KEPERAWATAN JIWA
Oleh :
RAHMAYUNI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
LAPORAN PENDAHULUAN KESIAPAN MENINGKATKAN KOPING
A. Pengertian Koping
Koping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan
merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau
eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki
individu (Sujanto, 2006).
Koping merupakan upaya perilaku dan kognitif seseorang dalam menghadapi
ancaman fisik dan psikososial (Stuart dan Laraia, 2005). Menurut Hidayat
(2004), koping adalah proses atau cara untuk berespon terhadap lingkungan
(stimulus) untuk mencapai kondisi adaptasi.
B. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu keadaan dimana seseorang harus
menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapinya (Stuart & Laraia,
2005). Mekanisme koping merupakan perilaku pemecahan masalah yang
bertujuan untuk merendahkan ketegangan dalam kehidupan individu.
Menurut suryani dan widyasih (2008) dalam P. Rini (2012), secara garis
besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan
maladaptif :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Koping yang adaptif membantu individu dalam beradaptasi untuk
menghadapi keseimbangan dan menjadikan keadaan yang efektif.
Adaptasi individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah
dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor. Kegunaan
koping adaptif membuat individu akan mencapai keadaan yang seimbang
antara tingkat fungsi dalam memelihara dan memperkuat kesehatan fisik
dan psikologi.
2. Mekanisme Koping Maladaptif
Penggunaan koping yang maladaptive dapat menimbulkan respon negatif
dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal
yang tidak efektif. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain
perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi yaitu perilaku menyerang
terhadap sasaran atau objek sedangkan perilaku menarik diri yaitu
perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang
lain dan reaksi psikologisnya yaitu individu menampilkan diri seperti
apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap
pada individu.
C. Sumber koping
Sumber daya mengatasi pilihan atau strategi yang membantu apa yang bisa
dilakukan. Mereka memperhitungkan pilihan koping yang tersedia,
kemungkinan bahwa opsi yang diberikan akan mencapai keinginan yang
sesungguhnya dan kemungkinan bahwa orang tersebut dapat menerapkan
strategi tertentu yang efektif. Hubungan anatara kelompok, individu,
keluarga, dan masyarakat adalah model yang sangat penting untuk saat ini.
Sumber daya koping lainnya termasuk kesehatan dan energy, mendukung
spiritual, keyakinan posuitif, kemampuan pemecahan masalah dan sosial.
Keyakinan spiritual dan melihat diri sendri positif dapat berfungsi sebagai
dasar harapan dan dapat mempertahankan usaha seseorang mengatasi dalam
kondisi yanhg paling buruk. (Suart & Laraia, 2005).
Menurut Asmadi (2008) mekanisme koping terhadap kecemasan dibagi
menjadi dua kategori :
1. Strategi Pemecahan Masalah (Problem Solving Strategic)
Strategi pemecahan masalah ini bertujuan untuk megatasi atau
menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan
pengamatan secara realistis. Secara ringkas pemecahan masalah ini
menggunakan metode Source, Trial and Error, Others Play and Patient
(STOP).
2. Mekanisme Pertahanan Diri (Defence Mekanism)
Mekanisme pertahanan diri ini merupakan mekanisme penyesuaian ego
yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasa tidak adekuat. Beberapa ciri
mekanisme pertahanan diri antara lain:
a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya melindungi atau
bertahan dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak
langsung mengatasi masalah.
b. Mekanisme pertahanan diri terjadi di luar kesadaran, individu tidak
menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi.
c. Seringkali tidak berorientasi pada kenyataan
E. Tindakan keperawatan
Peningkatan Koping
Definisi
Membantu pasien untuk beradaptasi menerima stressor, perubahan, atau
pengobatan yang mengganggu kebutuhan hidup dan peran.
Aktivitas/tindakan :
1) Hargai penyesuaian diri pasien terhadap perubahan body image, sesuai
indikasi.
2) Nilai pengaruh situasi hidup pasien terhadap peran dan hubungan.
3) Dorong pasien untuk mengidentifikasi gambaran yang realistik dari
perubahan peran.
4) Gunakan ketenangan, pendekatan yang menentramkan.
5) Bantu pasien dalam pengembangan penilaian objektif dari suatu kejadian.
6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi informasi yang paling menarik
diperoleh.
7) Sediakan informasi faktual perhatian pada diagnosis, pengobatan, dan
prognosis.
8) Sediakan bagi pasien pilihanyang realistik mengenai aspek-aspek
perawatan yang pasti.
9) Evaluasi kemampuan pasien membuat keputusan.
10) Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain.
11) Dukung pasien menggunakan mekanisme pertahanan yang tepat.
12) Dorong pasien mengungkapkan perasaan, persepsi, dan ketakutannya.
13) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi yang positif untuk urusan
dengan pengurangan dan penanganan keperluan gaya hidup atau
perubahan peran.
14) Bantu pasien untuk memecahkan masalah dnegan cara yang konstruktif.
15) Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi, sesuai kebutuhan.
16) Anjurkan pasien untuk mengevaluasi perilakunya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA