoba mengoperasikan Microsoft Excel ?
Jika sudah, menu dan ikon Microsoft Excel apa saja yang sudah kalian ketahui
fungsinya?. Salah satu peserta didik mengacungkan jari tangan, kemudian
peneliti mempersilahkan peserta didik tersebut untuk menjawab pertanyaan
peneliti. Peserta didik tersebut kemudian menjawab pertanyaan peneliti dengan
Print yaitu ikon untuk mencetak dokumen kertas dan page setup yaitu ikon
untuk mengatur ukuran halaman/ kertas.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 65 menit yang terdiri dari tahap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi peneliti
membentuk kelompok heterogen (home teams) yang beranggotakan 4 – 5
orang. Peneliti mengorganisir tempat duduk peserta didik dalam kelompok
sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Kemudian peneliti
menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Peneliti
meminta peserta didik untuk mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
Peneliti menjelaskan bahwa menu Home berisi perintah-perintah standar, menu
64

Insert berisi perintah-perintah untuk memasukkan instruksi-instruksi serta


objek ke dalam lembar kerja, dan menu Page Layout berisi perintah-perintah
untuk mengatur halaman lembar kerja. Setelah itu peneliti membagikan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya setelah semua kelompok menerima
Lembar Kerja Siswa (LKS), peneliti menugaskan peserta didik untuk
menjawab soal dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara
vertikal dan horisontal, kemudian menuliskan jawaban dari soal tersebut pada
tabel yang telah disediakan pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti
mengarahkan peserta didik dalam tiap kelompok untuk terlibat secara aktif
berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam menemukan jawaban dari soal
yang terdapat dalam Word Square. Peneliti menegaskan kepada peserta didik
untuk saling membantu dalam mencari jawaban dalam Word Square. Peserta
didik terlihat antusias dalam melaksanakan perintah peneliti, kemudian
langsung mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut dengan anggota
kelompoknya. Peneliti memberikan cukup waktu kepada peserta didik untuk
menjawab soal yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tidak lupa
peneliti memberikan poin pada setiap jawaban dalam kotak.
Pada kegiatan diskusi kelompok, kelompok 1 beranggotakan Ahmat
Agung Esa Putra, Desi Putri Anggraini, Moh. Hairul Anam, dan Rohmatul
Hasanah. Dalam kelompok 1 ini diskusi kelompok berjalan baik. Dalam
diskusi kelompok ini sering terjadi jajak argumen antar peserta didik. Sebagian
besar peserta didik dalam kelompok ini aktif berdiskusi. Meskipun masih ada
peserta didik yang terlihat kurang aktif dalam berdiskusi. Sebagian besar
peserta didik memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Akan tetapi
terdapat beberapa peserta didik yang kurang penjelasan peneliti dengan
seksama sehingga mereka tidak mengerti tentang tugas yang diberikan peneliti.
Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti.
Namun ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugasnya. Akibatnya
beberapa peserta didik masih mengalami kesalahan dalam menemukan
jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok
65

ini tergolong baik. Peserta didik terlihat sangat aktif dan saling bahu membahu
dalam mencari jawaban dalam Word Square.
Kelompok 2 beranggotakan Abdillah Faqih, Camilatus Zahroh,
Emmay, Mulyono dan Yeni Putri. Dalam kelompok 2 ini diskusi kelompok
berjalan baik. Dalam diskusi kelompok ini terjadi jajak argumen antar peserta
didik. Sebagaian besar peserta didik dalam kelompok ini aktif berdiskusi.
Meskipun masih ada peserta didik yang terlihat pasif dalam berdiskusi.
Sebagian besar peserta didik dalam kelompok ini sudah memperhatikan
penjelasan peneliti dengan seksama. Hanya sebagian kecil saja yang kurang
atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta
didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Namun masih ada peserta
didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Sehingga beberapa
peserta didik masih mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam
Word Square. Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong
cukup baik. Peserta didik terlihat aktif dan saling bahu membahu dalam
mencari jawaban dalam Word Square.
Kelompok 3 beranggotakan Dwi Sinta Nur Halima, Mohammad Zainul
Arifin, Rumami, dan Siti Masfufa. Dalam diskusi kelompok 3 ini berjalan
cukup baik dan telah terjadi jajak argumen antar peserta didik. Sebagian besar
peserta didik dalam kelompok ini sudah memperhatikan penjelasan peneliti
dengan seksama. Sebagian peserta didik yang lain masih kurang atau bahkan
tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Namun masih ada peserta didik
yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Sehingga beberapa
peserta didik masih mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam
Word Square. Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong
cukup baik. Peserta didik terlihat cukup aktif dan saling bahu membahu dalam
mencari jawaban dalam Word Square.
Kelompok 4 beranggotakan Amrina Rosida, Icho Tri Firnanda,
Maulinda Anisa, Rani Indah Wati, dan Rukaiya Tun Nisak. Diskusi kelompok
dalam kelompok 4 ini berjalan sangat baik. Dalam diskusi kelompok 4 ini
66

terjadi sering jajak argumen antar peserta didik. Sebagian besar peserta didik
telah memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama. Namun masih ada
sebagian kecil yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan
peneliti. Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
peneliti. Namun masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan peneliti. Akibatnya beberapa peserta didik masih mengalami
kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar
peserta didik dalam kelompok ini tergolong sangat baik. Peserta didik terlihat
sangat aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word
Square.
Pada kegiatan diskusi kelompok tidak selamanya berjalan lancar, ada
beberapa hambatan yang ditemui peserta didik selama kegiatan diskusi
kelompok berlangsung. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman peserta
didik terhadap tugas yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat
hal tersebut peneliti memberikan bimbingan/ arahan serta petunjuk lebih lanjut
kepada peserta didik/ kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya
langkah terakhir yang peneliti laksanakan pada tahap eksplorasi ini yaitu
memotivasi peserta didik/ kelompok dalam berdiskusi.
Pada tahap elaborasi peneliti menugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Peneliti menawarkan
kesempatan tiap kelompok untuk maju lebih dulu mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Kemudian ananda Yeni Putri perwakilan dari
kelompok 2 mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya pertama
kali. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas. Ananda
Yeni Putri menjelaskan hasil diskusinya dengan sangat lancar, baik dan teratur
di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 2 tersebut selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada
peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi temannya.
Kemudian ananda Rumami perwakilan dari kelompok 3 mengacungkan jari
tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri kemudian
menyampaikan pendapatnya. Ananda Rumami menjelaskan bahwa ada salah
67

satu menu yang dijelaskan oleh Ananda Yeni Putri yang fungsinya kurang
tepat. Ananda Rumami menjelaskan jawaban yang tepat. Ananda Yeni Putri
mengakui kesalahan penulisan fungsi salah satu ikon tersebut. Peneliti
kemudian menawarkan kepada peserta didik lain untuk menyampaikan
pendapatnya. Kemudian ananda Desi Putri Anggraini perwakilan dari
kelompok 1 mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik
untuk menyampaikan pendapatnya. Ananda Desi Putri Anggraini hanya
menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya yang belum disebutkan oleh
Ananda Yeni Putri tetapi terdapat dalam kotak Word Square. Peneliti
memberikan kesempatan kedua kepada kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian Ananda
Maulinda Anisa perwakilan dari kelompok 4 mengacungkan jari tangan.
Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas. Ananda
Maulinda Anisa menjelaskan hasil diskusinya juga dengan sangat lancar, baik
dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 4 tersebut selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada
peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi temannya.
Kemudian ananda Ahmat Agung Esa Putra perwakilan dari kelompok 1
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri
kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Ahmat Agung Esa Putra
menjelaskan bahwa menu dan ikon Microsoft Excel yang dijelaskan ananda
Maulinda Anisa beserta fungsinya nyaris sempurna. Ananda Ahmat Agung Esa
Putra hanya menambahkan menambahkan beberapa ikon beserta fungsinya
yang belum disebutkan oleh Ananda Maulinda Anisa tetapi terdapat dalam
Word Square. Peneliti memberikan kesempatan ketiga kepada kelompok lain
untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian Ananda
Moh. Hairul Anam perwakilan dari kelompok 1 mengacungkan jari tangan.
Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas. Ananda
Moh. Hairul Anam menjelaskan hasil diskusinya juga dengan sangat lancar,
baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 1 tersebut selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada
68

peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi temannya.


Akan tetapi tidak ada satu peserta didikpun yang mengacungkan jari tangan.
Menurut mereka apa yang sudah dipresentasikan perwakilan dari beberapa
kelompok tadi sudah jelas dan nyaris lengkap. Sehingga mereka beranggapan
tidak perlu maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil presentasi mereka.
Kemudian peneliti melihat waktu pembelajaran dan memutuskan untuk
mengakhiri kegiatan elaborasi dikarenakan waktu sudah hampir habis.
Pada tahap konfirmasi peneliti memberikan penguatan materi dengan
cara memberikan penegasan terhadap materi materi fungsi menu dan ikon
Microsoft Excel yang telah dipelajari hari ini.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 5 menit. Pada kegiatan akhir ini
peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan terhadap materi
yang telah diajarkan. Selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah (PR) agar
peserta didik mempelajari terlebih dahulu materi tentang menu dan ikon pada
tab Formula, tab Data, tab Review, dan tab View di rumah agar di pertemuan
berikutnya peserta didik sudah memiliki persiapan. Langkah terakhir yang
peneliti lakukan dalam kegiatan akhir adalah menutup kegiatan pembelajaran
dengan doa.
Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap observasi ini, peneliti dan teman sejawat (observer)
melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar peserta didik. Adapun hasil dari
kegiatan observasi aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan pertama ini
dapat dilihat pada tabel aktivitas belajar peserta didik sebagaimana terlampir.
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar peserta didik di
atas, peneliti dan teman sejawat (observer) dapat menilai bahwa aktivitas
belajar peserta didik tergolong aktif pada pertemuan pertama siklus II ini. Hal
tersebut dapat dilihat dari prosentase aktivitas belajar peserta didik yang
mencapai 76,85%. Dimana terdapat peningkatan prosentase aktivitas belajar
peserta didik yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,72% dari pertemuan
sebelumnya. Adapun prosentase perolehan skor dari masing-masing indikator
aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut :
69

Tabel 4.6
Prosentase Perolehan Skor Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan I Siklus II

Skor
Aktivitas Belajar Peserta
No. 1 2 3
didik
Jml % Jml % Jml %
1. Memperhatikan Pelajaran 5 27,78% 5 27,78% 8 44,44%
2. Mengerjakan Tugas 3 16,67% 6 33,33% 9 50,00%
3. Diskusi 4 22,22% 4 22,22% 10 55,56%
4. Presentasi 4 22,22% 5 27,78% 9 50,00%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel prosentase perolehan skor indikator aktivitas belajar


peserta didik di atas diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan pelajaran
terdapat peserta didik yang memperhatikan pelajaran secara seksama sebanyak
8 orang dengan prosentase sebesar 44,44%, peserta didik yang kadang-kadang
memperhatikan pelajaran sebanyak 5 orang dengan prosentase sebesar
27,78%, dan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran sebanyak
5 orang dengan prosentase sebesar 27,78%.
Pada aktivitas mengerjakan tugas terdapat peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan benar sebanyak 9 orang dengan prosentase sebesar
50,00%, peserta didik yang mengerjakan tugas tetapi ada kesalahan sebanyak 6
orang dengan prosentase sebesar 33,33%, dan peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas sebanyak 3 orang dengan prosentase sebesar 16,67%.
Pada aktivitas diskusi terdapat peserta didik yang berdiskusi dengan
anggota kelompoknya dan terjadi jajak argumen sebanyak 10 orang dengan
prosentase sebesar 55,56%, peserta didik yang berdiskusi dengan anggota
kelompoknya namun kurang terjadi jajak argument sebanyak 4 orang dengan
prosentase sebesar 22,22%, dan peserta didik yang tidak berdiskusi dengan
anggota kelompoknya sebanyak 4 orang dengan prosentase sebesar 22,22%.
Pada aktivitas presentasi terdapat peserta didik yang mempresentasikan
hasil pekerjaannya sangat baik, lancar dan teratur sebanyak 9 orang dengan
prosentase sebesar 50,00%, peserta didik yang mempresentasikan hasil
70

pekerjaannya dengan baik dan teratur sebanyak 5 orang dengan prosentase


sebesar 27,78%, dan peserta didik yang mempresentasikan hasil pekerjaannya
dengan kurang baik dan teratur sebanyak 4 orang dengan prosentase sebesar
22,22%.
Hal ini tentunya menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat
(observer) untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada
pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
10 Mei 2017 pukul 11.20 – 12.40 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan
ini adalah membahas tentang fungsi menu dan ikon tab Formula, tab Data, tab
Review, dan tab View. Proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan
kedua yang menerapkan metode pembelajaran Word Square terdiri dari
beberapa tahapan yaitu penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, dan
observasi.
Pada tahap penyusunan rencana peneliti melakukan persiapan-persiapan
diantaranya menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP
pertemuan kedua, menyiapkan materi yang akan diajarkan, menyiapkan
Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar
peserta didik serta menyiapkan lembar observasi aktivitas guru.
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan selama
2 x 40 menit. Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit. Pada kegiatan awal
peneliti masuk kelas dan mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa. Selanjutnya peneliti
memberikan motivasi kepada peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
menjelaskan bahwa untuk dapat menguasai Microsoft Excel tidak harus
menghafal fungsi semua menu dan ikon Microsoft Excel, akan tetapi ada
beberapa menu dan ikon penting yang harus dipahami peserta didik untuk
71

dapat menguasai Microsoft Excel. Setelah memberikan motivasi, peneliti


mengingatkan peserta didik tentang materi yang telah disampaikan pertemuan
yang lalu. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu peserta didik dapat menjelaskan fungsi menu dan ikon tab
Formula, tab Data, tab Review, dan tab View. Langkah terakhir yang peneliti
lakukan pada kegiatan awal ini adalah memberikan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik misalnya menurut kalian menu
dan ikon penting apa saja selain menu Home yang harus dipahami untuk dapat
menguasai Microsoft Excel ?. Salah satu peserta didik mengacungkan jari
tangan. Kemudian peneliti mempersilahkan peserta didik tersebut untuk
menjawab pertanyaan peneliti. Peserta didik tersebut kemudian menjawab
pertanyaan peneliti dengan jawaban menu Page Layout. Peserta didik tersebut
beralasan karena menu Page Layout berisi tentang perintah-perintah untuk
mengatur halaman lembar kerja Microsoft Excel sehingga apabila lembar kerja
tidak diatur maka hasil cetakannya juga akan kurang tepat.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 65 menit yang terdiri dari tahap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi peneliti
membentuk kelompok heterogen (home teams) yang beranggotakan 4 – 5
orang. Peneliti mengorganisir tempat duduk peserta didik dalam kelompok
sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Kemudian peneliti
menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kemudian peneliti meminta peserta didik untuk mendengarkan penjelasan guru
dengan seksama. Peneliti menjelaskan bahwa menu Formulas digunakan untuk
memasukkan rumus, menu Data digunakan untuk memasukkan data eksternal
dan merefresh data, menu Review digunakan untuk mengeja kesalahan tata
bahasa, pemberian komentar, dan penguncian data, serta menu View digunakan
untuk mengatur tampilan lembar kerja dan pengaturan jendela lembar kerja.
Setelah itu peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya
setelah semua kelompok menerima Lembar Kerja Siswa (LKS), peneliti
menugaskan peserta didik untuk menjawab soal dengan mengarsir huruf dalam
kotak sesuai jawaban secara vertikal dan horisontal, kemudian menuliskan
72

jawaban dari soal tersebut pada tabel yang telah disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS). Peneliti mengarahkan peserta didik dalam tiap kelompok untuk
terlibat secara aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam
menemukan jawaban dari soal yang terdapat dalam Word Square. Peneliti
menegaskan kepada peserta didik untuk saling membantu dalam mencari
jawaban dalam Word Square. Peserta didik terlihat sangat antusias dalam
melaksanakan perintah peneliti, kemudian langsung mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) tersebut dengan anggota kelompoknya. Peneliti
memberikan cukup waktu kepada peserta didik untuk menjawab soal yang
terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tidak lupa juga peneliti
memberikan poin pada setiap jawaban dalam kotak.
Pada kegiatan diskusi kelompok, kelompok 1 beranggotakan Ahmat
Agung Esa Putra, Desi Putri Anggraini, Moh. Hairul Anam, dan Rohmatul
Hasanah. Dalam kelompok 1 ini diskusi kelompok berjalan sangat baik. Dalam
diskusi kelompok ini telah terjadi jajak argumen antar peserta didik. Semua
peserta didik dalam kelompok ini aktif berdiskusi. Sebagian besar peserta didik
telah memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Namun masih ada
peserta didik yang kurang atau tidak mendengarkan penjelasan peneliti dengan
seksama. Semua peserta didik telah mengerjakan tugas yang diberikan peneliti.
Namun masih ada beberapa peserta didik yang masih mengalami kesalahan
dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar peserta
didik dalam kelompok ini tergolong sangat baik. Peserta didik terlihat sangat
aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word Square.
Kelompok 2 beranggotakan Abdillah Faqih, Camilatus Zahroh,
Emmay, Mulyono dan Yeni Putri. Dalam kelompok 2 ini diskusi kelompok
berjalan baik. Dalam diskusi kelompok ini telah terjadi jajak argumen antar
peserta didik. Sebagaian besar peserta didik dalam kelompok ini aktif
berdiskusi. Meskipun masih ada peserta didik yang terlihat pasif dalam
berdiskusi. Sebagian besar peserta didik dalam kelompok ini sudah
memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama. Hanya sebagian kecil saja
yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian
73

besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Namun masih
ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan peneliti.
Sehingga beberapa peserta didik masih mengalami kesalahan dalam
menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar peserta didik
dalam kelompok ini tergolong baik. Peserta didik terlihat aktif dan saling bahu
membahu dalam mencari jawaban dalam Word Square.
Kelompok 3 beranggotakan Dwi Sinta Nur Halima, Mohammad Zainul
Arifin, Rumami, dan Siti Masfufa. Dalam diskusi kelompok 3 ini berjalan baik
dan telah terjadi jajak argumen antar peserta didik. Sebagian besar peserta
didik dalam kelompok ini sudah memperhatikan penjelasan peneliti dengan
seksama. Sebagian peserta didik yang lain masih kurang atau bahkan tidak
memperhatikan penjelasan peneliti. Sebagian besar peserta didik mengerjakan
tugas yang diberikan peneliti. Namun masih ada peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Sehingga beberapa peserta didik
masih mengalami kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square.
Kerja sama antar peserta didik dalam kelompok ini tergolong baik. Peserta
didik terlihat aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam
Word Square.
Kelompok 4 beranggotakan Amrina Rosida, Icho Tri Firnanda,
Maulinda Anisa, Rani Indah Wati, dan Rukaiya Tun Nisak. Diskusi kelompok
dalam kelompok 4 ini berjalan sangat baik. Dalam diskusi kelompok 4 ini
terjadi sering jajak argumen antar peserta didik. Sebagian besar peserta didik
telah memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama. Namun masih ada
sebagian kecil yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan
peneliti. Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
peneliti. Namun masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan peneliti. Akibatnya beberapa peserta didik masih mengalami
kesalahan dalam menemukan jawaban dalam Word Square. Kerja sama antar
peserta didik dalam kelompok ini tergolong sangat baik. Peserta didik terlihat
sangat aktif dan saling bahu membahu dalam mencari jawaban dalam Word
Square.
74

Pada kegiatan diskusi kelompok tidak selamanya berjalan lancar, ada


beberapa hambatan yang ditemui peserta didik selama kegiatan diskusi
kelompok berlangsung. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman peserta
didik terhadap tugas yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat
hal tersebut peneliti memberikan bimbingan/ arahan serta petunjuk lebih lanjut
kepada peserta didik/ kelompok yang mengalami kesulitan. Selanjutnya
langkah terakhir yang peneliti laksanakan pada tahap eksplorasi ini yaitu
memotivasi peserta didik/ kelompok dalam berdiskusi.
Pada tahap elaborasi peneliti menugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Peneliti menawarkan
kesempatan tiap kelompok untuk maju lebih dulu mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Kemudian ananda Camilatus Zahroh perwakilan
dari kelompok 2 mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya
pertama kali. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan
kelas. Ananda Camilatus Zahroh menjelaskan hasil diskusinya dengan sangat
lancar, baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 2 tersebut
selesai mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan
pada peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
temannya. Kemudian ananda Amrina Rosida perwakilan dari kelompok 4
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk berdiri
kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Amrina Rosida menjelaskan
bahwa apa yang sudah dijelaskan oleh ananda Camilatus Zahroh sudah benar
semua bahkan nyaris sempurna. Namun ananda Amrina Rosida hanya
menambahkan sedikit saja beberapa ikon Microsoft excel beserta fungsinya
yang belum disebutkan oleh Ananda Camilatus Zahroh tetapi terdapat dalam
Word Square. Peneliti kemudian menawarkan kepada peserta didik lain untuk
menyampaikan pendapatnya. Akan tetapi tidak ada satupun peserta didik yang
mengacungkan jari tangan. Peneliti berinisiatif memberikan kesempatan kedua
kepada kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Kemudian Ananda Moh. Hairul Anam perwakilan dari kelompok 1
mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju
75

ke depan kelas. Ananda Moh. Hairul Anam menjelaskan hasil diskusinya juga
dengan sangat lancar, baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari
kelompok 1 tersebut selesai mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti
memberikan kesempatan pada peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi
hasil presentasi temannya. Kemudian ananda Siti Masfufa perwakilan dari
kelompok 3 mengacungkan jari tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik
untuk berdiri kemudian menyampaikan pendapatnya. Ananda Siti Masfufa
menjelaskan bahwa menu dan ikon Microsoft Excel yang dijelaskan ananda
Moh. Hairul Anam beserta fungsinya sudah lengkap nyaris sempurna. Ananda
Siti Masfufa hanya menambahkan menambahkan beberapa ikon beserta
fungsinya yang belum disebutkan oleh Ananda Maulinda Anisa tetapi terdapat
dalam Word Square. Peneliti memberikan kesempatan ketiga kepada kelompok
lain untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian
Ananda Maulinda Anisa perwakilan dari kelompok 4 mengacungkan jari
tangan. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas.
Ananda Maulinda Anisa menjelaskan hasil diskusinya juga dengan sangat
lancar, baik dan teratur di depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 4 tersebut
selesai mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan
pada peserta didik/ kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
temannya. Akan tetapi tidak ada satu peserta didikpun yang mengacungkan jari
tangan. Peneliti memberikan kesempatan keempat kepada kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian ananda Siti
Masfufa perwakilan dari kelompok 3 mengacungkan jari tangan. Peneliti
mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan kelas. Ananda Siti Masfufa
menjelaskan hasil diskusinya juga dengan sangat lancar, baik dan teratur di
depan kelas. Setelah wakil dari kelompok 3 tersebut selesai mempresentasikan
hasil diskusinya, peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik/
kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi temannya. Akan tetapi tidak
ada satu peserta didikpun yang mengacungkan jari tangan. Dikarenakan semua
kelompok telah mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan melihat
76

waktu pembelajaran, maka peneliti memutuskan untuk mengakhiri kegiatan


elaborasi dikarenakan waktu sudah hampir habis.
Pada tahap konfirmasi peneliti memberikan penguatan materi dengan
cara memberikan penegasan terhadap materi fungsi menu dan ikon Microsoft
Excel yang telah dipelajari hari ini.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 5 menit. Pada kegiatan akhir ini
peneliti membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan terhadap materi
yang telah diajarkan. Selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah (PR) agar
peserta didik mempelajari lebih dalam tentang materi menu dan ikon Microsoft
Excel yang telah dipelajari untuk tes yang akan dilaksanakan di pertemuan
berikutnya. Langkah terakhir yang peneliti lakukan dalam kegiatan akhir
adalah menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap observasi ini, peneliti dan teman sejawat (observer)
melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar peserta didik. Adapun hasil dari
kegiatan observasi aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan kedua ini
dapat dilihat pada tabel aktivitas belajar peserta didik sebagaimana terlampir.
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar peserta didik di
atas, peneliti dan teman sejawat (observer) dapat menilai bahwa aktivitas
belajar peserta didik tergolong sangat aktif pada pertemuan kedua siklus II ini.
Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase aktivitas belajar peserta didik yang
mencapai 88,43%. Dimana terdapat peningkatan prosentase aktivitas belajar
peserta didik yang sangat signifikan yaitu sebesar 11,57% dari pertemuan
sebelumnya. Adapun prosentase perolehan skor dari masing-masing indikator
aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut :
77

Tabel 4.7
Prosentase Perolehan Skor Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan II Siklus II

Skor
Aktivitas Belajar Peserta
No. 1 2 3
didik
Jml % Jml % Jml %
1. Memperhatikan Pelajaran 1 5,56% 4 22,22% 13 72,22%
2. Mengerjakan Tugas 1 5,56% 3 16,67% 14 77,77%
3. Diskusi 1 5,56% 3 16,67% 14 77,77%
4. Presentasi 2 11,12% 5 27,78% 11 61,10%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel prosentase perolehan skor indikator aktivitas belajar


peserta didik di atas diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan pelajaran
terdapat peserta didik yang memperhatikan pelajaran secara seksama sebanyak
13 orang dengan prosentase sebesar 72,22%, peserta didik yang kadang-kadang
memperhatikan pelajaran sebanyak 4 orang dengan prosentase sebesar
22,22%, dan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran sebanyak
1 orang dengan prosentase sebesar 5,56%.
Pada aktivitas mengerjakan tugas terdapat peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan benar sebanyak 14 orang dengan prosentase sebesar
77,77%, peserta didik yang mengerjakan tugas tetapi ada kesalahan sebanyak 3
orang dengan prosentase sebesar 16,67%, dan peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas sebanyak 1 orang dengan prosentase sebesar 5,56%.
Pada aktivitas diskusi terdapat peserta didik yang berdiskusi dengan
anggota kelompoknya dan terjadi jajak argumen sebanyak 14 orang dengan
prosentase sebesar 77,77%, peserta didik yang berdiskusi dengan anggota
kelompoknya namun kurang terjadi jajak argument sebanyak , orang dengan
prosentase sebesar 16,67%, dan peserta didik yang tidak berdiskusi dengan
anggota kelompoknya sebanyak 1 orang dengan prosentase sebesar 5,56%.
Pada aktivitas presentasi terdapat peserta didik yang mempresentasikan
hasil pekerjaannya sangat baik, lancar dan teratur sebanyak 11 orang dengan
prosentase sebesar 61,10%, peserta didik yang mempresentasikan hasil
78

pekerjaannya dengan baik dan teratur sebanyak 5 orang dengan prosentase


sebesar 27,78%, dan peserta didik yang mempresentasikan hasil pekerjaannya
dengan kurang baik dan teratur sebanyak 2 orang dengan prosentase sebesar
11,12%.
Hal ini tentunya menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat
(observer) untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada
pertemuan berikutnya.

3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus II yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017 pukul 10.00 – 11.20 WIB.
Kegiatan peneliti pada pertemuan ketiga ini terdiri dari beberapa tahap
diantaranya penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap penyusunan rencana, peneliti melakukan beberapa persiapan untuk
tes siklus I seperti mempersiapkan soal tes, lembar penilaian, dll.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tes dengan materi
menu dan ikon Microsoft Excel. Jalannya tes berjalan dengan lancar dan semua
peserta didik sudah mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada pukul 11.10
WIB. Sisa waktu 10 menit digunakan peneliti untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik memberikan komentar atau kesan mereka terhadap
metode pembelajaran yang peneliti gunakan yaitu metode Word Square.
Tanggapan mereka terhadap metode pembelajaran ini ternyata sangat bagus.
Mereka merasa sangat paham terhadap materi yang diajarkan karena metode
Word Square mencakup multi aspek yaitu aspek kooperatifnya ada, inkuirinya
ada, dan kontekstualnya juga ada.
Pada tahap observasi, peneliti dan teman sejawat (observer) memantau
kegiatan atau aktivitas belajar peserta didik pada saat pelaksanaan tes. Kondisi
pada saat pelaksanaan tes sangat kondusif dan peserta didik cukup antusias
dalam mengerjakan soal.
79

4. Refleksi Siklus II
Pada tahap refleksi, peneliti dan observer mengkaji semua hal yang
terjadi, yang telah diperoleh atau yang belum tercapai pada tahap sebelumnya.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan analisis tes, hasil observasi dan pekerjaan
peserta didik pada lembar kerja. Adapun hasil dari tes yang dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017 tercantum dalam tabel hasil tes siklus II
sebagaimana terlampir berikut :
Tabel 4.8
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II

No. Nama Peserta Didik KKM Nilai Ketuntasan


1. Amrina Rosida 70 72 Tuntas
2. Abdillah Faqih 70 72 Tuntas
3. Ahmat Agung Esa Putra 70 96 Tuntas
4. Camilatus Zahroh 70 96 Tuntas
5. Desi Putri Anggraini 70 72 Tuntas
6. Dwi Sinta Nur Halima 70 92 Tuntas
7. Emmay 70 80 Tuntas
8. Icho Tri Firnanda 70 92 Tuntas
9. Moh. Hairul Anam 70 92 Tuntas
10. Mohammad Zainul Arifin 70 64 Tidak Tuntas
11. Mulyono 70 72 Tuntas
12. Rani Indah Wati 70 84 Tuntas
13. Rohmatul Hasanah 70 84 Tuntas
14. Rumami 70 80 Tuntas
15. Siti Masfufa 70 92 Tuntas
16. Rukaiya Tun Nisak 70 60 Tidak Tuntas
17. Yeni Putri 70 92 Tuntas
18. Maulinda Anisa 70 88 Tuntas
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes pada siklus II sebagaimana


yang tercantum pada tabel hasil tes, didapatkan data bahwa dari 18 peserta
didik yang mengikuti tes hanya 2 orang peserta didik yang tidak tuntas atau
dengan kata lain ketuntasan secara klasikal mencapai 88,89%.
80

Penyebab masih adanya beberapa peserta didik yang tidak tuntas pada
siklus II ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik ataupun faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik. Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik misalnya masih adanya
sifat malas sehingga peserta didik cenderung untuk malas belajar dan tidak
memperhatikan pelajaran. Faktor yang lain adalah masih kurang kondusifnya
kondisi di dalam kelas pada saat kegiatan kelompok berlangsung yang
disebabkan oleh ada beberapa peserta didik yang berbicara sendiri dan tidak
memperhatikan pelajaran sehingga dapat mengganggu peserta didik yang lain.
Tetapi secara klasikal atau garis besar suasana pembelajaran dapat dikatakan
sangat kondusif. Itu dapat dilihat pada tabel observasi aktivitas belajar peserta
didik mulai pertemuan pertama hingga kedua. Hal itu berdampak pada hasil tes
yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2017, yang dapat kita lihat bahwa
hanya sebagian kecil saja peserta didik yang tidak tuntas yakni hanya mencapai
11,11%.

4.1.5 Hasil Interview


Hasil interview antara peneliti dengan peserta didik Kelas VIII A
MTs Tahsinul Akhlaq dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Hasil Interview Peneliti Dengan Peserta Didik

Sumber
No Data yang Diambil Tanggapan
Data
1. Tanggapan peserta Peserta  Peserta didik cenderung kurang
didik mengenai didik Kelas berminat terhadap pelajaran TIK
kegiatan VIII A karena beranggapan bahwa
pembelajaran TIK pelajaran TIK merupakan
sebelum menerapkan pelajaran membosankan yang
metode isinya hanya hafalan belaka.
pembelajaran Word  Peserta didik merasa bosan
Square dengan pelajaran TIK karena
81

pola pembelajaran yang


diterapkan guru kebanyakan
bersifat ceramah dan mencatat.

2. Kesulitan yang Peserta  Peserta didik merasa kesulitan


dihadapi peserta didik Kelas dalam menguasai materi yang
didik sebelum VIII A diajarkan guru karena kurang
mengikuti kegiatan mengerti konsep utama dari
pembelajaran TIK materi yang diajarkan.
dengan menerapkan  Peserta didik kebanyakan tidak/
metode belum berani untuk
pembelajaran Word mengemukakan pendapat/
Square mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas
karena guru jarang memberikan
kesempatan kepada mereka
untuk melakukan hal tersebut.

3. Tanggapan peserta Peserta  Peserta didik sangat senang


didik mengenai didik Kelas terhadap penerapan metode
kegiatan VIII A pembelajaran Word Square
pembelajaran TIK karena disini peserta didik
sesudah menerapkan dihadapkan pada kegiatan
metode pembelajaran yang
pembelajaran Word menyenangkan yaitu mencari
Square jawaban dalam Word Square.
 Peserta didik sangat senang
terhadap implementasi metode
pembelajaran Word Square
karena disini peserta didik dapat
bermain sekaligus belajar.
82

4. Kesulitan yang Peserta  Peserta didik masih belum siap


dihadapi peserta didik Kelas untuk belajar kooperatif secara
didik selama VIII A total karena kemampuan peserta
didik secara klasikal masih
mengikuti kegiatan
kurang.
pembelajaran TIK
 Peserta didik kebanyakan belum
dengan menerapkan
berani untuk mempresentasikan
metode hasil pekerjaannya dan tidak
pembelajaran Word berani untuk mengemukakan
Square pendapat.
 Peserta didik belum terbiasa
melakukan presentasi di depan
kelas.
 Peserta didik kebanyakan
kesulitan menemukan jawaban
yang dimaksud dalam Word
Square dikarenakan banyaknya
huruf acak dalam Word Square.
Sumber : Data primer yang diolah

Hasil interview antara peneliti dengan guru mata pelajaran Teknologi


Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Hasil Interview Peneliti Dengan Guru TIK

Sumber
No Data yang Diambil Tanggapan
Data
1. Tanggapan guru Guru TIK  Pembelajaran TIK yang telah
mengenai kegiatan dilakukan guru masih dirasa
pembelajaran TIK jauh masih dari kata maksimal
sebelum menerapkan dikarenakan masih banyaknya
metode peserta didik yang tidak
pembelajaran Word mencapai ketuntasan belajar
Square. secara individu.
83

 Ketika pembelajaran TIK


berlangsung peserta didik
cenderung kurang aktif dalam
mengeksplorasi materi serta
kurang memperhatikan
penjelasan guru.

2. Tanggapan guru Guru TIK  Pembelajaran Word Square


mengenai kegiatan dirasa mampu menarik minat
pembelajaran TIK peserta didik terhadap mata
sesudah menerapkan pelajaran TIK.
metode  Pembelajaran Word Square
pembelajaran Word dirasa mampu meningkatkan
Square. aktivitas peserta didik dalam
mengeksplorasi materi serta
kepercayaan diri ketika
berbicara di depan kelas.
Sumber : Data primer yang diolah

4.2 Analisa Data


4.2.1 Analisa Data Siklus I
1. Analisa Hasil Tes Siklus I
Hasil tes siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06 Mei
2017 yang diikuti oleh 18 peserta didik Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.5
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus I

No. Nama Peserta Didik KKM Nilai Ketuntasan


1. Amrina Rosida 70 68 Tidak Tuntas
2. Abdillah Faqih 70 56 Tidak Tuntas
3. Ahmat Agung Esa Putra 70 88 Tuntas
4. Camilatus Zahroh 70 88 Tuntas
84

5. Desi Putri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas


6. Dwi Sinta Nur Halima 70 80 Tuntas
7. Emmay 70 72 Tuntas
8. Icho Tri Firnanda 70 84 Tuntas
9. Moh. Hairul Anam 70 84 Tuntas
10. Mohammad Zainul Arifin 70 56 Tidak Tuntas
11. Mulyono 70 60 Tidak Tuntas
12. Rani Indah Wati 70 76 Tuntas
13. Rohmatul Hasanah 70 76 Tuntas
14. Rumami 70 72 Tuntas
15. Siti Masfufa 70 88 Tuntas
16. Rukaiya Tun Nisak 70 52 Tidak Tuntas
17. Yeni Putri 70 84 Tuntas
18. Maulinda Anisa 70 80 Tuntas
Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.11
Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Jumlah
No. Rentang Nilai Prosentase
Peserta didik
1. 91 – 100 - -
2. 81 – 90 6 33,33%
3. 71 – 80 6 33,33%
4. 61 – 70 2 11,11%
5. 51 – 60 4 22,23%
6. 41 – 50 - -
7. 31 – 40 - -
8. 21 – 30 - -
9. 11 – 20 - -
10. 1 – 10 - -
Jumlah 18 100%
Sumber : Data primer yang diolah
85

Tabel 4.12
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I

Kondisi Hasil Belajar Jumlah


No. Prosentase
Peserta didik Peserta didik
1. Tuntas 12 66,67%
2. Tidak Tuntas 6 33,33%
Jumlah 18 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.1 Hasil Tes Siklus I

100
90
80
70 66,67
60
50 Jumlah Siswa
40 33,33 Prosentase
30
20
12
10 6
0
Tuntas Tidak Tuntas

Sumber Data : Hasil Tes Siklus I yang diolah


Hasil analisa :
Dari hasil tes yang dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2017 yang
diikuti oleh 18 peserta didik Kelas VIII A dengan hasil seperti yang tertera
pada tabel, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
 Peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 12 peserta didik dari total peserta
18 peserta didik.
 Secara klasikal peserta didik yang mampu mencapai ketuntasan adalah :
12
x 100% = 66,67%, jadi secara klasikal belum tuntas.
18

2. Analisa Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I


Analisa capaian masing-masing indikator aktivitas belajar peserta
didik pada pertemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut :
86

30
Prosentase aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = 55,56%
54
33
Prosentase aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = 61,11%
54
33
Prosentase aspek Diskusi = x 100% = 61,11%
54
34
Prosentase aspek Presentasi = x 100% = 62,96%
54
Adapun prosentase indikator aktivitas peserta didik pertemuan
pertama siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan I Siklus I

Indikator Aktivitas
No. Total Skor Prosentase Kategori
Belajar
1. Memperhatikan Pelajaran 30 55,56% Tidak Aktif
2. Mengerjakan Tugas 33 61,11% Cukup Aktif
3. Diskusi 33 61,11% Cukup Aktif
4. Presentasi 34 62,96% Cukup Aktif
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.2
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan I Siklus I
100
90
80
70 61,11 61,11 62,96
60 55,56
50
40 Prosentase
30
20
10
0
Memperhatikan Mengerjakan Diskusi Presentasi
Pelajaran Tugas
Sumber : Hasil observasi pertemuan I yang diolah

Analisa capaian masing-masing indikator aktivitas belajar peserta


didik pada pertemuan kedua siklus I adalah sebagai berikut :
87

36
Prosentase aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = 66,67%
54
37
Prosentase aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = 68,52%
54
37
Prosentase aspek Diskusi = x 100% = 68,52%
54
35
Prosentase aspek Presentasi = x 100% = 64,81%
54
Adapun prosentase indikator aktivitas peserta didik pertemuan kedua
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan II Siklus I

Indikator Aktivitas
No. Total Skor Prosentase Kategori
Belajar
1. Memperhatikan Pelajaran 36 66,67% Cukup Aktif
2. Mengerjakan Tugas 37 68,52% Cukup Aktif
3. Diskusi 37 68,52% Cukup Aktif
4. Presentasi 35 64,81% Cukup Aktif
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.3
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan II Siklus I

100
90
80
70 66,67 68,52 68,52 64,81
60
50
40 Prosentase
30
20
10
0
Memperhatikan Mengerjakan Diskusi Presentasi
Pelajaran Tugas

Sumber : Hasil observasi pertemuan II yang diolah

Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan teman sejawat (observer)


dapat menilai bahwa aktivitas belajar peserta didik masih tergolong cukup aktif
pada pertemuan di siklus I. Dalam siklus ini perhatian peserta didik mulai
88

tertuju terhadap pelajaran yang diajarkan peneliti. Dalam pertemuan di siklus I


mulai terdapat beberapa peserta didik saja yang mulai merespon terhadap
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Selain itu, masih terdapat cukup
banyak peserta didik yang kurang memperhatikan penjelasan peneliti sehingga
mereka tetap tidak memahami materi yang diajarkan oleh peneliti. Di samping
itu, masih terdapat beberapa peserta didik yang gaduh serta berbicara sendiri
selama pelajaran berlangsung sehingga sangat mengganggu aktivitas belajar
peserta didik yang lain.
Dalam mengerjakan tugas, masih terdapat peserta didik yang kurang
mengerti terhadap tugas yang diberikan oleh peneliti. Sehingga peneliti harus
memberikan bimbingan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Selain itu,
masih terdapat beberapa peserta didik yang masih mengalami kesalahan dalam
mengarsir huruf-huruf yang dianggap sebagai jawaban dari seluruh soal yang
ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga hal tersebut juga mengakibatkan
kesalahan pada jawaban yang diharapkan.
Dalam kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mulai menunjukkan
keaktifannya dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Hal tersebut
mungkin disebabkan oleh kondisi peserta didik yang heterogen dan
pemahaman peserta didik terhadap konsep mulai menguat. Dalam kegiatan
diskusi kelompok ini, jajak argumen antar peserta didik terjalin dengan baik
namun sifatnya mulai intens. Peserta didik berusaha bekerja sama dengan
anggota kelompoknya dalam menemukan jawaban yang tersedia dalam Word
Square dari seluruh soal yang berkaitan dengan menu dan ikon Microsoft Excel
yang diberikan oleh peneliti namun mulai terjadi jajak argumen antar peserta
didik. Hal ini mungkin disebabkan karena peserta didik mulai memahami
konsep esensi dari tugas mereka dalam kelompok. Melihat hal tersebut peneliti
terus memberikan bimbingan bagi peserta didik/ kelompok yang masih
menemui kesulitan serta memotivasi peserta didik untuk lebih giat lagi dalam
berdiskusi.
Pada kegiatan presentasi di depan kelas, peserta didik mulai lancar/
berani dalam menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Di samping itu,
89

masih terdapat beberapa peserta didik yang tidak lancar/ tidak berani
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Sehingga interaksi peserta
didik antar kelompok dalam kelas terkesan mulai aktif dan bersemangat.
Peserta didik yang lain juga mulai aktif dalam menanggapi hasil presentasi
temannya. Hal ini mungkin disebabkan karena peserta didik belum sepenuhnya
terbiasa dengan pola pembelajaran Word Square sehingga belum sepenuhnya
baik, lancar dan teratur dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Menyiasati hal tersebut peneliti terus memberikan bimbingan serta
motivasi kepada peserta didik/ kelompok dalam mempresentasikan hasil
diskusnya di depan kelas.
Hal ini menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat (observer)
agar pada pertemuan berikutnya terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik ke arah yang lebih baik lagi. Oleh karena itu peneliti dan teman
sejawat (observer) sepakat untuk melaksanakan siklus II.

4.2.2 Analisa Data Siklus II


1. Analisa Hasil Tes Siklus II
Hasil tes siklus II yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017
yang diikuti oleh 18 peserta didik Kelas VIII A MTs Tahsinul Akhlaq
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.8
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II

No. Nama Peserta Didik KKM Nilai Ketuntasan

1. Amrina Rosida 70 72 Tuntas

2. Abdillah Faqih 70 72 Tuntas

3. Ahmat Agung Esa Putra 70 96 Tuntas

4. Camilatus Zahroh 70 96 Tuntas

5. Desi Putri Anggraini 70 72 Tuntas

6. Dwi Sinta Nur Halima 70 92 Tuntas


90

7. Emmay 70 80 Tuntas

8. Icho Tri Firnanda 70 92 Tuntas

9. Moh. Hairul Anam 70 92 Tuntas

10. Mohammad Zainul Arifin 70 64 Tidak Tuntas

11. Mulyono 70 72 Tuntas

12. Rani Indah Wati 70 84 Tuntas

13. Rohmatul Hasanah 70 84 Tuntas

14. Rumami 70 80 Tuntas

15. Siti Masfufa 70 92 Tuntas

16. Rukaiya Tun Nisak 70 60 Tidak Tuntas

17. Yeni Putri 70 92 Tuntas

18. Maulinda Anisa 70 88 Tuntas


Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.15
Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No. Rentang Nilai Jumlah Prosentase


Peserta didik
1. 91 – 100 7 38,88%
2. 81 – 90 3 16,67%
3. 71 – 80 6 33,33%
4. 61 – 70 1 5,56%
5. 51 – 60 1 5,56%
6. 41 – 50 - -
7. 31 – 40 - -
8. 21 – 30 - -
9. 11 – 20 - -
10. 1 – 10 - -
Jumlah 18 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.16
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus II
91

Kondisi Hasil Belajar Jumlah


No. Prosentase
Peserta didik Peserta didik
1. Tuntas 16 88,89%
2. Tidak Tuntas 2 11,11%
Jumlah 18 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.4 Hasil Tes Siklus II


100
90 88,89
80
70
60
50 Jumlah Siswa
40 Prosentase
30
20 16
11,11
10
2
0
Tuntas Tidak Tuntas

Sumber Data : Hasil Tes Siklus II yang diolah


Hasil analisa :
Dari hasil tes yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2017 yang
diikuti oleh 18 peserta didik Kelas VIII A dengan hasil seperti yang tertera
pada tabel, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
 Peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 16 peserta didik dari total peserta
18 peserta didik.
 Secara klasikal peserta didik yang mampu mencapai ketuntasan adalah :
16
x 100% = 88,89%, jadi secara klasikal sudah tuntas.
18

2. Analisa Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II


Analisa capaian masing-masing indikator aktivitas belajar peserta
didik pada pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut :
41
Prosentase aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = 79,53%
54
92

42
Prosentase aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = 77,78%
54
42
Prosentase aspek Diskusi = x 100% = 77,78%
54
41
Prosentase aspek Presentasi = x 100% = 79,53%
54
Adapun prosentase indikator aktivitas peserta didik pertemuan
pertama siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.17
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan I Siklus II

Indikator Aktivitas
No. Total Skor Prosentase Kategori
Belajar
1. Memperhatikan Pelajaran 41 79,53% Aktif
2. Mengerjakan Tugas 42 77,78% Aktif
3. Diskusi 42 77,78% Aktif
4. Presentasi 41 79,53% Aktif
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.5
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan I Siklus II
100
90 79,53 79,53
80 77,78 77,78
70
60
50
40 Prosentase
30
20
10
0
Memperhatikan Mengerjakan Diskusi Presentasi
Pelajaran Tugas

Sumber : Hasil observasi pertemuan I yang diolah

Analisa capaian masing-masing indikator aktivitas belajar peserta


didik pada pertemuan kedua siklus II adalah sebagai berikut :
48
Prosentase aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = 88,89%
54
93

49
Prosentase aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = 90,74%
54
49
Prosentase aspek Diskusi = x 100% = 90,74%
54
45
Prosentase aspek Presentasi = x 100% = 83,33%
54
Adapun prosentase indikator aktivitas peserta didik pertemuan kedua
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.18
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan II Siklus II

Indikator Aktivitas
No. Total Skor Prosentase Kategori
Belajar
1. Memperhatikan Pelajaran 48 88,89% Sangat Aktif
2. Mengerjakan Tugas 49 90,74% Sangat Aktif
3. Diskusi 49 90,74% Sangat Aktif
4. Presentasi 45 83,33% Sangat Aktif
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.6
Prosentase Indikator Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan II Siklus II

100 90,74 90,74


88,89
90 83,33
80
70
60
50
40 Prosentase
30
20
10
0
Memperhatikan Mengerjakan Diskusi Presentasi
Pelajaran Tugas

Sumber : Hasil observasi pertemuan II yang diolah

Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan teman sejawat (observer)


dapat menilai bahwa aktivitas belajar peserta didik telah meningkat dan
tergolong sangat aktif pada pertemuan di siklus II ini. Dalam pertemuan di
siklus II ini peserta didik telah sepenuhnya merespon pertanyaan-pertanyaan
94

yang diberikan peneliti. Selain itu, peserta didik telah sepenuhnya


memperhatikan penjelasan peneliti dengan seksama sehingga mereka benar-
benar memahami materi yang diajarkan oleh peneliti. Meskipun masih terdapat
beberapa peserta didik saja yang tidak memperhatikan penjelasan peneliti
sehingga mereka tetap tidak memahami materi yang diajarkan oleh peneliti,
namun jumlahnya telah jauh berkurang. Di samping itu juga hanya terdapat
beberapa peserta didik saja yang masih gaduh serta berbicara sendiri selama
pelajaran berlangsung sehingga sangat mengganggu aktivitas belajar peserta
didik yang lain, namun jumlahnya juga telah jauh berkurang.
Dalam mengerjakan tugas, hanya terdapat beberapa peserta didik saja
yang masih kurang mengerti terhadap tugas yang diberikan oleh peneliti,
namun jumlahnya telah jauh berkurang. Sehingga peneliti masih harus
memberikan bimbingan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Selain itu,
hanya terdapat beberapa peserta didik saja yang masih mengalami kesalahan
dalam mengarsir huruf-huruf yang dianggap sebagai jawaban dari seluruh soal
yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga hal tersebut juga
mengakibatkan kesalahan pada jawaban yang diharapkan, namun jumlahnya
juga telah jauh berkurang.
Dalam kegiatan diskusi kelompok, peserta didik telah sepenuhnya
aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh kondisi peserta didik yang heterogen dan pemahaman peserta
didik terhadap konsep yang sepenuhnya menguat. Dalam kegiatan diskusi
kelompok ini, jajak argumen antar peserta didik terjalin dengan baik serta
sifatnya sangat intens. Peserta didik berusaha bekerja sama dengan anggota
kelompoknya dalam menemukan jawaban yang tersedia dalam Word Square
dari seluruh soal yang berkaitan dengan menu dan ikon Microsoft Excel yang
diberikan oleh peneliti dan terjadi jajak argumen yang konstruktif antar peserta
didik. Hal ini mungkin disebabkan karena peserta didik telah memahami
sepenuhnya konsep esensi dari tugas mereka dalam kelompok. Melihat hal
tersebut peneliti terus memberikan bimbingan bagi peserta didik/ kelompok
95

yang masih menemui kesulitan serta memotivasi peserta didik untuk lebih giat
lagi dalam berdiskusi.
Kemudian pada saat kegiatan presentasi di depan kelas, hampir
seluruh peserta didik telah lancar/ berani dalam menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas. Meskipun hanya terdapat beberapa peserta didik
saja yang kurang lancar/ kurang berani dalam mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Sehingga interaksi peserta didik antar kelompok
dalam kelas terkesan sangat aktif dan bersemangat. Peserta didik yang lain juga
sangat aktif dalam menanggapi hasil presentasi temannya. Hal ini mungkin
disebabkan karena peserta didik telah sepenuhnya terbiasa dengan pola
pembelajaran Word Square sehingga tergolong baik, lancar dan teratur dalam
mempresentasikan hasil diskusnya di depan kelas. Menyiasati hal tersebut
peneliti terus memberikan bimbingan serta motivasi kepada peserta didik/
kelompok dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Tentunya
hal tersebut menjadi pertanda positif bagi peneliti dan teman sejawat
(observer).
Atas dasar uraian tersebut di atas dan juga adanya peningkatan hasil
belajar dan aktivitas belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Word Square dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta
didik kelas VIII A pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) materi pokok menu dan ikon Microsoft Excel di MTs Tahsinul Akhlaq
tahun pelajaran 2016/2017. Oleh karena itu, peneliti dan teman sejawat
(observer) sepakat menyatakan bahwa penelitian ini telah tuntas.

4.3 Pembahasan/ Interpretasi


4.3.1 Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I terdiri 2 (dua) pertemuan yang
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017 dan hari Kamis tanggal 27
April 2017. Prosentase aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan pertama
sebesar 60,19% dan Prosentase aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan
96

kedua sebesar 67,13%. Sedangkan prosentase rata-rata aktivitas belajar peserta

60,19  67,13
didik pada siklus I yaitu = 63,66%.
2
Berdasarkan tabel kategori penilaian aktivitas belajar peserta didik, maka
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada siklus I ini tergolong
cukup aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase rata-rata aktivitas belajar
peserta didik yang mencapai 63,66%. Analisa prosentase rata-rata capaian
masing-masing indikator aktivitas belajar peserta didik pada siklus I adalah
sebagai berikut :
30  36 33
Aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = x 100% =
54 54
61,12%
33  37 35
Aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = x 100% =
54 54
64,82%
33  37 35
Aspek Diskusi = x 100% = x 100% =
54 54
64,82%
34  35 35
Aspek Presentasi = x 100% = x 100% =
54 54
63,89%
Adapun perbandingan peningkatan indikator aktivitas belajar peserta didik
pertemuan pertama dan kedua siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.19
Peningkatan Prosentase Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan I dan II Siklus I

Indikator Aktivitas Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata


No.
Belajar Skor % Skor % Skor %
1. Memperhatikan Pelajaran 30 55,56% 36 66,67% 33 61,12%
2. Mengerjakan Tugas 33 61,11% 37 68,52% 35 64,82%
3. Diskusi 33 61,11% 37 68,52% 35 64,82%
4. Presentasi 34 62,96% 35 64,81% 35 63,89%
Sumber : Data primer yang diolah
97

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas pada siklus I


ini tidak selamanya selalu berjalan lancar, ada beberapa hambatan yang dijumpai
peneliti selama proses pembelajaran. Baik hambatan yang berasal dari peserta
didik maupun peneliti. Hambatan yang berasal dari peserta didik misalnya
kurangnya kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran di dalam kelas,
terdapat peserta didik yang gaduh atau berbicara sendiri selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sehingga sangat mengganggu aktivitas peserta didik
yang lain, terdapat beberapa peserta didik yang kurang memahami tugas yang
diberikan oleh peneliti, dan kegaduhan yang timbul saat kegiatan diskusi
kelompok berlangsung yang diakibatkan karena kurang kondusifnya kondisi kelas
serta kurangnya toleransi antar peserta didik dalam kelompok ketika
menyampaikan pendapat. Hambatan yang berasal dari peneliti diantaranya adalah
keterbatasan tenaga dan waktu dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas.
Dalam upaya mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui di dalam kelas,
peneliti melakukan beberapa cara agar peserta didik siap dalam menerima
pelajaran serta agar peserta didik terangsang untuk belajar dengan sungguh-
sungguh. Misalnya, pada saat awal masuk kelas sebelum memulai pelajaran
peneliti menyiapkan dulu kondisi kelas dan menganjurkan ketua kelas untuk
memimpin doa secara bersama. Hal tersebut bertujuan agar suasana kelas lebih
tenang. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai peserta didik berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini
bertujuan agar peserta didik lebih memahami betapa pentingnya kegiatan
pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik serta adanya harapan
tentang pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu yang diinginkan oleh
peneliti untuk peserta didik kuasai.
Dalam upaya mengatasi adanya peserta didik yang gaduh serta berbicara
sendiri saat pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan beberapa cara
diantaranya memberikan pemahaman secara lisan kepada peserta didik bahwa
“Ada Pembicara, Ada Pendengar”. Peneliti memberikan pengertian kepada
peserta didik bahwa berbicara tanpa didengar itu akan terasa menyakitkan, karena
diabaikan bukanlah hal yang menyenangkan. Selain itu peneliti juga memberikan
98

penegasan bahwa ketika peneliti berbicara di depan kelas maka semua


pembicaraan yang terkait dengan topik pembelajaran maupun yang tidak terkait
dengan topik pembelajaran haruslah dihentikan. Peneliti juga mengajak peserta
didik untuk membayangkan apabila berbicara di tengah kegaduhan atau suasana
yang berisik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik memahami bahwa
kesenyapan mutlak diperlukan agar apa yang disampaikan peneliti dapat didengar
oleh seluruh peserta didik dalam kelas. Peneliti juga memberikan pemahaman
secara lisan kepada peserta didik bahwa “Waktuku, Waktumu”. Peneliti
memberikan pengertian bahwa bergantian dalam berbicara itu sangat penting.
Ketika seseorang sedang berbicara di dalam kelas, maka seyogyanya diberikan
waktu kepada seseorang tersebut untuk berbicara. Peneliti juga memberikan
pengertian bahwa akan ada waktu berbicara bagi peneliti dan peserta didik ketika
sudah sampai pada waktunya. Akan tetapi ketika suasana pembelajaran di dalam
kelas sudah benar-benar tidak terkendali dan pada saat itu dibutuhkan kesenyapan,
maka peneliti berinisiatif menggunakan alat bantu yang menghasilkan bunyi agak
keras yang ada di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti menggunakan penggaris
kayu yang dipukul perlahan ke arah meja. Ini mutlak diperlukan untuk sejenak
menarik perhatian serta memusatkan perhatian peserta didik. Meskipun langkah
ini dilakukan, tetapi peneliti tetap menunjukkan emosi positif kepada peserta didik
meskipun peserta didik telah mengabaikan penjelasan peneliti.
Dalam upaya mengatasi peserta didik yang kurang memahami tugas yang
diberikan, peneliti melakukan beberapa cara antara lain menjelaskan secara detail
dan lugas tentang tugas yang diberikan peneliti, agar peserta didik benar-benar
memahami tugas yang diberikan. Selain itu peneliti juga memberikan pemahaman
kepada peserta didik bahwa tugas yang diberikan merupakan perpaduan antara
bermain dan belajar. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih termotivasi untuk
menyelesaikan tugas tersebut karena di dalamnya terdapat unsur bermain sambil
belajar.
Dalam upaya mengatasi kegaduhan yang timbul saat kegiatan diskusi
kelompok berlangsung yang diakibatkan karena kurang kondusifnya kondisi kelas
serta kurangnya toleransi antar peserta didik dalam kelompok ketika
99

menyampaikan pendapat, peneliti melakukan beberapa cara diantaranya


berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain guna memantau jalannya diskusi
kelompok serta memonitor setiap aktivitas peserta didik dalam kelompok. Peneliti
mendekati dan berhenti pada kelompok peserta didik yang berbicara seputar topik
pembicaraan pelajaran, tetapi terlalu gaduh sehingga mengganggu jalannya
diskusi kelompok yang lain. Kemudian peneliti memberikan isyarat-isyarat non
verbal dengan terus saja melakukan presentasi atau menjelaskan materi pelajaran.
Peneliti juga mendekati dan berhenti pada kelompok peserta didik yang berbicara
di luar topik pembicaraan pelajaran. Kemudian peneliti memberikan isyarat-
isyarat non verbal seperti anggukan, tatapan mata, atau dapat pula menyentuh
bahu peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah memahami
maksud peneliti untuk berhenti berbicara di luar topik pembicaraan pelajaran.
Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi keterbatasan tenaga dan
waktu peneliti dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas diantaranya peneliti
mengoptimalkan peran tutor sebaya dalam setiap kelompok. Peneliti mengamati
serta menentukan peserta didik yang mampu menjadi tutor sebaya bagi anggota
kelompoknya. Hal ini bertujuan agar peserta didik memperoleh pemahaman
materi pelajaran yang tidak dimengerti dari anggota kelompoknya sendiri yang
notabennya merupakan teman sebayanya. Manfaat lain yang diperoleh dari
pengoptimalan peran tutor sebaya adalah semakin efisiennya tata kelola
pembelajaran di dalam kelas sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal. Mengingat banyaknya peserta didik yang harus dipantau di dalam
kelas, maka pengoptimalan peran tutor sebaya merupakan inisiatif langkah yang
dipandang baik oleh peneliti guna meningkatkan mutu pembelajaran di dalam
kelas.
Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah memberikan motivasi
agar peserta didik tertarik terhadap pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan menghilangkan imej bahwa Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) adalah pelajaran hafalan belaka serta membosankan. Hal
tersebut dilakukan baik di awal pembelajaran, dalam diskusi kelompok maupun
saat presentasi di depan kelas serta di akhir pembelajaran. Namun hasilnya masih
100

jauh dari harapan. Dimana prosentase ketuntasan klasikal siklus I hanya mencapai
66,67%. Tentunya hal tersebut menjadi renungan bagi peneliti dan teman sejawat
(observer) untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta
didik pada pertemuan berikutnya. Oleh karena itu peneliti dan teman sejawat
(observer) sepakat untuk melaksanakan siklus II.

4.3.2 Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II terdiri 2 (dua) pertemuan yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 08 Mei 2017 dan hari Rabu tanggal 10 Mei
2017. Prosentase aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan pertama sebesar
76,85% dan Prosentase aktivitas belajar peserta didik pada pertemuan kedua
sebesar 88,43%. Sedangkan prosentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik
pada siklus II yaitu 76,85  88,43= 82,64%.
2
Berdasarkan tabel kategori penilaian aktivitas belajar peserta didik, maka
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada siklus II ini
tergolong sangat aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata prosentase aktivitas
belajar peserta didik yang mencapai 82,64%. Dimana terdapat peningkatan
prosentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik yang sangat signifikan yaitu
sebesar 18,98% dari siklus sebelumnya. Analisa prosentase rata-rata capaian
masing-masing indikator aktivitas belajar peserta didik pada siklus II adalah
sebagai berikut :
41  48 45
Aspek Memperhatikan Pelajaran = x 100% = x 100% =
54 54
84,21%
42  49 46
Aspek Mengerjakan Tugas = x 100% = x 100% =
54 54
84,26%
42  49 46
Aspek Diskusi = x 100% = x 100% =
54 54
84,26%
41  45 43
Aspek Presentasi = x 100% = x 100% =
54 54
81,43%
101

Adapun perbandingan peningkatan indikator aktivitas belajar peserta didik


pertemuan pertama dan kedua siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.20
Peningkatan Prosentase Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pertemuan I dan II Siklus II

Indikator Aktivitas Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata


No.
Belajar Skor % Skor % Skor %
1. Memperhatikan Pelajaran 41 79,53% 48 88,89% 45 84,21%
2. Mengerjakan Tugas 42 77,78% 49 90,74% 46 84,26%
3. Diskusi 42 77,78% 49 90,74% 46 84,26%
4. Presentasi 41 79,53% 45 83,33% 43 81,43%
Sumber : Data primer yang diolah

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas pada siklus II


ini juga tidak selalu berjalan lancar. Beberapa hambatan masih dijumpai peneliti
dalam pembelajaran di siklus II ini. Baik hambatan yang berasal dari peserta
didik maupun peneliti. Hambatan yang berasal dari peserta didik misalnya masih
kurangnya kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran di dalam kelas,
masih terdapat peserta didik yang gaduh atau berbicara sendiri selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sehingga sangat mengganggu aktivitas peserta didik
yang lain, masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang memahami tugas
yang diberikan oleh peneliti, serta kegaduhan yang timbul saat kegiatan diskusi
kelompok berlangsung yang diakibatkan karena kurang kondusifnya kondisi kelas
dan kurangnya toleransi antar peserta didik dalam kelompok ketika
menyampaikan pendapat. Hambatan yang berasal dari peneliti diantaranya adalah
masih terbatasnya tenaga dan waktu dalam mengelola pembelajaran di dalam
kelas.
Dalam upaya mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui di dalam kelas,
peneliti melakukan beberapa cara agar peserta didik siap dalam menerima
pelajaran serta agar peserta didik terangsang untuk belajar dengan sungguh-
102

sungguh. Misalnya, pada saat awal masuk kelas sebelum memulai pelajaran
peneliti menyiapkan dulu kondisi kelas dan menganjurkan ketua kelas untuk
memimpin doa secara bersama. Hal ini bertujuan agar suasana kelas lebih tenang.
Kemudian peneliti melakukan perubahan pada tempat duduk peserta didik sesuai
kemampuan, karakter dan kebutuhan peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar
nantinya dalam diskusi kelompok terjadi proses penyebaran informasi secara
merata dan adil kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai peserta didik berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Hal tersebut
bertujuan agar peserta didik lebih memahami betapa pentingnya kegiatan
pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik serta adanya harapan
tentang pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu yang diinginkan oleh
peneliti untuk peserta didik kuasai.
Dalam upaya mengatasi masih adanya peserta didik yang gaduh serta
berbicara sendiri saat pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan beberapa
cara diantaranya tetap memberikan pemahaman secara lisan kepada peserta didik
bahwa “Ada Pembicara, Ada Pendengar”. Peneliti memberikan pengertian kepada
peserta didik bahwa berbicara tanpa didengar itu akan terasa menyakitkan, karena
diabaikan bukanlah hal yang menyenangkan. Selain itu peneliti juga memberikan
penegasan bahwa ketika peneliti berbicara di depan kelas maka semua
pembicaraan yang terkait dengan topik pembelajaran maupun yang tidak terkait
dengan topik pembelajaran haruslah dihentikan. Peneliti juga mengajak peserta
didik untuk membayangkan apabila berbicara di tengah kegaduhan atau suasana
yang berisik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik memahami bahwa
kesenyapan mutlak diperlukan agar apa yang disampaikan peneliti dapat didengar
oleh seluruh peserta didik dalam kelas. Peneliti juga memberikan pemahaman
secara lisan kepada peserta didik bahwa “Waktuku, Waktumu”. Peneliti
memberikan pengertian bahwa bergantian dalam berbicara itu sangat penting.
Ketika seseorang sedang berbicara di dalam kelas, maka seyogyanya diberikan
waktu kepada seseorang tersebut untuk berbicara. Peneliti juga memberikan
pengertian bahwa akan ada waktu berbicara bagi peneliti dan peserta didik ketika
103

sudah sampai pada waktunya. Akan tetapi ketika suasana pembelajaran di dalam
kelas sudah benar-benar tidak terkendali dan pada saat itu dibutuhkan kesenyapan,
maka peneliti tidak lagi menggunakan alat bantu berupa penggaris kayu,
melainkan menggunakan isyarat tangan. Peneliti hanya cukup mengacungkan
tangan ke atas agar dapat dilihat beberapa peserta didik. Hal ini bertujuan agar
beberapa peserta didik yang melihat acungan tangan peneliti tersebut menjadi
terdiam seketika. Ketika beberapa peserta didik tersebut terdiam seketika maka
dengan mudah pesan isyarat untuk diam akan menyebar kepada peserta didik atau
kelompok lain. Hal ini akan menimbulkan kesadaran dalam diri peserta didik
bahwa sebelumnya mereka telah berbicara terlalu keras sehingga membuat
kegaduhan. Langkah ini terbukti sangat efektif untuk mengurangi tingkat
kegaduhan secara drastis. Meskipun langkah ini dilakukan, tetapi peneliti tetap
menunjukkan emosi positif kepada peserta didik meskipun peserta didik telah
mengabaikan penjelasan peneliti.
Dalam upaya mengatasi masih adanya peserta didik yang kurang
memahami tugas yang diberikan, peneliti melakukan beberapa cara antara lain
menjelaskan secara detail dan lugas tentang tugas yang diberikan peneliti, agar
peserta didik benar-benar memahami tugas yang diberikan. Selain itu peneliti juga
memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa tugas yang diberikan
merupakan perpaduan antara bermain dan belajar. Hal ini bertujuan agar peserta
didik lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut karena di dalamnya
terdapat unsur bermain sambil belajar.
Dalam upaya mengatasi masih adanya kegaduhan yang timbul saat
kegiatan diskusi kelompok berlangsung yang diakibatkan karena kurang
kondusifnya kondisi kelas serta kurangnya toleransi antar peserta didik dalam
kelompok ketika menyampaikan pendapat, peneliti melakukan beberapa cara
diantaranya berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain guna memantau
jalannya diskusi kelompok serta memonitor setiap aktivitas peserta didik dalam
kelompok. Peneliti mendekati dan berhenti pada kelompok peserta didik yang
berbicara seputar topik pembicaraan pelajaran, tetapi terlalu gaduh sehingga
mengganggu jalannya diskusi kelompok yang lain. Kemudian peneliti
104

memberikan isyarat-isyarat non verbal dengan terus saja melakukan presentasi


atau menjelaskan materi pelajaran. Peneliti juga mendekati dan berhenti pada
kelompok peserta didik yang berbicara di luar topik pembicaraan pelajaran.
Kemudian peneliti memberikan isyarat-isyarat non verbal seperti anggukan,
tatapan mata, atau dapat pula menyentuh bahu peserta didik. Hal ini bertujuan
agar peserta didik lebih mudah memahami maksud peneliti untuk berhenti
berbicara di luar topik pembicaraan pelajaran.
Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi keterbatasan tenaga dan
waktu peneliti dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas diantaranya peneliti
tetap mengoptimalkan peran tutor sebaya dalam setiap kelompok. Peneliti
mengamati serta menentukan peserta didik yang mampu menjadi tutor sebaya
bagi anggota kelompoknya. Hal ini bertujuan agar peserta didik memperoleh
pemahaman materi pelajaran yang tidak dimengerti dari anggota kelompoknya
sendiri yang notabennya merupakan teman sebayanya. Manfaat lain yang
diperoleh dari pengoptimalan peran tutor sebaya adalah semakin efisiennya tata
kelola pembelajaran di dalam kelas sehingga mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Mengingat banyaknya peserta didik yang harus
dipantau di dalam kelas, maka pengoptimalan peran tutor sebaya merupakan
inisiatif langkah yang dipandang baik oleh peneliti guna meningkatkan mutu
pembelajaran di dalam kelas.
Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah memberikan motivasi
agar peserta didik tertarik terhadap pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan menghilangkan imej bahwa Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) adalah pelajaran hafalan belaka serta membosankan. Hal
tersebut dilakukan baik di awal pembelajaran, dalam diskusi kelompok maupun
saat presentasi di depan kelas serta di akhir pembelajaran.
Hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, dimana prosentase ketuntasan
klasikal pada siklus II telah mencapai 88,89%. Pada pertemuan-pertemuan di
siklus II ini peserta didik merespon baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti. Di samping itu, peserta didik sudah memperhatikan penjelasan peneliti
dengan seksama sehingga mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan
105

peneliti. Selain itu, beberapa peserta didik yang sebelumnya gaduh atau berbicara
sendiri selama mengerjakan tugas kini jumlahnya telah jauh berkurang sehingga
tidak mengganggu aktivitas belajar peserta didik yang lainnya. Kegiatan diskusi
kelompok antar peserta didik dengan anggota kelompoknya terlihat aktif dan
sangat bersemangat. Hal ini mungkin disebabkan karena peserta didik memahami
sepenuhnya terhadap penjelasan peneliti. Pada saat kegiatan presentasi di depan
kelas, rata-rata peserta didik tergolong baik, lancar dan teratur dalam
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, meskipun masih terdapat beberapa
peserta didik saja yang masih kurang lancar presentasinya. Hal ini mungkin
disebabkan karena peserta didik sudah terbiasa dengan metode pembelajaran
Word Square.
Apabila kita mengamati hasil yang diperoleh peserta didik pada saat tes
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat proses
pembelajaran, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :
 Peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran biasanya memperoleh
nilai kurang memuaskan pada nilai tesnya. Hal tersebut mungkin dikarenakan
peserta didik yang tidak memperhatikan pada saat peneliti menerangkan tidak
memahami materi yang diajarkan sehingga nilainya juga sangat kecil atau
bahkan ada diantara mereka yang tidak tuntas pada siklus pertama. Sebaliknya,
peserta didik yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh
memperoleh nilai yang memuaskan pada saat dilakukan tes.
 Peserta didik yang kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas atau bersikap biasa-biasa saja memperoleh nilai
yang sedang.
Atas dasar uraian tersebut di atas dan juga adanya peningkatan hasil
belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Word Square dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VIII A pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) materi pokok menu dan ikon
Microsoft Excel di MTs Tahsinul Akhlaq tahun pelajaran 2016/2017. Oleh karena
106

itu, peneliti dan teman sejawat (observer) sepakat menyatakan bahwa penelitian
ini telah tuntas.
Perbandingan nilai hasil tes Siklus I dan Siklus II dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Tabel 4.21
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Nilai Nilai Meningkat/


No Nama Peserta didik
Siklus I Siklus II Tidak
1. Amrina Rosida 68 72 Meningkat
2. Abdillah Faqih 56 72 Meningkat
3. Ahmat Agung Esa Putra 88 96 Meningkat
4. Camilatus Zahroh 88 96 Meningkat
5. Desi Putri Anggraini 64 72 Meningkat
6. Dwi Sinta Nur Halima 80 92 Meningkat
7. Emmay 72 80 Meningkat
8. Icho Tri Firnanda 84 92 Meningkat
9. Moh. Hairul Anam 84 92 Meningkat
10. Mohammad Zainul Arifin 56 64 Meningkat
11. Mulyono 60 72 Meningkat
12. Rani Indah Wati 76 84 Meningkat
13. Rohmatul Hasanah 76 84 Meningkat
14. Rumami 72 80 Meningkat
15. Siti Masfufa 88 92 Meningkat
16. Rukaiya Tun Nisak 52 60 Meningkat
17. Yeni Putri 84 92 Meningkat
18. Maulinda Anisa 80 88 Meningkat
Sumber : Data primer yang diolah
107

Grafik 4.7 Hasil Tes Siklus I dan II

18
16
16
14
12
12
Siswa Tuntas
10
8
6 Siswa Tidak
6
Tuntas
4
2
2
0
Siklus I Siklus II

Sumber Data : Hasil Tes Siklus I dan II yang diolah

Adapun perbandingan prosentase indikator aktivitas belajar peserta didik


pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.22
Perbandingan Prosentase Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus I dan II

Indikator Aktivitas Siklus I Siklus II


No.
Belajar Skor % Skor %
1. Memperhatikan Pelajaran 33 61,12% 45 84,21%
2. Mengerjakan Tugas 35 64,82% 46 84,26%
3. Diskusi 35 64,82% 46 84,26%
4. Presentasi 35 63,89% 43 81,43%
Sumber : Data primer yang diolah

Grafik 4.8
Perbandingan Prosentase Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
100
90 84,21 Siklus I dan84,26
84,21 II 81,43
80
70 61,12 64,82 64,82 63,89
60
50
40 Siklus I
30 Siklus II
20
10
0
Memperhatikan Mengerjakan Diskusi Presentasi
Pelajaran Tugas
108

Sumber : Data primer yang diolah

Anda mungkin juga menyukai